Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

36
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : PPOK DI RUANG FATIMAH RSU DAERAH Dr.SOETOMO Disusun Oleh : Kelompok 2 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S

DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN : PPOK

DI RUANG FATIMAH

RSU DAERAH Dr.SOETOMO

Disusun Oleh :

Kelompok 2

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2013

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

ANGGOTA KELOMPOK

Bintari Dehismiati (A11100669)

Ayu Rena Subarkah (A11100670)

Isna Vera Firdaus (A11100694 )

Nasikhatus Sangadah (A11100710)

Wening Tri K (A11100732)

Fedi Sudrajat (A11100718)

Tri Wahyu W. (A11100722)

Budiman (A11100717)

Wahid Afif A. (A11100703)

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-

Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan

Keperawatan pada Tn.S dengan gangguan sistem pernafasan :

PPOK sebagai salah satu tugas semester IV pada mata kuliah

Blok Pernafasan.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam

pembuatan makalah ini yaitu:

1. H. Giyatmo S Kep Ners, selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Gombong

2. Herniyatun,M.Kep.Sp.Mat, selaku ketua prodi S1

Keperawatan

3. Safrudin AMS, M.Kep selaku koordinator Blok Pernafasan

4. Ibu dan ayah tersayang yang selalu memberikan dukungan

moril maupun materil sertadoa yang tulus sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa laporan ini masih jauh

dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Gombong, Maret 2013

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit Paru Obstruksi Kronik ( PPOK ) adalah suatu penyakit yang

ditandai dengan adanya obstruksi aliran udara yang disebabkan oleh bronkitis

kronis atau empisema. Obstruksi aliran udara pada umumnya progresif

kadang diikuti oleh hiperaktivitas jalan nafas dan kadangkala parsial

reversibel, sekalipun empisema dan bronkitis kronis harus didiagnosa dan

dirawat sebagai penyakit khusus, sebagian besar pasien PPOK mempunyai

tanda dan gejala kedua penyakit tersebut. Sekitar 14 juta orang Amerika

terserang PPOK dan Asma sekarang menjadi penyebab kematian keempat di

Amerika Serikat. Lebih dari 90.000 kematian dilaporkan setiap tahunnya.

Rata-rata kematian akibat PPOK meningkat cepat, terutama pada penderita

laki-laki lanjut usia. Angka penderita PPOK di Indonesia sangat tinggi.

Banyak penderita PPOK datang ke dokter saat penyakit itu sudah

lanjut. Padahal, sampai saat ini belum ditemukan cara yang efisien dan efektif

untuk mendeteksi PPOK. Menurut Dr Suradi, penyakit PPOK di Indonesia

menempati urutan ke-5 sebagai penyakit yang menyebabkan kematian.

Sementara data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, pada

tahun 2010 diperkirakan penyakit ini akan menempati urutan ke-4 sebagai

penyebab kematian. "Pada dekade mendatang akan meningkat ke peringkat

ketiga. Dan kondisi ini tanpa disadari, angka kematian akibat PPOK ini

makin meningkat.

Oleh karena itu penyakit PPOK haruslah mendapatkan pengobatan

yang baik dan terutama perawatan yang komprehensif, semenjak serangan

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

sampai dengan perawatan di rumah sakit. Dan yang lebih penting dalah

perawatan untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada pasien dan

keluarga tentang perawatan dan pencegahan serangan berulang pada pasien

PPOK di rumah. Hal ini diperlukan perawatan yang komprehensif dan

paripurna saat di Rumah Sakit.

B. Tujuan

1. Mengetahui pengertian PPOK

2. Mengetahui etiologi dan manifestasi klinis PPOK

3. Memahami klasifikasi PPOK

4. Mengetahui komplikasi dan penatalaksanaan PPOK

C. Manfaat

1. Bagi Penulis

Sebagai syarat memenuhi tugas semester III

Sebagai sumber reverensi mengenai asuhan keperawatan

PPOK

2. Bagi Mahasiswa

Sebagai sumber pedoman dalam memahami penyakit

PPOK

3. Bagi Dosen

Dapat menjadi referensi bagi dosen terkait dengan

penyakit PPOK

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

BAB II

ANALISA KASUS

A. Kasus

Tn.S 56 Th masuk 3 Maret 2013 $ Diagnosa PPOK, jenis kelamin Laki-

laki Agama Islam pekerjaan Tani, Pendidikan SD. Alamat Sendang Kulon.

Alasan di rawat Sesak napas Keluhan utama : Sesak dan batuk Riwayat keluhan

utama: riawayat penyakit dahulu: Sesak napas sejak 5tahun yang lalu. Riwayat

penyakit sekarang : Sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit pasien sesak terus-

menerus akhirnya keluarga membawa ke Rumah Sakit Umum Daerah

Dr.Soetomo Surabaya. Riwayat kesehatan keluarga tidak ada keluarga yang

menderita penyakit seperti ini. Riwayat kesehatan lain : Pasien pernah merokok,

dan berhenti sejak sakit kurang lebih 5 tahun yang lalu.

Observasi dan Pemeriksaan Fisik CM, GCS : 456, Keadaan umum : lemah Tanda-

tanda vital : S= 37 oC, T= 130/80mmHg, Nadi= 104x/m, RR= 28x/m. Pernafasan

melalui : hidung + terpasang 02 kanule ( 2 liter/menit ). Trachea tidak ada

pembengkokan Cyanosis (-), dyspnea (+), batuk lendir putih, darah( )Whezeeng

(+) / (+), Ronchi (+) / (+) dada simetris. Eliminasi urin : 400-500cc/hari, warna

kuning, jernih, khas amoniak. Ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus RL 7

Tetes/menit. Spiritual Klien mengharapkan dengan perawatan yang diberikan

bisa sembuh dan yakin dengan pertolongan Tuhan bisa sembuh, persepsi

penyakitnya sebagai cobaan dalam hidup. Tetapi pasien tidak dapat melakukan

sholat di RS. Pemeriksaan Lab AGD : - PH : 7,359 ( 7,35-7,45 ), PCO2 : 46,0

( 35-45 ), PO2 : 115,0 ( 80-104 ), HCO3 : 25, Sputum : BTA (-)

Therapi. Infus RL : Dex.5% 1:1/ 24 jam ( 7 tts/menit ), Aminophylin 1 amp / 24

jam, - Tarbutalin 4x0,025 mg, Ciprofloxasin 2x500 mg, Nebulezer 4x ( Atroven :

Agua ) = 1:1, Oksigen 2 liter / menit Diet TKTP

B.Identifikasi kata sulit

1. PPOK adalah klasifikasi luas dari gangguan yang mencakup bronkhitis

kronis bronkiektasis, enfisema dan asma (Brunner & Suddart)

2. Dispneau adalah susah bernafas

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

3. Syanosis adalah kebiruan

4. Wheezing adalah bunyi ngik terdengar saat inspirasi maupun ekspirasi

karena penyempitan bronkus eksudat yang lengket pada pasien asma

bronkitis

5. Ronchi adalah suara yang dihasilkan saat udara melewati jalan nafas yang

penuh cairan atau mukus terdengar saat inspirasi atau ekspirasi

C.Identifikasi masalah

1. Apa pengertian dari PPOK?

2. Bagaimana penyebab dari PPOK ?

3. Apa saja manifestasi klinis dari PPOK ?

4. Sebutkan klasifikasi dari PPOK ?

5. Apa komplikasi yang terjadi pada penyakit PPOK ?

6. Bagaimana patofisiologi dari PPOK ?

7. Penatalaksanaan apa yang bisa dilakukan pada penyakit PPOK?

D.Brainstorming

1. PPOK adalah suatu penyumbatan menetap pada saluran pernafasan yang

disebabkan oleh enfisema / bronkitis kronis

PPOK ( Penyakit Paru Obstruksi Kronis) adalah klasifikasi luas dari

gangguan, yang mencangkup bronkitis kronis, bronkiestasis, emfisema,

dan asma. PPOK merupakan kondisi ireversibel  yang berkaitan dengan

dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-

paru.(Brunner&Suddarth,2001)

 Penyakit paru obstruktif kronis merupakan sejumlah gangguan yang

mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. (Arif

Muttaqin,2008).

2. Penyebab PPOK adalah :

a. Merokok

b. Polusi udara

c. Pemajanan di tempat kerja (thd batu bara, kapas, padi padian )

d. Infeksi paru berulang

3. Manifestasi klinis PPOK adalah

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

a. Batuk

b. Sesak napas

c. Mengi atau wheeze

d. Ekspirasi yang memanjang

e. Penggunaan otot bantu pernapasan

f. Suara napas melemah

4. Klasifikasi PPOK

a. Bronkitis kronik

Bronkitis merupakan definisi klinis batuk-batuk hampir setiap hari

disertai pengeluaran dahak, sekurang-kuranganya 3 bulan dalam satu

tahun dan terjadi paling sedikit selama 2 tahun berturut-turut.

b. Emfisema paru

Emfisema paru merupakan suatu definisi anatomik, yaitu suatu

perubahan anatomik paru yang ditandai dengan melebarnya secara

abnormal saluran udara bagian distal bronkus terminalis, yang disertai

kerusakan dinding alveolus

1) Emfisema Centriolobular Merupakan tipe yang sering muncul,

menghasilkan kerusakanbronchiolus, biasanya pada region paru

atas. Inflamasi berkembang pada bronchiolus tetapi biasanya

kantung alveolar tetap bersisa

2) Emfisema Panlobular (Panacinar) Merusak ruang udara pada

seluruh asinus dan biasanya termasuk pada paru bagian bawah.

Bentuk ini bersama disebut centriacinar emfisema, timbul sangat

sering pada seorang perokok.

3) Emfisema Paraseptal Merusak alveoli pada lobus bagian bawah

yang mengakibatkan isolasi dari blebs sepanjang perifer paru.

Paraseptal emfisema dipercaya sebagai sebab dari pneumothorax

spontan. Panacinar timbul pada orang tua dan klien dengan

defisiensi enzim alpha-antitripsin. Pada keadaan lanjut, terjadi

peningkatan dyspnea dan infeksi pulmoner, seringkali timbul Cor

Pulmonal (CHF bagian kanan) timbul.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

c. Astma

Asma merupakan suatu penyakit yang dicirikan oleh

hipersensitivitas cabang cabang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis

rangsangan. Keadaan ini bermanifestasi sebagai penyempitan saluran-

saluran napas secara periodic dan reversible akibat bronkospasme.

5. Komplikasi PPOK

a. Acute respiratory failure (ARF)

terjadi ketika ventilasi dan oksigenasi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh saat tidur .

b. Cor Pulmonare /dekompensasi ventrikel kanan

Merupakan pembesaran ventrikel kanan yang disebabkan oleh over

loading akibat dari penyakit pulmo.terjadi sebagai mekanisme

kompensasi sekunder bagi paru-paru yang rusak bagi penderita

PPOK

c. Pneumothoraks

Merupakan akumulasi udara dalam rngga pleural

d. Giant Bullae

kelaina yang timbul karena udara terperangkap di parenkim paru-

paru.Sehingga alveoli menjadi tempat menangkapnya udara untuk

pertukaran gas menjadi benar-benar efektif.

6. Patofisiologi PPOK

Faktor-faktor resiko seperti merokok, polusi, umur, akan

mendatangkan proses inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan

pada dinding bronkus terminal. Akibat dari kerusakan akan terjadi

obstruksi bronkus kecil (bronkiolus terminalis), yang mengalami

penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara yang mudah masuk ke

alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak dalam

alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping). Hal inilah yang

menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya.

Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

ekspirasi dan menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi

paru: ventilasi, distribusi gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan

mengalami gangguan (Brannon, et al, 1993).

7.   Penatalaksanaan PPOK adalah

a. Pencegahan : Mencegah kebiasaan merokok, infeksi, dan polusi udara

b. Terapi eksaserbasi akut di lakukan dengan :

1) Antibiotik, karena eksaserbasi akut biasanya disertai infeksi

Infeksi ini umumnya disebabkan oleh Haemophilus Influenza dan

Streptococcus Pneumonia, maka digunakan ampisilin atau

eritromisin. Augmentin (amoksilin dan asam klavulanat) dapat

diberikan jika kuman penyebab infeksinya adalah Haemophilus

Influenza. Pemberian antibiotik seperti kotrimaksasol, amoksisilin,

atau doksisiklin pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut

terbukti mempercepat penyembuhan dan membantu mempercepat

kenaikan peak flow rate. Namun hanya dalam 7-10 hari selama

periode eksaserbasi. Bila terdapat infeksi sekunder atau tanda-

tanda pneumonia, maka dianjurkan antibiotik yang kuat.

2) Terapi oksigen diberikan jika terdapata kegagalan pernapasan

karena hiperkapnia dan berkurangnya sensitivitas terhadap CO2

3) Fisioterapi dada membantu pasien untuk mengelurakan sputum

dengan baik.

4) Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan napas, termasuk di

dalamnya golongan adrenergik b dan anti kolinergik. Pada pasien

dapat diberikan salbutamol 5 mg dan atau ipratopium bromida 250

mg diberikan tiap 6 jam dengan nebulizer atau aminofilin .

c. Terapi jangka panjang di lakukan :

1) Antibiotik untuk kemoterapi preventif jangka panjang, ampisilin

dapat menurunkan kejadian eksaserbasi akut.

2)   Bronkodilator, tergantung tingkat reversibilitas obstruksi saluran

napas tiap pasien maka sebelum pemberian obat ini dibutuhkan

pemeriksaan obyektif dari fungsi faal paru.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

3) Fisioterapi dada.

4) Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi aktivitas fisik

5) Mukolitik dan ekspektoran

6) Terapi oksigen jangka panjang bagi pasien yang mengalami gagal

napas tipe II dengan PaO2 (7,3 Pa (55 MMHg)

7) Rehabilitasi, pasien cenderung menemui kesulitan bekerja, merasa

sendiri dan terisolasi, untuk itu perlu kegiatan sosialisasi agar

terhindar dari depresi.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Asap tembakau / polusi udara

Gangguan kebersihan paru

Peradangan bronkus

Hipoventilasi alveolar

Dinding bronkiolus melemah dan alveoli pecah

Bronkitiskronik Saluran nafas kecil kolap saat ekspirasi

Emfisema

Penyempitan saluran nafas Berkurangnya elastis paru

Saluran nafas kecil

Saluran nafas menjadi kecil lebih kecil berkelok-kelok

dan beroblitrasi

Metaplasia sel goblet

Saluran nafas besar

Hipertrofi dan hiperplasia kelenjar

mukus

Obstruksi jalan nafas

PPOK

PHATWAY PPOK

Sekresi mukus meningkat

Kontraksi ototPCO2 & PO2

Meningkat

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Sekresi mukus meningkat

Kontraksi otot PCO2 & PO2 Meningkat

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Resistensi pernafasan

Gangguan pertukaran gas

Frekuensi nafas meningkat

dyspneau

Ketidakefektifan jalan nafas

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PPOK

A.PENGKAJIAN

Identitas

Nama : Tn. S

Umur : 56 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Pendidikan : SD

Alamat : Sendang Kulon

Keluhan Utama : sesak dan batuk

Riwayat Penyakit

1) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RS dengan keluhan sesak nafas , sejak 2 hari sebelum

masuk RS pasien sesak terus menerus, dan sering batuk.

Keadaan umum Compos mentis, GCS : E4,V5,M6, suhu : 37C, T :

130/80mmHg, N : 104 x/menit, RR: 28x/menit

Pernafasan melalui : hidung + terpasang 02 kanule ( 2 liter/menit ).

Trachea tidak ada pembengkokan Cyanosis (-), dyspnea (+), batuk lendir

putih, darah( )Whezeeng (+) / (+), Ronchi (+) / (+) dada simetris.

Eliminasi urin : 400-500cc/hari, warna kuning, jernih, khas amoniak.

Ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus RL 7 Tetes/menit. Spiritual

Klien mengharapkan dengan perawatan yang diberikan bisa sembuh dan

yakin dengan pertolongan Tuhan bisa sembuh, persepsi penyakitnya

sebagai cobaan dalam hidup. Tetapi pasien tidak dapat melakukan sholat

di RS. Pemeriksaan Lab AGD : - PH : 7,359 ( 7,35-7,45 ), PCO2 : 46,0 (

35-45 ), PO2 : 115,0 ( 80-104 ), HCO3 : 25, Sputum : BTA (-)

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Therapi. Infus RL : Dex.5% 1:1/ 24 jam ( 7 tts/menit ), Aminophylin 1

amp / 24 jam, - Tarbutalin 4x0,025 mg, Ciprofloxasin 2x500 mg,

Nebulezer 4x ( Atroven : Agua ) = 1:1, Oksigen 2 liter / menit Diet

TKTP

2) Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan pernah mengalami sesak nafas sejak 5 tahun yang lalu

3) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti

ini

B. Pengkajian Pola Virginia Handerson

1. Pola Pernafasan

Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak

menggunakan alat bantu pernafasan .

Saat dikaji : pasien mengeluh sesak nafas dan tampak terpasang O2

kanul (2 liter/ menit)

2. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan

lauk

Saat dikaji : Saat dirawat di rumah sakit, makan ¼ porsi pada menu

yang disajikan di rumah sakit pada tyap kali jadwal

makan

3. Kebutuhan Eliminasi

Sebelum sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK

lancar , warna jernih kekuningan

Saat dikaji :BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK

lancar , warna jernih kekuningan

4. Gerak dan keseimbangan

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan

Saat dikaji : Pasien tampak keseimbangannya terganggu

karenatidak bisa bernafas

5. Kebutuhan Istirahat dan tidur

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari dan bangun pada pukul

05.00

Saat dikaji : Malam hari kadang terbangun karena sesak nafas dan

batuk

6. Personal Hygiene

Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri.

Saat dikaji : Pasien mandi dengan di seka oleh istrinya pagi dan sore,

serta gosok gigi.

7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama keluarga

dan istrinya

Saat dikaji : Pasien mengeluh tidak nyaman karena sering sesak nafas

dan batuk

8. Kebutuhan berpakaian

Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian sendiri.

Saat dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh anaknya.

9. Kebutuhan Spiritual

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu

Saat dikaji : Pasien tidak bisa sholat di RS dan berkeyakinan bahwa

penyakitnya dapat sembuh karena pertolongan Tuhan.

10. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan

Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa

berkomunikasi dengan bahasa jawa.

Saat dikaji :Pasien mau berkomunikasi dengan perawat dengan

ditemani anaknya

11. Temparatur tubuh

Sebelum sakit : Pasien biasa memakai pakaina tipis jika panas begitu

juga sebaliknya

Saat dikaji : Pasien suhunya normal S : 37 C

12. Kebutuhan bekerja

Sebelum sakit : Pasien adalah seorang petani

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Saat dikaji : Pasien hanya berbaring ditempat tidur.

13. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Sebelum sakit : Pasien tidak biasa bermaian ataupun rekreasi

Saat dikaji : Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya tetangganya

sering menjenguk di RS untuk menghibur.

14. Kebutuhan Belajar

Sebelum Sakit : Pasien tidak tahu tentang penyakit PPOK yang dideritanya

Saat dikaji : Pasien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya

karena penjelasan perawat.

C.Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : compos mentis,TD 130/80mmHg, RR 28x/menit, suhu 37

C, N :104x/menit

2. Kepala

a. Kepala : mesosephal

b. Rambut : hitam, tidak mudah dicabut,

c. Mata : Bulu mata tidak mudah dicabut, sklera tidak ikterik,

konjungtiva tidak anemis, palpebra dekstra udem dan spasme, oedem

pada kornea dekstra.

d. Hidung : tampak terpasang kanul O2 (2L/menit)

e. Telinga : Besih, tidak ada serumen, reflek suara baik.

f. Mulut : Gigi kekuningan, lengkap, tidak ada stomatitis.

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada

pembengkakan pada trakhea

h. Ektremitas : tidak ada oedem pada kedua ekstremitas atas dan bawah.

Ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus RL 7 ttes/menit

3. Dada

a. Paru

1) Inspeksi

Bentuk dada simetris

Tampak RR 28x/menit

2) Palpasi

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

Tidak ada pembengkakan pada paru

Tidak ada nyeri tekan

3) Perkusi

Hipersonor

4) Auskultasi

Suara nafas wheezing dan kadang terdengar ronchi

D.Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

AGD

a) PH = 7,359 (7,35-7,45)

b) PCO2 = 46,0 (35-45)

c) PO2 = 115,0 (80-104)

d) HCO3 = 25

Sputum BTA ( - )

2. Terapi

a) Terapi infus : RL Dextro 5 % 1:1/24 jam (7 tetes/menit)

b) Terapi injeksi :

Aminiphylin 1 amp/24 jam

Tarbulatin 4x0,025mg

Ciproflaxosin 2x 500 mg

c) Terapi Oksigen

Nebulizer 4x (atroven : agua) = 1:1 ,O2 2L/menit

d) Diet TKTP

E.Analisa Data

NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM

1. DS : Pasien mengatakan sesak

nafas sejak 5 tahun yang lalu.

DO: ps. Tampak sesak

nafas/dispneu ,tampak

menggunakan alat bantu

pernafasan kanul O2 , RR: 28

Hiperventilasi Ketidak efektifan

pola nafas

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

2.

3.

x/m, wheezing(+), Ronchi(+)

DS: ps. Mengatakan sering batuk

DO: p stampak batuk , batuk

tampak ada lendir putih

DS : pasien mengatakan kesulitan

nafas

DO: PCO: 46 ,PO2 : 115

Adanya mukus

Ventilasi perfusi

Bersihan jalan

nafas tidak

efektif

Gangguan

pertukaran gas

F.Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas bd hiperventilasi

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif bd adanya mukus

3. Gangguan pertukaran gas bd ventilasi perfusi

G.Intervensi

NO DX DIAGNOSA NOC NIC

1. Ketidakefektifan

pola nafas bd

hiperventilasi

(00032)

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

2x24 jam masalah

ketidakefektifan pola

nafas teratasi

Kriteria :

1. RR normal 16-24

2. Adanya kesimetrisan

ekspansi dada

3. Tidak menggunakan

otot nafas tambahan

4. Tidak ada pernafasan

cuping hidung saat

beraktifitas

Airway Management

1. Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

2. Lakukanfisiotera

pi dada jikaperlu

3. Keluarkan sekret

dengan batuk

atau suction

4. Auskultasi suara

nafas, catat

adanya suara

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

5. Tidak ada nafas

pendek

tambahan

5. Atur intake

untuk cairan

mengoptimalkan

keseimbangan.

6. Monitor respirasi

dan status O2

7. Berikanbronkodi

lator bila perlu

(amonophilin 1

amp/24 jam)

2 Bersihan jalan

nafas tidak

efektif bd

adanya mukus

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

2x24 jam masalah

bersihan jalan nafas tidak

efektif dapat teratasi

Kriteria :

1. RR normal

2. Tidak ada kecemasan

3.Mampu membersihkan

secret

4. Tidak ada hambatan

dalam jalan nafas

5. Tidak ada batuk

Airway Management

Intervensi :

1. Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

ventilasi

2. Lakukan

fisioterapi dada

jika perlu

3. Berikan minum

hangat kepada

pasien

4. Ajarkan batuk

efektif

5. Auskultasi suara

nafas, catat

adanya suara

tambahan

3 Gangguan Setelah dilakukan Monitoring

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

pertukaran gas

bd ventilasi

perfusi

tindakan keperawtan 2x24

jam masalah gangguan

pertukaran gas teratasi

Kriteria :

Status pernafasan:

pertukaran gas

1. Kemudahan bernafas

2. tidak ada sesak nafas

dalam istirahat

3. tidak ada sesak nafas

saat beraktivitas

4.Tidak ada kelelahan

5.Tidak ada sianosis

6.PaCO2 DBN (35-45)

7.PaO2 DBN (80-104)

pernafasan :1. Monitor rata-rata,

ritme, kedalaman,

dan usaha

pernafasan

2. Monitor pola

nafas :bradipnea,

takipnea,

3. Palpasi

kesimetrisan

ekspansi paru

4. Perkusi dada

anteriordan

posterior dari apeks

sampai bawah

5. Auskultasi suara

pernafasan, catat

area yang

mengalami

penurunan ventilasi

dan adanya suara

tambahan

6. Monitor adanya

dispnea dan

kejadian yang

meningkatkan dan

memperburuk

keadaan pasien

7.tidur menyamping

untuk mencegah

aspirasi

Page 22: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx
Page 23: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

PPOK ( Penyakit Paru Obstruksi Kronis) adalah klasifikasi luas dari

gangguan, yang mencangkup bronkitis kronis, bronkiestasis, emfisema, dan

asma. PPOK merupakan kondisi ireversibel  yang berkaitan dengan dispnea

saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.

(Brunner&Suddarth,2001)

 Penyakit paru obstruktif kronis merupakan sejumlah gangguan yang

mempengaruhi pergerakan udara dari dan ke luar paru. (Arif Muttaqin,2008).

Diagnosa yang muncul pada kasus di atas adalah :

1. Ketidakefektifan pola nafas bd hiperventilasi

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif bd adanya mukus

3. Gangguan pertukaran gas bd ventilasi perfusi

Page 24: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ppok Fixxxxx

DAFTAR PUSTAKA

Tamsuri, Anas .2008.Seri Asuhan Keperawtan Klien Gangguan

Pernafasan.Jakarta : EGC

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US :

ELSEVIER

Brown,Sandra Clark.2004.Nursing Outcomes Classification (NOC).US :

ELSEVIER

Smeltzer, Suzanne C& Bare, Brenda G .2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah.Jakarta : EGC

Herdman,T.Heather.2010.Diagnosa Keperawatan: definisi dan klasifikasi

2009-2011.Jakarta : EGC

Tim PDPI.2003.PPOK Diagnosis dan Penatalaksanaan di

Indonesia.http// :jurnal – PPOK- Perhimpunan- Dokter -Paru –

Indonesia.com diakses pada hari rabu,6/3/2013

Tim PDPI.2008.Diagnosis dan Tatalaksana Kegawatdaruratan Paru.Jakarta :

Sagung Seto

Yasmin,Niluh G.dkk.2004.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : EGC