Aterosklerosis
-
Upload
bong-siungkhie -
Category
Documents
-
view
213 -
download
0
description
Transcript of Aterosklerosis
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Koroner (PJK) penyebab utama
morbiditas dan mortalitas di Indonesia SKRT 2001 PJK merupakan penyebab utama
kematian di Indonesia (26,3%) Aterosklerosis penyebab utama PJK
DEFINISI
Pengerasan pembuluh darah arteri
Aterosklerosis merupakan proses
inflamasi kronik yang melibatkan
akumulasi lemak, trombosis,
elemen dinding pembuluh darah
dan sel imun.
Aterosklerosis adalah proses
pembentukkan plak yang
terjadi akibat adanya
akumulasi dari beberapa lipid
dan plak fibrous yang di
dalamnya terkandung sel otot
polos dan kolagen.
Faktor Risiko PJK
Pathogenesis
Pada awalnya terbentuk “lipid spots”, kemudian menjadi “lipid streaks” dan pada akhirnya menjadi atheroma
Akumulasi deposit lipid terletak diantara tunika intima “endothelium lining” dan tunika media “lapisan otot polos”
Fatty streaks
1) Aktivasi endotel, molekul adhesi, kemokin
2) Peranan makrofag3) Aktivasi sel T dan inflamasi vaskular4) Sitokin kaskade
Next…
LDL melewati endotel pembuluh darah dan masuk ke tunika intima (dengan syarat terjadi disfungsi endotel yang dapat diakibatkan oleh injury, hipertensi, dan merokok)
LDL teroksidasi melepaskan MCP (monocyte chemoattractant proteins) dari sel endotel dan otot polos
Kemudian menarik monosit untuk masuk ke tunika intima
LDL teroksidasi menyebabkan monosit berdiferensiasi menjadi makrofag
Makrofag melepaskan sitokin (ex: TNF alfa, IL 1)
P selektin, VCAM-1 pada sel endotel men-stimulasi monosit migrasi ke sel
LDL teroksidasi melepaskan M-CSF overekspresi scavenger receptor pada makrofag
Oxidized (modified) LDL membentuk foam cell
Foam cell melepaskan sitokin stimulasi proliferasi sel otot polos fibrous cap atheroma
Pembentukan Plak Aterom
GEJALA PENYAKIT JANTUNG KORONER
1) Angina klasik
Rasa tidak enak di daerah substernal, sifatnya
tumpul, seperti ditekan / diperas, menjalar ke
lengan kiri / leher dapat disertai kesulitan
bernapas, berdebar-debar, keringat, mual atau
muntah
2) Angina Equivalent
Tidak ada nyeri / rasa tidak enak di dada yang
khas, namun pasien menunjukkan gejala gagal
jantung mendadak (sesak napas), atau aritmia
ventrikular (palpitasi, presinkop, sinkop)
KLASIFIKASI AP menurut CSSKelas 1 : Aktivitas biasa atau sehari-hari tidak menimbulkan angina,
seperti jalan dan naik tangga. Angina timbul pada keadaanfisik berat, cepat, tergesa-gesa,
kegiatan fisik lama dan pekerjaan atau rekreasi.Kelas 2 : Aktivitas sehari-hari agak terbatas. Timbul apabila melakukan
aktivitas lebih berat dari biasanya.Kelas 3: Aktivitas sehari-harinya nyata terbatas
Kelas 4: Nyeri dada dapat timbul sekalipun pada waktu istirahat
Klasifikasi Sindrom Koroner Akut1) Non-ST Elevation Acute Coronary Syndromes (NSTEACS)2) ST Elevation Acute Coronary Syndromes (STEACS)3) UAP
Presentasi Klinik NSTEACS Angina tipikal persisten lebih dari 20 mnt Angina awitan baru (de novo) kelas III klasifikasi
The Canadian Cardiovascular Society Angina stabil yang mangalami destabilisasi
(angina progresif atau kresendo) Angina pasca infark miokard
ANAMNESIS Lokasi sakit atau nyeri terdapat pada
sentral atau substernal. Sifat sakit berat seperti ditekan,
diitindih, diremas, rasa panas terbakar, kencang, ditusuk, atau nyeri epigastrik
Penjalaran nyeri ke leher, bahu, rahang, punggung (intra skapula), lengan kiri atau kedua lengan.
Kesulitan bernapas / sesak napas Faktor pencetus seperti aktivitas fisik,
stress emosi, udara dingin. Mual, muntah Berkeringat dingin Cemas dan lelah
EKGDiagnosis IMA dengan
elevasi ST memiliki
gambaran EKG yang khas
dengan adanya elevasi
ST > 2 mm, minimal pada
2 sadapan prekordial
yang berdampingan atau
> 1 mm pada 2
sadapan ekstremitas.
Enzim jantung Me setelah Mencapai kadar puncak
Kembali normal
Terjadi pada keadaan
CK-MB 3 jam 10 – 24 jam 2 – 4 hari Infark miokard,operasi jantung,
miokarditis
cTn 2 jam 10 – 24 jam - Infark miokard
Mioglobin 1 jam 4 – 8 jam - Infark miokard
CK 3 – 8 jam 10 – 36 jam 3 – 4 hari Infark miokard
LDH 24 – 48 jam 3 – 6 hari 8 – 14 hari. Infark miokard
Management
Jejas endotel
Plak ateroskleros
is
Plak ruptur
Agregasi trombosit
Aktivasi kaskade koagulasi
Pembentukan trombus
Nyeri dada
Infark
Remodelling miokard
statin
AspirinClopidogrel
GP Iib/III inhtrombolitik
heparin
Nitrat,O2
ACEi
Morfin
BBCCBBed rest
PCI atau Trombolitik
Keberhasilan reperfusi :Nyeri dada berkurang
ST segmen normalPuncak cardiac marker lebih cepat dari
seharusnya
Trombolitik Dosis Koterapi
Streptokinase 1,5 juta U dlm 30 – 60 mnt
Heparin iv 12 U/kg selama 24 – 48 jam
Alteplase (tPA) Bolus 15 mg iv 0,75 mg/kg selama 60 mnt
Heparin iv 12 U/kg selama 24 – 48 jam
Reteplase 10 U + 10 U iv bolus diberikan selang 30 mnt
Heparin iv 12 U/kg selama 24 – 48 jam
Tenecteplase (TNK-tPA)
Bolus iv tunggal30 mg jk BB<6035 mg jk BB 60 - < 70
Heparin iv 12 U/kg selama 24 – 48 jam
• Kontraindikasi absolut– Stroke hemoragik / iskemik– Kerusakan SSP & neoplasma– Operasi / trauma kepala berat 3minggu
terakhir– Perdarahan sal. Cerna 1 bln terakhir– Peny. Perdarahan– Diseksi aorta
• Kontraindikasi relatif– TIA– Konsumsi antikoagulan oral– Hamil atau 1 minggu postpartum– Resusitasi traumatik– Infektif endokarditis– Peny. Hati lanjut– Ulkus peptikum aktif– Hipertensi refrakter (sistol > 180)
PCI dilakukan pd pasien dengan kontraindikasi trombolitik dan pada pasien dg onset 12 jam
PCI
CABG
PRINSIP TATALAKSANA
A : Aspirin, AntikoagulanB : Beta bloker, Blood PressureC : Cholesterol, CigaretteD: Diet, DiabetesE : Education, Exercise
INTERVENSI PREVENTIF Pasien PJK/ penyakit aterosklerotik
lain Individu sehat yang memiliki
potensi tinggi (faktor risiko: rokok, HT, dislipid, DM)
Riwayat keluarga PJK
Terapi Nutrisi
Tujuan:1. Memberi nutrisi tanpa
memberatkan kerja jantung
2. Menurunkan berat badan (pasien gemuk)
3. Mencegah/menghilangkan penimbunan garam dan air
Syarat:1. Energi cukup, protein
cukup (0,8 g/kg)2. Batasi lemak jenuh,
rendah kolesterol3. Asupan garam dan cairan4. Makanan mudah dicerna,
cukup serat5. Bentuk makanan
dikondisikan
Diet Jantung I Pasien MCI, Gagal
jantung berat Cairan 1-1,5 liter/hari Hanya untuk 1-3 hariDiet Jantung II Makanan saring/lunak Jika edema/hipertensi:
+ rendah garam
Diet Jantung III Kondisi pasien tidak
terlalu berat Makanan lunak/biasa Jika edema/hipertensi: +
rendah garamDiet Jantung IV Makanan biasa Jika edema/hipertensi: +
rendah garam
Makanan yang dianjurkan
Sumber KH yang mudah dicerna (nasi, kentang, tepung beras, gula, dll)
Sumber protein yang rendah lemak (daging sapi tak berlemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu skim, dll )
Sayuran/buah yang tidak mengandung gas (bayam, wortel, labu siam, tauge, pisang, pepaya, jeruk, dll)
Sumber lemak tak jenuh (minyak jagung, minyak ikan, minyak zaitun)
Makanan yang tidak dianjurkan
Sumber KH yang sukar dicerna (ubi, singkong, ketan)
Sumber protein yang tinggi lemak (daging berlemak, jeroan, kepiting, keju, susu full-cream)
Sayuran/buah yang banyak mengandung gas (nangka, kol, sawi, lobak, kembang kol, durian)
Sumber lemak jenuh (minyak kelapa sawit, santan kental)
Kopi, alkohol, minuman bersoda
Bumbu yang tajam dan merangsang
Daftar Pustaka
Hansson, Goran. 2005 : Inflammation, Atherosclerosis, and Coronary Artery Disease. New England J Med 352;16
Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III. Jakarta. Balai Penerbit FKUI;2006.
Florian Lang. Hormon. Di: Stefan Silbernagl & Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta, Indonesia: EGC, 2003
Daftar Pustaka American Heart Association, 2010. Heart Disease and Stroke Statistics_2010 Update: A Report
From the American Heart Association. Available from: http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/121/7/e46.
Antman E, Braunwald E. ST elevation myocardial infraction : management In : Braunwald E, Zipes DP, Libby P,eds. Heart Disease: A textbook of cardiovascular Medicine. 7th ed. Phiadelphia, Pa : WB Saunders; 2005: 1167-226.
Braunwald, Eugene. ST-Segmen Myocardial Infarction in Harrison's Principles of Internal Medicine.16th ed. 2005. pg 1448-59.
Kumar, Abbas, Fausto. Pathologic Basis Of Disease. Seven edition. Philadelphia. Elseviers Saunders. 2005.
Silbernagl Stefan, Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Alih bahasa : Iwan Setiawan, Iqbal Mochtar, editor edisi bahasa Indonesia, Titiek Resmisari. Jakarta : EGC.2006. hal 236-9.
ESC Guidelines for the management of acute coronary syndromes in patientspresentingwithout persistent ST-segment elevation. European Heart Journal. 2011
Sudoyo AW, Setiyohadi B, et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid III. Jakarta. Balai Penerbit FKUI;2006.
PERKENI. Buku Pedoman Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2011.
Florian Lang. Hormon. Di: Stefan Silbernagl & Florian Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta, Indonesia: EGC, 2003
Coolins, Kumar, Cotran. Robbins Pathologic Basis of Disease. 6th edition. USA.