Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

11
1 TINJAUN PUSTAKA A. Pengertian Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (sudoyo, dkk, 2009). Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli pada parenkim paru yang terjadi pada anak (suriadi, 2006). B. ETIOLOGI Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti : 1. Bakteri : stapilokokus, streptokokus, aeruginosa, enterobakter 2. Virus : virus influenza, adenovirus 3. Microplasma pneumonia 4. Jamur : candida albicans 5. Aspirasi : lambung C. TANDA DAN GEJALA

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

1

TINJAUN PUSTAKA

A. Pengertian

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai

parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang

mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan

pertukaran gas setempat (sudoyo, dkk, 2009).

Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli pada

parenkim paru yang terjadi pada anak (suriadi, 2006).

B. ETIOLOGI

Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam

etiologi seperti :

1. Bakteri : stapilokokus, streptokokus, aeruginosa,

enterobakter

2. Virus : virus influenza, adenovirus

3. Microplasma pneumonia

4. Jamur : candida albicans

5. Aspirasi : lambung

C. TANDA DAN GEJALA

1. Secara umum diawali dengan awitan menggigil, demam

yang timbul dengan cepat (39°C sampai 40,5°C)

2. Batuk

3. Takipnea (25-45x/mnt) disertai dengan pernafasan

mendengkur, pernafasan cuping hidung

4. Nadi cepat dan bersambung

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

2

5. Bibir dan kuku sianosis

6. Sesak nafas

7. Rales (ronchi)

8. Whezzing

D. PATOFISIOLOGI

Sebagian besar pneumonia didapat melalui

aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisme

yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi.

Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau

terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel

bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat

mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan

dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme

imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan

pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang

didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari

pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.

Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat

menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya

pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun

didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang

memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan

kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada

anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut,

partikel infeksius dapat mencapai paru melalui

perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang

normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada

saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

3

menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan

pneumonia virus.

Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus

terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat

menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas

bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme

yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran

napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu

orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di

udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus

(contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus

Epstein-Barr, virus herpes simpleks) dapat terjadi

melalui penyebaran hematogen baik dari sumber

terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.

Setelah mencapai parenkim paru, bakteri

menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi

eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi

leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti

infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli

menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto

toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan

inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada

struktur submukosa dan interstisial. Hal ini

menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran

napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis (Sudoyo,

dkk, 2009).

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

4

PHATWAY

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

5

E. KOMPLIKASI

1. Gangguan pernafasan

2. Obstruksi jalan nafas

3. Efusi pleura

4. Bronkaltasis

5. Atelektasis (pengembangan paru yang tidak

sempurna/bagian paru-paru yang diserang tidak

mengandung udara dan kolaps).

6. Komplikasi sistemik (meningitis)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Fhoto rontgen

2. WBC(white blood cell) biasanya kurang dari 20.000

cells mm3

G. PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan supportive bila virus pneumonia

2. Bila kondisi berat harus dirawat

3. Berikan oksigen, fisioterapi dada, dan cairan

intravena

4. Antibiotik sesuai dengan program (ex : ampicilin)

5. Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik

H. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Kaji status pernafasan

b. Kaji tanda-tanda distress pernafasan

c. Kaji adanya demam, tachycardia, malaise, anoreksia,

kegelisahan dan perubahan kondisi.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

6

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan

dengan terbentuknya eksudat dalam alveoli.

2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan kerusakan

jaringan paru.

3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan dengan

peningkatan suhu tubuh.

4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan

anoreksia.

3. INTERVENSI

1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan

dengan terbentuknya eksudat dalam alveoli

Rencana tindakan :

a. Lakukan perkusi, vibrasi dan postural drainage

setiap 4 – 6 jam.

b. Beri therapy oksigen sesuai program.

c. Bantu membatukkan sekresi/pengisapan lender.

d. Beri posisi yang nyaman yang memudahkan pasien

bernafas.

e. Ciptakan lingkungan yang nyaman sehingga pasien

dapat tidur tenang.

f. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status

pernafasan.

g. Beri minum yang cukup.

h. Sediakan sputum untuk kultur/test sensitifitas.

i. Kelolaa pemberian antibiotik dan obat lain

sesuai program.

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

7

2. Gangguan pola nafas berhubungan dengan kerusakan

jaringan paru

a. Lakukan pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S,

dan tanda-tanda keefektifan jalan napas.

b. Lakukan Phisioterapi dada secara terjadwal

c. Berikan Oksigen lembab, kaji keefektifan terapi

d. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai

order, kaji keefektifan dan efek samping (ruam,

diare)

e. Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks

f. Lakukan suction secara bertahap

g. Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap

2 – 4 jam

3. Resiko tinggi kekurangan cairan berhubungan

dengan peningkatan suhu tubuh.

a. Kaji turgor kulit dan membran mukosa

b. Berikan cairan peroral atau intravena

c. Monitor intake dan output

d. Kaji tanda-tanda dehidrasi (oliguria, ubun-ubun

cekung, berat badan menurun)

e. Timbang berat badan

f. Kaji demam setiap 4 jam dan berikan

antipiretik, analgetik dan antibiotic sesuai

program.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

8

4. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan

anoreksia

a. Catat intake dan output, berat diapers untuk

output

b. Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit

cairan dan kondisi IV line

c. Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu

d. Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pneumonia i

9

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran.

Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius.

Sudoyo, dkk. 2009. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid

III, edisi V. Jakarta : InternaPublishing

Suriadi, Rita Yuliana. 2006. Asuhan Keperawatan pada

Anak. Jakarta : Sagung Seto.