Auditing

9
Auditing. a. Definisi Auditing Auditing menurut Arens (2008:4) didefinisikan sebagai ”pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan Boynton (2002:5) mendefinisikan auditing sebagai: Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil- hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens, 2008:18). Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Produk dari proses audit adalah laporan audit, yang merupakan bagian dari laporan keuangan (Wild, 2005:91). Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, namun apabila perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan auditor independen, maka laporan keuangan tersebut akan memiliki kredibilitas yang sangat kecil. Tujuan Audit Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang lazim. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk

description

Audit keuangan

Transcript of Auditing

Auditing. a. Definisi AuditingAuditing menurut Arens (2008:4) didefinisikan sebagai pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkanBoynton (2002:5) mendefinisikan auditing sebagai:Suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil- hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Audit Laporan KeuanganAudit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens, 2008:18). Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Produk dari proses audit adalah laporan audit, yang merupakan bagian dari laporan keuangan (Wild, 2005:91). Auditing harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, namun apabila perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan auditor independen, maka laporan keuangan tersebut akan memiliki kredibilitas yang sangat kecil. Tujuan AuditTujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa menyajikan secara wajar, dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang lazim. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh mananjemen (Boynton, 2002:50).

b. Alasan diakukan auditKewajiban hukum suatu perusahaan (PT) dilakukan audit. Misalnya Pasal 68 ayat (1) UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyatakan Direksi wajib menyerahkan laporan keuangan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila memenuhi syarat tertentu. Kemudian UU Pasar Modal , UU Perbankan, dan beberapa peraturan perundang-undangan lainnya juga mengatur kewajiban audit laporan keuangan. Selain itu , terlepas dari adanya ketentuan UU yang mengatur kewajiban audit, sejatinya audit laporan keuangan ini memang diperlukan. c. Standar AuditingIkatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan standar-standar audit untuk profesi yaitu Standar Auditing Berlaku Umum. Standar ini adalah standar auditing yang paling dikenal. Di Indonesia, standar ini terdiri dari Standar Umum, Standar Pekerjaan Lapangan, dan Standar Pelaporan. Standar ini diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) No. 01 (2001 par.27) sebagai berikut :1. Standar UmumStandar umum berhubungan dengan kualifikasi atau seorang auditor dan kualitas pekerjaan seorang auditor, yaitu :a) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor,b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor,c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan Standar pekerjaan lapangan berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan audit di lapangan, yaitu : a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten, harus disupervisi dengan semestinya, b) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan, c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaud it. 3. Standar PelaporanStandar ini berhubungan dengan masalah pengkomunikasian hasil-hasil audit, yaitu :

a) Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia,b) Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya,c) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor,d) Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.d. Kode etik dan tanggung jawab hukum auditorEtika profesional dikeluarkan oleh organisasi untuk mengatur perilaku anggotanya dalammenjalankan praktek profesinya bagi masyarakat. Etika profesional bagi praktek akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan.

Kerangka Kode Etik Akuntan Indonesia :

Kode Etik IAI ada 4 bagian :1.Prinsip Etika2.Aturan Etika3.Interpretasi Aturan Etika4.Tanya JawabBiasanya auditor membagi pekerjaan auditnya dalam empat tahap, yaitu: 1) tahap perencanaan, 2) tahap Pengujian. 3) tahap Penyelesaian, dan 4) tahap pelaporan. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.e. Bukti auditBukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasaryang layak untuk menyatakan pendapatnya.Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas ataukeandalan data akuntansi dan informasi penguat.

Kompetensi Data Akuntansi.Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsungoleh efektivitas pengendalian intern.

Kompetensi Informasi PenguatDipengaruhi oleh berbagai faktor, berikut ini :(1) Relevansi, (2) Sumber, (3) Ketepatan waktu, (4)Objektivitas, dan (5) Cara perolehan bukti

TIPE BUKTI AUDITTipe bukti audit dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu:1. Tipe data akuntansi:a. Pengendalian Internb. Catatan Akuntansi2. Tipe Informasi penguat:a. Bukti Fisikb. Bukti Dokumenterc. Perhitungand. Bukti Lisane. Perbandingan dan Ratiof. Bukti dari Spesia

PERENCANAAN AUDIT KEUANGAN

1. Pemahaman industri klienMemahami bidang usaha dan industri klien, Ada tiga alasan mengapadiperlukan pemahaman yang baik atas industry klien, yaitu :

a. Memahami aturan-aturan akuntansi yang khas dari industri tersebut untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Mengidentifikasi risiko dalam industri yang akan mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima.

c. Agar dapat mengidentifikasi risiko bawaan. Pengetahuan mengenai industry klien dapat diperoleh dengan berbagai cara,seperti: diskusi dengan auditor yang mengaudit di tahun-tahun sebelumnya dandengan auditor yang sedang melakukan penugasan serupa, serta bisa juga dilakukan dengan mengadakan pertemuan-pertemuan bersama pegawai klien.

2. Pemahaman struktr organisasi dan internal control3. Pemahaman alasan diterima dan ditolak4. Penyusunan program audit5. Pembentukan dan penugasan tim audit6. Pemahaman audit sampel

PELAKSANAAN AUDIT KEUANGAN

1. Pemahaman tanggung jawab dan asersi manajemen atas lap keuanganAsersi adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit. Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :1. Keberadaan atau keterjadian (existence oroccurrence)2. Kelengkapan (completeness)3. Hak dan kewajiban (rights and obligation)4. Penilaian (valuation) atau alokasi5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

2. Tujuan dan prosedur audit atas pengujian control transaksi untuk sikl.3. Tujuan dan prosedur audit atas pelaksanaan prosedur analisis

Pelaksanaan Prosedur Analitis PendahuluanProsedur analitis adalah evaluasi infromasi keuangan yang dilakukan dengan memperlajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan yang meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi dari auditor.

Tujuan prosedur analisis dalam perencanaan audit adalah membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan untuk memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu.

Tujuan pelaksanaan prosedur analitis pendahuluan:

Memahami bidang usaha klienPenetapan kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnyaIndikasi adanya kemungkikan salah saji dalam laporan keuanganMengurangi pengujian audit yang terinci

Tahap-tahap dalam prosedur analisis:

Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat Mengembangkan harapan. Melaksanakan perhitungan/perbandinganMenganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan.Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan tersebut.Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit.

4. Penyusunan kertas kerja analisis

PENYELESAIAN AUDIT KEUANGAN

1. Pemahaman subsequent event(itu di insert foto dibaca aja ya)

2. Review kelengkapan kertas kerja audit dan bukti audit3. Management letter4. Management represent letter5. Penyusunan laporan auditor independen6. Distribusi laporan auditor independen