Audit lingkungan

14
Audit lingkungan Audit lingkungan adalah pengujian secara metodik mencangkup analisis, pengujian, dan konfirmasi dari prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tujuannya adalah untuk memverifikasi apakah prosedur-prosedur dan praktik-praktik tersebut sesuai dengan persyaratan yang legal, kebijakan internal dan praktik-praktik yang dapat diterima. Auditing berbeda dengan penilaian dalam hal auditing yang memerlukan pengumpulan dan dokumentasi dari bukti yang kompeten dan cukup daripada suatu pendapat atau opini yang terutama berdasarkan pertimbangan professional. Beberapa definisi yang diberikan mengenai audit lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Menurut The International Chamber of Commerce 1989 Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya. 2. Grant Ledgerwood, Elizabeth Street dan Riki Therivei. Dalam bukunya “The Enviromental Audit and Business Strategy, a Total Quality Approach” (1992, hal 72 & 73), Grant Ledgerwood mengemukakan bahwa audit lingkungan mempunyai tujuan yang luas, yaitu: a. Ketaatan terhadap peraturan, b. Bantuan dalam akuisisi dan penjualan harta benda, dan c. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan. 3. Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane Walters. Dalam buku “Accounting for the Enviroment” (1993, hal 104)Audit lingkungan merupakan suatu penilaian yang sistematis, objektif dan didokumentasikan mengenai dampak dan aktivitas usaha anda terhadap lingkungan. Sifat audit lingkungan Banyak program audit lingkungan menggunakan teknik verifikasi yang mengacu pada audit keuangan untuk mengkonfirmasi

Transcript of Audit lingkungan

Page 1: Audit lingkungan

Audit lingkungan

Audit lingkungan adalah pengujian secara metodik mencangkup analisis, pengujian, dan konfirmasi dari prosedur-prosedur dan praktik-praktik yang tujuannya adalah untuk memverifikasi apakah prosedur-prosedur dan praktik-praktik tersebut sesuai dengan persyaratan yang legal, kebijakan internal dan praktik-praktik yang dapat diterima. Auditing berbeda dengan penilaian dalam hal auditing yang memerlukan pengumpulan dan dokumentasi dari bukti yang kompeten dan cukup daripada suatu pendapat atau opini yang terutama berdasarkan pertimbangan professional.

Beberapa definisi yang diberikan mengenai audit lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Menurut The International Chamber of Commerce 1989Audit lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.

2. Grant Ledgerwood, Elizabeth Street dan Riki Therivei.Dalam bukunya “The Enviromental Audit and Business Strategy, a Total Quality Approach” (1992, hal 72 & 73), Grant Ledgerwood mengemukakan bahwa audit lingkungan mempunyai tujuan yang luas, yaitu:

a. Ketaatan terhadap peraturan,b. Bantuan dalam akuisisi dan penjualan harta benda, danc. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.

3. Rob Gray, Jan Bebbington dan Diane Walters.Dalam buku “Accounting for the Enviroment” (1993, hal 104)Audit lingkungan merupakan suatu penilaian yang sistematis, objektif dan didokumentasikan mengenai dampak dan aktivitas usaha anda terhadap lingkungan.

Sifat audit lingkunganBanyak program audit lingkungan menggunakan teknik verifikasi yang mengacu pada

audit keuangan untuk mengkonfirmasi ketaatan terhadap peraturan pemerintah, menilai kecukupan dari program manajemen lingkungan untuk memastkan bahwa kebijakan dan prosedur diikuti dan peraturan ditaati dan memverifikasi keabsahan catatan dan laporan lingkungan.

Salah satu perbedaan utama antara audit lingkungan dan tipe audit yang lain adalah eksistensi dan ketiadaan standar. Terdapat sedikit standar untuk audit lingkungan. Audit keuangan mempnyai standar yang disebarluaskan oleh badan standar akuntansi yang berwenang. Perbedaan yang lain adalah jumlah sisitem yang ada. System akuntansi keuangan yang rinci dan terkoordinasi yang berjalan dapat menjadi sasaran audit keuangan. Namun, diluar hal-hal seperti data pengendalian polusi, persetujuan dan MOU (Memorandum of Understanding), sacara tipikal terdapat sedikit informasi lingkungan relative yang dapat diaudit.

Page 2: Audit lingkungan

Auditing sebagai Komponen dari Manajemen LingkunganSuatu system Manajemen Lingkungan merupakan metode untuk menuntun suatu organisasi

untuk mencapai dan mempertahankan kinerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dan sebagai tanggapan terhadap peraturan yang secara konstan berubah, social, keuangan, ekonomi dan tekanan kompetitif, dan resiko lingkungan. Apabil;a beroperasi secara efektif, suatu system manajaemen lingkungan korporat memberikan manajemen dan dewan direksi pengetahuan, yaitu:

1. Perusahaan menaati hukum dan peraturan lingkungan.2. Kebijakan dan prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke seluruh organisasi.3. Resiko korporat yang berasal dari resiko lingkungan dinyatakan dan berada dibawah

pengendalian.4. Perusahaan mempunyai sumberdaya dan staff yang tepat untuk pekerjaan lingkungan,

meggunakan sumberdaya tersebut, dan dapat mengendalikan masa depan sumber daya tersebut.

Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi, yaitu:1. Perencanaan

Menetapkan tujuan, menentukan kebijakan, mendefinisi prosedur, dan menetapkan anggaran program.

2. MengorganisasiMenetapkan struktur organisasi, melukiskan peranan dan tanggung jawab, menciptakan deskripsi posisi, menetapkan kualifikasi posisi dan melatih staff.

3. Menuntun dan MengarahkanMengkoordinasi, memotivasi, menetapkan prioritas, mengembangkan standar kinerja, mendelegasi dan mengelola perubahan.

4. MengkomunikasikanMengembangkan dan mengimplementasikan saluran komunikasi yang efektif dalam korporat, dalam divisi, dan dengan kelompok eksternal, termasuk pengatur apabila sesuai.

5. Mengendalikan dan MenelaahMengukur hasil, meyatakn kinerja, mendiagnosis masalah, mengambil tindakan korektif dan secara sengaja mencari cara-cara untuk belajar dari kesalahan masa lalu serta dengan demikian menciptakan perbaikan dalam system.

Falsafah manajemen lingkugan dasarMenurut J. Ladd. Greno dan kawan-kawan

Tahap I: Pemecahan MasalahPada tahap I, focus utamanya pada pemecahan masalah lingkungan yang segera dan

paling dikenal dan menghindari biaya yang tidak perlu, yang diakibatkan oleh staff yang meningkat atau pengeluaran modal. Disini, system manajemen lingkungan cenderung tidak formal, dan tanggung jawab untuk manajemen lingkungan, untuk sebagian besar terletak pada pengacara, insinyur dan spesialis lain yang cenderung memfokuskan pada masalah dan perhatian

Page 3: Audit lingkungan

pabrik. Mereka cenderung hanya menekankan hokum dan peraturan “yang perlu” yaitu apa yang tidak mempunyai peluang untuk interprestasi dan resiko yang paling signifikan.

Tahap II: Mengelola ketaatanDalam tahap yang ke II, suatu perusahaan membangun suatu system yang lebih formal

untuk mengelola tingkat yang diinginkan atau tingkat ketaatan. Pergeseran ini dapat berasal dari keinginan manajemen untuk mengelola dengan lebih baik mengenai apa yang ditentukan oleh hukum atau kebijakan dan prosedur perusahaan. Focus utama dari system manajemen lingkugan, kesehatan, dan keamanan adalah pada mencapai dan memelihara tingkat ketaatan yang diinginkan dengan berbagai persyaratan peraturan. Disini program audit lingkungan cenderung memasukkan tidak hanya penilaian masalah (dan mungkin praktik yang sehat), akan tetapi juga penentuan dan/ atau verifikasi ketaatan yang dicapai.

Tahap III: Mengelola Kepastian LingkunganTahap ke III, falsafah manajemen dasar adalah bahwa resiko lingkungan yang potensial

terhadap perusahaan dan terhadap lingkungan harus dikelola. Tidak hanya resiko yang berhubungan dengan ketaatan penting bagi perusahaan, akan tetapi juga resiko lain yang belum dicakup oleh persyaratan peraturan atau standar eksternal yang ada adalah penting. Focus utamanya pada membangun system manajemen lingkungan yang menekankan, melindungi sumberdaya internal dan lingkungan eksternal dari kerugian dengan mencari dan mengantisipasi resiko dan jugamengelola resiko yang disebabkannya. Perusahaan pada tahap ke III, program audit lingkunagn sering menilai kesesuian dari system manajemen lingkungan dan memverifikasi efektifitasnya, selain menilai masalah dan memverifikasi ketaatan.

Manfaat audit lingkungan

Manfaat audit lingkungan dapat dibagi menjadi 2, yaitu:

Meningktakan efektifitas manajemen. Perasaan dari kesenangan yang meningkat.

Pihak-pihak yang mendapatkan mnfaat dari suatu program audit lingkungan, yauitu sebagai berikut:

Pemegang saham Dewan direksi Pejabat korporat Manajemen lingkungan korporat Manajer manufakturing Manajer fasilitas Staff lingkungan fasilitas

Page 4: Audit lingkungan

Pekerja harian

Tipe Audit LingkunganMenurut Grant Ledgerwood dan kawan-kawan (1992) tipe audit termasuk:

1. Audit korporat (Corporate audits) yang mempertimbangkan pekerjaan dari korporasi secara keseluruhan.

2. Audit aktivitas (Activity audits) yang mempertimbangkan satu aktivitas dari korporasi.3. Audit tempat (site audits), yang mempertimbangkan satu instalasi tunggal.4. Audit ketaatan (compliance audits), yang menguji ketaatan industry terhadap lingkungan

yang relevan dan standar keamanan.5. Audit resiko (risk audits), yang memepertimbangkan keamanan, kesehatan, operasional,

resiko terhadap karyawan dan public.6. Audit produksi (production audits), yang menelusuri energy dan/atau material dari

masuknya material tersebut kedalam perusahaan sampai keluar.7. Audit akuisisi (acquisition atau divesture audits), yang menguji liabilitas lingkungan

yang dapat timbul dari aktivitas tersebut.Namun secara luas, audit dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

1. Program pemeriksaan siklikal (cylical auditing programs), yaitu audit yang terjadi dalam siklus kejadian yang dijadwalkan. Bentuk audit ini merupakan produk sentral dari suatu unit lingkungan. Audit demikian dapat dilakukan oleh spesialis dalam perusahaan atau kosultan luar.

2. Audit tunggal untuk maksud khusus (single audits for special purposes), audit demikian lebih cocok dilakukan oleh konsultan luar.

Menurut AH. Millichamp (1993) terdapat banyak masalah yang relevan, antara lain: Daur ulang. Kecelakaan. Kerusakan terhadap air, tanah dan udara. Penggunaan energy. Minimisasi sumber daya. Penanaman tanaman dan pohon. Penerangan yang berlebihan. Pengelolaan barang-barang sisa. Analisis daur hidup dari produk. Pembangkit tenaga nuklir.

Tahap-tahap pelaksanaan auditSetiap program audit mencangkup suatu tim dari individual yang melakukan penilaian

lapangan, menyimpulkan informasi, menganalisis informasi, membuat pertimbangan mengenai status ketaatan lingkungan dari fasilitas, dan melaporkan temuan audit. Tidak semua program audit didisain secara tepat seperti yang dikemukakan dibawah ini, setiap program audit memuat beberapa ketentuan untuk memasukkan langkah-langkah tersebut dalam proses audit. Yang

Page 5: Audit lingkungan

membedakan antar perusahaan adalah waktu dan usaha yang dicurahkan untuk aktivitas pra audit, audit dan setelah audit.

Aktivitas Pra Audit

Proses audit lingkungan dimulai dengan sejumlah aktivitas sebelum audit ditempat aktual terjadi. Aktivitas-aktivitas tersebut yaitu pemilihan fasilitas yang diaudit, jadwal dari fasilitas yang diaudit, pemilihan tim audit, pengembangan dari suatu rencana audit, yang mencakup mendefinisikan ruang lingkup audit, pemilihan topik yang prioritas untuk dimasukkan, memodivikasi program audit dan mengalokasi sumber daya tim audit.

Aktivitas-aktivitas penting ditempat

Audit ditempat aktual secara tipikal terdapat 5 langkah dasar, yaitu:

1. Memahami sistem dan prosedur manajemen internal.

Pemahaman auditor biasanya dikumpulkan dari berbagai sumber, misalnya diskusi staff, kesioner, kunjungan pabrik dan dalam kasus tertentu, suatu pengujian verifikasi terbatas dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan pemahaman awal auditor. Auditor biasanya mencatat pemahamannya dalam suatu bagan arus, uraian naratif atau gabungan dari keduanya agar dapat mempunyai suatu deskripsi yang tertulis. Tujuan dasar dalam langkah ini untuk memahami berbagai cara memperhatikan lingkungan yang dikelola. Dalam keanyakan organisasim, banyak aspek dari sistem manajemen lingkungan internal tidak didokumentasikan secara tertulis. Namun sistem manajemen yang terpilih dapat didokumentasikan dalam detail yang cukup untuk memberikan suatu pemahaman dan prosedur-prosedur dasar. Rencana

2. Menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan.

Auditor mencari indikator- indikator seperti tanggungjawab yang secara jelas didefinisikan, suatu sistem otorisasi yang memadai, kesadaran dan kapabilitas personil, dokumentasi dan pencatatan, serta verifikasi internal.

Jika disain manajemen lingkungan internal dinilai sehat (yaitu hasil yang diterima tercapai, apabila sistem berfungsi seperti yang didisain), maka langkah audit berikutnya dapat memfokuskan pada efektifitas yaitu disain diimplementasikan, dan sejauhmana sistem dalam kenyataan telah dilaksanakan seperti yang dikehendaki. Namun, apabila disain dari sistem intrenal tidak cukup sehat untuk memastikan hasil yang dikehendaki, langkah audit berikutnya harus memfokuskan pada hasil lingkungan daripada sistem manajemen internal.

3. Menyimpulkan bukti audit

Page 6: Audit lingkungan

Kelemahan-kelemahan yang dicurigai dalam sistem manajemen dikonfirmasi dalam tahap ini, sistem yang tampak sehat diuji untuk membuktikan bahwa sistem tersebut berfungsi sesuai dengan yang direncanakan dan digunakan secara konsisten. Bukti audit dapat dikumpulkan melalui penyelidikan (seperti kuesioner formal dan kuesioner tidak formal), pengamatan dan pengujian (seperti menelusuri kembali data, memverifikasi jejal kertas). Tim audit harus mengidentifikasi dan kemudian memverifikasi aktivitas tersebut dalam proses manajemen lingkungan yang dapat memberikan pandangan secara mendalam mengenai fungsi sistem secara keseluruhan. Bukti audit dapat berupa dalam bentuk fisik, dokumen atau keadaan.

4. Menilai temuan audit

Pengamatan audit dan temuan dinilai, tujuannya dapat dimengerti dan mengintegrasikan temuan-temuan dan observasi dari setiap anggota tim, kemudian menentukan disposisi akhir temuan dan observasi akan dimasukkan ke dalam laporan audit yang formal atau hanya membawa pada perhatian dari manajemen fasilitas. Temuan audit dan observasi dapat diorganisasikan untuk menentuka temuan yang umum, dapat mempunyai signifikasi yang lebih besar daripada bila dipandang secara individual. Dalam menilai temuan audit, anggota tim khususnya pemimpin tim, menentukan apakah bukti audit yang dimiliki cukup untuk mendukung temuan audit.

5. Melaporkan temuan audit

Proses pelaporan audit lingkungan sering dimulai dengan diskusi yang tidak formal antara auditor dan koordinator lingkungan fasilitas ketika penyimpanan diketahui. Temuan lebih jauh akan diklarifikasi ketika audit sedang berlangsung dan kemudian dilaporkan kepada manajemen fasilitas selama penyelesaian audit atau konferensi penutupan. Selama pertemuan, tim audit mengkomunikasikan semua temuan dan pengamatan yang diketahui selama audit dan menunjukkan item-item mana yang akan muncul dalam laporan audit yang formal. Tujuan pengunaan laporan audit mencakup memberikan informasi kepada manajemen, memprakarsai tindakan korektif, dan menyediakan dokumentasi audit. Laporan audit memberikan kaitan yang cukup untuk seluruh penelaahan yang dilakukan sehingga kerangka kerja manajemen yang ada dapat menentukan apa, apabila ada, tindakan-tindakan yang diperlukan.

Aktivitas setelah Audit

Proses audit tidak hanya berakhir pada simpulan dari audit ditempat. Pemimpin tim audit menyiapkan suatu laporan sementara mengenai temuan dan observasi dalam dua minggu dari audit ditempat. Laporan sementara ini dapat ditelaah oleh manajemen fasilitas, dan lain-lain sebelum suatu laporan akhir diterbitkan.

Page 7: Audit lingkungan

Ketika laporan akhir disiapkan, proses perencanaan tindakan biasanya dimulai. Proses mencangkup menentukan lokasi yang potensial, menyiapkan rekomendasi, memberikan tanggung jawab untuk tindakan korektif dan menetapkan jadwal. Langkah terakhir dalam proses audit secara keseluruhan dimulai dengan tindak lanjut terhadap rencana tindakan untuk memastikan bahwa seluruh kekurangan dalam kenyataannya telah diperbaiki.

Pengelolaan Lingkungan Hidup di IndonesiaSesuai dengan GBHN 1993, sistem yang dianut dalam pelaksanaan pembangunan

nasional adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. “Pembangunan yang dilakukan untuk mengolah sumber daya alam, tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.” Dasar hukum upaya pelestarian lingkungan hidup adalah Undang undang no 4

tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup . Pelaksanaan audit lingkungan hidup bersifat sukarela dan pemerintah tidak

mewajibkan semua perusahaan melakukan audit lingkungan, namun pemerintah berhak melakukan pemeriksaaan.

Audit LingkunganArtikel : SumbawaNews.comAUDIT LINGKUNGAN : Pentingkah dalam pengelolaan Lingkungan?Senin, 18 Desember 06 Mungkin masih segar diingatan kita semua ketika terjadi geger kebocoran pipa PT. Inti Indorayon Utama (PTIIU), Menteri Negara Lingkungan Hidup ketika itu, Sarwono Kusumaatmadja segera menyerukan untuk dilakukan Audit Lingkungan atas aktivitas perusahaan tersebut (Kompas, 10 November 1993). Atau kejadian yang lagi menghangat saat ini yaitu semburan lumpur panas PT. Lapindo Brantas yang telah memasuki bulan ketiga sejak semburan pertama pada tanggal 29 Mei, telah menengelamkan 5 Desa, belasan pabrik dan memuntahkan sekitar 50,000 m3 lumpur panas perharinya (SCTV, Sigi 30 menit, 13 Agustus 2006) bahkan saat ini sudah mencapai 150,000 m3.Pertanyaan mendasarnya adalah Sebenarnya apakah audit lingkungan itu? Seberapa pentingkah peran yang dijalankan dalam pengelolaan lingkungan?Secara ringkas Audit Lingkungan adalah sistim evaluasi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif terhadap pengelolaan dampak yang ada maupun potensial dampak dari kegiatan suatu organisasi atas lingkungan yang juga berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi. Apa yang dievaluasi biasanya termasuk pengelolaan lingkungan dari organisasi itu, pentaatan terhadap peraturan dalam pengelolaan

Page 8: Audit lingkungan

lingkungan seperti emisi ke udara, pembuangan ke air, pengelolaan limbahnya, sistim dokumentasi, pelaporan, indikator kinerja, sistim tanggap darurat termasuk pula tanggung jawab manajemen, komunikasi dan kursus-kursus yang diberikan kepada staffnya. Audit Lingkungan bisa diterapkan secara luas bukan saja bagi departemen-departemen di pemerintahan, juga untuk perusahaan bisnis, bahkan termasuk kelompok-kelompok lingkungan. Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan audit lingkungan melalui sistim manajemen lingkungan adalah PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT). Secara reguler pihak perusahaan melakukan audit lingkungan baik yang dilakukan oleh internal auditor PTNNT maupun auditor coorporate (yang lebih dikenal dengan Audit Five Star), hal yang diaudit meliputi aspek-aspek sistem manajemen dan standar kinerja. Salah satu bentuk Audit lainnya yang secara reguler diikuti oleh PTNNT adalah program PROPER yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup, dimana hasil kinerja perusahaan ini termasuk baik dalam pengelolaan lingkungannya (www.newmont.co.id).Manfaat Audit LingkunganAMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sebagai sebuah dokumen yang berisikan potensi-potensi dampak, skala besaran dampak, sistem pengelolaan dan pemantauan dampak, yang ada sekarang sepatutnya dilengkapi dengan Audit Lingkungan. Karena salah satu kegunaan Audit Lingkungan adalah untuk menguji, mengecek kinerja program lingkungan dari suatu organisasi secara berkala sehingga akan memperkuat penerapan rekomendasi dalam dua dokumen penting di AMDAL, yaitu RKL (Rencana Pengelolaan Lingkungan) dan RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan) suatu kegiatan. Apalagi Audit Lingkungan haruslah menjamin adanya database lingkungan yang menyeluruh untuk pengelolaan kewaspadaan serta pengambilan keputusan untuk pemantauan fasilitas yang telah dan akan dibangun. Audit Lingkungan juga membantu pihak yang berwenang di bidang lingkungan, dengan memberi mereka informasi aktivitas organisasi mengelola lingkungan dari data base di atas. Data base lingkungan yang tesedia, sebaliknya, akan mendongkrak citra perusahaan sebagai perusahaan yang bonafid dan dapat dipercaya dengan tumbuhnya kesadaran lingkungan dari masyarakat.Yang menjadi perdebatan, apakah audit Lingkungan itu bersifat keharusan (mandatory) sehingga dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah, atau semata-mata kerelaan sang pengusaha untuk menjalankannya sebagai bagian dari manajemen internal mereka? Karena itu ada pendapat jika memang Audit Lingkungan merupakan urusan intern perusahaan, setidak-tidaknya masalah trasnparansi menjadi penting disini, sehingga pihak luar dapat menjalankan fungsinya sebagai eksternal kontrol. Apalagi mengingat kesalahan dalam mengelola lingkungan tidak hanya ditanggung oleh pengusaha, tetapi juga masyarakat lainnya.Proses yang dijalankan untuk melakukan Audit Lingkungan haruslah dilakukan secara menyeluruh termasuk melakukan audit organisasi dan pesonalnya, penyelidikan lapangan (on-site investigation) dengan mewawancarai staff dengan variasi jabatannya, menganalisis dokumen-dokumen terkait, melakukan manajemen review yang pada akhirnya dilakukan pelaporan Audit dan rekomendasi tindak-lanjut kegiatan untuk perbaikan berkelanjutan (continual improvement). Rekomendasi tindak lanjut merupakan unsur penting yang akan membawa sebuah organisasi kepada perubahan-perubahan dan pada muaranya terjadi perbaikan dalam pengelolaan lingkungan. 

Page 9: Audit lingkungan

Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima elemen penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari perusahaan itu agar mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Hal di atas agak riskan mengingat pengusaha biasanya enggan untuk membuka 'jati dirinya' karena persaingan bisnis misalnya. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang tidak mempunyai kepentingan apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Ini penting untuk menjaga keobyektifan penilaian, kemandirian auditor harus pula dijaga agar tidak terpengaruh oleh situasi atau tekanan lainnya ketika mereka melakukan kunjungan lapangan. Verifikasi prosedur dan pengukuran kinerja, merupakan dua hal berikutnya dari elemen Audit Lingkungan. Hal ini penting dilakukan agar ada kepastian bahwa informasi yang didapat memang benar-benar akurat. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat selama Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah dilakukan menjadi sia-sia.Perkembangan Audit Lingkungan di IndonesiaPada awal perkembangannya wacana tentang audit lingkungan mengalami perdebatan yang cukup panjang antara pihak yang berpikiran bahwa audit lingkungan hanya sebagai management tool yang lemah segi penegakannya maupun pihak yang berpendapat bahwa audit lingkungan bisa digunakan sebagai enforcement tool agar rekomendasi yang ada dalam RKL dan RPL dapat dilaksanakan.Sehingga dapat dipahami bahwa para praktisi, dan pembuat studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) banyak yang pesimis akan kegunaan Audit Lingkungan karena masalah utamanya adalah bagaimana rekomendasi-rekomendasi AMDAL dapat diterapkan, sehingga yang diperlukan adalah pengawasan (surveilance) dan penegakan (enforcement) agar hasil studi AMDAL dapat dijalankan oleh pemrakarsa. Jika, masalah penegakan tidak dapat diselesaikan, maka audit lingkungan dipandang hanya sebagai tambahan pekerjaan dan biaya tanpa kejelasan makna perlindungan lingkungan lagi.Nampaknya pemerintah lebih suka untuk melepaskan perdebatan tentang Audit Lingkungan. Keluarnya Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup NO.42 Tahun 94 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan telah menegaskan sikap pemerintah dan mengakhiri perdebatan apakah audit lingkungan bersifat sukarela atau kewajiban. Surat Keputusan tersebut jelas menyebutkan bahwa audit lingkungan adalah sukarela dan dengan ruang lingkup yang fleksibel. Jelas, hal ini sangat memerlukan 'niat baik' dari sang pemrakarsa audit lingkungan untuk mau terbuka atas aktivitas mereka. Tetapi untuk ketidakpatuhan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan terhadap peraturan perundang-undangan maka Menteri mempunyai hak untuk mewajibkan audit lingkungan terhadap usaha/kegiatan tersebut (KepMENLH 30/2001). Menyimak kasus PT. IIU maupun PT. Lapindo Brantas apakah kita semua tahu tentang langkah tindak lanjut maupun penyebab dari kejadian tersebut yang sebenarnya atau parahnya lagi apakah mereka sudah melakukan audit lingkungan? Kita hanya mendengarkan informasi dari media padahal dampak yang ditimbulkan sangatlah besar bukan semata hanya dari sisi lingkungan tetapi sudah mengarah ke sosial. Jika sudah begini, maka apa yang disinyalir para praktisi AMDAL akan mendekati kenyataan; bahwa audit lingkungan menjadi tidak bermakna.Komentar :Menurut saya Agar audit lingkungan dapat berjalan dengan efektif, setidaknya ada lima elemen penting yang harus diperhatikan. Pertama diperlukan komitmen dari

Page 10: Audit lingkungan

perusahaan itu agar mau terbuka dan jujur dalam memberikan data. Kedua, adanya Auditor yang mandiri yang tidak mempunyai kepentingan apapun akan fasilitas yang sedang diaudit. Terakhir, harus ada mekanisme tindak lanjut dari rekomendasi yang didapat selama Audit Lingkungan. Jika tidak, maka usaha Audit Lingkungan yang telah dilakukan menjadi sia-sia.audit Lingkungan itu bersifat keharusan (mandatory) sehingga dapat dipaksakan berlakunya oleh pemerintah, atau semata-mata kerelaan sang pengusaha untuk menjalankannya sebagai bagian dari manajemen internal mereka? Karena itu ada pendapat jika memang Audit Lingkungan merupakan urusan intern perusahaan, setidak-tidaknya masalah trasnparansi menjadi penting disini, sehingga pihak luar dapat menjalankan fungsinya sebagai eksternal control.