Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

53
Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah Gangguan Pola Tidur Pada Ny.B di Lingkungan I Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas Karya Tulis Ilmiah Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Helen Sihombing 132500022 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Page 1: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah

Gangguan Pola Tidur Pada Ny.B di Lingkungan I

Kelurahan Sitirejo II Kecamatan

Medan Amplas

Karya Tulis Ilmiah

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Helen Sihombing

132500022

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang senantiasa

melimpahkan Kasih sayang dan rahmat-Nya, dan telah memberikan kekuatan,

kesempatan, dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun

karya tulis ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan

Prioritas Masalah Gangguan Pola Tidur Pada Ny.B di Lingkungan I

Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas”

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ismayadi S.Kep, M.Kep selaku dosen

pembimbing yang selama ini telah membimbing dan memberikan saran, kritik,

dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Disamping itu penulis juga banyak mendapat bantuan moril dan material

dari berbagai pihak dalam menyelesaikan studi dan penulisan karya tulis ilmiah

ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep,Ns, M.Kep selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku wakil Dekan II

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr.Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat, selaku Wakil Dekan

III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep Selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Jenny M. Purba S.Kp, MNS, Ph.D Selaku Dosen Pembimbing

Akademik Saya.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

7. Bapak Ismayadi, S.Kep,Ns, M.Kes Selaku dosen pembimbing karya tulis

ilmiah saya.

8. Bapak Iwan Rusdi S.Kp, MNS Selaku Dosen penguji Karya Tulis Ilmiah

saya.

9. Kepada kedua orang tua yaitu Bapak saya (E. Sihombing) dan Ibu saya (B.

Sipayung) serta Bibik Asuh saya (Ny. B sipayung) yang tercinta atas

segala keikhlasan dalam memberikan kasih sayang serta kakak-kakak saya

(Artha dan Rohani) dan Adik saya (Devi), yang tidak pernah lelah

memberikan dukungan moril maupun materil dengan penuh kasih sayang

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. keluarga besar saya yang juga memberikan dukungan langsung maupun

tidak langsung dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan dukungan dan semangat

kepada saya Eltha,Veronika,Ali,Sridevi,Desi,IMelda,Wilda,Yohana, dan

Lily,terima kasih telah menjadi sahabat terbaik sampai saat ini dan untuk

selamanya.

12. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera

Utara Medan khususnya Teman-teman Program Studi DIII Keperawatan

Stambuk 2013, terima kasih atas doa, dukungan dan kebersamaannya

selama ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini masih belum

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang

membangun dari semua pihak bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan

pelayanan keperawatan.

Medan, 24 Juni 2016

Penulis,

Helen Sihombing

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. i KATA PENGANTAR ......................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................... 1 B. Tujuan .................................................................................... 4 C. Manfaat ................................................................................. 5

BAB II PENGELOLAAN KASUS .................................................... 6 A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah

Gangguan Tidur .................................................................... 6 1. Pengertian Tidur ............................................................... 6 2. Fisiologi Tidur .................................................................. 7 3. Pengaruh Tidur ................................................................. 7 4. Siklus Tidur ...................................................................... 10 5. Pola Tidur Normal ........................................................... 11 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur .......................... 12 7. Konsep Dasar Gangguan Pola Tidur Pada Lansia ........... 13

B. Asuhan Keperawatan Kasus ................................................... 17 1. Pengkajian ....................................................................... 17 2. Analisa Data .................................................................... 24 3. Masalah Keperawatan ..................................................... 25 4. Diagnosa Keperawatan (Prioritas) .................................. 25 5. Perencanaan Keperawatan .............................................. 26 6. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ....................... 28

BAB III PENUTUP ............................................................................... 31 A. Kesimpulan .......................................................................... 31 B. Saran .................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 33 LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan

makan, aktivitas, maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan

istirahat dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya. Tidur adalah suatu

keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang

merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan

fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah, 2006).

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan

istirahat yang cukup,kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurun

serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2003). Tidur adalah status perubahan

kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur

dikarakteristikkan dengan aktivitas metabolisme tubuh menurun (Choppra, 2003),

tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan

respons terhadap stimulus eksternal (Wahid, 2007). Pola istirahat dan tidur yang

biasa dari seorang yang masuk rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain

dengan mudah dipengaruhi oleh penyakit atau rutinitas pelayanan kesehatan yang

tidak dikenal. (Potter & Perry, 2005).

Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data

hasil polling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih 2

banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki, yaitu 63% :

54% (National Sleep Foundation, 2007).

Orang Lanjut Usia (Lansia), menurut defenisi World Health Organization

(WHO), adalah orang usia 60 tahun ke atas yang terdiri dari (1) usia lanjut

(elderly) 60-74 tahun, (2) usia tua (old) 75-90 tahun, dan (3) usia sangat lanjut

(very old) diatas 90 tahun ( Raharja, 2013). Indonesia meupakan salah satu negara

berkembang yang jumlah penduduknya berusia 60 tahun keatas semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

terjadi peningkatan usia harapan hidup (UHH) . Pada tahun 2000 UHH di

Indonesia adalah 64,5 tahun (dengan persentase populasi lansia adalah 7,18%) .

Angka ini meningkat menjadi 69,43% tahun pada tahun 2010 (dengan persentase

populasi lansia adalah 7,56%) dan pada tahun 2011 menjadi 69,65 tahun (dengan

persentase populasi lansia adalah 7,58% (Kemenkes, 2013). Peningkatan usia

harapan hidup tersebut bisa karena pengaruh kemajuan di bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang kedokteran. Kualitas hidup

merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan kerena menurut

konstitusi WHO,kesehatan meliputi kesehatan fisik, mental, serta social secara

keseluruhan. Pengukuran kesehatan, serta perawatan kesehatan tidak hanya

ditunjukan oleh perubahan frekuensi dan beratnya penyakit, melainkan juga harus

meliputi kenyamanan hidup yang dapat dinilai melalui peningkatan kualitas hidup

(Pangkahila, 2007).

WHO mengartikan kualitas hidup sebagai persepsi individu mengenai

posisinya dalam kehidupan , dalam konteks kultur dan system nilai dimana mereka

hidup, dan dalam hubungan dengan tujuan , harapan ,standar yang ada, dan perhatian

mereka (Pangkahila, 2007). Sedangkan kualitas hidup lansia merupakan suatu

komponen yang kompleks , mencakup usia harapan hidup, kepuasan dalam

kehidupan,kesehatan psikis dan mental, fungsi kognitif, kesehatan dan fungsi fisik,

pendapatan, kondisi tempat tinggal, dukungan social dan jaringan social (Sutikno,

2011). Lansia dikatakan memiliki hidup yang berkualitas apabila mereka memiliki

kondisi fungsional yang optimal, sehingga mereka dapat menikmati masa tuanya

dengan penuh makna, membahagiakan dan berguna.

Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk

dapat berfungsi dengan baik dan merupakan salah satu aspek yang dapat

berpengaruh pada kualitas hidup manusia. Terdapat perbedaan pola tidur pada

lansia dibandingkan dengan usia muda (Prayitno, 2002). Pada kelompok usia

lanjut, kebutuhan tidur akan berkurang dan mereka cenderung lebih mudah

bangun dari tidurnya. Pada usia 12 tahun kebutuhan untuk tidur adalah 9 jam,

berkurang menjadi 8 jam pada usia 20 tahun, 7 jam pada usia 40 tahun, 6 jam

setengah pada usia 60 tahun dan 6 jam pada usia 80 tahun (Prayitno, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Dengan bertambahnya jumlah lansia, maka jumlah permasalahan pada

lansia juga akan bertambah. Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita

penyakit fisik yang mengganggu fungsi mandirinya. Sejumlah 30% pasien yang

menderita sakit fisik tersebut menderita kondisi komorbid psikiatrik, terutama

depresi dan ansietas . Sebagian besar usia lanjut yang menderita penyakit fisik dan

gangguan mental tersebut menderita gangguan tidur (Prayitno, 2002).

Gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67% dan yang

paling sering ditemukan adalah insomnia. Gangguan juga terjadi pada dalamnya

tidur sehingga lansia sangat sensitif terhadap stimulus lingkungan. Selama tidur

malam, seseorang dewasa muda normal akan terbangun sekitar 2-4 kali. Hal ini

berbeda dengan lansia yang lebih sering terbangun (Amir, 2007).

Indonesia adalah suatu negara berkembang yang memiliki umur harapan

hidup penduduk yang semakin meningkat seiring dengan perbaikan kualitas hidup

dan pelayanan kesehatan secara umum. Salah satu tolak ukur kemajuan suatu

bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya (Kosasih dkk,

2004). Indonesia juga termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur

lanjut usia (aging structured population) karena mempunyai jumlah penduduk

lansia ini antara lain disebabkan karena tingkat social ekonomi masyarakat yang

meningkat, kemajuan dibidang pelayanan kesehatan, dan tingkat pengetahuan

masyarakat yang meningkat. Jumlah penduduk pada lansia tahun 2006 sebesar 19

juta jiwa dengan usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010, diprediksikan

jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun.

Sedangkan, pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta

(11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Efendi, 2009).

Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis pada tanggal 23 Mei 2016,

dari data angket 42 orang lansia, terdapat 37 orang lansia tidak pernah mendengar

tentang posyandu lansia, 40 orang lansia berkeinginan dibentuknya posyandu lansia,

42 orang lansia menginginkan pemeriksaan dan pengobatan kesehatan, 10 orang

lansia menderita hipertensi, 5 orang mengalami gangguan pola tidur, 15 orang

menderita reumatik, 3 orang lansia menderita sesak nafas, 2 orang menderita penyakit

jantung, 5 orang tidak memeriksa kesehatan secara rutin. 18 orang lansia hanya

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

melakukan kegiatan rumah tangga setiap hari , 20 orang tidak ikut dalam kegiatan

social, 4 orang berkebun Wawancara dengan kepala lingkungan I, Kelurahan Sitirejo

II dan lansia belum terbentuk posyandu lansia wawancara dengan lansia mengatakan

belum pernah mengikuti posyandu lansia Observasi. Berdasarkan hasil Observasi saat

pengkajian ditemukan 3 orang lansia menerita stroke, tidak terdapatnya posyandu

lansia, dari data angket yang dikumpukan. Tingginya angka penyakit degenerative

(Hipertensi, rematik, jantung, dan diabetes mellitus) yang diderita oleh lansia,

dikarenakan kurangnya pengetahuan lansia tentang pelayanan kesehatan. Dengan

timbulnya berbagai macam penyakit yang diderita oleh lansia pada daerah sitirejo,

kemungkinan untuk gangguan pola tidur pada lansia sering muncul, khususnya pada

penderita rematik, asma.

Menurut data yang di dapat pada lingkungan I sitirejo II sebanyak kurang

lebih 20% lansia mengalami gangguan tidur, mengalami gangguan dikarenakan

berbagai faktor yang terjadi pada lansia , baik dalam kondisi fisik yang menderita

penyakit, faktor lingkungan, stress dan proses menua. Berdasarkan data diatas,

saya tertarik untuk melakukan pengangkatan pada judul saya yaitu “Asuhan

Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah Gangguan Pola Tidur Pada

Ny.B di Lingkungan I Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memberikan

Asuhan Keperawatan pada Pasien Lansia dengan Masalah Gangguan Pola Tidur

pada Ny. B di Lingkungan 1 Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny. B dengan masalah

gangguan tidur penulis mampu :

a. Melakukan pengkajian pada Ny.B dengan prioritas masalah kebutuhan

dasar Tidur.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

b. Menegakkan diagnosa pada Ny.B dengan prioritas masalah kebutuhan

dasar Tidur.

c. Melakukan intervensi keperawatan pada Ny.B dengan prioritas masalah

kebutuhan dasar Tidur.

d. Melakukan implementasi keperawatan berdasarkan rencana keperawatan

yang sudah dibuat pada Ny.B dengan prioritas masalah kebutuhan dasar

Tidur.

e. Melakukan evaluasi hasil akhir terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan pada Ny.B dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Tidur.

C. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam

memberi asuhan keperawatan kepada lansia untuk meningkatkan

kebutuhan tidur yang mengalami terganggu pola tidurnya.

2. Bagi Pasien dengan Gangguan Pola Tidur

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan Dapat membantu perawat untuk

memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah gangguan

tidur di Lingkungan 1 Kelurahan Sitirejo II Kecamatan Medan Amplas

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Gangguan Tidur

1. Pengertian Tidur

Tidur dapat diartikan sebagai suatu keadaan tak sadarkan diri yang relatif

dan ini diperlukan agar sel-sel dalam tubuh dapat memulihkan kondisinya (Siti

Maryam & Mia, 2010). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana

persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat

di bangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi, 2008).

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa

kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing

menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto & Wartonah,

2006).

Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda tanda

sebagai berikut :

1. Aktifitas fisik minimal.

2. Tingkat Kesadaran yang Bervariasi.

3. Terjadinya Perubahan-Perubahan proses fisiologis tubuh , dan

4. Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Pada waktu tidur terjadi perubahan tingkat kesadaran yang brfluktuasi.

Tingkat kesadaran pada organ-organ pengindraan berbeda-beda, organ

pengindraan yang mengalami penurunan kesadaran yang paling dalam selama

tidur adalah indra penciuman. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya kasus

kebakaran yang terjadi pada malam hari tanpa disadari oleh penghuninya yang

sedang tidur. Organ pengindraan yang mengalami penurunan tingkat kesadaran

yang paling kecil adalah indra pendengaran dan rasa sakit. Ini menjelaskan

mengapa orang-orang yang sakit dan berada dalam lingkungan yang bising acap

kali tidak dapat tidur.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

2. Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya

hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan

menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas tidur ini

diatur oleh system pengativasian retikularis yang merupakan system yang

mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan

kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam

mesensefalon dan bagian atas pons (Potter & Perry, 2005).

Selain itu, Reticular activating system (RAS) dapat memberi rangsangan

Visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari

korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan

sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin.

Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari

sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu Bulbar

synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan

implus yang diterima dipusat otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam

tidur adalah RAS dan BSR (Potter & Perry, 2005).

3. Pengaturan Tidur

Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat ,saraf

perifer , endokrin, kardiovaskuler, respirasi, dan musculoskeletal (Robinson 1993,

dalam Potter ). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasikan atau direkam dengan

elektroensefalogram (EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukuran tonus otot,

dengan menggunakan elektromiogram (EMG), dan elektrookulogram (EOG)

untuk mengukur pergerakan mata.

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua

mekanisme serebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak

untuk tidur dan bangun. Reticuler activating system (RAS) di bagian batang otak

atas diyakini mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan

kesadaran. RAS memberikan stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensorik raba.

Juga menerima stimulus dari korteks serebri (emosi dan proses pikir).

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS

melepaskan katekolamin, misalnya neropinefrin. Saat tidur mungkin disebabkan

oleh pelepasan serum serotonin dari sel-sel spesifik di pons dan batang otak

tengah yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang

tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor

sensorik perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya, dan system 8imbic seperti

emosi.

Seseorang yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan

berusaha dalam posisi rileks. Jika ruangan gelap dan tenang aktivitas RAS

menurun, pada saat itu BSR mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto &

Wartonah, 2006).

Tahapan Tidur menurut (Tarwoto & Wartonah, 2006)

1. Tidur NREM

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM

gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak

tidur. Tanda-tanda tidur NREM antara lain : mimpi berkurang, keadaan

istirahat, tekanan darah turun, kecapatan pernapasan menurun, metabolisme

turun, dan gerakan bola mata lambat.

a. Tahapan Tidur NREM

1) NREM Tahap 1

a) Tingkat transisi.

b) Merespons Cahaya.

c) Berlangsung beberapa menit.

d) Mudah terbangun dengan rangsangan.

e) Aktifitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun.

f) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.

2) NREM Tahap 2

a) Periode suara tidur.

b) Mulai relaksasi otot.

c) Berlangsung 10-20 menit.

d) Fungsi Tubuh berlangsung lambat.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

e) Dapat dibangunkan dengan mudah.

3) NREM Tahap 3

a) Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak.

b) Sulit dibangunkan.

c) Relakasi otot menyeluruh.

d) Tekanan darah menurun.

e) Berlangsung 15-30 menit.

4) NREM Tahap 4

a) Tidur nyenyak.

b) Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif.

c) Untuk restorasi dan istirahat , tonus otot menurun.

d) Sekresi lambung menurun.

e) Gerak bola mata cepat.

2. Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial.

Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu

gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif . Tidur REM ditndai dengan

mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat ( mata

cenderung bergerak bolak-balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis pada

lakilaki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan jantung, dan Pernapasan tidak

teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka akan

menunjukkan gejala- gejala sebagai berikut :

a. Cenderung Hiperaktif.

b. Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosi labil).

c. Nafsu makan bertambah.

d. Bingung dan Curiga.

Tahapan Tidur REM

a. Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM.

b. Pada orang dewasa normal REM yaitu, 20-25% dari tidur malamnya.

c. Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan

dalam belajar, memori, dan adaptasi.

Karakteristik Tidur REM

a. Mata : Cepat, tertutup dan terbuka.

b. Otot- otot : Kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.

c. Pernapasan : Tidak teratur, kadanf dengan apnea.

d. Nadi : Cepat dan regular.

e. Tekanan Darah : Meningkat atau Fluktuasi.

f. Sekresi gaster : Meningkat.

g. Metabolisme : Meningkat, temperature tubuh naik.

h. Gelombang otak : EEG aktif.

i. Siklus tidur : Sulit dibangunkan.

4. Siklus Tidur

Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode

sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap

berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 sampai 30

menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan

berlangsung satu jam atau lebih (Potter & Perry, 2005).

Ketika seseorang tertidur, biasanya melewati 4 sampai 6 siklus tidur penuh,

tiap siklus terdiri dari 4 tahap dari tidur NREM dan satu periode dari tidur REM. Pola

siklus biasanya berkembang dari tahap 1 menuju tahap 4 NREM, diikuti kebalikan

tahap 4 ke 3, lalu ke 2, diakhiri dengan periode dari tidur REM. Seseorang biasanya

mencapai tidur REM sekitar 90 menit ke siklus tidur (Potter & Perry, 2005).

Tiap-tiap siklus yang berhasil, tahap 3 dan 4 memendek,dan

memperjangkan periode REM. Tidur REM dapat berakhir sampai 60 menit

selama akhir siklus tidur. Tidak semua orang mengalami kemajuan yang konsisten

menuju ke tahap tidur yang biasa. Sebagai contoh, orang yang tidur dapat

berfluktuasi untuk interval pendek antara NREM tingkat 2,3, dan 4 sebelum

masuk tahap REM. Jumlah waktu yang digunakan tiap tahap bervariasi.

Perubahan tahap ketahap cenderung menemani pergerakan tubuh dan perpindahan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

untuk tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk

tidur yang dangkal cenderung terjadi tiba-tiba, dengan perpindahan untuk tidur

nyenyak cenderung bertahap (Closs, 1998 dalam Potter & Perry, 2005)

5. Pola Tidur Normal

1. Neonatus sampai dengan 3 bulan.

a. Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari.

b. Mudah berespons terhadap stimulus.

c. Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM.

2. Bayi

a. Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam.

b. Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14 jam/hari.

c. Tahap REM 20-30%.

3. Toddler

a. Tidur 10-12 jam/hari.

b. Tahap REM 20%.

4. Prasekolah

a. Tidur 11 jam malam hari.

b. Tahap REM 20%.

5. Usia Sekolah

a. Tidur 10 jam pada malam hari.

b. Tahap REM 18,5%

6. Remaja

a. Tidur 8,5 jam pada malam hari.

b. Tahap REM 20%.

7. Dewasa Muda

a. Tidur 7-9 jam/hari.

b. Tahap REM 20-25%.

8. dewasa pertengahan.

a. Tidur kurang lebih 7 jam/hari.

b. Tahap REM 20%.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

9. Usia Tua

a. Tidur kurang lebih 6 jam/hari.

b. Tahap REM 20-25%.

c. Tahap NREM IV menurun kadang kadang absen.

d. Sering terbangun pada malam hari.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada

yang kebutuhannya yang terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami

gangguan. Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor,

diantaranya sebagai berikut :

1. Status Kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur

dengan nyenyak . Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka

kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik

sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya , pada klien yang

menderita gangguan pada system persendian. Dalam kondisi yang

mengalami nyeri pada sendi tidak akan dapat istirahat atau tidur.

2. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.

Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur

dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang rebut, bising, dan gaduh

akan menghambat seseorang untuk tidur khususnya lansia.

3. Stress Psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal

ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin

darah melalui system saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV

NREM dan REM.

4. Diet

Makanan yang banyak mengandung L- Triptofan seperti keju,susu,

dagingmdan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun alcohol akan

mengganggu tidur.

5. Gaya Hidup

Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur sesorang . Kelelahan tingkat

menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan

yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.

6. Obat – Obatan

Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan

tidur, ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat

golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM.

7. Penyakit

Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak

dari normal . Namun demikian , keadaan sakit menjadikan pasien kurang

tidur atau tidak dapat tidur.

8. Motivasi

Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan

untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.

9. Kelelahan

Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.

10. Kecemasan

Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis

sehingga mengganggu tidurnya.

11. Alkohol

Alkohol menekan REM secara normal ,seseorang yang tahan minum

alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.

7. Konsep Dasar Gangguan Pola Tidur Pada Lansia

1. Pengertian Gangguan Pola Tidur

Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan

menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

dari ketiga maslah berikut : insomnia gerakan atau sensasi abnormal dikala tidur

atau ketika terjaga ditengah malam atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang

hari (Naylor dan Aldrich, 1994, dalam Potter & Perry, 2005).

2. Klasifikasi Gangguan Tidur

1. Insomnia

Insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk

untuk atau kesulitan untuk tetap tertidur. Bahkan seseorang yang terbangun

dari tidur, tetapi belum merasa cukup tidur dapat disebut mengalami

insomnia (Japaradi, 2002). Dengan demikian, insomnia merupakan

ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas

maupun kuantititas. Kenyataannya, insomnia bukan berarti sama sekali

seseorang tidak dapat tidur atau kurang tidur karena orang yang menderita

insomnia sering dapat tidur lebih lama yang mereka perkirakan, tetapi

kualitasnya kurang. Ada 3 jenis insomnia yaitu, Insomnia inisial, Insomnia

Intermitten dan Insomnia Terminal. Insomnia Inisial adalah

ketidakmampuan seseorang untuk memulai tidur.Insomnia Intermitten

adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur atau keadaan sering

terjaga. Sedangkan Insomnia Terminal adalah bangun secara dini, dan tidak

dapat tidur lagi. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang

mengalam insomnia diantaranya adalah, rasa nyeri, kecemasan, ketakutan,

tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur. Perawat dapat

membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan,

menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi dan tindakan

lainnya. Ada beberapa tindakan atau upaya- upaya yang dapat dilakukan

untuk mengatasi insomnia yaitu :

a. Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju, susu.

Diperkirakan bahwa triptofan, yang merupakan suatu asam amino dari

protein yang dicerna, dapat membantu agar mudah tidur.

b. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama.

c. Hindari tidur diwaktu siang atau sore hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

d. Berusaha untuk tidur apabila benar- benar kantuk dan tidak pada waktu

kesadaran penuh.

e. Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat seblum tidur.

f. Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang

tidur.

g. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum berusaha

untuk tidur.

2. Somnambulisme

Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks

mencakup adanya otomatis dan semi purposeful aksi motorik , seperti

membuka pintu, menutup pintu, duduk ditempat tidur, menabrak kursi,

berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa

menit dan kembali tidur lagi (Japardi, 2002). Somnambulisme ini lebih

banyak terjadi pada anak – anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang

mengalami somnambulisme mempunyai resiko terjadinya cedera.Upaya yang

dapat dilakukan untuk mengantisipasi somnambulisme yaitu dengan

membimbing anak. Tindakan ini dilakukan untuk mengantisipasi resiko

terjadinya cedera pada anak. Ketika anak dalam kondisi somnambulisme,

maka anak harus dibimbing untuk kembali ketempat tidur. Upaya lain yang

dapat dilakukan untuk mengatasi somnambulisme adalah dengan membuat

lingkungan yang nyaman dan aman serta dapat pula dengan menggunakan

obat seperti diazepam dan valium.

3. Hipersomnia

Berlebihan jam tidur pada malam hari lebih dari 9 jam, biasanya

disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal,

liver dan metabolisme.

4. Parasomnia

Merupakan Sekumpulan penyakit yang mengganggu tidur anak seperti

samnohebalisme (tidur sambil berjalan).

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

5. Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol) . Terjadi pada

anak-anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab

secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat

menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stress, dan toilet

training yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis

antara lain : hindari stress, hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan

kosongkan kandung kemih (berkemih dulu) sebelum tidur.

6. Narkolepsi

Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak

terkendali untuk tidur. Dapat dikatakan pula bahwa narkolepsi adalah

serangan mengantuk yang mendadak, sehingga ia dapat tertidur pada setiap

saat dimana serangan tidur (kantuk) tersebut datang. Penyebab narkolepsi

secara pasti belum jelas, tetapi diduga karena terjadi akibat kerusakan

genetika system saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan.

Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada

waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat–alat yang

berputar–putar atau berada ditepi jurang. Obat-obat agripnotik dapat

digunakan untuk mengendalikan narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat

orang tidak dapat tidur. Obat tersebut di antaranya jenis amfetamin.

7. Night Terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6

tahun atau lebih. Setelah tidur beberapa jam, anak tersebut langsung

terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.

8. Mendengkur

Mendengkur disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara

di hidung dan mulut. Amandel yang membengkak dan adenoid dapat

menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal lidah yang

menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut

mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pernapasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

B. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pola Tidur Pada Lansia

1. Pengkajian Pada Lansia

1. Biodata

a. Identitas Diri Klien

b. Nama Lengkap : Ny, B Sirait

c. Tempat, Tanggal Lahir : Porsea, 24 Desember 1949

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Status Perkawinan : Menikah

f. Agama : Kristen Protestan

g. Suku : Batak Toba

h. Pendidikan : Spg

i. Pekerjaan : Pensiunan Guru

j. Alamat : Gg. Patri Kel.Sitirejo II no 8

k. Komposisi Keluarga : Keluarga Inti

2. Keluhan Utama

Ny B mengatakan sulit tidur pada malam hari. Sering terbangun tiba-tiba.

Dan saat akhir-akhir ini mengalami sedikit nyeri pada sendi - sendi lutut.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

a. Provocative/Palliative

1) Apa penyebabnya

Ny. B mengatakan bahwa gangguan pola tidur yang terjadi saat ini

dikarenakan klien lelah dan terkadang sedikit nyeri pada sendi.

2) Hal-hal yang memperbaiki Keadaan

Istirahat dengan cukup dan mencoba untuk tidur.

b. Quantity/ Quality

1) Bagaimana dirasakan

Klien merasa kurang istirahat, mata terlihat lesu.

2) Bagaimana dilihat

Klien terlihat lesu, kurang bersemangat.

c. Region

1) Dimana Lokasinya : -

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

2) Apakah Menyebar : -

d. Severity : -

e. Time : -

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan dahulu pernah mengalami konstipasi. Tapi sekarang

sudah tidak kambuh lagi.

b. Pengobatan/ Tindakan yang dilakukan

Klien mengatakan sering mengkonsumsi daun daun tradisional untuk

pengobatan dengan cara direbus dan mengkonsumsi buah-buahan.

c. Pernah dirawat/ di operasi

Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit dan belum

pernah dioperasi.

d. Lama Dirawat

Tidak pernah dirawat dirumah sakit.

e. Alergi

Klien mengatakan tidak ada alergi apapun terhadap dirinya

f. Imunisasi

Klien mengatakan tidak mendapat imunisasi pada waktu beliau masih

kecil.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Orang Tua

Klien mengatakan tidak ada penyakit yang serius terhadap orang

tuanya.

b. Saudara Kandung

Tidak ada yang mengalami penyakit keturunan.

c. Penyakit Keturunan yang ada.

Tidak ada yang mengalami penyakit keturunan.

d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan Jiwa.

Keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

e. Anggota Keluarga yang meninggal.

Tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

6. Riwayat Keadaan Psikososial

a. Persepsi Klien Tentang penyakitnya

Klien mengatakan bahwa dia ingin selalu sehat, dan tidak akan sakit.

b. Konsep Diri

1) Gambaran Diri

Klien mengatakan senang dengan kondisi tubuhnya, tidak gemuk.

2) Ideal Diri

Klien mengatakan semoga saja dia tidak mengalami penyakit

serius sehingga dapat tetap beraktifitas seperti biasa nya.

3) Harga Diri

Klien merasa senang dengan dirinya, karena anaknya patuh

terhadap dia dank lien merasa dihargai.

4) Peran Diri

Berperan sebagai ibu rumah tangga, Seorang istri,ibu dan nenek

ditengah-tengah keluarga nya.

5) Identitas Diri

Seorang Ibu rumah tangga dengan pensiunan guru.

c. Keadaan Emosi

Baik , dapat mengontrol emosi.

d. Hubungan Sosial

Hubungan social Klien dengan lingkungan social terjalin dengan baik.

- Orang yang berarti : Suami dan Anak

- Hubungan dengan Keluarga : Kandung

- Hubungan dengan Orang Lain : Terjalin dengan baik

- Hambatan dalam berhubungan dengan : Tidak ada

- Orang Lain

e. Spritual

1) Nilai dan Keyakinan

Klien percaya dengan keyakinan Agama yang dianutnya

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

2) Kegiatan Ibadah

Klien mengikuti Ibadah minggu dan Perkumpulan keluarga

f. Istirahat Tidur

- Lama Tidur malam : 21.00-05.00 wib

- Setelah mengalami gangguan : 22.00-02.00 wib

- Siang : 13.00-14.00 wib

- Keluhan dengan Tidur :Tidur terganggu, sering terbangun

7. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Baik

b. Tanda – tanda Vital

- Suhu Tubuh : 37 C

- Tekanan Darah : 120/80 mmhg

- Nadi : 82x/menit

- Pernapasan : 22 x/menit

- Skala nyeri : Skala 3

- Tinggi badan : 150 cm

- Berat badan : 60 kg

c. Pemeriksaan Head to toe

Kepala dan Rambut

- Bentuk : Normal , Berbentuk bulat.

- Ubun – ubun : Ada

- Kulit kepala : Bersih , tidak ada Ketombe

Rambut

- Penyebaran dan keadaan rambut: Rapi , rambut lebat, ikal, ada

uban

- Bau : Tidak ada

- Warna Kulit : Kuning langsat

Wajah

- Warna Kulit : Kuning langsat

- Struktur Wajah :Bulat, tidak ada kelainan

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan: 2 buah bola mata dan simetris

- Palpebra : Terbuka

- Konjungtiva dan sclera : Tidak Pucat

- Pupil : Simetris

- Cornea dan iris : Adanya sedikit kekeruhan lensa

Hidung

- Tulang hidung : Simetris , normal

- Lubang Hidung : Lengkap , ada 2 lubang

- Cuping hidung : Normal

Telinga

- Bentuk Telinga : Simetris , lengkap ada 2 daun telinga

- Ukuran Telinga : Kecil

- Lubang Telinga : Bersih

- Ketajaman Pendengaran : Masih Baik

Mulut dan Faring

- Keadaan Bibir : Tidak kering

- Keadaan Gusi dan Gigi : Gusi dan gigi bersih, gigi lengkap

- Keadaan Lidah : Normal

Leher

- Posisi Trachea : Simetris

- Thiroid : Normal , tidak ada pembengkakan

- Suara : Bersih

- Kelenjar Limfe : Ada

- Denyut nadi karotis : Normal, masi teraba

Pemeriksaan Integumen

- Kebersihan : Baik

- Kehangatan : Kulit terasa hangat.

- Warna : Kuning langsat

- Turgor : Normal

- Kelembapan : Kulit lembab

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

- Kelainan Pada Kulit : Adanya bintik hitam karena proses Menua.

Pemeriksaan Thoraks/Dada

- Inspeksi thoraks

(Normal,burelchest,funnelchest,pigeonchest,failchest,kifos

Koliasis)

- Pernafasan (Frekuensi,irama) : Normal , tidak sulit dalam bernafas

- Tanda Kesulitan Bernafas : Tidak ada

Pemeriksaan Paru

- Palpasi Getaran Suara : Tidak dilakukan

- Perkusi : Tidak dilakukan

- Auskultasi(Suara nafas,suara : Tidak dilakukan Pemeriksaan Ucapan,suara

tambahan)

Pemeriksaan Jantung

- Inspeksi : Kedua belah dada normal, simetris

- Palpasi : Normal, Tidak ada bunyi tambahan

- Perkusi : Normal, Terdengar suara resonan

- Auskultasi : Normal, Terdengar suara broncial

Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi ( Bentuk,benjolan) : Normal, tidak ada benjolan

- Auskultasi : Tidak terdengar kelainan

- Palpasi (Tanda nyeri tekan : Tidak adanya pembesaran Hepar /limfa

Benjolan,ascites,hepar,lien)

- Perkusi (Suara abdomen) : Normal

8. Pola Kebiasaan Sehari – hari

a. Pola Makan dan Minum

- Frekuensi makan / hari : 3 x Sehari

- Nafsu / Selera makan : Baik dan Normal

- Nyeri Ulu hati : Tidak ada

- Alergi : Tidak ada

- Mual dan Muntah : Tidak ada

- Waktu Pemberian makan : Teratur dan tepat waktu

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

- Jumlah dan Jenis makan : 1 Porsi makan dengan nasi Putih dan lauk

- Waktu pemberian minum : Setiap saat apabila haus

- Masalah Makan minum : Tidak ada masalah

b. Perawatan Diri / Personal hygiene

- Kebersihan Tubuh : Bersih, tidak tampak kotoran,rapi

- Kebersihan Gigi dan Mulut : Bersih, Tidak berbau

- Kebersihan Kuku kaki/tangan : Bersih, kuku tidak panjang

c. Pola Kegiatan / Aktivitas

- Uraian Kegiatan Klien untuk :

1. Mandi : Dilakukan 2 x sehari dengan mandiri

2. Makan : 3x sehari dilakukan secara mandiri

3. Eliminasi : Dilakukan secara mandiri

4. Ganti Pakaian : Dilakukan secara mandiri

- Uraian aktivitas Ibadah : Klien setiap hari minggu ke gereja.

9. Pola Eliminasi

a. BAB

- Pola BAB : Kurang lebih 4-6 kali seminggu

- Karakter Feses : Normal , Lembek dan berwarna Kuning

- Riwayat Perdarahan : Tidak Pernah

- Diare : Tidak ada

a. BAK

- Pola BAK : Kurang lebih 3 – 6 Kali sehari

- Karakter Urine : Normal, Bau tidak menyengat

- Nyeri/Rasa terbakar/sulit BAK: Tidak ada

- Riwayat Penyakit Ginjal : Tidak ada

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

2. ANALISA DATA

NO Data Penyebab Masalah

Keperawatan

1

2

Ds :Ny. B mengatakan Saya

sering terbangun apa bila

tidur malam. Terkadang

tidak bisa tidur nyenyak.

Do :

- K/u Baik

- Konjungtiva enemis

- Terkadang menguap

- Klien tampak lelah

- TD : 120/80 mmhg

- N : 80 x/ menit

- RR : 24 x/ menit

- S : 36 c

Waktu tidur malam sekitar

21.00 – 05.00 wib.

Waktu tidur setelah

mengalami gangguan

22.00-02.00 wib

Ds : Ny. B mengatakan

tidak mengetahui tentang

penyakit reumatik.

Makanan, pantangan dan

pengobatannya

Do : Ny.B tampak bertanya

tentang rematik, makanan,

pantangan, dan cara

pengobatannya.

-Faktor menua

-Kebisingan

-Keadaan Lingkungan

yang tidak nyaman.

-Proses Menua.

-Kurang pengetahuan

tentang informasi

reumatik.

Gangguan Pola

Tidur

Kurang

pengetahuan

tentang reumatik.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

NO Data Penyebab Masalah

Keperawatan

3

Ds : Ny. B mengatakan

adanya nyeri pada bagian

lutut dan dirasakan pada

saat bangun tidur, ketika

berdiri dan duduk.

Do :

TD : 130/70 mmhg

Nadi : 84x/menit

Suhu : 36,5 c

Respirasi : 24x/ menit

Ny.B tampak memegangi

kakinya.

Skala nyeri : skala 3

-Proses Menua.

-Nyeri

-Tulang mengalami

gesekan.

-Permukaan tulang dan

sendi tidak lagi licin.

Nyeri

3. Masalah Keperawatan

1. Gangguan Pola Tidur.

2. Kurang Pengetahuan Tentang Reumatik.

3. Nyeri.

4. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)

1. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Faktor menua dan keadaan

lingkungan yang tidak nyaman ditandai dengan klien sering terbangun

pada saat tidur dan tidur tidak nyenyak.

2. Kurangnya pengetahuan tentang rematik berhubungan dengan kurang

terpaparnya informasi tentang rematik.

3. Nyeri akut akibat proses inflamasi pada kaki berhubungan dengan

terjadinya nyeri pada kaki ditandai dengan rasa kesemutan dan nyeri

pada persendian.

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

5. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO Diagnosa

Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1

Gangguan Pola

Tidur

Berhubungan

dengan Faktor

menua dan

keadaan

lingkungan yang

tidak nyaman

ditandai dengan

klien sering

terbangun pada

saat tidur dan

tidur tidak

nyenyak

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

diharapkan

gangguan tidur

tidak terjadi.

Dengan kriteria

hasil :Klien dapat

tidur, nyaman

dan rileks.

-Lakukan

pengkajian

masalah

gangguan tidur

klien,

karakteristik dan

penyebab

kurang tidur

-Lakukan

persiapan untuk

tidur malam

seperti jam 8.

-Anjurkan

makan yang

cukup satu jam

sebelum tidur.

-Keadaan

tempat tidur

yang nyaman

-Lingkungan

yang tidak

berisik dari

kebisingan

-Tingkatkan

aktivitas sehari-

hari dan Kurangi

aktivitas

sebelum tidur.

-Memberikan

informasi rencana

keperawatan

-mengatur pola

tidur .

-Meningkatkan

pola tidur.

-Mengurangi

gangguan pada

pola tidur.

-Memberikan

kenyamanan

untuk tidur.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

NO Diagnosa

Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

2 Kurangnya

pengetahuan

tentang rematik

berhubungan

dengan kurang

terpaparnya

informasi tentang

rematik

Setelah dilakukan

intervensi,

diharapkan :

Ny.B diharapkan

paham mengenai

penyakitnya.

-Kaji tingkat

pengetahuan klien.

-Berikan

pendidikan

kesehatan tentang

cara mencegah

dan mengatasi

rematik.

-Anjurkan klien

untuk

mengkonsumsi

makanan yang

dapat dikonsumsi.

-Evaluasi tingkat

pengetahuan klien.

-Menambah pengetahuan

klien tentang penyakit

yang dideritanya.

-Klien mengetahui

tentang rematik untuk

pengurangan memicu

terjadinya nyeri.

-Mengetahui sejauh mana

klien paham tentang

peyakit dideritanya.

3 Nyeri akut akibat

proses inflamasi

pada kaki

berhubungan

dengan terjadinya

nyeri pada kaki

ditandai dengan

rasa kesemutan

dan nyeri pada

persendian.

Setelah dilakukan

intervensi hasil

yang diharapkan :

-Ny.B

melaporkan rasa

kesemutan dan

nyeri pada sendi

berkurang

-Ny. B dapat

merasa nyaman,

tanpa rasa ngilu

dan nyeri pada

kaki.

-Menganjurkan

Klien untuk mandi

air hangat,

kompres sendi-

sendi yang sakit

denga kompres

hangat.

-Memberikan

masase yang

lembut

-Mengajarkan

teknik relaksasi.

- Mengurangi rasa nyeri

yang dirasakan klien

sehingga tercapai rasa

nyaman.

-Nyeri berkurang melalui

masase yang dilakukan.

-Memudahkan untuk ikut

serta dalam terapi dan

mengurangi tegangan

otot/spasme.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

6. Implementasi Dan Evaluasi Tanggal No Implementasi Evaluasi

26/5/2016

Kamis

1

- Melakukan pengkajian masalah

gangguan tidur klien,

karakteristik, dan penyebab

kurang tidur

Hasil : Klien sering terbangun

pada malam hari, klien terbangun

kira-kira 1 jam tertidur, jika sudah

terbangun klien biasanya

melakukan kegiatan minum air

hangat, penyebab klien terbangun

karena faktor lingkungan dan jika

gejala rematik yang membuatnya

nyeri

-Menganjurkan klien untuk tidur

malam seperti pada jam 8 malam

sesuai dengan pola tidur klien.

Hasil : Klien tidur jam 20.00-

04.00 wib.

-Anjurkan Keluarga klien untuk

memberikan keadaan tempat tidur

yang nyaman, bersih dan bantal

yang nyaman.

Hasil : Keluarga klien menuruti

anjuran tersebut.Membuat tempat

tidur yang nyaman, lingkungan

yang tidak panas.

-Meningkatkan aktivitas sehari-

hari dan kurangi aktivitas sebelum

tidur.

Hasil : Klien tidak melakukan

kegiatan sebelum tidur. Tidak

mengerjakan yang berat-berat.

S :Klien mengatakan masih

mengalami gangguan sekali-

sekali.

O :

-K/u Baik

-Klien merasa sudah hampir

bisa tidur

-TD : 120/70mmhg

-Nadi : 82x/menit

-RR : 24x/menit

-S : 36 C

Kuantitas tidur pada malam hari

dari jam 20.00 – 04.00 wib

Pada siang hari 12.00 – 14.00

wib

A : Masalah Sebagian teratasi

P : Intervensi Dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Tanggal No Implementasi Evaluasi

26/5/2016

Kamis

2 -Membina hubungan

saling percaya dengan

klien.

Hasil : Memberi salam

kepada klien,dan klien

membalas salam tersebut.

-Menjelaskan tentang

rematik kepada klien.

Hasil : Klien bertanya

mengenai rematik

tersebut.

-Menjelaskan Cara untuk

mengurangi sakit pada

lutut dengan berolah raga.

Hasil : Klien mengatakan

telah melakukan olah raga

jalan pagi.

-Menjelaskan makanan

yang dapat dikonsumsi

klien

Hasil : Klien

mengkonsumsi susu, telur,

buah-buahan dan keju.

-Menjelaskan makanan

yang tidak boleh

dikonsumsi oleh penderita

rematik.

Hasil : Klien mengatakan

menghindari konsumsi

makanan seperti Kacang,

buncis dll.

S : Klien mengatakan sudah paham

dengan apa yang disampaikan mengenai

rematik, penyebab, makanan yang dapat

dan tidak dapat dikonsumsi.

O : Ny. B tampak paham dengan apa

yang disampaikan.

A : Masalah Teratasi

P : Intervensi Dilanjutkan

-Beri penkes tentang rematik.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Tanggal No Implementasi Evaluasi

26/5/2016

Kamis

3

-Membina Hubungan saling

percaya dengan klien.

Hasil : memberi salam pada klien

dank lien merespon salam yang

disampaikan.

-Mengkaji keluhan yang

dirasakan klien, catat faktor yang

mempercepat dan tanda-tanda

rasa sakit non verbal.

Hasil : Klien mengalami nyeri

saat bergerak tiba-tiba, faktor

yang mempercepat nyeri saat

klien banyak berdiri, klien

memegangi lutut yang nyeri.

-Menganjurkan klien untuk mandi

air hangat, kompres sendi-sendi

yang sakit dengan kompres hangat.

Hasil : Klien mengatakan setiap

malam mandi air hangat,

mencontohkan kepada klien

mengompres kaki nya dengan air

hangat.

-Mengajarkan klien untuk teknik

relaksasi.

Hasil : Klien mampu melakukan

teknik penarikan nafas saat nyeri

menyerang.

-Mengajarkan klien untuk

melakukan olahraga kaki, misalnya

dengan berjalan pagi hari.

Hasil : Klien mengatakan pagi

berjalan untuk olah raga kakinya.

S : Ny. B mengatakan sudah 3

minggu merasakan kesemutan

dan nyeri sendi pada lutut-

lututnya

-Ny. B mengatakan rasa nyeri

sendi tersebut datang ketika

akan bergerak missal duduk

atau berdiri.

O :

-TD : 120/80 mmhg

-Nadi : 82x/menit

-Suhu : 36 C

-Respirasi : 24x/menit

-Ny. B tampak memegangi kaki

bagian lututnya.

-Ny. B tampak melakukan teknik

relaksasi dan distraksi dengan

cara tarik nafas dalam.

A : Masalah Teratasi

P : Intervensi Dilanjutkan

-Kaji pengetahuan klien tentang

rematik

-Berikan penkes tentang

penyakit rematik.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada klien Ny.B

yang mengalami masalah gangguan tidur didapatkan hasil sebagai :

1. Tidur adalah, suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada rasa stress

emosional, bebas dari kecemasan.

2. Faktor resiko gangguan tidur pada Ny.B meliputi dikarenakan

berhubungan dengan gangguan lingkungan klien, gejala rematik yang

diderita, serta pengetahuan yang kurang mengenai rematik.

3. Tindakan penanganan gangguan pola tidur dilakukan dengan menciptakan

lingkungan yang aman dan nyaman sehingga dapat memicu pola istirahat

dengan baik.

4. Masalah Keperawatan yang ditemukan pada Ny.B adalah gangguan pola

tidur, Nyeri berhubungan dengan gejala rematik, dan Kurangnya

pengetahuan tentang rematik.

5. Dari data yang telah didapat, prioritas masalah utama klien adalah

Gangguan Pola Tidur.

6. Implementasi yang sudah dilakukan pada Ny.B dapat berupa mengatur

pola tidur klien, menjelaskan pentingnya kebutuhan tidur pada klien, serta

menghindari kegiatan yang mengganggu pola tidur sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

B. Saran

1. Klien sebaiknya dapat melaksanakan segala bentuk anjuran untuk dapat

memperbaiki pelaksanaan gangguan pola tidur agar pemenuhan kebutuhan

tidur terpenuhi.

2. Keluarga bekerja sama untuk dapat membuat suasana ataupun keadaan

yang memicu ketenangan, agar klien tidak mengalami gangguan tidur.

3. Untuk setiap tindakan asuhan keperawatan yang diberikan, sebaiknya klien

melaksanakannya demi tercapainya asuhan keperawatan yang baik untuk

klien.

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2008) Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta

Maryam Siti.R, dkk (2010) Asuhan Keperawatan Pada Lansia, Trans Info Media

Jakarta Maryam Siti.R, dkk (2008) Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannnya, Salemba

Medika Jakarta Nugroho Wahjudi (2000) Keperawatan Gerontik, edisi 2, Jakarta Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik. Jakarta: EGC Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,

dan Praktik, edisi 4. Jakarta: EGC Wartonah Tarwoto (2006) KDM dan Proses Keperawatan, edisi 3, Salemba

Medika Jakarta Wartonah Tarwoto (2010) KDM dan Proses Keperawatan, edisi 4, Salemba

Medika Jakarta

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

CATATAN PERKEMBANGAN

No Dx Hari/

Tanggal

Implementasi

Keperawatan Evaluasi (SOAP)

1. Gangguan

Pola tidur

Berhubungan

dengan

ketidaknorma

lan fisiologis

dan faktor

menua

ditandai

dengan klien

sering

terbangun

pada saat

tidur.

Jumat/

27/5/2016

1. Mengkaji Pola tidur

klien perhari.

Hasil : Klien tidur

mulai dari jam 20.00-

04.00 wib

2. Mengkaji tentang

keinginan untuk tidur

pasien.

Hasil : Semenjak

tempat tidur klien

nyaman dan nyeri

tidak lagi timbul klien

merasa ingin tidur

dengan nyaman.

3. Mengkaji faktor

penyebab gangguan

tidur.

Hasil : Klien merasa

nyaman dengan

kondisi

lingkungannya

sehingga dapat

dengan nyaman untuk

tidur.

4. Mengkaji tanda-tanda

vital klien.

TD : 120/80 mmhg

S :

Ny. B mengatakan

untuk tidur nya

saat ini semakin

membaik,

khususnya pada

saat tidak ada

kebisingan, dan

ngilu pada kaki

nya.

O :

Tanda-tanda vital

T : 36,5 C

RR : 24x/menit

HR : 82x/menit

BB : 52 kg

TB : 150 Cm

A :

Masalah Teratasi

P :

Intervensi

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

RR : 22x/menit

HR :82x/menit

S : 36 C

5. Mendiskusikan

pentingnya kebutuhan

istirahat tidur untuk

pasien.

Hasil : Klien

mengatakan lebih

sering untuk mengatur

pola tidurnya dengan

baik.

6. Menganjurkan klien

untuk minum air

hangat sebelum tidur.

Hasil : Klien

meminum air hangat

setiap sore.

7. Menganjurkan klien

untuk membuat

suasana lingkungan

nyaman.

Hasil : Tempat tidur

klien dilapisi dengan

tilam yang lembut,

bantal yang bersih.

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

No Dx Hari/

Tanggal Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP)

2. Kurangnya

Pengetahua

n tentang

Rematik

berhubunga

n dengan

keterbatasa

n kognitif

1. Mengkaji klien untuk

mengetahui sejauh apa

pandangan mengenai

rematik.

Hasil : Klien bertanya apa

itu rematik.

2. Mengkaji Klien makanan

apa yang dikonsumsi dan

tidak dikonsumsi oleh klien

Hasil : Klien menunjukkan

makanan yang

dikonsumsinya yaitu, susu,

dan telur. Dan tidak

mengkonsumsi kacang-

kacangan.

3. Mengkaji klien kegiatan

apa yang dilakukan untuk

mengurangi rematik.

Hasil : Klien berolahraga

pagi, mengompres dengan

air hangat pada sore hari.

untuk saat ini

rematik yang

dirasakannya tidak

begitu

mengganggu,

karena klien tahu

rematik tersebut

terjadi karena pada

umumnya

menyerang lansia.

O :

TD : 120/80

mmhg

T : 37 C

RR : 23x/menit

HR : 82x/menit

A : Masalah

Teratasi

P : Intervensi

Dilanjutkan

3. Nyeri akut

akibat

proses

inflamasi

1. Mengkaji Skala nyeri yang

masih terjadi pada klien.

Hasil : Klien tidak lagi

merasa nyeri, dengan skala

S :

Klien mengatakan

bahwa nyeri

sedikit berkurang,

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

pada kaki

berhubunga

n dengan

kesemutan

dan nyeri

pada

persendian.

3.

2. Mengkaji kegiatan apa

yang dilakukan pasien

untuk mengurangi rasa

nyeri.

Hasil : Klien mengompres

dengan air hangat.

3. Mengkaji respon klien

setelah melakukan teknik

relaksasi, kompres hangat

dan kegiatan olahraga yang

dilakukan.

Hasil : Klien menarik nafas

dalam sebanyak 3 kali.

2. Mendiskusikan bersama

pasien tentang mengatasi

rasa nyeri.

Hasil : Klien melakukan

pengompresan ketika nyeri.

3. Mengingatkan pasien untuk

tidak memakan makanan

yang menyebabkan nyeri

pada gejala rematik.

Hasil : Klien

mengkonsumsi buah-

buahan, susu, dan telur.

terutama pada saat

klien melakukan

teknik relaksasi,

mengompres kaki

dan jalan pagi

O :

T : 36,5 C

TD : 130/70

mmhg

HR : 82x/menit

RR : 24x/menit

A : Masalah

Teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

No Dx Hari/

Tanggal

Implementasi

Keperawatan

Evaluasi

(SOAP)

1. Gangguan

Pola tidur

berhubungan

dengan

ketidaknorma

lan fisiologis

dan faktor

menua

ditandai

dengan klien

sering

terbangun

pada saat

tidur.

Sabtu/28/2016 1. Mengkaji pola tidur

klien saat ini.

Hasil : Klien tidur

pada jam 20.00-

04.00 wib

2. Mengkaji Kondisi

kenyamanan klien

untuk dapat tidur.

Hasil : Klien tidur

diatas tilam yang

lembut sehingga

terasa nyaman.

3. Mengkaji aktifitas

apa saja yang dapat

dilakukan sebelum

tidur.

Hasil : Sebelum

tidur, klien

meminum air

hangat.

4. Menganjurkan klien

untuk meminum air

hangat sebelum

tidur.

Hasil : Klien minum

air hangat segelas

pada malam hari.

5. Menganjurkan klien

S :

Ny. B

mengatakan saat

ini klien sudah

bisa tidur.

Kebutuhan tidur

semakin baik.

O :

T : 37 C

TD : 120/80

mmhg

HR : 82x/menit

RR : 24x/menit

Klien tampak

lebih segar,

wajah.

Konjungtiva

tidak enemis

Tidak tampak

lesu, tidak

tampak

menguap.

A :

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

untuk membuat

suasana lingkungan

nyaman.

Hasil : Keluarga

membuat kondisi

tempat tidur lebih

nyaman dengan

kasur yang lembut,

bantal yang bersih.

Masalah

Teratasi

P : Intervensi

Dilanjutkan

2. Kurangnya

Pengetahuan

Tentang

Rematik

berhubungan

dengan

keterbatasan

kognitif.

1. Mengkaji klien

tentang penyakit

rematik.

Hasil : Klien paham

tentang rematik.

2. Mengkaji klien

makanan apa yang

dikonsumsi dan tidak

dikonsumsi sehari-

hari.

Hasil : Klien

memperlihatkan

susu, telur yang

dikonsumsi olehnya.

3. Mengkaji klien

aktifitas apa yang

dapat membuat

rematik itu terjadi.

Hasil : nyeri

muncul ketika klien

banyak berdiri, dan

S :

Ny. B

mengatakan

rematik adalah

penyakit yang

pada umunya

menyerang

lansia seperti

dirinya dan

klien

mengatakan

rematik tidak

begitu

menggangu

selama

melakukan

pencegahan dan

mengkonsumsi

makanan yang

dianjurkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

bergerak tiba-tiba.

4. Memberi

Pendidikan

Kesehatan

mengenai rematik.

Hasil : Klien

melakukan apa

yang disarankan

pada pendidikan

yang diberi.

O :

T : 36 C

TD :

120/80mmhg

HR : 82x/menit

RR : 22x/menit

Klien antusias

untuk berbicara

mengenai

gejala rematik

yang

dideritanya.

A : Masalah

Teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

No Dx Hari/

Tanggal

Implementasi

Keperawatan

Evaluasi (SOAP)

3. Nyeri

akut

akibat

proses

1. Mengkaji kapan

nyeri yang

dirasakan klien.

Hasil : nyeri

S :

Klien mengatakan

bahwa nyeri

sedikit berkurang,

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

inflamasi

pada kaki

berhubun

gan

dengan

kesemuta

n dan

nyeri

pada

persendia

n.

muncul saat

melakukan banyak

aktifitas dan

bergerak tiba-tiba.

2. Mengkaji kegiatan

apa yang dilakukan

pasien untuk

mengurangi rasa

nyeri.

Hasil :

mengompres kaki

dengan air hangat.

3. Mengkaji respon

klien setelah

melakukan teknik

relaksasi, kompres

hangat dan

kegiatan olahraga

yang dilakukan.

Hasil : Klien

menarik nafas saat

nyeri muncul

dengan

memperagakannya,

mengompres

dengan air hangat

dan jalan pagi hari.

terutama pada saat

klien melakukan

teknik relaksasi,

mengompres kaki

dan jalan pagi

O :

T : 36 C

TD : 120/80

mmhg

HR : 82x/menit

RR : 24x/menit

Klien tampak

biasa dan tidak

merasakan nyeri

A : Masalah

Teratasi

P : Intervensi

dilanjutkan

dengan

melakukan

relaksasi, kompres

hangat, dan jalan

pagi.

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Rematik

Hari/tanggal : Kamis, 26 Mei 2016

Waktu : 10.00 WIB

Tempat : Rumah Keluarga Tn. J

Sasaran : Ny. B

A.Tujuan

1. Tujuan instruksional umum

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x20 menit, keluarga Ny. B

khususnya mengetahui arti dari rematik.

2. Tujuan instruksional khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan diharapkan klien mampu:

1. Mengetahui pengertian rematik.

2. Mengetahui penyebab dari rematik.

3. Mengetahui tanda dan gejalanya rematik.

4. Mengetahui penatalaksanaan rematik..

5. Mengetahui diet untuk penderita rematik.

6. Tanaman obat untuk rematik.

B. Media

leaflet.

C.Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan adalah Ceramah dan tanya jawab.

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

D. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon anak dan

keluarga

1. 5 Menit

Pembukaan

- Memberikan salam

- Memperkenalan diri

- Memberikan pertanyaan dasar seputar materi

penyuluhan

Mendengarkan dan

menjawab

2. 10 Menit

Pelaksanaan

Menyampaikan materi:

1. Menjelaskan pengertian rematik

2. Menjelaskan penyebab dari rematik.

3. Menjelaskan tanda dan gejala rematik.

4. Menjelaskan penatalaksanaan rematik.

5. Menjelaskan diet untuk penderita

rematik.

6. Menjelaskan tanaman obat untuk

rematik.

Tanya jawab

Mendengarkan

materi penyuluhan,

bertanya

3. 5 Menit

Penutup

-Merangkum semua materi yang telah

disampaikan sebelumnya

-Melakukan evaluasi menanyakan ulang secara

lisan mengenai pokok-pokok materi

Salam penutup

-Menjawab

pertanyaan

-Memperhatikan

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

E. Evaluasi

Sasaran memahami dengan apa yang disampaikan penyuluh ditandai

dengan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan secara lisan:

1. Apa pengertian rematik.

2. Apa penyebab dari rematik.

3.Apa tanda dan gejala dari rematik.

4.Apa penatalaksanaan rematik.

5. Apa diet untuk penderita rematik.

6. Apa tanaman obat untuk rematik.

F. Materi penyuluhan

(Terlampir)

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan Prioritas Masalah ...

Universitas Sumatera Utara