audit ch 6
-
Upload
ananda-agustin-fitriana -
Category
Documents
-
view
18 -
download
5
description
Transcript of audit ch 6
Nama:Ananda Agustin Fitriana
No: 299509/EK/18031
Bukti Audit
Bab 6
1. BUKTI AUDIT
Bukti audit merupakan konsep fundamental dalam auditing. SA 326.14 menyatakan
bahwa bukti audit terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia
bagi auditor kedua kategori bukti audit diperlukan dalam melakukan suatu audit sesuai
dengan standar auditing.
Tujuan standar pekerjaan lapangan ketiga
Bukti audit kompeten yang cukup harus diproleh melalui inspeksi,
pengamatan,pengajuan pertanyaan,dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Cukup atau tidaknya bukti audit
Yang harus dipertimbangkan auditor dalam menentukan cukup tidaknya bukti audit
adalah
Materialitas dan resiko
Faktor ekonomis
Besarnya dan karakteristik populasi
Kompetensi bukti
Kompetensi informasi penguat tergantung pada beberapa faktor antara lain:
1. Relevensi
2. Sumber
3. Ketepatan waktu
4. Obyektivitas
Dasar yang memadai
Persyaratan dasar yang memadai berkaitan dengan tingkat keyakinan menyeluruh yang
diperlukan auditor dalam menyimpulkan audit untuk menyatakan suatu pendapat tentang
laporan keuangan,dalam melaksanakan suatu program audit auditor bisa
mengkuantifikasi tingkat keyakinan secara statistik untuk beberapa unsur individual
dalam laporan keuangan.
Jenis-jenis informasi penguat
Adapun jenis-jenis informasi penguat yang tersedia bagi auditor untuk mengaudit suatu
laporan keuangan adalah
Bukti analitis
Bukti dokumen
Konfirmasi
Pernyataan tertulis
Bukti perhitungan
Bukti lisan
Bukti fisik
Bukti elektronik
2. TUJUAN AUDIT
Tujuan umum suatu audit atas laporan keuangan adalah memberikan suatu pernyataan
pendapat mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar, dalam
segala hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum.Untuk mencapai
tujuan tersebut, dalam audit biasanya dirumuskan tujuan khusus audit untuk setiap
rekening yang dilaporkan dalam laporan keuangan,tujuan khusus ini berasal dari asersi-
asersi yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan.
Asersi-asersi manajemen dalam laporan keuangn
Laporan keuangan berisi asersi-asersi manajemaen yang eksplisit dan implisit. Dalam
pelaporan pos dineraca , manajemen membut dua asersi eksplisit yaitu kas benar-benar
ada,dan jumlah kas yang benar adalah sebesar yang terdapat dineraca,manajemen
membuat tiga asesrsiimplisit yaitu semua kas yang harus dilaporkan telah dimasukkan,
semua kas yang dilaporkan merupakan milik satuan usaha, dan tidak terdapat pembatasan
dalam penggunaan kas.
Asersi yang sama melandasi semua aktiva, kewajiban, pendapatan,dan biaya-biaya
komponen laporan keuangan. Dalam PSA No.07,bukti audit(SA326.03),disebutkan lima
golongan asersi pelaporan keuangan
Keberadaan atau keterjadian(existence oroccorrence)
Kelengkapan(Completeness)
Hak dan kewajiban(righand obligation)
Penilaiaan(valuation) atau pengalokasian(allocation)
Penyajian dan pengungkapan(presentation and disclosure)
3. KERTAS KERJA
PSA No.15, kertas kerja(SA339.03)menyebutkan bahwa kertas kerja adalah catatan-
catatan yang diselenggarakan auditor mengenai audit yamg ditempuhnya, pengujian yang
dilakukannya, informasi yang diprolehnya dan kesimpulan yang dibuatnya sehubungan
dengan auditnya.
Fungsi kertas kerja adalah
Menyediakan penunjang utama bagi laporan audit
Membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit
Menjadi bukti bahwa audit telah dilaksanakan sesuai dengan standar auditing
Jenis kertas kerja
Jenis kertas kerja yang dibuat oleh auditor terdiri dari:
Daftar saldo pemeriksaan (working trial balance)
Daftar dan analisis(schedules and analysis)
Memorandum dan informasi pendukung
Jurnal penyesuaian dan reklasifikasi
Pembuatan kertas kerja
Tehnik-tehnik penting yang harus perhatikan auditor dalam membuat kertas kerja:
Judul. setiap kertas kerja harus berisi nama klien,judul yang jelas menunjukan isi
kertas kerja yang bersangkutan
Nomor index. Setiap kertas kerja harus diberi index atau referensi
Referensi silang. Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lain atau
dipindahkan atau dibawa kekertas kerja lain harus diberi referensi silang dengan
nomor index dari kertas kerja tersebut
Tanda pengerjaan. Tanda pengerjaan adalah simbol yang digunakan pada kertas
kerja untuk menunjukan bahwa auditor telah melakukan prosedur audit tertentu
pada bagian yang diberi tanda pengerjaan
Tandatangan dan tanggal. Segera setelah menyelesaikan tugasnya,baik pembuat
maupun mereview kertas kerja harus menandatangani dan mencantumkan tanggal
pada kertas kerja yang bersangkutan
Review atas kertas kerja
Pada tahap pertama,review dilakukan oleh pengawas langsung dari si pembuat kertas
kerja,review ditekankan terutama pada pekerjaan apa yang dilakukan,bukti yang
diproleh,dan kesimpulan yang dicapai oleh pembuat kertas kerja.Review berikutnya
dilakukanatas kertas kerja apabila seluruh pekerjaan lapangan selesai dikerjakan.
Pengarsipan kertas kerja
Dua kategori pengarsipan kertas kerja:
1. arsip permanen berisi data yangdiperkirakan akan berguna bagi auditor
pada banyak penugasan dimasa datang untuk klien ynag bersangkutan.
2. arsip tahun berjalan berisi informasi penguat yang berhubungan dengan
pelaksanaan program audit pada tahun berjalan.
Hal-hal yang dimasukkan dalam arsip permanen adalah
Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga perusahaan
Kode rekening dan buku pedoman prosedur
Bagan organisasi
Tata letak pabrik,proses produksi,dan produk-produk utama
Ketentuan-ketentuan penerbitan saham dan obligasi
Salinan kontrak-kontrak jangka panjang
Daftar rencana depresiasi aktiva tetap dan amortisasi utang jangka panjang
Ringkasan prinsip-prinsip akuntansiyang digunakan oleh klien
Pemilik dan penyimpanan kertas kerja
Kertas kerja adalah milik auditor. Kertas kerja disimpan oleh auditor dan ia bertanggung
jawab untuk menjaga keamanan dan kerahasiannya. Kertas kerja yang termasuk dalam
kategori kertas kerja permanen disimpan untuk waktu yang tidak terbata,sedangkan
kertas kerja tahun berjalan disimpan oleh auditor sepanjang diperlukan oleh auditor untuk
melayani klien atau untuk memenuhi ketentuan undang-undang.
JENIS-JENIS PENGUJIAN
Pengujian pengendalian
Pengujian pengendalian dilakukan untuk mendapatkan bukti tentang keefektifan
rancangan dan pengoperasian kebijakan dan prosedur struktur pengendalian
intern.Pengujian pengendalian juga mencakup pengajuan peryanyaan kepada para
karyawan tentang prosedur pengendalian yang mereka kerjakan dan auditor melakukan
ulang prosedur-prosedur tersebut.
Pengujian substantif
Pengujian substantif terdiri dari prosedur analitis,pengujian detil transaksi, dan pengujian
detil saldo-saldo.penggolongan prosedur auditing ini dimaksudkan untuk mendapatkan
bukti tentang kewajaran asersi-asersimanajemen dalam laporan keuangan. Pada
umumnya auditor melakukan pengujian detil transaksi untuk memastiakn semua
kebijakan dan prosedur pengendalian yang bisa diterapkan telah diikuti dalam memproses
transaksi(pengujian pengendalian)dan transaksi-transaksi yang telah dijurnal dan
diposting ke buku besar dengan benar.Apabila kedua tujuan itu dilakukan dengan test
yang sama atau bersamaa, maka hal itu disebut pengujian bertujuan ganda.