Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARTRITIS RHEUMATHOID 1. Pengkajian 1) Aktivitas atau Istirahat Gejala : a. Nyeri sendi karena pergerakkan. b. Nyeri tekan, yang memburuk dengan stress pada sendi c. Kekauan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan simetris. d. Keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup e. Aktivitas istirahat dan pekerjaaan. f. Keletihan dan kelelahan yang hebat. Tanda : a. Malaise b. Keterbatasan rentang gerak. c. Atrofi otot, kulit. d. Kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot. 2) Kardiovaskuler Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan atau kaki missal pucat intermitten, sianotik, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal. 3) Integritas Ego Gejala : Faktor-faktor stress akut atau kronik missal financial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-

description

askep RA

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARTRITIS

RHEUMATHOID

1. Pengkajian

1) Aktivitas atau Istirahat

Gejala :

a. Nyeri sendi karena pergerakkan.

b. Nyeri tekan, yang memburuk dengan stress pada sendi

c. Kekauan sendi pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan

simetris.

d. Keterbatasan fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup

e. Aktivitas istirahat dan pekerjaaan.

f. Keletihan dan kelelahan yang hebat.

Tanda :

a. Malaise

b. Keterbatasan rentang gerak.

c. Atrofi otot, kulit.

d. Kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.

2) Kardiovaskuler

Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan atau kaki missal pucat

intermitten, sianotik, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali

normal.

3) Integritas Ego

Gejala : Faktor-faktor stress akut atau kronik missal financial, pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan social. Keputusasaan dan

ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas diri missal

ketergantungan pada orang lain dan perubahan bentuk anggota tubuh.

4) Makanan atau Cairan

Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi

makanan atau cairan adekuat, mual, anoreksia, dan kesulitan untuk

mengunyah.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

Tanda : Penurunan berat badan dan membrane mukosa kering.

5) Higiene

Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan

pribadi secara mandiri. Ketergantungan pada orang lain.

6) Neurosensori

Gejala : Kebas atau kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi

pada jari tangan.

Tanda : Pembengkakan sendi simetris.

7) Nyeri atau Kenyamanan

Gejala : Fase akut dan nyeri (disertai atau tidak disertai pembengkakan

jaringan lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada

pagi hari).

8) Keamanan

Gejala : Kulit meningkat, tegang, nodus subkutaneus. Lesi kulit, ulkus

kaki, kesulitan dalam menangani tugas atau pemeliharaan rumah tangga.

Demam ringan menetap, kekeringan pada mata dan membrane mukosa.

9) Interaksi Sosial

Gejala : Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan

peran, isolasi.

2. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada klien rheumatoid arthritis

(Doenges, 2000) adalah sebagai berikut :

1) Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan distensi jaringan akibat akumulasi

cairan atau prose inflamasi, destruksi sendi.

2) Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeri atau

ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan kekuatan otot.

3) Gangguan citra tubuh atau perubahan penampilan peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energy atau ketidakseimbangan mobilitas.

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

4) Kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan dengan kerusakan

musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau

depresi.

5) Resiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan

dengan proses penyakit degenerative jangka panjang, system pendukung tidak

adekuat.

6) Kurang pengetahuan atau kebituhan belajar mengenai penyakit, prognosis dan

pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan atau mengingat,

kesalahan, interpretasi informasi.

Sementara Carpenito (1995) merumuskan diagnosis keperawatan pada klien

rheumathoid arthritis adalah sebagai berikut :

1) Kelemahan berhubungan dengan penurunan mobilitas.

2) Resiko tinggi kerusakan membrane mukosa oral berhubungan dengan pengaruh

obat dan sindrom sjogren.

3) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri, fibrosistis.

4) Resiko tinggi isolasi social berhubungan dengan kelemahan dan kesulitan

ambulasi.

5) Gangguan pola seksual berhubungan dengan nyeri, kelemahan, sulit mengatur

posisi dan kurang adekuat lubrikasi.

6) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan kesulitan atau

ketidakmampuan klien.

7) Ketidakberdayaan berhubungan dengan perubahan fisik dan psikologis akibat

penyakit.

3. Rencana Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan pada klien arthritis rheumathoid dibawah ini disusun

berdasarkan diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan dan rasionalisis

(Doenges, 2000).

1) Diagnosis Keperawatan : Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan distensi

jaringan akibat akumulasi cairan atau proses inflamasi, destruksi sendi.

No Tindakan Rasional

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

1.

2.

3.

4.

5.

Mandiri

Kaji keluhan nyeri, skala nyeri serta

catat lokasi dan intensitas, faktor-

faktor yang mempercepat dan

respons rasa sakit nonverbal.

Berikan matras atau kasur keras,

bantal kecil. Tinggikan tempat tidur

sesuai kebutuhan.

Biarkan klien mengambil posisi yang

nyaman waktu tidur atau duduk di

kursi. Tingkatkan istirahat di tempat

tidur sesuai indikasi.

Tempatkan atau pantau penggunaan

bantal, karung, pasir, gulungan

trokanter, bebat atau brace.

Anjurkan klien untuk sering merubah

posisi. Bantu klien untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi yang sakit

di atas dan di bawah serta

menghindari gerakan yang

menyentak.

1. Membantu dalam

menentukan kebutuhan

manajemen nyeri dan efektivitas

progam.

2. Matras yang empuk atau

lembut, bantal yang besar akan

menjaga pemeliharaan

kesejajaran tubuh yang tepat,

yang menempatkan stress pada

sendi yang sakit. Peninggian

tempat tidur menurunkan

tekanan pada sendi yang nyeri.

3. Pada penyakit yang berat atau

eksaserbasi, tirah baring

mungkin diperlukan untuk

membatasi nyeri atau cedera,

4. Mengistirahatkan sendi-sendi

yang sakit dan mempertahankan

posisi netral. Penggunaan brace

dapat menurunkan nyeri atau

kerusakan pada sendi.

Imobilisasi yang lama dapat

mengakibatkan hilang mobilitas

atau fungsi sendi.

5. Mencegah terjadinya

kelelahan umum dan kekakuan

sendi. Menstabilkan sendi,

mengurangi gerakan atau rasa

sakit pada sendi.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Anjurkan klien untuk mandi air

hangat. Sediakan waslap hangat

untuk kompres sendi yang sakit.

Pantau suhu air kompres, air mandi

dan sebagainya.

Berikan masase yang lembut.

Dorong penggunaan teknik

manajemen stress, missal relaksasi

progresif, sentuhan terapeutik,

biofeedback, visualisasi, pedoman

imajinasi, hypnosis diri dan

pengendalian napas.

Libatkan dalam aktivitas hiburan

sesuai dengan jadwal aktivitas klien.

Beri obat sebelum dilakukan

aktivitas atau latihan yang

direncanakan sesuai petunjuk.

Kolaborasi

Berikan obat sesuai petunjuk :

o Asetilsalsilat (Aspirin)

6. Meningkatkan relaksasi otot

dan mobilitas, menurunkan rasa

sakit dan menghilangkan

kekakuan pada pagi hari.

Sensitivitas pada panas dapat

dihilangkan dan luka dermal

dapat disembuhkan.

7. Meningkatkan relaksasi atau

mengurangi tegangan otot.

8. Meningkatkan relaksasi,

memberikan rasa control nyeri

dan dapat meningkatkan

kemampuan koping.

9. Memfokuskan kembali

perhatian, memberikan stimulasi

dan meningkatkan rasa percaya

diri dan perasaan sehat.

10. Meningkatkan relaksasi,

mengurangi tegangan otot atau

spasme, memudahkan untuk

ikut serta dalam terapi.

11. Obat-obatan :

o Bekerja sebagai anti

inflamasi dan efek

analgesic ringan dalam

mengurangi kekauan

dan meningkatkan

mobilitas. ASA harus

dipakai secara regular

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

o NSAID lainnya misal ibu profen

(motrin), naproksen, sulindak,

piroksikam (feldene),

fenoprofen.

o D-penisilamin (cuprimine)

o Antasida

untuk mendukung kadar

dalam darah terapeutik.

Riset mengindikasikan

bahwa ASA memiliki

indeks toksisitas yang

paling rendah dari

NSAIDS lain

diresepkan.

o Dapat digunakan bila

klien tidak memberikan

respons pada aspirin

atau untuk

meningkatkan efek dari

aspirin.

o Dapat mengontrol efek-

efek sistemik dari RA

jika terapi lainnya tidak

berhasil. Efek samping

yang lebih berat

misalnya

trombositopenia,

leucopenia, anemia

aplastik membutuhkan

pemantauan yang ketat.

Obat harus diberikan di

antara waktu makan,

karena absorbs obat

menjadi tidak seimbang

akibat makanan dan

produk antasida dan

besi.

o Diberkan bersamaan

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

12.

13.

14.

15.

o Produk Kodein

Bantu klien dengan terapi fisik, misal

sarung tangan paraffin, bak mandi

dengan kolam bergelombang.

Berikan kompres dingin jika

dibutuhkan.

Pertahankan unit TENS jika

digunakan.

Siapkan intervensi pembedahan,

misalnya sinovektomi.

dengan NSAID untuk

meminimalkan iritasi

atau ketidaknyamanan

lambung.

o Meskipun narkotik

umunya adalah

kontraindikasi, namun

karena sifat kronis dari

penyakit, penggunaan

jangka pendek mungkin

diperlukan selama

periode eksaserbasi akut

untuk mengontrol nyeri

yang berat.

12. Memberi dukungan

hangat/panas untuk sendi yang

sakit.

13. Rasa dingin dapat

menghilangkan nyeri dan

bengkak pada periode akut.

14. Rangsang elektrik tingkat

rendah yang konstan dapat

menghambat transmisi sensasi

nyeri.

15. Pengangkatan sinovium

yang meradang dapat

mengurangi nyeri dan

membatasi progresi dari

perubahan degenerative.

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

2) Diagnosis keperawatan : Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan

deformitas skeletal, nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas

atau penurunan kekuatan otot.

No

.

Tindakan Rasional

1.

Mandiri

Evaluasi /lanjutkan pemantauan

tingkat inflamasi/rasa sakit pada

sendi.

Tingkat aktivitas/latihan

tergantung dari perkembangan

resolusi proses inflamasi.

2. Pertahankan intirahat tirah

baring/duduk jika diperlukan.

Buat jadwal aktifitas yang sesuai

dengan toleransi untuk

memberikan periode istirahat

yang terus-menerus dan tidur

malam hari yang tidak terganggu.

Istirahat sisitemik dianjurkan

selama eksaserbasi akut dan

seluruh fase penyakit yang

penting, untuk mencegah

kelelahan, dan mempertahankan

kekuatan.

3. Bantu klien latihan rentang gerak

pasif/aktif, demikian juga latihan

resistif dan isometrik jika

memungkinkan.

Mempertahankan/meningkatkan

fungsi sendi, kekuatan otot, dan

stamina umum. Latihan yang

tidak adekuat dapat

menimbulkan kekuatan sendi,

karenanya aktivitas yang

berlebihan dapat merusak sendi.

4. Ubah posisi klien setiap dua jam

dengan bantuan personel yang

cukup. Demostrasikan/bantu

teknik pemindahan dan

penggunaan bantuan mobilitas.

Menghilangkan tekanan pada

jaringan dan meningkatkan

sirkulasi. Mempermudah

perawatan diri dan kemandirian

klien teknik pemindahan yang

tepat dapat mencegah robeknya

anrasi kulit.

5. Posisikan sendi yang sakit dengan

bantal, kantung pasir, gulungan

Meningkatkan stabilitas jaringan

(mengurangi risiko cidera) dan

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

trokanter, bebat, dan brace. mempertahankan posisi sendi

yang diperlukan dan kesejajaran

tubuh serta dapat mengurangi

kontraktur.

6. Gunakan bantal kecil/tipis di

bawah leher.

Mencegah fleksi leher.

7. Dorongan klien mempertahankan

postur tegak dan duduk, berdiri,

berjalan.

Memaksimalkan fungsi sendi,

mempertahankan mobilitas.

8. Berikan lingkungan yang aman,

misal menaikkan kursi/kloset,

menggunakan pegangan tangga

pada bak/pancuran dan toilet,

penggunaan alat bantu

mobilitas/kursi roda.

Mengindari cedera akibat

kecelakaan/jatuh.

9.

Kolaborasi

Konsultasi dengan ahli terapi

fisik/okupasi dan spesialis

vokasional.

Berguna dalam

memformulasikan program

latihan/aktivitas yang

berdasarkan pada kebutuhan

individual dan dalam

mengidentifikasi alat/bantuan

mobilitas.

10. Berikan matras busa/pengubah

tekanan.

Menurunkan tekanan pada

jaringan yang mudah pecah

untuk mengurangi risiko

imobilitas/terjadi dekubitus.

11. Berikan obat-obatan sesuai

indikasi :

o Agen antireumatik, misal

garam emas, natrium

tiomaleat.

Obat-obatan :

o Krisoterapi (garam emas)

dapat menghasilkan remisi

dramatis/terus-menerus

tetapi dapat mengakibatkan

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

o Steroid inflamasi rebound bila

terjadi penghentian atau

dapat terjadi efek samping

serius, misal krisis nitrotoid

seperti pusing, penglihatan

kabur, kemerahan tubuh, dan

berkembang menjadi syok

anafilatik.

o Mungkin dibutuhkan untuk

menekan inflamasi sistemik

akut.

12. Siapkan intervensi bedah :

o Artroplasti.

o Prosedur pelepasan tunnel,

perbaikan tendon,

ganglionektomi.

o Implant sendi.

Intervensi bedah :

o Perbaikan pada kelemahan

periartikuler dan subluksasi

dapat meningkatkan

stabilitas sendi.

o Perbaikan berkenaan dengan

defek jaringan penyambung,

meningkatkan fungsi, dan

mobilitas.

o Pergantian mungkin

diperlukan untuk

memperbaiki fungsi optimal

dan mobilitas.

3) Diagnosis keperawatan : Gangguan citra tubuh/perubahan penampilan peran

berhubungan dengan perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas

umum, peningkatan penggunaan energy atau ketidakseimbangan mobilitas.

No

.

Tindakan Rasional

Mandiri

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

1. Dorong klien mengungkapkan

perasaannya mengenai proses

penyakit dan harapan masa depan.

Memberikan kesempatan untuk

mnegidentifikasi rasa

takut/kesalahan konsep dan

mampu menghadapi masalah

secara langsung.

2. Diskusikan arti dari

kehilangan/perubahan pada

klien/orang terdekat. Pastikan

bagaimana pandangan pribadi

klien dalam berfungsi dalam gaya

hidup sehari-hari, termasuk aspek-

aspek seksual.

Mengidentifikasi bagimana

penyakit memengaruhi persepsi

diri dan interaksi dengan orang

lain akan menentukan

kebutuhan terhadap

intervensi/konseling lebih

lanjut.

3. Dskusikan persepsi klien

mengenai bagaimana orang

terdekat menerima keterbatasan

klien.

Isyarat verbal/nonverbal orang

terdekat dapat memengaruhi

bagaimana klien memandang

dirinya sendiri.

4. Akui dan terima perasaan

berduka, bermusuhan, serta

ketergantungan.

Nyeri konstan akan melelahkan,

perasaan marah, dan

bermusuhan umum terjadi.

5. Observasi perilaku klien terhadap

kemungkinan menarik diri,

menyangkal atau terlalu

memperhatikan perubahan tubuh.

Dapat menunjukkan emosional

atau metode koping

maladaptive, membutuhkan

intervensi lebih lanjut/dukungan

psikologis.

6. Susun batasan pada prilaku

maladaptive. Bantu klien untuk

mengidentifikasi perilaku positif

yang dapat membantu mekanisme

koping yang adaptif.

Membantu klien untuk

mempertahankan kontrol diri,

yang dapat meningkatkan

perasaan harga diri.

7. Ikut sertakan klien dalam

merencanakan perawatan dan

membuat jadwal aktivitas.

Meningkatkan perasaan

kompetensi/harga diri,

mendorong kemandirian, dan

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

mendorong partisipasi dalam

terapi.

8. Bantu kebutuhan perawatan yang

diperlukan klien.

Mempertahankan penampilan

yang dapat meningkatkan citra

diri.

9. Berikan respons/pujian positif bila

perlu.

Memungkinkan klien untuk

merasa senang terhadap dirinya

sendiri. Menguatkan perilaku

positif, dan meningkatkan rasa

percaya diri.

10.

Kolaborasi

Rujuk pada konseling psikiatri

misal perawat spesialis psikiatri,

psikiatri/psikolog pekerja sosial.

Klien/orang terdekat mungkin

membutuhkan dukungan selama

berhadapan dengan proses

jangka

panjang/ketidakmampuan.

11. Berikan obat-obatan sesuai

petunjuk, misal antiansietas dan

obat-obatan peningkat alam

perasaan.

Mungkin dibutuhkan pada saat

munculnya depresi hebat sampai

klien mampu mengembangkan

kemampuan koping yang lebih

efektif.

4) Diagnosis keperawatan : kurang perawatan diri (uraikan) berhubungan

dengan kerusakan musculoskeletal, penurunankekuatan, daya tahan, nyeri

saat bergerak atau depresi.

No

.

Tindakan Rasional

1.

Mandiri

Diskusikan dengan klien tingkat

fungsional umum sebelum

timbulnya/eksaserbasi oenyakit

Klien mungkin dapat

melanjutkna aktivitas umum

dengan melakukan adaptasi

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Artritis Rheumathoid

dan risiko perubahan yang

diantisipasi.

yang diperlukan pada

keterbatasan saat ini.