ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN...

196
Poltekkes kemenkes Padang POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER SERVIKS POST KEMOTERAPI DI RUANG GYNEKOLOGI-ONKOLOGI IRNA KEBIDANAN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG KARYA TULIS ILMIAH DITA NOVELIA NIM : 143110212 JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG TAHUN 2017

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes kemenkes Padang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER SERVIKS POST KEMOTERAPI DI RUANG

GYNEKOLOGI-ONKOLOGI IRNA KEBIDANAN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

DITA NOVELIA NIM : 143110212

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER SERVIKS POST KEMOTERAPI DI RUANG

GYNEKOLOGI-ONKOLOGI IRNA KEBIDANAN RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Ahli Madya Keperawatan

DITA NOVELIA NIM : 143110212

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmad dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Laporan Karya Tulis Ilmiah

ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker Serviks

Post Kemoterapi Di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP DR. M. Djamil Padang

Tahun 2017”. Peneliti menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan ibu Ns.

Elvia Metti, M.Kep, Sp. Kep,Mat selaku pembimbing I dan ibu Hj. Metri

Lidya, S.Kp, M.Biomed selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu,

tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak H. Sunardi, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI

Padang.

2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI padang.

3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi Prodi

D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

4. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membntu dan memberikan ilmu

dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang.

5. Pihak RSUP Dr. M. Djamil Padang yang telah mengizinkan untuk

melakukan studi awal.

6. Teristimewa untuk orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan

dukungan material dan moral.

7. Teman-teman Republic Nurse B dan teman yang seperjuangan angkatan

2014 Keperawatan, serta sahabat dan penyemangat yang tidak dapat

peneliti sebutkan satu persatu yag telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Peneliti menyadari Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab

itu peneliti mengharapkan tanggapan, kritikan dan saran yang membangun dari

semua pihak untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, peneliti

berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi

pengembangan ilmu

Padang, 09 Juni 2017

Peneliti

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PADANG JURUSAN KEPERAWATAN Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017

DITA NOVELIA

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Kanker Serviks Post Kemoterapi di ruang Gynekologi-Onkologi IRNA Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

Isi : xiii + 91 halaman + 10 lampiran

ABSTRAK

Pengobatan untuk kanker serviks yang paling banyak digunakan adalah kemoterapi dan memiliki dampak secara fisik dan psikologi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks post kemoterapi di ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang Jenis penelitian adalah deskriptif dengan studi kasus. Di ruang Gynekologi-Onkologi Irna kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Waktu pengumpulan data penelitian yaitu partisipan I selama 5 hari dan partisipan II selama 12 hari. Populasi adalah semua pasien kanker serviks post kemoterapi berjumlah 8 orang dengan sampel 2 orang yang sesuai dengan kriteria inklusi dalam waktu rentang yang berbeda. Hasil penelitian didapatkan keluhan pada kedua partisipan sama yaitu mual muntah, tidak nafsu makan, mudah lelah dan letih, badan terasa panas, kulit memerah. Didapat 3 diagnosis keperawatan yang sama untuk kedua partisipan dan 1 diagnosis berbeda. Diagosis keperawatan prioritas ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan intervensi yaitu manajemen nutrisi dan monitor nutrisi. Tindakan keperatawan yang telah dilakukan adalah memonitor intake nutrisi, menganjurkan meningkatkan makan yang mengandung protein dan vitamin C, memberikan informasi tentang kebutuhan nutrisi dan memonitor hasil kadar haemoglobin. Evalusi keperawatan menunjukkan meningkatnya nafsu makan pasien, tidak ada mual muntah dan nilai hasil kadar haemoglobin dalam batas normal Disarankan pada perawat agar melibatkan keluarga dalam pemberikan informasi tentang asupan nutrisi yang harus ditingkatkan pasien seperti: sayuran dan buah-buahan yang segar dan menghindari komsumsi makanan kaleng. Kata Kunci : kanker serviks, kemoterapi, asuhan keperawatan Daftar pustaka : 27 (2005-2017)

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dita Novelia

NIM : 143110212

Tempat/Tanggal Lahir : Simanau / 5 November 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : Satu (Pertama)

Agama : Islam

Alamat : Jorong Parik Batu Nagari Simanau Kecamatan Tigo Lurah Kabupaten Solok

Nama Orang Tua

Ayah : Afrizal (Alm)

Ibu :Wirdawati

RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN ASAL SEKOLAH 2002-2008 SD N 04 SIMANAU 2008-2011 SMP N 3 KOTA SOLOK 2011-2014 SMA N 1 KOTA SOLOK 2014-2017 Poltekkes Kemenkes Padang

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii KATA PENGANTAR .................................................................................... ii i LEMBAR ORISINALITAS ........................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR SKEMA ........................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 D. Manfaat penelitian ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7

A. Konsep Kanker Serviks ........................................................................ 7 1. Pengertian Kanker Serviks ............................................................. 7 2. Penyebab Kanker Serviks .............................................................. 8 3. Klasifikasi pertumbuhan Kanker Serviks ...................................... 9 4. Klasifikasi Stadium Kanker Serviks.............................................. 11 5. Patofisiologi Kanker Serviks......................................................... 12 6. WOC Kanker Serviks ................................................................... 14 7. Tanda dan Gejala Kanker Serviks................................................. 15 8. Respon Tubuh terhadap Fisiologis................................................ 15 9. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Serviks...................................... 17 10. Penatalaksanaan Kanker Serviks................................................... 18

B. Konsep Asuhan Keperawatan pada Kasus Kanker Serviks ................ 24 1. Pengkajian Keperawatan............................................................... 24 2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul............................ 27 3. Rencana Keperawatan................................................................... 28 4. Implementasi Keperawatan........................................................... 48 5. Evaluasi Keperawatan................................................................... 48

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 49

A. Desain Penelitian .................................................................................. 49 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 49 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 49 D. Alat / Instrumen Pengumpulan Data .................................................... 50 E. Jenis dan Pengumpulan Data ............................................................... 51 F. Analisis ................................................................................................. 55

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB IV DESKRIBSI DAN PEMBAHASAN KASUS A. Deskripsi kasus .............................................................................. 56

1. Pengajian keperawatan ............................................................ 56 2. Diagnosa keperawatan ............................................................ 67 3. Rencana keperawatan ............................................................. 68 4. Implementasi keperawatan ..................................................... 70 5. Evaluasi keperawatan ............................................................. 71

B. Pembahasan kasus ......................................................................... 73

1. Pengajian keperawatan ............................................................ 73 2. Diagnosa keperawatan ............................................................ 77 3. Rencana keperawatan ............................................................. 82 4. Implementasi keperawatan ..................................................... 84 5. Evaluasi keperawatan ............................................................. 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 90 B. Saran ............................................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kanker Serviks ....................................................................... .... 7

Gambar 2.1 Stadium Kanker Serviks ......................................................... .... 12

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 WOC Kanker Serviks ................................................................ ... 14

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Stadium Kanker Serviks .............................................. 11 Tabel 2.2 Penatalaksanaan medis berdasarkan stadium kanker Serviks........ 19 Tabel 2.3 Rencana Keperawatan .................................................................... 28 Tabel 2.4 Deskripsi Kasus ............................................................................ 55

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Jadwal kegiatan Karya tulis Ilmiah Lampiran 2 : Lembar Bimbingan KTI Lampiran 3 : Surat Pengantar dari Poltekkes Kemenkes Padang untuk

pengambilan data dan studi awal ke RSUP DR. M. Djamil Padang Lampiran 4 : Surat pengambilan data dan melakukan studi awal dari RSUP Dr.

M. Djamil Padang Lampiran 5 : Surat Pengantar dari Poltekkes Kemenkes Padang untuk izin

penelitian ke RSUP DR. M. Djamil Padang Lampiran 6 : Surat izin melakukan penelitian dari RSUP Dr. M. Djamil

Padang Lampiran 7 : Daftar hadir penelitian Lampiran 8 : Persetujuan Informed Consent Lampiran 9 : Laporan Asuhan Keperawatan Maternitas : Gynekologi-Onkologi Lampiran 10 : Surat selesai penelitian dari RSUP Dr. M. Djamil Padang

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim.

Kanker serviks menunjukkan adanya sel- sel abnormal yang terbentuk

oleh sel-sel jaringan yang tumbuh terus- menerus dan tidak terbatas pada

bagian leher rahim (Ariani, 2015 ). Kanker ini biasanya terjadi pada

wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa

kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20

sampai 30 tahun (Prawirohardjo, 2014).

Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang

mengakibatkan kematian terbanyak terutama di negara berkembang.

Insiden kanker serviks diperkirakan telah terjadi pada 500.000 wanita di

seluruh dunia dan sebagian besar terjadi di negara berkembang. Telah

terbukti sebanyak 70% penyebab dari kanker serviks adalah infeksi

Human Papilloma Virus (HPV) yang merangsang perubahan perilaku sel

epitel serviks. Meskipun infeksi Human Papilloma Virus HPV penyebab

lebih tinggi, namun faktor resiko lain untuk timbulnya kanker ini seperti

melakukan hubungan seksual diusia muda, melakukan hubungan seksual

yang berganti-ganti pasangan, dan perempuan perokok (Prawirohardjo,

2014).

Data World Health Organization (WHO) (2016) melaporkan bahwa pada

tahun 2012 terdapat 530.000 kasus, dimana kanker serviks merupakan

kanker dengan urutan keempat pada wanita, sedangkan pada tahun 2015

sekitar 90% dari 270.000 kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-

negara berpenghasilan rendah dan menengah. Menurut Kementrian

Kesehatan RI pada tahun 2015, penderita kanker serviks di Indonesia

adalah 0,8% (98.692 orang). Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Kepulauan

Riau dan Provinsi Maluku Utara memiliki prevalensi kanker serviks

tertinggi yaitu sebesar 1,5%, sedangkan di Provinsi Sumatra Barat jumlah

penderita kanker serviks yaitu 0,9% atau sebanyak 2.285 orang.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

RSUP DR. M.Djamil Padang merupakan salah satu rumah sakit rujukan di

Sumatera Barat. Data RSUP DR. M. Djamil Padang di ruang Gynekologi-

Onkologi penderita kanker serviks pada tahun 2014 sebanyak 241 orang

dan pada tahun 2015 sebanyak 241 orang (Medical Record RSUP DR. M.

Djamil Padang, 2014 & 2015). Sedangkan data 3 bulan terakhir kanker

serviks post kemoterapi di ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan

RSUP DR. M. Djamil Padang sebanyak 41 orang.

Kanker serviks dapat dideteksi secara dini dengan melakukan skrining Pap

Smear. Pada stadium awal, kanker ini cendrung tidak terdeteksi sehingga

tidak menimbulkan gejala-gejala yang jelas dan baru terdeteksi setelah

stadium III atau lanjut. Menurut hasil penelitian yang dilakukan

Halimatusyaadiah (2014) di RSUP NTB menemukan penderita kanker

serviks paling banyak dengan stadium III sejumlah 33 orang (51,6%).

Kanker serviks yang sudah stadium lanjut biasanya menunjukkan gejala-

gejala, diantaranya: keputihan yang berbau busuk, perdarahan setelah

melakukan hubungan seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada

panggul, sehingga kondisi kanker sudah mencapai stadium lanjut. Hal ini

menyebabkan terlambatnya pengobatan dini (Diananda, 2008).

Pengobatan penyakit kanker serviks telah dikembangkan beberapa macam

yaitu melalui tindakan pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.

Pengobatan yang paling banyak digunakan adalah kemoterapi, karena

kemoterapi bisa digunakan untuk stadium lanjut. Kemoterapi adalah

pengobatan yang menggunakan zat kimia untuk merusak atau membunuh

sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Tujuannya adalah untuk mengurangi

jumlah sel-sel kanker atau mengurangi ukuran tumor. Kemoterapi

memiliki dampak dalam berbagai bidang kehidupan antara lain dampak

terhadap fisik dan psikologis (Ariani, 2015)

Dampak kemoterapi secara fisik yaitu mual dan muntah, diare, konstipasi,

neuropati perifer, toksisitas kulit, alopecia (kerontokan rambut), penurunan

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

berat badan, anemia, penurunan nafsu makan, perubahan rasa, nyeri

(Ariani, 2015). Penelitian kualitatif menurut Ambarwati & Wardani

(2015) di RSUD DR. Moewardi Sukarta terhadap 8 orang responden

penderita kanker serviks mengatakan bahwa efek samping kemoterapi

secara fisik yang paling banyak dialami oleh responden adalah mual

muntah. Keluhan fisik lainya yang dialami seperti konstipasi, kelelahan,

neuropati perifer, perubahan rasa, penurunan berat badan, nyeri, toksisitas

kulit dan penurunan nafsu makan.

Dampak kemoterapi secara psikologis yaitu kecemasan, despresi, berjuang

untuk menjadi normal, merasa baik dan merasa sedih, emosional, stres,

harga diri rendah, kesedihan, dan kepasrahan (Ariani, 2015). Penelitian

kualitatif menurut Wardani (2014) di RSUD DR Moewardi Surakarta

terhadap 8 orang responden penderita kanker serviks mengatakan bahwa

efek samping kemoterapi secara psikologis yang paling banyak dialami

oleh responden adalah kecemasan. Keluhan psikologis lain yang dialami

seperti berjuang untuk menjadi normal, kesedihan, kepasrahan, dan harga

diri rendah.

Berdasarkan studi awal yang dilakukan pada tanggal 20 Januari 2017 jam

17.00 WIB di ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M.

Djamil Padang, didapat data jumlah pasien dengan kanker serviks post

kemoterapi sebanyak enam orang dan rata-rata hari rawatan untuk pasien

post kemoterapi yang melakukan perbaikan keadaan umumnya adalah 4-9

hari. Hasil wawancara peneliti dengan dua orang pasien, mengatakan

bahwa pasien cemas dengan penyakitnya, nyeri, lemah dan mudah lelah,

nafsu makan kurang, mual muntah dan rambut rontok. Berdasarkan

wawancara, perawat mengatakan bahwa sudah melakukan pengkajian

sesuai dengan format pengkajian, mengakkan diagnosa sudah sesuai

dengan keluhan pasien, rencana keperawatan yang dibuat sesuai dengan

NOC dan NIC dan implementasi keperawatan, eveluasi keperawatan serta

pendokumentasian sudah dilakukan dengan baik. Berdasarkan observasi

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

yang peneliti lakukan terhadap perawat ruangan dalam melakukan

pengkajian, perawat sudah melakukan pengkajian terhadap identitas

pasien, keluhan pasien dan pemeriksaan fisik tapi pada pengkajian

psikologis pasien hanya secara umum tanpa melihat kondisi pasiennya

serta sudah menegakkan diagnosa keperawatan utama yaitu nyeri akut,

ansientas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan dari

kebutuhan tubuh, resiko infeksi dan sudah terdokumentasi dengan baik.

Tindakan yang sudah dilakukan oleh perawat ruangan yaitu memberikan

terapi obat untuk mengurangi nyeri dan mual muntah, memberikan

transfusi dalam hal ini peneliti melihat perawat ruangan dalam

memberikan asuhan keperawatan hanya berfokus pada tindakan yang

terdokumentasi seperti pemberian terapi obat tanpa memperhatikan

psikologis pasien dan kecemasan yang dihadapi keluarga pasien. Selain itu

dalam evaluasi keperawatan dengan diagnosa nyeri akut, perawat tidak

langsung melihat kondisi pasien setelah pemberian obat analgesik hanya

bertanya kepada keluarganya dan dalam pendokumentasian evaluasi

keperawatan hanya pernyataan dari keluarga saja, dan terkadang perawat

masih berpatokan terhadap evaluasi keperawatan yang dibuat sebelumnya.

Perawat memiliki peran yang penting sebagai pemberian pelayanan

kesehatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien secara

menyeluruh baik biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dengan

menerapkan aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti telah melakukan “Asuhan

Keperawatan pada pasien dengan Kanker Serviks Post Kemoterapi di

Ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil

Padang tahun 2017.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

B. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan Kanker

Serviks Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan

RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Penyakit

Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna

Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

2. Tujuan khusus

a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan

Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi

Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

b. Mampu mendeskripsikan diagnosa pada pasien dengan Kanker

Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna

Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

c. Mampu mendeskripsikan intervensi pada pasien dengan Kanker

Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna

Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien

dengan Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi

Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun

2017

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi pada pasien dengan Kanker

Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi Irna

Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

f. Mampu mendeskripsikan pendokumentasian pada pasien dengan

Kanker Servik Post Kemoterapi di Ruang Gynekologi-Onkologi

Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang tahun 2017.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

D. Manfaat

1. Bagi peneliti

Studi kasus ini dapat mengaplikasikan dan menambah wawasan ilmu

pengetahuan serta kemampuan peneliti dalam menerapkan asuhan

keperawatan pada pasien dengan kasus kanker serviks post kemoterapi

2. Bagi rumah sakit

Studi kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

dalam menerapakan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus

kanker serviks post kemoterapi

3. Bagi institusi pendidikan

Studi kasus ini diharapkan dapat menambah wawasan/ide bagi peneliti

lebih lanjut dalam penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan

kasus kanker serviks post kemoterapi

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Konsep Kanker Serviks

1. Pengertian Kanker Serviks

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau

serviks yang terdapat pada bagian terendah rahim yang menempel pada

puncak vagina (Diananda, 2008). Kanker ini biasanya paling sering terjadi

pada wanita yang berumur 35 tahun, tetapi bukti statistik menunjukkan

bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara

20 sampai 30 tahun (Ariani, 2015 ), sedangkan menurut Mitayani (2011)

Kanker Serviks adalah perubahan sel-sel serviks dengan karakteristik

histologi. Proses perubahan pertama menjadi tumor ini mulai terjadi pada

sel-sel squamocolummar junction.Kanker serviks ini terjadi paling sering

pada usia 30 tahun sampai 45 tahun,tetapi dapat terjadi pada usia dini yaitu

18 tahun.

Gambar 2.1 Kanker Serviks

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

2. Penyebab Kanker Serviks

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui, namun ada beberapa

faktor resiko tertentu yang lebih besar kemungkinannya untuk menderita

kanker serviks menurut Ariani (2015) dan Diananda (2008) sebagai

berikut :

1. Usia

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang

berusia 35-50 tahun, terutama yang telah aktif secara seksual sebelum

usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa

meningkatkan resiko terserang kanker serviks sebesar dua kali

dibanding perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia

20 tahun.

2. Sering berganti pasangan

Semakin banyak berganti-ganti pasangan maka tertularnya infeksi

HPV juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan terpaparnya sel-sel mulut

rahim yang mempuanyai pH tertentu dengan sperma-sperma yang

mempunyai pH yang berbeda-beda pada multi-patner sehingga dapat

merangsang terjadinya perubahan ke arah displasia.

3. Merokok

Pada wanita perokok konsentrasi nikotin pada getah serviks 56 kali

lebih tinggi dibandingkan didalam serum, efek langsung bahan

tersebut pada serviks adalah menurunkan status imun lokal sehingga

dapat menjadi kokarsinogen infeksi virus.

4. Hygiene dan Sirkumsisi

Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita

yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non

sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-

kumpulan smegma.

5. Status sosial ekonomi

Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi

rendah dan kemungkinan faktor sosial ekonomi erat kaitannya dengan

gizi, imunitas dan kebersihan perorangan. Pada golongan sosial

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal

ini yang mempengaruhi imunitas tubuh.

6. Terpapar virus

Human immunodeficiency virus (HIV) atau penyebab AIDS merusak

sistem kekebalan tubuh pada perempuan. Hal ini dapat menjelaskan

peningkatan risiko kanker serviks bagi perempuan dengan AIDS. Para

ilmuwan percaya bahwa sistem kekebalan tubuh adalah penting dalam

menghancurkan sel-sel kanker dan memperlambat pertumbuhan serta

penyebaran. Pada perempuan HIV, kanker pra serviks bisa

berkembang menjadi kanker yang invasif lebih cepat dari biasanya.

7. Faktor genetik

Terjadinya mutasi sel pada sel epitel skuamosa serviks yang

menyebabkan terjadinya kanker serviks pada wanita dan dapat

diturunkan melalui kombinasi genetik dari orang tua ke anaknya.

3. Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks

Menurut padila (2015) Klasifikasi pertumbuhan sel kanker serviks sebagai

berikut :

1. Mikroskopis

a. Displasia

Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis.

Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermis hampir tidak

dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.

b. Stadium karsinoma insitu

Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh

lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma

insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa

kolumnar dan sel cadangan endoserviks.

c. Stadium karsionoma mikroinvasif.

Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat

pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana

basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya

ditemukan pada skrining kanker.

d. Stadium karsinoma invasive

Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel

menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif

muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas

ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan

parametrium dan korpus uteri.

e. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks

Pertumbuhan eksofilik: berbentuk bunga kol, tumbuh ke arah

vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi ke

dalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan

perdarahan.

Pertumbuhan endofilik: biasanya lesi berbentuk ulkus dan

tumbuh progesif meluas ke forniks, posterior dan anterior ke

korpus uteri dan parametrium.

Pertumbuhan nodul: biasanya dijumpai pada endoserviks yang

lambatl aun lesi berubah bentuk menjadi ulkus.

2. Markroskopis

a. Stadium preklinis

Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa

b. Stadium permulaan

Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum

c. Stadium setengah lanjut

Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio.

d. Stadium lanjut

Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya

seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah.

4. Klasifikasi Stadium Kanker Serviks

Menurut Tanto (2015), Klasifikasi stadium TNM (Tumor Node

Metastases) dan FIGO (The Internasional Federation of Gynecology and

obstetrics) sebagai berikut.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Tabel 2.1

Klasifikasi Stadium Kanker Serviks

Klasifikasi TNM

Klasifikasi FIGO

Keterangan

TX Tumor primer tidak dapat dinilai T0 Tidak ditemukan adanya tumor primer Tisb Carsinoma in situ (karsinoma prainvasif) T1 I Karsinoma serviks yang terbatas pada uterus

(ekstensi samapai ke korpus tidak dihiraukan) T1ac IA Karsinoma yang yang didiagnosis hanya secara

mikroskopik. Invasi stroma dengan kedalaman maksimal 5.0 mm yang diukur dari dasar epitel dan penyebaran secara horiziontal sebesar ≤ 7.0 mm. Keterlibatan ruang vaskular, vena atau limpatik tidak mempengaruhi klasifikasi.

T1a1 IA1 Invasi stroma dengan kedalaman ≤ 3.0 mm dan penyebaran horiziontal ≤ 7.0 mm.

T1a2 IA2 Invasi stroma dengan kedalam > 3.0 mm tetapi ≤ 5.0 mm dengan penyebaran ≤ 7.0 mm.

T1b IB Lesi tampak secara klinis terbatas pada serviks atau lesi mikroskopik > T1a/IA2.

T1b1 IB1 Lesi tampak secara klinis ≤ 4.0 cm pada dimensi terbesar.

T1b2 IB2 Lesi tampak secara klinis > 4.0 cm pada dimensi terbesar.

T2 II Karsinoma serviks dengan invasi yang melewati uterus tetapi tidak mencapai dinding pelvis atau sepertiga bawah.

T2a IIA Tumor tanpa invasi parametrium T2a1 IIA Lesi tampak secara klinis ≤ 4.0 cm pada dimensi

terbesar. T2a2 IIA2 Lesi tampak secara klinis > 4.0 cm pada dimensi

terbesar. T2b IIB Tumor dengan invasi parametrium

T3 III Tumor meluas hingga dinding pelvis dan atau melibatkan sepertiga bawah vagina dan atau menyebabkan hidronefrosis atau ginjal yang tidak berfungsi.

T3a IIIA Tumor meluas hingga sepertiga bawah vagina tanpa perluasan ke dinding pelvis.

T3b IIIB Tumor meluas hingga ke dinding pelvis dan atau menyebutkan hidronefrosis atau ginjal yang tidak berfungsi.

T4 IV Karsinoma telah meluas melewati pelvis atau telah mencapai mukosa kandung kemih atau rektum (terbukti melalui biopsi).

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

T4a IVA Penyebaran mencapai organ sekitar. T4b IVB Penyebaran mencapai organ yang jauh.

Gambar 2.2 Stadium Kanker Serviks

5. Patofisiologi Kanker Serviks

Karsinoma sel skuamosa biasanya muncul pada taut epitel skuamosa dan

epitel kubus mukosa endoserviks (persambungan skuamokolumnar atau

zona transformasi). Pada zona transformasi serviks memperlihatkan tidak

normalnya sel progresif yang akhirnya berakhir sebagai karsinoma

servikal invasif. Displasia servikal dan karsinoma in situ (HSIL)

mendahului karsinoma invasif. Karsinoma seviks invasif terjadi bila tumor

menginvasi epitelium masuk ke dalam stroma serviks. Kanker servikal

menyebar luas secara langsung ke dalam jaringan para servikal.

Pertumbuhan yang berlangsung mengakibatkan lesi yang dapat dilihat dan

terlibat lebih progresif pada jaringan servikal. Karsinoma servikal invasif

dapat menginvasi atau meluas ke dinding vagina, ligamentum kardinale

dan rongga endometrium, invasi ke kelenjar getah bening dan pembuluh

darah mengakibatkan metastase ke bagian tubuh yang jauh.

Tidak ada tanda atau gejala yang spesifik untuk kanker servik. Karsinoma

servikal invasif tidak memilki gejala, namun karsinoma invasif dini dapat

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

menyebabkan sekret vagina atau perdarahan vagina. Walaupun perdarahan

adalah gejala yang signifikan, perdarahan tidak selalu muncul pada saat

awal, sehingga kanker dapat sudah dalam keadaan lanjut pada saat

didiagnosis. Jenis perdarahan vagina yang paling sering adalah pasca

coitus atau bercak antara menstruasi. Bersamaan dengan tumbuhnya

tumor, gejala yang muncul kemudian adalah nyeri punggung bagian

bawah atau nyeri tungkai akibat penekanan saraf lumbosakralis, frekuensi

berkemih yang sering dan mendesak, hematuri atau perdarahan rektum

(Price & Wilson, 2012).

Pada pengobatan kanker serviks sendiri akan mengalami beberapa efek

samping antara lain mual, muntah, sulit menelan, bagi saluran pencernaan

terjadi diare gastritis, sulit membuka mulut, sariawan, penurunan nafsu

makan ( biasa terdapat pada terapi eksternal radiasi ). Efek samping

tersebut menimbulkan masalah keperawatan yaitu nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh. Sedangkan efek dari radiasi bagi kulit yaitu

menyebabkan kulit merah dan kering sehingga akan timbul masalah

keperawatan resiko tinggi kerusakan integritas kulit. Semua tadi akan

berdampak buruk bagi tubuh yang menyebabkan kelemahan atau

kelemahan sehingga daya tahan tubuh berkurang dan resiko injury pun

akan muncul. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker

serviks ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan

tersebut bias dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang

penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos dimasyarakat bahwa kanker

tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan kematian (Aspiani,

2017).

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes kemenkes Padang

6. WOC Kanker Serviks

Kanker serviks

Penatalaksanaan

Sistem reproduksi Sistem hematologi dan Sistem Imun Sistem pencernaan

Pe asam

lambung

MK:Hambatan

mobilitas fisik

Mual muntah

Terjadi Kekeringan

cairan vagina

Rusaknya folikel rambut

Perubahan

fungsi tubuh MK: Gangguan

citra tubuh

Gangguan sumsum tulang

Anemia

MK: Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh

Penurunan Hb

Nafsu makan Lemas dan mudah lelah

Pembedahan Radiasi Kemoterapi

Terganggu proses

pengumpalan darah

MK: Disfungsi

Seksual

Sistem integumen

Skema 2.1 WOC Kanker Serviks

(Price & Wilson, 2012 ; Smeltzer, 2015; Ariani, 2015)

Penurunan Trombosit

Pe dan pe leukosit

Pe kekebalan tubuh

MK: Risiko Infeksi

MK: Rsiko pendarahan

Pendarahan, ruam, dan

bercak pada kulit

Mudah terkena infeksi

Kerontokan rambut

MK: Ansietas

Penekan pada

sel saraf MK: Nyeri akut

infeksi

Pe suhu tubuh

Kejang otot perut

MK: Hipertermi

Nyeri di perut

Diare

MK: Kekurangan

volume cairan

Dehidrasi berat

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

7. Tanda dan gejala kanker serviks

Menurut Ariani (2015) dan Padila (2015) pada tahap awal , kanker serviks

stadium dini biasanya tanpa gejala-gejala. Gejala fisik serangan penyakit

ini pada umumnya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Gejala-

gejala umumyang terjadi pada penderita kanker ini adalah :

a. Ada bercak atau pendaran setelah berhubungan seksual,

b. Ada bercak atau pendarahan di luar masa haid,

c. Ada bercak atau pendarahan pada masa menopause,

d. Mengalami masa haid yang lebih berat dan lebih panjang dari

biasanya, atau

e. Keluarnya bau menyengat yang tidak bisa dihilangkan walaupun

sudah diobati.

Jika kanker servik sudah tingkat stdium lanjut maka gejalanya adalah :

a. Munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan intim

(contact bleeding)

b. Keputihan yang berlebihan dan tidak normal

c. Pendarahan diluar siklus menstruasi

d. Penurunan berat badan yang drastis

e. Apabila kanker sudah menyebar kepanggul, maka pasien akan

menderita keluhan nyeri punggung

f. Hambatan dalam berkemih

8. Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis

a. Sistem pencernaan

Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan mual dan muntah

berlangsung singkat atau lama. Mual muntah terjadi karena

peningkatan asam lambung sehingga terjadi penurunan nafsu

makan. Mengatasi mual dapat diberikan obat anti mual sebelum,

selama, dan sesudah pengobatan. Obat kemoterapi juga dapat

menyebabkan diare karna terjadi kejang otot perut yang

menimbulkan rasa tidak nyaman atau sakit pada perut, bahkan ada

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

yang diare sampai dehidrasi berat dan harus dirawat karna

kekurangan volume cairan, kadang sampai terjadi sembelit. Bila

terjadi diare : kurangi makan-makanan yang mengandung serat,

buah dan sayur. Harus minum air yang hilang untuk mengatasi

kehilangan cairan. Bila susah BAB : makan-makanan yang

berserat, dan jika memungkinkan olahraga (Ariani, 2015).

b. Sistem Imum dan Sistem hematologi

Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah pusat sistem

pertahanan tubuh yang melindungi tubuh dari penyakit. Organ

penyusun sistem kekebalan tubuh pada manusia salah satunya

adalah sumsum tulang. Sistem hematologi tersusun atas darah dan

tempat darah diproduksi, termasuk sumsum tulang dan nodus

limpa. Darah manusia adalah cairan jaringan tubuh. Fungsi

utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel

di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan

nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung

berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan

mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit (Potter & Perry,

2005).

Kemoterapi berpengaruh pada kerja sumsum tulang yang

merupakan pabrik pembuat sel darah merah, sehingga jumlah sel

darah merah menurun, yang paling sering adalah penurunan sel

darah putih (leukosit). Penurunan sel darah terjadi setiap

kemoterapi, dan test darah biasanya dilakukan sebelum kemoterapi

berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali

normal. Penurunan jumlah sel darah dapat menyebabkan :

a. Mudah terkena infeksi

Hal ini disebabkan oleh penurunan leukosit, karena leukosit

adalah sel darah yang memberikan perlindungan infeksi. Ada

juga beberapa obat kemoterapi yang menyebabkan

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

peningkatkan leukosit. Bila terjadi infeksi maka terjadi

peningkatan suhu tubuh.

b. Perdarahan

Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan

darah, apabila jumlah trombosit rendah dapat menyebabkan

pendarahan, ruam, dan bercak merah pada kulit.

c. Anemia

Anemia adalah penurunan sel darah merah yang ditandai

dengan penurunan Hb (Hemoglobin). Karena Hb letaknya

didalam sel darah merah. Penurunan sel darah merah dapat

menyebabkan lemah, mudah lelah, tampak pucat.

c. Sistem integumen

Kerontokan rambut terjadi karena kemoterapi menargetkan semua

sel yang dapat membelah dengan sangat cepat. Folikel rambut

adalah struktur dalam kulit yang berfungsi menumbuhkan rambut.

Folikel adalah salah satu sel dengan laju pertumbuhan tercepat

dalam tubuh. Selama menjalani kemoterapi bekerja untuk

menghancurkan sel kanker, prosedur ini juga akan menghancurkan

sel-sel rambut. Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya

terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat

juga menyebabkan rambut patah didekat kulit kepala. Dapat terjadi

seminggu setelah kemoterapi (Ariani, 2015).

d. Sistem reproduksi

Terjadinya kekeringan cairan pada vagina karna efek terapi yang di

berikan dan dapat mengganggu hubungan seksual (Ariani, 2015).

9. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Serviks

Menurut diananda (2008) dan Ariani (2015) pemeriksaan diagnostik

untuk menentukan kanker serviks sebagai berikut :

1. Schillentest

Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glycogen karena tidak

mengikat yodium. Kalau porsio diberi yodium maka epitel karsinoma

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang terkena karsinoma

tidak berwarna.

2. Koloskopi

Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan

lampu dan dibesarkan 10-40 kali.

Keuntungan ; dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga

mudah untuk melakukan biopsy.

Kelemahan ; hanya dapat memeiksa daerah yang terlihat saja yaitu

porsio, sedang kelianan pada skuamosa columnar junction dan intra

servikal tidak terlihat.

3. Kolpomikroskopi

Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200

kali

4. Biopsi

Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya

5. Konisasi

Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks

dan epitel gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil

sitologi meragukan dan pada serviks tidak tampak kelainan-kelainan

yang jelas.

6. pemeriksaan lainnya.

a. Pemeriksaan hematology (Hb, Ht, lekosit, trombosit, LED,

golongan darah, masa peredaran dan masa pembekuan)

b. Pemeriksaan biokimia darah meliputi SGOt dan SGPT.

c. Pemeriksaan kardiovaskular, antara lain EKG.

d. Pemeriksaan system respiratorius dan urologi serta tes alergi

terhadap obat.

10. Penatalaksanaan Kanker Serviks

a. Penatalaksanaan Medis

Menurut Tanto (2014) penatalaksanaan medis secara umum

berdasarkan stadium kanker serviks:

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Tabel 2.2

Penatalaksanaan medis berdasarkan stadium kanker serviks

STADIUM PENATALAKSANAAN

0 Biopsi kerucut Histerektomi transvaginal

Ia Biopsi kerucut Histerektomi transvaginal

Ib,Iia Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca pembedahan

IIb, III, IV Histerektomi transvaginal

IVa, Ivb Radioterapi Radiasi paliatif Kemoterapi

Menurut Ariani (2015) dan Diananda (2008) pilihan pengobatan yang

bisa dilakukan adalah pembedahan, terapi radiasi (radioterapi),

kemoterapi, atau kombinasi metode-metode tersebut.

1. Operasi atau pembedahan

Pembedahan merupakan pilihan untuk perempuan dengan kanker

serviks stadium I dan II.

a. Trakelektomi radikal (Radical Trachelectomy)

Mengambil leher rahim, bagian dari vagina, dan kelenjar getah

bening di panggul. Pilihan ini dilakukan untuk perempuan

denga tumor kecil yang ingin mencoba untuk hamil di

kemudian hari.

b. Histerektomi total

Mengangakat leher rahim dan rahim.

c. Histerektomi radikal

Mengangkat leher rahim, beberapa jaringan di sekitar leher

rahim, rahim, dan bagian dari vagina.

d. Saluran telur dan ovarium

Mengangkat kedua saluran tuba dan ovarium. Pembedahan ini

disebut salpingo-ooforektomi.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

e. Kelenjar getah bening

Mengambil kelenjar getah bening dekat tumor untuk melihat

apakah mengandung leher rahim. Jika sel kanker telah

histerektomy total dan radikal mencapai kelenjar getah bening,

itu berarti penyakit ini mungkin telah menyebar ke bagian lain

dari tubuh.

2. Radioterapi

Radioterapi adalah salah satu pilihan bagi perempuan yang

menderita kanker serviks dengan stadium berapa pun. Perempuan

dengan kanker serviks tahap awal dapat memilih terapi sebagai

pengganti operasi. Hal ini juga dapat digunakan setelah operasi

untuk menghancurkan sel-sel kanker apa pun yang masih di daerah

tersebut. Perempuan dengan kanker yang menyerang bagian-

bagian selain kenker serviks mungkin perlu diterapi radiasi dan

kemoterapi.Terapi radiasi menggunakan sinar berenergi tinggi

untuk membunuh sel-sel kanker. Terapi ini mempengaruhi sel-sel

di daerah yang diobati. Ada dua jenis terapi ini :

a. Terapi radiasi eksternal

Sebuah mesin besar akan mengarahkan radiasi pada panggul

atau jaringan lain di mana kanker telah menyebar. Pengobatan

biasanya di berikan di rumah sakit. Penderita mungkin

menerima radiasi eksternal 5 hari seminggu selama beberapa

minggu. Setiap pengobatan hanya memakan waktu beberapa

menit.

b. Terapi radiasi internal

Sebuah tabung tipis yang ditempatkan di dalam vagina. Suatu

zat radioaktif di masukkan ke dalam tagung tersebut. Penderita

mungkin harus tinggal di rumah sakit sementara sumber

radioaktif masih beradadi tempatnya (samapai 3 hari).

Efek samping tergantung terutama pada seberapa banyak radiasi

diberikan dan tubuh bagian mana yang di terapi.radiasi pada perut

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

dan panggul dapat menyebabkan mual, muntah, diare, atau

masalah eliminasi. Penderita mungkin kehilangan rambut di daerah

genital. Selain itu, kulit penderita di daerah yang dirawat menjadi

merah, kering, dan tender.

3. Kemoterapi

Kemoterapi telah digunakan untuk pengobatan kanker sejak tahun

1950-an dan diberikan sebelum operasi untuk memperkecil ukuran

kanker yang akan di operasi atau sesudah operasi untuk

membersihkan sisa-sisa sel kanker, kadang dikombinasikan dengan

terapi radiasi tapi kadang juga tidak. Kemoterapi ini biasanya

diberikan dalam tablet/pil, suntikan, atau infus. Jadwal pemberian

ada yang setiap hari, sekali seminggu atau bahkan sekali sebulan.

Efek samping yang terjadi terutama tergantung pada jenis obat-

obatan yang diberikan dan seberapa banyak.kemoterapi membunuh

sel-sel kanker yang tumbuh cepat, terapi juga dapat

membahayakan sel-sel normal yang membelah dengan cepat, yaitu:

a. Sel darah

Bila kemoterapi menurunkan kadar sel darah merah yang sehat,

penderita akan lebih mudah terkena infeksi, mudah memar atau

berdarah, dan merasa sangat lemah dan lelah.

b. Sel-sel pada akar rambut

Kemoterapi dapat menyebabkan rambut rontok. Rambut

penderita yang hilang akan tumbuh lagi, tetapi kemungkinan

mengalami perubahan warna dan tekstur.

c. Sel yang melapisi saluran pencernaan

Kemoterapi menurunkan nafsu makan, mual-mual dan muntah,

diare, atau infeksi pada mulut dan bibir.

Efek samping lainnya termasuk ruam kulit, kesemutan atau mati rasa

di tangan dan kaki, masalah pendengaran, kehilangan keseimbangan,

nyeri sendi, atau kaki bengkak.

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Menurut Reeder dkk (2013), penatalksanaa pada kanker serviks yaitu:

1) Stadium I

Kanker serviks pada stadium IA ditangani dengan histerktomi atau

dengan radioterapi, karena kanker masih terbatas di daerah

serviks.

2) Stadium IB dan IIA

Pada stadium ini ditangani dengan histerektomi total dan

limfadektomi bilateral.

3) Stadium IIB sampai IVB

Pada stadium ini kanker sudah menyebar melewati daerah serviks

sampai ke organ lain. Penanganan yang dilakukan biasanya

dengan radioterapi.

b. Penatalaksanaan Keperawatan

Asuhan keperawatan meliputi pemberian edukasi dan informasi untuk

meningkatkan pengetahuan pasien dan mengurangi kecemasan serta

ketakutan pasien. Perawat mendukung kemampuan pasien dalam

perawatan diri untuk meningkatkan kesetahan dan mencegah

komlipakai. Perawat perlu mengidentifikasi bagaimana pasien dan

pasangannya memandang kemampuan reproduksi wanita dan

memaknai setiap hal yang berhubungan dengan kemampuan

reproduksinya. Bagi sebagian wanita, masalah harga diri dan citra

tubuh yang berat dapat muncul saat mereka tidak dapat lagi

mempunyai anak. Pasangan mereka sering sekali menunjukkan sikap

yang sama, yang merendahkan wanita yang tidak dapat memberikan

keturunan.

Intervensi berfokus pada upaya membantu pasien dan pasangannya

untuk menerima berbagai perubahan fisik dan psikologis akibat

masalah tersebut serta menemukan kualitas lain dalam diri wanita

sehingga ia dapat di hargai. Bahkan, sekalipun kehilangan uterus dan

kemampuan reproduksi tidak terlalu mempengaruhiharga diri dan

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

cintra tubuhnya, wanita tetap memerlukan penguatan atas peran

lainnya yang berharga sebagai seorang manusia. Wanita yang

mengalami nyeri hebat ketika menstruasi dan sangat mengganggu

aktivitas rutinnya menganggap penanggulanagn seperti histerektomi,

sebagai pemecahan masalah.

Apabila terdiagnosis menderita kanker, banyak wanita merasa

hidupnya lebih terancam dan perasan ini jauh lebih penting

dibandingkan kehilangan kemampuan reprpduksi. Intervensi

keperawatan kemudian difokuskan untuk membantu pasien

mengekspresikan rasa takut, membuat parameter harapan yang

realistis, memperjelas nilai dan dukungan spiritual, meningkatkan

kualitas sumber daya keluarga dan komunitas, dan menemukan

kekuatan diri untuk menghadapi masalah (Reeder, dkk, 2013).

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

B. Konsep Asuhan Keperawatan Kanker Serviks Post Kemoterapi

1. Pengkajian keperawatan

a. Anamnesis

1. Data dasar

Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara

anamnesa, pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang

(hasil laboratorium).

2. Identitas pasien

Meliputi nama lengkap, tempat/tanggal lahir, umur, jenis kelamin, ,

agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, asal suku bangsa, tanggal

masuk rumah sakit, no medical record (MR), nama orang tua, dan

pekerjaan orang tua.

3. Identitas penanggung jawab

Meliputi nama, umur, pekerjaan dan hubungan dengan pasien.

4. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Biasaya pasien datang kerumah sakit dengan keluhan seperti

tpendarahan intra servikal dan disertai keputihan yang

menyerupai air dan berbau (Padila, 2015). Pada pasien kanker

serviks post kemoterapi biasanya datang dengan keluhan mual

muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, anemia.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Menurut Diananda (2008) biasanya pasien pada stadium awal

tidak merasakan keluhan yang mengganggu, baru pada stadium

akhir yaitu stadium 3 dan 4 timbul keluhan seperti keputihan

yang berbau busuk, perdarahan setelah melakukan hubungan

seksual, rasa nyeri disekitar vagina, nyeri pada panggul. Pada

pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami

keluhan mual muntah yang berlebihan, tidak nafsu makan, dan

anemia.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

c. Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pada pasien kanker serviks memiliki riwayat

kesehatan dahulu seperti riwayat penyakit keputihan, riwayat

penyakit HIV/AIDS (Ariani, 2015). Pada pasien kanker serviks

post kemoterapi biasanya ada riwayat penyakit keputihan dan

riwayat penyakit HIV/AIDS.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya riwayat keluarga adalah salah satu faktor yang paling

mempengaruhi karena kanker bisa dipengaruhi oleh kelainan

genetika. Keluraga yang memiliki riwayat kanker didalam

keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada

keluraga yang tidak ada riwayat didalam keluarganya

(Diananda, 2008).

5. Riwayat Obstetri

Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien dengan kanker

serviks yang perlu diketahui adalah:

a. Keluhan haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab kanker

serviks tidak pernah ditemukan sebelumnya menarche dan

mengalami atropi pada masa menopose.

Siklus menstruasi yang tidak teratur atau terjadi pendarahan

diantara siklus haid adalah salah tanda gejala kanker serviks.

b. Riwayat kehamilan dan persalinan

Jumlah kehamilan dan anak yang hidup karna kanker serviks

terbanyak pada wanita yang sering partus, semakin sering partus

semakin besar kemungkinan resiko mendapatkan karsinoma

serviks (Aspiani, 2017).

6. Riwayat psikososial

Biasanya tentang penerimaan pasien terhadap penyakitnya serta

harapan terhadap pengobatan yang akan dijalani, hubungan dengan

suami/keluarga terhadap pasien dari sumber keuangan. Konsep diri

pasien meliputi gambaran diri peran dan identitas. Kaji juga

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

ekspresi wajah pasien yang murung atau sedih serta keluhan pasien

yang merasa tidak berguna atau menyusahkan orang lain (Reeder,

dkk, 2013). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya

mengalami keluhan cemas dan ketakutan.

7. Riwayat kebiasaan sehari-hari

Biasanya meliputi pemenuhan kebutuhan nutrisi, elimenasi,

aktivitas pasien sehari-hari, pemenuhan kebutuhan istirahat dan

tidur (Padila, 2015). Pada pasien kanker serviks post kemoterapi

biasanya mengalami keluhan tidak nafsu makan, kelehan, gangguan

pola tidur.

8. Pemeriksaan fisik, meliputi :

a. Keadaan umum: biasanya pasien kanker serviks post kemoterapi

sadar,lemah dan tanda-tanda vital normal (120/80 mmHg).

b. Kepala : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

mengalami rambut rontok, mudah tercabut.

c. Mata : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

mengalami konjungtiva anemis dan skelera ikterik.

d. Leher : Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

tidak ada kelainan

e. Thoraks:

Dada : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

tidak ada kelainan

Jantung : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

tidak ada kelainan

f. Abdomen : biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

tidak ada kelainan

g. Genetalia : Biasanya pada pasien kanker serviks mengalami

sekret berlebihan, keputihan, peradangan, pendarahan dan lesi

(Brunner & suddarth, 2015). Pada pasien kanker serviks post

kemoterapi biasanya mengalami perdarahan pervaginam.

h. Ekstermitas : Biasanya pada pasien kanker serviks yang stadium

lanjut mengalami udema dan nyeri (Brunner & suddarth, 2015).

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Pada pasien kanker serviks post kemoterapi biasanya mengalami

kesemutan atau kebas pada tangan dan kaki.

9. Pemeriksaan penunjang.

1) Pemeriksaan hematologi

Biasanya pada pasien kanker serviks post kemoterapi

mengalami anemia karna penurunan Haemoglobin. Nilai

normalnya Haemoglobin wanita (12-16 gr/dl).

2. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul

Menurut NANDA (2015-2017), kemungkinan masalah yang muncul

adalah sebagai berikut :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel

syaraf)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan kurang asupan makanan

3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun

4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

5. Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi

6. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh

7. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan

8. Resiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

9. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

10. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme tubuh

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

3. Rencana Keperawatan

Tabel 2.2 Rencana Keperawatan

DIAGNOSIS KEPERAWATAN NOC NIC Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel syaraf) Defenisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan. Batasan Karaktreristik : 1) Bukti nyeri dengan menggunakan

standar periksa nyeri untuk pasien yang tidak mengungkapkannya

2) Fokus menyempit 3) Fokus pada diri sendiri 4) Keluhan tentang intensitas

menggunakan standar skala nyeri 5) Laporan tentang perilaku

nyeri/perubahan aktivitas 6) Mengekspresikan perilaku (mis.,

gelisah, merengek, menangis, waspada) 7) Perubahan selera makan 8) Putus asa 9) Sikap melindungi area nyeri 10) Sikap tubuh melindungi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : a. Tingkat nyeri

1) Mengenali kapan nyeri terjadi 2) Menggambarkan faktor penyebab 3) Melaporkan perubahan terhadap gejala

nyeri pada profesional kesehatan 4) Mengenali apa yang terkait dengan gejala

nyeri 5) Melaporkan nyeri yang terkontrol

b. Pengetahuan: manajemen nyeri

1) Mengetahui faktor penyebab 2) Mengetahui tanda dan gejala 3) Mengetahi efek samping terapeutik obat

c. Respon pengobatan

1) Pasien mengetahui efek sampingnya 2) Tidak ada reaksi alergi 3) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

Manajemen Nyeri 1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang

meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus

2) Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara efektif

3) Gunakan strategi komunikasi terapeutik 4) Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien

mengenai nyeri 5) Gali bersama pasien faktor-faktor yang dapat

menurunkan atau memperberat nyeri 6) Berikan informasi mengenai nyeri seperti

penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari ketidaknyamanan akibat prosedur

7) Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri 8) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi

(terapi relaksasi) 9) Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol nyeri

yang dipakai selama pengkajian nyeri dilakukan 10) Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk

membantu penurunan nyeri Pemberian Analgesik 1) Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

keparahan nyeri sebelum mengobati pasien 2) Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis, dan

frekuensi obat analgesik yang diresepkan 3) Cek adanya riwayat alergi obat 4) Pilih analgesik atau kombinasi analgesik yang

sesuai ketika lebih dari satu diberikan 5) Tentukan pilihan obat analgesik (narkotik, non

narkotik atau NSAID) berdasarkan tipe dan keparahan nyeri

6) Kolaborasi dengan dokter apakah obat, dosis, rute pemberian atau perubahan interval dibutuhkan, buat rekomendasi khusus berdasarkan prinsip analgesik

7) Monitor tanda vital sebelum dan setelah memberikan analgesik narkotik pada pemberian dosis pertama kali atau jika ditemukan tanda-tanda yang tidak biasanya

8) Berikan analgesik tambahan dan atau pengobatan jika diperlukan untuk mengingkatkan efek pengurangan nyeri

9) Lakukan tindakan-tindakan untuk menurunkan efek samping analgesik (misalnya: konstipasi dan iritasi lambung)

10) Evaluasi kefektifan analgesik dengan interval yang teratur pada setiap setelah pemberian khususnya setelah pemberian pertama kali, juga observasi adanya tanda dan gejala efek samping (misalnya: depresi pernafasan, mual dan muntah, mulut kering dan konstipasi)

11) Dokumentasikan respon terhadap analgesik dan adanya efek samping

12) Evaluasi dan dokumentasi tingkat sedasi dari pasien yang menerima opioid

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Manajemen Obat 1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola

menurut resep dan / atau protokol 2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang

sesuai 3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat 4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat 5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,

protrombin, obat-obatan) yang sesuai 6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik 7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan

dengan cara yang tepat Manajemen Energi 1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan

kekelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

3) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan

4) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya, kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai prioritas pertama

5) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

6) Monitor waktu dan lama istirahat pasien 7) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami

pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif, pemnatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien

8) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan rumah yang bisa dilakukan oles keluarga dan

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

teman dirumah untuk mencegah/mengatasi kelelahan

9) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas

10) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai stres dan koping intervensi untuk mengurangi kelelahan

11) Ajarkan pasien atau keluarga untuk menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Batasan Karakteristik : 1) Berat badan 20 % atau lebih dari bawah

rentang berat badan ideal 2) Bising usus hiperaktif 3) Cepat kenyang setelah makan 4) Diare 5) Gangguan sensasi rasa 6) Kehilangan rambut berlebihan 7) Kelemahan otot pengunyah 8) Kelemahan otot untuk menelan 9) Kerapuhan kapiler

10) Kesalahan informasi 11) Kesalahan persepsi 12) Ketidakmampuan memakan makanan 13) Kram abdomen

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nafsu makan pasien baik dengan kriteria hasil : a. Status nutrisi : asupan makanan dan cairan

1) Asupan makanan secara oral adekuat 2) Asupan cairan secara oral adekuat 3) Asupan cairan IV adekuat 4) Asupan nutrisi parenteral adekuat 5) Tidak ada mual dan muntah

b. Nafsu makan

1) Peningkatan keinginan untuk makan 2) Peningkatan rangsangan untuk makan 3) Intake makanan adekuat

Manajemen Gangguan Makan 1) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk

mengembangkan rencana perawatan dengan melibatkan pasien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat

2) Kolaborasi dengan tim dan pasien untuk mengatur target pencapaian berat badan jika berat badan pasien tidak berada dalam rentang normal

3) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan asupan kalori harian yang diperlukan

4) Dorong pasien untuk mendiskusikan makanan yang disukai bersama ahli gizi

5) Timbang berat badan pasien 6) Monitor intake/asupan dan asupan cairan secara

tepat 7) Monitor asupan kalori makanan harian 8) Batasi makanan sesuai dengan jadwal 9) Observasi pasien selama dan setelah pemberian

makan/makanan ringan untuk meyakinkan bahwa asupan makanan yang cukup tercapai dan dipertahankan

10) Beri dulungan misalnya terapi relaksasi

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

14) Kurang minat pada makanan 11) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan berat badan

12) Monitor berat badan pasien sesuai secara rutin

Manajemen Nutrisi 1) Tentukan status gizi pasien 2) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap

makanan 3) Atur diit yang diperlukan (rendah protein, tinggi

karbohidrat, rendah natrium) 4) Beri obat-obatan sebelum makan seperti

antiemeik 5) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan 6) Monitor kalori dan asupan nutrisi Monitor Nutrisi 1) Timbang berat badan pasien 2) Identifikasi adanya penurunan berat badan 3) Monitor turgor kulit 4) Monitor adanya mual muntah 5) Identifikasi perubahan nafsu makan 6) Monitor pucat pada konjungtiva 7) Lakukan kemampuan menelan 8) Tentukan faktor yang mempengaruhi nutrisi

Ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun Defenisi : perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidk diketahui oleh individu) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol kecemasan dengan kriteria hasil :

1) Mengurangi penyebab kecemasan 2) Menggunakan strategi koping yang

efektif 3) Menggunakan teknik relaksasi 4) Mempertahankan hubungan sosial

Pengurangan Kecemasan 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan 2) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang

akan dirasakan yang mungkin dialami pasien selama prosedur

3) Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk tidak menghadapi ancaman Batasan Karakteristik : 1) Agitasi 2) Gelisah 3) Gerakan ekstra 4) Insomnia 5) Kontak mata buruk 6) Melihat sepintas 7) Mengekspresikan kekhawatiran

karena perubahan dalam peristiwa hidup

8) Penurunan produktivitas 9) Perilaku mengintai

10) Tampak waspada

5) Mempertahankan tidur adekuat 6) Mengendalikan respon kecemasan

4) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien dengan cara yang tepat

5) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat 6) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang

memicu kecemasan Peningkatan Koping 1) Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan

jangka pendek dan jangka panjang 2) Berikan penilaian (kemampuan) penyesuaian

pasien terhadap perubahan-perubahan dalam citra tubuh sesuai dengan indikasi

3) Berikan penilaian mengenai dampak dari situasi kehidupan pasien terhadap peran dan hubungan

4) Dukung pasien untuk mengidentifikasi deskripsi yang realistik terhadap perubahan dalam peran

5) Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien terhadap proses penyakit

6) Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif untuk mengatasi keterbatasan dan kebutuhan gaya hidup maupun perubahan peran

Terapi Relaksasi 1) Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi

serta jenis relaksasi yang tersedia 2) Tentukan apakah ada intervensi relaksasi di masa

lalu yang sudah memberikan manfaat 3) Ciptakan lingkungan yang tenang dan tanpa

distraksi 4) Dorong pasien untuk mengambil posisi yang

nyaman 5) Minta pasien untuk rileks dan merasakan sensasi

yang terjadi

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

6) Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada pasien

7) Dorong pengulangan teknik dan praktik-praktik tertentu secara berkala

8) Berikan waktu yang tidak terganggu Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal Defenisi : keterbatasan dalam gerakan fisik atau satu atau lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah. Batasan Karakteristik : 1) Ketidaknyamanan 2) Kesulitan membolak-balik posisi 3) Gerakan lambat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mempertahankan keseimbangan secara mandiri dengan kriteria hasil :

1) Keseimbangan gerakan 2) Mempertahankan keseimbangan ketika

berdiri 3) Mempertahankan keseimbangan ketika

berjalan

Manajemen Energi 1) Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan

kekelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

2) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

3) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan

4) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya, kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai prioritas pertama

5) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

6) Monitor waktu dan lama istirahat pasien 7) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang dialami

pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif, pemnatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien

8) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman dirumah untuk mencegah/mengatasi kelelahan

9) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas

10) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai stres dan koping intervensi untuk mengurangi kelelahan

11) Ajarkan pasien atau keluarga untuk

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

Manajemen Lingkungan 1) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien 2) Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien

berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta riwayat perilaku di masa lalu

3) Singkirkan benda-benda berbahayadari lingkungan

4) Batasi pengunjung Peningkatan Mekanika Tubuh 1) Bantu untuk mendemonstrasikan posisi tidur yang

tepat 2) Bantu untuk menghindari duduk dalam jangka

waktu yang lama 3) Instruksikan pasien untuk menggerakkan kaki

terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri

Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi

Defenisi : rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan

Batasan Karakteristik :

1) kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan

2) malnutrisi 3) gangguan integritas kulit 4) prosedur invasif

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mengontrol resiko proses infeksi dengan kriteria hasil :

1) Mengidentifikasi faktor resiko infeksi 2) Mengenali faktor resiko individu terkait

infeksi 3) Mengetahui perilaku yang berhubungan

dengan resiko infeksi 4) Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi 5) Memonitor perilaku diri yang

berhubungan dengan resiko infeksi 6) Memonitor faktor di lingkungan yang

berhubungan dengan resiko infeksi

Kontrol Infeksi 1) Bersihkan lingkungan dengan baik setelah

dilakukan untuk setiap pasien 2) Batasi jumlah pengunjung 3) Ajarkan cara cuci tangan bagi tenaga kesehatan 4) Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan

dengan tepat 5) Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada

saat memasuki dan meninggalkan ruangan pasien 6) Gunakan sabun antimikroba 7) Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan

perawatan pasien 8) Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

5) perubahan pH sekresi

7) Mencuci tangan 8) Mempertahankan lingkungan yang bersih

bersifat universal 9) Pakai sarung tangan steril dengan tepat 10) Pastikan teknik perawatan luka yang tepat 11) Berikan terapi antibiotik yang sesuai 12) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda

dan gejala infeksi 13) Ajarkan pasien dan keluarga mengenai

bagaimana menghindari infeksi Perlindungan Infeksi 1) Monitor adanya tanda dan gejala infeksi sistemik

atau lokal 2) Monitor kerentanan terhadap infeksi 3) Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan

hasil-hasil diferensial 4) Batasi jumlah pengunjung 5) Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area

(yang mengalami) edema 6) Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup 7) Anjurkan asupan cairan yang tepat 8) Anjurkan istirahat 9) Ajarkan pasien atau keluarga mengenai tanda dan

gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya kepada petugas kesetahan

10) Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara menghindari infeksi

Manajemen Nutrisi 1) Tentukan status gizi pasien 2) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap

makanan 3) Atur diit yang diperlukan (rendah protein, tinggi

karbohidrat, rendah natrium)

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

4) Beri obat-obatan sebelum makan seperti antiemeik

5) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan 6) Monitor kalori dan asupan nutrisi Monitor Nutrisi 1) Timbang berat badan pasien 2) Identifikasi adanya penurunan berat badan 3) Monitor turgor kulit 4) Monitor adanya mual muntah 5) Identifikasi perubahan nafsu makan 6) Monitor pucat pada konjungtiva 7) Lakukan kemampuan menelan 8) Tentukan faktor yang mempengaruhi nutrisi

Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh

Defenisi : suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan fungsi seksual selama fase respons seksual berupa hasrat, terangsang, dan atau orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna, atau tidak adekuat

Batasan Karakteristik :

1) Gangguan aktivitas seksual 2) Gangguan eksitasi seksual 3) Gangguan kepuasan seksual 4) Merasakan keterbatasan seksual 5) Penurunan hasrat seksual 6) Perubahan minat terhadap diri sendiri 7) Perubahan minat terhadap orang lain 8) Perubahan peran seksual

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, status kesehatan baik dengan kriteria hasil : 1) Mengenali realita situasi kesehatan 2) Melaporkan harga diri yang positif 3) Mempertahankan hubungan 4) Menyesuaikan perubahan dalam status

kesehatan 5) Mencari informasi tentang kesehatan 6) Melaporkan perasaan berharga dalam hidup

Pengurangan Kecemasan 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku

pasien 3) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang

akan dirasakan yang mungkin dialami pasien selama prosedur

4) Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis

5) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien dengan cara yang tepat

6) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat 7) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang

memicu kecemasan Peningkatan Peran 1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi peran yang

biasanya dalam keluarga

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

2) Bantu pasien untuk mengidentifikasi perubahan peran khusus yang diperlukan terkait dengan sakit

3) Dukung pasien untuk mengidentifikasi gambaran realistik dari adanya perubahan peran

4) Bantu pasien untuk mengidentifikasi strategi-strategi positif unutk memanajemen perubahan-perubahan peran

5) Fasilitasi diskusi mengenai bagaimana adaptasi peran keluarga untuk dapat mengkompensasi peran anggota yang sakit

Peningkatan Harga Diri 1) Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri 2) Bantu pasien untuk penerimaan diri 3) Jangan mengkritisi pasien secara negatif 4) Sampaikan/ungkapkan kepercayaan diri pasien

dalam mengatasi situasi 5) Berikan hadiah atau pujian 6) Fasilitas lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang

akan meningkatkan harga diri 7) Monitor tingkat harga diri dari waktu ke waktu

dengan tepat Gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan

Definisi : konfunsi dalam gambaran mental lantang diri-fisik individu

Batasan Karakteristik :

1) Berfokus pada fungsi masa lalu 2) Berfokus pada penampilan masa lalu 3) Menekankan pencapaian

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu beradaptasi terhadap disabilitas fisik dengan kriteria hasil : 1) Menyampaikan secara lisan kemampuan

untuk menyesuaikan terhadap disabilitas 2) Menyampaikan secara lisan penyesuaian

terhadap disabilitas 3) Beradaptasi terhadap keterbatasan secara

fungsional 4) Mengidentifikasi cara-cara untuk

Pengurangan Kecemasan 1) Gunakan pendekatan yang tenang dan

meyakinkan 2) Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku

pasien 3) Jelaskan semua prosedur termasuk sensai yang

akan dirasakan yang mungkin dialami pasien selama prosedur

4) Berikan informasi faktual terkait diagnosis, perawatan, dan prognosis

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

4) Personalisasi bagian tubuh dengan nama

5) Personalisasi bagian tubuh yang menghilang

6) Menolak menerima perubahan 7) Menghindari menyentuh tubuh 8) Menyembunyikan bagian tubuh

beradaptasi dengan perubahan hidup

5) Dorong keluarga untuk mendampingi pasien dengan cara yang tepat

6) Puji/kuatkan perilaku yang baik secara tepat 7) Bantu pasien mengidentifikasikan situasi yang

memicu kecemasan Peningkatan Citra Tubuh 1) Gunakan bimbingan antisipatif menyiapkan

perubahan-perubahan citra tubuh yang (telah) diprediksikan

2) Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan-perubahan (bagian tubuh) disebabkan adanya penyakit atau pembedahan dengan cara yang tepat

3) Bantu pasien untuk menentukan keberlanjutan dari perubahan-perubahan aktual dari tubuh atau tingkat fungsinya

4) Tentukan perubahan fisik saat ini berkontribusi pada citra diri pasien

5) Bantu memisahkan penampilan fisik dari perasaan berharga secara pribadi dengan cara yang tepat

Peningkatan Harga Diri 1) Monitor pernyataan pasien mengenai harga diri 2) Tentukan kepercayaan diri pasien dalam hal

penilaian diri 3) Bantu pasien mengidentifikasi respon positif dari

orang lain 4) Eksplorasi alasan-alasan untuk mengkritik diri

atau rasa bersalah 5) Fasilitasi lingkungan dan aktivitas-aktivitas yang

akan meningkatkan harga diri 6) Sampaikan atau ungkapkan kepercayaan diri

pasien dalam mengatasi situasi

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

Defisi : rentan mengalami penurunan volume yang dapat menggangu kesehatan

Faktor Risiko :

1) Koagulopati inheren (misal: trombositopenia)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu beradaptasi terhadap respon pengobatan dengan kriteria hasil:

a. Koagulasi darah 1. Haemoglobin normal 2. Hematokrit normal 3. Tidak ada memar

b. Pengetahuan: kanker

1. Mengetahui efek samping obat 2. Mengetahui efek fisik dari pengobatan

kanker 3. Mengetahui efek samping terhadap

seksualitas 4. Mengetahui masalah perawatan diri

selama pemulihan

c. Respon pengobatan 1) Pasien mengetahui efek sampingnya 2) Tidak ada reaksi alergi 3) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

Pencegahan Pendarahan 1) Monitor dengan ketat risiko terjadinya

pendarahan pada pasien 2) Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum

dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

3) Monitor tanda dan gejala pendaran menetap 4) Monitor komponen koagulasi darah (termasuk

protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

5) Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

6) Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

7) Intruksikan pasien untuk menghindari konsumsi aspirin atau obat-obat antikoagulan

8) Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

Manajemen kemoterapi 1. Memonitor efek samping dan efek toksik dari

pengobatan 2. Berikan informasi kepada pasien dan keluarga

tentang efek obat-obatan kemoterapi pada sel kanker/ganas

3. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

4. Telusuri pengalaman pasien sebelumnya sehubungan dengan mual muntah terkait

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

kemoterapi 5. Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek

kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya : obat antiematik untuk mual dan muantah)

6. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan imagery yang dapat digunakan sebelum,selama dan sesudah terapi dengan cara yang tepat

7. Monitur status nutrisi dan berat badan Manajemen Obat 1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola

menurut resep dan / atau protokol 2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang

sesuai 3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat 4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat 5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,

protrombin, obat-obatan) yang sesuai 6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik 7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan

dengan cara yang tepat Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif Defenisi : penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan / atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja dan tanpa perubahan kadar natrium. Batasan Karakteristik : 1) Haus 2) Kelemahan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mempertahankan keseimbangan volume cairan dengan kriteria hasil : 1) Tekanan darah normal (120/80 mmHg) 2) Nadi normal (60-100 x/menit) 3) Keseimbnagan intake dan output dalam 24

jam 4) Berat badan stabil 5) Turgor kulit lembab 6) Kelembaban membran mukosa 7) Hematokrit normal

Manajemen Diare 1) Evaluasi profil pengobatan terhadap adanya efek

samping pada gastrointestinal 2) Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare

secara tepat 3) Evaluasi kandungan nutrisi dari makanan yang

sudah di komsumsi sebelumnya 4) Monitor tanda dan gejala diare 5) Amati turgor kulir secara berkala 6) Intruksikan diet rendah serat, tinggi proteindan

tinggi kalori sesuai kebutuhan 7) Ajari pasien cara menurunkan stres sesuai

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

3) Kulit kering 4) Membran mukosa kering 5) Peningkatan frekuensi nadi 6) Peningkatan hematokrit 7) Peningkatan suhu tubuh 8) Penurunan tekanan darah 9) Penurunan nadi 10) Penurunan turgor kulit

kebutuhan 8) Bantu pasien untuk melakukan teknik relaksasi Manajemen cairan 1) Jaga intake dan output pasien 2) Monitor status hidrasi (misalnya : membran

mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan darah ortostatistik)

3) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

4) Monitor tanda-tanda vital 5) Monitor makanan/cairan yang dikomsumsi dan

hitung asupan kalori harian 6) Berikan cairan IV 7) Atur ketersedian produk darah untuk transfusi,

jika perlu. 8) Persiapan pemberian produk darah (misalnya: cek

darah dan mempersiapkan pemasangan infus) 9) Berikan produk-produk darah (misalnya,

trombosit dan plasma yang baru) Monitor Cairan 1) Tentukan jumlah dan jenis intake/asupan cairan

serta kebiasaan eliminasi 2) Tentukan faktor-faktor yang mungkin

menyebabkan ketidakseimbangan cairan (mislanya kehilangan albumin, infeksi, muntah dan diare)

3) Monitor berat badan 4) Monitor asupan dan pengeluaran 5) Monitor nilai kadar serum dan elektrolit urine 6) Monitor kadar serum albumin dan protein total

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

7) Monitor kadar serum dan osmolalitas urine 8) Monitor tekanan darah, denyut nadi dan status

pernafsan 9) Monitor tekanan darah ortostatik dan perubahan

irama jantung dengan tepat 10) Monitor menbran mukosa, turgor kulit dan

respon haus 11) Berikan cairan yang tepat

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme Definisi: suhu inti tubuh diatas kisaran normal diurnal kegagalan termogulasi. Batasan Karakteristik: 1) Gelisah 2) Kulit kemerahan 3) Kulit terasa hangat

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil: a. Termoregulasi

1) Tingkat pernafasan tidak terganggu 2) Melaporkan kenyamanan setelah suhu

tubuh turun 3) Tidak terjadi perubahan warna kulit 4) Tidak ada dehidrasi

b. Status kenyamanan fisik

1) Suhu tubuh normal 2) Tidak terganggu intake makanan 3) Tidak terganggu intake cairan 4) Tingkat energi tidak terganggu

c. Keparahan infeksi

1) Tidak ada kulit kemerahan 2) Tidak terjadi demam 3) Tidak ada terjadi kehilangan nafsu makan 4) Tidak ada peningkatan jumlah sel darah

putih d. Respon pengobatan

4) Pasien mengetahui efek sampingnya

Perawatan Demam 1) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya 2) Monitor warna kulit dan suhu 3) Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan

kehilangan cairan yang tak dirasakan 4) Berikan obat atau cairan IV (misalnya: antipiretik,

agen antibakteri dan agen anti menggigil) 5) Dorong komsumsi cairan 6) Tingkatkan sirkulasi udara Manajemen cairan 1) Jaga intake dan output pasien 2) Monitor status hidrasi (misalnya : membran

mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan darah ortostatistik)

3) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

4) Monitor tanda-tanda vital 5) Monitor makanan/cairan yang dikomsumsi dan

hitung asupan kalori harian 6) Berikan cairan IV 7) Atur ketersedian produk darah untuk transfusi,

jika perlu.

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

5) Tidak ada reaksi alergi 6) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

8) Persiapan pemberian produk darah (misalnya: cek darah dan mempersiapkan pemasangan infus)

9) Berikan produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma yang baru)

Manajemen Obat 1) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola

menurut resep dan / atau protokol 2) Monitor efektifitas cara pemberian obat yang

sesuai 3) Monitor pasien mengenai efek terapeutik obat 4) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat 5) Monitor level serum darah ( misalnya: elektrolit,

protrombin, obat-obatan) yang sesuai 6) Monitor interaksi obat yang non terpeutik 7) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan

dengan cara yang tepat Pengaturan Suhu 1) Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai

kebutuhan 2) Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi, sesuai

kebutuhan 3) Monitor suhu dan warna kulit 4) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat

Sumber : Diagnosis Keperawatan,2015-2017, Nursing Outcomes Classification(NOC) (2016) & Nursing Interventions classification (NIC)

(2016)

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

56 Poltekkes Kemenkes Padang

4. Implementasi Keperawatan

Implementesi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang

diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan disesuaikan (Potter & Perry, 2005). Langkah-

langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji ulang pasien

Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementesi memberikan

mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan

keperawataan yang diusulkan masih sesuai.

b. Menelah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan yang ada sebelum

memulai perawatan.

Perawat menelah rencana asuhan dan membandingkannya dengan data

pengkajian untuk memvalidasi diagnosa keperawatan yang dinyatakan dan

menentukan apakah intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk

situasi klinis saat itu. Jika status pasien telah berubah dan diagnosa

keperawatan dan intervensi keperawatan harus dimodifikasi.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi menurut Potter & Perry (2005) yaitu membandingkan data subjek dan

objek yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga untuk

menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil yang diharapkan yang

ditetapkan selama perencanaan.

Langkah-langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respon pasien

terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien kearah tujuan. Tujuan

asuhan keperawatan untuk membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan

aktual, mencegah kekambuhan dari masalah potensial dan mempertahankan

status sehat. Evaluasi terhadap asuhan menetukan apakah tujuan ini telah

terlaksana. Aspek lain dari evaluasi mencakup pengukuran kualitas asuhan

keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan kesehatan (Potter &

Perry, 2005).

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu suatu

metode penelitian yang dilakukakan dengan tujuan untuk membuat gambaran

atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif (Nursalam, 2015).

Penelitian ini diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker serviks

post kemoterapi di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP. DR. M. Djamil Padang

tahun 2017.

B. Tempat & Waktu Penelitian

Penelitian ini telah selesai dilakukan di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP DR.

M. Djamil Padang pada bulan Januari-Juni 2017. Asuhan keperawatan telah

dilakukan pada partisipan I selama 5 hari dari tanggal 18 Mei-22 Mei 2017 dan

partisipan II selama 12 dari tanggal 26 Mei 06 Juni 2017.

C. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan kanker serviks

post kemoterapi yang dirawat di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP DR. M.

Djamil Padang tahun 2017 yang mengalami anemia dengan kadar Hb kurang

dari 10 g/dl.

b. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2012). Pemilihan responden merujuk pada teknik non

ramdom sampling dengan teknik purposive sampling, dimana subjek

penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan dari peneliti itu sendiri. Sampel

penelitian ini sebanyak dua orang yaitu pasien kanker serviks post

kemoterapi yang mengalami penurunan keadaan umumnya. Pada pemilihan

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

sampel ada perbedaan dalam waktu rentang antara partipan I dan partisipan

II. Partisipan I didapatkan ada 4 orang pasien kanker serviks post kemoterapi

1 dipilih karna sesuai dengan kriteria inklusi dan partisipan II didapatkan ada

4 orang pasien kanker serviks post kemoterapi 1 dipilih karna sesuai dengan

kriteria inklusi dan beberapa pertimbangan lainya.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

a) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakterisitik umum subjek penelitian dari suatu

populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2015).

1) Pasien bersedia menjadi responden

2) Pasien yang kooperatif

3) Pasien kanker serviks post kemoterapi yang melakukan perbaikan

keadaan umumnya (yang mengalami anemia, mual dan muntah yang

berlebihan dan diare berat).

b) Kriteria eksklusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan / mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai hal sebab

(Nursalam, 2015).

1) Pasien yang pulang atau meninggal sebelum 5 hari rawatan

2) Pasien yang baru terdiagnosis kanker serviks

3) Pasien kanker serviks yang belum melakukan kemoterapi atau pre

kemoterapi

D. Alat/Instrumen Pengumpulan Data

Alat dan instrument yang dibutuhkan dalam penelitian adalah format asuhan

keperawatan maternitas Gynekologi-Onkologi (pengkajian, diagnosa, intervensi,

implementasi dan evaluasi ), alat perlindungan diri (handscoon dan maker), alat

pemeriksaan fisik (tensi meter, termometer, stetoskop, timbangan, arloji dengan

detik dan penlight).

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

1. Format pengkajian keperawatan terdiri dari: identitas pasien, identifikasi

penanggung jawab, riwayat kesehatan, kebutuhan dasar, pemeriksaan fisik,

data psikologis, data ekonomi sosial, data spiritual, lingkungan tempat

tinggal, pemeriksaan laboratorium dan program pengobatan.

2. Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, data,

masalah, dan etiologi.

3. Format diagnosa keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,

diagnosa keperawatan, tanggal dan paraf ditemukannya masalah, serta

tanggal dan paraf dipecahkannya masalah.

4. Format rencana asuhan keperwatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam

medik, diagnosa keperawatan, intervensi NOC dan NIC.

5. Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam

medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, implementasi keperawatan,

dan paraf yang melakukan implementasi keperawatan.

6. Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,

hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan, dan paraf

yang mengevaluasi tindakan keperawatan.

E. Jenis dan Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari responden

berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan maternitas. Data

primer dari penelitian berikut didapatkan dari hasil wawancara, observasi

langsung dan pemeriksaan fisik langsung pada responden.

b. Data sekunder

Data sekunder diperoleh dari Medical Record (MR) rumah sakit,

wawancara dengan keluarga pasien dan laporan status pasien. Informasi

yang diperoleh berupa data tambahan atau penunjang dalam

merumuskan diagnosa keperawatan. Data yang diperoleh biasanya

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

berupa: data penunjang dari laboratorium seperti hasil pemeriksaan darah

lengkap dan terapi pengobatan yang diberikan dokter.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian berikut ini dilakukan dengan cara

observasi, pengukuran, wawancara mendalam atau anamnesa (pengkajian

dengan wawancara langsung dengan pasien atau keluarga), pemeriksaan

fisik, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak

(Sugiyono, 2014).

1. Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data penelitian melalui

pengamatan terhadap suatu objek atau proses, baik secara visual

maupun alat (Supardi & Rustika 2013). Penelitian ini obeservasi

tentang keadaan unum pasien, perubahan respon fisik dan perubahan

respon psikologis pasien setelah dilakukan kemoterapi.

2. Pengukuran

Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan

mengukur objek (Supardi & Rustika, 2013). Penelitian ini dilakukan

pemantau kondisi pasien dengan metoda pengukuran menggunakan

alat ukur pemeriksaan, seperti melakukan menimbang berat badan,

pengukuran tekanan darah, menghitung frekuensi nadi, menghitung

frekuensi pernafasan, suhu dan pemeriksaan fisik pada pasien yang

dilakukan secara inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

3. Wawancara

Wawancara digunakan apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang diteliti, tetapi

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam (Sugiyono, 2014). Penelitian ini wawancara

dilakukan kepada pasien dan keluarga. Wawancara dilakukan untuk

mendapatkan data tentang identitas pasien, riwayat kesehatan pasien

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

(sekarang, riwayat kehamilan dan kelahiran serta riwayat kesehatan

keluarga) dan aktivitas sehari-hari pasien.

4. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan perjalanan penyakit yang pasien yang

sudah berlalu yang disusun berdasarkan perkembangan kondisi

pasien (Sugiyono, 2014). Dokumentasi keperawatan berbentuk

catatan perkembangan, hasil pemeriksaan laboratorium, hasil

pemeriksaan diagnostik. Penelitian ini menggunakan dokumen dari

rumah sakit untuk menunjang penelitian yang telah dilakukan agar

mendapatkan hasil pemeriksaan hematologi (Hb, trombosit, leukosit,

eritrosit, dan Ht), hasil pemeriksaan kimia klinik dan terapi obat

yang didapat.

3. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah:

1) Prosedur administrasi

a. Peneliti mengurus perizinan pengambilan data untuk mendapatkan

surat rekomendasi penelitian dari Poltekkes Kemenkes Padang.

b. Peneliti menyerahkan surat rekomendasi untuk mengurus

perizinan untuk pengambilan data penelitian ke direktur melalui

Diklat RSUP DR. M. Djamil Padang.

c. Peneliti berkoordinasi dengan Kepala Instalasi Keperawatan

Ruang Gynekologi-Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M.

Djamil Padang untuk penentuan data sampel.

d. Peneliti berkoordinasi dengan Kepala Ruang Gynekologi-

Onkologi Irna Kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang untuk

penentuan data sampel.

e. Mendatangi responden dan keluarga untuk meminta kesedian

waktunya dan menjelaskan tentang tujuan penelitian

f. Memberikan kesempatan responden dan keluarga untuk bertanya

g. Meminta kesedian responden / keluarga menandatangani

informed consent.

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

h. Peneliti melakukan kontrak waktu dengan responden untuk

melakukan asuhan keperawatan dan pamit.

2) Prosedur asuhan keperawatan

Prosedur asuhan keperawatan dimulai dengan memilih partisipan

yang sesuai dengan kriteria lalu mengidentifikasi partisipan, dan

didapatkan satu orang kemudian beberapa hari selanjutnya dapat satu

orang lagi yang memenuhi kriteria. Setelah itu, peneliti membaca

catatan perkembangan pasien yang ada dengan izin dokter yang

merawat, kemudian peneliti menemui pasien dan keluarganya yang

berada diruang rawat inap pasien dan memberikan penjelasan tentang

tujuan kedatangan peneliti, setelah pasien mengerti, pasien

menandatangani informed concent di hadapan keluarga dan peneliti.

Peneliti mulai melakukan pengkajian tepat pada partisipan I tanggal

18 mei 2017 jam 15.00 Wib dan partisipan II tanggal 26 Mei 2017

jam 14.20 Wib dengan sumber informasi keluarga pasien dan pasien.

Pengkajian dimulai dari mengkaji identititas pasien hingga

mengumpulkan data-data yang terkait dengan kondisi anakuntuk

dianalisis, lalu menetapakan diagnosis keperawatan. Setelah itu,

merumuskan intervensi yang mungkin untuk dilakukan. Selanjutnya,

melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat, lalu membuat evaluasi dan dokumentasi setiap kali

selesai melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Pertemuan

selanjutnya dimulai dengan melakukan evaluasi kegiatan sebelumnya

dan validasi perasaan dan keluhan pasien. Setelah itu menjelaskan

tujuan pertemuan dan membuat kontrak waktu dengan partisipan, lalu

melanjutkan kegiatan asuhan keperawatan, dan melakukan prosedur

yang sama dipertemuan selanjutnya, lalu diakhiri dengan fase

terminasi kepada pasien dan keluarga. Pertemuan dilakukan untuk

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Po

partisipan I sebanyak 5 kali dan partisipan II sebanyak 12 kali beserta

tindakan.

F. Analisis

Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokkan dan dianalisis berdasarkan

data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosis keperawatan,

kemudian menyusun rencana keperawatan serta melakukan implementasi dan

evaluasi keperawatan pada pasien kanker serviks post kemoterapi. Analisis

selanjutnya akan membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

pada pasien kelolaan dengan kriteria hasil dari NOC yang telah dibuat dan

membandingkan dengan teori yang ada dan penelitian terdahulu.

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

56 Poltekkes Kemenkes Padang

BAB IV

DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS

A. Deskripsi Kasus

Ny.A (Partisipan I) berusia 72 Tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 17 Mei 2017 pukul 09.02 WIB melaui

Poliklinik Kebidanan. Pasien datang untuk melakukan kemoterapi yang ke VI.

Ny.S (Partisipan II) berusia 36 Tahun datang ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 08.57 WIB

melalui IGD dan langsung rawat inap. Pasien datang untuk melakukan kemoterapi yang ke V.

Tabel 2.4 Deskripsi Kasus

Asuhan Keperawatan Partisipan I Partisipan II Identitas pasien Ny.A berusia 72 tahun, pendidikan

terakhir SD, tidak bekerja, agama islam, alamat Jl. Lakung Koto Tinggi Gunung Sariah Limo Puluh Koto

Ny.S berusia 36 tahun, pendidikan terakhir SMU, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam, alamat Lrg. Angsana pasir putih bungo jambi

Suami Suami Ny.A sudah meninggal 1 tahun lalu. Keluarga terdekat Ny.A yaitu Ny.N sebagai anak kandung

Nama suami Ny.S yaitu Tn.A, umur 36 tahun, pendidikan terakhir SMU, pekerjaan Wiraswasta, agama Islam, kelarga terdekat pasien yaitu suaminya sendiri

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk

Tanggal masuk Ny.A yaitu 16 Mei 2017 No. Medical Record 96.24.54 ruang rawat Kemuning 4, Diagnosa Medik Ny. A yaitu Kanker serviks post kemoterapi VI+ Anemia + Leukositosis Yang mengirim / merujuk yaitu poliklinik kebidanan RSUP DR. M. Djamil Padang

Tanggal masuk Ny.S yaitu 25Mei 2017 No. Medical Record 96.39.99, ruang rawat Kemuning 4, Diagnosa Medik Ny. S yaitu Kanker serviks post kemoterapi V+ Anemia + Leukositosis + Trombositopenia Yang mengirim / merujuk yaitu pasien datang sendiri ke rumah sakit

Keluhan utama Ny.A masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 17 Mei 2017 pukul 09.02 WIB melalui Poliklinik Kebidanan bersama dengan keluarganya untuk melakukan kemoterapi yang ke 6.

Ny.S masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 08.57 WIB melalui IGD dan lanngsung rawat inap bersama dengan keluarganya untuk melakukan kemoterapi yang ke 5

Riwayat kesehatan sekarang Pada saat dilakukan penagkajian pada tanggal 18 Mei 2017 jam 15.00 WIB, Ny.A mengatakan kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah lelah. Pasien hanya menghabiskan setengah dari diit yang di berikan oleh rumah sakit.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Mei 2017 jam 14.20 WIB, Ny.S mengatakan badannya menggigil dan terasa panas, kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah lelah. Pasien hanya menghabiskan seperempat dari diit yang di berikan oleh rumah sakit.

Riwayat Kesehatan Dahulu Ny.A mengatakan pernah dirawat 4 hari di RSUD Liki pada tahun 2016 karena keluar darah dari kemaluannya dan kemudian dirujuk ke RSAM untuk pemeriksaan jaringan sampel dan pada november 2016 pasien masuk RSUP Dr. M Djamil Padang dirawat untuk menjalani kemoterapi.

Ny.S mengatakan mengidap penyakit HIV (+) dan sudah minum obat ARV selama 7 tahun dan pada desember tahun 2016 pernah dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang sebelum melakukan kemoterapi.

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Riwayat kesehatan keluarga Ny.A mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit seperti ini dan tidak ada dan juga penyakit keturunan seperti kanker.

Ny.S mengatakan ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat sakit kanker yaitu ibunya sakit kanker payudara dan ayahnya sakit kanker mulut.

Riwayat kemoterapi Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi yang terakhir yaitu yang ke emam. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan setelah kemoterapi seperti mual muntah, tidak nafsu makan, badan terasa letih dan lemah.

Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi yang ke lima. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan setelah kemoterapi seperti mual muntah, tidak nafsu makan, badan terasa letih dan lemah dan sekarang mengalami demam sebelumnya tidak pernah mengalami demam setelah kemoterapi.

Riwayat perkawinan Ny.A mengatakan menikah pada usia 17 tahun dan menikah sudah 55 tahun lamanya. Ny.A mengatakan menikah hanya sekali dan suaminya telah meninggal setahun yang lalu dan itu adalah suami yang pertama dan yang terakhir.

Ny.S mengatakan menikah pada usia 20 tahun dan menikah sudah 16 tahun lamanya. Ny.S mengatakan menikah sudah 2 kali, menikah yang pertama Ny.S cerai dengan suami pertamanya dan sekarang suami yang ke 2.

Riwayat haid/status ginekologi Ny.A mengatakan pertama kali datang haid pada berumur 12 tahun, siklus teratur, haid banyak pada hari pertama dan kedua, warna merah, bau khas, dismenorrhe ada pada saat hari pertama haid nyeri haid masih bisa ditahan. Sekarang pasien sudah mengalami menaupose

Ny.S mengatakan pasien pertama kali datang haid umur 13 tahun, siklus teratur, haid banyak pada hari ketiga haid, warna merah, bau khas, disminorrhe ada pada saat hari pertama haid, nyeri masih bisa ditahan.

Riwayat obstetri Ny.A mengatakan hamil pertama pada umur 20 tahun dan memiliki anak 3

Ny.S mengatakan hamil pertama pada umur 24 tahun dan memiliki anak 2 orang. Ny.S

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

orang, selama hamil mengalami siklus yang normal. Ny.A mengatakan melahirkan secara normal dan tidak pernah mengalami keguguran dan persalin ditolong oleh dukun kampung. Ny.A mengatakan masa nifas selama 2 minggu dan menyusui selama 2 tahun.

mengatakan melahirkan anak pertamanya secara normal dengan bantuan bidan dan anak yang kedua secara seksio sesarea (sc) dirumah sakit. Ny.S mengatakan masa nifas selama 2 minggu. Anak pertamanya ASI Eklusif dan menyusui sampai umur 2 tahun dan untuk anaknya yang kedua sama sekali tidak menyusui dengannya karna Ny.S mengidap HIV (+) .

Data keluarga berencana Ny.A mengatakan tidak pernah ikut karna susah untuk hamil.

Ny.S mengatakan tidak pernah ikut karna jarak anak yang jauh dan susah untuk hamil, harus ikut program untuk hamil.

Data psikologis Ny.A mengatakan tidak cemas dan pasien mengatakan ingin pulang ke rumah yang di kampung

Ny.S mengatakan tidak cemas dan pasien mengatakan ingin pulang ke rumah yang di kampung dan berkumpul dengan anak dan keluarganya.

Data spritual Ny.A mengatakan menjalankan sholat 5 kali sehari dan mengaji. Ny.A tampak melakukan ibadah.

Ny.S mengatakan menjalankan sholat 5 kali sehari dan mengaji. Ny.S tampak melakukan ibadah

Data sosial ekonomi Ny.A mengatakan berobat menggunakan BPJS

Ny.S mengatakan berobat menggunakan BPJ

ADL Dapat menolong diri sendiri : Ny.A mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri harus dengan bantuan yang minimum. Nutrisi :

Dapat menolong diri sendiri : Ny.S mengatakan pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri harus dengan bantuan yang minimum Nutrisi :

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Ny.A memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + lauk pauk + sayuran + buah. pola makan teratur, tetapi selama di rawat di rumah sakit mendapatkan diet TKTP, makanan habis makan hanya seperempat porsi habis. Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali sehari. Pola tidur Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± 8 jam tetapi setelah sakit pasien hanya tidur 6-7 jam sehari BAB & BAK Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit lebih 5-7 kali sehari, dengan jumlah lebih kurang 500 cc, warna normal, saat pasien sakit BAK 3 kali sehari dengan jumlah kira-kira 400 cc, kebiasaan BAB pasien sebelum sakit 2 kali sehari, jumlah tidak dapat ditentukan, warna kuning dengan konsistensi padat, saat pasien sakit BAB 1 kali sehari Personal hygiene : Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore, selama di rumah sakit pasien mengatakan mandi 1

Ny.S memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, jenis makanan biasa yaitu nasi + lauk pauk + sayuran + buah. pola makan teratur, tetapi selama di rawat di rumah sakit mendapatkan diet TKTP, makanan habis makan hanya seperempat porsi habis. Selama dirumah sakit pasien makan 3 kali sehari. Pola tidur Pola tidur pasien sebelum sakit tidak mengalami kesulitan tidur yaitu sekitar ± 8 jam tetapi setelah sakit pasien hanya tidur 6-7 jam sehari BAB & BAK Kebiasaan BAK pasien sebelum sakit lebih 5-7 kali sehari, dengan jumlah lebih kurang 500 cc, warna normal, saat pasien sakit BAK 3 kali sehari dengan jumlah kira-kira 400 cc, kebiasaan BAB pasien sebelum sakit 2 kali sehari, jumlah tidak dapat ditentukan, warna kuning dengan konsistensi padat, saat pasien sakit BAB 1 kali sehari Personal Hygiene Kebiasaan mandi 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore, selama di rumah sakit pasien mengatakan mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 18 Mei 2017 jam 15.15 WIB, didapatkan hasil kesadaran Compos mentis, pasien tampak lemah, TD 120/80 mmHg (Normal 120/80 mmHg) , S 36,2 ºC (Normal 36-37,5 ºC), nadi 88 x/i , 20 x/i, hasil pengukuran : berat badan 60 kg, tinggi badan 150 cm, Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk simetris, rambut berwarna hampir seluruhnya warna putih, tampak bersih, tidak ada ketombe dan rontok. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis kiri dan kanan, sklera tidak ikterik kiri dan kanan, reflek cahaya positif kiri dan kanan, reflek pupil sama kiri dan kanan,. Pernafasan cuping hidung tidak ada serta tidak ada kelainan pada hidung. Mukosa bibir tampak kering dan tidak ada kelainan. Telinga simetris kiri dan kanan, tidak teraba kelenjar getah bening. Pemeriksaaan toraks, simetris kiri kanan, normochest, retraksi dinding dada tidak ada, premitus kiri kanan sama. Pemeriksaan jantung ditemukan

Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 26 Mei 2017 jam 14.40 WIB, didapatkan hasil keseadaran compos mentis, pasien tampak lemah, TD 100/60 mmHg (Normal 120/80 mmHg), S 38 ºC (Normal 36-37,5 ºC) , N 79 x/i (Normal 60-100 x/i), P 20 x/i, hasil pengukuran : berat badan 48 kg, tinggi badan 152 cm Kepala tidak terdapat ada benjolan, bentuk simetris, rambut berwarna hampir seluruhnya warna putih, tampak bersih, tidak ada ketombe dan rontok. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis kiri dan kanan, sklera tidak ikterik kiri dan kanan, reflek cahaya positif kiri dan kanan, reflek pupil sama kiri dan kanan,. Pernafasan cuping hidung tidak ada serta tidak ada kelainan pada hidung. Mukosa bibir tampak kering dan tidak ada kelainan. Telinga simetris kiri dan kanan, tidak teraba kelenjar getah bening. Pemeriksaaan toraks, simetris kiri kanan, normochest, retraksi dinding dada tidak ada, premitus kiri kanan sama. Pemeriksaan jantung ditemukan iktus cordis tidak terlihat, teraba di RIC 5 midklafikula, irama teratur/regular. Pemeriksaan payudara

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

iktus cordis tidak terlihat, teraba di RIC 5 midklafikula, irama teratur/regular. Pemeriksaan payudara ditemukan simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan, papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara

Pada pemeriksaan abdomen tidak ada distensi abdomen, tidak tampak perubahan warna kulit, perut tampak kendor, bising usus normal, hepar dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %, kulit turgor agak kering, CRT kembali dalam dua detik. Pada ekstremitas bawah turgor kulit agak kering, tidak ada udema, CRT kembali dalam dua detik. Genitalia bersih dan tidak ada pengeluran pervaginam.

ditemukan simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan, papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara

Pada pemeriksaan abdomen tidak ada distensi abdomen, tidak tampak perubahan warna kulit, perut tampak kendor, bising usus normal, hepar dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan. Pemeriksaan ekstremitas atas pada tangan sebelah kiri terpasang IVFD Nacl 0.9 %, kulit turgor agak kering, terdapat ruam pada kulit, CRT kembali dalam dua detik. Pada ekstremitas bawah turgor kulit agak kering, tidak ada udema, CRT kembali dalam dua detik. Genitalia bersih dan masih ada pengeluaran pervaginam.

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan hematologi 18 Mei 2017 Hemoglobin : 9.0 g/dl Leukosit : 3.280 /mm3

Pemeriksaan hematologi 26 Mei 2017 Hemoglobin : 8.1 g/dl Leukosit : 11.940/mm3

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Trombosit : 442.00 /mm3 Hematokrit : 28 % 21 Mei 2017 Hemoglobin : 13,0 g/dl Leukosit : 3.190 /mm3 Trombosit : 306.000 /mm3 Hematokrit : 38 %

Trombosit : 64.000/mm3

Hematokrit : 24 % 28 Mei 2017 Hemoglobin : 10.6 g/dl Leukosit : 7.240/mm3 Trombosit : 59.000/mm3

30 Mei 2017 Hemoglobin : 10.5 g/dl Leukosit : 2.990/mm3 Trombosit : 78.000/mm3

Hematokrit : 31 % 1 Juni 2017 Hemoglobin : 10.6 g/dl Leukosit : 4.360/mm3 Trombosit : 87.000/mm3

Hematokrit : 31 % 3 Juni 2017 Hemoglobin : 9,6 g/dl Leukosit : 2.730/mm3 Trombosit : 107.000/mm3

Hematokrit : 28 % 5 Juni 2017 Hemoglobin : 10.4 g/dl Leukosit : 2.040/mm3 Trombosit : 73.000/mm3

Hematokrit : 30 %

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Program Terapi Dokter 1. Obat oral : Paracetamol 3 x 500 mg 2. Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 %

20 tetes/menit 3. Transfusi PRC 3 kolf , 32 tetes/menit

1) Obat oral 26 Mei 2017 : - Paracetamol infus 10 mg/ml - Dexamethason 2 ampul 30 Mei 2017 - Methylprednisolone 3 x 1 tab 2) Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20

tetes/menit 27 Mei 2017 - Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2 kolf 32 tetes/menit - Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit 29 Mei 2017

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit 31 Mei 2017

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit 2 Juni 2017

- Tranfusi Thrombocyte Co (TC) 1 unit 32 tetes/menit 3 Juni 2017

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf 32 tetes/menit 4 Juni 2017

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

32 tetes/menit 6 Juni 2017

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit - Injeksi leucogen 300 mcg

Analisa data Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

DS :

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan

2. Pasien mengatakan mual muntah 3. Pasien mengatakan mulut terasa

kebas 4. Pasien mengatakan hanya

mengabiskan ½ porsi dari diit yang di berikan rumah sakit

DO :

1. Pasien tampak mual muntah 2. Pasien tampak lemah 3. Pasien hanya menghabiskan ½

porsi dari diit yang diberikan rumah sakit

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

DS :

1. Pasien mengatakan badannya terasa menggigil

2. Pasien mengatakan badannya terasa panas

3. Pasien mengatakan seluruh tubuhnya memerah

DO :

1. Pasien tampak gelisah 2. Badan pasien teraba hangat 3. Wajah pasien tampak memerah 4. S : 38 oC

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

DS :

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

DS :

1. Pasien mengatakan badannya terasa lemah

2. Pasien menatakan badannya terasa letih

3. Pasien mengatakan tidak nafsu makan

4. Pasien mengatakan aktivitas di bantu oleh keluarganya

DO :

1. Aktifitas pasien di bantu oleh keluarga

2. Pasien tampak lemah 3. Konjungtiva anemis 4. Hb : 9,0 g/dl 5. Leukosit : 3.280/mm3 6. Trombosit:442.000/mm3 7. Ht : 28 %

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

DS :

1. Pasien mengatakan badannya terasa panas

2. Pasien mengatakan wajahnya tampak memerah

DO :

2. Pasien mengatakan mual muntah 3. Pasien mengatakan mulut terasa kebas 4. Pasien mengatakan hanya mengabiskan

¼ porsi dari diit yang di berikan rumah sakit

DO :

1. Pasien tampak mual muntah 2. Pasien tampak lemah 3. Pasien hanya menghabiskan ¼ porsi

dari diit yang diberikan rumah sakit

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

DS :

1. Pasien mengatakan badannya terasa lemah

2. Pasien mengatakan badannya terasa letih

3. Pasien mengatakan tidak nafsu makan 4. Pasien mengatakan aktivitas di bantu

oleh keluarganya DO :

1. Aktifitas pasien di bantu oleh keluarga 2. Pasien tampak lemah 3. Pasien tampak pucat 4. Konjungtiva anemis 5. Hb : 8,1 g/dl

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

1. Pasien tampak gelisah 2. Badan pasien teraba hangat 3. Wajah pasien tampak memerah 4. S : 39,4 oC

6. Leukosit : 11.940/mm3 7. Trombosit:64.000/mm3 8. Ht : 24 %

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

DS:

1. Pasien mengatakan banyak biru-biru pada kulitnya

DO:

1. Pasien tampak lemah 2. Pasien tampak pucat 3. Terdapat ruam pada kulit 4. Konjungtiva anemis 5. Hb : 8,1 g/dl 6. Leukosit : 11.940/mm3 7. Trombosit:64.000/mm3 8. Ht : 24 %

Diagnosis Keperawatan Berdasarkan hasil pengkajian, masalah keperawatan yang muncul pada Ny. A adalah : Diagnosis pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

Berdasarkan hasil pengkajian, masalah keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah : Diagnosis pertama yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Diagnosis ketiga yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

Rencana Keperawatan Diagnosis pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, nafsu makan pasien baik dengan kriteria hasil : 1. Pasien berkeinginan untuk makan, 2. Pasien menyenagi makanan, 3. Pasien berenergi untuk makan, 4. Intake nutrisi dan cairan tercukupi. Rencana keperawatan yaitu : 1. Rundingkan dengan ahli gizi asupan pasien, 2. Timbang berat badan pasien, 3. Monitor pasien selama sebelum dan sesudah, 4. Monitor intake asupan makan dan cairan pasien, 5. Beri dukungan misalkan terapi relaksasi, 6. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24

Diagnosis pertama yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil: 1. Suhu tubuh normal, 2. Melaporkan kenyamanan setelah suhu tubuh turun, 3. Tidak terjadi perubahan warna kulit. Rencana keperawatan yaitu : 1.Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan, 2.Monitor warna kulit dan suhu, 3.Berikan obat atau cairan IV (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil), 4.Tingkatkan sirkulasi udara, 5.Jaga intake dan output pasien, 6.Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat, 7.Monitor hasil laboratorium, 8.Monitor tanda-tanda vital

Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, nafsu makan pasien

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

jam, pasien mampu mempertahankan keseimbangan secara mandiri dengan kriteria hasil : 1. Keseimbangan gerakan, 2.Mempertahankan keseimbangan ketika berdiri,3.Mempertahankan keseimbangan ketika berjalan. Rencana keperawatan yaitu : 1.Monitor tanda-tanda vital pasien, 2.Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaanya, 3.Observasi nutrisi sebagai sumber energy, 4.membantu pasien menidentifikasikan aktivitas yang mampu dilakukan, 5.Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat, 6.Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien, 7.Membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan, 8.Monitor kadar Hb, Leukosit dan Trombosit Diagnosis ketiga yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil: 1. Suhu tubuh normal, 2. Melaporkan kenyamanan setelah suhu tubuh turun, 3. Tidak terjadi perubahan warna kulit. Rencana

baik dengan kriteria hasil : 1. Pasien berkeinginan untuk makan, 2. Pasien menyenagi makanan, 3. Pasien berenergi untuk makan, 4. Intake nutrisi dan cairan tercukupi Rencana keperawatan yaitu : 1. Rundingkan dengan ahli gizi asupan pasien, 2. Timbang berat badan pasien, 3. Monitor pasien selama sebelum dan sesudah, 4. Monitor intake asupan makan dan cairan pasien, 5. Beri dukungan misalkan terapi relaksasi, 6. Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien mampu mempertahankan keseimbangan secara mandiri dengan kriteria hasil : 1. Keseimbangan gerakan, 2.Mempertahankan keseimbangan ketika berdiri,3.Mempertahankan keseimbangan ketika berjalan. Rencana keperawatan yaitu : 1.Monitor tanda-tanda vital pasien, 2.Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaanya, 3.Observasi nutrisi sebagai sumber energy, 4.membantu pasien menidentifikasikan aktivitas yang mampu dilakukan, 5.Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat, 6.Anjurkan keluarga untuk

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

keperawatan yaitu : 1.Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan, 2.Monitor warna kulit dan suhu, 3.Berikan obat atau cairan IV (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil), 4.Tingkatkan sirkulasi udara, 5.Jaga intake dan output pasien, 6.Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat, 7.Monitor hasil laboratorium, 8.Monitor tanda-tanda vital

membantu aktivitas pasien, 7.Membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan, 8.Monitor kadar Hb, Leukosit dan Trombosit Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia), diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam, pasien mampu beradaptasi terhadap respon pengobatan dengan kriteria hasil: 1.Haemoglobin normal , 2. Hematokrit normal, 3.trombosit normal, 4. Tidak ada memar. Rencana keperawatan yaitu : 1.Monitor tanda-tanda vital, 2.Monitor hasil laboratorium ( Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit), 3.Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat, 4.Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K, 5.Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah, 6.Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya : obat antiematik untuk

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

mual dan muntah)

Implementasi keperawatan Tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosis pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan seperti : memberikan makanan diit TKTP, menganjurkan banyak makan buah dan sayur, menganjurkan banyak mengomsumsi fe dan vitamin c, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, monitor tanda-tanda vital.

Diagnosis kedua yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal seperti : monitor tanda-tanda vital, memberikan transfusi PRC, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, memonitor hasil haemoglobin, hematokrit, trombosit dan leukosit.

diagnosis ketiga yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme seperti : mengukur suhu per dua jam, monitor tanda-tanda vital, memberikan paracetamol 3 x 500 mg, menganjurkan banyak minum air putih, memonitor hasil haemoglobin,

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada diagnosis pertama yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme seperti : mengukur suhu per dua jam, monitor tanda-tanda vital memberikan dexamethason 2 ampul, memberikan paracetamol infus 20 tetes/menit, menganjurkan banyak minum air putih, memonitor hasil haemoglobin, hematokrit, trombosit dan leukosit.

Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan seperti : memberikan makanan diit TKTP, menganjurkan banyak makan buah dan sayur, menganjurkan banyak mengomsumsi fe dan vitamin c, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, monitor tanda-tanda vital. Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal seperti : monitor tanda-tanda vital, memberikan transfusi PRC, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, memonitor hasil haemoglobin, hematokrit, trombosit dan leukosit.

Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

hematokrit, trombosit dan leukosit.

berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia) seperti : memonitor hasil haemoglobin, hematokrit, trombosit dan leukosit, memberikan transfusi trombosit, memberikan transfusi PRC, memberikan IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit, memonitor tanda-tanda vital.

Evaluasi Diagnosis pertama yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari kelima dengan kriteria hasil : pasien sudah menghabiskan seluruh diit yang diberikan rumah sakit. Diagnosis kedua yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari kelima dengan kriteria hasil : pasien sudah bisa melakukan aktivitas sendiri tanpa dibatu oleh keluarganya lagi. Diagnosis ketiga yaitu Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari ketiga dengan kriteria hasil : pasien mengatakan badannya tidak panas lagi dan terasa

Diagnosis pertama yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari kedua dengan kriteria hasil : pasien mengatakan badannya tidak panas lagi dan terasa nyaman. Diagnosis kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari kelima dengan kriteria hasil : pasien sudah menghabiskan seluruh diit yang diberikan rumah sakit. Diagnosis ketiga yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, evaluasi keperawatan dapat terasi pada hari kelima dengan kriteria hasil : pasien sudah bisa melakukan aktivitas sendiri tanpa dibatu oleh keluarganya lagi.

Diagnosis keempat yaitu risiko pendarahan

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

nyaman.

berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia), evaluasi keperawatan belum dapat terasi karna trombosit pasien masih rendah.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

B. Pembahasan kasus

Pada pembahasan kasus ini peneliti akan membandingkan antara teori dengan laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny. A dan Ny. S dengan kanker serviks post kemoterapi yang telah dilakukan sejak 18 Mei-31 Mei 2017di ruang Gynekologi-Onkologi RSUP Dr.M.Damil Padang. Kegiatan yang dilakukan meliputi pengkajian, menegakkan diagnosa keperawatan, membuat rencana intervensi keperawatan, melakukan implementasi, dan melakukan evaluasi keperawatan. 1. Pengkajian Keperawatan

Hasil pengkajian didapatkan pada partisipan I dengan keluhan kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah lelah dan hanya menghabiskan setengah dari diit yang di berikan oleh rumah sakit. Sedang pada partisipan II dengan keluhan badannya menggigil dan terasa panas, kurang nasfu makan, badan terasa lemah, mudah lelah dan hanya menghabiskan seperempat dari diit yang di berikan oleh rumah sakit. Menurut Ariani (2015), keluhan mual dan muntah, penurunan berat badan, anemia, penurunan nafsu makan dan perubahan rasa adalah beberapa dampak dari kemoterapi. Menurut Wardani (2014) bahwa waktu terjadinya mual dan muntah sangat beragam yaitu selama pemberian kemoterapi, setengah sampai dua jam setelah pemberian kemoterapi dan bahkan mual dan muntah dapat terjadi sehari setelah pemberian kemoterapi. Frekuensi terjadinya mual dan muntah hilang timbul atau terus menerus. Faktor pemicu rasa mual dan muntah meliputi aroma masakan dari rumah sakit, makan yang berminyak, makan yang berlemak, makanan dan minuman yang manis, bau yang menyengat, makanan dengan tekstur yang basah dan makanan yang berbau amis. Menurut analisis peneliti, keluhan pada partisipan I dan partisipan II tersebut sesuai dengan teori yang telah ada karena beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan mual muntah yang berlangsung singkat atau lama. Mual muntah terjadi akibat dari efek samping obat kemoterapi sehingga terjadi peningkatan asam lambung. Mual dan muntah juga dapat dipicu oleh selera, bau, pikiran dan kecemasan terkait kemoterapi. Untuk mengatasi rasa mual dan muntah dapat dengan mengkomsumsi makanan yang segar dan makan yang tidak terlalu manis. Pada pengkajian riwayat kesehatan dahulu partisipan I mengatakan pernah mengalami keputihan. Sedangkan partisipan II mengatakan

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

mengidap penyakit HIV (+) dan sudah minum obat ARV selama 7 tahun. Menurut Diananda (2008) faktor risiko terjadinya kanker serviks adalah usia, sering berganti pasangan, hygiene yang buruk, dan terpapar virus HIV. Menurut penelitian Setyarin (2009) mengatakan bahwa rata-rata umur penderita kanker serviks berada di antara 30-70 tahun. Kanker serviks stadium IA lebih sering ditemukan pada kelompok usia 30-39 tahun, sedang untuk stadium II lebih sering ditemukan pada kelompok usia 40-49 tahun. Kelompok usia 60-69 tahun merupakan proporsi tertinggi pada stadium III dan IV.

Menurut peneliti, perbedaan usia pada partisipan I dan partisipan II penting merupakan faktor yang penting dalam terjadinya kanker. Sebagian besar kanker banyak terjadi pada usia lanjut. Risiko terjadinya kanker meningkat 2 kali lipat setelah usia 35 hingga 60 tahun. Meningkatnya risiko kanker pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia. Menurut Manuaba (2009) keputihan adalah suatu kondisi dimana vagina mengeluarkan cairan yang berwarna putih atau bening. Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan keputihan. Keputihan fisiologis muncul pada saat ovulasi, rangsangan seksual, menjelang dan sesudah haid, atau pengaruh hormon. Salah satunya adalah pada saat memasuki masa subur dan pada saat hamil, kebanyakan wanita akan mengalami keputihan. Begitu juga ketika sedang melakukan banyak aktivitas yang berlebih, sehingga mengalami kelelahan, beberapa wanita juga akan mengalami keputihan. Keputihan yang disebabkan oleh virus salah satunya adalah virus human papilloma atau biasa dikenal dengan HPV. Virus ini menyerang leher rahim dan sangat mematikan. Maka dari itulah salah satu penyebab kanker serviks adalah virus HPV ini. Akibat infeksi dari virus ini, keputihan yang dialami oleh wanita ditunjukkan dengan warna yang kekuningan bahkan disertai dengan darah serta bau yang kurang sedap, seperti bau anyir. Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh adalah pusat sistem pertahanan tubuh yang melindungi tubuh dari penyakit. Daya tahan tubuh berperan penting dalam proses penghancuran sel-sel kanker serta menghambat pertumbuhan dan penyebarannya. Salah satu keadaan imunosupresi bisa ditemui pada penderita AIDS. Virus HIV pada

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

penderita AIDS akan merusak fungsi kekebalan tubuh seseorang, sehingga wanita yang menderita AIDS memiliki risiko tinggi terkena infeksi HPV yang berkembang menjadi kanker serviks. Pada wanita penderita AIDS, perkembangan sel pra-kanker menjadi kanker yang biasanya memerlukan waktu beberapa tahun, dapat terjadi lebih cepat karena imunosupresi (Potter & Perry, 2005). Menurut peneliti pada kasus ini faktor risiko penyebab kanker serviks berbeda tetapi sesuai dengan teori. Pencegahan faktor risiko dapat dengan cara gaya hidup sehat, vaksinasi HPV, tidak melakukan seks bebas dan melakukan pemeriksaan pap smear.

Pada pengkajian riwayat kesehatan keluarga partisipan I mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit seperti ini dan tidak ada dan juga penyakit keturunan seperti kanker dan lain-lain. Sedangkan partisipan II mengatakan ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat sakit kanker yaitu ibunya sakit kanker payudara dan ayahnya sakit kanker mulut. Menurut Diananda (2008) keluarga yang memiliki riwayat kanker didalam keluarganya lebih berisiko tinggi terkena kanker dari pada keluraga yang tidak ada riwayat didalam keluarganya. Menurut penelitian Wulandari (2007) mengatakan mutasi genetik atau hilangnya fungsi normal dari gen yang penting adalah gen pemicu kanker (onkogen) dan peredam kanker (tumor suppressor gen). Onkogen sendiri terjadi akibat termutasinya gen proto-onkogen yang funsi asalnya adalah pengaturan perbanyakan sel. Mutasi gen proto-onkogen merubah jati dirinya menjadi onkogen yang memicu perbanyakan tanpa kendali. Menurut analisis peneliti, pada partisipan I tidak ada anggota keluarganya yang mempunyai riwayat kanker. Penyebab terjadinya kanker serviks pada partisipan I adalah dari salah faktor risiko, faktor resiko tersebut bisa dipengarui oleh hygiene yang buruk bisa menyebabkan keputihan, gaya hidup yang tidak sehat, kurangnya olahraga. Upaya untuk mencegah terjadinya kanker serviks adalah dengan meminimalkan terjadinya faktor risiko. Untuk keluarga yang telah mempunyai riwayat kanker dari keluraga harus menghindari faktor risiko, menjaga pola makan yang sehat, olahraga teratur dan melakukan pencegahan dengan cara skirining yaitu vaksinasi HPV, melakukan Pap smear dan test IVA.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

2. Diagnosis Keperawatan

Berdasarkan hasil pengkajian diagnosis keperawatan yang muncul pada partisipan I yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme. Sedangkan partisipan II diagnosis keperawatan yang muncul yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia). Pada partisipan I dan partisipan II ditegakkan diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, data yang didapat dari partisipan I dan partisipan II, data subjektif pasien mengatakan mual muntah, kurang nafsu makan, makan yang dihabiskan untuk partisipan I hanya setengah dari diit yang diberikan sedang untuk partisipan II hanya seperempat dari diit yang diberikan. Data objektif pasien tampak lemas, makan yang diberikan tidak dihabiskan. Menurut Ariani (2015) dampak kemoterapi secara fisik yaitu mual dan muntah, diare, konstipasi, neuropati perifer, toksisitas kulit, alopecia (kerontokan rambut), penurunan berat badan, anemia, penurunan nafsu makan, perubahan rasa, nyeri. Menurut penelitian Ambarwati & Wardani (2015) mengatakan porsi makan yang biasa di komsumsi mengalami penurunan setelah menjalani kemoterapi dan bahkan tidak mau makan sama sekali selama pemberian kemoterapi serta frekuensi makanan yang menjadi tidak teratur. Menurut analisis peneliti diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan sesuai dengan teori yang telah ada. Kurangnya nasfu makan terkait kanker dapat terjadi karena sinayal rasa lapar berasal dari hipotalamus berkurang dan sinyal kenyang dihasilkan oleh melacortins diperkuat. Kurangnya nafsu makan juga dapat memperburuk saat pasien menerima kemoterapi yang berhubungan dengan mual atau perubahan rasa. Untuk mengatasi mual muntah dapat dengan memberikan makanan yang disukainya, memberikan makanan yang tidak memicu terjadinya mual

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

muntah seperti makanan yang segar contonya buah-buahan (apel, jeruk, pisang, pepaya, pir ), minum air putih dan tidak menyengat.

Diagnosis yang ditegakkan pada partisipan I dan partisipan II adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, partisipan I dan Partisipan II didapat data subjektif pasien mengatakan badannya terasa letih, lemah dan lemas, pasien mengatakan aktivitas dibantu oleh keluarga. Data objektif pasien tampak lemah, konjungtiva tampak pucat, perbedaannya terdapat pada hasil ppemeriksaan hematologi untuk partisipan I haemoglobin 9,0 g/dl (12-16 g/dl) dan partisipan II haemoglobin 8,1 g/dl (12-16 g/dl). Menurut Ariani (2015) efek kemoterapi berpengaruh pada kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah merah, sehingga jumlah sel darah merah menurun dan bisa menyebabkan anemia. Anemia adalah penurunan sel darah merah yang ditandai dengan penurunan Hb (Hemoglobin). Penurunan sel darah merah dapat menyebabkan lemah, mudah lelah, tampak pucat. Menurut penelitian Ambarwati & Wardani (2015) mengatakan bahwa waktu terjadinya kelelahan yaitu 1 sampai 2 minggu setelah pemberian kemoterapi. Kelelahan muncul saat berjalan dan melakukan aktivitas rumah tangga seperti menyapu, mencuci dan memasak. Menurut peneliti tegaknya diagnosis hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal sesuai dengan teori. Kelelahan dapat disebabkan banyak faktor seperti anemia, gangguan tidur, nyeri dan efek pengobatan dari kanker. Kelelahan dapat terjadi karena anemia dan kebutuhan nutrisi yang terjadi kurang akibat penurunan nafsu makan. Efek kemoterapi menyebabkan adanya pelepasan zat-zat sitoksin seperti TNF (tumor nekrosis faktor) dan interluekin yang menyebabkan hipotalamus bereaksi dengan menurunkan rasa lapar mengakibatkan pasien kemoterapi mengalami penurunan nafsu makan sehingga kebutuhan energi dalam tubuh tidak tercukupi.

Pada kedua partisipan muncul dianognosis hipertemi, partisipan I didapatkan data subjektif pasien mengatakan demam setelah transfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf dan badannya terasa panas, wajahnya memerah. Data objektif kulit pasien memerah , pasien tampak gelisah, suhu 39,4oC dan hasil pemeriksaan hematologi didapat leukosit 3.280/mm3 (5.000-10.000/mm3) . Sedangkan partisipan II didapatkan data subjektif pasien mengatakan badannya menggigil setelah menjalani

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

kempterapi lalu kemudian terasa panas, pasien mengatakan wawahnya memerah. Data objektifk wajah pasien tampak memerah, kulit pasien tampak memerah dan terasa panas, suhu 38oC dan hasil pemeriksaan hematologi didapat leukosit 11.940/mm3 (5.000-10.000/mm3). Menurut Ariani (2015) Kemoterapi berpengaruh pada kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah merah, sehingga jumlah sel darah merah menurun, yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leukosit), tapi ada juga beberapa obat kemoterapi yang menyebabkan peningkatkan leukosit.

Menurut analisis peneliti tegaknya diagnosis hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme sesuai dengan teori karna efek samping dari obat kemoterapi tersebut bisa menyebabkan penurunan atau peningkatan leukosit hal ini menyebakan daya tahan tubuh menurun sehingga sangat mudah untuk terkena infeksi. Bila terjadi infeksi maka terjadi peningkatan suhu tubuh. Diangosis keperawatan pada partisipan II ditegakkannya risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia) sesuai dengan teori. Pasien mengatakan terdapat ruam pada kulitnya dan hasil pemeriksaan hematologi didapatkan trombosit 64.000/mm3 (150.000-400.000/mm3). Menurut Ariani (2015) Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah, apabila jumlah trombosit rendah dapat menyebabkan pendarahan, ruam, dan bercak merah pada kulit. Risiko pendarahan adalah rentan mengalami penurunan volume darah, yang dapat mengganggu kesehatan (NANDA, 2015). Risiko pendarahan terjadi karena penurunan jumlah trombosit didalam tubuh. Trombosit berfungsi dalam mekanisme pembekuan darah, apabila jumlah trombosit rendah dapat menyebabkan pendarahan, ruam, dan bercak merah pada kulit. Trombositopenia adalah suatu kondisi dimana jumlah trombosit kurang dari normal yang disebabkan oleh reaksi awal obat-obatan, malignansi sumsum tulang, atau radiasi pengion yang merusak sumsum tulang. Keadaan sebaliknya disebut trombositosis, yaitu peningkatan jumlah trombosit karena pendarahan, terutama anemia karena kehilangan darah yang kronis, infeksi, pascabedah, keganasan dan penyakit inflamasi.

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Analisa dari peneliti pada partisipan I tidak ditegakkan diagnosis risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia), karna tidak terdapat ruam dikulitnya dan juga hasil pameriksaan hematologi didapat trombosit 442.000/mm3 (150.000-400.000/mm3) masih dalam batas normal. Berdasarkan diagnosis diatas, ada 6 diagnosis keperawatan yang tidak muncul pada partisipan I dan Partisipan II yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (penekanan sel syaraf). Berdasarkan analisis peneliti, nyeri abdomen pada bagian bawah pasien terjadi karena tumor telah menyebar keluar serviks dan melibatkan jaringan rongga pelvis, ini dapat mengakibatkan penekanan sel saraf lumbosakralis yang mengakibatkan nyeri dan pendarahan rektum. Diagnosis berikutnya yang tidak ditemui pada partisipan I dan partisipan II ansietas berhubungan dengan status kesehatan menurun. Berdasarkan analisis peneliti, ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk tidak menghadapi ancaman. Namun hal ini tidak dialami oleh pasien. Diagnosis berikutnya yang tidak ditemui pada partisipan I dan partisipan II resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi. Berdasarkan analisis peneliti, resiko infeksi merupakan rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat mengganggu kesehatan. Diagnosis berikutnya yang tidak ditemui pada partisipan I dan partisipan II disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan struktur tubuh. Berdasarkan analisis peneliti, disfungsi seksual merupakan suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan fungsi seksual selama fase respons seksual berupa hasrat, terangsang, dan atau orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna, atau tidak adekuat. Tetapi ini tidak terjadi pada pasien. Diagnosis berikutnya yang tidak ditemui pada partisipan I dan partisipan II yaitu gangguan citra tubuh berhubungan dengan program pengobatan. Berdasarkan analisis peneliti, akibat dari kemoterapi salah satunya adalah alopesia yaitu kerontokan rambut. Kerontokan rambut ini bersifat sementara yang terjadi antara hari ke 10 dan 21 setelah kemoterapi. Efek tersebut kemungkinan dapat mempengaruhi penampilan dan citra tubuh pasien. Diagnosis berikutnya yang tidak

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

ditemui pada partisipan I dan partisipan II yaitu kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif. Berdasarkan analisis peneliti, kekurangan volume cairan tidak terjadi pada pasien karena kekurangan volume cairan ditandai dengan timbulnya diare berat dan mual muntah yang berlebihan dari efek kemoterapi. Namun hal ini tidak dialami oleh pasien.

3. Rencana Keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan pada partisipan I didasarkan pada tujuan rencana maaslah keperawatan yang muncul yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme. Sedangkan pada partisipan II didasarkan pada tujuan rencana masalah keperawatan yang muncul yaitu hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal, risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia). Berdasarkan pada kasus partisipan I tindakan yang dilakukan selama lima hari dan partisipan II tindakan yang dilakukan selama enam hari sesuai dengan rencana yang telah peneliti susun. Pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan rencana tujuannya untuk memenuhi status nutrisi. Rencananya adalah manajemen nutrisi, tindakan yang dilakukan mengkaji apakah ada alergi makanan, monitor intake nutrisi: tujuannya untuk mengetahui tingkat/status nutrisi pasien agar status nutrisi pasien terpenuhi, mengkaji kemampuan pasien dalam asupan nutrisi, monitor adanya penurunan berat badan dengan tujuan untuk mengetahui asupan nutrisi pasien sudah terpaenuhi atau belum, menganjurkan pasien meningkatkan makanan yang mengandung protein dan vitamin C, identifikasi perubahan nafsu makan, monitor untuk mual dan muntah, memberikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi pasien

Pada diagnosis hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal. Rencananya adalah manajemen energi, tindakan yang dapat dilakukan monitor tanda-tanda vital pasien, dorong pasien untuk mengungkapkan perasaanya, observasi nutrisi sebagai sumber energi, membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

dilakukan, anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat, anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien, monitor kadar hb, leukosit dan trombosit Pada diagnosis hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme. Rencananya adalah a) pengaturan suhu, tindakan yang dapat dilakukan monitor suhu paling tidak setiap 2 jam sesuai kebutuhan, monitor tanda-tanda vital, monitor warna kulit dan suhu. b) manajemen cairan , tindakan yang dapat dilakukan berikan obat atau cairan iv (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil) , tingkatkan sirkulasi udara, jaga intake dan output pasien, tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat, monitor hasil laboratorium.

Perencanaan keperawatan yang dilakukan untuk partisipan II pada diagnosis risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia). Rencanaya adalah pencegahan pendarahan, tindakan yang dapat dilakukan monitor tanda-tanda vital, monitor hasil laboratorium (haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit), beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (ffp)) dengan cara yang tepat, menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K, intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil. Menurut Aspiani (2017), pemenuhan nutrisi pada pasien kanker serviks mengalami gangguan karna efek kemoterapi ditandai dengan pasien mengatakan tidak ada nafsu makan, pasien mual muntah.

4. Implementasi Keperawatan

Peneliti melakukan semua implementasi berdasarkan tindakan yang telah direncanakan. Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan yang terjadi pada partisipan I dan Partisipan II telah dilakukan tindakan a) mengkaji apakah ada alergi makanan, b) monitor intake nutrisi, c) monitor adanya penurunan berat badan, d) menganjurkan pasien meningkatkan makanan yang mengandung protein dan vitamin C, e) mengidentifikasi perubahan nafsu makan, f) monitor untuk mual dan muntah, g) memberikan informasi kepada pasien tentang kebutuhan nutrisi pasien.

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Pada kasus partisipan I dan partisipan II , melakukan tindakan memberikan informasi kepada pasien tentang kebutuhan nutrisi pasien dan menganjurkan pasien untuk meningkatkan asupan protein dan vitamin C karna banyak anti-oksidan, tidak mengkomsumsi makanan berkaleng atau kemasan karena pada makanan berkaleng mengandung zat-zat kimia dan sebelum mengkomsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan kandungan pestisida pada sayur dan buah tersebut, hal ini tersebut dapat memicu pertumbuhan dari sel-sel kanker. Memperbanyak makan sayur dan buah segar. Faktor nutrisi juga dapat mengatasi masalah kanker serviks. Penelitian mendapatkan hubungan yang terbalik antara komsumsi sayuran berwarna hijau tua dan kuning (banyak mengadung beta karoten atau vitamin A, vitamin C dan Vitamin E) dengan kejadian neoplasia intra epithel juga kanker serviks. Artinya semakin banyak mengkomsumsi makan sayuran berwarna hijau tua dan kuning, maka akan semakin kecil resiko untuk terkena kanker serviks. Menurut penelitian Lestari (2009), banyak mengkomsumsi sayur dan buah mengandung bahan-bahan anti-oksidan dan berkhiat mencegah kanker misalnya alpukat, brokoli, kol, wortel, tomat, anggur, jeruk, bawang dan bayam. Dari beberapa penelitian ternyata defisiensi asam folat ( folic acid), vitamin C, vitamin E, beta karoten/retinol dihunungkan dengan kanker serviks. Vitamin E, vitamin C dan beta karoten mempunyai anti-oksidan yang kuat. anti-oksidan dapat melindungi DNA/RNA terhadap pengaruh buruk radikal bebas yang terjadi akibat oksidasi karsinogen bahan kimia. Vitamin E banyak terdapat dalam minyak nabati (kedelai, jagung, biji-bijian dan kacang-kacangan) dan vitamin C banyak terdapat pada buah dan sayur. Berdasarkan analisis peneliti, intake asupan nutrisi pada pasien harus di monitor karena tujuan bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia pada pasien dan membantu meningkatkan selera makan dan intake nutrisi pasien, sehingga membantu peningkatan kadar haemoglobin untuk mencegah penurunan keadaan umum pasien. Untuk masalah hambatan mobilitas fisik tindakan yang dilakukan a) monitor tanda-tanda vital pasien, b) observasi nutrisi sebagai sumber energi, c) membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan, d) anjurkan pasien menghindari aktivitas selama

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

periode istirahat, e) anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien, f) monitor kadar hb, leukosit dan trombosit. Salah satu tindakan untuk masalah hambatan mobilitas fisik adalah memonitor hasil dari laboratorium seperti haemoglobin, trombosit dan leukosit. Hasil laboratorium dipantau karena untuk mengetahui adanya tanda dan gejala anemia seperti adakah penurunan haemoglobin sehingga perlu ditanyakan bagaimana intake nutrisi pasien. Pemberian transfusi PRC dapat meningkat kadar haemoglobin dalam darah.

Pada diagnosis hipertermi tindakan yang dilakukan a) pengaturan suhu, tindakan yang dapat dilakukan monitor suhu paling tidak setiap 2 jam sesuai kebutuhan, monitor tanda-tanda vital, monitor warna kulit dan suhu. b) manajemen cairan , tindakan yang dapat dilakukan berikan obat atau cairan iv (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil), tingkatkan sirkulasi udara, jaga intake dan output pasien, tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat, monitor hasil laboratorium. Salah satu tindakan untuk masalah hipertermi adalah memberikan obat antipiretik yaitu partisipan I diberikan paracetamol 3 x 500 mg per oral dan partisipan II diberikan paracetamol Infus 10 mg/ml melalui IV karena dapat menurunkan demam. Paracetamol tidak diberikan pada orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non-streroid (AINS), memderita hepatitis, gangguan hati dan atau ginjal dan alkoholisme. Pemberian paracetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali pada kepada penderita anemia, gangguan jantung, paru dan ginjal. Memberikan banyak minum air hangat pada pasien hipetermi dapat menurunkan demam dan membuat pendrita merasa nyaman namun tidak menghambat proses melawan penyakit di dalam tubuh. Berdasarkan analisis peneliti, perawatan demam dapat dilakukan dengan memonitor suhu sekali 2 jam ini berguna untuk mementau apakah demam turun atau tidak setelah pemberian antipiretik seperti paracetamol.

Perencanaan keperawatan yang dilakukan untuk partisipan II pada diagnosis risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia. tindakan yang dapat dilakukan a) monitor tanda-tanda vital, b) monitor hasil laboratorium (haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit), c) beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (ffp)) dengan cara yang

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

tepat, d) menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K, e) intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil.

Tindakan yang dilakukan untuk risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia) adalah pemberian dexamethasone 2 ampul pada partisipan II untuk mencegah terjadinya alergi pada pemberian tranfusi trombosit. Pemberian transfusi trombosit untuk meningkatkan kadar trombosit dalam darah untuk pencegahan terjadinya pendarahan. Berdasarkan analisi peneliti, mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K dapat membuat pembekuan darah secara alami. Sumber makanan yang vitamin K seperti sayuran yang berwarna hijau (kol, sawi, brokoli, dan kubis), susu, kedelai, keju dan yoghurt.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dilakukan pada tanggal 18 Mei sampai dengan 22 Mei untuk partisipan I dan 26 Mei sampai dengan 31 Mei 2017 untuk partisipan II Metode penelitian Subjective, Objective, Assesment, Planning (SOAP) untuk mengetahui keefektifan tindakan yang dilakukan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 5 x 24 jam untuk Diagnosis keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan. Hasil evaluasi dari diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan yaitu pasien sudah mulai mau untuk makan, hasil pemeriksaan laboratorium haemoglobin pasien dalam batas normal, pasien menghabiskan satu porsi makan dan mendapatkan cairan IVFD Nacl 0,9% 16 tetes/menit. Evaluasi keperawatan pada partisipan I dan partisipan II sesuai dengan kritea atau indikator pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi antara lain: masukan makan peroral adekuat, nilai hasil laboratorium sebagian normal, dan masukan nutrisi parenteral dengan adekuat, sehingga masalah teratasi dan intervensi dihentikan. Evaluasi yang dilakukan pada diagnosis hambatan mobilitas fisik untuk mengetahui mempertahankan keseimbangan. Hasil evaluasi dari diagnosis hambatan mobilitas fisik yaitu pasien bisa melakukan aktivitas secara mandiri, asupan nutrisi yang kuat dan hasil laboratorium dalam batas normal. Evaluasi keperawatan pada partisipan I dan partisipan II sesuai dengan kritea atau indikator pada diagnosis hambatan mobilitas fisik antara lain: pasien beraktivitas secara mandiri

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

hasil laboratorium dalam batas normal dan asupan nutrisi yan adekuat, sehingga masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosis hipertermi untuk mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan normal. Hasil evaluasi dari diagnosis hipertermi yaitu suhu pasien normal (partisipan I s: 36,2oC dan partisipan II s: 36,5oC), kulit pasien tidak tampak memerah, asupan nutrisi adekuat. Evaluasi keperawatan pada partisipan I dan partisipan II sesuai dengan kritea atau indikator pada diagnosis hipertermi antara lain: suhu dalam batas normal, tidak ada kulit yang kemerahan, sehingga masalah teratasi dan intervensi dihentikan.

Sedangkan untuk diagnosis keperawatan Partisipan II yaitu risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia). Hasil pengkajian dari diagnosis risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia) yaitu hasil laboratorium belum normal, tidak ada ruam pada kulit. Evaluasi keperawatan belum dapat terasi karna trombosit pasien masih rendah (trombosit 73.000/mm3) ( Normal 150.000-400.000/mm3) dan masih membutuhkan transfusi trombosit. Intervensi dilanjutkan dengan mendelegasikan keperawata yang bertugas. Menurut peneliti, evaluasi masing-masing partisipan berbeda-beda waktu teratasinya. Hal ini disebabkan karena perbedaan diagnosis keperawatan yang muncul dan koping dari masing-masing partisipan serta daya tahan tubuh partisipan.

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan kasus di atas dan setelah melakukan asuahan

keperawatan pada pasien dapat disimpulkan :

1. Pengkajian Keperawatan

Hasil pengkajian didapatkan partisipan I mengatakan kurang nasfu

makan, badan terasa lemah dan mudah lelah dan hanya menghabiskan

setengah dari diit yang di berikan oleh rumah sakit dan pada

pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis. Sedang hasil

pengkajian pada didapatkan partisipan II mengatakan mengatakan

badannya menggigil dan terasa panas, kurang nasfu makan, badan

terasa lemah, mudah lelah dan hanya menghabiskan seperempat dari

diit yang di berikan oleh rumah sakit dan pemeriksaan fisik ditemukan

konjungtiva anemis, terdapat ruam pada kulit.

2. Diagnosis Keperawatan

Dalam teori diagnosis keperawatan yang muncul ada 10 diagnosis

keperawatan sedangkan pada partisipan I ditemukan ada 3 diagnosis

keperawatan dan pada partisipan II ada 4 diagnosis keperawatan.

Diagnosis utama yang diangkat ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan.

3. Rencana Keperawatan

Rencana keperawatan untuk diagnosis ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan

makanan adalah menajemen nutrisi dan monitor nutrisi.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan dilakukan adalah monitor intake nutrisi,

menganjurkan meningkatkan makan yang mengandung protein dan

vitamin C, monitor mual muntah, monitor penurunan berat badan dan

monitor hasil laboratorium pasien.

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil evalusi untuk diagnosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan yaitu

pasien sudah mulai mau untuk makan, asupan nutrisi pasien meningkat

dan hasil pemeriksaan laboratorium haemoglobin pasien dalam batas

normal.

B. Saran

1. Bagi Perawat

Studi kasus yang peneliti lakukan dapat menjadi sumbangan pemikiran

bagi perawat di ruang IRNA Kebidanan RSUP Dr. M. Djamil Padang

dalam melakukan asuhan keperawatan secara profesional.

2. Bagi instiusi pendidikan

Dapat dijadikan bahan bacaan di perpustakaan untuk menambah

wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan secara profesional.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data awal untuk peneliti selanjutnya dalam

penerapan asuhan keperawatan secara profesional.

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian
Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

FORMAT PENGKAJIAN GINEKOLOGI-ONKOLOGI

1. Identitas Pasien

Nama : Ny. A Umur : 72 tahun / 12 Agustus 1945 Pendidikan : SD Suku Bangsa : Minang Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Islam

Alamat Rumah : Jl. Lakung Koto Tinggi Gunung Sariah Limo Puluh Koto

2. Suami

Nama : Tn. A (Alm) Umur : - Pendidikan : - Suku Bangsa : - Pekerjaan : - Agama : - Keluarga terdekat : Ny. N(Anak kandung) yang mudah dihubungi

3. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk

Tanggal Masuk : 17 Mei 2017 Jam 09.02 WIB No. Medical Record : 96.24.54 Ruang Rawat : Kemuning 4 Diagnosa Medik : Kanker Serviks Post Kemoterapi VI + Anemia +

Leukositosis Yang mengirim/merujuk : Poli Klinik Kebidanan Alasan masuk :Pasien mengatakan akan melakukan kemoterapi

yang ke 6

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Keluhan utama masuk

Pasien masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 17 Mei 2017 pukul 09.02 WIB melalui Poli Klinik Kebidanan bersama dengan keluarganya untuk melakukan kemoterapi yang ke 6.

Page 114: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

2) Keluhan saat ini (waktu pengkajian) :

Pada saat dilakukan penagkajian pada tanggal 18 Mei 2017 jam 15.00 WIB, pasien mengatakan kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah lelah. Pasien hanya menghabiskan setengah dari diit yang di berikan oleh rumah sakit.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan pernah mengalami keputihan, pasien mengatakan pernah dirawat 4 hari di RSUD Liki pada tahun 2016 karena keluar darah dari kemaluannya dan kemudian dirujuk ke RSAM untuk pemeriksaan jaringan sampel dan pada november 2016 pasien masuk RSUP Dr. M Djamil Padang dirawat untuk menjalani kemoterapi.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit seperti ini dan tidak ada dan juga penyakit keturunan seperti kanker dan lain-lain.

d. Riwayat Kemoterapi

Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi yang terakhir yaitu yang ke emam. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan setelah kemoterapi seperti mual muntah, tidak nafsu makan, badan terasa letih dan lemah.

e. Riwayat Perkawinan (JELASKAN)

1) Pada usia berapa pertama kali menikah

Pasien mengatakan menikah pada usia 17 tahun 2) Lama pernikahan

Pasien mengatakan menikah sudah 55 tahun lamanya 3) Sudah berapa kali menikah

Pasien mengatakan menikah hanya sekali

4) Ini adalah suami ke

Pasien mengatakan suaminya telah meninggal setahun yang lalu dan itu adalah suami yang pertama dan yang terakhir.

f. Riwayat Haid/Status Ginekologi (JELASKAN)

1) Menarche : 12 tahun

2) Siklus : Teratur

3) Banyak : Pasien mengatakan haid paling banyak yaitu

selama 3 hari

4) Warna : merah

5) Bau : bau khas

Page 115: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

6) Dismenorrhe : Pasien mengatakan mengeluhkan nyeri haid pada

hari pertama, nyeri haidnya masih bisa di tahan

7) Keluhan lain : tidak ada

g. Riwayat Obstetri (JELASKAN)

1) Riwayat kehamilan

Pasien mengatakan Pasien hamil pertama pada umur 20 tahun. Pasien memiliki anak 3 orang. Pasien selama hamil mengalami siklus yang normal.

2) Riwayat persalinan

Pasien mengatakan melahirkan secara normal dan tidak pernah mengalami keguguran. Persalin ditolong oleh dukun kampung.

3) Riwayat nifas dan menyusui

Pasien mengatakan masa nifas selama 2 minggu. Menyusui selama 2 Tahun

h. Data Keluarga Berencana (JELASKAN)

1) Pernah ikut KB/tidak

Pasien mengatakan tidak pernah ikut karna susah untuk hamil.

5. Data Psikologis (JELASKAN)

Pasien mengatakan tidak cemas dan pasien mengatakan ingin pulang ke rumah yang di kampung

6. Data Spritual (JELASKAN)

Pasien mengatakan menjalankan sholat 5 kali sehari dan mengaji. Pasien tampak melakukan ibadah

7. Data Sosial Ekonomi (JELASKAN)

Pasien mengatakan berobat menggunakan BPJS

8. Aktivitas Sehari-hari sebelum sakit dan perbandingan dengan selama di

rawat (JELASKAN)

1) Dapat menolong diri sendiri

Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Selama di rawat di rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri.

2) Ditolong dengan bantuan minimum

Page 116: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit di bantu oleh anaknya untuk menolong aktivitas seperti makan, minum, bantu untuk berdiri dan duduk serta membantu ke kamar mandi.

3) Ditolong dengan bantuan maksimum

Pasien tidak dibantu dengan bantuan maksimum 4) Nafsu makan

Sehat : pasien mengatakan nafsu makan seperti biasa, porsi makan habis Sakit : pasien mengatakan selama di rawat nafsu makan menurun karena efek samping dari kemoterapi dan mulut terasa kebas

5) Makan / minum

Sehat :- makan : 3 kali sehari ( nasi + lauk pauk + sayuran ), porsi makan habis

- Minum : 6-7 kali sehari ( minum air putih )

Sakit : - makan 3 kali sehari ( nasi + lauk pauk + sayuran + buah-buahan ) - Minum 6-7 kali sehari ( minum air putih )

6) Istirahat dan pola tidur

Sehat : - Siang : 2-3 jam sehari ( nyenyak ) - Malam : 7-8 jam sehari ( nyenyak )

Sakit : - Siang : 2-3 jam sehari ( nyenyak )

- Malam : 7-8 jam sehari ( yenyak )

7) Personal hygiene

Sehat : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore Sakit : mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

8) Eliminasi (BAB dan BAK)

Sehat :- BAK : 4-6 kali sehari, warna bening, bau khas - BAB : 1 kali sehari

Sakit : - BAK : 4-6 kali sehari

- BAB : 1 kali sehari

Keluhan : tidak ada

9. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Lemah

1) Kesadaran : Compos Mentis

2) Tekanan darah : 120/80 mmHg

3) Suhu : 36,2 oC

4) Nadi : 88 x/menit

Page 117: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

5) Pernafasan : 20 x/menit

6) BB : 60 Kg

7) TB : 150 Cm

b. Kepala dan rambut

Bentuk kepala simetris, rambut berwarna hampir seluruhnya warna putih, tampak bersih, tidak ada ketombe dan rontok. Keluhan : tidak ada

c. Telinga

Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar kantus mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran Keluhan : tidak ada

d. Muka

1) Mata

Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya positif, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil positif, isokor.

2) Hidung

Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada, penciuman normal

3) Mulut dan gigi

mulut tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada sianosis, gusi didapatkan tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, mukosa mulut agak pucat

Keluhan : mulut dan lidah terasa kebas

e. Leher

bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis Keluhan : tidak ada

f. Thoraks

Paru-paru Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan kanan Palpasi : fremitus kiri kanan sama Perkusi : sonor Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/- Jantung

Page 118: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictis cordis teraba di RIC V Perkusi : pekak Auskultasi : irama teratur Keluhan : tidak ada

g. Payudara / mamae

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan, papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara Keluhan : tidak ada

h. Abdomen

Inspeksi : tidak ada distensi abdomen, tidak tampak perubahan warna kulit, perut tampak kendor Auskultasi : bising usus normal Palapasi : hepar dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan Perkusi : thympani Keluhan : tidak ada

i. Ekstremitas

Atas : akral hangat, tidak ada bekas garukan, tidak ada edema pada kedua tangan, CRT < 2 detik, terpasang infus sebelah kiri dengan cairan NaCl 0,9 % 20 tts/menit Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki Kekuatan otot 555 / 555 555 / 555 Keluhan : tidak ada

j. Genitalia

1) Kebersihan

tampak bersih 2) Pengeluaran pervaginam

Tidak ada karna pasien sudah menaupose

Keluhan : tidak ada

10. Data Penunjang

a. Pemeriksaan Laboratorium

Page 119: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Tanggal Pemeriksaan

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

18 Mei 2017

Hemoglobin 9,0 g/dL 12-16 Leukosit 3.280 /mm3 5.000-10000 Trombosit 442.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 28 % 37-43

21 Mei 2017

Hemoglobin 13,0 g/dL 12-16 Leukosit 3.190 /mm3 5.000-10000 Trombosit 306.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 38 % 37-43

11. Program Terapi Dokter

3) Obat oral : Paracetamol 3 x 500 mg

4) Obat paranteral : IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit

5) Transfusi PRC 3 kolf , 32 tetes/menit

Padang, 18 Mei 2017

( Dita Novelia )

NIM :143110212

Page 120: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

ANALISIS DATA

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 962454

NO Data Penyebab Masalah 1 DS :

1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan

2. Pasien mengatakan mual muntah

3. Pasien mengatakan mulut terasa kebas

4. Pasien mengatakan hanya mengabiskan ½ porsi dari diit yang di berikan rumah sakit

DO : 1. Pasien tampak mual muntah 2. Pasien tampak lemah 3. Pasien hanya menghabiskan

½ porsi dari diit yang diberikan rumah sakit

kurang asupan makanan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2 DS : 1. Pasien mengatakan

badannya terasa lemah 2. Pasien menatakan badannya

terasa letih 3. Pasien mengatakan tidak

nafsu makan 4. Pasien mengatakan aktivitas

di bantu oleh keluarganya DO :

1. Aktifitas pasien di bantu oleh keluarga

2. Pasien tampak lemah 3. Konjungtiva anemis 4. Hb : 9,0 g/dl 5. Leukosit : 3.280/mm3 6. Trombosit:442.000/mm3 7. Ht : 28 %

agens farmaseutikal

Hambatan mobilitas fisik

Page 121: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

3 DS : 1. Pasien mengatakan badannya

terasa panas 2. Pasien mengatakan wajahnya

tampak memerah DO :

1. Pasien tampak gelisah 2. Badan pasien teraba hangat 3. Wajah pasien tampak

memerah 4. S : 39,4 oC

peningkatan laju metabolisme

Hipertermi

DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 962454

No Diagnosis Keperawatan Tanggal

Muncul

Tanggal

Teratasi

Tanda

Tangan

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

18 Mei

2017

22 Mei

2017

2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

18 Mei

2017

22 Mei

2017

3 Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

19 Mei

2017

20 Mei

2017

Page 122: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 962454

No Diagnosis Keperawatan Rencana Keperawatan

NOC NIC 1 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nafsu makan Pasien baik dengan kriteria hasil : c. Status nutrisi : asupan makanan dan cairan

6) Asupan makanan secara oral adekuat 7) Asupan cairan secara oral adekuat 8) Asupan cairan IV adekuat 9) Asupan nutrisi parenteral adekuat 10) Tidak ada mual dan muntah

d. Nafsu makan

4) Peningkatan keinginan untuk makan 5) Peningkatan rangsangan untuk makan 6) Intake makanan adekuat

Manajemen Gangguan Makan 13) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

untuk mengembangkan rencana perawatan dengan melibatkan pasien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat

14) Kolaborasi dengan tim dan pasien untuk mengatur target pencapaian berat badan jika berat badan pasien tidak berada dalam rentang normal

15) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan asupan kalori harian yang diperlukan

16) Dorong pasien untuk mendiskusikan makanan yang disukai bersama ahli gizi

17) Timbang berat badan pasien 18) Monitor intake/asupan dan asupan

cairan secara tepat 19) Monitor asupan kalori makanan harian

Page 123: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

20) Batasi makanan sesuai dengan jadwal 21) Observasi pasien selama dan setelah

pemberian makan/makanan ringan untuk meyakinkan bahwa asupan makanan yang cukup tercapai dan dipertahankan

22) Beri dulungan misalnya terapi relaksasi 23) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan

untuk meningkatkan berat badan 24) Monitor berat badan pasien sesuai

secara rutin Manajemen Nutrisi 7) Tentukan status gizi pasien 8) Identifikasi alergi dan intoleransi terhadap

makanan 9) Atur diit yang diperlukan (rendah protein,

tinggi karbohidrat, rendah natrium) 10) Beri obat-obatan sebelum makan seperti

antiemeik 11) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan 12) Monitor kalori dan asupan nutrisi Monitor Nutrisi 9) Timbang berat badan pasien 10) Identifikasi adanya penurunan berat

badan 11) Monitor turgor kulit 12) Monitor adanya mual muntah

Page 124: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

13) Identifikasi perubahan nafsu makan 14) Monitor pucat pada konjungtiva 15) Lakukan kemampuan menelan 16) Tentukan faktor yang mempengaruhi

nutrisi 2 Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan agens farmaseutikal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pasien mampu mempertahankan keseimbangan secara mandiri dengan kriteria hasil :

4) Keseimbangan gerakan 5) Mempertahankan keseimbangan ketika

berdiri 6) Mempertahankan keseimbangan ketika

berjalan

Manajemen Energi 12) Kaji status fisiologis pasien yang

menyebabkan kekelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

13) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

14) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan

15) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya, kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai prioritas pertama

16) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

17) Monitor waktu dan lama istirahat pasien 18) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang

dialami pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif, pemanatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien

19) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan rumah yang bisa dilakukan oles keluarga dan teman dirumah untuk

Page 125: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

mencegah/mengatasi kelelahan 20) Instrusikan pasien atau keluarga

mengenali tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas

21) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai stres dan koping intervensi untuk mengurangi kelelahan

22) Ajarkan pasien atau keluarga untuk menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

Manajemen Lingkungan 5) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien 6) Identifikasi kebutuhan keselamatan pasien

berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta riwayat perilaku di masa lalu

7) Singkirkan benda-benda berbahayadari lingkungan

8) Batasi pengunjung Peningkatan Mekanika Tubuh 4) Bantu untuk mendemonstrasikan posisi

tidur yang tepat 5) Bantu untuk menghindari duduk dalam

jangka waktu yang lama 6) Instruksikan pasien untuk menggerakkan

kaki terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri

Page 126: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

3 Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil: d. Termoregulasi

5) Tingkat pernafasan tidak terganggu 6) Melaporkan kenyamanan setelah suhu

tubuh turun 7) Tidak terjadi perubahan warna kulit 8) Tidak ada dehidrasi

e. Status kenyamanan fisik

5) Suhu tubuh normal 6) Tidak terganggu intake makanan 7) Tidak terganggu intake cairan 8) Tingkat energi tidak terganggu

f. Keparahan infeksi

5) Tidak ada kulit kemerahan 6) Tidak terjadi demam 7) Tidak ada terjadi kehilangan nafsu

makan 8) Tidak ada peningkatan jumlah sel darah

putih e. Respon pengobatan

7) Pasien mengetahui efek sampingnya 8) Tidak ada reaksi alergi 9) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

Perawatan Demam 7) Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya 8) Monitor warna kulit dan suhu 9) Monitor asupan dan keluaran, sadari

perubahan kehilangan cairan yang tak dirasakan

10) Berikan obat atau cairan IV (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

11) Dorong komsumsi cairan 12) Tingkatkan sirkulasi udara Manajemen cairan 10) Jaga intake dan output pasien 11) Monitor status hidrasi (misalnya :

membran mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan darah ortostatistik)

12) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

13) Monitor tanda-tanda vital 14) Monitor makanan/cairan yang

dikomsumsi dan hitung asupan kalori harian 15) Berikan cairan IV 16) Atur ketersedian produk darah untuk

transfusi, jika perlu. 17) Persiapan pemberian produk darah

Page 127: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

(misalnya: cek darah dan mempersiapkan pemasangan infus)

18) Berikan produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma yang baru)

Manajemen Obat 8) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola

menurut resep dan / atau protokol 9) Monitor efektifitas cara pemberian obat

yang sesuai 10) Monitor pasien mengenai efek

terapeutik obat 11) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat 12) Monitor level serum darah ( misalnya:

elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang sesuai

13) Monitor interaksi obat yang non terpeutik

14) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat

Pengaturan Suhu 5) Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam,

sesuai kebutuhan 6) Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi,

sesuai kebutuhan 7) Monitor suhu dan warna kulit 8) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

Page 128: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

adekuat

Page 129: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. A

No. MR : 962454

Hari / tanggal / jam

Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan

Kamis / 18 Mei 2017 / jam 13.20 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Mengkaji apakah ada alergi makanan 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam

asupan nutrisi 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C

4. Menimbang berat badan. 5. Memberikan informasi kepada pasien

dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

6. Memonitor untuk mual dan muntah

Jam 16.25 WIB S - Pasien mengatakan kurang nafsu

makan - Apabila makan masih mengeluh

mual dan muntah - Pasien mengatakan tidak ada

alergi makanan

O - Pasien tampak tidak

menghabiskan makanannya - Pasien tampak tidak nafsu makan,

makanan yang habis hanya ½ dari yang disajikan

- Pasien tampak lemah

Page 130: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20 tetes/menit

A:Kanker serviks Post kemoterapi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor kalori dan intake nutrisi - Monitor adanya penurunan berat

badan - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kekelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

2. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

3. Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya, kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai prioritas pertama

4. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

5. Monitor waktu dan lama istirahat Pasien 6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi

kegiatan rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman dirumah untuk

Jam 16.25 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

terasa lemah - Pasien mengatakan kurang nafsu

makan - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga

O: - Pasien tampak lemah - Makanan pasien bersisa ½ porsi - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20

tetes/menit - TD 120/80 mmHg

Page 131: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

mencegah/mengatasi kelelahan 7. Instruksikan pasien atau keluarga

mengenai stres dan koping intervensi untuk mengurangi kelelahan

8. Batasi pengunjung 9. Instruksikan pasien untuk

menggerakkan kaki terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri

10. Monitor kadar Hb, leukosit dan trombosit

11. Memberikan transfusi PRC I kolf

- HR 88 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,4 oC - Hb: 9.0 g/dl - Leukosit : 3.280 /mm3 - Trombosit : 442.000/ mm3 - Ht : 28 %

A: Kanker Serviks post kemoterapi dan hambatan mobilitas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaanya - Observasi nutrisi sebagai sumber

energy - Membantu pasien untuk

mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

- Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

- Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

- Monitor kadar Hb, Leukosit dan Trombosit

- Memberikan transfusi PRC I kolf

Page 132: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Jum’at/ 19 Mei 2017 / jam 12.30 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor jumlah kalori dan intake nutrisi

2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Memonitor untuk mual dan muntah 4. Monitor turgor kulit

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan masih kurang nafsu makan

- pasien masih mengeluh mual O:

- Pasien seringkali tidak menghabiskan makanannya , makanan yang habis hanya ½ dari yang disajikan

- Pasien tampak lemas - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20

tetes/menit A: Kanker servik post kemoterapi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor intake nutrisi - Monitor adanya penurunan berat

badan - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

1. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

2. Monitor intake/asupan nutrisi untuk

Jam 16.30 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

Page 133: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

mengetahui sumber energi yang adekuat 3. Monitor waktu dan lama istirahat pasien 4. Membantu pasien untuk

mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

5. Anjurkan pasien menghindari akvitas selama periode istirahat

6. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

7. Monitor tanda-tanda vital pasien 8. Batasi pengunjung 9. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit 10. Memberikan transfusi PRC I kolf

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga - Pasien mengatakan sudah siap

transfusi PRC 1 kolf

O: - Pasien tampak masih lemah - Makanan hanya dihabiskan ½ porsi

saja - TD 120/80 mmHg - HR 91 x/menit - RR 21 x/menit - S : 39,4 oC - Hb: 9.0 g/dl - Leukosit : 3.280 /mm3 - Trombosit : 442.000/ mm3 - Ht : 28 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaanya

Page 134: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Observasi nutrisi sebagai sumber energy

- Membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

- Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

- Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

- Monitor kadar Hb, Leukosit dan Trombosit

- Memberikan transfusi PRC II kolf setelah demannya turun

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan

2. Monitor warna kulit dan suhu 3. Berikan obat atau cairan IV (misalnya:

antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

4. Tingkatkan sirkulasi udara 5. Jaga intake dan output pasien 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

adekuat 7. Monitor status hidrasi (misalnya :

membran mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan darah ortostatistik)

8. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya

Jam 16.30 WIB S: - Pasien mengatakan badannya

terasa panas O :

- Pasien tampak gelisah - Badan pasien teraba hangat - Wajah pasien tampak memerah - S : 39,4 oC - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit - Pasien diberikan terapi paracetamol

3 x 500 mg

Page 135: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

: peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

9. Monitor tanda-tanda vital 10. Atur ketersedian produk darah untuk

transfusi, jika perlu. 11. Persiapan pemberian produk darah

(misalnya: cek darah dan mempersiapkan pemasangan infus)

12. Berikan produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma yang baru)

13. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat

A : Kanker serviks post kemoterapi dan hipertermi P: Intervensi dilanjutkan

- Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan

- Monitor warna kulit dan suhu - Berikan obat atau cairan IV

(misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

- Tingkatkan sirkulasi udara - Jaga intake dan output pasien - Tingkatkan intake cairan dan

nutrisi adekuat - Monitor hasil laboratorium - Monitor tanda-tanda vital

Sabtu / 20 Mei 2017 / jam 08.30

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor jumlah kalori dan intake nutrisi

2. Monitor adanya penurunan berat badan 3. Memonitor untuk mual dan muntah 4. Monitor turgor kulit

Jam 12.00 WIB S - Pasien mengatakan kurang nafsu

makan - Apabila makan masih mengeluh

mual dan muntah O:

- Pasien tampak tidak

Page 136: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

menghabiskan makanannya - Pasien tampak sudah ada nafsu

makan, makanan yang habis hanya ½ dari yang disajikan

- Pasien tampak lemah - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20

tetes/menit

A:Kanker serviks Post kemoterapi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor kalori dan intake nutrisi - Monitor adanya penurunan berat

badan - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

1. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

2. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

3. Monitor waktu dan lama istirahat pasien 4. Membantu pasien untuk

mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

5. Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

Jam 12.00 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga - Pasien mengatakan sudah siap

transfusi PRC 1 kolf

O:

Page 137: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

6. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

7. Monitor tanda-tanda vital pasien 8. Batasi pengunjung 9. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit 10. Memberikan tranfusi PRC II

- Pasien tampak masih lemah - Makanan hanya dihabiskan ½ porsi

saja - TD 130/80 mmHg - HR 82 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,3 oC - Hb: 9.0 g/dl - Leukosit : 3.280 /mm3 - Trombosit : 442.000/ mm3 - Ht : 28 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Anjurkan pasien menghindari

aktivitas selama periode istirahat - Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien - Monitor kadar Hb, Leukosit dan

Trombosit - Memberikan transfusi PRC II

setelah demannya turun

Page 138: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

1. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan

2. Monitor warna kulit dan suhu 3. Berikan obat atau cairan IV (misalnya:

antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

4. Tingkatkan sirkulasi udara 5. Jaga intake dan output pasien 6. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

adekuat 7. Monitor hasil laboratorium yang

relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

8. Monitor tanda-tanda vital 9. Monitor respon terhadap perubahan

pengobatan dengan cara yang tepat

Jam 12.00 WIB S: - Pasien mengatakan badannya tidak

terasa panas O :

- Pasien tampak tenang - Badan pasien teraba hangat - Wajah pasien tampak tidak

memerah - S : 36,3 oC - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A : Kanker serviks post kemoterapi dan masalah hipertermi teratasi P: Intervensi dihentikan (pasien sudah tidak demam)

Minggu/ 21 Mei 2017 / jam 08.00 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor intake nutrisi pasien 2. Memonitor mual dan muntah 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C dirumah

4. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak

Jam 12.30 S

- Pasien mengatakan mulai ada nafsu makan

- Apabila makan pasien masih mual sedikit

- Pasien seringkali tidak

Page 139: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

5. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

6. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

menghabiskan makanannya , makanan yang habis hanya ¾ dari yang disajikan

- Mual pasien tampak berkurang

A: Kanker serviks dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan

- Monitor intake nutrisi - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

1. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

2. Monitor waktu dan lama istirahat pasien 3. Anjurkan pasien menghindari aktivitas

selama periode istirahat 4. Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien 5. Monitor tanda-tanda vital pasien 6. Batasi pengunjung 7. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit

Jam 12.30 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga - Pasien mengatakan sudah siap

transfusi PRC II kolf kemarin sore dan transfusi PRC III kolf tadi pagi

O: - Pasien tampak masih lemah - Makanan hanya dihabiskan ½ porsi

saja - TD 130/80 mmHg

Page 140: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- HR 82 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,3 oC - Hb: 9.0 g/dl - Leukosit : 3.280 /mm3 - Trombosit : 442.000/ mm3 - Ht : 28 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Anjurkan pasien menghindari

aktivitas selama periode istirahat - Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien - Monitor kadar Hb, Leukosit dan

Trombosit Senin / 21 Mei 2017 / jam 08.30 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor intake nutrisi pasien 2. Memonitor mual dan muntah 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C dirumah

4. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan

Jam 12.00 S:

- Pasien mengatakan mulai ada nafsu makan

- Pasien mengatakan mual sudah hilang

Page 141: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

5. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

6. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

- Pasien mengatakan menghabiskan 1 porsi makanan rumah sakit

O: - Pasien sudah mulai menghabiskan

makanannya - Nafsu makan pasien tampak sudah

ada - Pasien tidak ada mual dan muntah

A : Kanker serviks dan masalah

ketidakseimbangan nutrisi teratasi P: Intervensi dihentikan (pasien pulang)

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

1. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

2. Monitor waktu dan lama istirahat pasien 3. Anjurkan pasien menghindari aktivitas

selama periode istirahat 4. Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien 5. Monitor tanda-tanda vital pasien 6. Batasi pengunjung 7. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit

Jam 12.00 WIB S: - Pasien mengatakan tidak lemas lagi - Pasien mengatakan nafsu makan

meningkat - Pasien mengatakan mandi tanpa

dibantu keluarga - Pasien mengatakan sudah siap

transfusinya

O: - Pasien tampak tidak lemah lagi

Page 142: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Pasien sudah nafsu makan - TD 140/80 mmHg - HR 88 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,1 oC - Hb: 13.0 g/dl - Leukosit : 3.190 /mm3 - Trombosit : 306 .000/ mm3 - Ht : 38 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik teratasi

P: Intervensi dihentika (pasien pulang)

Page 143: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

FORMAT PENGKAJIAN GINEKOLOGI-ONKOLOGI

12. Identitas Pasien

Nama : Ny. S Umur : 36 tahun / 17 November 1980 Pendidikan : SMU Suku Bangsa : Jawa Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam

Alamat Rumah : Lrg. Angsana pasir putih bungo jambi

13. Suami

Nama : Tn. A Umur : 36 tahun Pendidikan : SMU Suku Bangsa : Bugis Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Keluarga terdekat : Suami yang mudah dihubungi

14. Diagnosa dan Informasi Medik yang Penting Waktu Masuk

Tanggal Masuk : 25 Mei 2017 Jam 08.57 WIB No. Medical Record : 96.39.99 Ruang Rawat : Kemuning 5 Diagnosa Medik : Kanker Serviks Post Kemoterapi V + Anemia +

Trombositopenia + Leukositosis Yang mengirim/merujuk : Datang sendiri Alasan masuk : Pasien mengatakan akan melakukan kemoterapi

yang ke 5

15. Riwayat Kesehatan

i. Riwayat Kesehatan Sekarang

3) Keluhan utama masuk

Pasien masuk RSUP Dr.M.Djamil Padang pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 08.57 WIB melalui IGD dan lanngsung rawat inap bersama dengan keluarganya untuk melakukan kemoterapi yang ke 5.

Page 144: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

4) Keluhan saat ini (waktu pengkajian) :

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 Mei 2017 jam 14.20 WIB, pasien mengatakan badannya menggigil dan terasa panas, kurang nasfu makan, badan terasa lemah dan mudah lelah. Pasien hanya menghabiskan ¼ dari diit yang di berikan oleh rumah sakit.

j. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien mengatakan mengidap penyakit HIV (+) dan sudah minum obat ARV selama 7 tahun dan pada desember tahun 2016 pernah dirawat di RSUP Dr. M. Djamil Padang sebelum melakukan kemoterapi.

k. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat sakit kanker yaitu ibunya sakit kanker payudara dan ayahnya sakit kanker mulut.

l. Riwayat Kemoterapi

Pasien mengatakan sudah ini kemoterapi yang ke lima. Pasien mengatakan keluhan yang dirasakan setelah kemoterapi seperti mual muntah, tidak nafsu makan, badan terasa letih dan lemah dan sekarang mengalami demam sebelumnya tidak pernah mengalami demam setelah kemoterapi.

m. Riwayat Perkawinan (JELASKAN)

5) Pada usia berapa pertama kali menikah

Pasien mengatakan menikah pada usia 20 tahun 6) Lama pernikahan

Pasien mengatakan menikah sudah 16 tahun lamanya 7) Sudah berapa kali menikah

Pasien mengatakan menikah sudah 2 kali, menikah yang pertama Pasien cerai dengan suami pertamanya.

8) Ini adalah suami ke

Pasien mengatakan ini adalah suami yang ke 2 n. Riwayat Haid/Status Ginekologi (JELASKAN)

8) Menarche : 13 tahun

9) Siklus : Teratur

10) Banyak : Pasien mengatakan haid paling banyak yaitu

selama 3 hari dan ganti pembalut 3x sehari.

11) Warna : merah

12) Bau : bau khas

Page 145: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

13) Dismenorrhe : Pasien mengatakan mengeluhkan nyeri haid pada

hari pertama, nyeri haidnya masih bisa di tahan.

14) Keluhan lain : tidak ada

o. Riwayat Obstetri (JELASKAN)

4) Riwayat kehamilan

Pasien mengatakan pasien hamil pertama pada umur 24 tahun. Pasien memiliki anak 2 orang.

5) Riwayat persalinan

Pasien mengatakan melahirkan anak pertamanya secara normal dengan bantuan bidan dan anak yang kedua secara seksio sesarea (sc) dirumah sakit.

6) Riwayat nifas dan menyusui

Pasien mengatakan masa nifas selama 6 minggu. Anak pertamanya ASI Eklusif dan menyusui sampai umur 2 tahun dan untuk anaknya yang kedua sama sekali tidak menyusui dengannya karna pasien mengidap HIV (+).

p. Data Keluarga Berencana (JELASKAN)

2) Pernah ikut KB/tidak

Pasien mengatakan tidak pernah ikut karna jarak anak yang jauh dan susah untuk hamil, harus ikut program untuk hamil.

16. Data Psikologis (JELASKAN)

Pasien mengatakan tidak cemas dan pasien mengatakan ingin pulang ke rumah yang di kampung dan berkumpul dengan anak dan keluarganya.

17. Data Spritual (JELASKAN)

Pasien mengatakan menjalankan sholat 5 kali sehari dan mengaji. Pasien tampak melakukan ibadah

18. Data Sosial Ekonomi (JELASKAN)

Pasien mengatakan berobat menggunakan BPJS

19. Aktivitas Sehari-hari sebelum sakit dan perbandingan dengan selama di

rawat (JELASKAN)

9) Dapat menolong diri sendiri

Pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Selama di rawat di rumah sakit pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri.

10) Ditolong dengan bantuan minimum

Page 146: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Pasien mengatakan selama di rawat di rumah sakit di bantu oleh suaminya untuk menolong aktivitas seperti makan, minum, bantu untuk berdiri dan duduk serta membantu ke kamar mandi.

11) Ditolong dengan bantuan maksimum

Pasien tidak dibantu dengan bantuan maksimum 12) Nafsu makan

Sehat : pasien mengatakan nafsu makan seperti biasa, porsi makan habis Sakit : pasien mengatakan selama di rawat nafsu makan menurun karena efek samping dari kemoterapi dan mulut terasa kebas

13) Makan / minum

Sehat :- makan : 3 kali sehari ( nasi + lauk pauk + sayuran ), porsi makan habis

- Minum : 7-8 kali sehari ( minum air putih )

Sakit : - makan 3 kali sehari ( nasi + lauk pauk + sayuran + buah-buahan ) - Minum 5-6 kali sehari ( minum air putih )

14) Istirahat dan pola tidur

Sehat : - Siang : 2-3 jam sehari ( nyenyak ) - Malam : 7-8 jam sehari ( nyenyak )

Sakit : - Siang : 1-2 jam sehari ( nyenyak )

- Malam : 6-7 jam sehari ( yenyak )

15) Personal hygiene

Sehat : mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore Sakit : mandi 1 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari pagi dan sore

16) Eliminasi (BAB dan BAK)

Sehat :- BAK : 4-6 kali sehari, warna bening, bau khas - BAB : 1 kali sehari

Sakit : - BAK : 4-5 kali sehari

- BAB : 1 kali sehari

Keluhan : tidak ada

20. Pemeriksaan Fisik

k. Keadaan umum : Lemah

8) Kesadaran : Compos Mentis

9) Tekanan darah : 100/60 mmHg

Page 147: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

10) Suhu : 38 oC

11) Nadi : 79 x/menit

12) Pernafasan : 20 x/menit

13) BB : 48 Kg

14) TB : 152 Cm

l. Kepala dan rambut

Bentuk kepala simetris, rambut berwarna warna hitam, tampak bersih, tidak ada ketombe dan rontok. Keluhan : tidak ada

m. Telinga

Simetris kiri dan kanan, Telinga tampak bersih, puncak pina sejajar kantus mata, tidak ditemukan gangguan pendengaran. Keluhan : tidak ada

n. Muka

4) Mata

Simetris kiri dan kanan, reflek cahaya positif, Konjungtiva anemis, Sklera tidak Ikterik, reflek pupil positif, isokor.

5) Hidung

Simetris kiri dan kanan, tampak bersih, Cupping hidung tidak ada, penciuman normal

6) Mulut dan gigi

mulut tampak kering, tidak ada sariawan, tidak ada sianosis, gusi didapatkan tidak ada perdarahan, lidah tidak kotor, mukosa mulut agak pucat

Keluhan : mulut dan lidah terasa kebas

o. Leher

bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis Keluhan : tidak ada

p. Thoraks

Paru-paru

Inspeksi : bentuk simetris kiri dan kanan, pergerakan simetris kiri dan kanan

Palpasi : fremitus kiri kanan sama

Page 148: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Perkusi : sonor Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/- Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictis cordis teraba di RIC V Perkusi : pekak Auskultasi : irama teratur Keluhan : tidak ada

q. Payudara / mamae

Inspeksi : simetris kiri dan kanan, kulit sekitar payudara tidak seperti kulit jeruk, tidak ada bekas luka, aerola mamae tampak berwarna kecoklatan, papila mamae tampak kecoklatan dan puting tidak lecet/terbenam Palpasi : tidak ada teraba benjolan pada kedua payudara Keluhan : tidak ada

r. Abdomen

Inspeksi : tidak ada distensi abdomen, tidak tampak perubahan warna kulit, perut tampak kendor Auskultasi : bising usus normal Palapasi : hepar dan limpa tidak teraba, tidak ada nyeri tekan Perkusi : thympani Keluhan : tidak ada

s. Ekstremitas

Atas : akral hangat, tidak ada bekas garukan, tidak ada edema pada kedua tangan, terdapat ruam pada kulit, CRT < 2 detik, terpasang infus sebelah kiri dengan cairan NaCl 0,9 % 20 tts/menit Bawah : akral hangat, CRT <2 detik, tidak ada edema pada kedua kaki Kekuatan otot 555 / 555 555 / 555 Keluhan : tidak ada

t. Genitalia

3) Kebersihan

tampak bersih 4) Pengeluaran pervaginam

Pasien mengatakan masih ada keluar cairan, warnanya kehitaman atau plak-plak hitam dan ganti pembalut 1x sehari.

Keluhan : tidak ada

Page 149: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

21. Data Penunjang

b. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal Pemeriksaan

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

26 Mei 2017

Hemoglobin 8,1 g/dL 12-16 Leukosit 11.940 /mm3 5.000-10000 Trombosit 64.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 24 % 37-43

28 Mei 2017

Hemoglobin 10,6 g/dL 12-16 Leukosit 7.120 /mm3 5.000-10000 Trombosit 59.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit - % 37-43

30 Mei 2017

Hemoglobin 10,5 g/dL 12-16 Leukosit 2.990 /mm3 5.000-10000 Trombosit 78.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 31 % 37-43

1 Juni 2017

Hemoglobin 10,6 g/dL 12-16 Leukosit 4360 /mm3 5.000-10000 Trombosit 87.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 31 % 37-43

3 Juni 2017

Hemoglobin 9,6 g/dL 12-16 Leukosit 2730 /mm3 5.000-10000 Trombosit 107.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 28 % 37-43

5 Juni 2017

Hemoglobin 10,4 g/dL 12-16 Leukosit 2.040 /mm3 5.000-10000 Trombosit 73.000 /mm3 150.000-400.000 Hematokrit 30 % 37-43

22. Program Terapi Dokter

6) Obat oral

26 Mei 2017 : - Paracetamol infus 10 mg/ml

- Dexamethasone 2 ampul 5 mg/ml

30 Mei 2017

- Methylprednisolone 3 x 1 tab

7) Obat paranteral :

IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes/menit 27 Mei 2017

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 2 kolf 32 tetes/menit

Page 150: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit

29 Mei 2017

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit

31 Mei 2017

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit

2 Juni 2017

- Tranfusi Thrombocyte Co (TC) 1 unit 32 tetes/menit

3 Juni 2017

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf 32 tetes/menit

4 Juni 2017

- Tranfusi Packed Red Cell (PRC) 1 kolf 32 tetes/menit

6 Juni 2017

- Tranfusi Thrombocyte Concentrate (TC) 10 unit 32 tetes/menit

- Injeksi leucogen 300 mcg

Padang, 26 Mei 2017

Page 151: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

( Dita Novelia )

NIM :143110212

ANALISIS DATA

Nama Pasien : Ny. S

No. MR : 963999

NO Data Penyebab Masalah 1 DS :

3. Pasien mengatakan badannya terasa menggigil

4. Pasien mengatakan badannya terasa panas

5. Pasien mengatakan seluruh tubuhnya memerah

DO :

5. Pasien tampak gelisah 6. Badan pasien teraba

hangat 7. Wajah pasien tampak

memerah 8. S : 38 oC

peningkatan laju metabolisme

Hipertermi

Page 152: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

2 DS : 5. Pasien mengatakan tidak

nafsu makan 6. Pasien mengatakan mual

muntah 7. Pasien mengatakan

mulut terasa kebas 8. Pasien mengatakan

hanya mengabiskan ¼ porsi dari diit yang di berikan rumah sakit

DO : 4. Pasien tampak mual

muntah 5. Pasien tampak lemah 6. Pasien hanya

menghabiskan ¼ porsi dari diit yang diberikan rumah sakit

kurang asupan makanan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3 DS : 5. Pasien mengatakan

badannya terasa lemah 6. Pasien mengatakan

badannya terasa letih 7. Pasien mengatakan tidak

nafsu makan 8. Pasien mengatakan

aktivitas di bantu oleh keluarganya

DO : 8. Aktifitas pasien di bantu

oleh keluarga 9. Pasien tampak lemah 10. Pasien tampak pucat 11. Konjungtiva anemis 12. Hb : 8,1 g/dl 13. Leukosit : 11.940/mm3 14. Trombosit:64.000/mm3 15. Ht : 24 %

agens farmaseutikal

Hambatan mobilitas fisik

4 DS: 2. Pasien mengatakan

banyak biru-biru pada kulitnya

DO: 9. Pasien tampak lemah 10. Pasien tampak pucat 11. Terdapat ruam pada kulit 12. Konjungtiva anemis

Koagulopati inheren (trombositopenia)

Risiko pendarahan

Page 153: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

13. Hb : 8,1 g/dl 14. Leukosit : 11.940/mm3 15. Trombosit:64.000/mm3 16. Ht : 24 %

DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

No. MR : 963999

No Diagnosis Keperawatan Tanggal

Muncul

Tanggal

Teratasi

Tanda

Tangan

1 Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

26 Mei

2017

27 Mei

2017

2 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

26 Mei

2017

31 Mei

2017

3 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

26 Mei

2017

31 Mei

2017

4 Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

26 Mei

2017

31 Mei

2017

Page 154: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

No. MR : 963999

No Diagnosis Keperawatan Rnacana Keperawatan

NOC NIC 1 Hipertermi berhubungan

dengan peningkatan laju metabolisme

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan normal dengan kriteria hasil:

g. Termoregulasi 9) Tingkat pernafasan tidak terganggu 10) Melaporkan kenyamanan setelah suhu

tubuh turun 11) Tidak terjadi perubahan warna kulit 12) Tidak ada dehidrasi

h. Status kenyamanan fisik

9) Suhu tubuh normal 10) Tidak terganggu intake makanan 11) Tidak terganggu intake cairan 12) Tingkat energi tidak terganggu

i. Keparahan infeksi

9) Tidak ada kulit kemerahan

Perawatan Demam 13) Pantau suhu dan tanda-tanda vital

lainnya 14) Monitor warna kulit dan suhu 15) Monitor asupan dan keluaran, sadari

perubahan kehilangan cairan yang tak dirasakan

16) Berikan obat atau cairan IV (misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

17) Dorong komsumsi cairan 18) Tingkatkan sirkulasi udara Manajemen cairan 19) Jaga intake dan output pasien 20) Monitor status hidrasi (misalnya :

membran mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan darah ortostatistik)

Page 155: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

10) Tidak terjadi demam 11) Tidak ada terjadi kehilangan nafsu

makan 12) Tidak ada peningkatan jumlah sel darah

putih f. Respon pengobatan

10) Pasien mengetahui efek sampingnya 11) Tidak ada reaksi alergi 12) Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

21) Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

22) Monitor tanda-tanda vital 23) Monitor makanan/cairan yang

dikomsumsi dan hitung asupan kalori harian 24) Berikan cairan IV 25) Atur ketersedian produk darah untuk

transfusi, jika perlu. 26) Persiapan pemberian produk darah

(misalnya: cek darah dan mempersiapkan pemasangan infus)

27) Berikan produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma yang baru)

Manajemen Obat 15) Tentukan obat yang diperlukan dan

kelola menurut resep dan / atau protokol 16) Monitor efektifitas cara pemberian obat

yang sesuai 17) Monitor pasien mengenai efek

terapeutik obat 18) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat 19) Monitor level serum darah ( misalnya:

elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang sesuai

20) Monitor interaksi obat yang non

Page 156: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

terpeutik 21) Monitor respon terhadap perubahan

pengobatan dengan cara yang tepat Pengaturan Suhu 9) Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam,

sesuai kebutuhan 10) Monitor tekanan darah, nadi dan

respirasi, sesuai kebutuhan 11) Monitor suhu dan warna kulit 12) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

adekuat 2 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nafsu makan pasien baik dengan kriteria hasil :

e. Status nutrisi : asupan makanan dan cairan 11) Asupan makanan secara oral adekuat 12) Asupan cairan secara oral adekuat 13) Asupan cairan IV adekuat 14) Asupan nutrisi parenteral adekuat 15) Tidak ada mual dan muntah

f. Nafsu makan

7) Peningkatan keinginan untuk makan 8) Peningkatan rangsangan untuk makan 9) Intake makanan adekuat

Manajemen Gangguan Makan 25) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

untuk mengembangkan rencana perawatan dengan melibatkan pasien dan orang-orang terdekatnya dengan tepat

26) Kolaborasi dengan tim dan pasien untuk mengatur target pencapaian berat badan jika berat badan pasien tidak berada dalam rentang normal

27) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan asupan kalori harian yang diperlukan

28) Dorong pasien untuk mendiskusikan makanan yang disukai bersama ahli gizi

29) Timbang berat badan pasien 30) Monitor intake/asupan dan asupan

cairan secara tepat

Page 157: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

31) Monitor asupan kalori makanan harian 32) Batasi makanan sesuai dengan jadwal 33) Observasi pasien selama dan setelah

pemberian makan/makanan ringan untuk meyakinkan bahwa asupan makanan yang cukup tercapai dan dipertahankan

34) Beri dulungan misalnya terapi relaksasi 35) Batasi aktivitas fisik sesuai kebutuhan

untuk meningkatkan berat badan 36) Monitor berat badan pasien sesuai

secara rutin Manajemen Nutrisi 13) Tentukan status gizi pasien 14) Identifikasi alergi dan intoleransi

terhadap makanan 15) Atur diit yang diperlukan (rendah

protein, tinggi karbohidrat, rendah natrium) 16) Beri obat-obatan sebelum makan seperti

antiemeik 17) Anjurkan diit pasien sesuai kebutuhan 18) Monitor kalori dan asupan nutrisi Monitor Nutrisi 17) Timbang berat badan pasien 18) Identifikasi adanya penurunan berat

badan 19) Monitor turgor kulit

Page 158: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

20) Monitor adanya mual muntah 21) Identifikasi perubahan nafsu makan 22) Monitor pucat pada konjungtiva 23) Lakukan kemampuan menelan 24) Tentukan faktor yang mempengaruhi

nutrisi 3 Hambatan mobilitas fisik

berhubungan dengan agens farmaseutikal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, Pasien mampu mempertahankan keseimbangan secara mandiri dengan kriteria hasil :

7) Keseimbangan gerakan 8) Mempertahankan keseimbangan ketika

berdiri 9) Mempertahankan keseimbangan ketika

berjalan

Manajemen Energi 23) Kaji status fisiologis pasien yang

menyebabkan kekelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

24) Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

25) Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan

26) Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya, kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai prioritas pertama

27) Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

28) Monitor waktu dan lama istirahat pasien 29) Kurangi ketidaknyamanan fisik yang

dialami pasien yang bisa mempengaruhi fungsi kognitif, pemanatauan diri dan pengaturan aktivitas pasien

30) Bantu pasien untuk mengidentifikasi kegiatan rumah yang bisa dilakukan oles

Page 159: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

keluarga dan teman dirumah untuk mencegah/mengatasi kelelahan

31) Instrusikan pasien atau keluarga mengenali tanda dan gejala kelelahan yang memerlukan pengurangan aktivitas

32) Instruksikan pasien atau keluarga mengenai stres dan koping intervensi untuk mengurangi kelelahan

33) Ajarkan pasien atau keluarga untuk menghubungi tenaga kesehatan jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang

Manajemen Lingkungan 9) Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien 10) Identifikasi kebutuhan keselamatan

pasien berdasarkan fungsi fisik dan kognitif serta riwayat perilaku di masa lalu

11) Singkirkan benda-benda berbahayadari lingkungan

12) Batasi pengunjung Peningkatan Mekanika Tubuh 7) Bantu untuk mendemonstrasikan posisi

tidur yang tepat 8) Bantu untuk menghindari duduk dalam

jangka waktu yang lama 9) Instruksikan pasien untuk menggerakkan

kaki terlebih dahulu kemudian badan ketika

Page 160: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

memulai berjalan dari posisi berdiri

4 Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu beradaptasi terhadap respon pengobatan dengan kriteria hasil: a. Koagulasi darah

4. Haemoglobin normal 5. Hematokrit normal 6. Tidak ada memar

g. Pengetahuan: kanker

5. Mengetahui efek samping obat 6. Mengetahui efek fisik dari pengobatan

kanker 7. Mengetahui efek samping terhadap

seksualitas 8. Mengetahui masalah perawatan diri

selama pemulihan

h. Respon pengobatan 4) Pasien mengetahui efek sampingnya 5) Tidak ada reaksi alergi

Tidak ada efek prilaku dari pengobatan

Pencegahan Pendarahan 9) Monitor dengan ketat risiko terjadinya

pendarahan pada pasien 10) Catat nilai haemoglobin dan hematokrit

sebelum dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

11) Monitor tanda dan gejala pendaran menetap

12) Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

13) Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

14) Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

15) Intruksikan pasien untuk menghindari konsumsi aspirin atau obat-obat antikoagulan

Page 161: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

16) Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

Manajemen kemoterapi 8. Memonitor efek samping dan efek toksik

dari pengobatan 9. Berikan informasi kepada pasien dan

keluarga tentang efek obat-obatan kemoterapi pada sel kanker/ganas

10. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

11. Telusuri pengalaman pasien sebelumnya sehubungan dengan mual muntah terkait kemoterapi

12. Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya : obat antiematik untuk mual dan muantah)

13. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan imagery yang dapat digunakan sebelum,selama dan sesudah terapi dengan cara yang tepat

14. Monitur status nutrisi dan berat badan Manajemen Obat 8) Tentukan obat yang diperlukan dan kelola

Page 162: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

menurut resep dan / atau protokol 9) Monitor efektifitas cara pemberian obat

yang sesuai 10) Monitor pasien mengenai efek

terapeutik obat 11) Monitor tanda dan gejala toksisitas obat 12) Monitor level serum darah ( misalnya:

elektrolit, protrombin, obat-obatan) yang sesuai

13) Monitor interaksi obat yang non terpeutik

14) Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat

Page 163: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S

No. MR : 96399

Hari / tanggal / jam

Diagnosis Keperawatan Implementasi Keperawatan Evaluasi Keperawatan Tanda Tangan

Jum’at / 26 Mei 2017 / jam 14.20 WIB

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

14. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan

15. Monitor warna kulit dan suhu 16. Berikan obat atau cairan IV

(misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

17. Tingkatkan sirkulasi udara 18. Jaga intake dan output pasien 19. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

adekuat 20. Monitor status hidrasi (misalnya :

membran mukosa lemban, denyut nadi adekuat dan tekanan darah ortostatistik)

21. Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas

Jam 16.40 WIB S: - Pasien mengatakan badannya

terasa panas - Pasien mengatakan badanya terasa

mengigil O :

- Pasien tampak gelisah - Badan pasien teraba hangat - Wajah pasien tampak memerah - S : 43 oC - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit - Pasien diberikan terapi paracetamol

infus / IV 10 mg/ml

Page 164: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

urine) 22. Monitor tanda-tanda vital 23. Atur ketersedian produk darah untuk

transfusi, jika perlu. 24. Persiapan pemberian produk darah

(misalnya: cek darah dan mempersiapkan pemasangan infus)

25. Berikan produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma yang baru)

26. Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara yang tepat

A : Kanker serviks post kemoterapi dan hipertermi P: Intervensi dilanjutkan

- Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan

- Monitor warna kulit dan suhu - Berikan obat atau cairan IV

(misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

- Tingkatkan sirkulasi udara - Jaga intake dan output pasien - Tingkatkan intake cairan dan

nutrisi adekuat - Monitor hasil laboratorium - Monitor tanda-tanda vital - Memberikan transfusi PRC 1 kolf

jika suhu tubuh sudah turun Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

7. Mengkaji apakah ada alergi makanan 8. Mengkaji kemampuan pasien dalam

asupan nutrisi 9. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C

10. Menimbang berat badan. 11. Memberikan informasi kepada pasien

dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah

Jam 16.40 WIB S: - Pasien mengatakan kurang nafsu

makan - Pasien mengatakan mual muntah - Pasien mengatakan tidak ada

alergi makanan

O - Pasien tampak tidak

Page 165: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

protein, vitamin, dan karbohidrat. 12. Memonitor untuk mual dan muntah

menghabiskan makanannya - Pasien tampak tidak nafsu makan,

makanan yang habis hanya ¼ dari yang disajikan

- Pasien tampak lemah - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20

tetes/menit

A:Kanker serviks Post kemoterapi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor kalori dan intake nutrisi - Monitor adanya penurunan berat

badan - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

12. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kekelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

13. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

14. Perbaiki defisit status pisiologis (misalnya, kemoterapi yang menyebabkan anemia) sebagai prioritas pertama

15. Monitor intake/asupan nutrisi untuk

Jam 16.40 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

terasa lemah - Pasien mengatakan kurang nafsu

makan - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga

O: - Pasien tampak lemah

Page 166: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

mengetahui sumber energi yang adekuat 16. Monitor waktu dan lama istirahat

Pasien 17. Bantu pasien untuk mengidentifikasi

kegiatan rumah yang bisa dilakukan oleh keluarga dan teman dirumah untuk mencegah/mengatasi kelelahan

18. Instruksikan pasien atau keluarga mengenai stres dan koping intervensi untuk mengurangi kelelahan

19. Batasi pengunjung 20. Instruksikan pasien untuk

menggerakkan kaki terlebih dahulu kemudian badan ketika memulai berjalan dari posisi berdiri

21. Monitor kadar Hb, leukosit dan trombosit

22. Memberikan transfusi PRC I kolf

- Makanan pasien bersisa ¼ porsi - Pasien terpasang Nacl 0,9 % 20

tetes/menit - TD 100/60 mmHg - HR 88 x/menit - RR 21 x/menit - S : 43 oC - Hb: 8,1 g/dl - Leukosit : 11.940 /mm3 - Trombosit : 64.000/ mm3 - Ht : 24 %

A: Kanker Serviks post kemoterapi dan hambatan mobilitas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaanya - Observasi nutrisi sebagai sumber

energy - Membantu pasien untuk

mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

- Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

- Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

Page 167: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Monitor kadar Hb, Leukosit dan Trombosit

- Memberikan transfusi PRC I kolf jika suhu tubuh sudah turun

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor dengan ketat risiko terjadinya pendarahan pada pasien

2. Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

3. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

4. Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

5. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

6. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

7. Intruksikan pasien untuk menghindari konsumsi aspirin atau obat-obat antikoagulan

8. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

9. Memonitor efek samping dan efek

Jam 16.40 WIB S:

- Pasien mengatakan banyak biru-biru pada kulitnya

O: - Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Konjungtiva anemis - Hb : 8,1 g/dl - Leukosit : 11.940/mm3 - Trombosit:64.000/mm3 - Ht : 24 %

A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan

Page 168: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

toksik dari pengobatan 10. Berikan informasi kepada pasien dan

keluarga tentang efek obat-obatan kemoterapi pada sel kanker/ganas

11. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

12. Telusuri pengalaman pasien sebelumnya sehubungan dengan mual muntah terkait kemoterapi

13. Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya : obat antiematik untuk mual dan muntah)

14. Ajarkan pasien teknik relaksasi dan imagery yang dapat digunakan sebelum,selama dan sesudah terapi dengan cara yang tepat

15. Monitur status nutrisi dan berat badan 16. Monitor efektifitas cara pemberian obat

yang sesuai 17. Monitor pasien mengenai efek

terapeutik obat 18. Monitor respon terhadap perubahan

pengobatan dengan cara yang tepat

cara yang tepat - Menganjurkan pasien untuk

meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

- Berikan obat-obatan untuk mengontrol efek kemoterapi, jika dibutuhkan (misanya : obat antiematik untuk mual dan muntah)

Sabtu / 27 Mei

Hipertermi berhubungan dengan

10. Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan

Jam 16.30 WIB

Page 169: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

2017 / jam 12.30 WIB

peningkatan laju metabolisme

11. Monitor warna kulit dan suhu 12. Berikan obat atau cairan IV

(misalnya: antipiretik, agen antibakteri dan agen anti menggigil)

13. Tingkatkan sirkulasi udara 14. Jaga intake dan output pasien 15. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

adekuat 16. Monitor hasil laboratorium yang

relevan dengan retensi cairan (misalnya : peningkatan BUN, penurunan hematokrit dan peningkatan osmolalitas urine)

17. Monitor tanda-tanda vital 18. Monitor respon terhadap perubahan

pengobatan dengan cara yang tepat

S: - Pasien mengatakan badannya tidak

terasa panas - Pasien mengatakan sudah selesai

transfusi darah satu kantong dan sekarang terpasang yang kedua

O :

- Pasien tampak tenang - Wajah pasien tampak tidak

memerah - S : 36,3 oC - Pasien terpasang transfusi PRC

kolf kedua

A : Kanker serviks post kemoterapi dan masalah hipertermi teratasi P: Intervensi dihentikan (pasien sudah tidak demam)

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor intake nutrisi pasien 2. Memonitor mual dan muntah 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung Fe, protein dan vit C dirumah

4. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan masih kurang nafsu makan

- pasien masih mengeluh mual O:

- Pasien tidak menghabiskan

Page 170: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

5. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

6. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

makanannya, makanan yang habis hanya ¼ dari yang disajikan

- Pasien tampak lemas - Pasien terpasang transfusi PRC

kolf kedua A: Kanker servik post kemoterapi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor intake nutrisi - Monitor adanya penurunan berat

badan - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

11. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

12. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

13. Monitor waktu dan lama istirahat pasien

14. Membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

15. Anjurkan pasien menghindari akvitas selama periode istirahat

16. Anjurkan keluarga untuk membantu

Jam 16.30 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga - Pasien mengatakan sudah siap

transfusi darah satu kantong

O: - Pasien tampak masih lemah - Makanan hanya dihabiskan ¼ porsi

Page 171: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

aktivitas pasien 17. Monitor tanda-tanda vital pasien 18. Batasi pengunjung 19. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit 20. Beri produk-produk penggantian

darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

saja - Konjungtiva anemis - TD 100/60 mmHg - HR 75 x/menit - RR 21 x/menit - Hb : 8,1 g/dl - Leukosit : 11.940/mm3 - Trombosit:64.000/mm3 - Ht : 24 % - Pasien terpasang transfusi PRC kolf

kedua A: Kanker serviks post kemoterapi dan

hambatan mobititas fisik P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Dorong pasien untuk

mengungkapkan perasaanya - Observasi nutrisi sebagai sumber

energy - Membantu pasien untuk

mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

- Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

- Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

Page 172: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Monitor kadar Hb, Leukosit dan Trombosit

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

2. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

3. Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

4. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

5. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

6. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

7. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

O: - Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapar ruam pada kulit pasien - Konjungtiva anemis - Hb : 8,1 g/dl - Leukosit : 11.940/mm3 - Trombosit:64.000/mm3 - Ht : 24 %

- Pasien terpasang transfusi PRC kolf kedua

A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Page 173: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

8. Monitur status nutrisi dan berat badan Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

Minggu / 28 Mei 2017 / jam 08.30 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor intake nutrisi pasien 2. Memonitor mual dan muntah 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C dirumah

4. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

5. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

Jam 12.00 WIB S: - Pasien mengatakan masih kurang

nafsu makan - Apabila makan masih mengeluh

mual dan muntah - Pasien mengatakan sudah siap

melakukan tranfusi trombosit 10 kantong

O: - Pasien tampak tidak

menghabiskan makanannya

Page 174: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

6. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

- Pasien tampak sudah ada nafsu makan, makanan yang habis hanya ¼ dari yang disajikan

- Pasien tampak lemah - Pasien terpasang IVFD Nacl 0,9 %

20 tetes/menit

A:Kanker serviks Post kemoterapi dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor kalori dan intake nutrisi - Monitor adanya penurunan berat

badan - Monitor mual dan muntah

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

11. Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai keterbatasan yang dialami

12. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

13. Monitor waktu dan lama istirahat pasien

14. Membantu pasien untuk mengidentifikan aktivitas yang mampu dilakukan

15. Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

Jam 12.00 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga - Pasien mengatakan sudah siap

transfusi trombosit 10 kantong

O: - Pasien tampak masih lemah

Page 175: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

16. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

17. Monitor tanda-tanda vital pasien 18. Batasi pengunjung 19. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit 20. Beri produk-produk penggantian

darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Makanan hanya dihabiskan ¼ porsi saja

- TD 100/60 mmHg - HR 77 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,6 oC - Hb: 9.0 g/dl - Leukosit : 3.280 /mm3 - Trombosit : 442.000/ mm3 - Ht : 28 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Anjurkan pasien menghindari

aktivitas selama periode istirahat - Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien - Monitor kadar Hb, Leukosit dan

Trombosit - Beri produk-produk penggantian

darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

Page 176: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

2. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

3. Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

4. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

5. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

6. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

7. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

8. Monitur status nutrisi dan berat badan

Jam 12.00 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan sudah siap transfusi trombosit 10 kantong

O: - Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Konjungtiva anemis - Hb : 8,1 g/dl - Leukosit : 11.940/mm3 - Trombosit:64.000/mm3 - Ht : 24 %

A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

Page 177: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat besar dan BAB berdarah

Senin / 29 Mei 2017 / jam 08.00 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

7. Memonitor intake nutrisi pasien 8. Memonitor mual dan muntah 9. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C dirumah

10. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

11. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

12. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Jam 12.30 WIB S:

- Pasien mengatakan mulai ada nafsu makan

- Apabila makan pasien masih mual sedikit

- O:

- Pasien makanan yang habis hanya ¼ dari yang disajikan

- Mual pasien tampak berkurang

A: Kanker serviks dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan

- Monitor intake nutrisi

Page 178: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Monitor mual dan muntah - Menganjurkan makanan tinggi

serat untuk mencegah konstipasi - Menganjurkan pasien

meningkatkan makanan yang mengandung Fe, protein dan vit C dirumah

- Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

- Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

8. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

9. Monitor waktu dan lama istirahat pasien 10. Anjurkan pasien menghindari aktivitas

selama periode istirahat 11. Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien 12. Monitor tanda-tanda vital pasien 13. Batasi pengunjung 14. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit

Jam 12.30 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga O: - Pasien tampak masih lemah - Makanan hanya dihabiskan ¼ porsi

saja - TD 110/80 mmHg - HR 80 x/menit

Page 179: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- RR 20 x/menit - S : 36 oC - Hb: 10,6 g/dl - Leukosit : 7.120 /mm3 - Trombosit : 59.000/ mm3 - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Anjurkan pasien menghindari

aktivitas selama periode istirahat - Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien - Monitor kadar Hb, Leukosit dan

Trombosit Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

2. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

3. Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT),

Jam 12.30 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan sedang mencari pendonor untuk transfusi trombosit 10 kantong

O: - Pasien tampak lemah

Page 180: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

4. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

5. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

6. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

7. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

8. Monitur status nutrisi dan berat badan

- Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Hb : 10.5 g/dl - Leukosit : 7.120/mm3 - Trombosit: 59.000/mm3

A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat besar dan BAB berdarah

Page 181: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Selasa / 30 Mei 2017 / Jam 14.00 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor intake nutrisi pasien 2. Memonitor mual dan muntah 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C dirumah

4. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

5. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

6. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Jam 17.00 WIB S:

- Pasien mengatakan mulai ada nafsu makan

- Pasien mengatakan mual sudah berkurang

- O:

- Pasien makanan yang habis hanya ¾ dari yang disajikan

- Mual pasien tampak berkurang - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

P: Intervensi dilanjutkan

- Monitor intake nutrisi - Monitor mual dan muntah - Menganjurkan makanan tinggi

serat untuk mencegah konstipasi - Menganjurkan pasien

meningkatkan makanan yang mengandung Fe, protein dan vit C dirumah

Page 182: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

- Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

15. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

16. Monitor waktu dan lama istirahat pasien

17. Anjurkan pasien menghindari aktivitas selama periode istirahat

18. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

19. Monitor tanda-tanda vital pasien 20. Batasi pengunjung 21. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit

Jam 17.00 WIB S: - Pasien mengatakan badan masih

sedikit lemah - Pasien mengatakan aktivitas masih

dibantu keluarga O: - Pasien tampak masih lemah - Makanan hanya dihabiskan ¾ porsi

saja - TD 100/80 mmHg - HR 79 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,8 oC - Hb: 10,5 g/dl - Leukosit : 2.990 /mm3 - Trombosit : 78.000/ mm3 - Ht : 31 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

Page 183: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik

P: Intervensi dilanjutkan - Monitor tanda-tanda vital pasien - Anjurkan pasien menghindari

aktivitas selama periode istirahat - Anjurkan keluarga untuk membantu

aktivitas pasien - Monitor kadar Hb, Leukosit dan

Trombosit Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Catat nilai haemoglobin dan hematokrit sebelum dan sesudah pasien kehilangan darah sesuai indikasi

2. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

3. Monitor komponen koagulasi darah (termasuk protrombin time (PT), partial thromboplastin time (PTT), fibrinogen, degradasi fibrin/split product dan trombosit, hitung dengan cara yang cepat

4. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

5. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku

Jam 17.00 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan sedang mencari pendonor untuk transfusi trombosit 10 kantong

O: - Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Hb : 10.5 g/dl - Leukosit : 2.990/mm3 - Trombosit: 78.000/mm3 - Ht : 31 %

Page 184: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

segar (FFP)) dengan cara yang tepat 6. Instruksikan pasien untuk meningkatkan

makanan yang mengandung vitamin K 7. Intruksikan pada pasien dan keluarga

agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

8. Monitur status nutrisi dan berat badan

- Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 % 20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat besar dan BAB berdarah

Page 185: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Rabu / 31 Mei 2017 / jam 12.30 WIB

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

1. Memonitor intake nutrisi pasien 2. Memonitor mual dan muntah 3. Menganjurkan pasien meningkatkan

makanan yang mengandung protein dan vit C dirumah

4. Memberikan informasi kembali kepada pasien dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi yang mencakup berapa banyak jumlah protein, vitamin, dan karbohidrat.

5. Menganjurkan memakan makanan ringan (misal : Sering minum jus segar) yang sesuai

6. Menganjurkan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan mulai ada nafsu makan

- Pasien mengatakan mual sudah hilang

- Pasien mengatakan menghabiskan 1 porsi makanan rumah sakit

O: - Pasien sudah mulai menghabiskan

makanannya - Nafsu makan pasien tampak sudah

ada - Pasien tidak ada mual dan muntah - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit A : Kanker serviks dan masalah

ketidakseimbangan nutrisi teratasi P: Intervensi dihentikan

Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan agens farmaseutikal

8. Monitor intake/asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat

9. Monitor waktu dan lama istirahat pasien 10. Anjurkan pasien menghindari aktivitas

selama periode istirahat

Jam 16.30 WIB S: - Pasien mengatakan tidak lemas lagi - Pasien mengatakan nafsu makan

meningkat

Page 186: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

11. Anjurkan keluarga untuk membantu aktivitas pasien

12. Monitor tanda-tanda vital pasien 13. Batasi pengunjung 14. Monitor kadar Hb, leukosit dan

trombosit

- Pasien mengatakan sudah transfusi 5 kantong trombosit dan masih mencari 5 kantong lagi

O: - Pasien tampak tidak lemah lagi - Pasien sudah nafsu makan - TD 110/80 mmHg - HR 76 x/menit - RR 20 x/menit - S : 36,4 oC - Hb: 10.5 g/dl - Leukosit : 2.990 /mm3 - Trombosit : 78 .000/ mm3 - Ht : 31 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9 %

20 tetes/menit

A: Kanker serviks post kemoterapi dan hambatan mobititas fisik teratasi

P: Intervensi dihentika (pasien pulang)

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan sudah transfusi 5 kantong trombosit

Page 187: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

segar (FFP)) dengan cara yang tepat 4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan

makanan yang mengandung vitamin K 5. Intruksikan pada pasien dan keluarga

agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

6. Monitur status nutrisi dan berat badan

dan masih mencari 5 kantong lagi

- O:

- Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Hb : 10.5 g/dl - Leukosit : 2.990/mm3 - Trombosit: 78.000/mm3 - Ht : 31 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi

Page 188: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat besar dan BAB berdarah

Kamis / 1 juni 2017 / Jam 16.00 WIB

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

5. Monitur status nutrisi dan berat badan

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan sudah transfusi 10 kantong trombosit

O: - Pasien tampak pucat - Ruam pada kulit berkurang

pasien - Hb : 10,6 g/dl - Leukosit : 4.360/mm3 - Trombosit: 87.000/mm3 - Ht : 31 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

Page 189: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

Jum’at / 2 Juni 2017 / Jam 17.00 WIB

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

5. Monitur status nutrisi dan berat badan

Jam 17.00 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang tapi sudah berkurang

- Pasien mengatakan sudah transfusi trombosit 1 kantong

O: - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Hb : 10.6 g/dl - Leukosit : 4.360/mm3 - Trombosit: 87.000/mm3 - Ht : 31 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit

Page 190: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

Sabtu / 3 juni 2017 / Jam 16.00 WIB

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

5. Monitur status nutrisi dan berat badan

Jam 16.00 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang sudah berkurang

- Pasien mengatakan transfusi sela darah merah ditambah 2 kantong lagi

O: - Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien

Page 191: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Hb : 9,6 g/dl - Leukosit : 2.730/mm3 - Trombosit: 107.000/mm3 - Ht : 28 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

Minggu / 4 Juni 2017 / Jam 12.00

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah

Jam 12.00 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan sudah

Page 192: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

WIB (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

5. Monitur status nutrisi dan berat badan

transfusi 2 darah merah O:

- Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Hb : 9,6 g/dl - Leukosit : 2.730/mm3 - Trombosit: 107.000/mm3 - Ht : 28 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

Page 193: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

Senin / 5 Juni 2017 / Jam 16.30 WIB

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

5. Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat beasr dan BAB berdarah

6. Monitur status nutrisi dan berat badan

Jam 16.30 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang tapi sudah berkurang

- Pasien mengatakan sudah selesai transfusi darah merah 2 kantong

- O:

- Pasien tampak pucat - Ruam pada kulit pasien sudah

berkurang - Hb : 10.4 g/dl - Leukosit : 2.040/mm3 - Trombosit: 73.000/mm3 - Ht : 30 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

Page 194: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

- Intruksikan pada pasien dan keluarga agar melaporkan gejala demam, menggigil, pendarahan hidung, memar yang sangat besar dan BAB berdarah

Selasa / 6 Juni 2017/ Jam 17.30 WIB

Risiko pendarahan berhubungan dengan Koagulopati inheren (trombositopenia)

1. Monitor tanda dan gejala pendarahan menetap

2. Monitor tanda-tanda vital ortostatik, termasuk tekanan darah

3. Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

4. Instruksikan pasien untuk meningkatkan makanan yang mengandung vitamin K

5. Monitur status nutrisi dan berat badan

Jam 17.30 WIB S:

- Pasien mengatakan biru-biru pada kulitnya belum hilang

- Pasien mengatakan rencana transfusi 10 kantong trombosit dan masih mencari pendonor

- Pasien mengatakan diberikan injeksi dibawah pusat unutk menaikkan leukosit

O: - Pasien tampak lemah - Pasien tampak pucat - Terdapat ruam pada kulit pasien - Hb : 10.5 g/dl

Page 195: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian

Poltekkes Kemenkes Padang

- Leukosit : 2.040/mm3 - Trombosit: 73.000/mm3 - Ht : 30 % - Pasien terpasang IVFD Nacl 0.9

% 20 tetes/menit A: Kanker serviks post kemoterapi dan risiko pendarahan P: intervensi dilanjutkan

- Monitor tanda-tanda vital - Monitor hasil laboratorium (

Haemoglobin,leukosit, trombosit dan hematokrit)

- Beri produk-produk penggantian darah (misalnya: trombosit dan plasma beku segar (FFP)) dengan cara yang tepat

- Menganjurkan pasien untuk meningkatkan mengkomsumsi makanan yang mengandung vitamin K

Page 196: ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Dita_Novelia_KTI...Kanker serviks merupakan penyakit kanker pada perempuan yang mengakibatkan kematian