Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

9
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS FRAKTUR CRURIS DEXTRA A. TINJAUAN TEORI (Konsep Medis) 1. PENGERTIAN Fraktur adalah patahnya tulang atau terputusnya kontinuitas dari struktur tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Fraktur Cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 1800) Fraktur terbuka (Open Fraktur) Merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrane mukosa sampai kepatahan tulang. Fraktur terbuka dibagi menjadi : Grade 1 dengan luka bersih panjangnya kurang dari 1cm Grade 2 luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif Grade 3 mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensi yang sangat terkontaminasi dan merupakan yang paling berat. 2. ETIOLOGI Menurut Sachdeva (1996), Cedera traumatic Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat. 3. JENIS-JENIS FRAKTUR Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.

description

gtrf

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KASUS FRAKTUR CRURIS DEXTRA

A.    TINJAUAN TEORI(Konsep Medis)

1. PENGERTIAN

Fraktur adalah patahnya tulang atau terputusnya kontinuitas dari struktur tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Fraktur Cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya. (Brunner & Suddart, 1800) Fraktur terbuka (Open Fraktur) Merupakan fraktur dengan luka pada kulit atau membrane mukosa sampai kepatahan tulang. Fraktur terbuka dibagi menjadi :

      Grade 1 dengan luka bersih panjangnya kurang dari 1cm       Grade 2 luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif       Grade 3 mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensi yang sangat terkontaminasi dan

merupakan yang paling berat.

2. ETIOLOGI

Menurut Sachdeva (1996), Cedera traumatic       Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang patah secara

spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya.

      Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.

      Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang kuat.

3. JENIS-JENIS FRAKTUR

      Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran.

      Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang       Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit       Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan

tulang.       Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya membengkak.       Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang       Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen       Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam       Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)       Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendon pada daerah

perlekatannnya.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

4. ABSTRAK

Pada fraktur terbuka terjadi robekan pada kulit dan pembuluh darah, maka terjadilah perdarahan, darah akan banyak keluar dari ekstra vaskuler dan terjadilah syok hipovolemik, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah atau hipotensi syok hipovolemik juga dapat menyebabkan cardiac output menurun dan terjadilah hipoksia. Karena hipoksia inilah respon tubuh akan membentuk metabolisme an aerob adalah asam laktat, maka bila terjadi metabolisme an aerob maka asam laktat dalam tubuh akan meningkat.

5. MANIFESTASI KLINIS

      Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang diimobilisasi, hematoma, dan edema

      Deformitas karena adanya pergeseran fragmen tulang yang patah       Terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena kontraksi otot yang melekat diatas dan

dibawah tempat fraktur       Krepitasi akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya       Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit

6. DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik :      X.Ray dilakukan untuk melihat patahan atau keadaan tulang yang cedera       Bone scans, Tomogram atau MRI Scans       Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler       CCT kalau banyak kerusakan otot       Pemeriksaan darah lengkap : - Haemoglobin,

- Leukosit, - Erytrosit, - Albumin.- Gol. Darah

7. PENATALAKSANAAN

      Atasi syok dan pendarahan, serta dijaga lapangnya jalan nafas       Dalam anastesi, dilakukan pembersihan luka dengan menggunakan akuades steril atau

larutan garam fisiologi dengan cara irigasi. Pemakaian antiseptic (terutama konsentrasi tingkat tinggi) tidak dianjurkan karena dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan jaringan

      Eksisi jaringan mati (debridement) Cabikan-cabikan mulai dari kulit lemak subkutan, fasia, otot serpihan tulang dan benda asing lamanya dieksisi dan luka dicuci kembali sedalam-dalamnya.

      Sebelum penderita dipindahkan, pasang bidai untuk untuk mengurangi nyeri, mencegah (bertambahnya) kerusakan jaringan lunak dan makin buruknya kedudukan fraktur bila tidak terdapat bahan untuk bidai, maka bila lesi di anggota gerak bagian atas untuk sementara anggota yang sakit dibebatkan kebadan penderita, pada lesi di anggota gerak yang sakit dibebatkan

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

keanggota gerak yang sehat. Terhadap lesi didaerah vertebra penderita dibaringkan dialas yang keras.

      Reposisi       Dilakukan aligment terhadap fragment tulang       Penutupan tulang : Masa kurang dari 6-7 jam pertama merupakan “the golden periode”

dimana kontaminasi tidak luas dan dapat dilakukan penutup luka secara primer. Masa lebih dari tujuh jam atau luka yang sangat kotor, penutup luka memerlukan jahitan situasi, beberapa hari kemudian (jangan lebih dari 100 hari) dilakukan eksisi dan jahitan kembali (delayed primary closure) kulit yang hilang luas diganti skin graft.

      Fiksasi       Restordasi

8. KOMPLIKASI

      Malunion : tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.       Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang lebih

lambat dari keadaan normal.       Non union : tulang yang tidak menyambung kembali

~ ooo ~B.     TINJAUAN KASUS

(Konsep Keperawatan)

1. BIODATA

      Identitas KilenNama : Umur : Jenis kelamin : Agama : Status perkawinan : Suku : Pendidikan : Pekerjaan : Alamat : Tgl. Masuk RS : Tgl. Pengkajian : No. RM :Ruangan : Diagnosa medis : Open Fraktur Cruris Dextra 1/3 Distal

      Identitas Penanggung Nama : Umur : Jenis kelamin : Agama : Suku :Pendidikan : 

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

Pekerjaan : Hub. Dengan klien : Alamat :

2. RIWAYAT PENYAKIT

      Keluhan Utama Masuk RS Nyeri pada kaki kanan akibat terpukul kayu, luka terbuka dan nampak tulang tibia.

      Riwayat Keluhan Utama Klien masuk RS tanggal ..........jam ...........  dalam keadaan sadar, dengan keluhan fraktur terbuka pada tungkai kaki kanan bawah nampak tulang tibia terasa nyeri akibat insiden terpukul kayu pada jam .........

      Keluhan Utama Saat Dikaji Klien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi

      Keluhan Lain Yang Menyertai Klien mengatakan sakit seluruh badan, klien mengeluh pusing, susah tidur, Klien mengatakan tidak bisa meng-gerakkan kakinya dan nafsu makan berkurang.

      Riwayat Penyakit DahuluKlien mengatakan pernah mengalami retak pada Tulang kaki sebelah kiri beberapa tahun yang lalu akibat terjatuh dari motor, tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan, tidak pernah minum minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang.

      Riwayat Kesehatan Keluarga Klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami fraktur seperti yang dideritanya dan tidak ada yang menderita penyakit menular atau menahun.

3. CATATAN PENANGANAN KASUS

      Diagnosa Medis Saat MRS : Open Fraktur Cruris Dextra 1/3 Distal .  Tindakan yang telah dilakukan di IGD  Pasang infus Cairan RL 20 tts/i (ta-ka)  Pasang infus cairan NaCL 20 tts/i (ta-ki)  Inj. Ketorolac 1 ampul (iv) + drips 1 ampul  Inj. Ranitidin 1 ampul (iv)  Inj. Ceftriaxon 1 gram (iv)  Pasang bidai untuk reposisi

      Foto Rontgent (RO) : tampak gambaran fraktur os tibia + os fibula 1/3 distal      Pemeriksaan Laboratorium

  Erytrosit : 4.150 jt/mm3  Leucosit : 7.400 mm3  Haemoglobin : 9,6 gr %  Gol. Darah : AB  Glucose sewaktu : 177 mg/dl  HBsAg : Neg

      Penanganan / Perawatan

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

Tanggal 19 Pebruari 2013 :   Jam 13.00 klien dibawa ke OK untuk persiapan Operasi  Jam 14.30 Operasi dimulai  Jam 15.00 Operasi selesai / pemulihan  Jam 16.30 Klien dibawa ke Perawatan Bedah (Kls.IIb)

4. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

      Pola Nutrisi Sebelum sakit klien mengatakan biasa makan 3X sehari dengan menu makan pagi nasi, lauk dan segelas kopi. Siang dan malam nasi, lauk, sayur, makan habis satu porsi tiap makan. minum 6-7 gelas/hari, Saat sakit klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien hanya makan setengah porsi dari biasanya, minum 6-7 gelas/hari

      Pola Tidur / Istirahat Sebelum sakit klien mengatakan biasa tidur dari pukul 22:00 sampai pukul sampai pukul 04:30, klien tidak biasa tidur siang, Saat sakit klien mengatakan tidur sering terjaga karena merasa kurang nyaman dengan keadaannya. klien mengatakan tidur pukul 00:30 sampai 04:00.

      Pola aktivitas Sebelum sakit klien bisa melakukan aktifitasnya tanpa terganggu. klien bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri seperti mandi, makan, Saat sakit aktifitas klien menjadi terganggu. klien tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara mandiri klien memerlukan bantuan orang lain untuk membantunya.

      Pola eliminasi Sebelum sakit dan saat sakit klien mengatakan biasa BAB satu kali sehari dengan kondisi feses lembek, warna kuning. BAK 5-6 x/hari, bau pesing

      Pola koping Sebelum sakit klien mengatakan tidak pernah menceritakan masalahnya dengan orang lain, klien berusaha mengatasi sendiri tanpa bantuan orang lain, Saat sakit klien mengatakan selalu menceritakan masalahnya dengan orang lain. Dalam mengatasi masalahnya klien meminta bantuan orang lain.

      Pola kognitif Ingatan klien menurun. Bila ditanya sesuatu klien berusaha keras mengingatnya kembali sebelum menjawab.

      Konsep diri Sebelum sakit klien selalu tampak ceria, dapat memenuhi kebutuhannya dengan mandiri seperti makan, mandi, klien banyak bicara tapi saat sakit klien mengatakan tidak percaya diri, merasa tidak berguna dengan kondisi seperti ini.

      Pola reproduksi Klien mempunyai satu orang anak laki-laki

      Hubungan dengan masyarakat Hubungan klien dengan masyarakat baik, klien ramah dan sopan

      Pola kopercayaan (spiritual) klien beragama Islam dan biasa shalat lima waktu sehari semalam. Saat sakit klien tetap melaksanakan shalat dengan cara baring.

5. PEMERIKSAAN FISIK

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

      Keadaan umum : Sedang       Tingkat kesadaran : Composmentis       Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 100/70 mmHg Nadi : 78 x/mnt Suhu : 36’5 º c Respirasi : 18 x/mnt

6. DATA FOKUS

      Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi       Klien mengatakan sakit seluruh badan       Klien mengeluh pusing       Klien mengeluh susah tidur, Klien sering terbangun       Klien mengatakan tidak bisa menggerakkkan kaki kanannya       Konjungtiva anemis       Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya       Terdapat luka bekas operasi pada tungkai bawah sebelah kanan       Terpasang gips spalak pada ekstremitas bawah dextra       Terdapat pembengkakan pada derah fraktur       Terdapat nyeri tekan diarea luka operasi       Ekspresi wajah meringis      Skala nyeri : 8 (berat)       ADL makan, minum, mandi, BAB/BAK dibantu oleh perawat dan keluarga       Klien Nampak cemas       Klien Nampak gelisah       Terpasang IVFD RL 20 tts/mnt       Keadaan Umum sedang       TTV

TD : 100/70 mmHg Suhu : 36’5 ºc Nadi : 78 x/mnt Respirasi : 18 x/mnt

      LaboratoriumHB : 9,6 gr/dlGolongan Darah : AB

7. KLASIFIKASI DATA

      Data Subjektif :   Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi   Klien mengatakan sakit seluruh badan   Klien mengeluh pusing   Klien mengeluh susah tidur   Klien mengatakan tidak bisa menggerakan kaki kanannya   Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Kasus Fraktur Cruris Dextra

      Data Objektif :   K.U sedang   Terdapat luka bekas operasi pada tungkai bawah sebelah kanan   Terpasang gips spalak pada ekstremitas bawah dextra   Terdapat pembengkakan pada daerah fraktur   Ekspresi wajah meringis   Skala Nyeri 8 (berat)  Klien sering terbangun  Konjungtiva anemis   ADL makan, minum, mandi, BAB/ BAK dibantu oleh keluarga dan perawat   Klien Nampak cemas   Klien Nampak gelisah   Terpasang IVFD RL 20 tts/mnt   TTV   TD : 100/70 mmHg   Suhu : 36’5 ºc   Nadi : 78 x/mnt   Respirasi : 18 x/mnt   HB : 9,6 gr/dl

DIAGNOSA KEPERAWATAN1.      Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan tulang2.      Ancietas b/d kurang pengetahuan

3.      Gangguan pola istirahat tidur b/d perubahan lingkungan