ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

52
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KB DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN H TAHUN 2020 LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana Disusun Oleh: Nama : Firdha Amalia Nur Sholihah Nim : CK.117.009 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020

Transcript of ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,

BAYI BARU LAHIR, DAN KB

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN H TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Laporan Tugas Akhir Program Studi Diploma III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Bhakti Kencana

Disusun Oleh:

Nama : Firdha Amalia Nur Sholihah

Nim : CK.117.009

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,

BAYI BARU LAHIR, DAN KB

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN H TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Di Uji

Di Hadapan Tim Penguji LTA

Disusun Oleh:

Firdha Amalia Nur Sholihah

CK. 117.009

Pada tanggal: 13 Maret 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,

BAYI BARU LAHIR, DAN KB DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN H

TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Firdha Amalia Nur Sholihah

CK117009

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji LTA

Mahasiswa D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana

Pada Hari Senin, Tanggal 16 Maret 2020

Penguji 1 Penguji II

(Yanyan Mulyani, MM.Kes, M.Keb) (Linda Rofiasari, M.Keb)

Ketua Program Studi D-III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan UBK

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,

BAYI BARU LAHIR, DAN KB DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN H

TAHUN 2020

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:

Firdha Amalia Nur Sholihah

CK117009

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Penguji LTA

Mahasiswa D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana

Pada Hari Senin, Tanggal 16 Maret 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Program Studi D-III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan UBK

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wa

Taála. Alhamdulillah atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan

Tugas akhir yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA

IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS, BAYI BARU LAHIR, DAN KB di

PRAKTIK MANDIRI BIDAN H TAHUN 2020”

Laporan tugas akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah

satu persyaratan menyelesaikan tugas program studi D III Kebidanan Universitas

Bhakti Kencana Bandung. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan

pengarahan dari berbagai pihak, laporan tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan

dengan baik.

Tentunya dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis mendapat

banyak dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah Subhanahu wa Taála yang selalu memberikan kekuatan dan

pertolongan

2. Orang tua dan Suami tercinta yang tidak hanya memberi dukungan moril

dan materi, namun juga do’a yang tiada henti.

3. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes, selaku ketua Yayasan Adhiguna

Kencana.

4. Dr. Entris Sutrisno, Apt., MH.Kes, selaku rektor Universitas Bhakti

Kencana.

5. Dr. Ratna Dian Kurniawati.,MH.Kes, selaku dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan.

6. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb, selaku ketua program studi Kebidanan

Universitas Bhakti Kencana sekaligus pembimbing akademik dalam

menyusun laporan tugas akhir yang telah sabar dalam meluangkan

waktunya dalam setiap bimbingan.

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

ii

7. Widia Ariani, SST., M.MKes, selaku pembimbing akademik dalam

menyusun laporan tugas akhir yang telah sabar dalam meluangkan

waktunya dalam setiap bimbingan.

8. Dosen-dosen dan staf pendidikan Universitas Bhakti Kencana program

studi DIII Kebidanan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga hasil Laporan Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik

dan saran guna penyempurnaan penulisan ini.

Bandung, Januari 2020

Penulis

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

ABSTRAK

Nyeri pinggang merupakan ketidaknyamanan pada ibu hamil Trimester III dengan

prevalensi yang tinggi yaitu 80%. Nyeri pinggang adalah gangguan rasa sakit yang umum terjadi

pada ibu hamil yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Penatalaksanaan pada nyeri pinggang

tidak terbatas pada penatalaksanaan farmakologis yaitu dengan pemberian kalsium dan obat

analgesik, tetapi penatalaksanaan pada nyeri pinggang bisa juga dengan menggunakan

penatalaksanaan non farmakologis yaitu dengan menggunakan kompres air rebusan jahe. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari kompres air rebusan jahe terhadap skala nyeri

pinggang ibu hamil trimester III.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan

pendekatan study kasus (case study) yang bersifat continuity of care. Sample yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu 3 orang ibu hamil trimester III yang mengalami masalah nyeri pinggang,

dengan teknik pengambilan sample secara purposive sampling. Teknik pengukuran skala nyeri

yang digunakan adalah dengan menggunakan NRS (Numerical Rating Scale). Pemberian kompres

air rebusan jahe dilakukan selama 3 hari, dengan setiap kali pemberian dilakukan selama 20 menit,

dengan mengganti air rendamannya setiap 5 menit sekali.

Hasil dari penelitian didapatkan penurunan skala nyeri pinggang setelah diberikan kompres

dengan menggunakan air rebusan jahe. Pasien pertama mengalami penurunan skala nyeri dari 4

menjadi 2, pasien kedua dari skala 6 menjadi 2, pasien ketiga dari skala 5 menjadi 2.

Kesimpulan menunjukan bahwa kompres jahe efektif untuk mengurangi nyeri pinggang

pada kehamilan trimester III.

Diharapkan kompres dengan menggunakan air rebusan jahe ini dapat dijadikan salah satu

protap dalam penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ketidaknyamanan kehamilan trimester III

dengan nyeri pinggang.

Kata kunci : Kompres Jahe, Nyeri, Nyeri Pinggang.

Sumber : Buku dari tahun 2010-2018 = 21 buku, Jurnal penelitian dari tahun 2017-2019

= 4 jurnal penelitian

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

ABSTRAC

Low back pain is an inconvenience for Trimester III pregnant women with a high

prevalence of 80%. Low back pain is a pain disorder that is common in pregnant women which

can interfere with daily activities. Management of low back pain is not limited to pharmacological

management, namely by administering calcium and analgesic drugs, but management of low back

pain can also be used by non-pharmacological management by using compresses of ginger

cooking water. The purpose of this study was to determine the effect of ginger cooking water

compresses on the backpain scale of third trimester pregnant women.

The research method used in this study is a descriptive method with a case study approach

that is continuity of care. The sample used in this study were 3 third trimester pregnant women

who experience low back pain problems, with a purposive sampling technique of sampling. Pain

scale measurement technique used is to use NRS (Numerical Rating Scale). Giving

compresses of ginger cooking water is done for 3 days, with each time it is done for 20 minutes,

by replacing the immersion water once every 5 minutes.

The results of the study found a decrease in the backpain scale after being given a compress

using ginger cooking water. The first patient experienced a decrease in pain scale from 4 to 2, the

second patient from scale 6 to 2, the third patient from scale 5 to 2.

The conclusion shows that ginger compresses are effective for reducing low back pain in

third trimester pregnancy.

It is expected that compresses using ginger boiled water can be used as one of the

procedures in the management of obstetric care in discomfort of third trimester pregnancy with

low back pain.

Keywords: Ginger Compress, Pain, Low Back Pain.

Source: Books from 2010-2018 = 21 books, research journals from 2017-2019

= 4 research journals

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................... 6

1.3.Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7

1.4.Manfaat Penelitian ................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 9

2.1. Kehamilan................................................................................................................ 9

2.1.1 Pengertian Kehamilan ..................................................................................... 9

2.1.2 Ketidaknyamanan pada kehamilan Trimester III ............................................. 9

2.1.3 Tanda Bahaya Pada kehamilan Trimester III ................................................... 18

2.1.4 Asuhan pada Ibu Hamil ................................................................................... 20

2.2. Persalinan ................................................................................................................ 25

2.2.1 Pengertian………………………………............................................................25

2.2.2 Tanda persalinan ............................................................................................. 26

2.2.3 Faktor penting dalam persalinan ...................................................................... 26

2.2.4 Tahapan persalinan ......................................................................................... 28

2.3. Nifas ........................................................................................................................ 31

2.3.1 Pengertian………………………………............................................................31

2.3.2 Tujuan ............................................................................................................ 31

2.3.3 Tahapan Masa Nifas ....................................................................................... 32

2.3.4 Kebijakan program pemerintah ...................................................................... 33

2.4. Bayi Baru Lahir ....................................................................................................... 35

2.4.1 Pengertian………………………………............................................................35

2.4.2 Ciri-Ciri .......................................................................................................... 36

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

iv

2.4.3 Penanganan Bayi Baru Lahir .......................................................................... 37

2.4.4 Tanda bahaya pada bayi baru lahir .................................................................. 38

2.5. KB ........................................................................................................................... 39

2.5.1 Pengertian………………………………............................................................39

2.2.5 Tujuan ............................................................................................................ 39

2.6. Kerangka Teori ........................................................................................................ 40

2.7. Kerangka Konsep ..................................................................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 42

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................................ 42

3.2. Tempat dan waktu penelitian .................................................................................... 42

3.3. Subjek penelitian ...................................................................................................... 43

3.4. Jenis Data ................................................................................................................ 43

3.5. Teknik pengambilan Data ........................................................................................ 44

3.6. Instrumen pengumpulan data.................................................................................... 44

3.7. Analisis data ........................................................................................................... 44

3.8. Jadwal pelaksanaan .................................................................................................. 45

3.9. Etika penelitian ........................................................................................................ 48

BAB IV ASUHAN KEBIDANAN .......................................................................... 49

4.1. Asuhan kehamilan .................................................................................................... 49

4.2. Asuhan persalinan .................................................................................................... 93

4.3. Asuhan nifas ............................................................................................................ 107

4.4. Asuhan bayi baru lahir ............................................................................................ 133

BAB V PEMBAHASAN ....................................................................................... 159

5.1. Kehamilan................................................................................................................ 159

5.2. Persalinan ................................................................................................................ 164

5.3. Nifas ........................................................................................................................ 167

5.4. Bayi baru lahir ......................................................................................................... 171

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

v

BAB VI PENUTUP ................................................................................................ 174

5.1. Kesimpulan .............................................................................................................. 174

5.2. Saran ........................................................................................................................ 175

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 177

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Asuhan kebidanan merupakan bagian tak terpisahkan (integral) dari

sistem kesehatan yang berkaitan erat dengan semua aspek pengajaran,

Pendidikan, praktik pelayanan dan kode etik bidan. Asuhan kebidanan

menjunjung semangat pelayanan humanis dimana kehamilan dan

persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang normal dan bukan

gangguan medis. Meski ada kemungkinan kasus komplikasi sebelum

persalinan, selama atau sesudah persalinan. Maka dari itu agar proses

kehamilan bisa tetap berjalan secara fisiologis, diperlukan pelayanan

antenatal care. (Astuti et al., 2016)

Antenatal care (ANC) merupakan kunjungan ibu hamil dengan

tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan

standar yang ditetapkan. Dalam hal ini, istilah kunjungan tidak hanya

mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan,

tetapi setiap ibu hamil yang melakukan kontak dengan tenaga kesehatan,

baik di posyandu, pondok bersalin desa, dan kunjungan rumah dengan ibu

hamil dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil. (Astuti et al., 2016)

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

2

Pemeriksaan antenatal care (ANC) merupakan pemeriksaan

kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil

hingga mampu menghadapi proses persalinan, masa nifas, persiapan

pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar.

(Manuaba, 2015)

Dari sejumlah definisi tersebut, antenatal care (ANC) merupakan

asuhan pada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi

fisik dan mental untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama masa

kehamilan, masa persalinan, dan masa nifas. (Astuti et al., 2016)

Tujuan ANC adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil

memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga mampu

menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat, dan

melahirkan bayi yang sehat. (Kemenkes, 2017)

Pada kehamilan, terdapat sejumlah perubahan anatomi dan fisiologi

pada hampir semua system organ ibu. secara otomatis, tubuh ibu hamil

akan beradaptasi atau melakukan penyesuaian terhadap perubahan

tersebut. Adaptasi dilakukan untuk menjaga fungsi organ yang normal,

sehingga dapat menunjang kesehatan dan kesejahteraan ibu serta janin

yang dikandungnya, walaupun komplikasi kehamilan tetap dapat terjadi

pada sejumlah ibu hamil. Seorang bidan sangat penting memahami

perubahan anatomi dan fisiologi yang terjadi sebagai dasar untuk

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

3

menentukan apakah kehamilan ibu normal atau tidak, serta dapat

melakukan deteksi dini penyimpangan atau komplikasi kehamilan. (Astuti

et al., 2016)

Ketidaknyamanan kehamilan trimester III meliputi: Sering berkemih,

konstipasi, sesak napas, bengkak kaki, gangguan tidur, nyeri pinggang.

Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum

muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam

tingkat ringan hingga berat. (Astuti et al., 2016)

Hasil dari penelitian pada ibu hamil di berbagai wilayah Indonesia

mencapai 60-80% ibu hamil mengalami nyeri pinggang pada

kehamilannya. (Mafikasari and Kartikasari, 2015)

Di antara 180 Ibu hamil yang diteliti di indonesia, 87 (± 48%) orang

mempunyai keluhan nyeri pinggang, 36 orang diantaranya mempunyai

keluhan yang bersifat refered pain pada satu tungkai dan 18 orang lainnya

mengenai pada kedua tungkai yang dikenal dengan ischias dalam

kehamilan (Depkes RI, 2016)

Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan oktober sampai desember

2019 di Puskesmas Nagreg Kabupaten Bandung, terdapat 19,3% atau 58

orang dari 300 ibu hamil yang mengalami nyeri pinggang.

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

4

Sehingga nyeri pinggang di puskesmas nagreg merupakan

ketidaknyamanan pada trimester III dengan prevalensi tertinggi.

Nyeri pinggang merupakan ketidaknyamanan umum terkait

perubahan system neuromuscular dan hormonal. Seperti halnya system

tubuh lainnya, system neuromuscular pada ibu hamil akan mengalami

perubahan. Perubahan ini salah satunya untuk menyeimbangkan

perkembangan kehamilan dan atau janin. Adanya perubahan hormonal

memberikan kontribusi pula terhadap perubahan pada system ini.

Perubahan hormonal menyebabkan jaringan ikat menjadi lebih lembut dan

longgar, serta relaksasi dari panggul, pergeseran pusat gravitasi

menyebabkan kompensasi terhadap postur dan gerakan, otot di sepanjang

abdomen bagian depan terpisah. Hal inilah yang menjadi dasar

anatomi/fisiologi terjadinya nyeri pinggang. (Astuti et al., 2016)

Nyeri pinggang pada umumnya bersifat fiologis namun dapat

berubah menjadi patologis apabila tidak diatasi dengan tepat. Nyeri

pinggang yang tidak segera diatasi akan menimbulkan resiko yang lebih

besar antara lain: mengakibatkan nyeri pinggang jangka panjang,

meningkatkan kecenderungan nyeri pinggang pascapartum dan nyeri

pinggang kronis yang akan lebih sulit untuk diobati. (Kamariyah, 2016)

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

5

Penatalaksanaan nyeri pinggang saat kehamilan bervariatif, seperti

penatalaksanaan farmakologis maupun non farmakologis (Sinclair, 2015)

Pemberian analgesic seperti paracetamol, dan ibuprofen termasuk

penatalaksanaan nyeri secara farmakologis, sedangkan penatalaksanaan

non-farmakologis meliputi manual terapi seperti senam hamil, pijat dan

latihan mobilisasi, relaksasi, terapi air hangat atau air dingin. (Potter, P. A,

Perry, 2010)

Terapi air hangat merupakan salah satu penatalaksanaan non

farmakologis pada nyeri pinggang, terapi air hangat bisa digabungkan

dengan air rebusan jahe yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid

yang bermanfaat untuk mengurangi peradangan pada sendi. (Margono,

2016)

Air rebusan jahe juga mengandung senyawa volatile (aroma yang

mudah menguap). Aroma ini berasal dari minyak astiri yang berguna untuk

meredakan nyeri pada otot. (Titik Tri Kusumawati, Mintarsih and Sulastri,

2019)

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk memberikan terapi

kompres air rebusan jahe untuk mengurangi skala nyeri pinggang pada ibu

hamil Trimester III.

Kompres dengan menggunakan air rebusan jahe ini diberikan selama 3

hari, dengan cara setiap kali pengompresan dilakukan selama 20 menit, dan

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

6

mengganti rendamannya setiap 5 menit sekali. Kompres jahe ini diberikan

dengan menggunakan kain yang telah direndam dengan air rebusan jahe.

(Titik Tri Kusumawati, Mintarsih and Sulastri, 2019).

Kompres dengan menggunakan air rebusan jahe ini, tidak dipengaruhi

oleh suhu. Sehingga walaupun air rebusan jahe sudah dingin, air rebusan jahe

tetap bisa digunakan untuk pengompresan karena efek hangat dan kandungan

minyak astiri dari air rebusan jahe yang berkhasiat untuk mengurangi nyeri

pinggang.

Untuk mengukur skala nyeri pinggang pada ibu hamil Trimester III

sebelum dan sesudah diberikan kompres jahe, penulis menggunakan skala

nyeri NRS (Numerical Rating Scale).

1.2.Rumusan Masalah

“Bagaimana Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Terintegrasi pada Ny. S,

Ny.F, dan I di PMB Bidan H dengan ketidaknyamanan nyeri pinggang pada

kehamilan?”

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif kepada ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan KB dengan cara pendekatan menajemen

kebidanan.

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

7

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan KB.

2. Menyusun diagnosa Kebidanan, masalah dan kebutuhan sesuai

dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB.

3. Merencanakan dan melaksanakan asuhan kebidanan secara

kontinyu dan berkesinambungan (continuity of care) pada ibu

hamil sampai bersalin pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus

dan KB, termasuk tindakan antisipatif, tindakan segera dan

tindakan komprehensif (penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/ follow up dan rujukan).

4. Untuk mengetahui manfaat kompres air rebusan jahe dalam

asuhan kebidanan dengan ketidaknyamanan kehamilan nyeri

pinggang.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

Dapat menambah ilmu dan keterampilan dalam memberikan

asuhan kebidanan secara komprehensif dimulai dari ibu hamil,

bersalin, nifas, neonatus dan kb serta untuk menyelesaikan tugas

yang diberikan dari institusi.

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

8

1.4.2. Tempat penelitian

Sebagai masukan untuk meningkatkan mutu pelayanan,

khususnya pada asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas,

nenonatus, dan kb.

1.4.3. Bagi institusi Pendidikan

Sebagai referensi mahasiswa kebidanan dalam meningkatkan

pengetahuannya dalam memberikan asuhan kebidanan secara

komprehensif

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KEHAMILAN

2.1.1. Pengertian

Kehamilan adalah masa dimulai saat konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) di hitung dari

triwulan/ trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, 11trimester /

trimester ke-2 dari bulan ke- 4 sampai 6 bulan, triwulan / trimester ke-3 dari

bulan ke-7 sampai ke-9. (Bartini, 2016)

(Manuaba, 2016) mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai

yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan

placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

2.1.2. Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada

sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa

tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan

banyak ibu yang merasa dirinya jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih

karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

10

dukungan dari suami, keluarga dan bidan. (W, 2017) Dalam periode ini

sebagian ibu hamil pasti merasakan cemas dan ketidaknyamanan, beberapa hal

ketidaknyamanan yang terjadi yaitu:

a) Sering berkemih

Sering berkemih dikeluhkan oleh sebanyak 60% ibu hamil akibat

dari meningkatnya laju filtrasi glomerulus. (Sandhu, dkk., 2015) sering

berkemih diakibatkan oleh tertekannya kandung kemih oleh uterus yang

semakin membesar menyebabkan kapasitas kandung kemih berkurang

dan frekuensi berkemih meningkat. Hal ini merupakan sesuatu yang

wajar dialami oleh ibu hamil oleh karena itu sarankan ibu untuk

mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat tidak

terganggu.

b) Varises

Varises ialah pelebaran pembulu darah vena sehingga katup vena

melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembulu darah balik

dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Varises biasa terjadi

pada kaki namun kadang muncul juga pada anus yang sering disebut

hemoroid. Hal ini terjadi akibat meningkatnya kadar hormone

progesteron yang membuat dinding darah melebar. Resiko terkena varises

lebih tinggi pada ibu hamil yang mengalami kenaikan BB berlebih, usia

kehamilan yang semakin tua dan sering berdiri. Untuk mengatasi hal

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

11

tersebut jaga berat badan saat hamil, batasi asupan garam untuk

meminimalisir pembengkakan pada pembuluh darah vena.

c) Sesak nafas

Peningkatan ventilasi menit yang menyertai kehamilan sering

dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas salah satu keluhan yang sering

dialami ibu hamil pada trimester III. Sesak nafas yang terjadi pada saat

istirahat atau aktivitas yang ringan sering disebut sesak nafas yang

normal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas ibu hamil,

meningkatnya beban pernafasan diakibatkan oleh Rahim yang membesar

sehingga menyebabkan peningkatan beban pernafasan.

Keluhan sesak nafas juga bisa terjadi karena adanya perubahan

pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama

kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan, pembesaran

uterus semakin mempengaruhi keadaan diafragma, dimana diafragma

terdorong keatas sekitar 4cm disertai pergeseran keatas tulang iga.

Penangan sesak nafas pada usia kehamilan trimester III yaitu minta

ibu untuk mengurangi aktivitas fisik yang berat dan berlebih, disamping

itu ibu juga perlu memperhatikan posisi duduk dan berbaring, sarankan

ibu untuk duduk dengan posisi tegak dan hindari posisi tidur telentang.

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

12

d) Bengkak kaki

Bengkak atau oedema adalah penumpukan atau retensi cairan

pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke

ekstraseluler. Oedema pada kaki biasanya dikeluhkan pada usia

kehamilan diatas 34 minggu hal ini dikerenakan tekanan uterus yang

semakin meningkat dan mempengarusi sirkulasi cairan. Dengan

bertambahnuya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan

retensi cairan semakin besar.

Asuhan kebidanan yang dilakukan ialah:

1) Anjurkan ibu mengatur sikap tubuhnya, hindari posisi duduk

menggantung karena akan mengakibatkan tekanan akibat gaya

gravitasi yang akan menimbulkan bengkak. Pada saat tidur

posisikan kaki agar lebih tinggi sehingga cairan yang

menumpuk di ekstraseluler dapat beralih pada intraseluler akibat

dari perlawanan gaya grafitasi.

2) Hindari berdiri lama.

3) Olahraga ringan untuk memfasilitasi peningkatan sirkulasi.

4) Mandi air hangat untuk merilekskan otot-otot.

5) Beri ibu kalsium dan vit B, kalsium untuk menghindari kram

sedangkan vit B untuk menstabilkan system saraf perifer.

Page 24: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

13

e) Gangguan tidur

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh national sleep

foundation, lebih dari 75% wanita hamil mengalami tidak teraturnya

tidur atau sulit tidur. Hal ini disebabkan oleh nokturia (sering berkemih

dimalam hari) yang mengakibatkan terganggunya tidur ibu karena

terbangun di malam hari untuk berkemih.

Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan akibat

ketidaknyamanan uterus yang semakin membesar, pergerakan janin

terutama jika janin aktif. (Cunningham, 2015), menunjukkan hasil

bahwa ibu hamil yang tidur kurang dari 5 jam tiap malam berisiko

meningkatkan tekanan darah dan berakibat pada hipertensi. Maka dari

itu gangguan tidur harus diatasi, untuk mengatasinya saran ibu untuk

mandi air hangat dan minum susu atau air hangat sebelum tidur.

f) Nyeri pinggang

Nyeri pinggang yang umumnya terjadi di trimester 3 ini

diakibatkan beban di perut serta karena tulang pinggang bagian bawah

terutama di daerah pinggul tulang belakang membengkok dan ligamen

merenggang. Inilah yang membuat pinggang ibu hamil sering pegal

bahkan terasa nyeri. Ibu yang mengandung bayi kembar akan

mengalami sakit pinggang lebih parah daripada kehamilan tunggal.

Disamping itu, meningkatnya kadar hormon juga membuat tulang

rawan pada sendi melunak, sehingga kelenturannya berkurang dan

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

14

timbullah sakit pinggang. Pada ibu hamil terjadi perubahan bodi

mekanik sehubungan dengan berubahnya titik tumpu pada ibu hamil.

Hal ini terutama karena pertambahan berat badan diperoleh selama

kehamilan, dengan sebagian besar berat didistribusikan di sekitar

perut. Hal ini menyebabkan pusat gravitasi ibu hamil menggeser ke

depan, yang menghasilkan lebih rendah kelengkungan tulang

belakangnya. (Sulistyawati and Nugraheny, 2017)

Menurut (Saifudin and Abdul bari, 2015) Beberapa penyebab

nyeri pinggang pada saat kehamilan diantaranya:

1. Pembesaran rahim perut ibu menimbulkan peregangan dari otot

otot tubuh ibu hamil, mulai dari pangkal paha, pinggang dan perut

dan sepanjang tulang punggung. Peregangan ini merupakan hal

normal dan wajar sebagai salah satu tanda bahwa tubuh ibu

mempersiapkan ruang yang cukup luas untuk bertumbuhnya janin

dalam rahim. Selain hal itu pembesaran perut akibat kehamilan yang

terus berkembang mengakibatkan keseimbangan tubuh ibu juga

sedikit terganggu.

2. Meningkatnya kadar hormon membuat tulang rawan pada sendi

melunak, sehingga kelenturannya berkurang dan timbullah sakit

pinggang.

3. Pada ibu hamil terjadi perubahan bodi mekanik sehubungan

dengan berubahnya titik tumpu pada ibu hamil. Hal ini terutama

Page 26: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

15

karena pertambahan berat badan diperoleh selama kehamilan,

dengan sebagian besar berat didistribusikan di sekitar perut. Hal ini

menyebabkan pusat gravitasi ibu hamil menggeser ke depan, yang

menghasilkan lebih rendah kelengkungan tulang belakangnya.

Nyeri pinggang umum terjadi dan lebih sering terjadi pada

wanita primipara dibandingkan dengan wanita multipara. (Mota, et

al. 2015)

Nyeri pinggang pada umumnya bersifat fiologis namun dapat

berubah menjadi patologis apabila tidak diatasi dengan tepat. Nyeri

pinggang yang tidak segera diatasi akan menimbulkan resiko yang

lebih besar antara lain: mengakibatkan nyeri pinggang jangka

panjang, meningkatkan kecenderungan nyeri pinggang pascapartum

dan nyeri pinggang kronis yang akan lebih sulit untuk diobati. Pada

kondisi ini, sebaiknya ibu dirujuk pada seorang ahli fisioterapi

kesehatan. (Kamariyah, 2016)

Penatalaksanaan nyeri pinggang saat kehamilan bervariatif,

seperti penatalaksanaan farmakologis maupun non farmakologis

(Sinclair, 2015) Pemberian analgesic seperti paracetamol, dan

ibuprofen termasuk penatalaksanaan nyeri secara farmakologis,

sedangkan penatalaksanaan non-farmakologis meliputi manual terapi

Page 27: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

16

seperti senam hamil, pijat dan latihan mobilisasi, relaksasi, terapi air

hangat atau air dingin (Potter & pery, 2016)

Menurut Indah, dkk (2015) kompres jahe merupakan tindakan

memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan

cairan rebusan jahe yang mengandung zingiberol dan kurkuminoid

yang mengurangi peradangan nyeri sendi.

Menurut Nyoman dkk (2015) manfaat kompres jahe yaitu

mengurangi nyeri karena jahe yang sifatnya hangat. Sifat hangat

meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan efek analgesik dan

relaksasi otot sehingga proses inflamasi/nyeri berkurang.

Jahe berkhasiat sebagai obat karena efek farmakologi pada jahe

adalah memiliki rasa pedas dan panas, berkhasiat sebagai

antihelmintik, antirematik, dan pencegah masuk angin, Efek panas

pada jahe inilah yang meredakan nyeri, dan spasme otot. (Purnamasari

dan Listyarini, 2015)

Menurut Andarmoyo (2013) manajemen nyeri adalah suatu

tindakan untuk mengurangi nyeri. Salah satu cara untuk mengurangi

nyeri adalah dengan menggunakan metode nonfarmakologis, salah

satu caranya dengan kompres jahe.

Page 28: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

17

Alat yang disiapkan dalam pemberian kompres jahe

diantaranya air rebusan jahe (15 gram jahe putith+300 ml air),

baskom, handuk kecil/washlap.

Kompres dengan menggunakan air rebusan jahe ini diberikan

selama 3 hari, dengan cara setiap kali pengompresan dilakukan selama

20 menit, dan mengganti rendamannya setiap 5 menit sekali. Kompres

jahe ini diberikan dengan menggunakan kain yang telah direndam

dengan air rebusan jahe. (Titik Tri Kusumawati, Mintarsih and Sulastri,

2019).

Kompres dengan menggunakan air rebusan jahe ini, tidak

dipengaruhi oleh suhu. Sehingga walaupun air rebusan jahe sudah dingin,

air rebusan jahe tetap bisa digunakan untuk pengompresan karena efek

hangat dan kandungan minyak astiri dari air rebusan jahe yang berkhasiat

untuk mengurangi nyeri pinggang.

Untuk mengukur skala nyeri pinggang pada ibu hamil Trimester III

sebelum dan sesudah diberikan kompres jahe, penulis menggunakan

skala nyeri NRS (Numerical Rating Scale).

Metode Numeric Rating Scale (NRS) didasari pada skala angka 1-

10 untuk menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan pasien. NRS

diklaim lebih mudah dipahami, NRS juga lebih efektif untuk mendeteksi

penyebab nyeri ketimbang VAS dan VRS.

Page 29: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

18

2.1.3. Tanda bahaya pada kehamilan

Tanda Bahaya Kehamilan pada Trimester III (29 – 42 minggu)

1) Perdarahan Pervaginam

Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah

berwana merah segar, banyak dan kadang keluar dengan sendirinya

lalu tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini biasanya

plasenta previa, Plasenta previa yaitu keadaan dimana plasenta

menempel pada tempat yang abnormal seperti segmen bawah rahim

yang menyebabkan menutupi sebagian bahkan hingga seluruh ostium

uteri interna. Hal lain yang mungkin terjadi ialah solusio plasenta

dimana plasenta yang letaknya sudah normal terlepas dari tempatnya

sebelum persalinan berlangsung, biasanya terjadi pada kehamilan >28

minggu. (Nugraheny, 2017)

2) Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan bersifat umum, seringkali

merupakan suatu ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Dikatakan sakit kepala yang serius adalah jika sakit kepala yang hebat

dan tidak hilang meskipus sudah istirahat. Kadang-kadang dengan

sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menjadi mengalami

penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan

adalah salah satu gejala dari pre-eklampsia. (Nugraheny, 2017)

Page 30: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

19

3) Penglihatan Kabur

Penglihatan tiba-tiba menjadi kabur atau berbayang salah

satunya dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, Penglihatan

yang kabur disertai dengan pusing adalah tanda-tanda terjadinya pre-

eklamsia. (Nugraheny, 2017)

4) Bengkak di muka atau tangan

Hampir sebagian besar ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari atau

setelah ibu banyak berjalan dan berdiri lalu biasanya akan hilang

setelah beristirahat atau meletakkan kakinya lebih tinggi. Bengkak

yang muncul pada muka dan tangan lalu tidak hilang sesudah

beristirahat harus segera dicurigai karna bisa saja bengkak yang tidak

hilang setelah beristirahan dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain

hal ini bisa saja merupakan pertanda terjadinya pre-eklampsia.

(Nugraheny, 2017)

5) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa

Jika terjadi gerakan janin tidak terasa atau kurang dari 3 kali

dalam 1 jam ibu harus segera memeriksakannya kepada tenaga

kesehatan yang berwenang. Biasanya ibu mulai merasakan gerakan

bayi pada usia kehamilan 5 atau 6 bulan. Jika ibu merasakan bayi tidak

bergerak seperti biasa disebut IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD

adalah kondisi bayi yang tidak bernyawa atau tidak adanya tanda-tanda

Page 31: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

20

kehidupan janin didalam kandungan, dikatakan IUFD jika hal tersebut

terjadi saat usia kehamilan >20 minggu.

6) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah cairan yang berwarna

jernih dan berbau amis atau biasa disebut air ketuban. Ketuban yang

pecah pada saat usia kehamilan aterm dan disertai oleh munculnya

tanda-tanda persalinan adalah hal yang normal tetapi jika pecahnya

ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam

tetapi belum muncul tanda-tanda persalinan disebut ketuban pecah

dini. (Saifudin, 2015)

7) Kejang

Menurut SDKI tahun 2017 penyebab kematian ibu karena

eklampsi adalah sekitar 24%. Biasanya kejang diawali oleh makin

memburuknya keadaan dan terjadinya gejala seperti sakit kepala,

mual, nyeri ulu hati hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan

akan semakin kabur, kesadaran mulai menurun dan kemudian kejang.

Kejang dalam kehamilan dapat diduga sebagai gejala dari eklampsia.

(Irianti, Duhita and PRbandari, 2018)

2.1.4. Asuhan pada ibu hamil

Antenatal care (ANC) merupakan kunjungan ibu hamil dengan tenaga

kesehatan untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai dengan standar yang

Page 32: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

21

ditetapkan. Dalam hal ini, istilah kunjungan tidak hanya mengandung arti bahwa

ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap ibu hamil yang

melakukan kontak dengan tenaga kesehatan, baik di posyandu, pondok bersalin

desa, dan kunjungan rumah dengan ibu hamil dapat dianggap sebagai kunjungan

ibu hamil (Depkes RI, 2017)

Menurut Prawiroharjo (2017), pemeriksaan kehamilan merupakan

pemeriksaan ibu hamil, baik fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak

dalam masa kehamilan, masa persalinan, dan masa nifas, sehingga kondisi ibu

serta anak postpartum sehat dan normal. Tidak hanya fisik saja, tetapi juga

mental.

Pemeriksaan antenatal care (ANC) merupakan pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil hingga mampu

menghadapi proses persalinan, masa nifas, persiapan pemberiaan ASI, dan

kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2015)

Dari sejumlah definisi tersebut, antenatal care (ANC) merupakan asuhan

pada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang meliputi fisik dan

mental untuk mendapatkan ibu dan bayi yang sehat selama masa kehamilan,

masa persalinan, dan masa nifas. (Astuti et al., 2016)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) yaitu berupa pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan seperti puskesmas,

rumah sakit, dll kepada ibu selama masa kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai

Page 33: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

22

dengan standar pelayanan antenatal yang telah ditetapkan dalam standar

pelayanan kebidanan (Kemenkes, 2017).

Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi 10 T jenis

pelayanan sebagai berikut:

1. Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau

kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukan adanya gangguan

pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan untuk menghitung IMT

dan skrining adanya panggul sempit.

2. Pengukuran tekanan darah.

Selama pemeriksaan antenatal, pengukuran tekanan darah atau tensi

selalu dilakukan secara rutin. Tekanan darah yang normal berada di

angka 110/80 – 140/90 mmHg. Bila lebih dari 140/90 mmHg, disertai

edema pada wajah dan/atau tungkai bawah, dan/atau proteinuria, ini

menjadi tanda adanya gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia dan

eklampsia yang bisa mengancam kehamilan.

3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk

mendeteksi ibu hamil yang berisiko KEK. Kurang energi kronis yang

Page 34: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

23

dimaksud yaitu ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) yaitu <23,5 cm

4. Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak

dengan usia kehamilan.

5. Pemberian imunisasi tetanus sesuai status imunisasi

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi TT.

6. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapatkan

tablet zat besi minimal 90 tablet selama masa kehamilan dan diberikan

sejak kontak pertama.

7. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester 2 dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dilakukan

untuk mengetahui letak janin. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir

trimester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Jika DJJ

lambat (<120 denyut/menit) atau DJJ cepat (>160 denyut/menit), maka

menunjukan adanya gawat janin.

8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk KB pasca persalinan).

Page 35: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

24

9. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah

(Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila

belum pernah dilakukan sebelumnya).

10. Tatalaksana kasus sesuai indikasi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal dan hasil pemeriksaan

laboratorium, maka setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil

harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga

kesehatan. Kasus yang tidak dapat ditangani harus dirujuk sesuai

dengan system rujukan.

Setiap wanita yang hamil akan menghadapi resiko komplikasi yang bisa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil sebaiknya melakukan ANC

pada waktu TM 1 yaitu saat usia kehamilan 4-16 minggu, pada saat TM II yaitu

sebelum memasuki usia 28 minggu, pada TM III saat memasuki usia kehamilan

30 sampai 38 minggu. (WHO, 2015)

Tujuan dilakukannya pemeriksaan ANC ialah:

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.

2) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, maternal, serta sosial ibu dan

bayi.

3) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

Page 36: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

25

4) Mendukung dan mendorong penyesuaian psikologis dalam kehamilan,

melahirkan, menyusui, dan menjadi orang tua.

5) Mengetahui sejak dini adanya faktor resiko atau komplikasi yang mungkin

akan terjadi selama kehamilan (termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan).

6) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.

7) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin

agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal, serta mempersiapkan

kesehatan yang optimal bagi janin.

8) Menurunkan angka kesakitan, serta kematian ibu dan perinatal.

9) Membangun hubungan saling percaya antara ibu dengan pemberi

asuhannya.

10) Melibatkan suami atau anggota keluarga dalam pengalaman kehamilan yang

relevan, dan mendorong peran keluarga untuk memberikan dukungan yang

dibutuhkan ibu.

(Bartini, 2016)

2.2 PERSALINAN

2.2.1. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari

dalam uterus ke dunia luar. Persalinan mencakup proses fisiologis yang

Page 37: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

26

memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses

pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa

komplikasi baik ibu maupun janin. (SarwonoPrawirohardjo, 2016)

2.2.2. Tanda Persalinan

Menurut Kumalasari (2015:97), tanda-tanda persalinan adalah

1) Rasa sakit karena adanya kontaksi uterus yang progresif, teratur, yang

meningkat kekuatan frekuensi dan durasi.

2) Rabas vagina yang mengandung darah (bloody show).

3) Kadang-kadang selaput ketuban pecah spontan.

4) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

2.2.3 Faktor Penting dalam Persalinan

1. Faktor power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi

diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan

sempurna.

2. Faktor passage

Passage atau faktor jalan lahir yang terdiri atas panggul ibu, yakni

tulang yang keras, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil

Page 38: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

27

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku, oleh karena

itu ukuran dan bentuk panggul harus dipastikan sebelum persalinan

dimulai. Jalan lahir dibagi atas; Bagian keras (tulang-tulang panggul),

bagian lunak (otot-otot dan ligamen).

Passage (jalan lahir), terdiri dari:

1) 2 tulang pangkal paha (os coxae) terdiri dari ilium, ischium, pubis.

2) 1 Tulang kelangkang (os sacrum).

3) 1 tulang tungging (os cocygis).

3. Faktor psikologi

Faktor psikologi berperan penting menjelang persalinan, karena banyak

ibu merasa gelisah ketika merasa sakit karena kontraksi yang semakin kuat

serta membuat ibu bersugesti tidak mampu melewati persalinan. Dalam hal

ini, peran suami dan keluarga sangat di perlukan untuk memberikan semangat

dan dukungan kepada ibu.

4. Faktor penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini

tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan (Prof, D, R.M., SP.OG, 2015)

2.2.4 Tahapan Persalinan

Proses persalinan terdiri atas empat kala yaitu sebagai berikut

Page 39: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

28

1. Kala I (Pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur

dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka

lengkap (10 cm). (Kumalasari and intan, 2015)

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase

aktif. Fase laten dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai

sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara

bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam. Fase aktif

(pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam dan dibagi

menjadi periode akselerasi, dilatasi maksimal, dan deselerasi (Rohani,

2011:56). Menurut Kumalasari (2015:98) kala I fase aktif, berlangsung

selama enam jam dan dibagi atas tiga subfase yaitu sebagai berikut:

1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan

menjadi 4 cm.

2) Periode dilatasi maksimal (steady): berlangsung selama dua jam

pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.

3) Periode deselarasi: berlangsung lambat, dalam waktu dua jam

pembukaan menjadi 10 cm (lengkap) (Kumalasari, 2015:98).

2. Kala II (Kala Pengeluran Janin)

Kala II disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam

pada primigravida dan 1 jam pada multigravida (Sumarah, 2009 dalam Sari

Page 40: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

29

dkk, 2014:167 Persalinan kala II (kala pengeluaran) dimulai dari

pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Perubahan fisiologi secara

umum terjadi pada persalinan kala II adalah:

1) His menjadi lebih kuat dan lebih sering (Fetus Axis Pressure).

2) Timbul tenaga untuk meneran.

3) Perubahan dalam dasar panggul.

4) Lahirnya Fetus (Asri dkk, 2012:60)

Asuhan Sayang ibu pada kala II menurut Pusdiknakes (2003) dalam Sari

dkk (2014:167) meliputi:

1) Memanggil ibu sesuai nama panggilan sehingga akan ada

perasaan dekat dengan bidan.

2) Meminta izin dan menjelaskan prosedur tindakan yang akan

dilakukan bidan dalam pemberian asuhan.

3) Bidan memberikan penjelasan tentang gambaran proses

persalinan yang akan dihadapi ibu dan keluarga

4) Memberikan informasi dan menjawab pertanyaan dari ibu dan

keluarga sehubungan dengan proses persalinan.

5) Mendengarkan dan menanggapi keluhan ibu dan keluarga selama

proses persalinan.

6) Menyiapkan rencana rujukan atau kolaborasi dengan dokter

spesialis apabila terjadi kegawatdaruratan kebidanan.

7) Memberikan dukungan mental, memberikan rasa percaya diri

Page 41: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

30

kepada ibu, serta berusaha memberi rasa nyaman dan aman.

8) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik

meliputi sarana dan prasarana pertolongan persalinan.

9) Menganjurkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu

selama proses persalinan.

3. Kala III (kala pengeluaran uri)

Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan

lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch,

karena sifat retraksi otot rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan

dengan memperhatikan tanda-tanda uterus menjadi bundar, uterus terdorong ke

atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang,

terjadi perdarahan, melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara

Crede pada fundus uteri (Manuaba, 2015)

Persalinan Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Berlangsung selama 15-30 menit. Kala III

terdiri atas dua fase yaitu sebagai berikut:

1. Fase pelepasan uri.

2. Fase pengeluran uri (Kumalasari, 2015:98).

Tujuan Manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi

uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu kala, mencegah

Page 42: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

31

perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah kala III persalinan jika

dibandingkan kala III fisiologis. (SarwonoPrawirohardjo, 2016)

4. Kala IV

Kala IV persalinan adalah dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama postpartum (Kumalasari, 2015:99). Dimulai dari saat lahirnya plasenta

sampai 2 jam pertama setelah lahir. Masa ini merupakan masa paling kritis untuk

mencegah kematian ibu.

Penanganan pada kala IV:

1) Memeriksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada

jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, massase terus sampai menjadi keras.

2) Memeriksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15

menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

3) Mengajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa fundus

dan menimbulkan kontraksi serta tanda–tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

4) Menganjurkan ibu untuk minum untuk mencegah dehidrasi.

5) Memastikan ibu sudah BAK dalam 3 jam setelah melahirkan.

(Saifudin, 2016: 100-121)

2.3. NIFAS

2.3.1. Pengertian

Masa nifas atau disebut juga puerperium adalah masa yang dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat reproduksi kembali seperti semula saat sebelum

Page 43: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

32

hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun akan pulih

secara keseluruhan dalam waktu 3 bulan. (Sulistyawati and Nugraheny, 2016)

Masa Nifas atau Puerperium dimulai sejak 1 jam lahirnya plasenta sampai

dengan 42 hari, pelayanan pasca persalinan harus terlaksana untuk memenuhi

kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi tand bahaya nifas, tanda bahaya BBL, ASI

Ekslusif, samapai dengan Keluarga Berencana. (SarwonoPrawirohardjo, 2016)

2.3.2. Tujuan

Tujuan masa nifas antara lain sebagai berikut:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, secara fisik maupun psikologis.

2) Melakukan deteksi yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan, pola

nutrisi, rencana pengguna KB, ASI ekslusif, pemberian imunisasi 5

dasar pada bayi dan perawatan bayi agar menjadi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB.

5) Mendapatkan kesehatan emosi (Anggraini, 2016)

2.3.3. Tahapan Masa Nifas

Dalam (Retna, Eni and Dkk, 2015) masa nifas dibagi menjadi 3 tahap:

Page 44: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

33

1. Puerperium dini (24 jam pertama)

Masa setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam setelahnya.

Pada masa ini ibu biasanya disarankan untuk melakukan mobilisasi

dini seperti berdiri, duduk, berjalan.

2. Puerperium intermedial (24 jam-6 hari)

Pada fase ini terjadi sejak 24 jam kelahiran hingga 1 minggu,

dalam periode ini bidan berperan untuk memastikan involusio uteri

dalam keadaan normal, tidak ada perdarahan yang berlebih, lochea

tidak berbau, ibu tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan yang

baik dan cairan yang masuk cukup, serta ibu dapat memberikan ASI

dengan baik.

3. Remote puerperium

Pada periode ini terjadi dari 1 minggu pasca persalinan hingga 5

minggu, masa ini merupakan masa untuk kembali pulih dan sehat

sempurna. Waktu untuk sehat sempurna memerlukan waktu hingga

berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

2.3.4. Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan sebanyak empat kali.

Kunjungan nifas tersebut memiliki tujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir,

untuk mencegah komplikasi, mendeteksi ketidaknormalan yang terjadi, dan menangani

Page 45: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

34

masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan dalam masa nifas dibagi menjadi beberapa

bagian antara lain:

1. KF 1

Kunjungan pertama dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinnan yang

memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan, memberi konseling

pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah perdarahan pada

masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI 1 jam setelah Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) berhasil dilakukan, menjaga bayi agar suhu tubuh

tetap hangat dengan cara mencegah hipotermia.

2. KF 2

Kunjungan kedua dilakukan pada 6 hari setelah persalinan yang

memiliki tujuan untuk memastikan kembalinya alat reproduksi ke awal saat

sebelum hamil, memastikan uterus berkontraksi, memastikan fundus

berada di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan yang abnormal, lochea

tidak berbau, memastikan tidak ada infeksi, memastikan ibu bisa menyusui

dengan baik dan tidak ada tanda-tanda penyulit pada payudara ibu,

memberi konseling pada ibu mengenai asuhan perawatan tali pusat pada

bayi, memastikan suhu bayi tetap hangat.

3. KF 3

Kunjungan ketiga dilakukan pada 2 minggu setelah persalinan yang

memiliki tujuan yang sama dengan kunjungan yang sebelumnya.

Page 46: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

35

4. KF 4

Kunjungan ke empat dilakukan pada 6 minggu setelah persalinan

yang memiliki tujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyakit atau

keluhan yang ibu dan bayi alami, lalu memberikan konseling untuk segera

menggunakan KB secara dini sebelum berhubungan kembali dengan suami.

(Anggraini, 2016)

2.4. BAYI BARU LAHIR

2.4.1. Pengertian

Masa Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu atau 28 hari

sesudah kelahiran. Neonatus yaitu bayi baru lahir atau berumur 0 sampai dengan usia

1 bulan sesudah lahir. Masa neonatus terdiri dari neonatus dini yaitu bayi berusia 0-7

hari, dan neonatus lanjut yaitu bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun, 2015:2).

Bayi baru lahir disebut juga neonatus adalah individu yang tumbuh dan baru

saja mengalami trauma kelahiran serta sedang menyeseuaikan diri terhadap kehidupan

intrauterine ke kehidupan ekstrauterine (Dewi et al., 2017)

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram,

umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan,

menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI,

2017).

Page 47: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

36

2.4.2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menurut (Dewi et al., 2017) ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah

1) Berat badan 2.500-4.000 gram

2) Panjang badan 48-52 cm

3) Lingkar dada 32-35 cm

4) Lingkar kepala 32-35 cm

5) Frekuensi jantung 120-160 kali/menit

6) Pernafasan ±40-60 kali/menit

7) Kulit kemerah-merahan.

8) Genetalia pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia

Minora.

9) Genetalia pada bayi laki-laki testis sudah turun ke skrotum.

10) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.

2.4.3. Penanganan Bayi Baru Lahir

Komponen asuhan bayi baru lahir meliputi:

1. Pencegahan infeksi

BBL sangat mudah terkena infeksi mikroorganisme yang terpapar atau

terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa saat

setelah lahir.

Page 48: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

37

2. Penilaian segera setelah bayi lahir

Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain yang bersih dan

kering. lalu lakukan penilaian awal, yaitu :

1) Apakah bayi menangis atau bernafas?

2) Apakah tonus otot bayi baik?

3. Pencegahan kehilangan panas.

Pencegahan terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut:

1) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

2) Letakkan diatas perut ibu agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi.

3) Selimuti bayi dan pakaikan topi di kepala bayi.

4) Jangan langsung menimbang bayi dan memandikannya

5) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

4. Merawat tali pusat

Klem dan potong tali pusat setelah 2 menit setelah bayi lahir. Lakukan

terlebih dahulu penyuntikan oksitosin sebelum tali pusat di potong. Tali

pusat dijepit dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut bayi. Jangan

membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun pada tali

pusat, karena menyebabkan tali pusat menjadi basah/lembab.

5. Inisiasi menyusui dini (IMD)

Segera setelah setelah bayi lahir dan tali pusat telah diikat, letakkan bayi

tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan langsung ke kulit ibu.

Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung kurang lebih selama 1 jam.,

Page 49: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

38

bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya tidak

berhasil, bayi diberi topi dan diselimuti.

6. Pencegahan infeksi mata

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1 jam

kontak kulit bayi dengan kulit ibu dan selesai bayi menyusui. Pencegahan

infeksi tersebut mengandung antibiotika tetrasikline 1 %. Salep antibiotika

harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran.

7. Pemberian vitamin K

Bayi baru lahir harus diberikan vitamin K injeksi 1 mg secara IM setelah

I jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu, vitamin K diberikan

untuk mencegah perdarahan intracranial pada BBL karena trauma pada saat

persalinan.

8. Pemberian imunisasi

Pemberian imunisasi dasar lengkap berguna untuk memberikan

perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya.

Dengan memberikan imunisasi dasar yang lengkap tepat waktu sesuai

jadwal yang ditentukan, tubuh bayi dirangsang agar memiliki kekebalan

sehingga tubuhnya mampu bertahan melawan serangan penyakit berbahaya

(Depkes RI, 2017)

Page 50: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

39

2.4.4. Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu:

1. Sulit bernafas atau lebih dari 60 kali per menit

2. Suhu tubuh terlalu panas > 37°C atau terlalu dingin < 36,5°C

3. Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.

4. Banyak muntah ketika diberi ASI

5. Terjadi perdarahan tali pusat. (Dewi et al., 2017)

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1. Pengertian

Keluarga berencana (KB) adalah upaya manusia untuk

mengatur jarak kehamilan yang satu dengan yang lainnya yang tidak

melawan hukum dan moral pancasila untuk kesejahteraan keluarga.

(Manuaba, 2015)

2.5.2. Tujuan KB

Tujuan dilakukannya KB adalah untuk membentuk keluarga

bahagia dan sejahtera sesuai dengan keadaan sosial ekonomi dengan

cara mengatur jumlah kelahiran anak, pendewasaan usia perkawinan,

peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga supaya dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya. (Affandi B, 2015)

Page 51: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

40

2.6. Kerangka Teori

1) Pengkajian

2) Perumusan diagnosa /

masalah kebidanan

3) Perencanaan sesuai

dengan teori implementasi

4) Evaluasi

5) Laporan Pelaksanaan

asuhan kebidananan

1. Kesehatan ibu

2. Kesehatan bayi

baru lahir

Ibu Hamil 28-34

Minggu

1. Kesehatan ibu

2. Kesehatan janin

Ibu bersalin dan

Bayi baru lahir

1) Pengkajian

2) Perumusan diagnosa /

masalah kebidanan

3) Perencanaan sesuai

dengan teori

Ibu Nifas

1. Kesehatan ibu

2. Kesehatan bayi

1) Pengkajian

2) Perumusan diagnosa /

masalah kebidanan

3) Perencanaan sesuai

dengan teori

4) Implementasi

5) Evaluasi

6) Laporan Pelaksanaan

asuhan kebidanan

Page 52: ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, …

41

2.7. Kerangka Konsep

Input

Proses

Output

Ibu Hamil 28-34

Minggu

1) Pengkajian

2) Perumusan diagnosa / masalah

kebidanan

3) Perencanaan sesuai dengan teori

implementasi

4) Implementasi

5) Evaluasi

6) Laporan Pelaksanaan

1) Pengkajian

2) Perumusan diagnosa / masalah

kebidanan

3) Perencanaan sesuai dengan teori

implementasi

4) Implementasi

5) Evaluasi

6) Laporan Pelaksanaan

Ibu bersalin

dan Bayi baru

lahir

1. kesehatan Ibu

2. Kesehatan

Bayi Bayi baru

lahir

1. Kesehatan Ibu

2. Kesehatan

Janin

Ibu Nifas

1) Pengkajian

2) Perumusan diagnosa / masalah

kebidanan

3) Perencanaan sesuai dengan teori

implementasi

4) Implementasi

5) Evaluasi

6) Laporan Pelaksanaan

1. Kesehatan Ibu

2. Kesehatan

Bayi