Auditing Sesi 3

24
ETIKA PROFESI DAN STANDAR AUDITING

Transcript of Auditing Sesi 3

Page 1: Auditing Sesi 3

ETIKA PROFESI DAN STANDAR AUDITING

Page 2: Auditing Sesi 3

ETIKA ADALAH SEPERANGKAT PRINSIP MORAL ATAU NILAI. ETIKA PROFESI MELIPUTI STANDAR SIKAP

PARA ANGGOTA PROFESI YANG DIRANCANG AGAR PRAKTIS DAN

REALISTIS, TETAPI SEDAPAT MUNGKIN IDEALISTIS.

Page 3: Auditing Sesi 3

BAGIAN A PRINSIP DASAR ETIKA PROFESISeksi 100: Prinsip-prinsipm dasar etika profesiSeksi 110: Prinsip integritasSeksi 120: Prinsip objektivitasSeksi 130: Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesionalSeksi 140: Prinsip kerahasiaanSeksi 150: Prinsip perilaku profesional

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK MENCAKUP:

Page 4: Auditing Sesi 3

BAGIAN B ATURAN ETIKA PROFESISeksi 200: Ancaman dan pencegahan Seksi 210: Penunjukan praktisi, kap, dan jaringannyaSeksi 220: Benturan kepentinganSeksi 230: Pendapat kedua

Seksi 240: Imbalan jasa profesional dan bentuk remunerasi lainnya

Page 5: Auditing Sesi 3

Seksi 250: Pemasaran jasa profesionalSeksi 260: Penerimaan hadiah atau bentuk keramah-tamahan lainnyaSeksi 270: Penyimpanan aset milik klienSeksi 280: Objektivitas semua jasa profesionalSeksi 290: Independensi dalam perikatan assurance

Page 6: Auditing Sesi 3

DILEMA ETIKADilema etika adalah situasi yang

dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang pantas harus dibuat/dilakukan. Contoh sederhana adalah pada saat kita menemukan cincin berlian yang memaksa kita untuk memutuskan mengembalikan pada pemiliknya atau kita pakai saja. Bernegosiasi dengan klien yang mengancam untuk mencari auditor baru kalau perusahaannya tidak memperoleh pendapat wajar tanpa syarat.

Page 7: Auditing Sesi 3

Enam langkah berikut merupakan pendekatan sederhana untuk memecahkan dilema etika:1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan2. Identifikasikan issue-issue dari fakta-

fakta yang ada3. Tentukan dan bagaimana seseorang atau

kelompok yang dipengaruhi oleh dilema4. Identifikasikan alternatif yang tersedia

bagi orang yang harus memecahkan dilema

5. Identifikasikan konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif

6. Putuskan tindakan yang tepat

Page 8: Auditing Sesi 3

Saudara telah bekerja selama sembilan bulan sebagai asisten auditor di KAP Pamungkas dan Rekan. Saat ini Saudara ditugaskan untuk mengaudit PT Maju Terus Mapan dibawah supervisi Denny, seorang auditor senior yang berpengalaman. Ada tiga auditor yang ditugaskan dalam audit tersebut, yaitu Saudara, Martha, dan Denny.

Page 9: Auditing Sesi 3

Saat makan siang di hari pertama, Denny mengatakan: “penting bagi kita untuk menambah jam kerja untuk memastikan kesesuaian dengan anggaran. Audit ini tidak terlalu menguntungkan, dan kita tidak ingin KAP terbebani karena melampaui anggaran. Kita bisa melakukannya dengan mudah dengan cara datang setengah jam lebih cepat, makan siang dengan cepat, dan menambah beberapa jam kerja lembur. Kita jangan menuliskannya dalam laporan jam kerja”.

Page 10: Auditing Sesi 3

Saudara juga membaca di manual kebijakan KAP bahwa “jam kerja yang tidak dilaporkan merupakan pelanggaran kebijakan kepegawaian KAP. Saudara juga tahu bahwa para senior menerima bonus untuk jam kerja tambahan, sementara staf menerima uang lembur tetapi tidak menerima bonus”.

Page 11: Auditing Sesi 3

Kemudian, ketika membicarakan masalah ini dengan Martha, Martha mengatakan: “Denny melakukan hal yang sama untuk semua penugasannya. Tampaknya ia akan menjadi manajer audit kita dimasa mendatang. Partner mengira ia hebat karena pekerjaannya selalu di bawah anggaran. Dia membalasnya dengan memberikan evaluasi penugasan yang baik, khususnya dalam kategori kerjasama. Beberapa auditor senior lainnya mengikuti cara kerjanya”.

Page 12: Auditing Sesi 3

Langkah pertama: Dapatkan Fakta-fakta Relevan. 1. Seorang staf diminta untuk bekerja pada

jam kerja yang tidak akan dicatat2. Kebijakan KAP melarang hal tersebut3. Staf lain mengatakan bahwa hal tersebut

biasa terjadi di KAP yang bersangkutanLangkah kedua: Identifikasikan Masalah Etika yang Muncul. Dalam situasi tersebut, apakah beretika bagi Saudara untuk bekerja dengan jam tambahan tanpa melaporkannya?Langkah ketiga: Tentukan Siapa yang Dipengaruhi dan Bagaimana Masing-masing Dipengaruhi.

Page 13: Auditing Sesi 3

SIAPA BAGAIMANA DIPENGARUHI1. Saudara 1. Diminta melanggar peraturan KAP

2. Jam kerja dipengaruhi3. Pembayaran akan dipengaruhi4. Evaluasi kinerja akan dipengaruhi5. Sikap atas KAP akan dipengaruhi

2. Denny 1. Sukses dalam penugasan dan di perusahaan akan dipengaruhi

2. Jam kerja akan dipengaruhi3. Martha Sama dengan Saudara4. KAP 1. Kebijakan yang ditetapkan KAP

dilanggar2. Akan menyebabkan kurang tagih klien

dalam penugasan di masa kini dan masa mendatang

3. Akan mempengaruhi kemampuan KAP dalam menetapkan anggaran yang realistis dan penagihan klien

4. Akan mempengaruhi kemampuan KAP dalam memotivasi dan mempertahankan pegawai

Page 14: Auditing Sesi 3

Langkah Keempat: Tentukan Alternatif yang Tersedia bagi Saudara (Orang yang Harus Memecahkan Dilema).1. Menolak bekerja diluar jam kerja2. Memenuhi apa yang diminta3. Memberitahukan Denny bahwa ia tidak

akan bekerja untuk jam kerja tambahan atau akan membebankan jam kerja tambahan tersebut

4. Berbicara kepada manajer atau partner tentang permintaan Denny itu

5. Menolak bekerja untuk penugasan tersebut

6. Keluar dari KAP

Page 15: Auditing Sesi 3

Langkah kelima: Tentukan Konsekuensi Dari Setiap Alternatif Dalam merumuskan konsekuensi setiap alternatif, penting untuk mengevaluasi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak jangka pendek, dia akan menerima evaluasi dengan baik untuk kerjasama dan barangkali gajinya akan meningkat. Dampak jangka panjang, apa akibat tidak melaporkan tambahan jam kerja ketika terjadi konflik etika yang lain?.

Page 16: Auditing Sesi 3

Langkah keenam: Tentukan Tindakan Yang Tepat Bagi Saudara.

Kebanyakan orang akan menyimpulkan bahwa Saudara adalah orang yang tidak beretika jika Saudara mengikuti cara tersebut. Di sisi lain, Saudara dapat menolak untuk bekerja di KAP yang membiarkan seorang supervisor untuk melanggar etika (kebijakan). Tindakan terburuk adalah OUT dari KAP

Page 17: Auditing Sesi 3

STANDAR AUDITING MERUPAKAN SUATU KAIDAH AGAR AUDIT YANG

BERKUALITAS DAPAT DICAPAIStandar auditing seperti tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) [IAPI, 2011:150.1-150.2)terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, mengatur tentang mutu profesional auditor independen atau persyaratan pribadi auditor (=Standar Umum). Bagian kedua, mengatur tentang pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam pelaksanaan audit (=Standar Pekerjaan Lapangan). Bagian ketiga, mengatur tentang pertimbangan-pertimbangan yang harus digunakan dalam penyusunan laporan audit (=Standar Pelaporan).

Page 18: Auditing Sesi 3

STANDAR UMUM1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau

lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

Page 19: Auditing Sesi 3

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-

baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan, pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

Page 20: Auditing Sesi 3

STANDAR PELAPORAN1. Laporan audit harus menyatakan apakah

laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

2. Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor

Page 21: Auditing Sesi 3

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi (pernyataan dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia) bahwa pernyataan demikain tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Page 22: Auditing Sesi 3

TUGAS MANDIRIAnggaplah, saudara sebagai seorang auditor yang berperan sebagai ketua tim audit pada KAP Sudibjo dan Rekan sedang melakukan audit pada suatu perusahaan. Beberapa hari belakangan ini saudara mengalami kebingungan untuk bersikap karena saudara dihadapkan dengan permasalahan yang berkaitan dengan integritasnya sebagai auditor.

Page 23: Auditing Sesi 3

Tuan Sumardjono, Kabag. Keuangan perusahaan, mengetahui permasalahan saudara dari salah tim audit. Oleh karena itu, Ia menawarkan bantuan kepada Saudara untuk membayarkan biaya tersebut.

Saudara sedang menghadapi permasalahan keuangan yang berkaitan dengan biaya pendidikan yang hendak memasuki sekolah swasta yang mewajibkan pembayaran uang pangkal untuk gedung sekolah dalam jumlah yang relative besar dan saat ini tak tersedia dana untuk itu.

Page 24: Auditing Sesi 3

No

ALTERNATIF KEPUTUSAN

KONSEKUENSI (keburukan/kejelekan)*

1 Menerima bantuan

2 Menolak menerima bantuan

3 Meminjam uang dari pihak ketiga

4 Memilih sekolah lain yang lebih murah

ALTERNATIF KEPUTUSAN MANA YANG SAUDARA PILIH?. JELASKAN!. DIKUMPULKAN SAAT UTS

*) SEBUTKAN MINIMAL TIGA KONSEKUENSI