PPP Audit Lingkungan Hidup

download PPP Audit Lingkungan Hidup

of 50

Transcript of PPP Audit Lingkungan Hidup

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    1/50

    Panduan Praktis

    Pelaksanaan AuditLingkungan Hidup

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    2/50

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    3/50

    Panduan Praktis Pelaksanaan AuditLingkungan Hidup

    Kementerian Negara Lingkungan Hidup

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    4/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkunganii

    Buku ini diterbitkan sebagai bagian dari upaya Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk meningkatkan

    pemahaman pihak-pihak terkait terhadap Audit Lingkungan. Selain itu Undang-Undang No 32 Tahun 2009tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) mencantumkan ketentuan pelaksanaan

    Audit Lingkungan.

    Buku ini dapat dibaca oleh pihak-pihak yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat langsung dalam

    pelaksanaan Audit Lingkungan.

    Kami berharap pembaca mendapat manfaat dari buku ini. Kami juga menyampaikan apresiasi kepada

    pihak DANIDA (Pemerintah Kerajaan Denmark) yang telah mendukung penerbitan buku ini sebagai bagian

    dari kegiatan Environmental Support Programme Phase 2.

    Jakarta, Desember 2010

    Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan

    Kementerian Lingkungan Hidup

    Imam Hendargo Abu Ismoyo

    SAMBUTAN

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    5/50

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    6/50Panduan Evaluasi Audit Lingkunganiv

    3.3 Pengumpulan dan Verikasi Fakta dan Bukti Audit 18

    3.4 Koordinasi dan Komunikasi Tim Audit 23

    3.5 Diskusi dan Evaluasi Hasil Audit Lapangan 24

    3.6 Menyusun Laporan Hasil Audit Lapangan 25

    3.7 Pertemuan Penutup 25

    4. PELAPORAN AUDIT 27

    4.1 Persiapan Penyusunan Laporan Audit 27

    4.2 Evaluasi Bukti Audit dan Temuan Audit 27

    4.3 Menyusun Laporan Audit 28

    4.4 Pengesahan, Kepemilikan, dan Distribusi Laporan Audit 28

    4.5 Akhir Audit 30

    4.6 Kerahasiaan 30

    4.7 Tindak Lanjut Audit 30

    4.8 Tindak Lanjut Audit 31

    5. ATRIBUT DAN ETIKA AUDITOR 33

    RUJUKAN 35

    PROTOKOL / TATA LAKSANA AUDIT LINGKUNGAN 36

    TERMINOLOGI DAN DEFINISI 37

    DAFTAR SINGKATAN 38

    Diterbitkan oleh : Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Tata Lingkungan, Kementerian

    Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia,

    e-mail: [email protected], Website: www.menlh.go.id

    Diterbitkan oleh : Danish Internasional Development Agency (DANIDA melalui Environmental

    Sector Programme(ESP) Phase 2,

    email: [email protected], Website: www.esp2indonesia.org

    Pengarah : Ary Sudijanto (Kementerian Negara Lingkungan Hidup)

    Ketua Pelaksana : Laksmi Widyajayanti (Kementerian Negara Lingkungan Hidup)

    Disusun oleh : Rustiawan Anis

    Gras : Peaks

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    7/50v

    Buku panduan ini disusun merujuk pada sejumlah referensi tentang audit lingkungan, baik berupa standar,

    panduan, dan laporan, yang diterbitkan dan digunakan secara internasional maupun telah diterapkan

    di dalam negeri. Selain itu, pengalaman praktis penyusun sebagai Auditor Lingkungan turut mewarnaipenyusunan panduan ini, utamanya dalam melakukan kajian penyesuaian terhadap penerapan proses

    audit lingkungan hidup yang diwajibkan di Indonesia.

    Buku ini ditujukan dan dapat digunakan oleh Tim audit, Klien, dan Auditi, sesuai peran masing-masing

    dalam proses audit. Buku ini memberikan pemahaman tentang proses dan tata laksana audit lingkungan,

    khususnya audit penaatan lingkungan (environmental compliance audit), sebagaimana ketentuan Pasal 49

    s/d 51 Undang-Undang No.32 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2010.

    Buku ini terdiri dari 5 (lima) bagian utama. Bagian Pertama, memuat prinsip dasar audit lingkungan,

    untuk menghantarkan pemahaman dasar terhadap proses audit lingkungan, prinsip dan penggunaan

    instrumen dan metodologi audit. Bagian ini dilengkapi dengan penjelasan atas denisi dan terminologi

    yang digunakan dalam panduan, serta singkatan yang kerap digunakan dalam panduan.

    Bagian Kedua, menjelaskan tahap kegiatan persiapan dan perencanaan audit lingkungan (pre-audit).

    Bagian ini memuat ulasan tentang hal-hal apa saja yang hendaknya dilakukan oleh Tim audit dalam

    menyusun suatu rencana audit (audit plan) dan mempersiapkan kegiatan audit lapangan.

    Bagian Ketiga, memuat panduan bagi Tim audit dalam melaksanakan tahap kegiatan audit lapangan (site

    audit). Bagian ini juga berisikan metodologi dan teknik audit lapangan yang hendaknya digunakan Timaudit dalam melaksanakan audit lapangan, antara lain pencuplikan, observasi lapangan, wawancara, dan

    evaluasi dokumen.

    Bagian Keempat, berisikan kegiatan tahap pelaporan audit (post audit), mencakup bagaimana

    mengevaluasi bukti audit dan menuliskan temuan audit serta kesimpulan audit. Selain itu, bagian ini juga

    memuat panduan bagi Auditi untuk menyusun tindak lanjut hasil audit.

    Bagian Kelima, memuat penjelasan tentang atribut dan etika yang hendaknya diterapkan oleh seorang

    Auditor. Atribut penting dicermati untuk memastikan proses audit dan hasil audit dilaksanakan sesuaitata laksana audit. Sedangkan etika perlu untuk menjadi koridor bagi kemandirian dan profesionalisme

    Auditor.

    KEGUNAAN DAN SISTIMATIKA BUKU

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    8/50Panduan Evaluasi Audit Lingkunganvi

    This handbook has been prepared refers to numbers of environment audit references, either in the form of

    standards, guidelines, and reports, published and used internationally and has been applied in the country. In

    addition, the authors practical experience as an Environmental Auditor foreshadowed the development of theseguidelines, particularly in making adjustments to the application review process that required an environmental

    audit in Indonesia.

    This book is intended and can be used by the audit team, client, and the auditee, according to their respective

    roles in the audit process. This book provides an understanding of the processes and environmental audit

    protocol, particularly the environmental compliance audits, as the provisions of Article 49 to 51 of Act 32, 2009

    and Minister of Environment Regulation No.17 Year 2010.

    This book consists of 5 (ve) main sections. Section One, contain the basic principles of environmental auditing,

    to deliver a basic understanding of the environmental audit process, principles and use of instruments and

    methodology of the audit. This section provides denitions and explanations of terminology used in the guide,

    and acronyms that are often used in the guidelines.

    Section Two, explains the preparation stages and planning activities of environmental audit (pre-audit). This

    section contains reviews about the things what should be done by the audit team in preparing an audit plan and

    prepare a eld audit activity.

    Section Three, contain guidelines for the audit team in conducting a eld audit activity phase (site audit). This

    section also contains a eld audit methodology and techniques which should be used by the audit team inconducting eld audits, including sampling, observation, interviews, and document evaluation.

    Section Four, includes the activities of the audit reporting stage (post audit), covers how to evaluate the audit

    evidence and write audit ndings and audit conclusions. In addition, this section also contains guidelines for the

    auditee to prepare a follow-up results of the audit.

    Section Five, includes an explanation of the attributes and ethics that should be applied by an auditor. Important

    attribute examined to ensure the audit process and results of audits conducted according to the audit protocol.

    While the ethics need to be a corridor for the independence and professionalism of auditors.

    Book Usability and Systematic

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    9/50

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    10/50Panduan Evaluasi Audit Lingkunganviii

    Foto: Endro

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    11/501

    Audit didenisikan di dalam SNI 19-19011-2005 sebagai berikut:

    proses yang terdokumentasi, sistematik, dan mandiri untuk memperoleh bukti audit dan

    mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit dipenuhi

    (SNI 19-19011-2005)

    Sedangkan Audit Lingkungan menurut Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang PPLH didenisikan

    sebagai evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan

    terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Denisi yang disebutkandalam UU No.32 Tahun 2009 tersebut mengandung makna bahwa audit lingkungan yang dimaksud

    adalah audit penaatan (environmental compliance audit), dengan kriteria/rujukan audit adalah peraturan

    perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Proses yang sistematik dalam audit dicirikan oleh tahapan dan langkah kerja pelaksanaan audit yang runut

    dan sistemik, dimulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pelaporan. Dengan proses

    yang dilaksanakan secara sistematik akan dihasilkan hasil audit yang dapat dipercaya, handal dan dapat

    dipertanggungjawabkan sesuai tujuan yang ditetapkan.

    Sifat kemandirian dalam proses audit merupakan kunci penting untuk memperoleh hasil audit yang objektif

    dan dapat dipercaya. Oleh karenanya, untuk menjamin kemandirian audit dan mencegah terjadinya konik

    kepentingan dan ketidakberpihakan (impartiality), Tim audit hendaknya tidak memiliki hubungan kerja

    dengan pihak atau obyek yang diaudit (Auditi) dalam rentang waktu tertentu.

    Seluruh proses audit harus terdokumentasi, sejak persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan audit. Proses

    yang terdokumentasi dalam audit sangat penting, karena seluruh proses audit harus mampu ditelusuri

    (traceable) untuk keperluan verikasi dan validasi. Selain itu, dokumentasi audit, baik berupa dokumen

    dan/atau rekaman sangat penting dalam menentukan apakah suatu temuan audit didukung oleh bukti

    audit yang memadai dan objektif.

    Bukti objektif merupakan persyaratan mutlak agar suatu temuan audit dapat diterima. Bukti objektif dapat

    diperoleh melalui serangkaian verikasi terhadap sekumpulan fakta dan informasi, baik melalui observasi

    lapangan, kajian dokumen, maupun wawancara. Dengan perkataan lain, bukti objektif dapat juga disebut

    dengan bukti terverikasi.

    Adanya kriteria audit merupakan salah satu kekhasan yang membedakan audit dengan instrumen evaluasi

    manajemen lainnya, seperti asesmen, evaluasi, dan inspeksi. Audit hanya dapat dilaksanakan bila tersedia

    dan telah ditetapkan kriteria audit, yang akan menjadi acuan atau rujukan dalam pelaksanaan penilaian.Penilaian oleh seorang Auditor harus mengacu kepada kriteria audit, dan Auditor tidak diperkenankan

    melakukan penilaian yang didasarkan hanya pada acuan keahlian profesional (professional judgement).

    1.1 Manfaat Audit Lingkungan

    Melaksanakan audit lingkungan memberikan banyak manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan,

    APAKAH AUDITLINGKUNGAN HIDUP?

    1

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    D did l d di b k k j

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    12/50Panduan Evaluasi Audit Lingkungan2

    antara lain namun tidak terbatas pada:

    a. Memastikan dan mengkonrmasi ditaatinya persyaratan peraturan perundangundangan lingkun-

    gan hidup;

    b. Menentukan tingkat kinerja pengelolaan lingkungan hidup;

    c. Membuktikan tanggungjawab dan komitmen manajemen terhadap perlindungan dan pengelolaan

    lingkungan hidup;

    d. Memastikan resiko lingkungan telah dikelola dan dikendalikan dengan baik;

    e. Mengidentikasi peluang penghematan sumberdaya dan biaya, perbaikan/peningkatan kinerja

    proses, mencegah kehilangan/kerugian (loss prevention) dan peningkatan esiensi;

    f. Menyediakan informasi yang objektif dan mandiri yang dibutuhkan oleh pihakpihak yang berke-

    pentingan.

    1.2 Landasan Hukum Audit Lingkungan

    Pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia dilandasi oleh UU No.32 Tahun 2009 tentang PPLH, Pasal 48

    s/d Pasal 51 yang mengatur tentang audit lingkungan hidup. Selain itu, telah diterbitkan pula Peraturan

    Menteri Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2010 tentang audit lingkungan hidup.

    Audit lingkungan dapat dilaksanakan secara sukarela (voluntary) oleh penanggungjawab usaha/kegiatan.

    Namun, Pemerintah dapat mewajibkan dilaksanakannya suatu audit lingkungan kepada suatu usaha/

    kegiatan, bilamana:

    a. Tidak memiliki dokumen lingkungan,

    b. Terindikasi melakukan pelanggaran terhadap ketentuan dan persyaratan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, dan

    c. Memiliki resiko tinggi terhadap lingkungan hidup. Untuk jenis audit yang terakhir ini, penanggung-

    jawab usaha/kegiatan harus melaksanakan audit lingkungan secara berkala/periodik, dengan ke-

    kerapan audit tergantung dari derajat resiko lingkungan usaha/kegiatan tersebut.

    1.3 Para Pihak Dalam Audit

    Ada tiga pihak yang saling berinteraksi dalam proses audit, yaitu:

    a. Klien, pihak yang memerintahkan audit.

    b. Auditi,pihak yang di-audit.

    c. Auditor, pihak yang melaksanakan audit.

    Para Pihak dalam Proses Audit

    Klien

    Auditi Auditor

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    D t did l d di b k k j

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    13/503

    Sangat penting memahami peran masing-masing pihak dalam proses audit, karena dalam penerapan

    audit lingkungan para pihak dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis audit yang dilakukan, apakah

    audit lingkungan sukarela atau audit lingkungan yang diwajibkan. Khusus untuk jenis audit lingkungan

    yang diwajibkan (Pasal 49 UU No.32 Tahun 2009), yang dimaksud Klien adalah KLH. Dua hal penting

    berkaitan dengan para pihak ini yang patut diperhatikan dalam proses audit jenis apapun adalah Auditor

    bertanggungjawab kepada Klien, dan Auditor harus mandiri terhadap Auditi.

    1.4 Tahapan Pelaksanaan Audit

    Pelaksanaan audit lingkungan mengikuti kaidah dan azas proses audit pada umumnya, yaitu terdiri dari 3

    (tiga) tahap kegiatan utama, yaitu:

    a. Persiapan dan perencanaan audit(pre-audit), merupakan tahap awal kegiatan audit yang terdiri

    dari serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan kegiatan audit

    lapangan agar dapat terlaksana dengan efektif dan esien, serta tercapainya tujuan audit.b. Kegiatan audit lapangan(site audit), merupakan kegiatan pengumpulan dan verikasi data dan/

    atau informasi di lapangan untuk memperoleh bukti audit yang objektif.

    c. Pelaporan audit(post audit), merupakan tahap akhir dari kegiatan audit, yang terdiri dari kegiatan

    penyusunan dan penyelesaian laporan audit, distribusi laporan audit, dan pendokumentasian reka-

    man audit.

    Pada prinsipnya kegiatan audit dinyatakan berakhir setelah laporan audit diterima dan disetujui oleh Klien.

    Dengan demikian, proses tindak lanjut hasil audit termasuk penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan

    rencana tindakan perbaikan dan pencegahan (corrective and preventive action) merupakan kegiatan di luarlingkup proses audit.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www bukukerja com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    14/50Panduan Evaluasi Audit Lingkungan4

    Foto: Winarko Hadi

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www bukukerja com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    15/505

    Kegiatan persiapan dan perencanaan audit adalah kegiatan awal yang sangat penting dan menentukan

    keberhasilan pelaksanaan audit. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan audit lapangan

    agar audit dapat dilaksanakan dengan efektif dan esien, serta tercapainya tujuan audit. Persiapan dan

    perencanaan audit yang tidak tepat akan mengakibatkan hasil audit yang tidak sesuai dengan harapan dan

    kebutuhan Klien, yang pada akhirnya tidak mampu memberikan informasi bermakna untuk digunakan

    dalam pengambilan keputusan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup.

    Pada tahap ini akan ditetapkan dan disepakati tujuan dan lingkup audit yang merupakan landasan

    pelaksanaan audit. Kekeliruan dalam melingkup akan menyebabkan pelaksanaan audit lapangan akanmenjadi tidak fokus, salah sasaran, dan tidak efektif dan esien. Temuan audit yang dihasilkan akan menjadi

    tidak relevan dan kurang bermakna. Demikian pula dengan kesimpulan dan rekomendasi audit yang

    dihasilkan akan menjadi tidak tepat sasaran. Oleh karenanya, kesalahan dan kekeliruan dalam persiapan

    dan perencanaan audit dapat membuat seluruh proses audit menjadi sia-sia.

    Kegiatan persiapan dan perencanaan audit merupakan suatu kegiatan perancangan kegiatan audit, oleh

    karenanya harus mampu menjawab pertanyaan apa yang diaudit? dimana audit dilaksanakan? kapan

    audit dilakukan? bagaimana mengumpulkan data dan/informasi? dan siapa saja yang terlibat dalam

    proses audit?. Dengan merancang kegiatan audit dengan baik akan diperoleh manfaat tambahan bagi

    pelaksanaan audit lapangan, dalam hal biaya, tenaga, dan waktu yang efektif dan esien. Hasil akhir dari

    kegiatan persiapan perencanaan audit adalah dokumen kerangka acuan audit atau dikenal pula dengan

    rencana audit (audit plan).

    Berikut adalah langkah kegiatan dalam tahap persiapan dan perencanaan audit (pre-audit).

    2.1 Menetapkan Tujuan Audit

    Tujuan audit menerangkan sesuatu yang ingin dicapai dalam audit. Tujuan audit menjadi kalimat kunciyang menjelaskan untuk apa audit dilaksanakan?, dan tujuan ini nantinya harus dapat dijawab oleh Tim

    audit dalam kesimpulan audit. Oleh karenanya, tujuan audit perlu ditetapkan dengan seksama karena

    menjadi landasan dan memberikan arah bagi pelaksanaan audit lapangan.

    Penetapan tujuan audit adalah tanggungjawab dan kewenangan Klien. Tujuan audit dapat beragam

    tergantung pada keinginan Klien untuk mengkonrmasi permasalahan lingkungan hidup yang ingin

    dikonrmasi dan diverikasi. Beberapa contoh tujuan audit yang dapat diterapkan namun tidak terbatas

    pada hal-hal berikut:

    a. Mengkonrmasikan dan membuktikan adanya ketidaktaatan usaha dan/atau kegiatan terhadapketentuan dan persyaratan peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang berlaku;

    b. Menentukan taraf penaatan usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan dan persyaratan peraturan

    perundang-undangan lingkungan hidup yang berlaku;

    c. Mengevaluasi kemampuan sistem pengelolaan lingkungan usaha dan/atau kegiatan dalam

    mencegah dan mengendalikan dampak lingkungan atau resiko lingkungan yang telah, sedang, dan

    akan terjadi;

    MEMPERSIAPKAN DANMERENCANAKAN AUDIT

    2

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www bukukerja com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    16/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan6

    d. Mengkonrmasikan kejadian pencemaran dan/atau kerusakan dan/atau kecelakaan lingkungan

    hidup;

    e. Mengkonrmasikan kinerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai ketentuan dokumen

    lingkungan;

    f. Mengidentikasi penyebab ketidaktaatan, termasuk pelanggaran atau ketidaktepatan penerapan

    kebijakan pengelolaan lingkungan hidup;

    g. Memberikan rekomendasi bagi pengambilan keputusan tentang tindakan perbaikan/rehabilitasi

    dan pencegahan kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup;

    h. Tujuan spesik lainnya yang berkaitan dengan penaatan peraturan perundangundangan

    lingkungan hidup.

    2.2 Memilih dan Menetapkan Ketua Tim Audit

    Ketua Tim audit (audit team leader) adalah pemimpin seluruh proses pelaksanaan audit. Ketua Tim auditharus memiliki kompetensi yang sesuai dan berkualikasi sebagai auditor utama yang dibuktikan oleh

    sertikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang diterbitkan oleh lembaga sertikasi kompetensi (LSK)

    auditor lingkungan hidup. Daftar auditor lingkungan yang memiliki sertikat kompetensi dapat diperoleh

    dan diakses dari informasi publik Kementerian Lingkungan Hidup dan LSK Auditor Lingkungan Hidup.

    Patut diperhatikan bahwa, untuk pelaksanaan audit lingkungan yang diwajibkan, Ketua Tim audit harus

    mendapat persetujuan dari Klien. Oleh karena itu, hendaknya dipastikan bahwa sebelum proses audit

    dimulai, Klien memberikan pernyataan tertulis tentang persetujuan/penetapan atau penolakan Ketua

    Tim audit. Dengan surat penetapan tersebut, jelas bahwa Auditor bekerja untuk dan bertanggungjawabkepada Klien, bukan kepada Auditi. Dengan itu pula, Ketua Tim audit dalam kapasitas individu mempunyai

    tanggungjawab hukum terhadap kebenaran dan segenap substansi isi laporan audit.

    2.3 Menseleksi dan Menetapkan Lingkup Audit

    Berdasarkan tujuan audit, Ketua Tim audit merumuskan dan mengembangkan lingkup audit, yaitu cakupan

    atau batas keluasan dan fokus dari audit yang akan dilaksanakan, dapat mencakup hal-hal berikut, bila

    relevan:

    a. tapak sikyang di-audit, mencakup namun tidak terbatas pada batas sik tapak (on-site, off-site,temporarily site), tapak yang digunakan bersama oleh lebih dari satu organisasi usaha/kegiatan (join

    site), dan tapak yang berdekatan dan/atau berbatasan yang mempunyai pengaruh (neighbouring

    site);

    b. satuan/unit organisasi fungsional yang diaudit, mencakup bagian/unit organisasi Auditi di

    tapak dan/atau kantor pusat, dan bila relevan hubungan dengan atau kegiatan yang melibatkan

    kontraktor dan/ atau pemasok;

    c. Proses, kegiatan dan/atau fasilitasyang diaudit, mencakup proses utama, proses pendukung, dan

    proses lain yang berkaitan;d. Lingkup Audit horison atau rentang waktu audit, mencakup seberapa jauh rentang waktu yang

    akan dievaluasi dalam audit (waktu yang lalu, waktu kini, dan/atau waktu yang akan datang);

    e. topik, isu dan/atau komponen lingkungan yang diaudit, seperti misalnya: air dan air limbah,

    bahan dan limbah B3, emisi udara, tanah/lahan, energi, kesehatan dan keselamatan, dan sebagainya.

    f. fokus/prioritas topikyang diaudit, bila sesuai;

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www bukukerja com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    17/507

    g. klasikasi temuan yang ingin dipaparkan dalam laporan audit, bila sesuai, misalnya: temuan

    ketaatan/kesesuaian (compliance/conformity ndings), temuan ketidaktaatan/ketidaksesuaian

    (non-compliance/non-conformity ngdings), dan bidang yang potensial untuk disempurnakan/

    ditingkatkan kinerjanya (areas for improvement atau areas of concern). Selain itu, bila sesuai,

    seyogyanya ditentukan pula apakah setiap temuan audit perlu dinilai taraf prioritas kepentingannya,

    misalnya dalam bentuk major atau minor ndings

    h. rekomendasi atau saran tindak perbaikan/penyempurnaan yang diharapkan dari hasil audit, bila

    sesuai.

    Penetapan lingkup audit sangatlah penting sebagai landasan menentukan keluasan dan kedalaman dari

    audit yang akan dilaksanakan. Juga untuk menentukan kebutuhan keahlian/kompetensi khusus yang

    harus dipenuhi dalam Tim audit, termasuk pula menentukan teknik pelaksanaan audit dan pelaporan

    audit. Lingkup audit dapat di-amandemen (ditambah atau dikurangi) berdasarkan keputusan Klien.

    2.4 Menetapkan Kriteria Audit

    Kriteria audit digunakan sebagai acuan atau rujukan dalam menilai ketaatan/kesesuaian, sehingga sangat

    penting kriteria audit ditetapkan dengan seksama dan disepakati bersama antara Ketua Tim audit dan

    Klien pada tahap persiapan audit, sebelum audit lapangan mulai dilaksanakan.

    Dalam audit lingkungan, kriteria audit yang digunakan dapat mencakup hal berikut, bila relevan:

    a. Peraturan perundang-undangan lingkungan hidup, mencakup baku mutu kualitas lingkungan, baku

    kerusakan lingkungan, baku gangguan, ketentuan dan persyaratan pengelolaan lingkungan hidup,

    dan perijinan lingkungan. Peraturan perundang-undangan lingkungan hidup ini mencakup yang

    Lingkup Audit

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www bukukerja com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    18/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan8

    diterbitkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, dan bila relevan dapat pula mencakup perjan-

    jian dan/atau konvensi internasional yang telah diratikasi oleh Pemerintah Indonesia. Hendaknya

    dipastikan bahwa peraturan perundangundangan lingkungan hidup yang digunakan sebagai kri-

    teria audit adalah yang terkini dan masih berlaku, serta tidak hanya diterbitkan oleh KLH namun

    juga oleh instansi teknis sektoral lainnya.

    b. Dokumen lingkungan, yang telah disetujui/disahkan, masih berlaku, dan digunakan Auditi sebagai

    acuan dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengendalian lingkungan hidup, seperti do-

    kumen RKL/RPL atau UKL/UPL, dokumen analisa resiko lingkungan, dan dokumen sejenis lainnya.

    c. Persyaratan dan ketentuan lain yang sesuai dan relevan dengan tujuan dan lingkup audit yang

    ditetapkan, misalnya praktik pengelolaan lingkungan yang baik (best environmental management

    practices), kebijakan dan prosedur operasi internal (SOP) Auditi, dan lainnya.

    Akan sangat membantu bila kriteria audit dirinci dan dipetakan kesesuaian penggunaannya dengan

    lingkup audit. Bila hal ini dilakukan, akan mempermudah penyusunan protokol audit yang akan digunakansebagai pedoman kerja dalam pelaksanaan audit lapangan.

    Kriteria audit yang telah ditetapkan dapat saja berubah seiring dinamika perkembangan proses audit,

    namun setiap perubahan kriteria audit harus disepakati bersama antara Klien dan Ketua Tim audit, dan

    bila dipandang perlu dapat pula dikonsultasikan kepada Auditi.

    Hendaknya diperhatikan dan dipastikan dengan Klien bahwa yang dicantumkan sebagai kriteria audit

    adalah yang benar-benar relevan dengan tujuan audit dan lingkup audit yang telah ditetapkan, dan benar-

    benar akan dinilai ketaatan/kesesuaian-nya dalam pelaksanaan audit lapangan serta dilaporkan hasil

    penilaiannya (temuan) dalam laporan audit.

    Peraturan perundang-undangan lingkungan hidup yang digunakan sebagai kriteria audit berbeda

    penggunaannya dengan penyusunan dokumen AMDAL, yangmana pada dokumen AMDAL hanya

    digunakan sebatas peraturan perundang-undangan yang relevan dalam memprakirakan dampak

    lingkungan.

    2.5 Memilih dan Menetapkan Anggota Tim Audit

    Seleksi dan pemilihan anggota tim audit dilaksanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan kompetensiauditor untuk mencapai tujuan audit dan kesesuaiannya dengan lingkup audit. Tim audit dapat terdiri dari

    satu atau sekelompok orang. Bila hanya seorang, maka Auditor tersebut harus memiliki seluruh kompetensi

    yang dibutuhkan, dan mampu melaksanakan seluruh tugas dan tanggungjawab yang diberlakukan untuk

    seorang Ketua Tim audit.

    Untuk memenuhi kecukupan kompetensi suatu Tim audit, hendaknya dilakukan langkah berikut:

    a. Identikasi pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan audit dan me-

    menuhi lingkup audit;

    b. Menseleksi dan memilih anggota tim audit sedemikian rupa, sehingga seluruh pengetahuan danketrampilan yang diperlukan tersedia pada Tim audit.

    Bila pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan tidak dapat dicakup sepenuhnya oleh Tim audit, maka

    kompetensi Tim audit dapat dipenuhi dengan menyertakan tenaga ahli (technical expert), yang bekerja

    sesuai arahan Auditor. Tenaga ahli tidak memiliki kewenangan melaksanakan audit, namun berfungsi

    sebagai nara sumber bagi Auditor.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    19/509

    KOTAK-1. PERTIMBANGAN MENETAPKAN JUMLAH DAN KOMPOSISI TIM AUDIT

    Beberapa pertimbangan berikut ini dapat digunakan untuk menetapkan jumlah dan komposisi Tim

    audit:

    a. Tujuan, lingkup, kriteria dan jumlah waktu (lama) audit yang tersedia;

    b. Kompetensi tim audit secara keseluruhan yang diperlukan untuk mencapai tujuan audit (dalamhal bidang keahlian spesik);

    c. Peraturan perundang-undangan dan persyaratan lain yang diberlakukan dan relevan digunakan

    sebagai kriteria audit;

    d. Jaminan kemandirian dan ketidak-berpihakan (impartialitas) tim audit terhadap kegiatan yang

    diaudit dan untuk mencegah terjadi konik kepentingan;

    e. Kemampuan anggota tim audit untuk berinteraksi secara efektif dengan auditi, dan kemampuan

    untuk bekerja bersama dalam suatu tim audit;

    f. Bahasa yang digunakan dalam audit, dan pemahaman terhadap karakteristik sosial dan budayatertentu dari auditi, yang dapat ditunjukkan melalui ketrampilan yang dimiliki oleh auditor.

    Usulan Tim audit yang diajukan Ketua Tim audit dapat saja ditolak oleh Klien dan/atau Auditi, atau

    dimintakan penggantian terhadap anggota tim audit tertentu. Bila terjadi penolakan oleh Klien dan/

    atau Auditi, hendaknya Ketua Tim audit diberikan alasan tentang penolakan tersebut. Penolakan atau

    permintaan penggantian anggota tim audit harus disertai alasan yang jelas, logis, dan dapat diterima,

    antara lain namun tidak terbatas pada:

    a. Auditor tidak memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan atau Auditor memiliki rekam je-jak dan/atau unjuk kerja yang kurang memuaskan;

    b. Auditor memiliki situasi konik kepentingan yang berpotensi pada keberpihakan dan tidak mandiri,

    seperti misalnya anggota tim audit pernah bekerja sebagai karyawan pada organisasi Auditi atau

    pernah memberikan jasa konsultasi kepada Auditi (dalam rentang waktu 2 tahun terakhir);

    c. Auditor pernah menunjukkan perilaku dan atribut yang tidak etis pada pelaksanaan audit sebelum-

    nya.

    Seperti halnya Ketua Tim audit, Anggota Tim audit harus memiliki sertikat kompetensi auditor lingkungan

    hidup yang diterbitkan oleh lembaga sertikasi kompetensi (LSK) auditor lingkungan hidup.

    2.6 Membagi Tugas dan Tanggungjawab Tim audit

    Peran, tugas, dan tanggungjawab setiap Anggota Tim audit dalam pelaksanaan audit lapangan hendaknya

    didenisikan dan ditetapkan sejelas-jelasnya. Ketidakjelasan pembagian tugas dan tanggungjawab

    Anggota Tim audit dapat menyebabkan lingkup audit tidak teraudit seluruhnya dan audit akan berlangsung

    tidak esien, serta tujuan audit mungkin tidak akan tercapai.

    Adalah tanggungjawab dan kewenangan Ketua Tim audit (setelah berkonsultasi dengan Anggota Timaudit) untuk menetapkan peran, tugas dan tanggungjawab masing-masing anggota tim audit untuk

    pelaksanaan audit lapangan. Pembagian peran dan penugasan tersebut dapat ditetapkan berdasarkan

    proses, fungsi organisasi, tapak, area atau kegiatan, dan komponen lingkungan tertentu sesuai lingkup

    audit yang telah ditetapkan. Pembagian peran dan penugasan Tim audit hendaknya mempertimbangkan

    kompetensi masing-masing auditor dan efektitas alokasi sumberdaya, serta kemungkinan adanya peran

    tenaga ahli (bila ada).

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    20/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan10

    Penting diperhatikan dan dipastikan oleh Ketua Tim audit bahwa seluruh lingkup audit telah terdelegasikan

    kepada Anggota Tim audit, dan memastikan masingmasing telah paham akan peran, tugas dan

    tanggungjawabnya dalam pelaksanaan audit lapangan. Perubahan peran dan penugasan Anggota

    Tim audit dimungkinkan untuk dilakukan saat audit lapangan berlangsung seiring perkembangan dan

    dinamika pelaksanaan audit lapangan.

    2.7 Menjalin Komunikasi Awal dengan Auditi

    Komunikasi dengan Auditi hendaknya dilaksanakan seawal mungkin dan dalam waktu yang cukup sebelum

    pelaksanaan audit lapangan, agar tersedia cukup waktu bagi Tim audit untuk merancang, mempersiapkan,

    dan menyusun rencana audit lapangan. Komunikasi awal ini bertujuan untuk:

    a. membuka dan menjalin saluran komunikasi dengan wakil Auditi;

    b. mengkonrmasikan kewenangan Ketua Tim audit dalam pelaksanaan audit;

    c. menyampaikan informasi tentang susunan Tim audit;d. mengidentikasi ketersediaan dan meminta akses terhadap dokumen dan/atau rekaman yang

    dibutuhkan;

    e. mengkonrmasikan aturan dan ketentuan tentang ijin masuk (entry permit) dan keamanan dan

    keselamatan yang berlaku di tapak Auditi;

    f. menyusun pengaturan pelaksanaan audit lapangan (misalnya transportasi, akomodasi, dan logistik);

    g. menyepakati kemungkinan adanya kehadiran pemantau/pengawas dan/atau kebutuhan akan

    pemandu untuk Tim audit.

    2.8 Mengumpulkan Data/Informasi Dasar Auditi

    Setelah terjalin komunikasi dengan Auditi, Tim audit dapat mulai mengumpulkan data/informasi dasar

    Auditi yang berkaitan dengan lingkup audit. Sangat baik dan membantu bila Tim audit menyusun dan

    menyampaikan kepada Auditi sejenis daftar pertanyaan atau kuesioner (pre-audit questionaire), yang

    berisi informasi dasar tentang objek yang akan diaudit sesuai lingkup audit.

    KOTAK-2. INFORMASI DASAR AUDITI

    Data/informasi dasar Auditi yang diperlukan untuk perencanaan audit antara lain adalah:struktur organisasi, sumberdaya manusia, bahan baku dan bahan penolong, proses/kegiatan, fasilitas

    pendukung (utilities), konsumsi sumberdaya alam (air, energi), jenis dan karakter limbah utama, peta (lokasi,

    tata letak, dsb), tabel ringkasan RKL dan RPL, ketersediaan data/rekaman pemantauan lingkungan, dan

    data/informasi dasar lain yang terkait dan relevan dengan tujuan dan lingkup audit.

    Segenap informasi dasar ini bermanfaat bagi Tim audit untuk mengetahui dan memahami kompleksitas

    dan karakteristik dari usaha/kegiatan Auditi, termasuk karakter dari populasi data/informasi yang

    dimiliki Auditi. Informasi dasar yang dikumpulkan hendaknya dipergunakan Tim Audit untuk menyusunperencanaan dan strategi pelaksanaan audit lapangan.

    Untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan Tim audit tentang tapak Auditi dan situasi aktual, sangat

    baik dan disarankan bila pada beberapa situasi dan/atau kondisi tertentu, Ketua Tim audit melakukan

    kunjungan pendahuluan ke tapak (initial site-visit), khususnya bila lingkup audit cukup kompleks dan

    membutuhkan pemahaman secara langsung di tapak.

    p j

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    21/50

    11

    Patut diperhatikan bahwa Auditi seyogyanya menyampaikan dengan sebenarbenarnya informasi dasar

    ini sesuai permintaan Tim audit. Dan bagi Tim audit hendaknya hanya mengumpulkan sebatas informasi

    dasar saja yang relevan dan dibutuhkan untuk penyusunan rencana audit.

    2.9 Menetapkan Kelayakan AuditBerbekal data/informasi dasar dari Auditi, Ketua Tim audit hendaknya mengkaji dan menetapkan, apakah

    audit layak untuk dilaksanakan atau tidak?. Untuk menetapkan kelayakan suatu audit, Ketua Tim audit

    perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti berikut:

    a. apakah tersedia cukup data/informasi untuk perencanaan audit dan audit lapangan?

    b. apakah tersedia cukup waktu dan sumberdaya untuk seluruh proses audit?; c) apakah tersedia ker-

    jasama yang cukup dari Auditi?

    Bila faktor penentu kelayakan audit diatas dinilai tidak memadai dan audit dinilai tidak atau belum layak

    untuk dilaksanakan, Ketua Tim audit hendaknya menginformasikan hal tersebut kepada Klien tentangalternatif pilihan lain, dan bila relevan dapat berkonsultasi pula dengan Auditi, misalnya: menunda

    pelaksanaan audit lapangan, mengubahsuaikan tujuan dan/atau lingkup audit, dan/atau alternatif pilihan

    lainnya. Disini kompetensi seorang Ketua Tim audit amat diuji untuk menentukan suatu audit layak untuk

    dilaksanakan atau tidak.

    2.10 Mengkaji Data/Informasi Dasar Auditi

    Sebelum pelaksanaan audit lapangan, Tim audit hendaknya telah mengetahui dan memahami keragaman,

    karakteristik, dan kompleksitas dari topik audit dan situasi aktual Auditi yang akan dijumpai saat pelaksanaan

    audit lapangan.

    Pemahaman Tim audit dapat dibangun dengan mengkaji dokumentasi Auditi, yang dapat mencakup

    dokumen dan/atau rekaman pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan, deskripsi proses/

    kegiatan, gambar/diagram/lay-out, dan dokumen dan/atau rekaman terkait. Keluasan dari kajian awal

    ini seyogyanya memperhatikan ukuran, sifat dan kompleksitas organisasi Auditi, serta tujuan dan lingkup

    audit. Patut diperhatikan bahwa pada tahap ini, Tim audit belum melakukan proses verikasi data/informasi

    Auditi, namun hanya sebatas mengkaji untuk keperluan pemahaman dan penyusunan rencana audit.Pengkajian data/informasi dasar ini juga bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor-faktor

    yang akan membatasi pelaksanaan audit lapangan, sehingga audit lapangan tidak dapat dilaksanakan

    sepenuhnya sesuai lingkup audit yang telah ditetapkan. Ketua Tim audit berkewajiban mengidentikasi

    adanya potensi faktor pembatas ini, seperti misalnya cuaca, aksesibilitas ke area/wilayah tertentu,

    sumberdaya yang tersedia untuk audit, kelengkapan data/informasi yang tersedia, dan faktor kerahasiaan

    yang membatasi akses terhadap dokumen/data/rekaman.

    2.11 Merancang Tata Waktu Proses Audit dan Audit LapanganBerdasarkan seluruh informasi yang terkumpul dan telah dikaji, Ketua Tim audit hendaknya membuat

    perencanaan tata waktu proses pelaksanaan audit keseluruhan, mencakup tata waktu sejak persiapan dan

    perencanaan audit, pelaksanaan audit lapangan, dan pelaporan audit.

    Ketua Tim audit juga bertanggungjawab untuk menyusun jadual pelaksanaan audit lapangan, yang

    hendaknya mempertimbangkan esiensi dan efektitas waktu, serta memperhatikan pula:

    p j

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    22/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan12

    perkiraan kebutuhan waktu perpindahan antar area/unit kerja;

    jam kerja (termasuk shift kerja) dan hari libur kerja;

    faktor cuaca selama pelaksanaan audit lapangan.

    Jadual audit lapangan hendaknya disusun serinci yang dimungkinkan, mencakup tata waktu audit

    lapangan dalam satuan hari kerja (mandays) dan menginformasikan perihal kapan (jam audit), dimana(lokasi sik/fungsi organisasi), kepada siapa (nama personil Auditi), untuk topik apa, dan siapa auditornya

    2.12 Menyusun Kerangka Protokol Audit

    Protokol audit adalah instrumen dan panduan kerja auditor dalam melaksanakan audit lapangan, yang

    memuat langkah kerja auditor dalam melakukan observasi lapangan, wawancara, dan evaluasi dokumen

    saat audit lapangan. Selain sebagai panduan kerja audit, protokol audit juga merupakan instrumen bantu

    penambah ingatan Auditor (aid memoire atau reminder), dan juga bermanfaat untuk menjaga konsistensi

    & reliabilitas audit lapangan.

    Protokol audit harus luwes, dan tidak boleh membatasi cakupan audit yang mungkin berubah dan

    berkembang selama pelaksanaan audit lapangan. Masing-masing Anggota Tim audit bertanggungjawab

    menyusun dan mengembangkan protokol audit sesuai peran, tugas dan & tanggungjawab-nya.

    Protokol audit disusun dengan merujuk pada kriteria audit, dan hendaknya mencakup seluruh topik dan

    pokok persoalan yang telah ditetapkan dalam lingkup audit dan kriteria audit. Bentuk protokol audit dapat

    beragam, berbentuk sederhana sampai kompleks, tergantung pada tingkat keluasan dan kedalaman audit

    yang diinginkan, antara lain kerangka masalah, daftar periksa (checklist), daftar pertanyaan (questionnaire),daftar pertanyaan berperingkat (rating system), atau bentuk lainnya.

    2.13 Merencanakan Pengumpulan Fakta dan Informasi Merencanakan Pencuplikan

    Fakta

    Pengumpulan dan verikasi data/informasi dalam audit dilakukan dengan cara pencuplikan terhadap suatu

    populasi atau kumpulan fakta/informasi. Pencuplikan dapat dilaksanakan dengan metode pencuplikan

    acak, berjenjang, interval, blok,

    dan/atau kombinasinya. Penerapan pencuplikan dapat diterapkan pada populasi dokumen/rekaman,

    populasi personil, dan populasi kebendaan sik atau virtual.

    Tim audit hendaknya memilih dan menerapkan metode pencuplikan yang tepat sesuai dengan karakter,

    faktor pengaruh, dan besaran dari populasi data/informasi yang akan diverikasi. Selain metode

    pencuplikan, Tim audit patut pula memperhatikan besaran pencuplikan yang dapat mewakili populasi

    secara keseluruhan, sehingga terhindar dari bias. Dengan demikian, rencana pencuplikan (sampling plan)

    dapat berbeda antara populasi satu dengan yang lain, dan antara satu Anggota tim audit dengan anggota

    yang lain.

    Merencanakan Wawancara

    Untuk efektitas pelaksanaan wawancara terhadap Auditi saat audit lapangan, Tim audit hendaknya

    mempersiapkan dan merencanakan sasaran dan topik wawancara, dengan melaksanakan langkah berikut:

    Pahami struktur organisasi, peran dan tanggungjawab serta kewenangan interviewee;

    Identikasi topik/pokok persoalan yg akan diverikasi/ditanyakan;

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    23/50

    13

    Pahami wawasan umum topik yang akan diverikasi/ditanyakan;

    Identikasi nama dan jabatan interviewee, berikut alasan diadakannya wawancara kepada yang

    bersangkutan;

    Perkirakan kebutuhan atau lama waktu wawancara;

    Rancang aliran pertanyaan dan diskusi, dimulai dari hal yang bersifat umum menuju hal yang rinci;

    Tentukan waktu dan tempat wawancara;

    Hendaknya dipastikan bahwa personil yang akan diwawancarai relevan dengan topik/pokok persoalan

    yang di-audit. Personil tersebut dapat individu yang bekerja di dalam tapak usaha/kegiatan atau individu

    yang berada di luar tapak. Penetapan personil di dalam tapak hendaknya didasarkan pada struktur

    organisasi dan job description, dan dipilih dengan metode pencuplikan. Topik wawancara hendaknya

    sesuai dengan peran, tanggungjawab, dan kewenangan personil tersebut.

    Merencanakan Evaluasi Dokumen/rekaman

    Sama halnya dengan perencanaan wawancara, untuk evaluasi dokumen/rekaman Tim audit hendaknya

    mengidentikasi daftar dokumen/rekaman yang akan dimintakan kepada Auditi untuk dievaluasi dan

    diverikasi saat audit lapangan. Dengan persiapan dan perencanaan ini akan mempermudah dan

    mempercepat proses audit lapangan. Ada baiknya bila daftar dokumen/rekaman yang akan dievaluasi dan

    diverikasi dapat disampaikan lebih dahulu kepada Auditi, agar saat audit lapangan dokumen/rekaman

    tersebut telah dipersiapkan.

    2.14 Menetapkan Kerangka Sistematika Laporan Audit

    Tidak ada ketentuan baku tentang format atau sistimatika dari suatu laporan audit. Setiap audit memiliki

    tujuan dan lingkup audit yang berbeda-beda, sehingga format atau sistematika laporan audit biasanya

    disesuaikan dengan tujuan dan lingkup audit tersebut atau mengikuti keinginan dan kepentingan Klien.

    Walaupun tidak ada bakuan format atau sistematika laporan audit, namun hendaknya diperhatikan bahwa

    ada ketentuan yang harus dipenuhi tentang hal-hal pokok minimal yang harus dicakup dalam laporan

    audit.

    Ketua Tim audit hendaknya mempersiapkan rancangan sistimatika laporan audit dan menyampaikannya

    kepada Klien untuk mendapatkan persetujuan. Pada perancangan ini patut diberikan perhatian khusus

    pada bagian paparan temuan audit. Sistematika pemaparan bagian ini hendaknya disesuaikan dengan

    tujuan dan lingkup audit serta mempertimbangkan efektitas pemaparan laporan audit, agar tidak terjadi

    pengulangan pemaparan temuan.

    Kerangka sistematika laporan audit akan digunakan Tim audit sebagai acuan saat penulisan laporan

    audit. Sistematika laporan audit dapat diubahsuaikan seiring perkembangan yang dijumpai dalam audit

    lapangan, dengan persetujuan Klien.

    2.15 Menyusun Rencana Audit (audit plan)

    Kerangka acuan audit atau rencana audit (audit plan) merupakan dokumen yang memuat kerangka kerja

    pelaksanaan keseluruhan proses audit yang akan dilaksanakan Tim Audit. Dokumen ini merupakan bentuk

    kesepakatan terdokumentasi antara Klien dan Tim audit terkait dengan pelaksanaan audit, serta menjadi

    acuan atau pedoman Tim audit dalam pelaksanaan audit lapangan dan pelaporan hasil audit.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    24/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan14

    Rencana audit harus mampu memperagakan lingkup dan kompleksitas audit yang dilaksanakan,

    dan hendaknya dibuat cukup luwes dan eksibel untuk mengantisipasi adanya perubahan dan/atau

    penyesuaian, seperti perubahan dalam lingkup audit seiring perkembangan dan dinamika kegiatan

    audit lapangan, tentunya tanpa mengurangi pencapaian tujuan audit yang telah ditetapkan. Selain itu,

    rencana audit hendaknya pula mampu memfasilitasi penjadualan dan pengkoordinasian kegiatan audit di

    lapangan.

    KOTAK-3. RENCANA AUDIT

    Berikut adalah hal-hal minimal yang seharusnya dicakup dalam suatu dokumen rencana audit:

    a. identitas Klien dan Auditi;

    b. tujuan audit;

    c. deskripsi ringkas usaha dan/atau kegiatan (dilengkapi peta, gambar, diagram);

    d. lingkup audit dan kriteria audit;

    e. prioritas/fokus bidang audit;

    f. identitas Tim Audit, mencakup peran dan tanggungjawab masing-masing anggota tim audit,

    termasuk tenaga ahli bila ada, serta personil lain (misal: pendamping/pemandu, pengawas/

    observer, auditor magang/trainee auditor);

    g. proses dan metode/prosedur kerja audit lapangan;

    h. tata waktu pelaksanaan pelaksanaan audit keseluruhan;

    i. lokasi dan tata waktu (jadual) pelaksanaan audit lapangan, termasuk jadual wawancara dengan

    manajemen Auditi;

    j. rencana pencuplikan fakta (sampling plan);k. kerangka protokol audit yang digunakan;

    l. kerangka sistematika paparan laporan audit;

    m. pernyataan kerahasiaan, kemandirian dan ketidakberpihakan;

    n. ringkasan riwayat hidup Tim audit (Auditor Utama, Auditor, dan Tenaga Ahli).

    Bila relevan dan dibutuhkan atau dipersyaratkan khusus oleh Klien, rencana audit hendaknya mencakup

    pula hal-hal berikut:

    a. daftar personil yang akan diwawancarai, area/fasilitas/kegiatan yang akan diobservasi dan

    diperiksa, serta dokumen/rekaman yang akan dievaluasi/diuji saat audit lapangan;b. pengaturan logistik (perjalanan, akomodasi, logistik, dan fasilitas di llain apangan);

    c. alokasi sumberdaya secara khusus yang dibutuhkan untuk topik/bidang audit yang sangat

    penting dan prioritas;

    d. bahasa yang digunakan dalam pelaksanaan audit lapangan dan bahasa pelaporan audit, bila hal

    ini berbeda dengan bahasa Auditor dan/atau Auditi;

    e. pernyataan dan pengaturan hal-hal yang terkait dengan kerahasiaan;

    f. informasi pendukung lain yang sesuai dan relevan, seperti misalnya surat perintah audit, surat

    usulan audit dari pihak yang berkepentingan, surat persetujuan penetapan Tim audit.

    Klien hendaknya mengkaji dan memberikan persetujuan terdokumentasi terhadap rencana audit sebelum

    dimulainya kegiatan audit lapangan. Patut diperhatikan oleh Ketua Tim audit dan Klien, bahwa audit

    lapangan hendaknya tidak dilaksanakan sebelum Klien mengeluarkan persetujuan/pengesahan terhadap

    rencana audit.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    25/50

    15

    Rencana audit hendaknya disampaikan dan bila perlu dipaparkan pula kepada Auditi sebelum kegiatan

    audit lapangan dimulai. Setiap keberatan dari Auditi seyogyanya dipertimbangkan, dan hendaknya dapat

    diselesaikan antara Ketua Tim audit, Auditi dan Klien. Perubahan atau revisi setiap rencana audit hendaknya

    pula disetujui diantara pihak-pihak yang terkait sebelum proses audit dilanjutkan.

    2.16 Persiapan Akhir Auditor

    Setiap anggota Tim audit hendaknya mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk pelaksanaan

    audit lapangan sesuai peran dan penugasan audit-nya, baik berupa dokumen kerja, peralatan kerja, dan

    alat pelindung diri (APD) personal.

    Dokumen kerja auditor yang dipersiapkan mencakup rujukan/kriteria audit dan media perekaman fakta

    audit. Sangat baik bila Auditor membawa berkas elektronik (e-le) dari kriteria audit yang digunakan,

    sehingga setiap saat bila diperlukan dapat melakukan konrmasi dengan cepat. Untuk media perekaman

    fakta audit, dapat digunakan beragam media, seperti: kertas kerja (auditor notes), perekam gambar (kameraatau video), dan perekam suara. Penting diperhatikan, agar audit lapangan berjalan efektif dan tidak

    terkendala hanya karena persoalan sepele, hendaknya dipastikan sebelum berangkat ke tapak kegiatan,

    seluruh perlengkapan media perekaman fakta audit telah siap digunakan, termasuk batterai, kertas, map,

    pulpen, pinsil, dan perlengkapan lainnya.

    Dalam persiapan individual, setiap Auditor hendaknya melengkapi diri dengan alat pelindung diri (APD)

    minimal dan standar sesuai kebahayaan yang telah teridentikasi di tapak kegiatan, misal: sepatu dan

    helmet. Sangat tidak disarankan untuk tergantung dan mengandalkan perlengkapan APD standar yang

    disediakan oleh Auditi, karena ukuran (size) yang tidak sesuai akan menyebabkan ketidaknyamanan

    sehingga fungsi pelindung tidak akan optimal, bahkan justru berubah menjadi fungsi penganggu efektitas

    kerja, misalnya: sepatu dan helmet yang terlalu besar atau terlalu sempit.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    26/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan16

    Foto: Winarko Hadi

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    27/50

    17

    Audit lapangan merupakan kegiatan pengumpulan dan verikasi fakta dan informasi untuk memperoleh

    bukti audit yang objektif melalui serangkaian observasi/pengamatan lapangan, evaluasi dokumen/

    rekaman, serta wawancara personil.

    Pencapaian tujuan audit sangat bergantung pada efektitas pelaksanaan kegiatan audit lapangan. Oleh

    karenanya, faktor berikut hendaknya diperhatikan dan dipertimbangkan dalam melaksanakan audit

    lapangan, yaitu:

    a. efektitas waktu;

    b. pencapaian tujuan audit; danc. keamanan dan keselamatan tim audit.

    Audit lapangan dilaksanakan dengan sistemik sesuai dengan rencana audit yang telah disepakati antara

    Auditor dan Auditi. Berikut adalah kegiatan yang hendaknya dilakukan Tim Audit pada kegiatan audit

    lapangan.

    3.1 Pertemuan Pembukaan (opening meeting)

    Kegiatan audit lapangan diawali dengan pertemuan pembukaan antara Tim audit dengan wakil manajemenAuditi, dan dihadiri pula oleh personil Auditi lainnya yang bertanggungjawab untuk fungsi atau proses

    yang akan diaudit. Maksud dari pertemuan pembukaan ini adalah untuk:

    a. memperkenalkan Tim audit;

    b. mengkonrmasikan kembali rencana audit (audit plan), termasuk tujuan, lingkup, kriteria, dan jad-

    ual audit lapangan;

    c. menyampaikan penjelasan singkat tentang metodologi audit atau bagaimana kegiatan audit lapan-

    gan akan dilaksanakan;

    d. mengkonrmasikan kebutuhan dan pengaturan logistik, akomodasi, dan transportasi selama audit

    lapangan;

    e. mengkonrmasi aspek K3 yang diberlakukan di tapak, khususnya area/fungsi kerja yang akan di-

    audit;

    f. mengkonrmasikan saluran komunikasi selama audit berlangsung;

    g. mengkonrmasikan ijin untuk mengambil rekaman gambar atau video selama audit lapangan; dan

    h. memberikan kesempatan kepada Auditi untuk melakukan klarikasi dan pertanyaan yang berkaitan

    dengan rencana kegitan audit lapangan.

    Pertemuan pembukaan dipimpin oleh Ketua Tim audit, dan pertemuan ini hendaknya dilaksanakan secaraformal sejauh yang dapat dilakukan. Pelaksanaan pertemuan pembukaan ini seharusnya didokumentasikan,

    misalnya daftar hadir dan risalah pertemuan pembukaan (minutes of meeting), dan rekaman hendaknya

    disimpan untuk keperluan bukti dokumentasi proses audit.

    Penyesuaian terhadap jadual kegiatan audit lapangan dapat dilakukan saat pertemuan pembukaan,

    sepanjang tidak mengurangi pencapaian tujuan dan lingkup audit yang telah disepakati sebelumnya

    antara Klien dan Tim audit.

    MELAKSANAKANAUDIT LAPANGAN

    3

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    28/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan18

    3.2 Observasi Singkat Lapangan Menyeluruh (Site Tour)

    Usai pertemuan pembukaan, Tim audit didampingi oleh wakil Auditi sebaiknya melakukan observasi

    singkat lapangan secara menyeluruh. Kegiatan ini penting dilakukan sebelum audit lapangan dilakukan,

    utamanya bila Tim Audit baru pertama kali berkunjung ke tapak usaha/kegiatan Auditi, atau pada saat

    tahap kegiatan preaudit tidak dilakukan kunjungan pendahuluan (initial site-visit).

    Observasi singkat ini diperlukan untuk memberikan wawasan menyeluruh kepada seluruh Tim Audit

    tentang usaha/kegiatan yang di-audit. Hendaknya diperhatikan dan diingat bahwa observasi ini hanya

    merupakan tour singkat ke sekeliling area/fungsi kerja Auditi, dan Tim audit seyogyanya belum mulai

    melakukan pengumpulan dan verikasi fakta audit. Tim audit hendaknya mencatat hal-hal penting yang

    dijumpai, namun harus mampu membatasi dan mengendalikan diri untuk tidak dahulu melakukan

    verikasi fakta yang dijumpai. Tim audit secara spesik berdasarkan tugas dan tanggunggjawab masing-

    masing akan kembali ke area/fungsi tersebut untuk melakukan pemeriksaan dan observasi rinci sesuai

    jadual yang telah ditetapkan.

    3.3 Pengumpulan dan Verikasi Fakta dan Bukti Audit

    Fakta atau informasi yang dikumpulkan Tim audit hendaknya sesuai dengan tujuan dan lingkup audit.

    Pengumpulan fakta/informasi dilakukan dengan pencuplikan (sampling) sesuai metode yang telah

    direncanakan pada

    rencana audit. Dengan adanya pencuplikan, maka terdapat unsur ketidakpastian (uncertaintly), yang

    hendaknya menjadi perhatian Tim audit saat mengevaluasi dan menetapkan kesimpulan audit.

    Dalam mengumpulkan dan memverikasi fakta dan/atau informasi, Tim audit dapat menggunakan lebih

    dari satu metode berikut:

    a. pengkajian/evaluasi dokumen dan/atau rekaman,

    b. observasi/pengamatan, dan

    c. wawancara.

    Hendaknya diperhatikan dan diingat bahwa fakta/informasi yang diperoleh Tim audit harus diverikasi.

    Hanya informasi terverikasi yang dapat dijadikan bukti audit. Fakta/informasi yang terkumpul mungkin saja

    hanya berlaku pada saat pengumpulan informasi, karena perbedaan kondisi dapat merubah validitasnya.

    Patut diperhatikan bahwa fakta/informasi didasarkan pada sampel fakta/informasi yang tersedia.

    Gambar berikut memberikan gambaran proses,

    dari pengumpulan fakta/informasi sampai pada

    penetapan kesimpulan audit.

    Proses Pengumpulan Informasi sampai Pencapaian Kesimpulan Audit.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    29/50

    19

    Dalam mengumpulkan fakta/informasi, masing-masing anggota Tim audit hendaknya berfokus pada

    topik/bidang audit yang menjadi tanggungjawabnya. Fakta/informasi yang dikumpulkan dan diverikasi

    hanyalah fakta/informasi yang relevan dengan topik audit. Terlalu banyak informasi dikumpulkan namun

    tidak relevan akan memboroskan waktu dan akan mempersulit Tim audit untuk mendokumentasikan dan

    mengevaluasinya atau too much data will kill you.

    Auditi diharapkan tidak menyembunyikan informasi yang diminta oleh Tim audit tanpa alasan yang dapat

    diterima (misalnya kerahasiaan). Jika hal ini terjadi, Tim audit hendaknya mencatatnya sebagai keterbatasan

    dalam audit (audit limitation), selain keterbatasan lainnya seperti kerahasiaan.

    Bila selama pelaksanaan audit, Tim Audit mendapat kesulitan dan/atau hambatan dari Auditi, seperti

    misalnya Auditi tidak dapat bekerjasama (tidak kooperatif), tidak menyediakan atau membuka akses data/

    informasi yang dibutuhkan, maka Tim Audit dapat melaporkan hambatan tersebut kepada Klien untuk

    ditindaklanjuti.

    Tim audit hendaknya berupaya mengumpulkan fakta/informasi yang cukup dan mempertimbangkan

    setiap temuan dan gabungan temuan yang kurang penting, yangmana keduanya dapat mempengaruhi

    kesimpulan audit.

    Satu atau lebih fakta/informasi hendaknya diverikasi dengan lebih dari satu metode, untuk mendapatkan

    keyakinan bahwa fakta/informasi yang dikumpulkan telah diverikasi. Tim audit dapat memulai

    pengumpulan dan verikasi dengan metode apa saja, tergantung kepada topik/bidang yang di-audit dan

    ketersediaan waktu yang telah disepakati.

    Tim audit hendaknya memelihara kertas kerja auditor (auditor notes) untuk mendukung prosespengumpulan dan verikasi data/informasi. Selama proses pengumpulan dan verikasi ini, Tim audit

    hendaknya merekam jenis, sumber, kualitas, dan kehandalan informasi yang diperoleh. Hal ini akan

    memungkinkan informasi divalidasi denga n lebih efektif.

    3.3.1 Evaluasi dokumen/rekaman

    Pengumpulan, evaluasi, dan verikasi dilakukan terhadap dokumen/rekaman yang berkaitan dan relevan

    dengan lingkup audit. Secara umum, dokumen/rekaman yang dievaluasi dan diverikasi adalah:

    RKL dan RPL yang telah disetujui dan hasil implementasinya;

    Perijinan lingkungan;

    Manual & prosedur (SOP) pengelolaan pingkungan;

    Kesiagaan dan tanggap kedaruratan;

    Rekaman, manifes, inventori;

    Spesikasi, gambar teknik;

    Rangkuman data, hasil analisis, indikator kinerja;

    Rekaman digital & elektronik (e-le);

    Rekaman produksi; Rekaman kinerja & evaluasi kinerja lingkungan;

    Rekaman komunikasi lingkungan (complaint);

    Rekaman pelatihan, insiden, dll;

    Rekaman limbah & manifes;

    Rekaman audit terdahulu; dan

    Rekaman lingkungan lainnya yg relevan

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    30/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan20

    Saat melakukan evaluasi dan verikasi dokumen/rekaman, Auditor hendaknya melakukan dua hal, yaitu:

    a. Memastikan kelengkapan, kesesuaian dan/atau kecukupan, mencakup keberadaan dan kelengka-

    pan isi dokumen sebagaimana yang dipersyaratkan kriteria audit.

    b. Mem-verikasi dan mem-validasi substansi isi dokumen/rekaman, mencakup bila sesuai: Keabsahan, misalnya otorisasi;

    Konsistensi isi;

    Metode uji dan tingkat ketelitian, misalnya untuk data hasil analisa laboratorium, pemantauan

    dan pengukuran kualitas lingkungan;

    Masa berlaku misalnya perijinan.

    Hendaknya diperhatikan oleh Tim audit untuk selalu merekam identitas dokumen/rekaman yang

    dievaluasi/diverikasi, seperti nama/judul, waktu terbit, penerbit atau penanggungjawab.

    Dokumen/data yang disimpan dalam media elektronik (digital) hendaknya dievaluasi dan diverikasi pula.

    Auditor seyogyanya memiliki kemampuan teknis dalam bidang pengelolaan data/rekaman elektronik.

    Penting diperhatikan oleh Auditor, bahwa evaluasi dan verikasi terhadap data/rekaman dengan populasi

    besar hendaknya dipilih melalui pencuplikan dengan metode yang sesuai dengan karakter data/rekaman.

    3.3.2 Observasi/pemeriksaan Lapangan

    Dalam observasi/pemeriksaan lapangan, Tim audit hendaknya mengobservasi dan merekam fakta/

    informasi yang berkaitan dengan kondisi dan situasi sik tapak, baik untuk kegiatan di masa lalu (dalamlingkup waktu audit) maupun yang sedang beroperasi saat ini.

    Observasi lapangan dapat mempertimbangkan informasi yang diperoleh dari hasil pengkajian dokumen/

    rekaman, termasuk informasi yang termuat dalam rekaman kejadian di masa lalu dan arsip yang ditemukan

    di dalam dan/atau di luar tapak usaha/kegiatan. Observasi lapangan hendaknya dilakukan dengan

    pengamatan visual secara langsung, dan apabila memungkinkan Tim audit dapat melengkapi observasi

    tersebut dengan rekaman foto/video dan/atau rekaman tertulis sesuai yang disepakati dalam rencana

    audit.

    Tim audit hendaknya mengkonrmasi batasan sik dari tapak usaha/kegiatan, dan batas dari setiap proses/

    kegiatan operasional yang terkait, sesuai dengan lingkup. Apabila Tim audit tidak memperoleh akses ke

    area tertentu dari tapak organisasi yang menjadi bidang/topik audit, maka hal ini hendaknya dicatat dan

    disampaikan dalam laporan audit sebagai suatu keterbatasan.

    Akan sangat membantu bila sebelum melaksanakan observasi/pemeriksaan lapangan, Tim audit mengkaji

    dan memahami proses/kegiatan yang akan diamati, dan prosedur operasional (SOP) yang berlaku.

    Observasi lapangan dilaksanakan sesuai dengan lingkup audit, dan sebaiknya mengikuti alur input - proses

    - output. Perlu diperhatikan bahwa Tim audit sebaiknya menghindari kegiatan observasi di luar lingkupaudit.

    Selama melakukan observasi lapangan, Tim audit hendaknya peka dan cermat terhadap keadaan sekeliling,

    dan selalu waspada menggunakan pancaindera serta bila diperlukan melakukan wawancara mendadak

    (door stop) terhadap personil lapangan. Potensi ketidaktaatan/ketidaksesuaian yang dijumpai selama

    observasi lapangan hendaknya direkam, dan bilamana diperlukan diverikasi kepada penanggungjawab

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    31/50

    21

    kegiatan/area kerja. Untuk meningkatkan fakta pendukugn Tim audit dapat melakukan perekaman

    (gambar/video) dengan seijin Auditi dan/atau pendamping.

    Dalam observasi lapangan, Tim audit hendaknya berfokus pada aspek dan dampak lingkungan (penting).

    Tim audit hendaknya melakukan penelusuran dan memahami penyebab dampak, dampak, akibat dampak,

    dan aliran dampak, baik dampak yang telah dan sedang terjadi, maupun potensial terjadi.KOTAK-4. APA YANG DIOBSERVASI ?

    Konrmasi batas sik tapak Unloading & loading

    Kondisi sik tapak dan area sekelilingnya Engineering dan maintenance (workshop)

    Kondisi fasilitas dan peralatan Fasilitas & aktitas pengelolaan lingkungan (WTP,

    WWTP, TDS, Landll, EP, Scruber, Incinerator, dll)

    Kondisi lingkungan kerja (bau, panas & bising) Laboratorium & Klinik Ketersediaan dan penerapan SOP Daerah tertutup/ terkunci

    Peralatan K3L Daerah bawah tanah

    Tanda identikasi/label dan simbol (kemasan, alat) Saluran drainase

    Fasilitas pendukung (boilers, generator, power

    plant)

    Saluran air limbah

    Penyimpanan bahan & produk (gudang, tanki

    timbun)

    Kebocoran, ceceran, dan kontaminasi

    Proses & operasi produksi

    Bila dalam suatu observasi lapangan Tim audit menjumpai suatu fakta aktual dari suatu kegiatan/proses

    yang senyatanya mencemari lingkungan, Auditor hendaknya langsung mengkomunikasikan hal tersebut

    kepada Auditi tanpa ditunda, dan meminta Auditi segera melakukan tindakan koreksi saat itu juga, sejauh

    yang dapat dilakukan.

    Dalam melakukan observasi lapangan, Tim audit hendaknya mentaati seluruh persyaratan kesehatan dan

    keselamatan yang diberlakukan pada area observasi lapangan.

    3.3.3 Wawancara

    Wawancara merupakan cara mengumpulkan informasi untuk memadukan, memperkaya, dan memverikasi

    informasi yang diperoleh dari hasil evaluasi dokumen/rekaman serta hasil observasi lapangan.

    Personil yang diwawancarai (interviewee) dapat berasal dari individu atau kelompok individu yang ada di

    dalam atau di luar tapak usaha/kegiatan. Diantara beragam jenis pertanyaan, personil yang diwawancarai

    dapat diminta, bila relevan untuk: menjelaskan pekerjaannya dan terjadinya dan cara pekerjaan tersebut dilaksanakan saat ini dan

    masa lalu; dan

    memberikan informasi tentang penggunaan tapak dan kondisinya, dengan perhatian khusus pada

    beberapa kejadian yang telah, sedang, atau mungkin menimbulkan dampak lingkungan.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    32/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan22

    Setiap kali wawancara kepada seorang personil hendaknya dilakukan tidak lebih dari 1 jam. I nterviewee

    yang penting dapat diwawancarai lebih dari 1 kali, dan dapat dikombinasikan dengan observasi lapangan

    dan evaluasi dokumen/rekaman. Penting diperhatikan pemilihan waktu wawancara, dimana waktu

    menjelang istirahat atau usai jam kerja akan membatasi akurasi dan objektitas wawancara.

    Saat waktunya berwawancara, hendaknya Tim audit tepat waktu. Sebelum wawancara dimulai, seyogyanyaTim audit memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan audit dan wawancara, serta memberitahu dan

    menyepakati perkiraan lama waktu wawancara. Penting untuk memberikan kesempatan waktu kepada

    interviewee untuk bertanya tentang tujuan dan kegiatan audit.

    Tim audit dapat memulai wawancara dengan menyampaikan wawasan ringkas terhadap peran dan

    tanggung-jawab intervieweeatau sebaliknya, meminta agar interviewee menjelaskan tentang tugas dan

    tanggungjawabnya. Pertanyaan yang diajukan Tim audit hendaknya mengacu kepada protokol/ checklist

    yang telah direncanakan, dan pertanyaan dimulai dari pertanyaan umum menuju ke pertanyaan rinci/

    detail. Setiap kali Tim audit bertanya hendaknya hanya mengajukan satu pertanyaan, dan selanjutnyadapat mengembangkan pertanyaan lanjutan yang muncul dari jawaban interviewee.

    Tim audit harus menjaga pertanyaan dan diskusi tetap dalam lingkup topik audit. Pertanyaan yang

    diajukan hendaknya menggunakan bahasa dan istilah yang dipahami interviewee, jelas, ringkas, dan dapat

    dimengerti.

    Personil yang diwawancarai hendaknya tidak diwajibkan untuk menjawab setiap pertanyaan, yangmana

    mungkin personil tersebut memiliki keterbatasan pengetahuan. Tim audit hendaknya mengkualikasikan

    temuan audit yang berkaitan dengan hal diatas. Tim audit hendaknya memverikasi bahwa kekuranganinformasi yang diperoleh dari interviewee tidak disebabkan oleh kurangnya komunikasi, termasuk

    ketrampilan berbahasa atau cara Auditor mengungkapkan pertanyaan.

    Bila waktu yg disepakati telah habis, Tim audit hendaknya menutup wawancara, dan menyimpulkan hasil

    wawancara serta mengkajinya bersama interviewee. Bila masih dibutuhkan wawancara lanjutan, sepakati

    waktu pertemuan berikutnya untuk melanjutkan wawancara yang belum selesai atau memverikasinya

    kembali setelah melakukan observasi dan evaluasi dokumen. Jangan lupa untuk berterima kasih kepada

    intervieweeatas kerjasama dan waktu yang disediakan untuk wawancara.

    Hasil dari setiap wawancara sebaiknya dirangkum, dan setiap rangkuman kesimpulan wawancara jikamemungkinkan hendaknya dikonrmasikan kepada interviewee.

    KOTAK-5. TEKNIK WAWANCARA

    Hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh Auditor saat berwawancara:

    Perlakukan intervieweeberstatus sama;

    Bersikap sopan, bersahabat, netral/tidak berpihak, dan objektif;

    Gunakan pertanyaan terbuka (open question);

    Bertanya dengan bahasa yang mudah dipahami, jelas dan ringkas; Setiap bertanya hanya mengajukan satu pertanyaan;

    Secara periodik memberikan ringkasan wawancara untuk menguji kebenaran pemahaman

    auditor;

    Hanya mencatat butir-butir penting.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    33/50

    23

    Hal-hal yang harus dihindari Auditor saat berwawancara:

    Bertanya dengan pertanyaan yang kompleks dan rumit;

    Pertanyaan yang mengarahkan kepada jawaban yang tidak objektif (leading question);

    Menggunakan pertanyaan tertutup (close question);

    Menggunakan penilaian, opini, dan pandangan pribadi terhadap pernyataan interviewee; Mendebat, beradu argumentasi, mengintimidasi, dan membuat interviewee merasa bersalah;

    Intervieweemengendalikan situasi audit dan jalannya wawancara;

    Terlalu banyak mencatat;

    Menggunakan humor yang berlebihan;

    Melampaui batas waktu wawancara yang disepakati tanpa pemberitahuan kepada interviewee.

    3.3.5 Mendokumentasikan Fakta dan Bukti Audit

    Fakta dan bukti audit yang terkumpul hendaknya didokumentasikan untuk keperluan penelusuran kembalifakta dan bukti audit. Dalam wawancara, penting diperhatikan untuk mencatat nama dan jabatan/fungsi

    dari personil yang diwawancarai serta kapan dan dimana wawancara tersebut dilaksanakan. Untuk fakta

    dan bukti berupa dokumen/rekaman, hendaknya Auditor merekam identitas dokumen (judul, tanggal

    terbit, penanggungjawab). Bila diperlukan untuk kajian mendalam, dokumen/rekaman penting dapat

    dimintakan salinannya kepada Auditi, namun perlu diperhatikan status pengendalian dokumen tersebut,

    apakah dokumen terkendali atau tidak terkendali.

    Dokumentasi fakta dan bukti audit dapat berupa gambar/video. Untuk dokumentasi kategori ini,

    hendaknya diperhatikan identikasi-nya, seperti lokasi, waktu, dan objek dari gambar/video tersebut.

    3.4 Koordinasi dan Komunikasi Tim Audit

    Selama kegiatan audit lapangan, sangat penting dilakukan komunikasi diantara Tim audit, dan antara Tim

    audit dengan Auditi dan Klien. Tim audit hendaknya berkomunikasi dan berdiskusi secara berkala pada

    waktu tertentu selama audit lapangan berlangsung, untuk pertukaran informasi, mengevaluasi kemajuan

    audit, dan kesesuaian tugas dan peran diantara anggota Tim audit sesuai situasi dan kebutuhan lapangan.

    Diskusi Tim audit dapat dilaksanakan pada setiap kesempatan istirahat atau jeda, atau pada setiap akhir

    hari kegiatan audit lapangan.

    Selama audit lapangan berlangsung, Ketua Tim audit hendaknya secara berkala mengkomunikasikan

    perkembangan pelaksanaan audit dan setiap hal penting dan kritikal yang dijumpai di lapangan kepada

    Auditi, dan bila diperlukan juga kepada Klien, khususnya bila ada hal-hal yang membutuhkan keputusan

    atau kesepakatan bersama. Bukti audit yang dikumpulkan selama audit lapangan yang menunjukan resiko

    lingkungan bermakna dan penting (misalnya kejadian pencemaran limbah B3 dan/atau kontaminasi tanah

    yang sedang dan masih berlangsung) harus segera dilaporkan kepada Auditi tanpa ditunda, dan bila

    diperlukan juga kepada Klien.Bila bukti audit yang diperoleh selama kegiatan audit lapangan menunjukan bahwa tujuan audit

    tidak dapat tercapai, Ketua Tim audit hendaknya melaporkan situasi tersebut kepada Klien, agar dapat

    diputuskan tindakan yang tepat. Tindakan tersebut dapat mencakup konrmasi ulang atau penyesuaian

    rencana audit, perubahan tujuan atau lingkup audit, atau penghentian audit.

    Bila ada kebutuhan untuk merubah lingkup audit sebagai hasil perkembangan kegiatan audit lapangan,

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    34/50

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    35/50

    25

    3.6 Menyusun Laporan Hasil Audit Lapangan

    Laporan hasil audit lapangan merupakan laporan sementara, bukan merupakan laporan nal (akhir).

    Laporan ini umumnya berupa laporan ringkas, hanya memuat proses audit lapangan yang dilakukan,

    temuan audit, kesimpulan audit sementara, dan keterbatasan audit (bila ada).

    Ketua Tim audit bertanggungjawab untuk menyusun laporan hasil audit lapangan, dibantu oleh Anggota

    Tim audit lainnya. Perubahan terhadap temuan maupun kesimpulan audit sementara dimungkinkan

    terjadi pada laporan audit lengkap (akhir), berdasarkan hasil diskusi dan tanggapan/klarikasi Auditi pada

    pertemuan penutup dan/atau evaluasi ulang fakta dan bukti audit saat Tim audit menyusun laporan akhir.

    3.7 Pertemuan Penutup

    Sebelum meninggalkan tapak kegiatan Auditi dan mengakhiri kegiatan audit lapangan, Tim audit

    hendaknya melaksanakan pertemuan penutup. Tujuan dari pertemuan penutup ini adalah untukmemaparkan temuan dan kesimpulan audit sementara kepada Auditi, serta memperoleh kesepakatan

    Auditi atas hasil audit lapangan.

    Pertemuan penutup dipimpin oleh Ketua Tim audit, dihadiri oleh Wakil Manajemen Auditi, dan bila sesuai

    dapat pula dihadiri oleh Klien. Dalam pertemuan penutup ini, Ketua Tim audit hendaknya memberitahukan

    kepada Auditi tentang situasi yang dijumpai selama audit yang dapat mengurangi tingkat kepercayaan

    terhadap kesimpulan audit.

    Pertemuan penutup hendaknya dilaksanakan secara formal, dan risalah pertemuan termasuk rekaman

    kehadiran, sebaiknya didokumentasikan. Tim audit harus memberikan kesempatan kepada Auditiuntuk melakukan klarikasi dan/atau sanggahan/keberatan atas temuan dan kesimpulan audit. Setiap

    perbedaan pendapat yang terkait dengan temuan dan/atau kesimpulan audit antara Tim audit dan Auditi

    hendaknya didiskusikan, dan bila memungkinkan saat itu pula diselesaikan/disepakati. Bila tidak dapat

    diselesaikan, seluruh pendapat yang disampaikan dalam pertemuan penutup hendaknya dicatat dan

    didokumentasikan, untuk nantinya dimuat dalam laporan audit akhir.

    KOTAK-6. AGENDA PERTEMUAN PENUTUP

    Agenda pertemuan penutup minimal mencakup namun tidak terbatas pada:a. Paparan Ketua Tim audit tentang:

    Proses audit yang dilaksanakan, termasuk kendala atau keterbatasan yang dijumpai selama

    audit lapangan berlangsung (bila ada);

    Hasil audit, khususnya temuan audit;

    Kesimpulan audit sementara.

    Penjelasan Ketua Tim audit tentang situasi yg dijumpai selama audit yg dapat mengurangi

    tingkat kepercayaan kesimpulan audit

    b. Tanggapan dan/atau klarikasi Auditi terhadap hasil dan kesimpulan audit sementara. Auditiberhak memberikan persetujuan atau keberatan atas temuan dan kesimpulan audit sementara.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    36/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan26

    Foto: Endro

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    37/50

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    38/50

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    39/50

    29

    menyampaikan dan meminta persetujuan Klien sebelum memutuskan menggunakan sistematika laporan

    audit yang baru.

    Walaupun format dan sistematika laporan dapat berbeda-beda, namun pada umumnya laporan audit

    memuat 4 (empat) unsur/bagian pokok, yaitu:

    a. Informasi Umum; bagian ini memuat dan menjelaskan informasi umum tentang latar belakangdan tujuan audit, identitas pihak yang terlibat dalam audit, serta proses audit dan pelaksanaannya,

    termasuk lingkup dan kriteria audit, serta metodologi audit.

    b. Temuan Audit; bagian ini merupakan bagian utama isi laporan yang memuat hasil audit. Sistimati-

    ka paparan temuan audit dapat disusun berdasarkan pendekatan lingkup audit menurut organisasi

    fungsional, proses, area kerja, tapak kegiatan/fasilitas, komponen dan isu lingkungan, atau kombi-

    nasi diantaranya.

    c. Kesimpulan Audit; bagian ini memuat evaluasi menyeluruh temuan audit dan secara jelas mampu

    menjawab tujuan audit yang ditetapkan dalam rencana audit. Pada bagian ini, bila sesuai, dapat

    pula dimuat rekomendasi atau saran tindak lanjut audit.

    d. Lampiran; bagian ini memuat data dan/atau informasi pendukung yang penting dan relevan den-

    gan temuan audit, seperti protokol audit, daftar dokumen/rekaman yang diperiksa/dievaluasi, daf-

    tar personil yang diwawancarai, daftar fasilitas yang diobservasi, dan informasi lainnya.

    Laporan audit hendaknya lengkap, akurat, jelas dan ringkas, artinya siapapun pihak berkepentingan yang

    membaca laporan audit dapat langsung memahami esensi pokok isi laporan audit, tanpa harus mendapat

    penjelasan terlebih dahulu dari Tim Audit, misalnya melalui proses presentasi/paparan laporan audit.

    Laporan audit hendaknya menyajikan dokumentasi yang cukup, termasuk rujukan dan informasi kunci,untuk mendukung temuan audit yang termuat dalam laporan, dan memungkinkan dilakukannya evaluasi

    ulang audit di waktu mendatang, dan/atau oleh pihak lain.

    Sebagai suatu bentuk pertanggung-gugatan, laporan audit harus ditanda-tangani oleh Ketua Tim audit

    dengan membuat pernyataan bertanggungjawab penuh terhadap kebenaran dan akurasi laporan audit.

    KOTAK-7. CAKUPAN LAPORAN AUDIT

    Laporan audit minimal harus mencakup atau memuat hal berikut:

    a. tujuan audit;

    b. lingkup audit, khususnya identikasi unit organisasi dan fungsional atau proses yang diaudit dan

    rentang waktu yang dicakup dalam audit;

    c. identitas Klien dan Auditi;

    d. identitas Tim audit (Ketua dan anggota, serta tenaga ahli);

    e. identitas tapak kegiatan Auditi;

    f. waktu (tanggal) dan lamanya proses audit, termasuk jadual proses audit keseluruhan

    g. ringkasan proses audit, termasuk adanya faktor ketidakpastian, keterbasan, dan/atau setiap

    hambatan yang dihadapi, yang dapat menyebabkan berkurangnya tingkat kepercayaanterhadap kesimpulan audit;

    h. kriteria audit;

    i. temuan audit;

    j. kesimpulan audit.

    bersambung...

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    40/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan30

    4.5 Pengesahan, Kepemilikan, dan Distribusi Laporan Audit

    Laporan audit hendaknya diterbitkan dan diserahkan kepada Klien pada waktu yang telah disepakati

    dalam rencana audit. Bila hal ini tidak memungkinkan, misalnya terjadi penundaan, hendaknya alasan

    penundaan tersebut dikomunikasikan kepada Klien, dan tanggal terbit yang baru hendaknya ditetapkan

    dan disepakati kembali.

    Laporan audit hendaknya diberi tanggal terbit. Laporan audit yang telah disetujui Klien hendaknya

    diberikan tanda bukti pengesahan laporan tersebut oleh Klien. Secara prinsip, hak kepemilikan laporan

    audit ada pada Klien, sehingga merupakan kewenangan Klien pula untuk menentukan pihak-pihak

    penerima laporan audit.

    Pada dasarnya laporan audit bersifat rahasia (condential), namun ketentuan kerahasiaan tersebut

    merupakan wewenang Klien untuk menentukan apakah laporan audit bersifat rahasia atau terbuka untuk

    publik. Selain itu, bila ketentuan hukum menyatakan laporan audit tertentu dapat dibuka kepada publik,maka hal tersebut dapat dilakukan.

    Tim audit dan seluruh penerima laporan audit dari Klien hendaknya menghormati dan memelihara

    kerahasiaan laporan, dengan tidak melakukan publikasi laporan audit kecuali diperintahkan dan mendapat

    ijin dari Klien.

    4.6 Akhir Audit

    Proses audit dinyatakan selesai bila seluruh kegiatan yang termuat dalam rencana audit telah dilaksanakan,dan laporan audit telah disetujui dan disahkan oleh Klien audit, serta laporan telah didistribusikan.

    Dokumen dan/atau rekaman yang terkait dengan audit sebaiknya disimpan atau dimusnahkan melalui

    kesepakatan antara pihak-pihak yang berpartisipasi dalam audit, dan memperhatikan ketentutan peraturan

    perundang-undangan dan persyaratan yang berlaku.

    4.7 Kerahasiaan

    Seluruh dokumen, rekaman, data, dan informasi yang berkaitan dengan proses dan hasil audit bersifatrahasia. Tim audit hendaknya menghormati dan menjaga kerahasiaan tersebut, dan hanya membuka

    informasi tersebut kepada Klien dan/atau pihak-pihak yang mendapat ijin dari Klien.

    Sifat kerahasian proses dan hasil audit mengikat secara hukum, dan hendaknya pernyataan kerahasiaan

    Tim audit (condential statement) tersebut didokumentasikan dalam laporan audit.

    Pernyataan kerahasiaan Tim audit, berisi pernyataan untuk menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi

    k. area atau bidang yang tidak dapat di-audit, meskipun ditetapkan dalam lingkup audit;

    l. keterbatasan data/informasi yang tersedia dan konsekuensinya terhadap audit, pengecualian,

    perubahan dan penyimpanangan dari lingkup audit yang telah disepakati dan disetujui;

    m. setiap perbedaan pendapat yang tidak dapat diselesaikan antara Tim audit dan Auditi;n. rekomendasi perbaikan dan peningkatan;

    o. pernyataan kerahasiaan Auditor.

    lanjutannya...

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    41/50

    31

    yang diperoleh selama proses pelaksanaan audit, dan tidak akan membuka atau memaparkan data dan

    informasi yang diperolehnya tersebut kepada pihak lain tanpa persetujuan Klien.

    4.8 Tindak Lanjut Audit

    Laporan audit, termasuk rekomendasi audit yang telah disetujui dan disahkan oleh Klien hendaknyaditindaklanjuti oleh Auditi, dengan menyusun rencana atau program tindakan perbaikan dan pencegahan

    (CPAP-corrective and preventive action plan). CPAP sepenuhnya adalah tanggungjawab Auditi untuk

    menyusun dan melaksanakannya.

    Untuk menjamin dan memastikan bahwa CPAP dilaksanakan dengan cara yang tepat, Auditi hendaknya

    terlebih dahulu melakukan investigasi dan menganalisa akar penyebab ketidaktaatan/ketidaksesuaian.

    Hasil investigasi dan analisa tersebut selanjutnya menjadi dasar bagi penyusunan CPAP.

    CPAP hendaknya memadai dan sesuai dengan besarnya masalah dan dampak/bahaya lingkungan yang

    ditimbulkan, serta mencakup tindakan penanganan ketidaktaatan/ ketidaksesuaian yang bersifat aktual

    (sedang terjadi) maupun yang potensial (mungkin akan terjadi), sebagaimana berikut:

    a. a) Ketidaktaatan aktual, mencakup:

    Tindakan perbaikan untuk mengendalikan, mengatasi, dan memulihkan dampak lingkungan

    yang sedang terjadi, atau disebut pula dengan tindakan koreksi,

    Tindakan pencegahan untuk mencegah berulangnya kembali ketidaktaatan /ketidaksesuaian

    (avoid recurrence) yang sama di masa mendatang, atau disebut pula dengan tindakan korektif.

    b. Ketidaktaatan potensial, yaitu suatu tindakan pencegahan untuk menghindari/mencegah agar ti-

    dak terjadi penyimpangan/ketidaktaatan dan dampak/bahaya lingkungan (avoid occurrence), ataudisebut pula dengan tindakan pencegahan.

    Dalam menyusun CPAP, hendaknya dilengkapi dengan kerangka waktu penyelesaian dan disepakatioleh Klien. Secara berkala, Auditi hendaknya memberikan informasi kepada Klien tentang status dan

    kemajuan tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilaksanakannya tersebut. Untuk memastikan CPAP

    dilaksanakan dengan efektif dan sesuai rencana, Klien dapat melakukan verikasi terhadap penyelesaian

    dan efektitas dari tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilaksanakan Auditi tersebut.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    42/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan32

    Foto: Endro

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    43/50

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    44/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan34

    KOTAK-8. SIKAP DAN KETRAMPILAN AUDITOR

    Seorang Auditor lingkungan hendaknya mempunyai sikap dan ketrampilan sebagai berikut:

    Berkemampuan mengungkapkan dengan jelas konsep dan ide secara lisan dan tulisan

    Memiliki ketrampilan individu untuk efektitas dan esiensi pelaksanaan audit, komunikasi,

    diplomasi, dan sopan santun.

    Berkemampuan menjaga sifat kemandirian dan penilaian objektif.

    Memiliki ketrampilan mengorganisasikan diri pribadi.

    Berkemampuan menilai yang didasarkan atas bukti-bukti objektif.

    Berkemampuan berperilaku baik sesuai dgn budaya dan tata krama tempat audit.

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    45/50

    35

    RUJUKAN

    Anis, Rustiawan. 2006. Panduan Pelaksanaan Audit Berdasarkan SNI 19011-2005. Jakarta.

    Amar Binaya Karsa, PT. 2005. Panduan Praktis Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO-14001:2004

    (SNI 19-14001-2005). Jakarta.

    Amar Binaya Karsa, PT. 2009. Panduan Evaluasi Audit Lingkungan Hiudp yang Diwajibkan. Jakarta.

    Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2005. Standar Nasional Indonesia, SNI 19-190112005, Panduan Audit

    Sistem Mananejem Mutu dan/atau Lingkungan. Jakarta.

    Callenbach, Ernst. (1993). Eco-Management: The Elmwood Guide to Ecological Auditing and Sustainable

    Business. Bernett-Koehler Publishers. San Francisco.

    European Parliament and of the Council. 2001. Regulation (EC) No. 761/2001 Allowing Voluntary Participationby Organization in a Community Eco-Management and Audit Scheme (EMAS).

    Greeno, J.Ladd. 1985. Environmental Auditing : Fundamentals and Technique. Center for Environmental

    Assurance, Arthur D.Little Inc. John Willey & Sons. New York.

    International Organization for Standardization (ISO). 2004. ISO 14001:2004 Environmental Management

    System, Specication and Guidance for Use. Geneve.

    International Organization for Standardization (ISO). 2002. ISO 19011:2002 Guidelines for Quality and

    Environmental Management System Auditing. Geneve.International Personnel Certication Association. 2005. Specication for the Development of Certication

    for the Certication of QMS and EMS Auditors, issue 4.

    International Chamber of Commerce (ICC). 1989. Environmental Auditing. Paris.

    Institute of Environmental Management and Assessment (IEMA). 2010. Environmental Auditor Pack.

    London, UK.

    Kementerian Lingkungan Hidup. 2010. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2010 tentang

    Audit Lingkungan Hidup.

    Kementerian Lingkungan Hidup. 2001. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.30 Tahun 2001 tentang

    Audit Lingkungan Hidup yang Diwajibkan

    Ledgerwood, Grant. 1994. Implementing and Environmental Audit: How to Gain Competitive Advantage

    using Quality and Environmental Responsibility. Financial Time Series, Irwin Professional

    Publishing. USA

    Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

    Lingkungan Hidup.

    Spedding, Linda; David Jones; Christopper Dering. 1994. Eco-Management and Eco Auditing: Environmental

    Issues in Business. Wiley Chnacery Law.

    Willig, John. 1995. Auditing for Environmental Quality Leadership: Beyond Compliance to Environmental

    Excellence. John Willey & Sons. New York.

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    46/50

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    47/50

    Dapat didownload di www.bukukerja.com

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingkungan Hidup

    48/50

    Panduan Evaluasi Audit Lingkungan38

    Tim audit Satu auditor atau lebih yang melaksanakan audit, yang bila dibutuhkan dapat

    didukung oleh tenaga ahli.

    Rencana audit uraian kegiatan dan pengaturan untuk pelaksanaan audit

    DAFTAR SINGKATAN

    APD Alat Pelindung Diri

    MEA Mandatory Environmental Audit (audit lingkungan hidup yang diwajibkan)

    ISO International Organization for StandardizationKLH Kementerian Lingkungan Hidup

    SNI Standar Nasional Indonesia

    LSK Lembaga Sertikasi Kompetensi

    LPK Lembaga Pelatihan Kompetensi

    CPA Corrective Preventive Action

    CPAP Corective Preventive Action Program

    PPLH Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

    ATL Audit Tim Leader

  • 8/10/2019 PPP Audit Lingk