audit ch 6

8
Nama: Ananda Agustin Fitriana No: 299509/EK/18031 Bukti Audit Bab 6 1. BUKTI AUDIT Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. SA 326.14 menyatakan bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor kedua kategori bukti audit diperlukan dalam melakukan suatu audit sesuai dengan standar auditing. Tujuan standar pekerjaan lapangan ketiga Bukti audit kompeten yang cukup harus diproleh melalui inspeksi, pengamatan,pengajuan pertanyaan,dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Cukup atau tidaknya bukti audit Yang harus dipertimbangkan auditor dalam menentukan cukup tidaknya bukti audit adalah Materialitas dan resiko Faktor ekonomis Besarnya dan karakteristik populasi Kompetensi bukti

description

Ringkasan

Transcript of audit ch 6

Page 1: audit ch 6

Nama:Ananda Agustin Fitriana

No: 299509/EK/18031

Bukti Audit

Bab 6

1. BUKTI AUDIT

Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. SA 326.14 menyatakan

bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia

bagi auditor kedua kategori bukti audit diperlukan dalam melakukan suatu audit sesuai

dengan standar auditing.

Tujuan standar pekerjaan lapangan ketiga

Bukti audit kompeten yang cukup harus diproleh melalui inspeksi,

pengamatan,pengajuan pertanyaan,dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Cukup atau tidaknya bukti audit

Yang harus dipertimbangkan auditor dalam menentukan cukup tidaknya bukti audit

adalah

Materialitas dan resiko

Faktor ekonomis

Besarnya dan karakteristik populasi

Kompetensi bukti

Kompetensi informasi penguat tergantung pada beberapa faktor antara lain:

1. Relevensi

2. Sumber

3. Ketepatan waktu

4. Obyektivitas

Page 2: audit ch 6

Dasar yang memadai

Persyaratan dasar yang memadai berkaitan dengan tingkat keyakinan menyeluruh yang

diperlukan auditor dalam menyimpulkan audit untuk menyatakan suatu pendapat tentang

laporan keuangan,dalam melaksanakan suatu program audit auditor bisa

mengkuantifikasi tingkat keyakinan secara statistik untuk beberapa unsur individual

dalam laporan keuangan.

Jenis-jenis informasi penguat

Adapun jenis-jenis informasi penguat yang tersedia bagi auditor untuk mengaudit suatu

laporan keuangan adalah

Bukti analitis

Bukti dokumen

Konfirmasi

Pernyataan tertulis

Bukti perhitungan

Bukti lisan

Bukti fisik

Bukti elektronik

2. TUJUAN AUDIT

Tujuan umum suatu audit atas laporan keuangan adalah memberikan suatu pernyataan

pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam

segala hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.Untuk mencapai

tujuan tersebut, dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk setiap

rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan,tujuan khusus ini berasal dari asersi-

asersi yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan.

Asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangn

Laporan keuangan berisi asersi-asersi manajemaen yang eksplisit dan implisit. Dalam

pelaporan pos dineraca , manajemen membut dua asersi eksplisit yaitu kas benar-benar

Page 3: audit ch 6

ada,dan jumlah kas yang benar adalah sebesar yang terdapat dineraca,manajemen

membuat tiga asesrsiimplisit yaitu semua kas yang harus dilaporkan telah dimasukkan,

semua kas yang dilaporkan merupakan milik satuan usaha, dan tidak terdapat pembatasan

dalam penggunaan kas.

Asersi yang sama melandasi semua aktiva, kewajiban, pendapatan,dan biaya-biaya

komponen laporan keuangan. Dalam PSA No.07,bukti audit(SA326.03),disebutkan lima

golongan asersi pelaporan keuangan

Keberadaan atau keterjadian(existence oroccorrence)

Kelengkapan(Completeness)

Hak dan kewajiban(righand obligation)

Penilaiaan(valuation) atau pengalokasian(allocation)

Penyajian dan pengungkapan(presentation and disclosure)

3. KERTAS KERJA

PSA No.15, kertas kerja(SA339.03)menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatan-

catatan yang diselenggarakan auditor mengenai audit yamg ditempuhnya, pengujian yang

dilakukannya, informasi yang diprolehnya dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan

dengan auditnya.

Fungsi kertas kerja adalah

Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit

Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit

Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing

Jenis kertas kerja

Jenis kertas kerja yang dibuat oleh auditor terdiri dari:

Daftar saldo pemeriksaan (working trial balance)

Daftar dan analisis(schedules and analysis)

Memorandum dan informasi pendukung

Page 4: audit ch 6

Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi

Pembuatan kertas kerja

Tehnik-tehnik penting yang harus perhatikan auditor dalam membuat kertas kerja:

Judul. setiap kertas kerja harus berisi nama klien,judul yang jelas menunjukan isi

kertas kerja yang bersangkutan

Nomor index. Setiap kertas kerja harus diberi index atau referensi

Referensi silang. Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau

dipindahkan atau dibawa kekertas kerja lain harus diberi referensi silang dengan

nomor index dari kertas kerja tersebut

Tanda pengerjaan. Tanda pengerjaan adalah simbol yang digunakan pada kertas

kerja untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan prosedur audit tertentu

pada bagian yang diberi tanda pengerjaan

Tandatangan dan tanggal. Segera setelah menyelesaikan tugasnya,baik pembuat

maupun mereview kertas kerja harus menandatangani dan mencantumkan tanggal

pada kertas kerja yang bersangkutan

Review atas kertas kerja

Pada tahap pertama,review dilakukan oleh pengawas langsung dari si pembuat kertas

kerja,review ditekankan terutama pada pekerjaan apa yang dilakukan,bukti yang

diproleh,dan kesimpulan yang dicapai oleh pembuat kertas kerja.Review berikutnya

dilakukanatas kertas kerja apabila seluruh pekerjaan lapangan selesai dikerjakan.

Pengarsipan kertas kerja

Dua kategori pengarsipan kertas kerja:

1. arsip permanen berisi data yangdiperkirakan akan berguna bagi auditor

pada banyak penugasan dimasa datang untuk klien ynag bersangkutan.

2. arsip tahun berjalan berisi informasi penguat yang berhubungan dengan

pelaksanaan program audit pada tahun berjalan.

Hal-hal yang dimasukkan dalam arsip permanen adalah

Page 5: audit ch 6

Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan

Kode rekening dan buku pedoman prosedur

Bagan organisasi

Tata letak pabrik,proses produksi,dan produk-produk utama

Ketentuan-ketentuan penerbitan saham dan obligasi

Salinan kontrak-kontrak jangka panjang

Daftar rencana depresiasi aktiva tetap dan amortisasi utang jangka panjang

Ringkasan prinsip-prinsip akuntansiyang digunakan oleh klien

Pemilik dan penyimpanan kertas kerja

Kertas kerja adalah milik auditor. Kertas kerja disimpan oleh auditor dan ia bertanggung

jawab untuk menjaga keamanan dan kerahasiannya. Kertas kerja yang termasuk dalam

kategori kertas kerja permanen disimpan untuk waktu yang tidak terbata,sedangkan

kertas kerja tahun berjalan disimpan oleh auditor sepanjang diperlukan oleh auditor untuk

melayani klien atau untuk memenuhi ketentuan undang-undang.

JENIS-JENIS PENGUJIAN

Pengujian pengendalian

Pengujian pengendalian dilakukan untuk mendapatkan bukti tentang keefektifan

rancangan dan pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian

intern.Pengujian pengendalian juga mencakup pengajuan peryanyaan kepada para

karyawan tentang prosedur pengendalian yang mereka kerjakan dan auditor melakukan

ulang prosedur-prosedur tersebut.

Pengujian substantif

Pengujian substantif terdiri dari prosedur analitis,pengujian detil transaksi, dan pengujian

detil saldo-saldo.penggolongan prosedur auditing ini dimaksudkan untuk mendapatkan

bukti tentang kewajaran asersi-asersimanajemen dalam laporan keuangan. Pada

umumnya auditor melakukan pengujian detil transaksi untuk memastiakn semua

kebijakan dan prosedur pengendalian yang bisa diterapkan telah diikuti dalam memproses

Page 6: audit ch 6

transaksi(pengujian pengendalian)dan transaksi-transaksi yang telah dijurnal dan

diposting ke buku besar dengan benar.Apabila kedua tujuan itu dilakukan dengan test

yang sama atau bersamaa, maka hal itu disebut pengujian bertujuan ganda.