Auditing Sektor Publik Terapan

17
11 UJIAN TENGAH SEMESTER AUDITING SEKTOR PUBLIK PERTANYAAN 1 Seorang Auditor di sektor publik sering kali harus memiliki pemahaman dan keahlian yang lebih komprehensif atas tipe-tipe audit yang ada seperti audit atas laporan keuangan, audit operasional atau audit manajemen serta audit kepatuhan. Jika ketiga tipe audit tersebut dibedakan berdasarkan ruang lingkup, tujuan dan asersinya, maka ketiganya akan tampak berbeda dengan jelas. 1. Bedakan ketiganya berdasarkan ruang lingkup, tujuan dan asersi yang relevan 2. Apa implikasi kompetensi perbedaan tersebut bagi auditor sektor publik jika dikaitkan dengan nature atau karakteristik dasar organisasi sektor publik 3. Berikan argument saudara apakah mungkin ketiga tipe audit tersebut diintegrasikan ke dalam suatu audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit). Jika iya, manfaat-manfaat apa sajakah yang akan diperoleh dan apa pula kelemahannya? Jawaban 1. Perbedaan tiga tipe audit Menurut Arens, Elder, & Beasley (2006) dalam bukunya Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, audit dibagi menjadi tiga, yaitu audit laporan keuangan, audit operasional, dan audit kepatuhan. Perbedaan ketiga audit berdasarkan tujuan, ruang lingkup, dan asersi yang relevan adalah sebagai berikut: a. Audit Laporan Keuangan (financial statement audit) UTS AUDIT SEKTOR PUBLIK TERAPAN GINREY SHANDY ALGAM

description

UTS Auditing Sektor Publik Terapan

Transcript of Auditing Sektor Publik Terapan

UTS AUDIT SEKTOR PUBLIK TERAPAN

11

UJIAN TENGAH SEMESTERAUDITING SEKTOR PUBLIK

pertanyaan 1Seorang Auditor di sektor publik sering kali harus memiliki pemahaman dan keahlian yang lebih komprehensif atas tipe-tipe audit yang ada seperti audit atas laporan keuangan, audit operasional atau audit manajemen serta audit kepatuhan. Jika ketiga tipe audit tersebut dibedakan berdasarkan ruang lingkup, tujuan dan asersinya, maka ketiganya akan tampak berbeda dengan jelas.1. Bedakan ketiganya berdasarkan ruang lingkup, tujuan dan asersi yang relevan2. Apa implikasi kompetensi perbedaan tersebut bagi auditor sektor publik jika dikaitkan dengan nature atau karakteristik dasar organisasi sektor publik3. Berikan argument saudara apakah mungkin ketiga tipe audit tersebut diintegrasikan ke dalam suatu audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit). Jika iya, manfaat-manfaat apa sajakah yang akan diperoleh dan apa pula kelemahannya?Jawaban1. Perbedaan tiga tipe auditMenurut Arens, Elder, & Beasley (2006) dalam bukunya Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach, audit dibagi menjadi tiga, yaitu audit laporan keuangan, audit operasional, dan audit kepatuhan. Perbedaan ketiga audit berdasarkan tujuan, ruang lingkup, dan asersi yang relevan adalah sebagai berikut:a. Audit Laporan Keuangan (financial statement audit)Tujuan audit laporan keuangan adalah untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah dilaporkan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam menentukan tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan, auditor perlu melaksanakan serangkaian uji yang tepat untuk menentukan apakah terdapat error atau misstatement lainya yang bersifat material dalam laporan keuangan. Hasil dari audit laporan keuangan berupa laporan audit yang berisi opini audit atas laporan keuangan.Ruang lingkup audit laporan keuangan adalah sebatas memberikan opini terhadap informasi keuangan dan disajikan dalam laporan keuangan terkait dengan kesesuaian-nya dengan standar akuntansi yang berlaku.Asersi yang relevan dengan audit laporan keuangan adalah1) Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence).2) Kelengkapan (completeness)3) Hak dan kewajiban (right and obligation)4) Penilaian atau alokasi (valuation or allocation)5) Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)b. Audit Operasional (operational audit)Tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari kegiatan operasional perusahaan. Audit operasional tidak terbatas hanya pada akuntansi, tetapi juga dapat mencakup evaluasi atas struktur organisasi, operasi komputer, metode produksi, pemasaran, dan bagian-bagian lainnya yang sesuai dengan kualifikasi auditor. Berbeda dengan jenis audit lainnya, kriteria yang ditetapkan dalam pelaksanaan audit operasional merupakan suatu hal yang dapat bersifat subjektif sehingga audit operasional cenderung tergolong sebagai konsultasi manajemen. Hasil audit operasional biasanya berupa pernyataan mengenai efisiensi dan efektivitas operasi dan sejumlah rekomendasi kepada manajemen untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja operasional perusahaan.Ruang lingkup audit operasional adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh entitas.Asersi yang relevan dengan audit operasional adalah prinsip ekonomis, efisiensi dan efektivitas. c. Audit Kepatuhan (compliance audit) Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, kebijakan, dan regulasi yang telah ditetapkan oleh badan/otoritas yang lebih tinggi. Hasil audit kepatuhan biasanya berupa pernyataan temuan atau tingkat kepatuhan yang dilaporkan kepada pihak tertentu dalam unit organisasi yang diaudit.Ruang lingkup audit kepatuhan adalah seluruh aktivitas yang dilakukan oleh entitas terkait dengan pelaksanaan prosedur, kebijakan, dan regulasi yang telah ditetapkan oleh badan/otoritas yang lebih tinggi.Asersi yang relevan dengan audit kepatuhan adalah bahwa semua aktivitas yang dilakukan oleh entitas telah sesuai dengan prosedur, kebijakan, dan regulasi yang ditetapkan

2. Berikut beberapa implikasi kompetensi auditor sektor publik di masing-masing jenis audit yang dilakukannya, antara lain:a. Audit Laporan KeuanganUntuk dapat melakukan audit laporan keuangan sektor publik khususnya di Indonesia, seorang auditor seharusnya memiliki kompetensi di bidang audit dan akuntansi sektor pemerintah (Standar Akuntansi Pemerintahan). Di samping itu, auditor harus memiliki pemahaman tentang pengelolaan keuangan negara serta Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).b. Audit OperasionalUntuk dapat melakukan audit operasional, secara umum seorang auditor seharusnya memiliki kompetensi di bidang audit, serta pemahaman tentang prinsip ekonomis, efisiensi, efektivitas; pengelolaan keuangan negara; dan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Di samping itu, untuk melakukan audit operasional pada entitas yang memiliki kegiatan operasional yang khusus, dibutuhkan auditor yang memahami proses kegiatan operasional tersebut.c. Audit KepatuhanUntuk dapat melakukan audit kepatuhan, auditor seharusnya memiliki pemahaman tentang peraturan yang berlaku yang mengatur aktivitas suatu entitas.3. Audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit)Audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) memungkinkan untuk dilakukan. Manfaat dari audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) adalah sebagai berikut:a. EfisiensiDengan melakukan sekali proses audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) yang mana di dalamnya meliputi pelaksanaan audit atas laporan keuangan, audit operasional, dan audit kepatuhan, akan menghemat biaya audit. Hal ini disebabkan tim audit hanya membutuhkan sekali pengujian pengendalian intern yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dari ketiga audit tersebut. Pengujian pengendalian intern dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pengendalian intern sudah didisain dengan andal dan dilaksanakan dengan efektif. Keandalan dan efektivitas dari pengendalian intern dapat digunakan sebagai dasar auditor untuk menentukan Tentative Audit Objective (TAO) sehingga audit rinci dapat dilakukan dengan lebih fokus dan tepat sasaran.b. Informasi yang KomprehensifDengan melakukan sekali proses audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit), auditor bisa mendapatkan informasi yang komprehensif dari auditi. Informasi keuangan, operasional, serta kepatuhan pada dasarnya saling terkait, yang mana tidak akan terjadi sinkronisasi antara ketiganya jika tidak disampaikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Tidak sinkronnya ketiga informasi tersebut, dapat menjadi indikasi terjadinya eror atau kecurangan, sehingga salah saji, inefisiensi, inefektivitas, serta pelanggaran terhadap peraturan dapat terdeteksi oleh auditor. Kelemahan dari audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) adalah sebagai berikut:a. Ketepatan waktu Audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) membutuhkan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena audit tersebut memiliki kompleksitas yang sangat tinggi, sehingga pengujian dan prosedur audit yang dilakukan lebih banyak dibanding audit yang dilakukan secara terpisah. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) dapat mengurangi kebergunaan laporan hasil audit karena melewati waktu pengambilan keputusan.b. Kompetensi AuditorUntuk melakukan audit sektor publik yang terintegrasi (public sector integrated audit) dibutuhkan auditor yang kompeten dan berpengalaman. Hal ini disebabkan karena audit dilakukan terhadap auditi secara menyeluruh, sehingga auditor harus memahami keterkaitan antara data dan informasi yang ada, baik itu keuangan, operasional, atau kepatuhan. Harus terjadi sinkronisasi antara ketiga informasi tersebut, sehingga audit sektor publik yang terintegrasi memiliki kompleksitas yang sangat tinggi. Oleh karena itu auditor yang kompeten dan berpengalaman sangat diperlukan untuk melakukan audit tersebut. Namun demikian, terdapat keterbatasan jumlah auditor yang kompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan audit sektor publik yang terintegrasi meng-ingat banyaknya jumlah auditi yang ada di Indonesia.

PERTANYAAN 2Apabila auditing ditempatkan dalam kontek suatu pengendalian organisasi, termasuk pengendalian kinerjanya, auditing di sektor publik seringkali mendapat kritik karena dinilai kurang efektif akibat lebih sulit menerapkan prinsip independensi, terutama untuk audit internal yang dilakukan oleh apa yang di Indonesia dikenal dengan APIP. Beberapa faktor bisa disebutkan sebagai penyumbang masalah tersebut seperti struktur organisasi serta budaya birokrasi.1. Sebutkan faktor-faktor apa lagi yang menurut saudara ikut juga berperan penting berkontribusi terhadap situasi seperti itu?2. Jelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kesulitan penerapan prinsip independensi yang seharusnya ditegakkan dalam pelaksanaan audit.3. Berikan usulan saudara untuk mengatasi hambatan-hambatan yang timbul akibat adanya faktor-faktor tersebut. Usulan saudara hendaknya yang bersifat logis (rasional), legal, dan cukup implementatif alias operasional.Jawaban1. Faktor-faktor yang mempengaruhi independensi auditora. Gangguan Pribadib. Gangguan Eksternal2. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi penerapan independensi dengan penjelasan sebagai berikuta. Gangguan PribadiOrganisasi APIP harus memiliki sistem pengendalian mutu intern untuk membantu menentukan apakah APIP memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Organisasi APIP perlu memperhatikan gangguan pribadi terhadap independensi auditornya. Gangguan pribadi yang disebabkan oleh suatu hubungan dan pandangan pribadi mungkin mengakibatkan pemeriksa membatasi lingkup pertanyaan dan pengungkapan atau melemahkan temuan dalam segala bentuknya. auditor bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada pejabat yang berwenang dalam organisasi APIP apabila memiliki gangguan pribadi terhadap independensi. Gangguan pribadi dari auditor secara individu meliputi antara lain:1) Memiliki hubungan pertalian darah ke atas, ke bawah, atau semenda sampai dengan derajat kedua dengan jajaran manajemen entitas atau program yang diaudit atau sebagai pegawai dari entitas yang diaudit, dalam posisi yang dapat memberikan pengaruh langsung dan signifikan terhadap entitas atau program yang diaudit.2) Memiliki kepentingan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung pada entitas atau program yang diaudit.3) Pernah bekerja atau memberikan jasa kepada entitas atau program yang diaudit.4) Mempunyai hubungan kerja sama dengan entitas atau program yang diaudit.5) Terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan obyek audit, seperti memberikan asistensi, jasa konsultasi, pengembangan sistem, menyusun dan/atau mereviu laporan keuangan entitas atau program yang diaudit.6) Adanya prasangka terhadap perorangan, kelompok, organisasi atau tujuan suatu program, yang dapat membuat pelaksanaan audit menjadi berat sebelah.7) Pada masa sebelumnya mempunyai tanggung jawab dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan suatu entitas, yang berdampak pada pelaksanaan kegiatan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang diaudit.8) Memiliki tanggung jawab untuk mengatur suatu entitas atau kapasitas yang dapat mempengaruhi keputusan entitas atau program yang diperiksa, misalnya sebagai seorang direktur, pejabat atau posisi senior lainnya dari entitas, aktivitas atau program yang diaudit atau sebagai anggota manajemen dalam setiap pengambilan keputusan, pengawasan atau fungsi monitoring terhadap entitas, aktivitas atau program yang diaudit.9) Adanya kecenderungan untuk memihak, karena keyakinan politik atau sosial, sebagai akibat hubungan antar pegawai, kesetiaan kelompok, organisasi atau tingkat pemerintahan tertentu.10) Pelaksanaan audit oleh seorang auditor, yang sebelumnya pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan pembayaran yang diusulkan oleh suatu entitas atau program yang diaudit. 11) Pelaksanaan audit oleh seorang auditor, yang sebelumnya pernah menyelengga-rakan catatan akuntansi resmi atas entitas/unit kerja atau program yang diaudit.12) Mencari pekerjaan pada entitas yang diaudit selama pelaksanaan audit.b. Gangguan EksternalGangguan ekstern bagi organisasi pemeriksa dapat membatasi pelaksanaan pemeriksaan atau mempengaruhi kemampuan pemeriksa dalam menyatakan pendapat atau simpulan hasil pemeriksaannya secara independen dan obyektif. Independensi dan objektivitas pelaksanaan suatu pemeriksaan dapat dipengaruhi apabila terdapat:1) Campur tangan atau pengaruh pihak ekstern yang membatasi atau mengubah lingkup audit secara tidak semestinya.2) Campur tangan pihak ekstern terhadap pemilihan dan penerapan prosedur audit atau pemilihan sampel audit.3) Pembatasan waktu yang tidak wajar untuk penyelesaian suatu audit.4) Campur tangan pihak ekstern mengenai penugasan, penunjukan, dan promosi auditor.5) Pembatasan terhadap sumber daya yang disediakan bagi organisasi APIP, yang dapat berdampak negatif terhadap kemampuan organisasi APIP tersebut dalam melaksanakan audit.6) Wewenang untuk menolak atau mempengaruhi pertimbangan audit terhadap isi suatu laporan hasil pemeriksaan.7) Ancaman penggantian auditor atas ketidaksetujuan dengan isi laporan hasil audit, simpulan audit, atau penerapan suatu prinsip akuntansi atau kriteria lainnya.8) Pengaruh yang membahayakan kelangsungan auditor sebagai pegawai, selain sebab-sebab yang berkaitan dengan kecakapan auditor atau kebutuhan audit.Auditor harus bebas dari tekanan politik agar dapat melaksanakan audit dan melaporkan temuan audit, pendapat dan simpulan secara obyektif, tanpa rasa takut akibat tekanan politik tersebut.3. Organisasi APIP dan auditornya mungkin menghadapi berbagai keadaan yang dapat menimbulkan gangguan pribadi dan gangguan eksternal. Oleh karena itu organisasi APIP harus mempunyai sistem pengendalian mutu intern yang dapat mengidentifikasi gangguan pribadi dan gangguan eksternal, serta memastikan kepatuhannya terhadap ketentuan independensi yang diatur dalam Standar Audit APIP. Untuk itu, organisasi APIP antara lain harus:a. Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk dapat mengidentifikasi gangguan pribadi dan gangguan eksternal terhadap independensi, termasuk mempertimbangkan pengaruh kegiatan non audit terhadap hal pokok audit dan menetapkan pengamanan untuk dapat mengurangi risiko tersebut terhadap hasil audit.b. Mengomunikasikan kebijakan dan prosedur organisasi APIP kepada semua auditor dan menjamin agar ketentuan tersebut dipahami melalui pelatihan atau cara lainnya.c. Menetapkan kebijakan dan prosedur intern untuk memonitor kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi APIP.d. Menetapkan suatu mekanisme disiplin untuk meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur organisasi APIP.e. Menekankan pentingnya independensi.

PERTANYAAN 3Bagi auditor sektor publik, fenomena yang terjadi paska reformasi di Indonesia, yaitu implementasi prinsip-prinsip New Public Management (NPM) di berbagai bidang pemerintahan tidak bisa begitu saja diabaikan, bahkan sebaliknya, perubahan-perubahan harus yang terjadi beserta alasan yang melatarbelakangi dan dampak yang ditimbulkan harus dicermati dan dipahami dengan benar, karena pada ranah praksis, hal tersebut akan secara langsung mempengaruhi konfigurasi dan karakteristik field of game dimana auditor akan memainkan perannya.1. Sebutkan beberapa prinsip NPM yang saudara ketahui?2. Tunjukkan di mana akuntansi (dan juga auditing) memiliki keterkaitan dan peran penting dalam kesuksesan implementasi NPM3. Jika saudara menyadari bahwa Indonesia adalah Negara yang dibangun di atas landasan nasionalisme (paham kebangsaan) dan kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang tidak mudah dan murah, apa kritik saudara terhadap implementasi prinsip-prinsip NPM yang tidak selektif di Negara kita?Jawaban1. Prinsip-prinsip New Public Management (NPM) menurut Hood (1991) adalah :a. Pemanfaatan manajemen profesional di sektor publik;b. Penerapan standar kinerja dan indikator kinerja;c. Penekanan pada pengendalian output dan outcome;d. Desentralisasi sektor publik;e. Menciptakan persaingan di sektor publik;f. Adopsi manajemen sektor swasta ke dalam sektor publik; dang. Penekanan pada disiplin dan penghematan sumber daya.2. Peran penting akuntansi dan auditAkuntansi tidak luput dari dampak penerapan NPM di Indonesia. Akuntansi berbasis akrual yang selama ini diadopsi oleh sektor swasta, akhirnya diterapkan untuk akuntansi sektor publik, dengan alasan bahwa akuntansi berbasis akrual lebih baik daripada akuntansi berbasis kas karena akuntabilitas dan penilaian kinerjanya. Akuntansi berbasis akrual mungkin sesuai dengan sektor swasta mengingat stakeholder utama mereka adalah investor dan kreditor yang tujuannya adalah mencari profit. Namun pemerintah, dengan stakeholder dan tujuan yang berbeda dengan sektor swasta, apakah dengan menerapkan akuntansi berbasis akrual akan memberikan dampak yang baik? Dampak dari akuntansi berbasis akrual di Indonesia belum terlihat, karena akuntansi berbasis akrual baru mulai diterapkan. Namun terdapat banyak sekali hambatan untuk dapat menerapkan akuntansi akrual tersebut, terutama terkait dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM). Kompetensi SDM yang tidak merata di seluruh Indonesia adalah masalah yang serius. Bagaimana laporan keuangan berbasis akrual bisa dikatakan lebih akuntabel dan lebih relevan untuk mengukur kinerja, jika penyusunnya saja tidak paham mengenai prinsip akuntansi akrual? Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dibayangkan bahwa tujuan penerapan akuntansi akrual tidak akan tercapai dalam waktu dekat.Proses audit juga terpengaruh oleh perubahan akuntansi berbasis kas menjadi akuntansi berbasis akrual. Kemungkinan terjadi ketidaksesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, sangat besar, yang secara otomatis membuat proses audit menjadi lebih rumit karena auditor harus mendeteksi kesalahan-kesalahan dan memberikan rekomendasi untuk melakukan penyesuaian. Audit memiliki peran penting untuk bahwa laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah pusat maupun daerah telah akuntabel.3. Kritik terhadap implementasi NPM di IndonesiaPrinsip NPM menurut pandangan saya, tidak lebih dari upaya swasta (kaum neoliberal) untuk dapat menguasai perekonomian dunia. NPM menekankan bahwa manajemen yang terbaik adalah swasta, dan beranggapan bahwa manajemen pemerintah tidak baik, sehingga pemerintah harus menerapkan gaya manajemen swasta. Dilihat dari tujuan, jelas sangat berbeda antara swasta dan pemerintah. Swasta berorientasi kepada profit, sedangkan pemerintah seharusnya berorientasi pada penyediaan pelayanan publik. Berdasarkan perbedaan tujuan tersebut, seharusnya swasta dan pemerintah memang memiliki gaya manajemen yang berbeda, sehingga tidak dapat disamakan. Beberapa prinsip NPM yang baik dan sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan mungkin dapat diterapkan, namun bukan berarti adopsi prinsip NPM secara penuh.Prinsip NPM mungkin dapat diimplementasikan dengan baik dan memberikan hasil yang diharapkan di beberapa negara yang memiliki karakteristik tertentu. Indonesia memiliki karakteristik yang unik yang dapat dilihat dari segi budaya dan geografis, yang tentu saja jauh berbeda dengan karakteristik negara yang dianggap berhasil dalam menerapkan NPM. Sebagai salah satu karakteristik yang menghambat penerapan NPM di Indonesia adalah bahwa Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas. Dengan adanya prinsip NPM, yaitu desentralisasi sektor publik, maka pemerintahan Indonesia harus menyerahkan hak otonomi kepada masing-masing daerah.Dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, Indonesia semakin tidak terlihat sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena pemerintah pusat seperti kehilangan kontrol terhadap pemerintah daerah. Akibatnya, pembangunan nasional seperti tidak memiliki tujuan yang jelas dan tidak terarah. Setiap pemerintah daerah khususnya kepala daerah dan legislatifnya mendahulukan kepentingannya sendiri bahkan tidak memikirkan rakyatnya, karena kurangnya kontrol terhadap mereka. Di samping itu, banyak urusan pemerintahan yang seharusnya lebih efisien dan efektif jika dikelola secara terpusat, namun setiap pemerintah daerah mengelolanya sendiri dan tidak sinkron antara pemerintah daerah yang satu dengan yang lainnya dan malah terkesan kacau.Akibat lainnya dari desentralisasi dan otonomi daerah adalah besarnya biaya pemilihan umum yang harus ditanggung oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Jumlah daerah otonomi di Indonesia sangat banyak dan setiap lima tahun menyelenggarakan pemilihan umum, baik itu pemilihan eksekutif maupun legislatif. Untuk menyelenggarakan pemilihan umum tersebut pasti membutuhkan dana yang besar, bukankah lebih baik jika dana-dana semacam itu digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat?Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi masalah tersendiri bagi desentralisasi dan otonomi. Masih banyak pemerintah daerah yang belum memiliki SDM yang kompeten untuk melakukan tugasnya, sehingga pemerintah daerah hanya menanggung gaji pegawai tersebut tanpa mendapatkan gimbal balik berupa kinerja. Kondisi ini juga tidak mencermin-kan prinsip efisiensi dan efektivitas yang disuarakan oleh prinsip NPM.Indonesia seharusnya lebih selektif dalam memilih arah dan pandangan yang akan digunakan sebagai ideologi pembangunan nasional, karena tidak semua ideologi yang berhasil yang dianut dan diterapkan oleh negara lain, akan memberikan dampak yang sama bagi kita.

PERTANYAAN 4Dalam kasus-kasus tertentu, temuan audit di sektor publik salah satunya berupa suatu kesalahan saji akun laporan keuangan tertentu yang dilatarbelakangi terjadinya kecurangan keuangan yang menimbulkan kerugian keuangan Negara. Jika hal ini terjadi, auditor dituntut tidak saja memahami dengan baik aspek-aspek legal yang relevan, namun juga teknik dan pendekatan yang relevan untuk menetapkan besaran kerugian keuangan negara yang disangkakan kepada pelakunya (meski sering kali hal ini baru diminta di tahap penuntutan di pengadilan).1. Sejauh mana peran auditor sektor publik dalam penuntasan kasus kerugian keuangan Negara akibat fraud yang dilakukan oleh auditee?2. Pikirkan secara sedikit mendalam kaitan antara kemungkinan hal tersebut terjadi dengan perkembangan penerapan standar akuntansi IFRS yang lebih mendasarkan penilaian atas akun-akun laporan keuangan berbasiskan fair value. Apakah terdapat pengaruh yang mempermudah (atau sebaliknya mempersulit) dari penerapan IFRS tersebut terhadap penetapan nilai kerugian keuangan Negara? Berikan ilustrasinya dengan memadai.Jawaban1. Peran auditor sektor publik dalam penuntasan kasus kerugian Keuangan NegaraPeran auditor sektor publik dalam penuntasan kasus kerugian Keuangan Negara adalah sebagai saksi ahli yang membantu melakukan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) yang selanjutnya menjadi tuntutan Kerugian Negara yang dialamatkan kepada tersangka. Dalam proses penuntasan kasus kerugian Keuangan Negara, auditor sektor publik berkoordinasi dengan Kejaksaan dan Kepolisian, karena kecurangan yang menimbulkan Kerugian Negara merupakan tindakan pidana.2. Hubungan dengan penerapan standar akuntansi IFRSStandar akuntansi IFRS yang menerapkan prinsip fair value, tidak memiliki dampak terhadap proses Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN). Hal ini disebabkan karena PKKN dihitung berdasarkan harga perolehan bukan dari harga kini dari sebuah aset. Penggunaan fair value sebagai dasar PKKN, tidak akan mencerminkan nilai Kerugian Negara yang sebenarnya. Sebagai Ilustrasi, pemerintah membangun gedung dengan nilai Rp 100 miliar dan selesai di tahun 2XX1. Dari hasil PKKN di tahun 2XX2, diketahui bahwa terdapat Kerugian Negara sebesar Rp 5 miliar, sedangkan nilai wajar bangunan saat itu adalah Rp 95 miliar. Tidak ada hambatan dalam menetapkan nilai untuk pencatatan akuntansi bangunan tersebut, yaitu tetap dicatat sebesar Rp 95 miliar, dan nilai Kerugian Negara yang sudah dihitung berdasarkan harga perolehan tetap sebesar Rp 5 miliar.

UTS AUDIT SEKTOR PUBLIK TERAPANGinrey Shandy Algam