Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi

12
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hiperte nsi. Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor. Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur. Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan uum Untuk memberkan asuhan keperawatan penyakit hipertensi pada ibu hamil

description

bagus

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI

BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangHipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah tekanan yang diakibatkan dari aliran darah yang dipompa oleh jantung, mengalir cepat sehingga menekan dan merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Seseorang dikatakan memiliki hipertensi jika pada pemeriksaan, tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg. Kelebihan berat badan, sensitifitas garam, konsumsi alkohol, kebiasaan hidup tidak sehat dan faktor keturunan adalah beberapa faktor penyebab munculnya masalah hipertensi.Ada banyak kasus dimana wanita hamil dengan hipertensi mampu menjaga kehamilan sampai dengan kelahiran dengan selamat. Dengan bantuan medis selama kehamilan, komplikasi selama kehamilan dapat dicegah. Bagaimanapun juga, hipertensi selama kehamilan selalu dibutuhkan perhatian khusus. Wanita hamil yang menderita hipertensi dimulai sebelum hamil, memiliki kemungkinan komplikasi pada kehamilannya lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang menderita hipertensi ketika sudah hamil. Karena beberapa wanita hamil memiliki kemungkinan menderita hipertensi selama kehamilan karena beberapa faktor.Banyak akibat yang bisa ditimbulkan oleh hipertensi. Resiko terbesar hipertensi pada wanita hamil adalah kerusakan pada ginjal. Pada kasus yang lebih serius, ibu bisa menderita preeclampsia atau keracunan pada kehamilan, yang akan sangat membahayakan baik ibu maupun bagi janin. Selain itu hipertensi bisa menyebabkan kerusakan pembuluh darah, stroke, dan gagal jantung di kemudian hari. Preeclampsia dimulai pada kehamilan minggu ke-20, sebagai akibat dari hipertensi. Berpengaruh pada ginjal dan pengeluaran protein melalui urin, juga mempengaruhi otak, placenta dan hati (liver). Pada janin, preeclampsia bisa menyebabkan berat badan lahir rendah, keguguran, dan lahir prematur.Berdasarkan penelitian, preeclampsia menjadi penyebab terbesar nomer 2 pada kasus keguguran atau kematian janin. Gejala-gejala yang ditimbulkan berupa sering pusing, penglihatan yang kabur dan sensitif terhadap sinar, juga proteinuria (protein pada urin) pada pemeriksaan laboratorium.B.Tujuan Penulisan

1.Tujuan uumUntuk memberkan asuhan keperawatan penyakit hipertensi pada ibu hamil2.Tujuan khususa.Dapat melakukan pengkajian penyakit hipertensi pad aibu hamil.b.Dapat Menetapkjan perencanaan penyakit hipertensi paada ibu hamil.c.Dapat menerapkan recana keperawatan hipertensi pada ibu hamil.d.Dapat menentukan masalah keperawatan penyakit hipertensi pad ibu hami.l

BAB IIKONSEP DASARA. DEFINISIPenyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Sastrawinata. S, 1984 : 90)Hypertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit hypertensi yang telah terjadi sebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau hypertensi yang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang menjadi sebabnya. (Winardi. B, 1991 : 2)

B. ETIOLOGIBelum jelas di ketahuiFactor resiko yang terkait dengan perkembangan hipertensi pada ibu hamil :1. Congenital2. Grand Multigravida3. Janin Besar4. Kehamilan dengan janin besar5. Morbit Obesitas

C. KLASIFIKASI HIPERTENSIMenurut American Committee and Maternal Welfare yang dikutip oleh Sulaeman Sastrawinata dalam buku Obstetri Patologi tahun 1981, klasifikasi hypertensi adalah sebagai berikut :1.Hypertensi pre eklamasi dan eklampsiaHypertensi yang hanya terjadi dalam kehamilan dan khas untuk kehamilan.2.Hypertensi KronisHypertensi sebelum kehamilan atau penemuan hypertensi sebelum minggu ke 20 dari kehamilan dan hypertensi ini tetap setelah kehamialn berakhir.3. Preeklampsia dan eklampsia yang terjadi atas dasar hypertensi yang kronis. Pasien dengan hypertensi yang kronis sering memberat penyakitnya dalam kehamilan dengan gejala-gejala hypertensi yang naik, proteinuri dan edema serta kelainan retina.4. Transient HypertensiHypertesi dalam kehamilan atau dalam 24 jam pertama dalam nifas pada wanita yang tadinya normotensi dan yang hilang dalam 10 hari post partum.

D. PATOFISILOGIVasospasme adalah dasar patofisiologi hipertensi. Konsep ini yang pertama kali dianjurkan oleh volhard (1918), didasarkan pada pengamatan langsung pembulh-pembuluh darah halus dibawah kuku, fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari perubahan-perubahan histologis yang tampak di berbagai organ yang terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa vasospasme itu sendiri menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah.Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkonstraksi. Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan kebocoran di celah antara sel-sel endotel. Kebocoran ini menyebabkan konstituen darah, termasuk trombosit dan fibrinogen, mengendap di subendotel. Perubahan-perubahan vaskular ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya, diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain yang kadang-kadang dijumpai dalam hipertensi yang berat.

E. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :1. Tekanan darah diastolik < 100 mmHg2. Proteinuria samar sampai+13. Peningkatan enzim hati minimalManifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:1. Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih2. Proteinuria + 2 persisten atau lebih

3. Nyeri kepala4. Gangguan penglihatan5. Nyeri abdomen atas6. Oliguria7. Kreatinin meningkat8. Trombositopenia9. Peningkatan enzim hati10. Pertumbuhan janin terhambat11. Edema paruDampak pada ibu:

1. Organ tubuh kekurangan oksigen dan tidak bisa bekerja sempurna.2. Plasenta lepas.3. Terjadi pre-eklampsia di usia kehamilan lewat dari 20 minggu (tandanya: tekanan darah naik, terdapat protein dalam urin dan pembengkakan di bagian tubuh tertentu).4. Perdarahan di otak.5. Kejang.6. Kematian ibu.7. Dampak pada Janin:

1. Berat badan bayi lahir rendah2. Kemtian bayi

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan tekanan daah meningkat2. USG3. LaboratoriumHitung darah tepi lengkap, trombosit, etrolit serum, ureum, protein, retinin dan asam urat, hematokrit.4. Fungsi hati5. Fungsi ginjal

G. PENATALAKSANAAN1. Anjurkan melakukan latihan isotonic dengan cukup istirahat baring.2. Hindari konsumsi garam yang berlebihan.3. Hindari kafein, merokok dan alcohol.4. Diet makanan yang sehat dan seimbang5. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan USG.6. Pembatasan aktifitas fisik7. Kolaborasi pemberian obat anti hipertensi Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.8. Penundaan pelahiran pada hiperetensi beratWanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan penatalaksanaan konservatif atau menunggu terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIANa.Pengumpulan dataData-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :1. Identitas pasien2. Keluhan utama3. Riwayat penyakit sekarang4. Riwayat penyakit dahulu5. Riwayat penyakit keluarga6. Riwayat psikososial7. Riwayat maternal

b. Pengkajian sistem tubuhB1 (Breathing)Pernafasan meliputi sesak nafas sehabis aktifitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok, penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.B2 (Blood)Gangguan fungsi kardiovaskular pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi. Selain itu terdapat perubahan hemodinamik, perubahan volume darah berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit jantung coroner, episodepalpitasi, kenaikan tekanan darah, takhicardi, kadang bunyi jantung terdengar S2 pada dasar , S3 dan S4, kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin.

B3 (Brain)Lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam jangka waktu seminggu.Integritas ego meliputi cemas, depresi, euphoria, mudah marah, otot muka tegang, gelisah, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan kepala pusing, berdenyut , sakit kepala sub oksipital, kelemahan pada salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan kabur), epitaksis, kenaikan terkanan pada pembuluh darah cerebral.B4 (Bladder)Riwayat penyakit ginjal dan diabetes mellitus, riwayat penggunaan obat diuretic juga perlu dikaji. Seperti pada glomerulopati lainnya terdapat peningkatan permeabilitas terhadap sebagian besar protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta dibagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalam serum.B5 (Bowel)Makanan/cairan meliputi makanan yang disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, adanya edema.B6(Bone)Nyeri/ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang timbul pada tungkai,sakit kepala sub oksipital berat, nyeri abdomen, nyeri dada, nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara berjalan, parestesia, hipotensi postural

II.DIAGNOSA1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan tahanan vaskuler.2. Perubahan fungsi jaringan berhubungan dengan hipovolemi, interupsi aliran darah.3.Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, kejang, profik darah abnormal.4. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan penggantian kehilangan.

III.INTERVENSI1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi, peningkatan tahanan vaskuler.a. Pantau tekanan darah dan nadib. Kaji tekanan arteri rata-rata pada gestasi minggu ke-22c. Lakukan tirah baring dengan posisi miring ke kirid. Pantau parameter hemidinamik invasivee. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antihipertensi2. Perubahan fungsi jaringan berhubungan dengan hipovolemi, interupsi aliran darah.a. Beri informasi mengenai pencatatan gerakan janin dirumah setiap harib. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktifitas janinc. Tinjau ulang adanya aborsi plasentad. Evaluasi pertumbuhan janine.Pantau DJJ3. Resiko cedera ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan, kejang, profik darah abnormal.a) Kaji adanya masalah SSPb) Kaji adanya benda-benda ekslamasic) Lakukan tindakan untuk menurunkan resiko kejangd) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sedatipe4. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic dan penggantian kehilangan.a) Kaji status nutrisi klienb) Beri informasi tentang penambahan BB normal pada kehamilanc) Beri informasi tentang efek tirah baring dan penurunan aktifitas pada kebutuhan proteind) Beri informasi tentang tindakan dan penggunaan protein

D. EVALUASI1.Volume cairan adekuat2.Curah jantung adekuat3.Perpusi jaringan adekuat4.Cidera ibu tidak terjadi5.Perubahan nutrisi tidak terjadi6.Pengetahuan meningkat

BAB IVPENUTUP

A.KESIMPULANPenyakit hypertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan nifas. (Sastrawinata. S, 1984 : 90)Hypertensi kronis dalam kehamilan adalah adanya penyakit hypertensi yang telah terjadi sebelum hamil ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau hypertensi yang menetap 6 minggu paska persalinan, apapun yang menjadi sebabnya. (Winardi. B, 1991 : 2)Ada banyak factor yang mengakibatkan terjadinya hipertensi pada ibu hamil, antara lainnya sebagai berikut:1.HipertensiesensialHipertensi esensial adalahpenyakithipertensiyang disebabkan olehfaktorherediter,faktoremosi(Stress) danlingkungan(pola hidup).2. Penyakit GinjalPenyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita hamil adalah :Glomerulonefritis akut dan kronikPlelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)

B. SARANDiharapkan ibu hamil dapat menjaga atau memperhatikan factor- factor yang dapat mengakibatkan seseorang itu dapat terjadi hipertensi pada ibu hamil factor- factor antara lainnya adalah factor stress, pola hidup dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih Wahyu, dkk. 2010.ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS. Nuha Medika: Jakartahttp://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/Readmore:http://www.qirtin.com/asuhan-keperawatan-ibu-hamil-hipertensi/#ixzz1qmZmI6xxFakultas Kedokteran Universitas Pedjajaran Bandung. 1984. Obstetri Patologi.Bandung : Elstar Offset.Doenges E, Marilynn. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Kajarta : EGCMochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi I.Jakarta : EGC