ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN...
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN...
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN KASUS
DEMAM THYPOID DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI DIRUANG MAWAR RSUD
KOTA KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan program
Diploma III politeknik kesehatan kendari jurusan keperawatan
Oleh :
ASTAWAN
NIM. P00320015058
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
T.A 2018
iv
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN KASUS
DEMAM THYPOID DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI DIRUANG MAWAR RSUD
KOTA KENDARI
Yang disusun dan diajukan oleh :
ASTAWAN
NIM. P00320015058
Telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis Ilmiah di depan TIM penguji
Pada Hari/Tanggal : Kendari, 14 agustus 2018
dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Tim penguji :
1. Lena Atoy, SST, MPH (.............................................)
2. Hj. Nurjannah, BSc, SPD, M.kes (.............................................)
3. Abd. Syukur Bau, S.kep., Ns.,MM (.............................................)
4. H. Taamu, A.Kep. SPd,M.Kes (.............................................)
5. Muslimin. L. A.kep, SPD, M.si (.............................................)
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
Indriono Hadi, S.Kep.,Ns., M.Kes
197003301995031001
v
“MOTTO”
Agar sukses Kemauanmu untuk berhasil
Harus lebih besar Dari ketakutamu untuk gagal
Tetapi ingat lah Dibalik kesuksesanmu
Ada namamu disetiap doa yang ia panjatkan Ada banyak cucuran keringat yang keluar darinya
Ada banyak waktu yang ia korbankan Hanya untuk melihatmu bahagia dimasa depan
Mereka tak lain adalah “KEDUA ORANG TUA KITA’
Kupersembahkan karya tulis ilmiah ini kepada ayah dan ibu tercinta, agama, nusa
dan bangsa, serta orang-orang disekitar saya yang selalu memberikan dukungan dan
do’a, Serta Almamater yang menjadi kebanggan, dan tempat saya berpijak selama
menempuh pendidikan 3 tahun ini.
ASTAWAN
vi
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. Nama : Astawan
2. Tempat Tanggal Lahir : Tudaone, 20 Juni 1997
3. Suku / Bangsa : Tolaki
4. Jenis Kelamin : Laki - laki
5. Agama : Islam
6. Alamat : Kelurahan: Tudaone, Kecamatan: Konawe
Kabupaten Konawe.
B. Pendidikan
1. SD Negeri 1 Tudaone Tamat Tahun 2009
2. SMP Negeri 1 Wawotobi Tamat Tahun 2012
3. SMKS Kesehatan Unaaha Tamat Tahun 2015
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Masuk tahun 2015
vii
ABSTRAK
Astawan (P00320015059) Asuhan keperawatn pada anak dengan kasus
demam thypoid dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi diruang mawar RSUD kota
kendari”. Yang Dibimbing Oleh Bapak H. Taamu, A. Kep, S.Pd., M.Kes Dan
Bapak Muslimin. L., A. Kep., S.Pd., M. Kes.(xiv + 75 halaman + 10 tabel + 1
gambar). Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut
yang disebabkan salmonella thipi. Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua
sebagai hasil antara hubungan pria dan wanita. Beberapa tanda dan gejalanya
yaitu inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.demam tinggi di
minggu pertama,ruam muncul pada hari ke 7-10, kembung, mual, muntah, diare.
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan
ketika individu yang tidak puas mengalami atau beresiko mengalami penuruna
beratbadan yang berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau metabolism
nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolic. Data penderita demam
thypoid di RSUD Kota Kendari pada tahun 2017.sebanyak 159 orang. Tujuan
studi kasus ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan
kasus demam thypoid dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Rancangan studi
kasus yang digunakan menggunakan studi kasus deskriptf. Subjek pada studi
kasus ini yaitu menggunanak satu orang pasien data diperoleh dengan melakukan
pengkajian secara langsung dan wawancara kepada pasien serta dengan dokumen-
dokumen yang ada di rumah sakit berakitan dengan data pasien tersebut. Hasil
studi kasus diperoleh dari pengkajian yaitu adanya keluhan mengenai gangguan
nutrisi akibat ketidak nyamanan pada daerah sekitar mulut. Dari data yang ada,
tidak ditemukan kesenjangan dengan teori. Diagnosa yang diangkat yaitu ketidak
seimbangan nutrisi yang ditunjang oleh data yang ditemukan. Intervensi yang
dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan dalam teori.
Implementatsi dilakukan selama 3 hari dengan mengikuti intervensi yang telah
ditetapkan. Evaluasi dilakukan selama 3 hari dengan melakukan penimbangan BB
pada hari pertama dan hari ketiga.
Kata Kunci : Demam Thypoid, Salmonella Thypi, Asuhan Keperawatan,
RSUD Kota Kendari
Daftar Pustaka : 11 (2009-2015)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian studi kasus ini yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anak Dengan Kasus Demam Thypoid
Dalam Pemenuhan Kebutuhvn Nutrisi Diruang Mawar RSUD Kota Kendari Tahun
2018”.
Dalam penyelesaian studi kasus ini penulis sadari bahwa amat banyak hambatan
yang melintang, namun berkat rahmat Allah SWT yang senantiasa memberi
petunjuk-Nya sehingga segala hambatan yang penulis hadapi dapat teratasi.
Terimakasih yang tak ternilai penulis ucapkan kepada kedua orang tua yang amat ku
cintai ayahanda ASUDI dan Ibunda ATI atas segala doa dan kasih sayangnya yang
tak henti tercurahkan demi keberhasilanku. Penulis juga menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan Bapak Taamu, A.Kep. SPd,M.Kes selaku pembimbing I dan
Bapak Muslimin. L. A.kep, SPD, M.si. selaku pembimbing II yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam
penyusunan studi kasus ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Askrening, SKM.,M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep,Ns.,M.kes selaku ketua jurusan keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kendari
ix
3. Bapak, Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu
pengetahuan pada penulis selama kuliah.
4. Ibu Lena Atoy, SST, MPH selaku penguji I, ibu Hj. Nurjannah, BSc, SPD,
M.kes selaku penguji II, dan Bapak Abd. Syukur Bau, S.kep., Ns.,MM selaku
penguji III yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam ujian
proposal sebelumnya.
5. Kepala kantor Badan Riset Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis
6. Direktur RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah
memberikan izin penelitian
7. Saudara & Keluargaku yang senantiasa memberikan dukungan, semangat,
senyum dan doanya untuk keberhasilan ini, terima kasih dan sayangku untuk
kalian.
8. Terima kasih kepada Mirasantika yang selalu memberi dukungan dan
semangat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
9. Teman – temanku Iking, Irfan Saputra, Reonaldi, Mega Sari, Hera Yulianingsi
T. P., Hilya Mahzura, Nurul Alfi Syahra, Salbia serta teman – teman
Angkatan 2015 khususnya kelas III B Keperawatan, tanpa semangat,
dukungan, dan bantuan kalian semua takan mungkin ku sampai disini, terima
kasih untuk canda, tangis, dan perjuangan yang kita lewati bersama dan terima
kasih untuk kenangan manis yang telah mengukir selama ini dengan
perjuangan dan kebersamaan.
x
Peneliti menyadari Studi kasus ini masih terdapat kekurangan. Akhir kata, penulis
berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak
yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
xi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Astawan
Nim : P00120015058
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan
Judul KTI :ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN
KASUS DEMAM THYPOID DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI DIRUANG MAWAR RSUD
KOTA KENDARI
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan keputusan atau pikiran
orng lain yang saya akui sebagi tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
jiblakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut
Kendari, 14 agustus 2018
Yang membuat pernyataan,
Astawan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................... i
HALAMAN SAMPUL DEPAN ....................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iv
MOTTO ............................................................................................................. v
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABLE ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................... 5
C. Tujuan studi kasus ................................................................................... 6
D. Manfaat studi kasus ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar demam thypoid ................................................................. 8
B. Konsep dasar pengkajian demam thypoid............................................... 14
C. Konsep dasar pemenuhan kebutuhan nutrisi ........................................... 20
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Rancangan studi kasus ............................................................................ 29
B. Subyek studi kasus .................................................................................. 29
C. Fokus studi kasus .................................................................................... 30
D. Definisi operasional ................................................................................ 30
E. Istrumen penelitian .................................................................................. 34
F. Tempat dan waktu penelitian .................................................................. 35
G. Pengumpulan data ................................................................................... 35
H. Penyajian data ......................................................................................... 37
I. Etika penulisa .......................................................................................... 38
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................................... 45
B. Hasil Studi Kasus ...................................................................................... 48
C. Pembahasan ............................................................................................... 67
D. Keterbatasan Studi Kasus .......................................................................... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 74
B. Saran .......................................................................................................... 75
DAFRAT PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Table 2.1 Keluhan dan gejala demam thypoid .................................. 9
Table 3.1 BB Normal Pada anak ....................................................... 23
Table 3.2 Kategori abang batas IMT................................................. 23
Table 4.3 tabel pemberian makanan pasien ...................................... 50
Table 4.4 Pemeriksaan Lab ............................................................... 51
Table 4.5 Pemeriksaan penunjang .................................................... 53
Table 4.6 analisa data ........................................................................ 53
Table 4.7 intervensi keperawatan ...................................................... 56
Table 4.8 implementasi keperawatan ................................................ 59
Table 4.9 evaluasi keperawatan ........................................................ 62
xv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Patofisiologi ................................................................. 9
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Sop pemberian makan peroral
Lampiran 2 : Format pengkajian kebutuhan nutrisi
Lampiran 3 : Format pengkajian anak
Lampiran 4 : table perkembangan
Lampiran 5 : Format Analisa Keperawatan
Lampiran 6 : Format Diagnosa Keperawatan
Lampiran 7 : Format Intervensi Keperawatan
Lampiran 8 : Format Implementasi Keperawatan
Lampiran 9 : Format Evaluasi Keperawatan
Lampiran 10 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 11 : Surat Izin dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 12 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes
Kendari
Lampiran 13 : Surat Izin Pengambilan Data Awal di RSUD.
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 14: Foto Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut pada saluran cerna bagian
bawah (usus halus) dengan gejala demam kurang lebih satu minggu disertai
gangguan saluran pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. penyakit ini
disebabkan oleh Salmonella thypi A, B , dan C. (Reski, 2014)
Demam tifoid atau thypus abdominalis banyak ditemukan dalam kehidupan
masyarakat kita, baik diperkotaan maupun dipedesaan. Penyakit ini sangat erat
hubungannya dengan kualitas yang mendalam dari hygiene pribadi dan sanitasi
lingkugan seperti higieneperorangan, dan hygiene penjamah makanan yang
rendah, lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum yang kurang
serta perilaku masyarakat yang tidak mendukung perilaku sehat. (kemenkes.,
2006)
Demam tipoid adalah suatu infeksi yang disebabkan oleh bakteri
salmonella typhii yang ditularkan melalui makanan yang tercemar oleh tinja dan
urine penderit. (Kemenkes, 2007)
Demam thypoid disebabkan oleh kuman salmonella thypi. Penularan
kemanusia melaluimakan atau minuman yang tercemar dengan feces manusi yang
mengandung bakteri salmonella. Setelah melewati lambung kuman mencapai
usus dan dan invasi ke jaringan limfoid yang merupakan tempat predileksi untuk
berkembang biak. Kuman salmonella thypi menghasilkan endotoksin yang
2
merupakan kompleks lipoposakarida dan dianggap berperan penting pada pato
genesis dalam thypoid.endotoksin bersifat pirogenik serta memperbesar reaksi
peradangan dimana kuman salmonella. (kemenkes., 2006)
Penyakit demam tipoid atau thypus abdominalis sangat erat hubungannya
dengan perilaku masyarakat yang kurang bersih baik masyarakat perkotaan
maupun pedesaan dan juga sanitasi msyarakat seperti lingkuan kumuh, sumber air
bersih yang tidak memadai. Penyebab utamanya adalah bakteri salmonella thypi
yang masuk melalui mulut dan berkembang biak didalam usus dan masuk ke
pembulu darah. (suryadi., 2010).
Anak menurut bahasa adalah keturunan kedua sebagai hasil antara
hubungan pria dan wanita. Dalam konsideran Undang-Undang No. 23 Tahun
2002 tentang perlindungan anak, dikatakan bahwa anak adalah amanah dan karuni
Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya.
WHO memperkirakan jumlah kasus demam thypoid di seluruh dunia
mencapai 17 juta kasus demam thypoid. (WHO, 2012) Thypoid terdapat diseluruh
dunia terutama dinegara-negara yang sedang berkembang didaerah tropis.
Penyakit ini telah ada sejak beberapa abad yang lalu. Sebagian gambaran dapat
kita simak dijamestown Virginia USA, dimana dilaporkan lebih 6000 kematian
akibat wabag thypoid pada priode 1607sampai dengan 1624.
Berdasarkan data WHO bahwa angka kematian penderita demam thypoid
mencapai 17 juta kasus karena penanganaan awal yang tidak sesuai dan
3
kurangnya pengetahuan tentang penyakit tersebut. Pada umumnya penanganan
yang diprioritaskan pada pasien adalah penanganan demam pasien. Padahal
seperti yang kita ketahui demam thypoid disebabkan oleh bakteri Salmonella thipi
yang menyerang usus halus dimana mengakibatkannya terjadi mual dan muntah,
yang dapat membuat penderita mengalami kekurangan cairan dan nutrisi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu
keadaan ketika individu yang tidak puas mengalami atau beresiko mengalami
penuruna beratbadan yang berhubungan dengan asupan yang tidak adekuat atau
metabolism nutrisi yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolic. (Carpenito,
2009)
.Apa bila kebutuhan nutrisi pasien tidak terpenuhi akan menyebabkan
proses penyembuhan penyakit menjadi lama karena salah satu fungsi nutrisi
adalah membuat tubuh tidak mudah terserang penyakit akibatnya berbagai macam
komplikasi akan muncul.
Komplikasi yang ditimbulkan oleh perkembangan bakteri Salmonella thypi
pada usus adalah perdarahan usus, melena, pervorasi usus, peritonitis sedangkan
untuk komplikasi pada organ lain adalah meningitis, kolesistitis, ensefalopati,
bronkopneumoni
Tugas perawat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu dengan cara
memberikan HE (helt education), memberikan terapi diet dan intervensi perawat
dalam hal ini pemberian nutrisi per-oral yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan mencegah terjadinya penurunan berat badan.
4
Data di asia tenggara termasuk cina menunjukan tahu 2010 rata-rata 1000
per 100.000 penduduk per tahun. (Nainggolan R., 2010). Angka tersebut
menunjukan bahwa kejadian penyakit di negara asia khususnya masih sangat
tinggi.
Data surveilans saat ini memperkirakan di Indonesia ada 600.000 – 1,3 Juta
kasus demam thypoid tiap tahunnya dengan lebih dari 20.000 kematian. Rata- rata
di Indonesia, orang yang berusia 3-19 tahun memberikan angka sebesar 91%
terhadap kasus demam thypoid. Di Indonesia, tifoid harus mendapat perhatian
serius dari berbagai pihak, karena penyakit ini bersifat endemis dan mengancam
kesehatan masyarakat. Permasalahannya semakin kompleks dengan
meningkatnya kasus-kasus karier (carrier) atau relaps dan resistensi terhadap
obat-obat yang dipakai, sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan
pencegahan.4 Pada tahun 2008, angka kesakitan tifoid di Indonesia dilaporkan
sebesar 81,7 per 100.000 penduduk, dengan sebaran menurut kelompok umur
0,0/100.000 penduduk (0–1 tahun), 148,7/100.000 penduduk (2–4 tahun),
180,3/100.000 (5-15 tahun), dan 51,2/100.000 (≥16 tahun). Angka ini
menunjukkan bahwa penderita terbanyak adalah pada kelompok usia 2-15 tahun.
(Ivan Elisabeth Purba., 2016)
Berdasarkan data dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara kejadian
demam tipoid atau thypus abdominalis pada tahu 2011 adalah sebanyak 3.193
kasus, tahun 2012 sebanyak 3.535 kasus dan 2013 sebanyak 4.011, 2015
sebanyak 1.867. Dan untuk kejadian demam tipoid di RSUD kota kendari adalah
5
293 pada tahun 2014, 206 pada tahun 2015, 198 pada tahun 2016, dan 237 pada
tahun 2017. (Rekam Medik Dan SIRS RSUD Kota Kendari)
Berdasarkan data laporan tahunan di Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2014 jumlah kejadian demam tifoid adalah 3.828 kasus
sedangkan pada tahun 2015 jumlah kejadian demam tifoid ini adalah 1.867 kasus,
walaupun pada tahun 2015 terjadi penurunan kasus te-tapi demam tifoid ini masih
termasuk penyakit yang sangat tinggi walau-pun prevalensi tifoid tahun 2015
turun angka namun kejadian demam tifo-id termasuk dalam 10 penyakit terbesar
di dua tahun terakhir. (Yunita Lestari, 2017)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Asuhan meperawatn pada anak dengan kasus demam
thypoid dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi diruang mawar RSUD kota kendari”
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah: “Bagaimna asuhan keperawatan pada pasien anak dengan kasus
demam thypoid dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi di Ruang Mawar
RSUD kota kendari”
6
C. Tujuan studi kasus
1. Tujuan umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pada pasien demam thipoid dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Tujuan khusus
a. Untuk melakukan pengkajian pada pasien demam thypoid dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
b. Untuk menegakan diagnosa pada pasien demam thypoid dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
c. Untuk menyusun rencana keperawatn pada pasien demam thypoid dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
d. Untuk melakukan implementasi pada pasien demam thypoid dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada pasien demam thypoid dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi
D. Manfaat penulisan
1. Bagi masyarakat
Masyarakat mampu mengelola pasien demam thipoid dalam pemenuhan
kebutuha nutrisi yang seimbang
2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
7
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien demam thipoid
3. Bagi penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasiakn hasil riset
keperawatan, khususnya studi kasus tentang pelaksanaan pemenuhan
kebutuha nutrisi pada pasien demam thipoid
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep dasar demam thypoid
1. Definisi
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat
akut yang disebabkan salmonella thipi. Penyakit ini ditandai dengan panas
berkepanjangan, ditopang dengan bakterimia tanpa keterlibatan struktur
endothelelia atau endokardial dan invasi bakteri sekaligus multipaksi kedalam
sel fagosip monocular dari hati, limpa, kelenjar limpa, limfe usus dan peyer’s
patcah dan dapat menular pada orang lain melalui makanan atau air yang
terkontaminasi. (sumarmo, 2002)
2. Etiologi
Salmonella thypi sama dengan salmonella lain adalah bakteri gram
negative, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak berbentuk spora,
fakultatif anerob. Mempunyai antigen somatic (O) yang terdiri dari oligo
sakarida, flagella antigen (H) yang terdiri dari protein dan envelope antigen
(K) yang terdiri dari poli sakarida. Mempunyai makro molekuler
lipoposakarida kompleks yang membentuk lapis luar dari dinding sel dan
dinakan endotoksin. Salmonella thypi juga dapat diperoleh flasmid fator-R
berkaitan dengan resistensi terhadap multiple.
3. Manifestasi klinis
a. Gejala pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
9
b. Demam meninggi sampai akhir minggu pertama
c. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
d. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
e. Nyeri kepala, nyeri perut
f. Kembung, mual, muntah, diare, konstipasi
g. Bradikardi, pusing, nyeri otot
h. Batuk
i. Epistaksis
j. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepian ujung merah serta tremor)
k. Hepatomegali, splenomegali, meterosismus
l. Gangguan menelan berupa salmonella
m. Delirium atau psikosis
Table 2.1 Keluhan dan gejala demam Thipoid
Minggu Keluhan gejala Patologis
Minggu pertama Panas berlangsung
insidious, tipe panas
stepladder yang
mencapai 39-40 °C,
menggigil, nyeri
kepala
Gangguan saluran
cerna
Bakterimia
Minggu kedua Rash, nyeri abdomen, Rose sport, Vaskulitis,
10
diare atau konstipasi,
delirium
splenomegali,
hepatomegali
hyperplasia pada
peyer’s patches,
nodul thipoid
pada limpa dan
hati
Minggu ketiga Komplikasi :
perdarahan saluran
cerna, perforasi, syok
Melena, illius,
ketegangan
abdomen, koma
Ulserasi payer’s
patches, nodul
thipoid pala
limpa dan hati
Minggu
keempat, dst
Keluhan menurun,
relaps, penurunan BB
Tampak sakit berat,
berat, kakeksia
Kolelitiasis,
karier kronik
Sumber : penyakit infeksi diindonesia
4. Patofisiologi
Kuman masuk melalui mulut. Sebagian akan dimusnahkan dalam
lambung oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk keusus halus kejaringan
limfoid dan berkembang biak menyerang vilis usus halus, kemudian kuman
masuk kedalam peredaran darah (bakterimia primer) dan mencapai sel-sel
retikulo endoteleal, hati, limpa dan organ-organ lain
Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan berakhir pada sel-sel
retikulo endoteleal, melepaskan kuman kedalam peredaran darah dan
menimbulkan bakterimia, untuk kedua kalinya. Selanjutnya kuman masuk
11
kebeberapa jaringan organ tubuh, terutama limpa, usus dan kantung empedu.
Pada minggu pertama sakit terjadi hyperplasia plaks player, terjadi pada
kelenjar limfoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada minggu
ketiga terjadi ulserasi plaks peyer. Minggu keempat terjadi penyembuhan
ulkus yang dapat menimbulkan sikatrik
Gambar 2.1 : patofisiologi demam thipoid
Sumber : http://makalahkesehatanraze.blogspot.com/2016/01/makalah-askep-tifoid.html
12
5. Pemeriksaan diagnostic
a. Pemeriksaan darah tepi
Leucopenia, limpositosis, aneosinofilia, anemia, trombositopenia
b. Pemeriksaan sumsung tulang belakang
Menunjukan gambaran hiperaktif sumsung tulang
c. Pemeriksaan widal
Didapatkan titer terhadap antigen 0 adalah 1/200 atau lebih,
sedangakan titer terhadap anti gen H walaupun tinggi tapi tidak bermakna
untuk menegakan diagnosis karena titer H dapat tetap tinggi setelah
dilakukan imunisasi atau bila penderita telah lama sembuh
6. Penatalaksanaan terapeutik
Penatalaksanaan pada pendertia tifoid adalah sebagai berikut :
a. Bed rest, untuk mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.
Minimal 7 hari bebas demam/ ± 14 hari. Mobilisasi bertahap, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien. Tingkatkan personal hygiene,
kebersihan tempat pakaian, dan peralatan oleh pasien. Ubah posisi
minimal tiap 2 jam untuk menurunkan risiko terjadi dekubitus dan
pneumonia hipostatik. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan
karena kadang terjadi obstipasidan retensi urin, isolasi penderita dari
desinfeksi pakaian dan ekskreta pasien.
b. Diet dan terapi penunjang. Diet makanan harus mengandung cukup cairan
dan tinggi protein, serta rendah serat. Diet bertahap dari mulai bubur
13
saring, bubur kasar hingga rasi. Diet tinggi serat akan meningkatkan kerja
usus sehingga risiko perforasi usus lebih tinggi.
c. Pemberian antibiotikum, anti radang anti inflamasi, dan anti piretik
1) Pemberian antibiotika
a) Amoksisilin 100 mg/kgbb/hari, oral selama 10 hari.
b) Kotrimoksazol 6 mg/kgbb/hari, oral. Dibagi dalam 2 dosis selama
10 hari.
c) Seftriakson 80 mg/kgbb/hari, IV atau IM, sekali sehari selama 5
hari
d) Sefiksim 10 mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis selama 10
hari
e) Untuk anak usia dini pilihan antibiotika yang utama adalah
kloramfenikol selama 10 hari dan diharapkan terjadi
pemberantasan/eradikasi kuman serta waktu perawatan
dipersingkat.
2) Anti radang (antiinflamas). Kortikosteroid diberikan pada kasus berat
dengan gangguan kesadaran. Deksametason 1-3 mg/kgbb/hari IV,
dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik.
3) Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol.
4) Antiemetik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah pasien.
14
7. Penatalaksanaan keperawat
Penatalaksanaan keperawatan meliputi :
a. Pengkajian
b. Diagnosa keperawat
c. Perencanaan atau intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
B. Konsep asuahan keperawatan pada demam thypoid dan kebutuhan
1. Pengkajian secara umum
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit,
nomor register dan diagnosa medik.
b. Keluhan utama
Keluhan utama demam typhoid adalah panas atau demam yang
tidak turun-turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia,
diare serta penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat ini
d. Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pasien pernah terkena penyakit yang sama
15
e. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada riwayat penyakit keturunan
f. Istirat dan tidur
Gejala: gangguan pola tidur, mis., insomnia dini hari, kelemahan.
g. Eliminasi
Gejala: nyeri abdomen dan distres
Tanda: nyeri tekan abdomen, distensi
h. Makan dan minum
Gejala: anoreksia, mual, muntah nyeri ulu hati, tidak toleran
terhadap makanan contoh makanan pedas, Penurunan berat badan
Tanda: membran msukosa kering, penurunan produksi mukosa,
berat jenis urine meningkat.
1) Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan yang
lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis
makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya
2) Kemampuan makan
Beberapa hal yang dapat dikaji dalam hal kemampuan makan
antara lain kemampuan mengunyah, menelan, dan kemampuan sendiri
tanpa bantuan orang lain
3) Pengetahuan tentang nutrisi
16
Aspek lain dalam pengkajian nutrisi dalam penentuan tingkat
pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi
4) Bagai mana nafsu makan pasien, jumlah asupan makanan
5) Perubahan pola makan sebelum sakit dan selama sakit
i. Neurologis
Gejala: rasa berdenyut, pusing/sakit kepala, kelemahan, status
mental: tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi/ bingung, sampai pingsan dan koma.
j. Pengkajian nyeri/kenyamana
Gejala: nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,
perih; nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Nyeri epigastrium kiri
sampai tengah/ menyebar ke punggung terjadi 1-2 makan dan hilang
dengan antasida (ulkus gaster). Nyeri epigastrium terlokalisir di kanan
terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Faktor pencetus:
makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obat tertentu (salisilat,
reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda: wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,
berkeringat, perhatian menyempit.
2. Diagnosa keperawatan
a. Hipertermi b.d peradangan pada usus halus
17
b. Kekurangan volume cairan b.d peningkatan suhu tubuh, intake cairan
proral yang kurang
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual,
muntah, anoreksia
(sumber : Aplikasi NANDA NIC-NOC Jilid 2)
3. Intervensi keperawatan
a. Hipertermia b.d peradangan pada usus
1) Tujuan NOC :
Termoregulation
2) Kriteria hasil :
a) Suhu tubuh dalam rentang normal
b) Nadi dan respirasi dalam rentang normal
c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
3) Intervensi NIC :
a) Monitor suhu tubuh
Rasional : untuk mengetahui suhu dalam batas normal
b) Monitor warna kulit
Rasional : untuk mengetahui adanya kekurangan cairan
c) Lakukan kompres air hangat pada lipatan paha dan aksila
Rasional : untuk menurunkan panas pasien
d) Kolaborasi pemberian terapi menggunakan oabat-obatan
Rasional : untuk menurunkan demam dengan cara farmakologi
18
b. Kekurangan volume cairan b.d peningkatan suhu tubuh, intake cairan
proral yang kurang
1) Tujuan NOC :
a) Nutrition status : food and fluid intake
2) Kriteria hasil :
a) Mempertahankan urine output sesuai susui usia dan berat badan
b) Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
c) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab
3) Intervensi keperawatan
a) Monitoring status hidrasi (kelembapan membrane mukosa, nadi
adekuat)
Rasional : untuk mengetahui status dehidrasi pasien
b) Monitoring tanda-tanda vital
Rasional : untuk mengetahui tindakan selanjutnya
c) Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Rasional : untuk mengetahui intake dan output pasien
d) Kolaborasi pemberian cairan intra vena
Rasional : untuk mengganti cairan yang hilang
c. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidak
mampuan mencerna makanan
a) Tujuan NOC :
19
1) Nutritional status : food and fluid intake
2) Nutrition status : nutrient intake
b) Kriteria hasil
1) Adanya peningkatan berat badan yang sesuai dengan tujuan
2) Berat badan ideal yang sesuai dengan tinggi badan
3) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
a. Intervensi keperawatan NIC :
1) Kaji adanya alergi makanan
2) Tingkatkan intek makanan melalai :
a) Menfuranggi gangguan dari lingkungan seperti berisik dan
lain-lain
b) Jaga kebersihan lingkungan
3) Ukur intake makanan dan timbang berat badan
4) Motivasi klien untuk mengkonsumsi makanan dan minuman yang
tinggi protein sesuai kebutuhan
5) Berikan nutrisi enteral, seuai kebutuhan
6) Berikan nutrisi yang dibutuhkan sesuai batas diet yang dianjurkan
7) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi
8) Berikan informasi tentang kebutuhan gizi
20
4. Perencanaan keperawatan
Pada tahap ini melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang
telah dicatat dan direncanakan dalam rencana keperawatan pasien. Adar
implementasi atau pelaksanaan dapat tepat waktu dan efektif, maka perlu
mengidentifikasi prioritas perawatan, memantau dan mencatat respon pasien
terhadap setiap intervensi yang dilakukan serta mendokumentasikan
pelaksanaan keperawatan.
5. Evaluasi
Yang perlu diperhtikan atau dievaluasi pada pasien demam thypoid
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi mengacu pada tujuan yang
ingin dicapai yaitu :
a. Adanya peningkatan intake makanan
b. Adanya peningkatan berat badan
sumber : Nursing Outcomes Classification (NOC) Dan Nursimg
Intervention Classification (NIC)
C. konsep dasar pemenuhan kebutuhan nutrisi pada demam thypoid
Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak rendah serat.
Tujuan utama diet demam thypoid adalah memenuhi kebutuhan nutrisi penderita
demam thypoid dan mencegah kekambuhan. Penderita penyakit demam Tifoid
selama menjalani perawatan haruslah mengikuti petunjuk diet yang dianjurkan
oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:
21
a. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.
b. Tidak mengandung banyak serat.
c. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.
d. Makanan lunak diberikan selama istirahat.
Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk memberikan
makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa
sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.
Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya komplikasi
perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Syarat-syarat diet sisa rendah
adalah:
a. Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas
b. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
c. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total
e. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat
f. maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi
perorangan
g. Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai dengan
toleransi perorangan.
h. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam
dan berbumbu tajam.
22
i. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu
panas dan dingin
j. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
k. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet
perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula, atau
makanan parenteral.
23
Tabel : Berat Badan normal Berdasarkan Usia anak
Tabel : IMT normal berdasarkan usia
24
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Rencana studi kasus
Jenis studi kasus yang digunakan pada studi kasus ini adalah studi kasus
deskriptif artinya suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama meng-
gambarkan atau mendeskripsikan tentang suatu keadaan objek
B. Subyek studi kasus
Subyek studi kasus ini adalah anak usia sekolah (6 tahun–12 tahun) yang
mengalami gangguan kesehatan dengan diagnose medis demam tifoid atau
typhoid abdominalis dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria yang subyek studi kasus mewakili
seluruh subyek yang memenuhi syarat. Kriteria inklusi dalam studi kasus
ini adalah :
a. Pasien yang mendapatkan perawatan dengan demam tifoid yang
memiliki masalah keperawatan ketidak simbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh di RSUD Kota Kendari
b. Pasien dalam kesadaran baik (compos mentis)
c. Nadi dan suhu tubuh anak dalam batas normal
d. Orang tua pasien bersedia untuk menjadi responden
25
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang subjek studi kasus tidak
dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel
studi kasus, Dalam pemberian oral care, criteria eksklusi ini adalah:
a. Anak diluar usia sekolah
b. Orang tua pasien yang tidak menyetujui untuk jadi responden.
C. Fokus studi kasus
Kebutuhan nutrisi pada pasien demam thypoid
D. Definisi operasional
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh merupakan salah
satu masalah yang di alami pada penderita typhoid karena S. Typhi masuk
kesaluran pencernaan lewat minuman dan makanan yang terinfeksi,
meningkatkan asam lambung sehingga terjadi anoreksia (Nurarif& Kusuma,
2015).
2. Tifoid salah satu penyakit infeksi akut yang dikenal menyerang system
pencernaan di sebabkan oleh bakteri salmonella typhosa. Penyakit ini dapat
menyerang saat bakteri tersebut masuk kedalam tubuh bersama makanan dan
minuman yang di konsumsi sehingga menyerang usus halus. Salah satu tanda
dan gejala dari perkembangan penyakit ini ialah perasaan mual. Di Karenakan
mual yang berlebihan, akhirnya terjadi penurunan nafsu makan sehingga
asupan nutrisi tidak optimal, dampak terparahnya makanan tak bias masuk
secara sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut.
26
3. Asuhan keperawatn pada pada pasien anak dengan kasus demam thypoid
dalam pemenuhan kebutuhan.Yakni proses interaksi penulis dengan pasien
atau keluarga yang mengalami penyakit demam thypoid dan mengalami
gangguan pemenuhan nutrisi dari pengkajian, penegakan diagnosa, perumusan
intervensi, implementasi dan evaluasi.
a. Pengkajian
Dilakukan dengan pengumpulan data umum pasien dan keluarga yang
menderita demam thypoid
b. Diagnosa keperawatan
Menegakan diagnosa keperawatan terkait gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien demam thypoid. Masalah gangguan
kebutuhan nutrisi pada pasien demam thypoid adalah ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan diberikan pada penderita demam thypoid yang
mengalami masalah gangguan pemenuhan nutrisi. Adapun bentuk
intervensi yang diterapkan adalah :
Tujuan NOC : Nutrion status
Intervensi NIC
1) Terapi Nutrisi
27
a) Sediakan pasien makanan dan minuman bernutrisi yang tinggi
protein
b) Berikan nutrisi enteral, sesuai kebutuhan
c) Berikan nutrisi yang dibutuhkan sesuai batas diet yang dianjurkan
d. Implementasi keperawatan
Yakni pelaksanaan intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pada pasien demam thypoid
e. Evaluasi
Penilaian tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien demam
thypoid
f. Tabel BB normal pada anak
28
g. Tabel IMT normal
E. Instrumen studi kasus
Instrument dalam studi kasus ini yaitu pemberian makan peroral yang
digunakan untuk memantau Berat badan pasien agar dapat mencegah
terjadinya penurunan Berat badan yang lebih lanjut/signifikan. Pemantauan
29
Berat badan ini dilakukan dengan menimbang Berat badan pasien pada hari
pertama dan hari ketiga dilakukan intervensi.
F. Alat dan bahan
Alat dan bahan yang penulis gunakan untuk mendapatkan data-data
fisik dalam penelitian sebagai berikut :
1. Format pengkajian untuk melaksanakan pengkajian dan mengetahui data-
data umum pasien
2. Format pengkajian kebutuhan nutrisi
3. Thermometer yaitu untuk mendapatkan data suhu klien
4. Stetoskop yaitu untuk mendapatkan data pemeriksaan fisik atau head to
toe
5. Alat ukur tinggi badan atau meteran untuk mengukur tinggi badan dan
mengukur penurunan berat badan selama sakit
6. Alat makan dan minum untuk memberiakn makan dan minum pasien
G. Tempat dan waktu pelaksanaan
1. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung dari tanggal 17 juli sampai 19 juli 2018
2. Tempat penelitian
30
Penelitian ini dilakukan diruang Mawar RSUD Kota Kendari Sulawesi
tenggara
H. Pengumpulan data
Sumber data yang di gunakan dalam studi kasus ini adalah data primer dan
data sekunder, data primer diperoleh dengan cara melakukan pengkajian atau
wawancara terhadap responden (klien maupun keluarga klien). Sedangkan data
sekunder yang berhubungan dengan penelitian ini di peroleh dari status klien dan
rekam medis di RSUD Kota Kendari.
a. Format Pengkajian keperawatan terdiri dari :identitas pasien, alas an masuk,
factor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, genogram, konsep diri,
dan program pengobatan.
b. Format Analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, data
masalah, dan etiologi
c. Format diagnose keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,
diagnose keperawatan, tanggal dan paraf
d. Format rencana asuhan keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medik , diagnose keperawatan, dan intervensi
e. Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medik, hari dan tanggal, diagnose keperawatan, implementasi keperawatan
dan paraf.
f. Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien nomor rekam medik,
hari dan tanggal, diagnose keperawatan, evaluasi keperawatan dan paraf.
31
1. Data primer
Adalah data yang secara langsung diambil dari subyek penelitian oleh
per orangan maupun organisasi. Data primer diperoleh dari.
a) Wawancara yaitu motede yang digunakan untuk mengumpulkan
data dimana penelitian mendapatkan keterangan atau penelitian
secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau
bercakap - cakap, berhadapan muka dengan orang tersebut (face to
face).
b) Observasi Adalah suatu prosedur terencana antara lain meliputi:
melihat, mencatat jumlah data, syarat-syarat aktivitas tertentu yang
ada hubungan dengan masalah yang diteliti.
c) Pemeriksaan fisik Pengkajian fisik atau pemeriksaan fisik adalah
proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama
dengan menggunakan inspeksi atau observasi. Selama
pemeriksaaan yang lebih formal, alat-alat untuk perkusi, palpasi,
auskultasi ditambahkan untuk menempatkan dan menyaring peng-
kajian system tubuh.
1. Data sekunder
Data sekunder adalah yang di dapatkan tidak secara langsung
dari objek penelitian. Data sekunder didapat dari, meliputi:
a) Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada obyek penelitian, namun melalui dokumen.
32
b) Kepustakaan adalah tehnik pengumpulan data yang di peroleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian memanfaatkan
teori-teori yang sudah ada di buku atau hasil penelitian lain untuk
kepentingan penelitian.
I. Penyajian dan analisa data
Penyajian dan analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
setelah melakukan pengkajian data didapatkan data kesehatan dan keperawatan
kemudian data-data tersebut diolah dalam bentuk data subyektif, kemudian
dilakukan analisa data untuk mendapatkan permasalahan keperawatan yang
dialami klien, setelah masalah keperawatan ditemukan maka masalah tersebut
diangkat untuk dijadikan diagnose keperawatan kemudian mulai melakukan
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan melakukan evaluasi pada tindakan
tersebut.
J. Etika studi kasus
1. Informend consent (lembaran persetujuan)
Peneliti meminta partisipan atau keluarga untuk menandatangani
lembar persetujuan peneliti setelah partisipan menyatakan setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian. (Hidayat, 2009)
2. Anonymity (tanpa nama)
33
Untuk menjaga kerahasiaan partisipan, maka dalam lembar
pengumpulan data tidak dicantumkan data atau nama tetapi kode (Hidayat,
2009)
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasian informasi yang telah dikumpulkan dari partisipan dijaga
oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok
yang berhubungan dengan penelitian ini (Hidayat, 2009).
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL STUDI KASUS
1. Gambaran profil RUSD KOTA KENDARI
a. Sejarah Berdirinya RSUD Kota Kendari
RSUD. Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari, tepatnya di
Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan luas
bangunan 1.800 M2RSUD. Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung
peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan
telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
1) Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927
2) Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 – 1945
3) Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
4) Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
5) Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
6) Menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota
Kendari No.17 Tahun 2001
7) Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota Kendari oleh
bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003
8) Pada Tahun 2008 , oleh pemerintah Kota Kendari telah membebaskan
lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit, yang dibangun secara
bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD
9) Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas
Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen
Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota Kendari.
35
10) Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ), dan berhasil terakreditasi penuh
sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen, Rekam Medik,
Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD )
11) Berdasarkan SK Walikota Kendari no 16 Tahun 2015 tanggal 13 Mei
2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai PERDA
Kota Kendari No. 17 Tahun 2001
b. Sarana Gedung
RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung sbb :
1) Gedung Anthurium ( Kantor )
2) Gedung Bougenville ( Poliklinik )
3) Gedung ( IGD )
4) Gedung Matahari ( Radiologi )
5) Gedung Crysant ( Kamar Operasi )
6) Gedung Asoka ( ICU )
7) Gedung Teratai ( Obgyn - Ponek )
8) Gedung Lavender ( Rawat inap penyakit dalam
9) Gedung Mawar ( Rawat Inap Anak )
10) Gedung Melati ( Rawat Inap Bedah )
11) Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf & THT)
12) Gedung Anggrek ( Rawat Inap VIP, Kls I dan Kls II )
13) Gedung Instalasi Gizi
14) Gedung Loundry
36
15) Gedung Laboratorium
16) Gedung Kamar Jenazah
17) Gedung VIP
18) Gedung ICU, Bedah Sentral, IGD, Apotek (Pembangunan Tahun
2016)
19) Gedung PMCC ( Private Medical Care Centre ) dalam proses
pembangunan menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD. Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 11
buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
c. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD. Kota Kendari pada tahun
2016 sebanyak 486( 198 PNS dan 288 Non PNS ) ,yang terdiri dari dari :
1. Tenaga medis
2. Tenaga paramedis Perawatan
3. Tenaga paramedis non perawatan
4. Tenaga administrasi
d. Visi
“ RUMAH SAKIT PILIHAN MASYARAKAT "
e. Misi
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menciptakan pelayanan yang
bermutu, cepat, tepat serta terjangkau oleh masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD Kota Kendari menjadi
RS mitra keluarga.
37
3. Meningkatkan SDM , sarana dan prasarana medis serta non medis serta
penunjang medis, agar tercipta kondisi yang aman dan nyaman bagi
petugas, pasien dan keluarganya serta masyarakat pada umumnya.
2. LAPORAN STUDI KASUS
a. Pengkajian
Pengkajian pada kasus ini diperoleh melalui observasi langsung,
pemeriksaan fisik dan melihat catatan rekam medik pasien yang dilakukan
pada tanggal 17 Juli 2018 dengan nomor rekam medik 16 51 03 , pasien
masuk RSUD Kota Kendari pada tanggal 16 Juli 2018, dari pengkajian
tersebut didapatkan data sebagai berikut:
Nama pasien An. S berusia 11 tahun, jenis kelamin perempuan
pendidikan SD, beragama islam. Nama orang tua, ayah Tn. R dan ibu Ny.
H. Pekerjaan ayah pasien sebagai petani dan ibu pasien sebagai IRT. Pasien
memiliki 2 saudara kandung. Pasien bertempat tinggal di Jalan Imam
Bonjol. Pasien masuk Rumah Sakit Umum Kota Kendari pada tanggal 16
Juli 2018 di Ruang Mawar dengan diagnosa medis Thypoid Fever.
Keluhan utama Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah sejak 6 hari
yang lalu disertai mual dan muntah. Keluhan pada saat pengkajian yaitu.
An.S mengatakan ia tidak menyukai makanan yang ada diRumah sakit,
karena merasa makanan yang dimakannya terasa tidak enak serta cepat
merasa kenyang. Ibu pasien mengatakan anaknya selama sakit hanya
menghabiskan 2 sendok makan dari porsi yang diberikan. Riwayat
perjalanan penyakit pasien sebelum di bawah ke RS yaitu Pasien masuk ke
RS Kota Kendari melalui IGD dengan keluhan demam sejak 6 hari yang
lalu. Sebelum pasien di bawah ke RS, Ibu pasien mengatakan anaknya
sudah demam sejak 6 hari yang lalu disertai dengan mual dan muntah,
demam terjadi dimalam hari dan suhu badan naik turun. Ibu pasien
mengatakan anaknya di bawa ke rumah sakit karena demam sejak 6 hari di
sertai mual muntah yang tidak kunjung membaik selama dirawat di rumah.
Saat ini kedua orang tua pasien berharap agar anaknya cepat sembuh dan
sehat kembali seperti dulu. Sebelum sakit problem pemasukan nutrisi
pasien tidak mengalami gangguan. Ibu pasien mengatakan sebelum sakit
anaknya makan 3×sehari dengan porsi makan yang di habiskan, tidak ada
gangguan nafsu makan pada pasien sebelum ia sakit. Jenis makanan yang
paling disukai yaitu ikan dan pedas, sedangkan jenis makanan yang tidak di
sukai yaitu sayur-sayuran. Intake cairan selama sakit ibu pasien
mengatakan anaknya lebih banyak meminum air putih, yaitu ± 7 gelas di
tambah susu 1 gelas di pagi hari. BB anak S selama sakit yaitu 21 kg, IMT
yaitu 12,81 (Kurus) TB :128 cm Lingkar lengan atas : 17 cm. Selama sakit
38
nafsu makan pasien menurun, pasien hanya memakan 2 sendok dari porsi
yang disediakan. Ibu pasien mengatakan BB anaknya sebelum sakit yaitu
23 kg, dan setelah ditimbang selama sakit BB pasien menjadi 21 kg.
Nampak porsi makanan tidak di habiskan (3/4 makanan habis dari porsi
yang disediakan). Pasien mengatakan merasa tidak nyaman disekitar mulut
ketika sedang makan.
1) Konsumsi makan selama sakit
Table 4.3
Tabel pemberian makan pada pasien setiap hari
Intake cairan selama sakit Ibu pasien mengatakan selama sakit
anaknya hanya mau minum air putih saja, ±5 gelas air minum yang di minum
selama sehari ditambah susu 1 gelas di pagi hari. Pada pemeriksaan fisik
keadaan umum pasien nampak pasien berbaring dengan ekspresi murung,
kesadarn composmentis dengan hasil GCS 15, nampak pasien berpakain rapi,
nampak kebersihan pasien kurang salah satunya dapat dilihat pada kondisi
bibir dan rongga mulut pasien yang nampak kering, pecah-pecah dan
beraroma tidak sedap.Tanda-Tanda Vital suhu 38°c,pernapasan
20x/menit, nadi 72×/menit.Pemeriksaan pada sistem pencernaan yaitu sklera :
ikterik (-), bibir mukosa bibir nampak kering dan pecah-pecah mulut
stomatitis (-), bau mulut tidak sedap, kondisi rongga mulut nampak kotor,
kondisi gigik nampak kuning, pada daerah lidah nampak selaput putih
menutupi permukaan lidah, kemampuan menguyah baik, tidak terdapat
adanya gangguan menelan, pasien merasa kembung, tidak terdapat nyeri tekan
pada abdomen. Ibu pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien belum
pernah BAB. Therapi yang diberikan pada tanggal 17 juli 2018 pasien
diberikan Ivfd RL 20 tpm, Injeksi Ceftriaxone 2 gram, Nacl 0,9% (sebagai
pelarut ceftriaxone)
2) Pemeriksaan penunjang imunoserologi
hari/tanggal : Selasa, 17 juli 2018
Waktu Jenis Jumlah/Porsi
yang dihabiskan
07.00 bubur, dan lauk pauk 2 sendok makan
10.00
1 buah roti dan 1 gelas
susu
Nampak roti dan
susu tidak
dihabiskan
12.00 nasi, dan lauk pauk 4 sendok makan
17.30 nasi, dan lauk pauk 4 sendok makan
39
No. Nama pemeriksaan Hasil Rujukan
1. Widal :
a. salmonella typhi O
b. Salmonella typhi H
c. salmonella paratyphi
AH
d. salmonella parathypi
BH
a. 1/320
b. 1/320
c. negatif
d. negatif
Negatif
Negatif
a. Klasifikasi data
1. DS :
a) Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah sejak 6 hari yang lalu
disertai mual dan muntah
b) An.S mengatakan ia tidak menyukai makanan yang ada diRumah sakit,
karena merasa makanan yang dimakannya terasa tidak enak serta cepat
merasa kenyang
c) Ibu pasien mengatakan anaknya selama sakit hanya menghabiskan 2
sendok makan dari satu porsi yang diberikan
d) Sebelum pasien di bawah ke RS, Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
demam sejak 6 hari yang lalu disertai dengan mual dan muntah, demam
terjadi dimalam hari dan suhu badan naik turun.
e) Ibu pasien mengatakan BB anaknya sebelum sakit yaitu 23 kg.
2. DO :
a) Nampak porsi makanan tidak di habiskan (3/4 makanan habis dari porsi
yang disediakan)
b) BB Pasien selama sakit 21 kg
40
c) Suhu : 38
d) Nadi : 72x/menit
e) Pernapasan : 20x/menit
f) mukosa bibir nampak kering dan pecah-pecah
g) BB selama sakit 21 kg
h) IMT : 12, 81 (Kurus)
i) TB :128 cm
j) Lingkar lengan atas : 17 cm
k) Lingkar kepala : 32 cm
l) Lingkar perut :54 cm
m) IMT :12,81 (Kurus)
n) Therapi
(1) Ivfd RL 20 tpm
(2) Injeksi Ceftriaxone 2 gram
(3) Nacl 0,9% (sebagai pelarut ceftriaxone)
o) Pemeriksaan penunjang
(1) Hasil pemeriksaan imunoserologi
No. Nama pemeriksaan Hasil Rujukan
1. Widal :
e. salmonella typhi O
f. Salmonella typhi H
g. salmonella paratyphi
AH
h. salmonella parathypi BH
e. 1/320
f. 1/320
g. negatif
h. negatif
Negatif
Negatif
41
No. parameter Hasil flag Unit Nilai normal
1. WBC 11,37 10ˆ3/uL 4.0-10.0
2. HGB 11,0 g/dL 11,0-16,0
3. HCT 31, 8 % 35,0-50,0
b. Analisis data
Data Etiologi Masalah
Ds:
a. Ibu pasien mengatakan
anaknya demam sudah sejak 6
hari yang lalu disertai mual
dan muntah
b. An.S mengatakan ia tidak
menyukai makanan yang ada
diRumah sakit, karena merasa
makanan yang dimakannya
terasa tidak enak serta cepat
merasa kenyang
c. Ibu pasien mengatakan
anaknya selama sakit hanya
menghabiskan 2 sendok
makan dari satu porsi yang
diberikan
d. Sebelum pasien di bawah ke
RS, Ibu pasien mengatakan
anaknya sudah demam sejak 6
hari yang lalu disertai dengan
mual dan muntah, demam
terjadi dimalam hari dan suhu
badan naik turun.
e. Ibu pasien mengatakan BB
anaknya sebelum sakit yaitu
23 kg.
Do :
b. Nampak porsi makanan tidak
di habiskan (3/4 makanan
habis dari porsi yang
disediakan)\
Invasi salmonela typhi
Saluran pencernaan
Usus halus
Inflamasi
Mual muntah
Intake nutris tidak adekuat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
42
c. BB Pasien selama sakit 21 kg
d. Suhu : 38
e. Nadi : 72x/menit
f. Pernapasan : 20x/menit
g. mukosa bibir nampak kering
dan pecah-pecah
h. BB selama sakit 21 kg
i. TB :128 cm
j. Lingkar lengan atas : 17 cm
k. Lingkar kepala : 32 cm
l. Lingkar perut :54 cm
m. IMT :12,81 (Kurus)
n. Therapi
1) Ivfd RL 20 tpm
2) Injeksi Ceftriaxone 2 gram
3) Nacl 0,9% (sebagai pelarut
ceftriaxone)
4) WBC 11,37
5) HGB 11,0
6) HCT 31,8
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
c. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data-data yang diperoleh maka peneliti menegakkan diagnosa
keperawatan sebagai berikut :
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan nutrisi tidak adekuat, di tandai dengan :
(a) Ds:
(1) Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah sejak 6 hari yang lalu
disertai mual dan muntah
(2) An.S mengatakan ia tidak menyukai makanan yang ada diRumah
sakit, karena merasa makanan yang dimakannya terasa tidak enak
serta cepat merasa kenyang
43
(3) Ibu pasien mengatakan anaknya selama sakit hanya menghabiskan 2
sendok makan dari satu porsi yang diberikan
(4) Sebelum pasien di bawah ke RS, Ibu pasien mengatakan anaknya
sudah demam sejak 6 hari yang lalu disertai dengan mual dan
muntah, demam terjadi dimalam hari dan suhu badan naik turun.
(5) Ibu pasien mengatakan BB anaknya sebelum sakit yaitu 23 kg.
(b) Do :
(1) Nampak porsi makanan tidak di habiskan (3/4 makanan habis dari
porsi yang disediakan)\
(2) BB Pasien selama sakit 21 kg
(3) Suhu : 38
(4) Nadi : 72x/menit
(5) Pernapasan : 20x/menit
(6) mukosa bibir nampak kering dan pecah-pecah
(7) BB selama sakit 21 kg
(8) TB :128 cm
(9) Lingkar lengan atas : 17 cm
(10) Lingkar kepala : 32 cm
(11) Lingkar perut :54 cm
(12) IMT :12,81 (Kurus)
44
(13) Therapi
(a) Ivfd RL 20 tpm
(b) Injeksi Ceftriaxone 2 gram
(c) Nacl 0,9% (sebagai pelarut ceftriaxone)
d. Intervensi keperawatan
Diagnosa encana asuhan keperawatan
asional uan & KH ensi
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan asupan
nutrisi tidak adekuat, di
tandai dengan :
1. Ds:
a. Ibu pasien mengatakan
anaknya demam sudah
sejak 6 hari yang lalu
disertai mual dan muntah
b. An.S mengatakan ia tidak
menyukai makanan yang
ada diRumah sakit,
karena merasa makanan
yang dimakannya terasa
tidak enak serta cepat
merasa kenyang
d. Ibu pasien mengatakan
anaknya selama sakit
hanya menghabiskan 2
sendok makan dari satu
porsi yang diberikan
e. Sebelum pasien di bawah ke
RS, Ibu pasien
mengatakan anaknya
sudah demam sejak 6
hari yang lalu disertai
dengan mual dan
muntah, demam terjadi
dimalam hari dan suhu
badan naik turun.
f. Ibu pasien mengatakan BB
anaknya sebelum sakit
yaitu 23 kg.
us
Setelah tindakan
keperawatan
selama 3 X 24
jam kebutuhan
nutrisi pasien
terpenuhi dengan
KH :
1) Memperlihat
kan adanya
selera makan
2) Tidak terjadi
penurunan
berat badan
yang berarti
(yaitu dari
BB 21
menjadi 20)
a. Manajemen
nutrisi
1) Kaji
adanya
alergi
terhadap
makanan
2) Monitor
adanya
perubahan
BB
3) Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentuka
n nutrisi
a. Makanan yang
membuat alergi
pada pasien
akan
menyebabkan
perubahan
selera makan
pada pasien
b. Untuk
mengetahui
perubahan BB
yang terjadi
c. Untuk
membantu
dalam
pencegahan
penurunan BB
45
2. Do :
a. Nampak porsi makanan
tidak di habiskan (3/4
makanan habis dari porsi
yang disediakan)\
b. BB Pasien selama sakit
21 kg
c. Suhu : 38
d. Nadi : 72x/menit
e. Pernapasan 20x/menit
f. mukosa bibir nampak
kering dan pecah-pecah
g. BB selama sakit 21 kg
h. Therapi
(1) Ivfd RL 20 tpm
(2Injeksi
ceftriaxone
2 gram
(3) Nacl 0,9%
(sebagai
pelarut
ceftriaxon
yang
dibutuhkan
pasien
4) Anjurkan
keluarga
untuk
membawa
makanan
favorit
pasien
5) Bantu
pasien
makan
(jika
diperlukan)
6) Anjurkan
pasien
untuk
meningkat
kan
mengonsu
msi protein
dan
vitamin
pasien
d. Makanan
favorit pasien
dapat
membantu
dalam
menambah
nafsu makan
pasien
e. Untuk
memantau
nafsu makan
pasien
f. Dengan
mengonsumsi
protein dan
vitamin
mampu
menambah
sistem
pertahanan
tubuh
g. Untuk
memudahkan
46
7) Berikan
informasi
tentang
kebutuhan
nutrisi
8) Tentukan
status gizi
pasien
9) Anjurkan
makan
sedikit tapi
sering
10) Sarankan
kebiasaan
oral hygine
sebelum
dan
sesudah
makan
11) kolaboras
i
pemberian
obat
dalam
pengaturan diet
pasien
h. Memudahkan
dalam
pemberia terapi
i. makan dalam
porsi kecil tapi
sering
memudahkan
organ
pencernaan
dalam
metabolism
j. Membantu
dalam
pencegahan
penurunan bb
secara
signifikan
e. Implementasi keperawatan
47
No. Hari /tgl Jam Implementasi Paraf
1. Selasa/ 17 Juli
2018
1. Kaji adanya alergi makanan pada pasien
Hasil :
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak
memiliki alergi terhadap makanan
2. Menimbang BB pasien
Hasil : BB 21 kg
3. Tentukan status gizi pasien
Hasil : status gizi pasien termasuk dalam
kategori gizi kurang (kurus)
4. Observasi kebutuhan nutrisi pasien yang
dibutuhkan
Hasil : Pasien kooperatif
5. Membantu pasien dalam memberikan
makan peroral seperti membawakan
makanan kesukaan pasien
Hasil : Pasien nampak masih kurang nafsu
makan
6. mengkolaborasi pemberian obat
Hasil : Infus RL 20 tpm pemberian botol ke
dua, Injeksi ceftriaxone 2 gram
48
2. Rabu/18 Juli
2018
1. Menganjurkan kepada pasien/ibu pasien
untuk makan sedikit tetapi sering
Hasil : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
mulai mau makan jika diberikan makanan
kesukaannya
2. Menganjurkan pasien/ibu pasien untuk
meningkatkan mengonsumsi protein dan
vitamin
Hasil : Ibu pasien mengatakan akan
mengikuti anjuran perawat
3. Menganjurkan ibu pasien untuk
membantu pasien dalam melakukan oral
hygiene sebelum dan sesudah makan
Hasil :Ibu pasien mengatakan selama sakit
pasien jarang melakukan oral hygiene
4. mengkolaborasi pemberian obat
Hasil : injeksi Ceftriaxone
49
3. Kamis/19 Juli
2018
1. Menganjurkan ibu pasien untuk
meningkatkan pemberian konsumsi
protein dan vitamin pada anaknya
Hasil : Ibu pasien mengatakan sudah
memberikan anaknya jeruk dan susu
sebagai makanan selingan
2. menyarankan kepada pasien atau dengan
bantuan ibu pasien untuk melakukan
kebiasaan oral hygine sebelum dan
sesudah makan sebagai dischard planning
Hasil : pasien mengatakan sudah
melakukan oral hygen dan dibantu oleh
ibunya
3. Menimbang berat badan
Hasil : BB 21 Kg
4. Memberikan He kepada Ibu pasien
mengenai kepentingan nutrisi pada
anaknya, seperti pemberian makanan
bergizi sebagai makanan selingan
pasien
Hasil : Ibu Pasien nampak koperatif
f. Evaluasi keperawatan
No. Hari /tgl Jam Evaluasi Paraf
50
1. Selasa /17 Juli
2018
15:00
a. pasien mengakan tidak
menyukai makanan
yang ada di Rumah
Sakit
b. Pasien mengatakan
masih merasa mual
c. Pasien mengatakan
makanan yang dimakan
rasanya pahit
O :
a. keadaan umum pasien
lemah
b. nampak ½ porsi makan
tidak dihabiskan,
c. turgor kulit kering,
mukosa bibir kering
d. BB : 41 Kg
lum teratasi
lanjutkan
51
2. Rabu /18 Juli
2018
14:30
a. Ibu pasien mengatakan
mengikuti anjuran
peneliti dengan
memberikan makanan
kesukaan pasien
b. pasien mengatakan
setelah melakukan oral
hygiene nafsu makannya
mulai membaik
c. Pasien mengatakan
mualnya sudah berkurang
d. Pasien mengatakan
menyukai makanan yang
diberikan oleh ibunya,
yaitu nasi dan ayam
e. Ibu pasien mengatakan
anaknya diberiksn makan
sedikit tapi sering, seperti
pemberian roti sebagai
makanan selingan
52
a. keadaan umum
pasien mulai
membaik
b. Nampak porsi
makan yang
diberikan hampir
habis
atasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
untuk tetap
memberikan makanan
kesukaan pasien,
anjurkan untuk makan
sedikit tapi sering,
anjurkan untuk
memberikan buah-
buahan dan monitor bb
untuk mengetahui
penurunan bb apakah
masih terjadi atau tidak
53
3. Kamis/19 Juli
2018
11:30
a. Pasien mengatakan
sudah mulai
menghabiskan
makanan yang
diberikan dari rumah
sakit, meskipun
makan dalam jumlah
sedikit tetapi sering
b. Pasien mengatakan
sudah tidak mual
lagi
c. Ibu pasien
mengatakan
memberikan
anaknya makanan
selingan seperti roti,
buah-buahan dan
susu
a. keadaan umum pasien
54
mulai membaik
b. Nampak mukosa bibir
mulai lembab
c. BB 21 kg
d. Nampak tidak terjadi
penurunan bb yang
signifikan
tasi sebagian
P : Lanjurkan intervensi
sebagai dischard planning
karena pasien sudah
dibolehkan untuk pulang
Tabel 4.4 Perkembangan data antropometri pasien
No.
Pengukuran antropometri
Status
gizi TB BB IMT
Lingkar
lengan
atas
Lingkar
perut
Lingkar
kepala
Lingkar
dada
1. 128 21 12,81 17 cm 54 cm 32 cm 56 cm Gizi
kurang
2. 128 21 12,81 17 cm 54 cm 32 cm 56 cm Gizi
kurang
3. 128
21 12,81 17 cm 55 cm 32 cm 56 cm Gizi
kurang
Berdasarkan tabel perkembangan antropometri pasien pada hari
pertama setelah dilakukan tindakan belum ada perubahan bb hingga pada hari
ketiga. Namun, pada tabel antropometri pasien tersebut dapat dilihat bahwa
tidak terdapat penurunan bb yang signifikan setelah terjadinya penurunan bb
sebelumnya.Tidak adanya penurunan BB yang signifikan secara berkelanjutan
ini sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada teori.
B. PEMBAHASAN
55
Pada bab sebelumnya penulis memaparkan tinjaun teori mengenai demam
typoid dan kebutuhan nutrisi. Pada pembahasan ini penulis akan membahas
tentang perbandingan antara teori dan hasil studi kasus yang ditemukan selama
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien An. S berumur 11 tahun dengan
demam thypoid dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada tanggal 17 juli sampai
dengan tanggal 19 juli 2018 dengan menggunakan pendekatan proses asuhan
keperawatan yang meliputi : Pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi. 1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien.(Budiono & Pertami,S 2015).
Menurut teori demam thypoid adalah penyakit infeksi sistemik yang
disebabkan oleh virus salmonella thipi. Penyakit ini ditandai dengan panas
berkepanjangan. Beberapa tanda dan gejala pada penderita demam thypoid
yaitu demam tinggi pada minggu pertama, mual dan muntah, lidah nampak
kotor (berselaput) dan kembung. Sedangkan pada tahap pengkajian penderita
demam thypoid keluhan yang akan dirasakan salah satunya panas atau
demam yang tidak turun-turun, nyeri perut, kepala pusing, mual dan muntah,
terjadi penurunan BB dan mukosa nampak kering. Berdasarkan teori tersebut,
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Dimana dapat dibuktikan
dari hasil pengkajian yang ditemukan pada An. S berdasarkan data subjektif
yaitu Ibu pasien mengatakan anaknya demam sudah sejak 6 hari yang lalu
disertai mual dan muntah, demam terjadi dimalam hari. Ibu pasien
mengatakan sebelum sakit timbangan anaknya 23 Kg. Sedangkan data
objektif yang dapat di lihat yaitu lidah nampak kotor disertai perut kembung,
BB selama sakit menjadi 21 kg, nampak mukosa bibir kering.
Berdasarkan teori yang telah di paparkan dan hasil pengkajian yang
penulis dapatkan tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan hasil
pengkajian yang dimana keluhan yang dirasakan pasien sebagian besar sama
dengan teori yang telah dipaparkan.
2. diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis tentang respons
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan aktual ataupun potensial sebagai dasar pemilihan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil tempat perawat bertanggung jawab. Pada
pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada An. S tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan hasil studi kasus dimana diagnosa keperawatan
yang ditegakan penulis yaitu Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh.
a. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
56
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
dengan batasan karakteristik
1) Kurang makan
2) Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
3) Membrane mukosa pucat
Faktor yang berhubungan
a) Faktor biologios
b) Faktor ekonomi
c) Gangguan psikososial
d) Ketidak mampuan makan
e) Ketidak mampuan mencerna
f) Ketidak mampuan mengabsorpsi nutrient
g) Kurang asupan makanan
Berdasarkan batasan karakteristik yang ditemukan pada teori
dan kasus tidak ditemukan kesenjangan.Dimana batasan
karakteristik yang didaptkan pada kasus yaitu nampak pasien
lemah, mukosa bibir kering. Pasien mengatakan tidak menyukai
makanan di Rumah Sakit, Ibu pasien juga mengatakan anaknya
hanya menghabiskan 2 sendok makan dari satu porsi yang
diberikan selama sakit. Dibuktikan dari timbangan bb pasien
sebelum sakit yaitu 23 kg, dan selama sakit bb menjadi 21 kg. Dari
data tersebut dapat dilihat adanya penurunan bb akibat nafsu
makan yang kurang.
3. Intervensi keperawatan
Intervensi atau Perencanaan adalah pengembangan strategi desain
untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah
diidentifikasi dalam diagnosa keperawatan.
Berdasarkan teori, intervensi yang dapat dilakukan untuk masalah
kebutuhan Nutrisi yaitu :
57
1) Intervensi keperawatan NIC :
(a) Kaji adanya alergi makanan
(b) Monitor adanya perubahan berat badan
(c) Tingkatkan intake makanan melalui pemberian makan peroral
(d) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
(e) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
(f) Tentukan status gizi pasien
(g) Sarankan kebiasaan oral hygine sebelum dan sesudah makan
(h) kolaborasi pemberian obat
Berdasarkan diagnosa yang telah ditegakan oleh penulis
maka intervensi yang dilakukan pada pasien disesuaikan dengan
kondisi pasien. Hasil intervensi yang dilakukan oleh pasien sesuai
dengan teori yang dipaparkan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan nutrisi pasien.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi atau Pelaksanaan keperawatan adalah realisasi rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi
respon pasien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data
yang baru. Tahap pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses
keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan
keperawatan) yang telah direncanakan. Implementasi keperawatan
dilaksanakan selama tiga hari dimulai dari tanggal 17 juli sampai 19 Juli
2018, dimana semua tindakan yang dilaksankan selalu berorientasi pada
rencana yang telah dibuat berdasarkan teori NIC sehingga dapat tercapai
sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan.
Pada implementasi keperawatan yang ditetapakan, tidak semua
dilaksanaka pada pasien setiap harinya. Implementasi dilakukan mengikuti
perkembangan pasien. Implementasi yang hampir tiap hari dilakukan yaitu
menganjurkan pasien/ibu pasien untk meningkatkan pemberian makan peroral
58
pasien, seperti menganjurkan makan sedikit tapi sering, menganjurkan untuk
memberikan makanan kesukaan pasien. Implementasi ini dilakukan sesuai
dengan tujuan pada teori yaitu mencegah penurunan bb yang berarti.
Pengukuran BB dilakukan pada hari pertama dan hari ketiga, sebagai tolak
ukur dalam mengetahui apakah terdapat penurunan bb yang lebih drastis atau
bb tetap.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum yaitu:
a. Terpenuhnya kebutuhan nutrisi ditujukan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
b. Tidak ada tanda – tanda mal nutrisi
c. Memperlihatkan adanya selera makan
d. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Evaluasi keperawatan dilakukan pada hari Kamis tanggal 19 Juli 2018
pukul 11:30 WITA setelah tiga hari perawatan. Berdasarkan hasil evaluasi
keperarawatan yang dilakukan setiap hari didapatkan data bahwa pada hari
peratama tindakan evaluasi yang didapatkan pasien mengatakan tidak
menyukai makanan yang ada di RS, pasien mengatakan masih mual 1 porsi
makan tidak dihabiskan. Keadaan umum pasien lemah, nampak ½ porsi
makan tidak dihabiskan, mukosa bibir kering, BB : 21 Kg. pada hari kedua
tindakan keperawatan hasil evaluasi yang didapatkan : Ibu pasien
mengatakan mengikuti anjuran peneliti dengan makan sedikit tapi sering,
keadaan umum mulai membaik, pasien mengatakan mualnya sudah
berkurang, nampak porsi makanan yang diberikan sudah mulai dihabiskan.
Pada hari ketiga perawatan didapatkan hasil evaluasi : pasien mengatakan
sudah tidak mual lagi,pasien mengatakan mulai menghabiskan makanan
yang ada di RS, nampak mukosa bibir pasien mulai lembab. BB 21 kg.
Berdasarkan teori dan data yang ditemukan tidak ada kesenjangan antara
teori dan hasil penelitian karena berdasarkan teori evaluasi keperawatan pada
kebutuhan nutrisi diharapkan Terpenuhnya kebutuhan nutrisi pasien ditujukan
dengan tidak adanya tanda kekurangan atau kelebihan berat badan, Tidak ada
tanda – tanda mal nutrisi, Memperlihatkan adanya selera makan, dan tidak
terjadi penurunan berat badan yang berarti. Teori tersebut sesuai dengan
evaluasi yang dilakukan pada pasien, pasien mengatakan sudah tidak mual
lagi, sudah mampu menghabiskan satu porsi makanan dari RS meskipun
59
makannya diberikan secara sedikit tapi sering, dan setelah dilakukan
penimbangan berat badan tidak ditemukan penurunan bb yang berarti. Ini
sesuai dengan tujuan dari intervensi yang ditetapkan yaitu salah satunya
mencegah penurunan bb secara berarti.
6. keterbatasan studi kasus
a. keterbatasan studi kasus yang dilakukan selama penulis melakukan penelitian
yaitu minimnya sumber referensi yang terbaru mengenai penyakit demam thypoid
b. keterbatasan yang selanjutnya yaitu kurangnya referensi studi kasus yang dapat
dijadikan bahan acuan oleh peneliti, mengingat studi kasus ini pertama kali
dilaksanakn pada angkatan tahun 2015.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi kasus yang telah dilakukan pada pasien
demam thypoid dapat ditarik kesimpulan, yaitu :
1. Pengkajian keperawatan
Hasil pengkajian pada pasien didapatkan data yaitu pasien mengatakan
tidak menyukai makanan yang ada di RS, pasien mengatakan merasa cepat
60
kenyang ketika makan dan masih mual. Nampak mukosa bibir kering, lidah
nampak kotor dan BB 21 kg
2. Diagnose keperawatan
Diagnosa keperawatan yang yang diangkat oleh peneliti berdasarkan
data yang didapatkan yaitu ketidakseimbangan nutrisi berhubungan dengan
asupan nutrisi tidak adekuat.
3. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan untuk diagnosis ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makan
adalah pemberian makan peroral dengan menganjurkan pasien makan
sedikit tapi sering, menganjurkan ibu pasien untuk memberikan makanan
favorit pasien, sebagai cara untuk meningkatkan pemberian makan peroral
pada pasien
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dilakukan selama tiga hari yaitu
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan nutrisi pasien.
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan pada diagnosis ketidakseimbangan nutrisi
kurangdari kebutuhan tubuh yaitu tidak terjadi penurunan berat badan yang
signifikan
B. Saran
1. Bagi masyarakat
Studi kasus yang peneliti lakukan dapat memberikan pengetahuan
pada penderita demam thypoid yang mengalami gangguan nutrisi
2. Bagi engembangan ilmu keperawatan
Dapat dijadikan bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah
wawasan dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien demam
thypoid yang mengalami gangguan nutrisi
3. Bagi penulis
Dapat memberikan pengetahuan dan mengaplikasikan pada pasien
penderita demam thypoid yang mengalami gangguan nutrisi
61
DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi NANDA NIC-NOC (2015). Jakarta. ECG
Departemen kesehatan. (2015). Uji Diagnostik Tes Serologi Widal Dibandingkan
Dengan Kultur Darah Sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis Demam Tifoid.
Indonesia. Maret, 20, 2018. Dari web
https://www.scribd.com/doc/142788100/DEMAM-TIFOID-DEPKES-3
Dinas kesehatan provinsi Sulawesi tenggara. (2016). Profil kesehatan provinsi
Sulawesi tenggara. Sulawesi tenggara. Maret, 20, 2018. Dari web
http://dinkes.sultraprov.go.id/wp-content/uploads/Profile-Dinkes-2016-1.pdf
Engel. J. (2008). Pengkajian pediatric ( cet. Ke-4) (pp. 56-65). Jakarta : ECG
Hidayat, A.A.A.A. (2009). Pengantar kebutuhan dasar manusia (pp. 55-63).
Jakarta : Salemba medika
http://web.facebook.com/instalasigiziRsBhayangkaraPoldaBengkulu/posts/28255
6761906737?rdc=1&rd
Portal garuda. (2010). Distribusi penderita demam thypoid menurut umur dan gejala.
Maret, 20, 2018. Dari web
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=98494&val=426
Purba Elisabeth. 2016, Program Pengendalian Demam Tifoid. Indonesia
https://www.researchgate.net/publication/313680646_Program_Pengendalia
n_Demam_Tifoid_di_Indonesia_Tantangan_dan_Peluang
Reski Yanti Batubara. (2014). Abdominal Typhoid management in women 22
years with no diet regularly and knowledge of the less phbs especially
washing hands before eating. J Medula Unila.Vol 3 no 1.
Riset Kesehatan Dasar. (2013) (pp.50-59). Indonesia. maret, 20, 2018, dari web
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%
202013.pdf
Suriadi, & yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (cet. Ke-2) (pp.
254-258). Jakarta : Sagung seto
Tarwoto & Wartonah (2010). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan
(cet. Ke-4) (pp. 45-66). Jakata : Salemba Medika
62
Lampiran 1 : SOP Pemberian Makan Per Oral
STNDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Pemberian makan per oral
Pengertian : Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dengan memberikan bantuan
sesuai dengan kebutuhan tubuh pasien untuk proses kehidupan .
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
A. Persiapan
1. Persiapan Pasien
a. Memperkenalkan diri (kontrak)
b. Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan.
c. ujuan
d. Menjelaskan langkah atau prosedur yang akan dilakukan
e. Pasien disiapkan dipinggir tempat tidur
2. Persiapan Lingkungan
a. Menutup pintu atau jendela atau memasang sampiran
3. Persiapan Alat
a. Baki alas penyajian
b. Serbet makan
c. Piring berisi nasi atau bubur
63
d. Mangkok berisi sayur atau kuah
e. Piring kecil berisi lauk
f. Sendok makan
g. Sendok garpu
h. Gelas berisi air minum
i. Sedotan atau pipet
j. Mangkok untuk cuci tangan
k. Buah-buahan
B. Tahap Pelaksanaan
1. Bawa alat-alatnya kedekat pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. Pasangkan atau beri pasien serbet untuk alas
4. Hidangkan makanan dan minuman kedekat pasien dengan hati-hati
5. Bantu pasien untuk memotong lauknya bila diinginkan
6. Persilahkan pasien untuk makan dan minum
7. Bila pasien tidak bisa makan dan minum sendiri , suapi pasien sedikit demi
sedikit sambil berkomunikasi dengan pasien
8. Memberi pasien minum obat (sesuaikan dengan dosis yang diberikan)
9. Berikan pasien buah setelah selesai makan (bantu pasien jika tidak bisa
mengkonsumsi buah sendiri)
10. Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet atau tisu
11. Kembalikan pasien ke posisi semula yang nyaman
64
12. Bereskan alat dan perawat mencuci tangan
C. Tahap Evaluasi
1. Evaluasi perasaan pasien (merasa aman dan nyaman)
2. Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
Dokumentasikan prosedur dan hasil observasi
65
Lampiran 2
PENGKAJIAN KEBUTUHAN NUTRISI
A. Riwayat kebutuhan nutrisi
1. Sebelum sakit
a. Problem pemasukan nutrisi
Nafsu makan : biasa , menurun
Apakah ada gangguan : Ya/Tidak
Bila Ya : Kembung , Diare , Konstipasi ,
Lain-lain
Apa yang menyebabkan gangguan
Apa ada kesulitan dalam menjalankan/mengikuti diet yang dianjurkan
Apakah ada kesulitan mengunyah
Jumlah gigi : Atas , Bawah
Apakah memakai gigi palsu , sejak kapan
Apakah mengalami kesulitan menelan
b. Pola dan Kebiasaan makan :
Konsumsi makan :
Waktu Jenis Jumlah/Porsi
07.00
10.00
12.00
16.00
18.00
20.00
23.00
c. Jenis makanan yang paling disukai :
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
d. Jenis makanan yang tidak di sukai :
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
e. Apakah ada alergi terhadap makanan : , makanan
apa
f. Apakah makanan di batasi : , jenisnya
66
Alasannya : kesehatan , alasan
Agama , alasan
Kebudayaan , alasan
Lain-lain
g. Intake cairan :
Air putih , gelas/hari
Air teh , gelas/hari
Kopi , gelas/hari
Susu , gelas/hari
h. Penggunaan vitamin dan mineral
Macamnya , frekuensi
2. Selama sakit
a. Problem pemasukan nutrisi
Nafsu makan : biasa , meningkat , menurun
Apakah ada gangguan : Ya/Tidak
Bila Ya : Kembung , Diare , Konstipasi ,
Lain-lain
Apa yang menyebabkan gangguan
Apa ada kesulitan dalam menjalankan/mengikuti diet yang dianjurkan
Apakah ada kesulitan mengunyah
Jumlah gigi : Atas , Bawah
Apakah memakai gigi palsu , sejak kapan
Apakah mengalami kesulitan menelan
b. Pola dan Kebiasaan makan :
Konsumsi makan :
Waktu Jenis Jumlah/Porsi
07.00
10.00
12.00
16.00
18.00
20.00
23.00
c. Jenis makanan yang paling disukai :
67
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
d. Jenis makanan yang tidak di sukai :
Sayuran , Pedas , berlemak
,manis , asam , asin
, lain-lain
e. Apakah ada alergi terhadap makanan : , makanan
apa
f. Apakah makanan di batasi : , jenisnya
Alasannya : kesehatan , alasan
Agama , alasan
Kebudayaan , alasan
Lain-lain
g. Intake cairan :
Air putih , gelas/hari
Air teh , gelas/hari
Kopi , gelas/hari
Susu , gelas/hari
h. Penggunaan vitamin dan mineral
Macamnya , frekuensi
i. Bagaimana pemenuhuan nutrisi :
Sonde lambung
3. Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit :
Diabetes , sejak kapan
Jantung , sejak kapan
Kanker , sejak kapan
Batu ginjal , sejak kapan
Gastritis , sejak kapan
Peptic ulcer , sejak kapan
Gastrointestinal , sejak kapan
B. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
2. Foto rontgen
68
3. Ekg
4. Pemeriksaan lain-lain
Kendari,
Mahasiswa,
Astawan
Nim.P00320015058
69
Lampiran 3
FORMAT PENGKAJIAN DATA PADA ANAK
Nama Mahasiswa :
Nim :
No Rekam Medik :
Ruangan/RS :
Diagnosa Medis :
A. BIODATA
1. Identitas Klien
a. Nama /Nama Panggilan :
b. Tempat tanggal lahir :
c. Jenis Kelamin :
d. Agama :
e. Pendidikan :
f. Alamat :
g. Tanggal Masuk :
h. Tanggal Pengkajian :
i. Diagnosa Medis :
j. Rencana Terapi :
2. Identitas Orang Tua
a. Ayah b. Ibu
1. Nama : 1. Nama :
2. Usia : 2. Usia :
3. Pendidikan: 3. Pendidikan:
4. Pekerjaan : 4. Pekerjaan :
70
5. Agama : 5. Agama :
6. Alamat : 6. Alamat :
3. Identitas Saudara Kandung
No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan
B. KELUHAN UTAMA/ALASAN MASUK RUMAH SAKIT
Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perawatan medis, jika anak tidak
dapat mengungkapkan tanya kepada keluarga alasan keluarga membawa
anaknya ke unit pelayanan kesehatan, jika anak tidak mempunyai keluhan
utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui penyebab sakitnya.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Waktu timbulnya penyakit, kapan? Jam ?
b. Bagaimana awal munculnya? Tiba-tiba? Berangsur-angsur?
c. Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap sama
dengan sebelumnya ?
d. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan ?
71
e. Kondisi saat dikaji → PQRST
2. Riwayat Kesehatan Lalu
(khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun)
a. Pre Natal Care
1. Kapan mulai melakukan perawatan selama hamil?
2. Keluhan ibu selama hamil (perdarahan, PHS, infeksi, ngidam,
muntah-muntah, demam)
3. Pernah dirawat selama hamil
4. Apakah pernah:
• Terkena Sinar X ?
• Menerima terapi perlindungan peyakit ?
• Melakukan meditasi selama kehamilan ?
5. Bagaimana pola makan ? kenaikan berat badan ?
6. Imunisasi (berapa kali ? usia kehamilan berapa ?)
7. Golongan darah ibu dan Ayah ?
b. Natal
1. Tempat melahirkan (rumah sakit, klinik, rumah)
2. Lama dan jenis persalinan ? adakah kesulitan ?
3. Penolong persalinan ?
4. Cara untuk memudahkan persalinan ? (obat.penghilang rasa nyeri )
5. Pembiusan selama proses melahirkan ?
6. Komplikasi waktu lahir
c. Post Natal Care
1. Kondisi bayi (BB, PB, Apgar Score)
2. Keadaan anak setelah 28 hari ?
3. Keadaan anak penyakit (kuning, kebiruan, kemerahan, problem
menyusui, BB tidak stabil)
4. Apakah bayi meninggalkan RS dengan ibunya
(untuk semua usia)
72
a. Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang
pernah dialami
b. Imunisasi
c. Kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan
d. Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit
e. Alergi (makanan, obat-obatan, zat/ substansi, textil)
f. Pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas)
g. Perkembangan anak dibanding dengan saudar-saudaranya.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umum menyerang.
b. Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi, penyakit
jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker, dan
gangguan genogram.
c. Buat bagan dengan genogram
D. RIWAYAT IMUNISASI
No Jenis Imunisasi Waktu
Pemberian
Reaksi Setelah
Pemberian
1. BCG
2. DPT (I, II, III)
3. POLIO (I, II, III)
4. CAMPAK
5. HEPATITIS
6. Lain-lain
E. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
1. Pertumbuhan Fisik
a. Berat badan (sejak lahir sampai saat ini / pertahapan usia)
73
b. Tinggi badan
c. Waktu tumbu dan tanggalnya gigi
2. Perkembangan Tiap Tahap
Usia anak saat :
a. Berguling
b. Duduk
c. Merangkak
d. Berdiri
e. Berjalan
f. Senyum kepada orang lain pertama kali
g. Bicara pertama kali
h. Berpakaian tanpa bantuan
F. RIWAYAT NUTRISI
1. Pemberian Asi
a. Pertama kali disusui
b. Waktu dan cara pemberian
c. Lama pemberian
d. Asi diberikan sampai usia
2. Pemberian Susu Formula
a. Alasan pemberian
b. Jumlah pemberian
c. Cara memberikan (dengan dot/sendok)
3. Pemberian Makanan Tambahan
a. Pertama kali diberikan usia
b. Jenis
4. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
74
G. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Identitas klien tentang kehidupan sosial, apakah tinggal di apartemen,
rumah sendiri, kontrak? Lingkungan berada di kota, setengah kota, desa ?
apakah dekat dengan sekolah ? apakah ada tempat bermain ? punya kamar
tidur sendiri ? apakah ada tangga yang bisa berbahaya ? apakah anak
punya ruang bermain ?
2. Identifikasi kehidupan perkawinan orang tua anak
3. Hubungan antar anggota keluarga
4. Siapa yang mengasuh anak ? apakah orang tua menitipkan di tempat
perawatan anak ?
5. Penerapan disiplin
6. Latihan toilet
7. Pola bermain
H. RIWAYAT SPIRITUAL
1. Kaji ketaatan anak beribadah dan menjalankan kepercayaannya
2. Support sistem dalam keluarga
3. Ritual yang biasa di jalankan oleh klien dan keluarga.
I. REAKSI HOSPITALISASI
1. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Mengapa ibu membawa anaknya ke rumah sakit
b. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
c. Bagaimana perasaan orang tua saat ini
d. Apakah orang akan selalu berkunjung
e. Siapa yang akan tinggal dengan anak (rawat gabung)
2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
75
a. Mengapa keluarga/orang tua membawa kamu ke rumah sakit
b. Menurutmu apa penyebab kamu sakit
c. Apakah dokter menceritakan keadaanmu
d. Bagaiman rasanya dirawat di rumah sakit (reaksi hospitalisasi)
J. AKTIVITAS SEHARI – HARI
1. Nutrisi
a. Selera makan
b. Menu makan dalam 24 jam
c. Frekuensi makan dalam 24 jam
d. Makanan yang disukai dan makanan pantang
e. Pembatasan pola makan
f. Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan)
2. Cairan
a. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam
b. Frekuensi minum
c. Kebutuhan cairan dalam 24 jam
3. Eliminasi (BAB & BAK)
a. Tempat pembuangan
b. Frekuensi ? Kapan ? Teratur ?
c. Konsistensi
d. Kesulitan dan cara menanganinya
e. Obat – obatan untuk memperlancar BAB / BAK
4. Istirahat dan Tidur
a. Apakah cepat tertidur
b. Jam tidur (siang/malam)
c. Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan
d. Apakah tidur secara rutin?
e. Apakah ada kebiasaan sebelum tidur?
5. Olah raga
76
a. Program olah raga tertentu?
b. Berapa lama melakukan dan jenisnya ?
c. Perasaan anak setelah melakukan olah raga
6. Personal Hygiene
a. Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan mandi / dibantu)
b. Cuci rambut
c. Gunting kuku & Gosok gigi
7. Aktivitas/Mobilitas Fisik
a. Kegiatan sehari – hari
b. Pengaturan jadwal harian
c. Penggunaan alat bantu untuk aktivitas
d. Kesulitan pergerakan tubuh
8. Rekreasi
a. Bagaimana perasaan anak saat sekolah ?
b. Berapa banyak waktu luang anak diluar sekolah dan les?
c. Apakah anak puas setelah rekreasi?
d. Apakah keluarga menghabiskan waktu senggang dengan anak
e. Bagaimana perbedaan hari libur dan hari sekolah?
K. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum Klien
a. Tanda-tanda dan distress
b. Penampilan dihubungkan dengan usia
c. Ekspresi wajah, bicara, mood
d. Berpakaian dan kebersihan umum
2. Tanda-Tanda Vital
(a) Tekana darah :
(b) Suhu :
(c) Nadi :
(d) Pernapasan :
3. Antropometri
77
a. Tinggi badan :
b. Berat badan :
c. Lingkar lengan atas :
d. Lingkar kepala :
e. Lingkar dada :
f. Lingkar perut :
g. Skin fold :
4. Sistem Pernapasan
a. Hidung : Kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya secret/polip,
passase udara
b. Leher : pembesaran kelenjar, tumor
c. Dada :
1. Bentuk dada (normal, barrel, pigeon chest)
2. Perbandingan ukuran anterior-posterior tranversal
3. Gerakan dada (kiri dan kana, apakah ada retraksi)
4. Keadaan proxsesus xipoideus
5. Apakah ada suara nafas tambahan
d. Apakah ada clubbing finger
5. Sistem Cardiovaskuler
a. Conjungtiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis)
b. Arteri carotis
c. Tekanan vena jugularis
d. Ukuran jantung
e. Ictus cordis/apex
f. Suara jantung (Mitral, Tracuspidalis, S1, S2, Bising aorta, mur-mur,
galiop)
g. Capillary Refilling time
78
6. Sistem pencernaan
(a) Sklera (ikterus/tidak)
(b) Bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis)
(c) Mulut (stomatitis, apakah ada palato skizis, jumlah gigi, kemampuan
menelan, gerakan lidah)
(d) Gaster (kembung, gerakan peristaltik)
(e) Abdomen (periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran)
(f) F. Anus ( kondisi, spincter ani, koordinasi)
7. Sistem indra
a. Mata
1. Kelopak mata, bulu mata, alis, lipatan epikankus dengan ujung atas
telinga
2. Visus (gunakan snellen Chard)
3. Lapang pandang
b. Hidung
1. Penciuman, perih hidung, trauma mimisan
2. Sekret yang menghalangi penciuman
c. Telingan
1. Keadaan daun telinga, operasi telinga
2. Kenal auditoris
3. Membrana tympani
4. Fungsi pendengaran
8. Sistem Syaraf
a. Fungsi cerebral
1. Status mental (orientasi, daya ingat perhatian dan perhitungan,
bahasa)
2. Kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan GCS)
3. Bicara (ekspresive dan resiptive)
b. Fungsi cranial (syaraf cranial I s/d XII)
c. Fungsi motorik (massa, tonus dan kekuatan otot)
79
d. Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi)
e. Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
f. Reflekx (ekstremitas atas, bawah dan uperficla)
g. Iritansi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, evenig sign, brudzinkin
sign)
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Kepala (bentuk kepala)
b. Vertebrata (bentuk, gerakan, ROM)
c. Pelvis (Thomas test, trendelenberg test, ortolani / barlow test, ROM)
d. Lutut )Mc murray test, ballottement, ROM)
e. Kaki (keutuhan ligamen, ROM)
f. Bahu, dan Tangan
10. Sistem Integumen
a. Rambut (distribusi di tiap bagian tubuh, texturem kelembaban,
kebersihan)
b. Kulit (perubahan warna, temperatur, kelembaban, buu kulit,erupsi, tahi
lalat, ruam, testure)
c. Kuku (warna, permukaan kuku, mudah patah, kebersihan)
11. Sistem Endokrin
a. Kelenjar thyroid
b. Percepatan pertumbuhan
c. Gejala creatinisme atau gigantisme
d. Ekskresi urine berlebihan, polidypsi, polyphagi
e. Susu tubuh yang tidak seimbang, keringat berlebihan, leher kaku
f. Riwayat bekas air seni dikelilingi semut
12. Sistem Perkemihan
a. Oedema palpebra
b. Moon face
c. Odema anasarka
d. Keadaan kandung kemih
80
e. Nocturia, dysuria, kencing batu
13. Sistem Reproduksi
a. Wanita
1. Payudara (Putting, areola mamae, besar, perbandingan kiri dan
kanan
2. Labia mayora dan minora
3. Keadaan hymen
4. Haid pertama (bila anak sudah haid)
5. Siklus haid
b. Laki-laki
1. Keadaan gland penis (urethra)
2. Testis (sudah turun / belum)
3. Pertumbuhan rambut (kumis, jengut, ketiak)
4. Pertumbuhan jakun
5. Perubahan suara
6. Wet dream
14. Sistem Imun
a. Alergi (cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia)
b. Immunisasi
c. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca.
d. Riwayat transfusi dan reaksinya
L. PEMERIKSAAN TINGKATPERKEMBANGAN
1. 0 – 6 Tahun
Dengan menggunakan DDST
a. Motorik Kasar
b. Motorik Halus
c. Bahasa
81
d. Personal Sosial
2. 6 Tahun Keatas
a. Perkembangan Kognitif
b. Perkembangan Psikosexual
c. Perkembangan Psikososial
M. TEST DIAGNOSTIK
1. Laboratorium → Tulis Nilai Normalnya
2. Ro Photo / Radiologi
3. CT Scan
4. USG, ECG, EKG
N. TERAPI SAAT INI (DITULIS DENGAN RINCI)
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
..............................................................................................................
Mengetahui, Kendari, 2018
CI Lahan Praktek Yang Mengkaji
82
83
84
85
86
87
88
89
Lampiran Foto Dokumentasi