ASUHAN KEPERAWATAN revisi
Click here to load reader
-
Upload
husain-bocah-bodong -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN revisi
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
PADA Ny.S DI RUANG BOUGENVIL 2 RSUD KUDUS
I. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : 4 Juni 2012
Jam : 09.00 WIB
Ruang : Bougenvil 2
Rumah Sakit : RSUD Kudus
No. Register : 6350333
a. Identitas pasien
Nama Klien : Ny.S
Umur : 54 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Mlati Lor 4/4 Kudus
Tanggal masuk RS : 3 Juni 2012
Diagnosa Medis : Abses Submandibularis Dextra
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 29 Tahun
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Mlati Lor 4/4 Kudus
c. Keluhan Utama
Pasien mengatakan susah menelan karena adanya nyeri untuk menelan
selama 1 minggu.
d. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluarga pasien mengatakan jika di bagian leher sebelah kanan pasien
mulai timbul benjolan yang berisi pus/nanah 1 bulan sebelum pasien
dibawa ke IGD RSUD Kabupaten Kudus. Kemudian, pasien mengeluhkan
kalau pasien tidak bisa menelan sejak 2 hari sebelum pasien dibawa ke
IGD. RSUD Kudus pada hari Minggu 3 Juni 2012 pukul 09.00 WIB .
Pasien diputuskan untuk dioperasi submandibularis dextra kemudian
dirawat inap di Ruang Bougenvile II. Dan pasien masih merasa nyeri
menelan.
e. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah di rawat di RS. Mardirahayu 1 bulan yang lalu dengan
keluhan nyeri post operasi mandibularis dextra, batuk berdahak. Pasien
juga memiliki riwayat penyakit Diabetes Mellitus.
f. Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki penyakit menular dan
menurun, serta tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan yang
diderita pasien.
g. Riwayat Sosial
Pasien dan kelima anaknya tinggal satu rumah di suatu perkampungan.
Hubungan keluarga sangat baik dan harmonis. Kemudian, hubungan
dengan tenaga medis baik.
II. Keadaan Kesehatan Saat Ini
a. Diagnosa Medis
Abses Submandibularis Dextra
b. Terapi
Infus RL – 20 tetes per menit
Injeksi Insulin 12 unit
III. Pola Fungsional
a. Pola Persepsi dan Managemen Kesehatan
Keluarga pasien mengatakan kalau pasien sakit maka langsung
diperiksakan ke pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien masih bisa makan makanan yang padat kemudian
nafsu makan pasien juga masih baik, walaupun sudah timbul benjolan
yang berisi pus di submandibularis.
Selama sakit : Pasien makan 3 kali sehari melalui selang NGT dengan
menu susu kedelai ± 300ml. Pasien terlihat lemah dan terpasang infus RL
20 tpm. Keluarga pasien mengatakan jika berat badan pasien sebelum sakit
70 kg. Dan selama sakit berat badan pasien menjadi 65kg.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB dan BAK pasien lancar dan teratur. Biasanya, pasien
BAB 3 hari sekali, konsistensi feces pasien masih padat, berbau khas, dan
berwarna coklat.
Selama sakit : 2 hari ini BAB lancar tapi encer dan berwarna coklat. BAK
lancar berwarna kuning bening dengan bau khas.
d. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Pasien mempunyai keterbatasan dalam beraktivitas karena
pasien sudah mengalami penyakit stroke sejak 1 tahun terakhir.
Selama sakit : Pasien lemah dan segala kebutuhannya dibantu oleh
keluarganya, baik untuk makan, memakai baju, dan aktivitas lainnya.
e. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan kalau pasien biasanya tidur ± 8
jam dan terkadang pasien tidur siang juga.
Selama sakit : anak pasien mengatakan kalau pasien tidur hanya 4 jam
seharida pasien tampak gelisah dan mempunyai kelopak mata berwarna
hitam
f. Pola Kognitif
Keluarga pasien mengatakan bahwa mereka tidak tahu tentang penyakit
yang diderita pasien dan masih bingung cara penanganannya.
g. Pola Konsep Diri
Keluarga pasien berharap semoga pasien cepat sembuh dan bisa
berkumpul dengan keluarga lagi
h. Pola Peran Hubungan
Pasien berperan sebagai seorang ibu dan hubungan pasien dengan keluarga
baik. Hal ini dibuktikan dengan keluarga terlihat menunggui pasien
i. Pola Reproduksi
Pasien adalah seorang wanita yang berumur 54 th dan sudah mulai
menopouse. Dan pasien punya 5 orang anak
j. Pola Koping-Toleransi
Selama sakit :Pasien sering mengerang kesakitan yang tidak jelas. Pasien
sering terlihat gelisah dan sering berganti-ganti posisi tidur
k. Pola Keyakinan Nilai
Pasien beragama Islam dan melaksanakan ajaran yang dianutnya.
IV. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Pasien : Lemah
b. Kesadaran :
c. Tanda – Tanda Vital
- Suhu : 38
- Tekanan Darah : 130/80 mmHg
- RR : 38
- Nadi : 84
d. Antropometri : - BB : 55 kg
- TB : 148 cm
- LILA : 26 cm
Biochemical :
Clinical Sign :
Diit yang Disarankan : Diit cair
e. Pemeriksaan Head to Toe
1. Kepala : Mesocephal, tidak ada luka dan hematom di kepala
2. Rambut : Rambut bergelombang, beruban, kotor, berbau, dan mudah
rontok.
3. Mata : Simetris, konjunctiva anemis,
4. Hidung : Simetris, terpasang NGT, terpasang nassal kanul 4 lt, tidak
ada polip
5. Mulut : Mukosa kering, gigi kotor, mulut berbau
6. Telinga : simetris, bersih, serumen dalam batas normal
7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, terdapat luka post operasi
submandibularis dextra.
8. Dada
Jantung : I : Ictus Cordis tidak tampak
P : Ictus cordis terasa pada ICS ke IV Midklavikula
P : Sonor
A : Vesikuler,
Paru : I : Simetris,
P :
P :
A :
9. Abdomen : I :
A :
P :
P :
10. Kulit : warna sawo matang, turgor kulit kering
11. Ekstremitas :
*atas : terpasang infus di tangan kanan RL 20 tpm
*bawah : tidak ada oedema, kaki kanan tidak bisa digerakkan
12. Genitalia : bersih dan tidak terpasang DC
Pemeriksaan Penunjang
A. Pemeriksaan laboraturium darah
Tanggal 4 juni 2012
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Gula darah ( pagi
)
377 Mg/dl 70-150
Gula darah ( sore
)
414 Mg/dl 70-150
Tanggal 5 juni 2012
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
NORMAL
Gula darah
sewaktu
412 Mg/dl 70-150
Ureum 45,6 Mg/dl 11,0-55,0
Creatinin 0,5 Mg/dl 0,6-1,36
Cholesterol 135 Mg/dl s/d 200
H.D.L
Cholesterol
12 Mg/dl >35
L.D.L Cholesterol 87,0 Mg/dl < 150
Trygliserida 183 Mg/dl 40-165
S.G.O.T 131 U/I <37
S.G.P.T 58 U/I <41
Uric Acid 2,9 Mg/dl 2,6-7,2
Kalium Rg habis Mmol/l 2,02-2,60
Calcium 4,3 Mmol/l 3,6-5,5
Natrium 141 Mmol/l 135-155
Chlorida 101 Mmol/l 75-108
Magnesium Rg habis Mmol/l 0,8-1,0
Terapi Obat
1. Tanggal 4 Juni 2012
Cefotaxim 2x1 gr
Ketorolac 3x1 gr
Interpil 2x10 mg
2. Tanggal 5 juni 2012
Alprazolam 2x0,5
Clobazam 001
Interpril 001
Cefotaxim 3x1
Ketorolac 3x1
Infus RL – 20 tpm
V. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
1. Ds : keluarga pasien mengatakan pasien
kesulitan menelan dan hanya makan
makanan cair
Do : pasien terlihat lemah dan terpasang
NGT,
BB=55kg
IMT=
Albumin=
Hb=
kesulitan
menelan
Kekurangan
Nutrisi
2. Ds : keluarga pasien mengatakan suhu
badannya naik turun selama seminggu
Do : suhu pasien 38o C
Proses
penyakit
Peningkatan
suhu tubuh
3. Ds : keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien sering sesak nafas .
Do : pasien sering mengalami nafas
dangkal, membran mukosa kering,
Kegagalan
mekanisme
oksigenasi
Ketidakefektif
an jalan nafas
RR : 38 x / menit
Suara nafas
Mengalami batuk tidak efektif
4. Ds : pasien mengeluh nyeri pada leher
luka post operasi submandibularis
dekstra .
Do : Pasien terlihat lemah, pasien
gelisah dan cemas, pasien tidak bias
merasa diam.
Nyeri pada
luka post
operasi
submandibular
is dekstra
Gangguan rasa
nyaman
VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN (liat NANDA)
a. Kekurangan nutrisi b.d kesulitan menelan
b. Peningkatan suhu tubuh b.d proses penyakit
c. Kekurangan volume oksigen b.d kegagalan mekanisme oksigenasi
d. Gangguan rasa nyaman b.d nyeri pada luka post op mandibularis dextra
VII.INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam
kebutuhan nutrisi terpenuhi
dengan kriteria hasil :
1. Turgor kulit baik
2. Membran mukosa lembab
3. TTV normal
4. BB normal/stabil
5. Nafsu makan meningkat
-Monitoring BB
pasien
-Dorong tirah
baring/ pembatasan
aktivitas selama
faseakut
-monitoring asupan
makan pasien
-Memberikan
informasi
pentingnya
kebutuhan nutrisi
saat sakit
-Menurunkan
kebutuhan
metabolik untuk
mencegah
penurunan kalori
Diet makanan cair
untuk memudahkan
-Kolaborasi
Mulai tambahkan
diet sesuai indikasi,
misalnya diet
makanan cair,
pemberian cairan
parenteral RL-
20tpm
Pemberian injeksi
insulin sesuai
advice dokter
pasien untuk
memenuhi
kebutuhan nutrisi
2. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam
peningkatan suhu tubuh dapat
diatasi dengan kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam batas
normal (36˚-37˚C)
-Pantau suhu tubuh
pasien setiap 8 jam
-Berikan kompres
hangat pada lipatan-
lipatan tubuh
seperti ketiak, leher
dan daerah frontal
-Anjurkan memakai
pakaian tipis dan
menyerap keringat
-Kolaborasi
Pemberian anti
piretik
-Dapat
memberikan
informasi tentang
perkembangan
kesehatan pasien
baik naik atau
turunnya suhu
tubuh
-Pemberian
kompres hangat
mengakibatkan
pelebaran kapiler
sehingga
penguapan panas
dpat cepat terjadi
-Untuk
memudahkan
penguapan panas
dan memberi
kenyamanan pasien
-Untuk
memberikan terapi
penurunan suhu
lebih cepat
3 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam
kebutuhan oksigenasi pasien
adekuat dengan kriteria hasil :
1. Turgor kulit membaik
2. Membran mukosa lembab
3. Tidak ada tanda-tanda
hipoksia
4. RR normal/stabil
-Observasi kulit
kering dan
membran mukosa
serta penurunan
turgor kulit
-Monitoring
Respiratory Rate
pesien.
-Kolaborasi
Berikan alat bantu
oksigen
-Menunjukan
adanya kekurangan
oksigen
-Dapat
memberikan
informasi
perkembangan
pasien baik naik
atau turunnya RR.
-Mempertahankan
pergantian oksigen
untuk memperbaiki
kehilangan
4. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan 3 x 24 jam
gangguan nyeri dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
1.1. Pasien diharapkan dapat
melaporkan gejala nyeri
terkontrol
2.2. Pasien diharapkan dapat
mengenali faktor yang
menyebabkan nyeri
-Monitor skala
nyeri dan tanda non
verbal dari tidak
kenyamanan
Ajarkan pasien dan
keluarga untuk
relaksasi seperti
tarik napas
lambung.
-Tindakan
pengendali nyeri
-Dapat
mengidentifikasi
nyeri yang diderita
baik skala berat
atau ringan
-Pencegahan untuk
terjadinya nyeri
skala berat
sebelum nyeri
menjadi skala berat
VIII. IMPLEMENTASI
Tgl/jam Dx Implementasi Respon Pasien Paraf
4 Juni 2012
09.00
09.30
09.20
09.30
16.30
I Mengkaji keadaan umum dan
tanda-tanda vital pasien
Monitoring asupan makanan
pasien
Menganjurkan pasien untuk
tirah baring
Monitor terapi parenteral
sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian
antibiotik dan insulin
Cefotaxim 3x 1gr (IV)
Insulin 12 U (SC)
KU pasien :
lemah
TD : 150/90
RR : 24
N : 100
S : 37
Pasien terpasang
NGT dan makan
makanan cair,
sekali makan 1
gelas 300cc, 3
kali sehari
Pasien terlihat
gelisah
Terpasang infus
RL 20 tpm
Injeksi masuk
09.00
09.00
09.40
09.00
09.20
09.00
09.35
09.35
II
III
IV
Mengukur suhu tubuh pasien
Menganjurkan untuk memakai
pakaian yang menyerap
keringat
Menganjurkan kompres air
hangat pada daerah frontal
pasien
Mengobservasi adanya tanda-
tanda hipoksia yang meliputi
turgor kulit, membran mukosa
Mengatur posisi pasien
Kolaborasi pemasangan alat
bantu oksigen
Mengobservasi keadaan
umum pasien
Mengukur skala nyeri yang
dirasakan pasien
Menciptakan lingkungan yang
nyaman untuk pasien
S : 37
Pasien mengikuti
anjuran perawat
Pasien mengikuti
anjuran perawat
Pasien terlihat
lemas, turgor kulit
kering, membran
mukosa kering
Pasien di
posisikan semi
fowler
Terpasang nasal
canul 4liter
Pasien terlihat
lemah dan gelisah
Dari angka 1
sampai 10, skala
nyeri pasien
berada diangka 7
Pasien lebih
tenang bila
lingkungan tidak
berisik dan
nyaman
5 Juni 2012
09.00
I Mengkaji keadaan umum dan
tanda-tanda vital pasien
KU pasien :
lemah
TD : 140/90
RR : 22
09.10
09.10
09.15
09.20
09.20
09.00
09.10
09.10
09.00
09.10
09.00
II
III
IV
Monitoring asupan makanan
pasien
Menganjurkan pasien untuk
tirah baring
Monitor terapi parenteral
sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian
antibiotik
Memberikan obat per oral
Interpril 10mg 1xsehari
Mengatur suhu tubuh pasien
Menganjurkan untuk banyak
minum minimal 300cc sehari
Menganjurkan kompres air
hangat pada daerah frontal
pasien
Mengobservasi adanya tanda-
tanda hipoksia yang meliputi
turgor kulit, membran mukosa
Mengatur posisi pasien
Mengobservasi keadaan
umum pasien
Mengukur skala nyeri yang
N : 84
S : 37
Pasien sudah
tidak terpasang
NGT, makan
makanan cair 4
sendok makan
dipagi hari
Pasien terlihat
gelisah
Terpasang infus
RL 20 tpm
Obat diminum
oleh pasien
S : 40˚C
Pasien belum
mengikuti anjuran
perawat
Pasien mengikuti
anjuran perawat
Pasien terlihat
lemas, turgor kulit
kering membran
mukosa kering
Pasien di
posisikan semi
fowler
Pasien terlihat
lemah dan gelisah
Dari angka 1
09.00
dirasakan pasien
Menciptakan lingkungan yang
nyaman untuk pasien
sampai 10, skala
nyeri pasien
berada diangka 8
Pasien lebih
tenang bila
lingkungan tidak
berisik dan
nyaman
6 Juni 2012 I
II
III
Mengkaji keadaan umum dan
tanda-tanda vital pasien
Memberikan terapi insulin
20 U
Memonitori asupan nutrisi
pasien
Monitor terapi parenteral
sesuai indikasi
Mengukur suhu tubuh pasien
Menganjurkan kompres air
hangat pada daerah frontal
pasien
Menganjurkan untuk banyak
minum minimal 300cc sehari
KU pasien :
lemah
TD : 110/60
RR : 26
N : 80
S : 382
Pasien hanya bisa
makan 2 sendok
saja.
S : 370C
Pasien mengikuti
anjuran perawat
Mengikuti
Anjuran Pasien
IX. EVALUASI
Dx Tgl/jam Evaluasi Paraf
I
II
III
6 Juni
2012
13.30
13.30
13.30
S : keluarga pasien mengatakan pasien masih susah
menelan dan nafsu makan menurun
O : keadaan pasien lemah , BB pasien sebelum sakit 70
kg , BB setelah sakit 65 kg, LILA = , Lingkar Perut,
Lingkar Paha : Kadar albumin :, Kadar Hb
A : masalah kebutuhan nutrisi belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Melanjutkan diit cair pada pasien
2. Pemberian injeksi insulin sesuai advice dokter
3. Monitoring gula darah pasien
S : pasien mengatakan badannya panas
O : Suhu badan pasien 38
A : masalah peningkatan suhu tubuh belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
IV 13.30
S : Pasien mengatakan sesak nafas
O : Pasien sering mengalami nafas dangkal, turgor
kulit kering, membran mukosa kering, RR = , suara
nafas
A : Masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi
P : Lanjutkan intevensi
1. Pemasangan nasal kanul
2. Pengaturan posisi semi fowler
3. Ajarkan batuk produktif
4. Melakukan suction
S : Pasien mengatakan nyeri pada luka post operasi
submandibularis dekstra
O : Pasien terlihat sangat gelisah dan cemas
A : masalah cemas pada pasien belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi.
1.