Laporan Audit Lingkungan RS Dr. Sardjito Yogyakarta Oleh Yunan Helmi, S.pi - Auditor Lingkungan PSLH...

100
Laporan Audit Lingkungan RS dr. Sardjito Yogyakarta May 17 2013 Oleh: Yunan Helmi l Absen no 021 Final Report

Transcript of Laporan Audit Lingkungan RS Dr. Sardjito Yogyakarta Oleh Yunan Helmi, S.pi - Auditor Lingkungan PSLH...

  • Laporan

    Audit

    Lingkungan

    RS dr.

    Sardjito

    Yogyakarta

    May 17

    2013 Oleh: Yunan Helmi l Absen no 021 Final Report

  • Page 1 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Disclaimer

    Laporan audit ini didasarkan atas bukti-bukti yang terverifikasi, pada waktu (tanggal,

    bulan, tahun) audit dilakukan.

    Halaman Pengesahan Laporan Audit Oleh Klien

    ______________________

  • Page 2 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Pernyataan Kerahasiaan

    Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi yang ada

    dalam laporan audit lingkungan ini tidak boleh dibuka/ diketahui oleh pihak manapun,

    kecuali oleh pihak-pihak yang mendapat persetujuan dari Kementerian Lingkungan

    Hidup, atau apabila Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan bahwa laporan audit

    lingkungan ini dinyatakan terbuka untuk public.

    Kami akan menjaga kerahasiaan laporan audit ini, dan apabila kami telah melakukan

    pelanggaran dalam pernyataan ini, maka kami bersedia mendapatkan sanksi sesuai

    dengan perundangan-undangan yang berlaku di wilayah republik Indonesia.

    Auditor Utama :.. Tanda Tangan:..

    Auditor : Tanda Tangan:..

    Auditor : Tanda Tangan:..

  • Page 3 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Kata Pengantar

    Ucapkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

    kemurahan hati-NYa, kelompok III dari peserta pelatihan Auditor Lingkungan yang

    dilaksankan oleh PUsat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitar Gajah Mada (UGM)

    sudah berhasil menyusun laporan audit lingkungan yang telah dilaksanakan pada

    tanggal 17 Mei 2013 di rumah sakit dr. Sardjito Yogyakarta.

    Audit Lingkungan dilaksanakan sebagai proses evaluasi terhadap system pengelolaan

    lingkungan yang diterapkan oleh RS. Sardjito Yogyakarta sebagai salah satu rumah

    terbesar dan rujukan di daerah Jawa Bagian Tengah. Proses pelaksanaan audit tentu

    saja tidak terlepas dari partisipasi aktif dari pihak rumah sakit sebagai pihak yang

    diaudit. Perlunya dilaksanaan evaluasi/ audit secara berkala terhadap system yang

    diterapkan oleh rumah sakit sangat diperlukan guna melihat efektitas suatu system

    dijalankan dan memberikan rekomendasi tindaklanjut yang diperlukan untuk perbaikan

    pengelolaan rumah sakit dalam bidang lingkungan.

    Kepada pihak rumah sakit, PSLH UGM dan tim audit diucapkan terimakasih selama

    proses audit berlansung maupun dalam masa pelatihan auditor lingkungan.

    Salam,

    Yunan Helmi, S.Pi

  • Page 4 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Daftar Isi

    PERNYATAAN KERAHASIAAN. 3 DAFTAR ISI. 5 DAFTAR GAMBAR DAN FOTO.. 7 DAFTAR TABLE 8 RINGKASAN.. 9 PENDAHULUAN.. 10

    LATAR BELAKANG. 10 TUJUAN DAN LINGKUP AUDIT..... 11 PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA... 12 PENGELOLAAN LIMBAH B3 12 PENGENDALIAN BAHAN B3. 13

    IDENTITAS KLIEN, AUDITI DAN AUDITOR 13 DESKRIPSI SINGKAT USAHA/ KEGIATAN 15

    SEJARAH. 15 VISI DAN MISI. 18 STRUKTUR ORGANISASI 18 LAYANAN & FASILITAS 19 PENGHARGAAN 21

    DESKRIPSI SINGKAT RONA LINGKUNGAN.. 22 PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR 23

    PENGANTAR PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR. 23 KRITERIA AUDIT. 23 TEMUAN AUDIT 24

    PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 28 PENGANTAR PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA 28 KRITERIA AUDIT.. 29 TEMUAN AUDIT 30

    PENGELOLAAN LIMBAB BERBAHAYA DAN BERACUN. 35 PENGANTAR PENGELOLAAN LIMBAH B3... 35 KRITERIA AUDIT 36 TEMUAN AUDIT.. 36

    PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN. 38 PENGANTAR PENGELOLAAN BAHAN B3 38 KRITERIA AUDIT 39 TEMUAN AUDIT.. 39

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.. 50 KESIMPULAN 50 REKOMENDASI 51

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • Page 5 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Daftar Gambar dan Foto

    FOTO NO 1 PENYERAHAN PENGHARGAAN KEPADA KARYAWAN RS. DR. SARDJITO ............................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

    FOTO NO 2 IZIN SEMENTARA PEMBUANGAN LIMBAH CAIR RS. SARDJITO ..................................................................................... 23

    FOTO NO 3 KEBOCORAN AIR DARI BAK PENAMPUNG I UJI .......................................................................................................... 24

    FOTO NO 4 SALURAN BAK CONTROL TIDAK DILENGKAPI PENUTUP UNTUK KESELAMATAN ................................................................. 24

    FOTO NO 5 LAPORAN PEMANTAUAN LIMBAH CAIR RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA ....................................................................... 25

    FOTO NO 6 HASIL PEMANTAUAN KUALITAR UDARA AMBIENT RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA ......................................................... 28

    FOTO NO 7 HASIL PEMANTAUAN EMISI GAS BUANG RS DR. SARDJITO YOGYAKARTA ....................................................................... 29

    FOTO NO 8 CEROBONG EMISI BOILER RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA ....................................................................................... 30

    FOTO NO 9 HASIL PENGUKURAN EMISI GAS BUANG BOILER RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA ............................................................ 30

    FOTO NO 10 GENERATOR LISTRIK YANG BELUM MEMILIKI LUBANG SAMPLING ............................................................................... 31

    FOTO NO 11 HASIL PEMANTAUAN EMIS GAS BUANG SUMBER TIDAK BERGERAK ............................................................................. 32

    FOTO NO 12 KELAYAKAN TEKNIS TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ........................... 39

    FOTO NO 13 PERSYARATAN TEKNIS TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3 ...................................................................................... 40

    FOTO NO 14 SIMBOL LIMBAH B3 YANG SUDAH MEMUDAR DI TPS LIMBAH B3 ............................................................................. 41

    FOTO NO 15 TPS LIMBAH B3 NON INFEKSIUS BELUM MEMILIKI SALURAN DAN BAK UNTUK MENAMPUNG .......................................... 42

    FOTO NO 16 BENTUK, UKURAN, DAN JENIS BAHAN KEMASAN LIMBAH B3 NON INFEKSIUS YANG DIGUNAKAN BELUM SEPENUHNYA COCOK

    DENGAN KARAKTERISTIK LIMBAH B3 YANG DISIMPAN ...................................................................................................... 43

    FOTO NO 17 KEMASAN LIMBAH B3 NON INFEKSIUS SEBAGIAN BESAR BELUM DILENGKAPI DENGAN SIMBOL & LABEL LIMBAH B3 ............ 44

    FOTO NO 18 PENEMPATAN LIMBAH B3 NON INFEKSIUS MASIH BERCAMPUR DAN TIDAK SESUAI DENGAN ALOKASI BLOK UNTUK MASING-

    MASING JENIS .......................................................................................................................................................... 45

    FOTO NO 19 KONDISI DRUM KEMASAN LIMBAH B3 CAIR (OLI BEKAS) TERLIHAT BERKARAT DAN BERPOTENSI KEBOCORAN ...................... 46

    FOTO NO 20 KEBERSIHAN / HOUSEKEEPING DI TPS LB3 RS SARJITO BELUM TERKELOLA DENGAN BAIK .............................................. 47

  • Page 6 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Daftar Table

    TABEL NO 1 FASILITAS PELAYANAN RUMAH SAKIT DR. SARDJITO YOGYAKARTA ............................................................................ 19

  • Page 7 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Ringkasan

    RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal

    13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI

    melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan

    kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY

    dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan

    pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.

    Pengelolaan lingkungan rumah sakit dalam lingkup meminimalisir potensi

    cemaran lingkungan kegiatan sudah dilakukan oleh rumah sakit dr.

    Sardjito dengan melakukan pengelolaan terhadap sumber pencemar;

    pengelolaan limbah cair, pengelolaan pencemaran udara, pengelolaan limbah B3

    dan pengelolaan bahan B3. Dokumen lingkungan, perizinan, persyaratan teknis,

    pelaporan pemantuan, pengecekan fisik merupakan bagian proses audit yang

    sudah dilakukan oleh tim di rumah sakit dr. Sardjito.

    Hasil audit lingkungan di RS dr. Sardjito mendapatkan 26 temuan tidak taat

    dan 3 temuan dengan status observasi. Temuan tidak taat agar disiapkan

    rencana tindak lanjut untuk menyelesaikan temuan tersebut sebagaimana batas

    waktu yang sudah disebutkan. Temuan-temuan tersebut meliputi audit terhadap

    pengelolaan sumber pencemaran dari limbah cair, pencemaran udara,

    pengelolaan limbah B3 dan bahan B3.

    Perbaikan terhadap pengelolaan lingkungan berdasarkan temuan audit

    lingkungan akan meningkatkan efektitas dan efisiensi dalam pengelolaan

    lingkungan hidup yang lebih baik.

  • Page 8 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda

    cair, padat dan gas.Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan

    penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi

    masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah

    rumah sakit.

    Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam

    cara, yaitu pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, penyehatan

    lingkungan, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta

    pelayanan kesehatan ibu dan anak.

    Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda

    cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan

    penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untu melindungi

    masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah

    rumah sakit. Unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan

    pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan limbahnya).

    Upaya pengelolaan limbah rumah sakit telah dilaksanakan dengan menyiapkan

    perangkat lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan

    kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di

    lingkungan rumah sakit. Di samping itu secara bertahap dan berkesinambungan

    Departemen Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit.

    Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan upaya

    pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat nginap,

    pelayanan gawat darurat, pelayanan medik dan non medik yang dalam

    melakukan proses kegiatan hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan sosial,

  • Page 9 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    budaya dan dalam menyelenggarakan upaya dimaksud dapat mempergunakan

    teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar terhadap lingkungan.

    Yang termasuk limbah medis adalah limbah infeksius, limbah radiologi, limbah

    sitotoksis, dan limbah laboratorium. Sementara itu, Kepala Seksi Penyehatan

    Lingkungan Sudin Kesmas Jaktim menduga, buruknya pengelolaan limbah rumah

    sakit karena pengelolaan limbah belum menjadi syarat akreditasi rumah sakit.

    Sedangkan peraturan proses pembungkusan limbah padat yang diterbitkan

    Departemen Kesehatan pada 1992 pun sebagian besar tidak dijalankan dengan

    benar. Padahal setiap rumah sakit, selain harus memiliki IPAL, juga harus

    memiliki surat pernyataan pengelolaan lingkungan (SPPL) dan surat izin

    pengolahan limbah cair.

    Pembuangan limbah yang berjumlah cukup besar ini paling baik jika dilakukan

    dengan memilah-milah limbah ke dalam pelbagai kategori. Untuk masing-masing

    jenis kategori diterapkan cara pembuangan limbah yang berbeda.

    B. Tujuan dan Lingkup Audit

    a. Upaya untuk meningkatkan penataan perusahaan/organisasi terhadap

    peraturan perundangan di bidanglingkungan, misalnya standar emisi

    udara, limbah.

    b. Dokumen suatu usaha atau kegiatan tentang pelaksanaan standar

    proseduroperasi, prosedur pengelolaan lingkungan termasuk rencana

    tanggap darurat, pemantauan dan pelaporan serta rencana perubahan

    pada proses produksi.

    c. Jaminan untuk menghindari terjadinya pencemaran dan kerusakan

    lingkungan.

    d. Upaya perbaikan dalam penggunaan sumberdaya melalui efisiensi

    penggunaan bahan baku, bahan penolong, identifikasi melalui proses

    daur ulang atau penerapan produksi bersih dan efisiensi energy.

  • Page 10 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    C. Kriteria Audit

    a. Pengelolaan Limbah Cair

    i. UU No. 32/ 2009 Pasal 2 (1)dan Ps. 73. Tentang dokumen

    lingkungan

    ii. PP 27/2012 Tentang dokumen lingkungan

    iii. Kepmen LH No. 111/2003 Tentang IPAL

    iv. UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b Tentang izin pembuangan

    limbah cair

    v. Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal7 Tentang Persyaratan

    Teknis IPAL

    vi. Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 Tentang penyampaian laporan

    Pelaksanaan RKL RPL

    b. Pengendalian Pencemaran Udara

    i. Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 Tentang Penaatan Baku

    Mutu Udara Ambient

    ii. Pasal 26 Ayat 1 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan SOP

    pengendalian pencemaran udara

    iii. Pasal 29Ayat 2 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan

    personal pengendalian pencemaran udara

    iv. Lampiran 4 Permen LH 07 Tahun 2007 Tentang Baku sumber

    emisi tidak bergerak jenis boiler

    v. Kepda 205 Tahun 1996 Tentang persyaratan teknis cerobong

    gas buang

    vi. Lampiran I A Permen LH 13 Tahun 2009 Tentang sumber

    emisi sumber tidak bergerak

    c. Pengelolaan Limbah B3

    i. PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah

    B3

  • Page 11 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    ii. PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah

    B3pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara

    perijinan

    iii. Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan

    Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 ttg tata cara

    dan persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbah B3

    iv. PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2 Tentang penyampaian laporan

    neraca limbah B3

    v. Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang pengelolaan limbah B3

    dengan incinerator

    vi. PP 18 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3 Ps. 40 ayat

    1 huruf a terkait perizinan incinerator

    vii. Lampiran Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang persyaratan

    teknis incinerator

    d. Pengendalian Bahan B3

    i. PP 74 tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan

    Beracun

    ii. keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983

    iii. SK Menprind No. 148/M/SK/4/1985

    iv. Kep Menaker No. 187/1999

    D. Identitas Klien, Auditi dan Auditor

    Klien pada pelaksanaan audit lingkungan tanggal 17 Mei 2013 adalah RSUP dr.

    Sardjito di Yogyakarta. RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no.

    126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan

    pengelolaan oleh Dep.Kes. RI melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah

    melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan

    bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna

  • Page 12 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran

    (FK) UGM.

    Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/

    Men.Kes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan

    penggabungan RS UGM ke dalam RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan

    fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen

    Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait.

    Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh

    Presiden RI Soeharto.

    Sebagai auditi adalah dari bagian instalasi sanitasi lingkungan RSUP Dr. Sardjito

    yang dikepalai oleh ibu Nur Farichah, Bpk Budi Harjo, ibu Yohana, bpk Agung

    Saptobudi dan Bpk Mujahid. Dan adapun sebagai auditor adalah sebagai berikut:

    1. Yunan Helmi PT. Energi Mega Persada, tbk

    2. Didik Triwibowo PT. Adaro Energi, tbk

    3. Joko Susanto BLH Kab. Penajam Utara

    4. Franklin Situmean BLH Prop. Papua

    5. Smardi Smoli BLH Kab. Belitung

    6. Yaconias Maintindon BLH Prop. Papua

    7. Anjar Wijaya BLH Kota Batam

  • Page 13 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    II. Deskripsi Singkat Usaha/ Kegiatan

    A. Sejarah

    Sejarah, Gagasan mendirikan Rumah Sakit Umum dan Pendidikan pada satu

    lokasi guna pendidikan calon dokter dan dokter ahli serta untuk pengembangan

    penelitian, pertama kali dicetuskanoleh Prof. Dr. Sardjito pada tahun 1954, dan

    karena dirasakan pula adanya kebutuhan mendesak perlunya Rumah Sakit

    Umum Pemerintah (RSUP) guna mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan

    bagi masyarakat di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta serta Jawa Tengah

    Bagian Selatan.

    Perjuangan tersebut baru berhasil tahun anggaran 1970/1971 menggunakan

    biaya dari Departemen Kesehatan RI dengan lokasi di Pingit, sayangnya setelah

    ditinjau oleh Departemen Kesehatan RI dianggap tidak memadai. Setelah

    pembicaraan lebih lanjut maka pembangunan RSUP dipindahkan ke daerah

    Sekip dengan nama RSUP Dr. Sardjito. Penggunaan nama tersebut adalah untuk

    mengenang perjuangan dan jasa-jasa Prof. Dr. Sardjito.

    RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal

    13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI

    melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan

    kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY

    dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan

    pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.

    Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/

    Men.Kes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan

    penggabungan RS UGM ke dalam RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan

    fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen

  • Page 14 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait.

    Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh

    Presiden RI Soeharto.

    RS Dr. Sardjito Sebagai RS Pendidikan Tipe B

    RS Dr. Sardjito sebagai RSUP Pendidikan membantu memberikan fasilitas untuk

    melaksanakan kegiatan pendidikan profesi calon dokter dan dokter spesialis serta

    menjadi lahan praktek dari Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan baik di

    wilayah Prop. DIY maupun dari luar Propinsi DIY bahkan ada dari luar negeri.

    RS Dr. Sardjito Sebagai RS Rujukan

    RS Dr. Sardjito merupakan rujukan tertinggi untuk daerah DIY dan Jawa Tengah

    bagian Selatan. Rujukan yang diberikan adalah rujukan pelayanan medis,

    rujukan pengetahuan maupun ketrampilan medis dan non medis. Dengan

    didukung oleh tenaga medis yang berkualitas serta tersedianya peralatan yang

    canggih dengan penanganan medis yang selalu mengikuti perkembangan ilmu

    pengetahuan dan tehnologi kedokteran, maka RS Dr. Sardjito akan selalu

    berusaha untuk memberikan pelayanan rujuan yang prima.

    Dalam kegiatan rujukan ini RS Dr. Sardjito berifat pro aktif mengikuti

    perkembangan dan menjalin hubungan kerja dengan rumah sakti di DIY, luar

    DIY maupun luar negeri dan juga dengan FK UGM maupun instansi pelayanan

    kesehatan dan pendidikan dalam dan luar negeri.

    RS Dr. Sardjito Sebagai RS Swadana dan PNBP

    Dalam kurun waktu 20 tahun, status RS Dr. Sardjito mengalami 4 kali perubahan

    pada tahun 1982 -1993/1994 berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT).

    Tahun 1993/1994 1997/1998 RS Dr. Sardjito berstatus Unit Swadana dan pada

    tahun 1997/1998 2002 status menjadi Unit/ Instansi PNBP (Pendapatan

  • Page 15 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Negara Bukan Pajak). Dalam ketiga status tadi terdapat perbedaan dalam

    penerimaan maupun pembiayaan rumah sakit. Sejak tahun 2002 sampai tahun

    2005 RS Dr. Sardjito berstatus Perusahan Jawatan/ Perjan.

    RS Dr. Sardjito Sebagai RS Perjan

    Sebagaimana diketahui dengan Keputusan Menteri KesehatanNomor 1131/

    Menkes/ SK/ XII/ 1993 RSUP Dr. Sardjito ditetapkan sebagai rumah sakit unit

    swadana. Namun dengan berlakunya Undang-Undang No. 20 tahun 1997 dan

    Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan

    Pajak (PNBP), praktis rumah sakit sebagai unit swadana menjadi gugur atau

    batal. Perkembangan selanjutnya RSUP Dr. Sardjitobersama 12 rumah sakit

    rumah sakit vertical melalui Peraturan Pemerintah No. 121 tahun 2000 tanggal

    12 Desember 2000 yang ditandatangani Presiden Abdurrahman Wahid RSUP Dr.

    Sardjito resmi menjadi Perusahaan Jawatan, yang selanjutnya penulisan rumah

    sakit menjadi RUMAH SAKIT (RS) DR. SARDJITO. Dalam statusnya sebagai unit

    mandiri atau PERJAN ini, diharapkan otonomi yang luas dalam pengelolaan

    sumberdaya akan lebih nyata. Hal ini akan mendorong dan menciptakan

    fleksibilitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya sekaligus pengeluaran

    yang efektif, ekonomis dan produktif serta mensosialisasikan pelayanan prima.

    RS Dr. Sardjito Sebagai RS PendidikanTipe A

    Meskipun RS Dr. Sardjito mengalami berbagai macam perubahan status, tidak

    mempengaruhi kinerja RS Dr. Sardjito dalam mengemban misi dan visi

    nyabahkan penyelenggaraan pelayanandan SDM yang dimiliki semakin

    berkualitas, hal ini dapat dibuktikan dengan turunnya Surat Keputusan Menteri

    Kesehatan RI No. 1174/MENKES/SK/2204 pada tanggal 18 Oktober 2004 tentang

    Penetapan Kelas RS Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai RS Umum Kelas A yang

    merupakan rujukan untuk daerah Propinsi DIY dan Jawa Tengah Bagian Selatan.

  • Page 16 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    RS Dr. Sardjito Sebagai Badan Layanan Umum (BLU)

    Perkembangan status RS Dr. Sardjito masih terus berjalan seiring waktu dengan

    berakhirnya status PERJAN. Sejak ditetapkannya PP RI No. 23 Tahun 2005

    tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

    (BLU) maka RS Dr. Sardjito termasuk salah satu dari 13 rumah sakit status

    perjan yang berubah menjadi BLU.

    B. Visi dan Misi

    Menjadi salah satu Rumah Sakit unggulan dalam bidang Pelayanan, Pendidikan

    dan Penelitian di Asia Tenggara di tahun 2010 yang bertumpu pada kemandirian;

    1. Memberikan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan

    terjangkau masyarakat,

    2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk

    menghasilkan SDM yang berkualitas,

    3. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan IPTEKDOKKES yang

    berwawasan global,

    4. Meningkatkan kesejahteran karyawan, dan

    5. Meningkatkan pendapatan untuk menunjang kemandirian RS

    C. Struktur Organisasi

    Direksi :

    Direktur Utama

    Dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp. A

    Direktur Medik & Keperawatan

    Dr. Sutanto Maduseno, Sp. PD., KGEH

    Direktur Keuangan

    Dr. Stephani M. Nainggolan, M.Kes

    Direktur Umum & Operasional

    Dr. Rochman Arif, M.Kes

  • Page 17 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Direktur SDM & Pendidikan

    Dr. Herry Budhi Waluya, MMR

    D. Layanan & Fasilitas

    RS Pendidikan Klas A

    RS Rujukan DIY dan Jawa Tengah Selatan

    23 SMF (Staf Medis Fungsional)

    29 Instalasi

    Jumlah tempat tidur: 750 tempat tidur

    VVIP : 2 TT

    VIP : 93 TT

    Klas Utama : 48 TT

    Klas I : 88 TT

    Klas II : 244 TT

    Klas III : 275 TT

    JAM PELAYANAN RSUP Dr. Sardjito:

    Jam Kerja RSUP Dr. Sardjito Menerapkan Pola Lima Hari Kerja.

    - Hari Senin sampai Kamis Pukul 7.30 WIB s.d 15.45 WIB

    - Hari Jum'at Pukul 7.30 WIB s.d 15.30 WIB

    PendaftaranPoliklinik: (5 Hari Kerja)

    Senin-Kamis : 07.30 - 14.00 WIB

    Jumat : 07.30 - 14.00 WIB

  • Page 18 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    JAM BESUK

    Pagi: 10.00 - 12.00 WIB

    Sore: 17.00 - 18.30 WIB

    Fasilitas lainnya

    - PelayananAmbulan

    - Radiologi

    - Thorax

    - Kepala

    - Cervical

    - Abdomen

    - Thoracal

    - Lumbal

    - Mammografi

    - Appendicogram

    - Oesophagogafi

    - Bone Survey

    - OPG

    - USG

    - BNO IVP

    - Colon Inloop

    - Cystografi

    - Urethrografi

    - HSG

    - OMD

    - Sialografi

    - Fistulografi

    - Arthografi

    - Head CT Scan

    - Pathologi Klinik

    - Gamma

    - Trglyceride

    - CulturDarah

    - SensitifitasTes

    - K, Na, Cl (AVL)

    - DarahRutin

    - Analisa Gas Darah

    - CPK

    - Anti HBC

    - Anti HBS

    - HBS Ag

    - ASTO

    - Cholinesterase

    - AFP

    - CEA

    - CKMB

    - CMV

    - Free T4

    - HIV

    - HSV

    - Ig G

    - Rubella

    - T3

    - T4

    - Urine Rutin

    - Albumin

    - Alkali Fosfatase

    - AsamUratDarah

    - AsamUratRutin

    - Bilirubin Direct

    - Bilirubin Total

    - Calcium

    - Colesterol

    - Creatinin

    - GulaDarah 2 jam pp

    - GulaDarahPuasa

    - HDL-LDL

    - LDH

    - Protein Total

    - SGOT

    - SGPT

    - Urea

    RehabilitasiMedik

    Fisiotherapi

    Okupasitherapi

    Terapiwicara

  • Page 19 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    - Whole Body CT Scan

    - MyelografiLumbal

    - H TsH

    - ToxoIg G

    -ToxoIg M

    - Widal

    Psikologi

    OrtotikProstetik

    Tabel no 1 Fasilitas pelayanan rumah sakit dr. Sardjito Yogyakarta

    E. Penghargaan RS Sardjito raih penghargaan PSBH RS Dr. Sardjito menjadi rumah sakit kedua

    di dunia yang meraih penghargaan untuk problem solving for better hospitals.

    Penghargaan yang diberikanThe Dreyfus Health Foundation dari Amerika Serikat,

    Kamis (29/3). Hal itu didasarkan penilaian rumah sakit tersebut mampu

    meningkatkan mutu pelayanannya. Menurut pendiri Problem Solving for Better

    Hospitals, Barry Smith, melalui perwakilan di Indonesia Charles Dean Conrad

    mengatakan RS Sardjito telah meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

    denganbaik. (Hr. Kompas 30/3/07)

    TONGGAK PRESTASI RSUP DR. SARDJITO

    Penghargaan Citra Pelayanan Prima olehPresiden RI

    OperasiKembar Siam (11 Februari 2004)

    Penghargaan Pembina Tim Klinis Tk. Nasional: Tim Infertilitas

    Peresmian Pusat Jantung Tertier

    Peningkatan Pelayanan Stroke

    Inovasi Sistem Pengadaan Barang & Jasa

    Inovasi Sistem Keuangan (One Day Cash & By Name)

    Terakreditasi 16 Pelayanan

    Penghargaan Konvensi PSBH Tingkat Nasional

    Penghargaan sbg Pengelola Limbah/ Sanitasiter baik DIY

    Peningkatan Predikat RS Tipe A Pendidikan (18 Okt 2004

  • Page 20 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    III. Deskripsi Singkat Rona Lingkungan

    Rumah sakit dr. Sardjito terletak di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa

    Yogyakarta. Rumah sakit dr. Sardjito merupakan rumah sakit terbesar Kabupaten

    Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan terletak di pinggir sungai Code

    yang merupakan sungai yang mengalir dari Gunung Merapi.

    RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal

    13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI

    melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan

    kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY

    dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan

    pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM.

    Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/

    Men.Kes/ SKB/ X/ 81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan

    penggabungan RS UGM ke dalam RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan

    fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen

    Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait.

    Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh

    Presiden RI Soeharto.

    Jumlah tempat tidur: 750 tempat tidur yaitu VVIP: 2 TT, VIP: 93 TT, Klas Utama:

    48 TT, Klas I: 88 TT, Klas II: 244 TT, Klas III: 275 TT.

  • Page 21 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    IV. Pengendalian Pencemaran Air

    A. Pengantar

    Rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat

    menghasilkan air limbah yang berasal dari aktifitas kegiatannya, diantaranya

    yaitu dari aktifitas rawat inap, dapur, laundry dan fasilitas lainnya.

    Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda

    cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan

    penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi

    masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah

    rumah sakit.

    Ketentuan tersebut menjadi dasar bagi pemerintah untuk menyelenggarakan

    kegiatan yang berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit, pencegahan

    dan penanggulangan pencemaran, pemulihan kesehatan, penerangan dan

    pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya perbaikan kesehatan

    masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai macam cara, yaitu pencegahan dan

    pemberantasan penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi,

    penyediaan air bersih, penyuluhan kesehatan serta pelayanan kesehatan ibu dan

    anak.

    Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda

    cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan

    penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi

    masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah

    rumah sakit. Unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan

    pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan limbahnya), yaitu:

  • Page 22 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    1. Pemrakarsa atau penanggung jawab rumah sakit

    2. Pengguna jasa pelayanan rumah sakit.

    3. Para ahli, pakar dan lembaga yang dapat memberikan saran-saran.

    4. Para pengusaha dan swasta yang dapat menyediakan sarana dan fasilitas

    yang diperlukan.

    Upaya pengelolaan limbah rumah sakit telah dilaksanakan dengan menyiapkan

    perangkat lunaknya yang berupa peraturan-peraturan, pedoman-pedoman dan

    kebijakan-kebijakan yang mengatur pengelolaan dan peningkatan kesehatan di

    lingkungan rumah sakit. Di samping itu secara bertahap dan berkesinambungan

    Departemen Kesehatan mengupayakan instalasi pengelolaan limbah rumah sakit.

    Sehingga sampai saat ini sebagian rumah sakit pemerintah telah dilengkapi

    dengan fasilitas pengelolaan limbah, meskipun perlu untuk disempurnakan.

    B. Kriteria Audit

    UU No. 32/ 2009 Pasal 2 (1) dan Ps. 73. Tentang dokumen lingkungan

    PP 27/2012 Tentang dokumen lingkungan

    Kepmen LH No. 111/2003 Tentang IPAL

    UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b Tentang izin pembuangan limbah cair

    Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal7 Tentang Persyaratan Teknis IPAL

    Kepmen LH No. 45 Tahun 2005 Tentang penyampaian laporan

    Pelaksanaan RKL RPL

    C. Temuan Audit

    Temuan; Menurut UU No. 32/2009 Pasal 20 poin b Tentang izin

    pembuangan limbah cair Rumah sakit dr. Sardhito sudah memiliki Izin

    pembuangan Limbah Cair sementara No. 660/315 oleh Kantor

    Lingkungan Hidup (KLH) Sleman tgl 13 Mei 2013. Namun ijin sementara

  • Page 23 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    tersebut setiap 3 bulan sekali harus diperpanjang, karena parameter

    ammonia & phospat masih melebihi baku mutu yang dipersyaratkan.

    Foto no 1 Izin sementara pembuangan limbah cair RS. Sardjito

    Kategori temuan; tidak taat.

    Rekomendasi; Rumah sakit dr. Sardjito agar mengurus izin IPLC

    permanent kepada mengurus IPLC ke Bupati.

    Temuan; menurut Kepmen LH No. 58 Tahun 1995 Pasal 7 Tentang

    Persyaratan Teknis IPAL. Terjadi kebocoran air dari bak penampung I uji

    biologi karena adanya retakan pada bagian pojok dekat pipa inlet dan

    pada pipa saluran dari sand filter tank.

  • Page 24 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 2 kebocoran air dari bak penampung I uji

    Kategori temuan; tidak taat

    Rekomendasi; Segera melakukan perbaikan retakan untuk memastikan

    tidak ada kebocoran air dari bak penampung I uji biologi.

    Untuk pipa saluran dari sand filter tank dlm jangka pendek mengganti

    pipa PVC pada segmen yg mengalami kebocoran dan dlm jangka panjang

    mengganti seluruh pipa PVC dengan pipa.

    Temuan; Bak kontrol dari laundry tidak ada penutupnya terdapat potensi

    sebagai sumber bau dan masuknya air hujan ke dalam saluran limbah.

    Foto no 3 Saluran bak control tidak dilengkapi penutup untuk keselamatan

    Kategori temuan; Observasi.

  • Page 25 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Rekomendasi; Segera memasang penutup pada bak kontrol.

    Temuan; menurut SK Gub DIY No 65 Tahun 1999 Limbah cair yang

    dibuang pada lingkungan ada yang tidak memenuhi Baku Mutu. Limbah

    Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Prov DIY sesuai SK Gub

    DIY No 65 Tahun 1999 yang dipersyaratkan yaitu phospat (>0, 1 mg/l)

    pada bulan Agustus, September 2012 dan ammonia (>2 mg/l) pada

    bulan Agustus, Septermber, Oktober, November 2012.

    Foto no 4 Laporan pemantauan limbah cair RS. Dr. Sardjito Yogyakarta

    Kategori temuan; Tidak taat.

    Rekomendasi; Mengevaluasi sistem IPAL saat ini dengan cara:

    memonitor debit & kualitas air inlet utk parameter phospat & ammonia;

    menetapkan prosedur berapa lama retention time di bak lumpur aktif;

    memastikan volume lumpur aktif selalu mencukupi. Membuat &

    melaksanakan SOP pemakaian lumpur aktif.

  • Page 26 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    V. Pengendalian Pencemaran Udara

    A. Pengantar

    Pengendalian pencemaran udara berasal dari aktifitas pembangkit listrik yang

    biasanya digunakan oleh rumah sakit sebagai tenaga cadangan, manakala suplai

    listrik dari PT. PLN persero terkendari. Dan juga berasal dari kegiatan

    menghasilkan air panas yaitu berupa boiler.

    Untuk kualitas udara ambient RS. Sardjito melakukan pada 5 titik sampling yaitu:

    1) Dekat boiler; 2) Depan Instalasi gawat darurat; 3) Dekat genset; 4) OK I

    lantai 4 dan 5) OK I lantai 5. RS. Sardjito memiliki 2 sumber emisi dari cerobong

    boiler. masing-masing mempunyai kapasitas 2,5 ton/ hari dan 0,5 ton/meter.

    Boiler ini menghasil uang panas dan air panas yang dialirkan kefasilitas binatu

    dan kamar-kamar rawat inap. Rumah sakit memiliki 4 sumber emisi tidak

    bergerak lainnya yaitu untuk generator pembangkit tenaga listrik cadangan,

    masing-masing mempunyai kapasitas 200 KVA, 501 KVA, 949 KVA dan 1000

    KVA.

    Rumah sakit dr. Sardjito memiliki satu unit incinerator yang berkapasitas 300-400

    kg/ hari untuk memusnahkan limbah B3 klinis. Sejak 2009 incinerator ini tidak

    difungsikan lagi karena belum mendapatkan izin pengoperasian incinerator dari

    Kementerian Lingkungan Hidup.

    Pengukuran kualitas udara ambient dan emisi gas buang untuk boiler dan genset

    dilakukan oleh laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan

    Pemberantasan Penyakit Menular (BBTKL PPM) Yogyakarta. Pelaksanaan

    pemantaun sudah dilakukan secara berkala 1 kali dalam 6 bulan dan dilaporkan

    kepada instansi terkait.

  • Page 27 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    B. Kriteria Audit

    Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 Tentang Penaatan Baku Mutu

    Udara Ambient

    Pasal 26 Ayat 1 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan SOP

    pengendalian pencemaran udara

    Pasal 29Ayat 2 PP No 41 Tahun 1999 Tentang kepemilikan personal

    pengendalian pencemaran udara

    Lampiran 4 Permen LH 07 Tahun 2007 Tentang Baku sumber emisi tidak

    bergerak jenis boiler

    Kepda 205 Tahun 1996 Tentang persyaratan teknis cerobong gas buang

    Lampiran I A Permen LH 13 Tahun 2009 Tentang sumber emisi sumber

    tidak bergerak

    C. Temuan Audit

    Temuan; Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 Tentang Penaatan Baku

    Mutu Udara Ambient. RS. Sardjito sudah melakukan pemantauan udara

    ambient pada 5 titik sampling yaitu: 1) Dekat boiler; 2) Depan Instalasi

    gawat darurat; 3) Dekat genset; 4)OK I lantai 4 dan 5) OK I lantai 5. Dari

    hasil audit ditemukan parameter fisika udara ambient melewati baku mutu

    untuk parameter suhu (>30oC), kelembaban (>60 %) dan Kebisingan

    (>45 DB).

    Peraturan rujukan untuk udara ambient hanya merujuk kepada kualitas

    lingkungan rumah sakit Permen Kes no 1204 tahun 2004.

  • Page 28 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 5 Hasil pemantauan kualitar udara ambient RS. Dr. Sardjito Yogyakarta

    Kategori temuan; Tidak taat.

    Rekomendasi; Pengukuran udara ambient berikutnya perlu mengacu

    kepada Pasal 21 huruf a PP No 41 Tahun 1999 sebagai acuan udara

    ambient.

    Temuan; menurut lampiran 4 Permen LH 07 Tahun 2007 Tentang Baku

    sumber emisi tidak bergerak jenis boiler. Dari 2 cerobong sumber emisi

    pada semester 1 tahun 2012 hanya dilakukan pengukuran emisi 1

    cerobong boiler.

  • Page 29 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 6 Hasil pemantauan emisi gas buang RS dr. Sardjito Yogyakarta

    Kategory temuan; tidak taat.

    Rekomendasi; agar pemantauan dan pelaporan emisi gas buang sumber

    tidak bergerak (boiler).

    Temuan; Kepda 205 Tahun 1996 Tentang persyaratan teknis cerobong

    gas buang. RS Sardjito memiliki tinggi cerebong belum memenuhi 2-2,5 x

    dari tinggi bangunan tertinggi di sekitarnya.

    Kategori temuan; tidak taat.

    Rekomendasi; Disarankan agar meninggikan cerobong sesuai dengan

    Kepda 205 tahun 1996 dan pertimbangan teknis lain.

  • Page 30 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 7 Cerobong Emisi Boiler RS. Dr. Sardjito Yogyakarta

    Temuan; RS Sardjito belum mengetahui kecepatan aliran cerobong lebih

    besar dari 20 m/det.

    Kategori temuan; Observasi.

    Rekomendasi; Dalam pemantauan emisi ceborong agar dimintakan

    kepada lab untuk mengukur laju alir 20 m/dtk.

    Foto no 8 Hasil pengukuran emisi gas buang boiler RS. Dr. Sardjito Yogyakarta

    Temuan; RS. Sardjito memiliki satu genset tambahan yang belum

    memiliki lubang sampling dan belum dilakukan pemantauan emisi.

  • Page 31 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Rekomendasi; Perlu dibuat lubang sampling emisi sesuai dengan Kepdal

    205 tahun 1996 dan melakukan pemantauan emisi.

    Kategori temuan; Tidak taat.

    Foto no 9 Generator listrik yang belum memiliki lubang sampling

    Temuan; Lampiran I A Permen LH 13 Tahun 2009 Tentang sumber emisi

    sumber tidak bergerak. Hasil pemantauan sudah memenuhi baku mutu

    yang dipersyaratkan dalam per PerMen Lingkungan Hidup No. 13 Tahun

    2009. Namun di dalam laporan semester 1 tahun tahun 2012 tidak

    menyebutkan kapasitas dan identitas genset.

  • Page 32 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 10 Hasil pemantauan emis gas buang sumber tidak bergerak

    Rekomendasi; Laporan pencemaran udara perlu diperbaiki dan diperinci

    dengan kapasitas dan identitas genset.

    Kategori temuan; Observasi.

  • Page 33 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    VI. Pengelolaan Bahan Berbahaya Dan Beracun

    A. Pengantar

    Meningkatnya penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pada berbagai

    kegiatan antara lain kegiatan perindustrian, kesehatan, maupun kegiatan rumah

    tangga dapat dipastikan akan menghasilkan limbah B3. Limbah tersebut akan

    dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan manusia

    bila tidak dikelola dengan benar.

    Bahan berbahaya dan beracun (B3) didefinisikan sebagai bahan yang karena

    sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun

    tidak langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan

    atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup

    manusia serta mahkluk hidup lainnya (PP No. 74 tahun 2001 tentang

    Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun).

    Sedangkan definisi menurut OSHA (Occupational Safety and Health of the United

    State Government) adalah bahan yang karena sifat kimia maupun kondisi

    fisiknya sangat berpotensi menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia,

    kerusakan properti dan atau lingkungan.

    Dari kata sifat dan kosentrasinya sudah dapat kita simpulkan bahwa bahan

    berbahaya dan beracun merupakan bahan kimia, baik bahan kimia organik

    maupun anorganik.

    Rumah sakit dr. Sardjito sebagai fasilitas kesehatan milik pemerintah tentu saja

    banyak menggunakan material B3 untuk operational. Untuk memastikan

    penggunaan, penyimpanan dan pembuangan sisa hasil kegiatan B3 perlu

    dilakukan audit terhadap penggunaan material B3 ini.

  • Page 34 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    B. Kriteria Audit

    1. PP 74 tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

    2. keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983

    3. SK Menprind No. 148/M/SK/4/1985

    4. Kep Menaker No. 187/1999

    C. Temuan Audit

    1. PP 74 tahun 1999 tentang pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

    2. keputusan Menkes No. 453/Menkes/Per/XI/1983

    3. SK Menprind No. 148/M/SK/4/1985

    4. Kep Menaker No. 187/1999

    a. Pada kegiatan rumah sakit terdapat beberapa isntalasi yang

    menggunakan bahan-bahan tergolong B3, diantaranya

    laboratorium, laundry, dan fasilitas IPAL.

    b. Instalasi laboratorium RSUP Dr. Sarjito sejak tahun 2009 telah

    melakukan modernisasi teknologi analisa di laboratorium dengan

    pola kerjasama operasi (KSO). Perubahan teknologi ini, dari

    manual menjadi otomatis, berkontribusi terhadap penggunaan

    bahan kimia yang jauh lebih hemat di instalasi laboratorium. Saat

    ini, reagen yang digunakan sudah diformulasi dalam bentuk

    sediaan (kit) oleh pabrikan. Stok reagen juga terjaga dalam

    jumlah sesuai kebutuhan laboratorium selama satu minggu

    hingga tidak ada penumpukan stok yang berlebihan.

    c. Penggunaan bahan kimia umum, seperti methanol, juga semakin

    hemat dan instalasi hanya menyediakan stok sesuai kebutuhan

    per minggu. Oleh sebab itu tidak ada penanganan khusus di

    laboratorium, karena stok dimintakan dari gudang bahan kimia.

  • Page 35 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    d. Pada instalasi laundry mengolah rata-rata 2 ton cucian kering per

    hari yang membutuhkan deterjen sebanyak 450 ml/kg kering

    cucian. Bahan kimia yang digunakan tidak termasuk B3 yang

    dilarang atau yang terbatas dipergunakan. Diantaranya Launtex &

    Avenger (deterjen), Softy (fragrance), Senty, dan Ozonia

    (bleaching). Instalasi laboratorium dan laundry di RSUP Dr.

    Sarjito tidak mengelola B3 yang diatur dalam lingkup PP 74/2001.

    e. Akan tetapi, auditor belum mendapatkan kesempatan berkunjung

    ke instalasi gudang untuk melihat penyimpanan B3 untuk

    memastikan bahwa RSUP Sarjito telah menaati ketentuan dalam

    PP 74/2001 pasal 12, 14, 15, 16, 17, & 18.

  • Page 36 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    VII. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

    A. Pengantar

    Permasalahan limbah B3 dalam konteks lingkungan hidup di Indonesia menjadi

    focus Kementrian Negara Lingkungan Hidup saat ini. Berbagai aktivitas industry

    telah menimbulkan lahan terkontaminasi oleh limbah B3. Kejadian tersebut

    antara lain disebabkan oleh adamya pembuangan limbah B3 ke lingkungan

    walaupun sesungguhnya peraturan Perundangan telah mengatur larangan

    membuang limbah B3 ke lingkungan. Beban biaya yang tinggi untuk mengolah

    limbah B3 sering menjadi alasan membuang limbah B3 ke lingkungan tanpa

    diolah terkebih dahulu.

    Banyak industri yang tidak menyadari, bahwa limbah yang dihasilkan termasuk

    dalam kategori limbah B3, sehingga dengan mudah limbah dibuang ke sistem

    perairan tanpa adanya pengolahan. Pada hakekatnya, pengolahan limbah adalah

    upaya untuk memisahkan zat pencemar dari cairan atau padatan. Walaupun

    volumenya kecil, konsentrasi zat pencemar yang telah dipisahkan itu sangat

    tinggi. Selama ini, zat pencemar yang sudah dipisahkan (konsentrat) belum

    tertangani dengan baik, sehingga terjadi akumulasi bahaya yang setiap saat

    mengancam kesehatan dan keselamatan lingkungan hidup. Untuk itu limbah B3

    (termasuk yang masih bersifat potensial) perlu dikelola antara lain melalui

    pengolahan limbah B3.

    Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa

    suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau

    beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik

    secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau

    merusakkan lingkungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.

    Pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau

    kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan

    oemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan

  • Page 37 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    fungsinya kembali. Dalam UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

    Lingkungan Hidup, terminologi pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya

    atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain

    kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun

    sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat

    berfungsi sesuai peruntukannya.

    Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah yang berupa benda

    cair, padat dan gas. Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan

    penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi

    masyarakat dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah

    rumah sakit. Unsur-unsur yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan

    pelayanan rumah sakit (termasuk pengelolaan limbahnya).

    B. Kriteria Audit

    i. PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3

    ii. PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3pasal 40

    ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan

    iii. Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan Pengelolaan

    LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 tentang tata cara dan persyaratan

    teknis penyimpan dan pengumpul limbahB3

    iv. PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2 Tentang penyampaian laporan neraca limbah

    B3

    v. Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang pengelolaan limbah B3 dengan

    incinerator

    vi. PP 18 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah B3 Ps. 40 ayat 1 huruf a

    terkait perizinan incinerator

    vii. Lampiran Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang persyaratan teknis

    incinerator

  • Page 38 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    C. Temuan Audit

    i. Temuan; PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt Pengelolaan Limbah

    B3pasal 40 ayat 1a; Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata cara perijinan.

    RSUP Dr Sarjito telah memiliki Surat Keterangan nomor 660/316 tanggal 13

    Mei 2013 tentang Kelayakan Teknis Tempat Penyimpanan Sementara

    Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang diberikan oleh Kepala Kantor

    Lingkungan Hidup Kab. Sleman.

    Perusahaan belum dapat menunjukkan salah satu persyaratan pengelolaan

    limbah B3 sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 59 ayat 4 UU 32/2009

    tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; Pasal 40 ayat 1

    (a) PP 18/1999 jo. PP 85/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan

    Berbahaya dan Beracun; dan Pasal 3 ayat 2 Permen LH 18/2009 tentang

    Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

    Rekomendasi; Agar RSUP Dr. Sarjito segera berkoordinasi dengan Kantor

    Lingkungan Hidup Kab. Sleman untuk perizinan penyimpanan sementara

    limbah B3 rumah sakit.

    Kategori temuan; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

  • Page 39 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 11 Kelayakan Teknis Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan

    Berbahaya dan Beracun

    ii. Temuan; Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana Perijinan & Pengawasan

    Pengelolaan LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 tentang tata cara dan

    persyaratan teknis penyimpan dan pengumpul limbah B3;

    1. Bagian luar bangunan telah diberi papan nama yang menyatakan bahwa

    bangunan tersebut adalah TPS LB3 beserta koordinat lokasi nya. RSUP Dr.

    Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang berada di bagian luar

    bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan dalam TPS

    LB3.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

  • Page 40 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 12 Persyaratan teknis tempat penyimpanan limbah B3

    2. Belum seluruh simbol yang mewakili karakteristik limbah B3 yang disimpan

    dalam TPS LB3 ditempel pada bagian luar bangunan TPS LB3 RSUP Dr.

    Sarjito. Hanya ditemukan 2 (dua) jenis simbol yang ada, yaitu simbol

    limbah infeksius dan limbah campuran pada bagian luar. Blok segilima pada

    kedua simbol telah pudar hingga warnanya menjadi kuning yang

    seharusnya berwarna merah.

    Pemasangan simbol limbah campuran pada bagian luar bangunan kurang

    tepat karena tidak terdapat limbah B3 dengan klasifikasi campuran antara

    beberapa jenis limbah dalam satu wadah/ kemasan.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

  • Page 41 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 13 Simbol limbah B3 yang sudah memudar di TPS Limbah B3

    3. Lantai TPS LB3 RS Sarjito sudah dibuat kedap air, namun pada ruang

    limbah B3 non infeksius belum memiliki saluran dan bak untuk menampung

    apabila ada tumpahan limbah B3 fasa cair, khususnya untuk oli bekas.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

  • Page 42 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 14 TPS limbah B3 non infeksius belum memiliki saluran dan bak untuk

    menampung

    4. Bentuk, ukuran, dan jenis bahan kemasan limbah B3 non infeksius yang

    digunakan belum sepenuhnya cocok dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan. Sehingga tidak mampu menjamin keamanan limbah yang

    disimpan agar tidak tercecer keluar dari kemasan. Kemasan kantong

    plastik, karung plastik, dan ember menyulitkan housekeeping sehingga blok

    penyimpanan terlihat berantakan.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

  • Page 43 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

    Foto no 15 Bentuk, ukuran, dan jenis bahan kemasan limbah B3 non infeksius yang

    digunakan belum sepenuhnya cocok dengan karakteristik limbah B3 yang disimpan

    5. Kemasan limbah B3 non infeksius sebagian besar belum dilengkapi dengan

    simbol & label limbah B3, terutama untuk limbah B3 yang dikemas dalam

    kantong plastik, karung plastik, dan ember. Akan tetapi, untuk menandakan

    karakteristik LB3 yang ditempatkan pada suatu blok maka dinding blok

    penyimpanan ditempel simbol LB3 tertentu. Sedangkan untuk limbah B3

    infeksius ada beberapa sanitary bin yang simbol dan labelnya sudah rusak.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

  • Page 44 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

    Foto no 16 Kemasan limbah B3 non infeksius sebagian besar belum dilengkapi dengan

    simbol & label limbah B3

    6. Penempatan limbah B3 non infeksius masih bercampur dan tidak sesuai

    dengan alokasi blok untuk masing-masing jenis, serta banyak penempatan

    limbah non LB3 dalam TPS LB3, seperti bekas kursi, pecahan kaca, dan

    limbah padat lainnya. Bercampurnya limbah non LB3 membuat tata

    penyimpanan menjadi tidak teratur karena kapasitas TPS LB3 tidak

    mencukupi untuk menampung semua limbah rumah sakit. Masih dijumpai

    limbah padatnon B3 pada blok limbah B3 cair.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

  • Page 45 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

    Foto no 17 Penempatan limbah B3 non infeksius masih bercampur dan tidak sesuai dengan

    alokasi blok untuk masing-masing jenis

    7. kondisi drum kemasan limbah B3 cair (oli bekas) terlihat berkarat dan

    berpotensi kebocoran.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RSUP Dr. Sarjito perlu menambahkan simbol LB3 yang

    berada di bagian luar bangunan sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang

    disimpan dalam TPS LB3. Selain itu, simbol yang tidak mewakili karakteristik

    limbah sebaiknya tidak dipasang pada TPS LB3.

    Simbol yang telah mengalami perubahan warna sebaiknya diganti. Dan

    perlu dibuatkan saluran dan bak penampung untuk antisipasi tumpahan

    limbah B3 fasa cair dimana volume bak minimal 110% dari volume kemasan

    terbesar.

  • Page 46 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 18 kondisi drum kemasan limbah B3 cair (oli bekas) terlihat berkarat dan

    berpotensi kebocoran

    8. Kebersihan / housekeeping di TPS LB3 RS Sarjito belum terkelola dengan

    baik. Penyimpanan LB3 masih bercampur dengan limbah non B3 dalam

    ruang limbah non infeksius. Penggunaan kemasan yang tidak cocok dengan

    jenis limbah menyulitkan penanganan penyimpanan limbah sehingga

    kondisi ruangan menjadi berantakan yang di tambah dengan penyimpanan

    limbah non LB3 sepanjang gang antar blok.

    Selain itu, masih dijumpai limbah B3 berada di luar TPS LB3 karena ruang

    LB3 non infeksius terkunci.

    Kategori; tidak taat.

    Rekomendasi; RS dr. Sardjito perlu meningkatkan kebersihan dan

    housekeeping khususnya diarea TPS limbah B3.

  • Page 47 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Foto no 19 Kebersihan / housekeeping di TPS LB3 RS Sarjito belum terkelola dengan baik

    iii. Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C tentang pengelolaan limbah B3 dengan

    incinerator. Rumah sakit dr. Sardjito memiliki satu unit incinerator yang

    berkapasitas 300-400 kg/ hari untuk memusnahkan limbah B3 klinis. Sejak

    2009 incinerator ini tidak difungsikan lagi karena belum mendapatkan izin

    pengoperasian incinerator dari Kementerian Lingkungan Hidup.

  • Page 48 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    VIII. Kesimpulan Dan Rekomendasi

    A. Kesimpulan

    Rumah sakit RS. Dr. Sardjito merupakan rumah sakit terbesar yang berada di

    Propinsi daerah istimewa Yogyakarta. Sebagai fasilitas untuk melayani kesehatan

    RS dr. Sardjito mempunyai dampak samping yang bisa menimbulkan

    pencemaran bagi lingkungan. Sebagai penanggungjawab kegiatan tentu saja

    rumah sakit ini berkewajiban untuk meminimalisir segala jenis kegiatan memiliki

    Nampak sekecil-kecilnya terhadap lingkungan.

    Dari kegiatan rumah sakit ada 3 sumber pokok potensi pencemaran yang bisa

    dihasilkan oleh rumah sakit; 1. Pengelolaan limbah cair; 2. Pengelolaan

    pencemaran udara; 3. Pengelolaan limbah b3. Dalam pelaksanan audit

    lingkungan, tim yang merupakan peserta pelatihan auditor lingkungan di Pusat

    Studi Lingkungan Hidup Universitas Gajah Mada Yogyakarta telah menyelesaikan

    satu hari kegiatan audit. Meliputi pengelolaan terhadap potensi pencemar seperti

    yang disebutkan diawal.

    Rumah sakit dr. Sardjito telah melakukan pengelolan dampak negative dari

    kegiatan yaitu pengelolaan limbah cair; dengan melengkapi persyaratan seperti

    yang disebutkan dalam peraturan pembungan limbah cair, baik persyaratan

    teknis, perizinan dan pelaporan ke instansi terkait. Pengelolaan pencemaran

    udara sudah dilakukan dengan pemantauan sumber emisi dan kualitas udara

    ambien. Persyaratan teknis, perizinan dan pelaporan sudah dilaksanakan sebagai

    bagiand ari penaaatan terhadap peraturan yang berlaku.

    Limbah B3 sudah dikelola dengan baik dengan menempatkan di tempat

    penampungan sementara dan telah ditempatkan sesuai aturan penyimpanan.

    Tempat penyimpanan pun sudah disiapkan sesuai dengan persyaratan teknis

    yang diatur dalam peraturan.

    Secara keseluruhan rumah sakit dr. sardjito sudah melakukan pengelolaan

    lingkungan rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang-udangan yang

  • Page 49 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    berlaku. Temuan-temuan laporan, hal teknis dan perizinan perlu ditindak lanjuti

    sebagai ketaatan dalam pengelolaan lingkungan yang sesuai dengan peraturan.

    Dengan memenuhinya berarti rumah sakit sudah mempunyai itikad baik dalam

    pengelolaan lingkungan secara efektif dan efisien.

    B. Rekomendasi

    Dari temuan-temuan yang sudah dipaparkan dalam BAB Pengendalian

    pencemaran air, Pengendalian Pencemaran Udara dan Pengelolaan limbah B3.

    Masing-masing perlu ditindaklanjuti agar pengelolaan lingkungan yang

    diterapkan oleh rumah sakit dr. Sardjito semakin baik dan taat terhadap

    peraturan lingkungan tentang rumah sakit. Dari temuan tersebut sudah

    dikategorikan dan diberikan waktu untuk melakukan perbaikan dari temuan-

    temuan yang dipaparkan dalam BAB sebelumnya.

  • Page 50 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Lampiran-Lampiran

    1. Check list lapangan pengendalian pencemaran air

    2. Check list lapangan pengendalian pencemaran udara

    3. Check list lapangan pengelolaan limbah B3

    4. Checklist lapangan pengelolaan bahan B3

    5. Temuan audit lingkungan pengendalian pencemaran air

    6. Temuan audit lingkungan pengendalian pencemaran udara

    7. Temuan audit lingkungan pengelolaan limbah B3

    8. Temuan audit lingkungan pengelolaan bahan B3

  • Page 51 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Check List Audit Limbah Cair RSUD.Dr.Sardjito

    Nama Auditor :

    Nama Auditi :

    Tanggal Audit :

    No. Rujukan/Refference Kewajiban/Larangan/Persyaratan Ya Tidak

    Arahan Auditor/

    Verifikasi/Observasi/

    Pemeriksa

    Keterangan

    1.

    UU No. 32/2009.

    Pasal 2 (1) dan Ps. 73.

    PP 27/2012

    Apakah RS sudah memiliki Dokumen Lingkungan ? Verifikasi

    2. Kepmen LH No. 111/2003 Apakah RS telah memiliki IPAL ? Verifikasi

    3. UU No. 32/2009

    Pasal 20 poin b

    Apakah telah RS memiliki Izin pembuangan Limbah Cair ? Verifikasi

    4.

    Kepmen LH No. 58 Tahun

    1995 Pasal 7

    a. Apakah limbah cair yang dibuang pada lingkungan memenuhi

    Baku Mutu yang dipersyaratkan ?

    b. Apakah saluran limbah cair dibuat kedap air ?

    c. Apakah terdapat alat ukur debit limbah cair dan bagaimana cara

    pengukurannya ?

    d. Apakah melakukan pengenceran limbah cair ?

    e. Apakah melakukan pemeriksaan kualitas air secara rutin atau

    berkala ?

    f. Apakah saluran Limbah Cair terpisah dengan saluran air hujan?

    g. Apakah melakukan pencatatan produksi limbah cair (volume)

    setiap hari/bulan ?

    h. Apakah menyampaikan pelaporan tentang debit harian, kadar

    parameter baku mutu, produksi bulanan minimal 1 kali 3 bulan ?

    a. Verifikasi

    b. Observasi

    c. Observasi

    d. Observasi

    e. Verifikasi

    f. Observasi

    g. Verifikasi

    h. Verifikasi

  • Page 52 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    CHEKLIST Audit Pencemaran Rumah Sakit Umum Dr. Sardjito

    No Rujukan/Referensi Kewajiban/Larangan/Persyaratan Ya Tidak Arahan Keterangan

    Apakahtelahmemilikiijin boiler (Sertifikasi ) Verifikasiijin

    C. SumberTidakBergerak ( Genset , Pembangkit Termal berbahanbakar Solar )

    1 Lampiran I A Permen

    LH 13 Tahun 2009

    Apakah parameter yang dipantausesuaidengan yang

    dipersyaratkan (Partikulat, SO2, NO2, Opasitas)

    Verifikasilaporan

    Apakah hasil pemantauanmemenuhi bakumutu yang

    dipersyaratkan

    Verifikasilaporan

    Apakahpemantauandilakukansetiap 6 bulansekali Verifikasilaporan

    2 Kepda 205 Tahun 1996 Apakah tinggicerebong 2x daritinggibangunantertinggi

    di sekitar

    Observasi Lapangan

    Apakahkecepatanalirancerobonglebihbesardari 20

    m/det

    Observasi Laporan

    Apakah diameter cerobonglebihkecildari 5 feet

    dantinggikurangdari 200 feet

    Observasi Laporan

    Apakah sudah dilengkapi tangga safety standar Observasi Laporan

    Apakah daya 270 kVA dan operasional 1000 jam Observasi Laporan

    Apakahtelahmemilikiijin Genset (Sertifikasi ) Verifikasiijin

  • Page 53 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    CHECK LIST AUDIT LIMBAH B3

    LOKASI : TPS 1

    TGL AUDIT :

    TIM AUDIT :

    NO RUJUKAN / REFERENSI

    KEWAJIBAN /

    LARANGAN/

    PERSYARATAN

    YA TIDAK ARAHAN KET

    1 PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt

    Pengelolaan Limbah B3

    apakah sudah memiliki

    TPS LB 3

    Observasi TPS LB3

    2

    PP 18 Tahun 1999 JO 85 TAHUN 1999 tt

    Pengelolaan Limbah B3pasal 40 ayat 1a;

    Permen 18 Tahun 2009 mengenai tata

    cara perijinan

    apakah sudah memiliki

    izin TPS LB 3

    Pemeriksaan izin TPS LB3

    (No. Izin dan meminta dok.

    Dari perusahaan)

    apakah ijin sudah

    kadaluwarsa

    Pemeriksaan izin TPS LB3

    (No. Izin dan meminta dok.

    Dari perusahaan)

    3

    Permen 30 Tahun 2009 Tata Laksana

    Perijinan & Pengawasan Pengelolaan

    LB3; Kepka. Bapedal 01 tahun 1995 ttg

    tata cara dan persyaratan teknis

    penyimpan dan pengumpul limbahB3

    BANGUNAN DAN

    PENYIMPANAN

  • Page 54 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    apakah bagian luar

    bangunan diberi papan

    nama?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah bagian luar diberi

    simbol limbah B3 sesuai

    dengan karakteristik

    limbah B3 yang

    disimpan?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah limbah B3

    terlindung dari hujan dan

    sinar matahari?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah bangunan

    mempunyai sistem

    ventilasi?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah bangunan

    memiliki saluran dan bak

    penampung tumpahan

    (jika menyimpan limbah

    B3 cair)?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah penyimpanan

    menggunakan sistem

    blok / sel

    Observasi TPS LB3 (Foto)

  • Page 55 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    apakah masing-masing

    blok/sel dipisahkan

    gang/tanggul?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah kemasan/limbah

    limbah B3 diberi alas /

    pallet?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah tumpukan

    limbah B3 maksimal 3

    lapis?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah limbah B3

    disimpan sesuai dengan

    masa penyimpanan

    dalam izin?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    PENGEMASAN

    apakah pengemasan

    limbah B3 dilakukan

    sesuai dengan bentuk

    limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah pengemasan

    limbah B3 dilakukan

    sesuai dengan

    Observasi TPS LB3 (Foto)

  • Page 56 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    karakteristik limbah B3?

    apakah pengemasan

    limbah B3 dilengkapi

    dengan simbol label

    limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah penempatan

    limbah B3 disesuaikan

    dengan jenis dan

    karakteristik limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah kondisi kemasan

    limbah B3 bebas karat?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah kondisi kemasan

    limbah B3 tidak bocor?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah kondisi kemasan

    limbah B3 tidak

    meluber?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    PENGEMASAN

  • Page 57 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    apakah pengemasan

    limbah B3 dilakukan

    sesuai dengan bentuk

    limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah pengemasan

    limbah B3 dilakukan

    sesuai dengan

    karakteristik limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah pengemasan

    limbah B3 dilengkapi

    dengan simbol label

    limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah penempatan

    limbah B3 disesuaikan

    dengan jenis dan

    karakteristik limbah B3?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah kondisi kemasan

    limbah B3 bebas karat?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah kondisi kemasan

    limbah B3 tidak bocor?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

  • Page 58 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    apakah kondisi kemasan

    limbah B3 tidak

    meluber?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    PEMANTAUAN

    adakah logbook/catatan

    untuk mencatat keluar

    masuk limbah limbah

    B3?

    pemeriksaan dokumen

    apakah jumlah dan jenis

    limbah B3 sesuai dengan

    yang tercatat di

    logbook/catatan?

    pemeriksaan dokume dan

    observasi

    PENGELOLAAN

    LANJUTAN

    apakah melakukan

    pengelolaan lanjutan

    terhadap limbah B3 yang

    disimpan? (diserahkan ke

    pihak

    ketiga/dimanfaatkan

    internal)

    pemeriksaan & observasi

  • Page 59 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    LAIN-LAIN

    tersediakah alat tanggap

    darurat yang mudah

    dijangkau?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    tersediakah fasilitas P3K

    yang mudah dijangkau?

    Observasi TPS LB3 (Foto)

    apakah memiliki SOP

    penyimpanan?

    Pemeriksaan SOP

    apakah memiliki SOP

    tanggap darurat?

    Pemeriksaan SOP

    tersediakah pagar, pintu

    darurat dan rute

    evakuasi? (sesuai dengan

    SOP penyimpanan dan

    tanggap darurat)

    Observasi TPS LB3

    apakah kebersihan /

    housekeeping terkelola

    dengan baik?

    Observasi TPS LB3

  • Page 60 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    4 PP 18 1999 Pasal 11 ayat 2

    Apakah perusahaan

    sudah menyampaikan

    laporan neraca LB3

    kepada Bupati & KLH

    setiap 6 bulan sekali

    Verifikasi dokumen

  • Page 61 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    CHECK LIST AUDIT INCENERATOR

    LOKASI :

    TGL AUDIT :

    TIM AUDIT :

    NO RUJUKAN / REFERENSI

    KEWAJIBAN /

    LARANGAN/

    PERSYARATAN

    YA TIDAK ARAHAN KET

    1. Kepdal 03/1995 ps 3 huruf C

    Apakah RS

    melakukan

    pengolahan LB3

    dengan

    incenerator?

    Observasi

    2.

    PP 18 JO 85 TAHUN 1999 tt

    Pengelolaan Limbah B3 Ps. 40 ayat

    1 huruf a

    apakah sudah

    memiliki Ijin?

    Verifikasi dokumen

    3. Lampiran Kepdal 03/1995 ps 3

    huruf C

    Apakah lokasi

    incenerator aman

    dari banjir?

    Apakah

    incenerator

    memiliki sistem

    keamanan

    memadai? (pagar,

  • Page 62 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    penjagaan, tanda

    bahaya,

    penerangan, tanda

    dilarang masuk)

    Apakah

    incenerator

    memiliki sistem

    pencegahan thd

    kebakaran?

    (sistem arde,

    tanda peringatan

    mudah terbakar,

    pendeteksi

    kebakaran, alat

    pemadam

    kebakaran dst)

    Apakah ada sistim

    tanggap darurat?

    (koordinator

    petugas, jaringan

    komunikasi,

    prosedur evakuasi,

    peralatan STD dst)

    Apakah ada sistem

    pengujian

    peralatan

    incinerator?

  • Page 63 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Temuan Audit Pengelolaan B3 dan Limbah B3 RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta

    Nama Auditor : Kelompok III

    Nama Auditi : Bp. Budiharjo

    Tanggal Audit : 17 Mei 2013

    No. Kriteria Audit Temuan Kategori

    Temuan Lokasi Kesimpulan Rekomendasi Prioritas Waktu

    5. Kepmen LH No.

    111/2003

    RS telah memiliki IPAL

    Taat

    Instalasi

    Pengolahan Air

    Limbah RS

    Sardjito berada di

    bagian belakang

    area RS di tepi

    sungai Code

    Memastikan

    pengoperasian &

    maintenance secara

    rutin terhadap

    fasilitas IPAL

  • Page 64 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    6.

    UU No. 32/2009

    Pasal 20 poin b;

    PP 82/2001 PS

    40

    RS memiliki Izin pembuangan Limbah Cair

    No. 660/315 oleh Kantor LH Sleman tgl 13

    Mei 2013. RS dapat menunjukkan ijin

    sementara setiap 3 bulan sekali harus

    diperpanjang, karena untuk parameter

    ammonia & phospat masih melebihi baku

    mutu

    Tidak taat

    R. Administrasi RS

    Sardjito

    RS. Sardjito

    belum izin

    IPLC

    permanent

    Agar RS mengurus

    IPLC ke Bupati 1 3bulan

  • Page 65 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    7.

    SK Gub DIY No

    65 Tahun 1999

    Limbah cair yang dibuang pada lingkungan

    ada yang tidak memenuhi Baku Mutu

    Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan

    Kesehatan di Prov DIY sesuai SK Gub DIY No 65 Tahun 1999 yang dipersyaratkan

    yaitu phospat (>0,1 mg/l) pada bulan

    Agustus, September 2012 dan ammonia (>2

    mg/l) pada bulan Agustus, Septermber,

    Oktober, November 2012

    Tidak taat R. Administrasi RS

    Sardjito

    Baku

    mutuphospat

    (>0,1 mg/l)

    pada bulan

    Agustus,

    September

    2012 dan

    ammonia (>2

    mg/l) pada

    bulan

    Agustus,

    Septermber,

    Oktober,

    November

    2012 belum

    memenuhi

    baku mutu

    Mengevaluasi

    sistem IPAL saat ini

    dengan cara:

    memonitor debit &

    kualitas air inlet utk

    parameter phospat

    & ammonia;

    menetapkan

    prosedur berapa

    lama retention time

    di bak lumpur aktif;

    memastikan

    volume lumpur

    aktif selalu

    mencukupi.

    Membuat &

    melaksanakan SOP

    pemakaian lumpur

    aktif

    I 3 bulan

    8.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    Saluran limbah cair dibuat kedap air berupa

    saluran terbuat dari beton dan sistem

    perpipaan.

    Taat

    Halaman R. Inap

    bag Selatan RS

    Sardjito

    Sump Pit Zona

    tengah RS Sardjito

    Tetap melakukan

    pemeliharaan

    rutin

  • Page 66 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Auditor menemukan bukti bahwa RS

    memiliki jarinan saluran limbah yg terbuat

    dari beton & pipa utk dialirkan ke bak

    kontrol sebelum dialirkan dan dipompa ke

    IPAL.

    9.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    Fasilitas IPAL di terdapat alat ukur debit di

    outlet titik pentaatan.

    Taat IPAL RS Sardjito

    Memastikan flow

    meter berfungsi

    baik.

    Untuk

    improvement, RS

    Sardjito perlu

    memasang flow

    meter pada bagian

    inlet IPAL

    mengingat adanya

  • Page 67 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Saluran outlet sudah dipasang flow

    meter yg berfungsi baik

    Saluran inlet belum dilengkapi pengukur

    debit

    fluktuasi debit air di

    inlet.

    10.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    RS tidak melakukan pengenceran limbah

    cair

    Taat Sistem plumbing

    & saluran IPAL

    11.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    RS telah melakukan pemeriksaan kualitas

    air secara rutin atau berkala setiap bulan

    sekali

    Taat R.Administrasi RS

    Sardjito

  • Page 68 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    12.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    Saluran Limbah Cair terpisah dengan

    saluran air hujan.

    RS memiliki 5 sumur resapan diameter 0.6

    m dengan dalam 8 m, dimana air hujan

    dialirkan ke sumur2 resapan ini.

    Taat

    Sump Pit Zona

    tengah RS Sardjito

    Halaman di

    samping koridor

    walk way RS

    Sardjito bagian

    selatan

    Untuk

    improvement agar

    RS Sardjito

    melakukan

    perhitungan

    potensi serapan air

    ke dalam sumur

    resapan utk aspek

    kriteria konservasi

    lingkungan hidup

  • Page 69 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    13.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    RS melakukan pencatatan produksi limbah

    cair (volume) setiap hari/bulan.

    Logbook pemantauan harian IPAL

    Taat IPAL RS Sardjito

    Untuk

    improvement

    agar RS Sardjito

    me

    3 6 bulan

    14.

    Kepmen LH No.

    58 Tahun 1995

    Pasal 7

    RS telah menyampaikan pelaporan tentang

    debit harian, kadar parameter baku mutu,

    produksi bulanan minimal 1 kali 3 bulan.

    Taat R. Administrasi RS

    Sardjito

  • Page 70 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    15.

    Kepmen LH No.

    45 Tahun 2005

    pasal 7 ayat 2

    Terjadi kebocoran air dari bak penampung I

    uji biologi karena adanya retakan pada

    bagian pojok dekat pipa inlet dan pada pipa

    saluran dari sand filter tank.

    Tidak taat IPAL RS Sardjito

    Bak

    penampung

    IPLC ada yang

    bocor

    Segera melakukan

    perbaikan retakan

    untuk memastikan

    tidak ada kebocoran

    air dari bak

    penampung I uji

    biologi.

    Untuk pipa saluran

    dari sand filter tank

    dlm jangka pendek

    mengganti pipa PVC

    pada segmen yg

    mengalami

    kebocoran dan dlm

    jangka panjang

    mengganti seluruh

    pipa PVC dengan

    pipa besi.

    2 1 bulan

    16.

    Kepmen LH No.

    45 Tahun 2005

    pasal 7 ayat 2

    Bak kontrol dari laundry tidak ada

    penutupnya terdapat potensi sebagai

    sumber bau dan masuknya air hujan ke

    dalam saluran limbah.

    Bak kontrol di

    belakang gedung

    laundry RS

    Sardjito

    Observasi

    Segera memasang

    penutup pada bak

    kontrol.

    2 1 bulan

    17.

    Permen 30

    Tahun 2009

    Tata Laksana

    Perijinan &

    Pengawasan

    RS telah melakukan pengelolaan

    lanjutan terhadap limbah B3 yaitu

    menyerahkan limbah padat sludge

    ke pihak ketiga berijin (PT Arah

    Environmental Indonesia).

    Taat IPAL RS Sardjito

  • Page 71 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Pengelolaan

    LB3

    Sebelumnya dilakukan proses

    pengeringan dengan drying beds &

    filter press.

    Temuan Audit Pengelolaan Pencemaran Udara RSUP Dr. Sardjito Jogjakarta

    Lokasi : Area Boiler & Genset

    Auditee : Yohana

    Auditor : Franklin Situmean; Yunan Helmi

    No Kriteria Audit Temuan

    Kategori

    Lokasi

    Kesimpulan

    (Ringkasan

    dari temuan)

    Rekomendasi Prioritas Waktu

    A Udara Ambien

    1. Pasal 21

    huruf a PP No

    41 Tahun

    1999

    RS Sardjito telah melakukan

    pemantauan udara ambient

    setiap 6 bulan sekali dan

    melaporkan di dalam

    laporan pelaksanaan RKL

    RPL setiap 6 bulannnya

    Taat RS. Sardjito

    Pasal 21

    huruf a PP No

    41 Tahun

    1999

    RS. Sardjito sudah

    melakukan pemantauan

    udara ambient pada 5 titik

    sampling yaitu: 1) Dekat

    boiler; 2)Depan Instalasi

    gawat darurat; 3) Dekat

    genset; 4)OK I lantai 4 dan

    5) OK I lantai 5. Dari hasil

    Tidak taat 1) Dekat boiler;

    2)Depan Instalasi

    gawat darurat; 3)

    Dekat genset;

    4)OK I lantai 4

    dan 5) OK I lantai

    5

    RS. Sardjito

    perlu

    menambah

    rujukan

    peraturan

    dalam

    pemantau

    kualitas udara

    Pengukuran

    udara ambient

    berikutnya perlu

    mengacu kepada

    Pasal 21 huruf a

    PP No 41 Tahun

    1999 sebagai

    acuan udara

    3 Waktu

    mengiku

    ti jadwal

    pemant

    auan (3

    bulan)

  • Page 72 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    audit ditemukan parameter

    fisika udara ambient

    melewati baku mutu untuk

    parameter suhu (>30oC),

    kelembaban (>60 %) dan

    Kebisingan (>45 DB).

    Peraturan rujukan untuk

    udara ambient hanya

    merujuk kepada kualitas

    lingkungan rumah sakit

    Permen Kes no 1204 tahun

    2004

    ambien ambient

  • Page 73 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    B Sumber Tidak Bergerak (KetelUapberbahan

    bakar solar)

    1 Lampiran 4

    Permen LH 07

    Tahun 2007

    RS Sardjito memiliki 2

    sumber emisi dari

    cerobong boiler. masing-

    masing mempunyai

    kapasitas 2,5 ton/ hari dan

    0,5 ton/meter. Untuk

    genset masing-masing

    kapasitas 200 KVA, 501

    KVA, 949 KVA dan 1000

    KVA.

    taat Area boiler RS.

    Sardjito

  • Page 74 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    2 Dari 2 cerobong sumber

    emisi pada semester 1

    tahun 2012 hanya

    dilakukan pengukuran

    emisi 1 cerobong boiler.

    Tidak tat Area boiler dan

    genset RS.

    Sardjito

    Pemantauan

    seluruh emisi

    cerobong perlu

    dilakukan

    Agar

    pemantauan dan

    pelaporan emisi

    gas buang

    sumber tidak

    bergerak (boiler)

    1 Waktu

    mengiku

    ti jadwal

    pemant

    auan (3

    Bulan)

    3 Pemantauan sudah

    dilakukan setiap 6 bulan

    Taat Area boiler dan

    genset RS.

  • Page 75 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    sekali

    Sardjito

    4 Kepda 205

    Tahun 1996

    RS Sardjito memiliki tinggi

    cerebong belum

    memenuhi 2-2,5x dari

    tinggi bangunan tertinggi di

    sekitarnya

    observasi Area boiler dan

    genset RS.

    Sardjito

    Ketinggian

    cerobong emisi

    gas buang

    perlu

    ditinggikan

    Disarankan agar

    meninggikan

    cerobong sesuai

    dengan Kepda

    205 tahun 1996

    dan

    pertimbangan

    teknis lain

    3 6 bulan

  • Page 76 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    5 RS Sardjito belum

    mengetahui kecepatan

    aliran cerobong lebih besar

    dari 20 m/det

    observasi Area boiler dan

    genset RS. Sar

    djito

    RS. Sardjito

    belum tahu

    lajut alir

    cerobong

    emisinya

    Dalam

    pemantauan

    emisi ceborong

    agar dimintakan

    kepada lab untuk

    mengukur laju

    alir 20 m/dtk

    3 6 bulan

    C SumberTidakBergerak (Genset

    berbahanbakar Solar)

    1 Lampiran I A Parameter yang dipantau Taat

  • Page 77 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    Permen LH 13

    Tahun 2009

    sudah sesuai dengan yang

    dipersyaratkan (Partikulat,

    SO2, NO2, Opasitas) dalam

    PerMen Lingkungan Hidup

    No. 13 Tahun 2009

    2 Hasil pemantauan sudah

    memenuhi baku mutu yang

    dipersyaratkan dalam per

    PerMen Lingkungan Hidup

    No. 13 Tahun 2009.

    Namun di dalam laporan

    semester 1 tahun tahun

    2012 tidak menyebutkan

    kapasitas dan identitas

    genset

    Tidak taat Area genset Spesifikas

    mesin hasil

    jelas dalam

    laporan

    pencemaran

    udara

    Laporan

    pencemaran

    udara perlu

    diperbaiki dan

    diperinci dengan

    kapasitas dan

    identitas genset

    3 6 bulan

  • Page 78 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    3 Kepda 205

    Tahun 1996

    RS Sardjito belum memiliki

    tinggi cerebong 2x dari

    tinggi bangunan tertinggi di

    sekitarnya

    Observasi Area genset RS.

    Sar djito

    Tinggi

    cerobong perlu

    ditinggikan

    Disarankan agar

    meninggikan

    cerobong sesuai

    dengan Kepda

    205 tahun 1996

    dan ketentuan

    teknis lainnya

    3 6 bulan

    4 Cerobong emisi tidak

    bergerak (genset) sudah

    Observasi Area genset RS.

    Sar djito

    Agar memenuhi

    persyaratan

    3 6 bulan

  • Page 79 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    dilengkapi lubang sampling

    namun belum memenuhi

    aturan teknis lubang

    samping 8 bagian dari

    bawah dan 2 bagian dari

    atas

    teknis lubang

    sampling

    5 Area lubang sampling

    sudah dilengkapi oleh

    tangga untuk keselamatan

    selama sampling emisi

    dilakukan

    Taat Area genset RS.

    Sar djito

    6 bulan

  • Page 80 of 100

    Auditor Lingkungan: Yunan Helmi, S.Pi

    6 RS. Sardjito memiliki satu

    genset tambahan yang

    belum memiliki lubang

    sampling dan belum

    dilakukan pemantauan

    emisi

    S

    Tidak taat Area genset RS.

    Sar djito

    Genset baru

    belum memiliki

    lubang

    sampling

    Perlu dibuat

    lubang sampling

    emisi sesuai

    dengan Kepdal

    205 tahun 1996

    dan melakukan

    pemantauan

    emisi

    2 6 bulan

    D Sumber Emisi TIdak Bergerak (Incinerator)