Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

18
SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS

description

Materi Auditing 2 yang disetarakan untuk Indonesia, mengadaptasi prinsip akuntansi yang berlaku ETAP dan IFRS

Transcript of Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

Page 1: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

SIKLUS PENJUALAN DAN PENERIMAAN

KAS  

Page 2: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

PEMBAGIAN AUDIT BERDASARKAN PENDEKATAN SIKLUS

Cara yang lazim dilakukan para auditor dalam pengaudit modern ini adalah membagi audit berdasarkan kesamaan atau keeratan hubungan jenis (atau kelompok) transaksi dan saldo rekening. Hal ini berarti bahwa jenis atau kelompok transaksi dan saldo rekening yang berkaitan erat akan ditempatkan pada segmen yang sama disebut pendekatan siklus, contoh:

Penjualan.

Retur Penjualan

Penerimaan kas

Penghapusan piutang

Logika penggunaan pendekatan siklus dapat dilihat dengan membayangkan bagaimana transaksi dicatat dalam jurnal dan diringkas dibuku besar dan laporan keuangan.

Penentuan siklus-siklus transaksi bias dilakukan oleh auditor sesuai dengan perusahaan yang diaudit dan pertimbangan auditor sendiri dan menggunakan empat siklus berikut:

Siklus pendapatan

Siklus pengeluaran.

Siklus produksi dan personalia.

Siklus investassi dan pembelanjaan.

Page 3: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

HUBUNGAN ANTAR SIKLUS

Siklus transaksi merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu audit. Dalam banyak hal, auditor memperlakukan setiap siklus secara terpisah selama audit berlangung. Meskipun auditor perlu secara cermat mengaitkan siklus-siklus berbeda pada waktu yang berbeda-beda,namun auditor harus memperlakukan siklus-siklus sedikit agak independen untuk dapat melaksanakan audit yang kompleks secara efektif.

Page 4: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

PENGAUDITAN SIKLUS PENDAPATAN

Siklus pendapatan yaitu suatu perusahaan terdiri atas kegiatan-giatan yang berhubungan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penerimaan pendapatan dalam bentuk kas.

Kelompok-kelompok transaksi dalam siklus pendapatan suatu perusahaan dagang meliputi:

Penjualan Kredit.

Penerimaan Kas (penerimaan piutang atau penjualan tunai).

Penyesuaian penjualan (potongan penjualan, retur dan potongan penjualan lainnya, serta penghapusan piutang).

Page 5: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

TUJUAN AUDIT

Tujuan audit untuk siklus pendapatan berkaitan dengan perolehan bukti kompoten yang mencukupi tentang setiap asersi laporan keuangan yang signifikan menyangkut saldo dan transaksi siklus pendapatan.

Page 6: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

PENGGUNAAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN BIDANG USAHA UNTUK MENENTUKAN STRATEGI

Pemahaman Bisnis dan bidang Usaha Klien

Auditor mengembang strategi audit berdasarkan risiko salah saji material. Langkah pertama dalam menetapkan risiko adalah mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha klien karena hal itu akan membantu auditor dalam:

Mengembangkan ekspektasi tentang total pendapatan dengan memahami kapasitas klien, pasar, dan pelanggan klien.

Mengembangkan ekspektasi tentang marjin kotor dengan memahami pangsa pasar (market share) dan keuntungan kompetitif (competitive advantage) klien di pasar.

Mengembangkan ekspektasi tentang piutang bersih berdasarkan periode penagihan rata-rata untuk klien dan industri.

Page 7: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

LANJUTANMaterialitas

Pendapatan merupakan ukuran volume aktivitas sebenarnya bagi setiap perusahaan. Pendapatan biasanya melibatkan volume transaksi yang tinggi, dan total pendapatan merupakan hal yang sangat penting pada laporan keuangan yang seringkali sebagai ukuran materialitas serta keseluruhan untuk penugasan ini. Pendapatan juga dapat menimbulkan piutang usaha dan kas dari operasi. Piutang usaha yang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit hamper selalu bersifat material terhadap neraca.

Page 8: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

LANJUTAN Risiko Bawaan

Dalam menilai risiko inheren pada asersi sikius pendapatan, auditor harus mempertimbangkan faktor pervasif (pervasive) yang dapat mempengaruhi asersi dalam beberapa siklus, termasuk siklus pendapatan, serta factor- faktor yang hanya berkaitan dengan asersi tertentu dalam sikius pendapatan. Faktor-faktor ini dapat mendorong manajemen untuk mensalah sajikan asersi siklus pendapatan, seperti:

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan dalam rangka melaporkan pencapaian target pendapatan atau profitabilitas yang ditetapkan atau norma industri yang sebetulnya tidak terpenuhi karena faktor-faktor seperti kondisi ekonomi global, nasional, atau regional, dampak perkembangan teknologi terhadap kemampuan bersaing perusahaan, atau buruknya manajemen. Cara yang digunakan untuk menyatakan terlalu tinggi pendapatan mencakup pencatatan penjualan fiktif, penyelenggaraan pembukuan terbuka untuk mencatat penjualan periode berikutnya dalam periode berjalan (pisah batas yang tidak tepat), dan pengiriman barang yang tidak dipesan ke pelanggan mendekati akhir tahun serta mencatat semua itu sebagai penjualan tahun berjalan dan kemudian mengembalikannya lagi ke periode berikutnya.

Memaksakan untuk menyatakan terlalu tinggi kas dan piutang kotor atau menyatakan terlalu rendah penyisihan piutang tak tertagih (doubtful accounts) dalam rangka melaporkan tingkat modal kerja yang lebth tinggi untuk kebutuhan memenuhi akad (covenants) hutang.

Page 9: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

LANJUTAN Faktor-faktor lainnya yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pendapatan

termasuk hal-hal berikut:

Volume penjualan, penerimaan kas, dan transaksi penyesuaian penjualan seringkali tinggi, sehingga mengakibatkan sejumlah kesalahan terjadi.

Penentuan waktu dan jumláh pendapatan yang akan diakui bertentangan dengan faktor-faktor seperti standar akuntansi yang mendua, kebutuhan untuk membuat estimasi, kompleksitas perhitungan yang tercakup, dan hak pembeli untuk mengembalikan barang.

Pada saat piutang difactorkan dengan tanggung renteng (recourse), klasifikasi yang benar atas transaksi tersebut sebagai penjualan atau pinjaman akan menjadi rancu.

Piutang mungkin salah dikiasifikasikan sebagai hutang lancar atau tidak lancar akibat kesulitan dalam mengestimasi kemungkinan penagihannya di tahun mendatang atau sumber periatiwa dimana penagihan bersifit kontijen.

Transaksi penerimaan kas menghasilkan aktiva likuid yang rentan terhadap misapropriasi.

Transaksi penyesuaian penjualan memungkinkan digunakan untuk menyembunyikan pencurian kas yang diterima dari pelanggan dengan menetapkan terlalu tinggi diskon, mencatat retur penjualan fiktif, atau menghapus saldo pelanggan sebagai tak tertagih.

Page 10: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

LANJUTANRisiko Prosedur Analisis

Risiko prosedur analisis merupakan unsur risiko deteksi bahwa prosedur analisis akan gagal mendeteksi salah saji yang material. Prosedur analisis merupakan cara yang efektif dari segi biaya dan mengandalkan pada pengetahuan auditor tentang bisnis dan industri klien. Prosedur ini tidak hanya efektif dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial atas laporan keuangan, tetapi juga efektif dalam mengidentifikasi masalah yang timbul ketika memberikan jasa bernilai tambah (value-added service) disamping laporan audit.

Page 11: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

Prosedur Analisis lainnya yang dapat dinilai auditor dalam siklus pendapatan mencakup:

Perputaran penjulan, rasio penjualan terhadap rata-rata total aktiva.

Kecendrungan dalam marjin kotor dibandingkan dengan kecendrungan dalam pangsa pasar.

Estimasi piutang usaha yang memberikan pengetahuan tentang volume penjualan perusahaan, harga, dan periode penagihan histories.

Perbandingan piutang usaha dengan piutang yang diestimasi dalam anggaran kas perusahaan.

Beban piutang tak tertagih terhadap penjualan kredit bersih.

Beban piutang tak tertagih terhadap piutang tak tertagih akrual.

Page 12: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENJUALAN KREDIT

Dokumen dan Catatan Yang Umum

Sejumlah dokumen dan catatan yang digunakan oleh perusahaan besar dalam pemrosesan transaksj penjualan kredit seringkali mencakup hal- hal berikut:

Pesanan Pelanggan. Permintaan barang dagang oleh pelanggan yang diterima langsung dari pelanggan atau melalui wiraniaga (salesperson). Pesanan ini dapat berupa formulir yang disiapkan oleh penjual atau formulir pesanan pembelian yang dibuat oleh pembeli.

Pesanan Penjualan. Formulir yang menunjukkan deskripsi, kuantitas, dan data lainnya yang berkaitan dengan pesanan pelanggan. Pesanan ini berfungsi sebagai dasar dimulainya transaksj dan pemrosesan internal atas pesanan pelanggan oleh penjual.

Dokumen pengiriman. Formulir yang digunakan untuk menunjukkan rincian dan tanggal setiap pengiriman. Dokumen ini dapat berupa bill of lading, yang berfungsi sebagai pemberitahuan formal atas penerimaan barang yang dikirimkan oleb kurir. Dokumen pengiriman lainnya termasuk slip pengepakan yang merinci item-item yang dikirimkan.

Faktur penjualan. Formulir yang menyatakan penjualan tertentu, termasuk jumlah yang terutang, syarat, dan tanggal penjualan. Formulir inii digunakan untuk menagih pelanggan dan memberikan dasar untuk mencatat penjualan.

Daftar harga yang diotorisasj. Daftar atau file induk komputer yang berisi harga barang-barang yang diotorisasi yang ditawarkan untuk dijual.

File transaksi penjualan. File komputer yang berisi transaksi penjualan yang telah diselesaikan. File ini digunakan untuk mencetak faktur penjualan serta jurnal penjualan, dan memperbahurui file induk piutang usaha, persediaan, serta buku besar.

Jurnal penjualan. Daftar jurnal dari transaksi penjualan yang telah diselesaikan.

File induk pelanggan. File yang berisi informasi tentang pengiriman dan penagihan pelanggan serta batas kredit pelanggan.

File induk piutang usaha. File yang berisi informasi tentang transaksi dan saldo dari setiap pelanggan. File ini berfungsi sebagai dasar untuk menyusun buku pembantu piutang usaha.

Laporan bulanan pelanggan. Laporan yang dikirimkan ke setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal, transaksj selama bulan berjalan, dan saldo akhir.

Page 13: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

Fungsi-Fungsi

Pemprosesan transaksi pendapatan mencakup fungsi-fungsi pendapatan sebagai berikut :

Memprakarsai penjualan. Permintaan oleh sebuah perusahaan untuk melakukan transaksi penjualan dengan perusahaan lain, meliputi : Penerimaan pesanan pelanggan. Persetujuan kredit.

Pengiriman barang dan jasa. Pengiriman fisik atau penyerahan barang dan jasa, meliputi: pemenuhan pesanan penjualan. Pengiriman pesanan penjualan.

Pencatatan penjualan. Pengakuan formal atas pendapatan oleh perusahaan, meliputi:

penagihan pelanggan. Pencatatan penjualan.

Page 14: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENERIMAAN KAS

DOKUMEN DAN CATATAN UMUM

Dokumen dan catatan penting yang digunakan dalam pemrosesan penerimaan kas adalah sebagai berikut:

• Bukti penerimaan uang (remittance advice). Dokumen yang dikirim ke pelanggan bersama dengan faktur penjualan, yang kemudian akan dikembalikan bersama pembayaran yang menunjukkan nama pelanggan serta nomor akun, nomor faktur, dan jumlah yang dibayarkan (misalnya, bagian tagihan telepon yang dikembalikan bersama dengan pembayaran).

• Pradaftar. Daftar penerimaan kas yang diterima melalui pos.

• Lembar perhitungan kas. Daftar kas dan cek dalam register kas. Daftar ini digunakan dalam merekonsiliasi total penerimaan dengan total yang dicetak oleh register kas.

• Ikhtisar kas harian. Laporan yang menunjukkan total penerimaan melalui kasir (over-the-counter) atau pos yang diterima oleh kasir sebagai setoran.

• Slip deposit yang disahkan. Daftar yang dibuat oleh penyetor dan distempel oleh bank yang menunjukkan tanggal serta total setoran yang diterima bank dan rincian penerimaan dalam setoran tersebut.

• File transaksi penerimaan kas. File komputer atas transaksi penerimaan kas yang telah disahkan yang diterima untuk pemrosesan; file ini digunakan untuk memperbarui file induk piutang usaha.

• Jurnal penerimaan kas. Jurnal yang birisi daftar penerimaan kas dan penjualan tunai dari penagihan piutang usaha.

Page 15: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

FUNGSI-FUNGSI

Fungsi penerimaan kas, yang meliputi pemrosesan penerimaan dari penjualan tunai dan kredit, termasuk subfungsi berikut:

• Menerima penerimaan kas

• Menyetorkan kas ke bank.

• Mencatat penerimaan kas.

Page 16: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PENYESUAIAN PENJUALAN

Transaksi Penyesuain penjualan meliputi :

• Pemberian potongan tunai

• Pemberian retur penjualan dan pengurangan harga

• Penentuan piutang tak tertagih

 

Aktivitas pengendalian bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi itu (E03) dan mencakup hal-hal berikut:

• Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan. Sebagai contoh, retur penjualan harus diotorisasi oleh manajemen penjualan dan seluruh penghapusan piutang tak tertagih harus diotorisasi oleh bendahara kantor (E03).

• Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur (E03).

• Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan memo kredit yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-barang yang dikembaljkan atau rusak, serta memo otorisasi penghapusan (write off authorization memo) untuk menghapus piutang tak tertagih pelanggan (E03). Di samping itu, manajemen juga harus bertanggung jawab atas jumlah seluruh kredit seperti itu dan dampaknya terhadap pendapatan serta marjin kotor.

• Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas. Biasanya manajemenlah yang bertanggung jawab atas hasil keuangan dalam suatu departemen yang memiliki tanggung jawab mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan.

Page 17: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

Pengujian Substantif atas Piutang Usaha

Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar pelanggan, karyawan, dan afiliasi atas akun terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas saldo semacam itu. Pertimbangan ditujukan pada piutang kotor dari para pelanggan atas transaksi penjualari kredit dan yang berhubungan dengan akun kontra, yaitu penyisihan untuk piutang tak tertagih. Merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat mengaudit penjualan yang berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian substantif atas akun-akun mi, auditor pertama-tama harus menentukan tingkat risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan yang berkaitan.

Page 18: Auditing 2 :: Chapter 1 by Afly Yessie

DAFTAR PUSTAKARandal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Amir Abadi Jusuf, Jasa Audit da Assuranca (Pendekatan Terpadu Aplikasi Indonesia) Salemba Empat buku 2, 2011 .