ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN...

139
Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN AN. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG KARYA TULIS ILMIAH Oleh : SISKA HANDAYANI Nim : 143110189 JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG TAHUN 2017

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN AN. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh : SISKA HANDAYANI

Nim : 143110189

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN AN. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan

SISKA HANDAYANI Nim : 143110189

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PADANG

TAHUN 2017

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga pada An. N dan An.

A dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah

Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun

2017”. Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

untuk mencapai gelar Diploma III pada Program Studi DIII Keperawatan Padang

Poltekkes Kemenkes Padang. Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

KTI ini, sangatlah sulit bagi peneliti untuk menyelesaikan KTI ini.

Untuk itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu dan membimbing dalam menyelesaikan KTI

ini. Terutama kepada Bapak Tasman, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom selaku Pembimbing

I dan Ibu Hj. Hasni Mastian, SKM, M.Biomed selaku Pembimbing II yang telah

banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan KTI ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak H. Sunardi, SKM. M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan RI Padang.

2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Padang.

3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi

Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Padang.

4. Bapak Ibu Dosen dan Staf yang telah membantu dan memberikan ilmu

dalam pendidikan untuk bekal bagi peneliti selama perkuliahan di Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Padang.

5. Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang yang telah mengizinkan untuk

melakukan penelitian.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

6. Ibu Nuraini selaku kader yang telah membantu peneliti dalam mencari

alamat dan mau membimbing peneliti selama penelitian.

7. Teristimewa untuk “Kedua Orang Tua” tersayang yang telah memberikan

dorongan, semangat, doa restu dan kasih sayang yang tiada terhingga.

Tiada kata yang dapat Ananda utarakan selain terima kasih dan doa

semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan karunia-

Nya kepada kita semua.

8. Teman-teman seperjuangan dan senasib terkhusus untuk keluarga kecil

SPNA yang lebih kurang 3 tahun ini kita mampu mencapai sampai ke titik

ini dengan kerja keras dan semangat yang kita berikan satu sama lainnya.

Terima kasih atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan.

Akhir kata penulis berharap Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya

bagi penulis sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta peneliti mendoakan

semoga segala bantuan dan masukan yang telah diberikan mendapatkan balasan

kebaikan dari Allah SWT. Amin.

Padang, Mei 2017

Peneliti

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iii LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... v LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................ 6 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8 A. Konsep Keluarga ............................................................................... 8

1. Pengertian Keluarga ...................................................................... 8 2. Bentuk Keluarga ........................................................................... 8 3. Fungsi Keluarga ............................................................................ 11 4. Peran Perawat Keluarga ................................................................ 13 5. Tahap Perkembangan Keluarga ..................................................... 15 6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan ..................................... 18 7. Tingkat Kemandirian Keluarga ..................................................... 20

B. Konsep Infeksi Saluran Pernafasan Akut ........................................... 21 1 Pengertian ISPA............................................................................ 21 2 Klasifikasi Pneumonia .................................................................. 22 3 Etiologi ......................................................................................... 23 4 Faktor Resiko ................................................................................ 24 5 Patofisiologi .................................................................................. 25 6 WOC ............................................................................................ 26 7 Manifestasi Klinis ......................................................................... 27 8 Pencegahan ................................................................................... 28 9 Penatalaksanaan ............................................................................ 29

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga ............................................. 31 1. Pengkajian .................................................................................... 31 2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan ........................................... 36 3. Rencana Keperawatan ................................................................... 39 4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 56 5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 57

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 58 A. Desain Penelitian ............................................................................... 58 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 58 C. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 58 D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 59 E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................. 60 F. Prosedur Penelitian ............................................................................ 62 G. Rencana Analisis ............................................................................... 63

BAB IV DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN ............................... 64 A. Deskripsi Kasus ................................................................................. 64 B. Pembahasan Kasus ............................................................................ 75

1. Pengkajian .................................................................................... 76 2. Diagnosa Keperawatan.................................................................. 78 3. Intervensi Keperawatan ................................................................. 79 4. Implementasi Keperawatan ........................................................... 81 5. Evaluasi Keperawatan ................................................................... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 87 A. Kesimpulan ....................................................................................... 87 B. Saran ................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 90

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pemberian Antibiotika pada Pneumonia...................................... 29

Tabel 2.2 Pemberian Paracetamol menurut Umur....................................... 30

Tabel 2.3 Skala prioritas masalah keluarga.................................................. 37

Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan................................................................ 39

Tabel 4.1 Asuhan Keperawatan.................................................................... 64

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. WOC..................................................................................... 26

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Pembimbing 1

Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing 2

Lampiran 4 Informed Consent

Lampiran 5 Jadwal Kunjungan Tim Pelayanan Keperawatan Keluarga pada A.N

Lampiran 6 Hasil Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada An. N

Lampiran 7 Laporan Pendahuluan Kunjungan 1-14 pada An. N

Lampiran 8 Foto-foto Kunjungan pada An. N

Lampiran 9 Satuan Acara Penyuluhan dan Satuan Acara Kegiatan

Lampiran 10 Informed Consent

Lampiran 11 Jadwal Kunjungan Tim Pelayanan Keperawatan Keluarga pada A. A

Lampiran 12 Hasil Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada An. A

Lampiran 13 Laporan Pendahuluan Kunjungan 1-14 pada An. A

Lampiran 14 Foto-foto Kunjungan pada An. A

Lampiran 15 Satuan Acara Penyuluhan dan Satuan Acara Kegiatan

Lampiran 16 Daftar Nama - Nama Kunjungan ISPA (pneumonia) di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

Lampiran 17 Surat Izin Pengambilan Data dari Poltekkes Kemenkes Padang

Lampiran 18 Surat Izin Pengambilan Data dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Lampiran 19 Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Padang

Lampiran 20 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Padang

Lampiran 21 Surat Telah Selesai Penelitian dari Puskesmas Andalas

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Siska Handayani

Tempat, Tanggal Lahir : Sukoharjo, 16 September 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Lubuk Lintah Rt 003 Rw 008 Kecamatan Kuranji

Kota Padang

Nama orang tua :

Ayah : Subandi

Ibu : Sri Sunarti

Riwayat Pendidikan

No. Jenis Pendidikan Tempat Pendidikan Tahun

1. SD SDN 25 Lubuk Lintah 2002-2008

2. SMP SMPN 31 Padang 2008-2011

3. SMA SMA Kartika 1-5 Padang 2011-2014

4. D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes RI Padang 2014-2017

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi pada

anak-anak (Wong, Donna L. 2013). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan

oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun reketsia tanpa atau

disertai dengan radang parenkim paru. ISPA adalah masuknya

mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang

menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari. (Sari,

2013).

Penyakit ISPA sering terjadi pada anak Balita, karena sistem pertahanan

tubuh anak masih rendah. Kejadian batuk pilek pada balita di Indonesia

diperkirakan 3 sampai 6 kali pertahun, yang berarti seorang balita rata-rata

mendapat serangan batuk-pilek 3 sampai 6 kali setahun. Penyakit ISPA dapat

ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung

kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi

saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering

terjadi pada semua golongan umur, tetapi ISPA yang berlanjut menjadi

Pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi

kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene.

(Sundari, dkk. 2014).

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-kanak,

namun lebih sering terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak awal.

Secara klinis, pneumonia dapat terjadi sebagai penyakit primer atau sebagai

komplikasi dari penyakit lain (Wong, Donna L. 2013). Sedangkan menurut

Ngastiyah (2012), pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan

kematian karena pneumonia, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk

memperbesar risiko), pemberian ASI (ASI eksklusif mengurangi risiko),

suplementasi vitamin A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi

risiko), bayi berat badan lahir rendah (meningkatkan risiko), vaksinasi

(mengurangi risiko), dan polusi udara dalam kamar terutama asap rokok dan

asap bakaran dari dapur (meningkatkan risiko). (Kemenkes RI, 2010).

World Health Organization (2012), memperkirakan insidens Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita

di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan

usia balita. Pada tahun 2010, jumlah kematian pada balita Indonesia sebanyak

151.000 kejadian, dimana 14% dari kejadian tersebut disebabkan oleh

pneumonia. (Agrina, 2014)

Period prevalence ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Lima

provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua

(31,1%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur

(28,3%). Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur juga merupakan

provinsi tertinggi dengan ISPA. Period prevalence ISPA Indonesia menurut

Riskesdas 2013, (25,0%) tidak jauh berbeda dengan 2007 (25,5%).

Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok

umur 1-4 tahun (25,8%). Menurut jenis kelamin, tidak berbeda antara laki-

laki dan perempuan. Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok

penduduk dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah dan menengah bawah

(Kemenkes RI, 2013).

Sampai dengan tahun 2014, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak

mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara 20%-30%. Pada tahun

2015, terjadi peningkatan angka cakupan penemuan pneumonia sebesar

63,45%. Angka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar 0,16%, lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 0,08%. Pada kelompok

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

bayi angka kematian sedikit lebih tinggi yaitu sebesar 0,17% dibandingkan

pada kelompok umur 1-4 tahun yang sebesar 0,15%. Lima provinsi dengan

jumlah kasus penemuan pneumonia tertinggi adalah Jawa Barat sebanyak

180.357 orang, Jawa Timur sebanyak 96.087 orang, DKI Jakarta sebanyak

39.755 orang, Jawa Tengah sebanyak 36.279 orang dan Banten sebanyak

32.978 orang. (Kemenkes RI, 2016).

Pada tahun 2014 cakupan penemuan pneumonia Sumatera Barat baru

mencapai 27 %. Lima cakupan penemuan pneumonia pada balita yang

tertinggi terjadi di Pesisir Selatan sebanyak (90 %), Solok (67 %), Bukittinggi

(65 %), Kab. Sijunjung (39 %), dan Payakumbuh (28 %). Faktor resiko yang

berkontribusi terhadap insidens pneumonia tersebut antara lain gizi kurang,

ASI eksklusif rendah, polusi udara dalam ruangan, kepadatan, cakupan

imunisasi campak rendah dan BBLR. (Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar,

2014).

Kejadian ISPA pada balita merupakan penyakit terbanyak yang dialami oleh

balita dibandingkan dengan penyakit-penyakit lainnya seperti diare, cacingan,

asma, dan lain-lain. Dari 22 puskesmas di Kota Padang, data penyakit ISPA

yang menduduki peringkat pertama yaitu terdapat di Puskesmas

Pemancungan sebesar 3064 orang. Pada peringkat kedua yaitu Puskesmas Air

Dingin sebesar 3054 orang, sedangkan peringkat ketiga yaitu Puskesmas

Andalas sebesar 2286 orang. Namun, data penyakit ISPA dengan pneumonia

yang tertinggi terdapat di Puskesmas Andalas sebesar 335 orang. (Dinas

Kesehatan Kota Padang, 2015).

Menurut Sudiharto (2007), puskesmas mempunyai peran yang sangat penting

dalam peningkatan mutu dan daya saing sumber daya manusia di indonesia

maupun internasional. Puskesmas bertanggung jawab mengupayakan

kesehatan pada jenjang tingkat pertama dan berkewajiban menanamkan

budaya hidup sehat kepada setiap keluarga. Untuk mencapai tujuan tersebut,

perlu menyelenggarakan asuhan keperawatan keluarga.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan

tertentu untuk saling berbagi pengalaman dan melakukan pendekatan

emosional, serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari

keluarga (Friedman, 2010). Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan

yang perlu di pahami dan dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang

kesehatan menurut Friedman (1998) dalam Dion & Betan, (2013) yaitu :

mengenal masalah dalam kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakan

yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat,

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Tugas

keluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa

diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah

kesehatan dalam keluarga.

Pencegahan pneumonia selain dengan menghindarkan atau mengurangi faktor

risiko dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu dengan pendidikan

kesehatan di komunitas, perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam

hal memanfaatkan pedoman diagnosis dan pengobatan pneumonia,

penggunaan antibiotika yang benar dan efektif, dan waktu untuk merujuk

yang tepat dan segera bagi kasus yang pneumonia berat. Peningkatan gizi

termasuk pemberian ASI eksklusif dan asupan zinc, peningkatan cakupan

imunisasi, dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat pula

mengurangi faktor risiko. Penelitian terkini juga menyimpulkan bahwa

mencuci tangan dapat mengurangi kejadian pneumonia (Kemenkes RI, 2010).

Strategi untuk pengobatan, pencegahan dan melindungi anak dari pneumonia

adalah dengan memperbaiki manajemen kasus pada semua tingkatan,

vaksinasi, pencegahan dan manajemen infeksi HIV, dan memperbaiki gizi

anak. Pemberian antibiotika segera pada anak yang terinfeksi pneumonia

dapat mencegah kematian. UNICEF dan WHO telah mengembangkan

pedoman untuk diagnosis dan pengobatan pneumonia di komunitas untuk

negara berkembang yang telah terbukti baik, dapat diterima dan tepat sasaran.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Antibiotika yang dianjurkan diberikan untuk pengobatan pneumonia di

negara berkembang adalah kotrimoksasol dan amoksisilin. (Kemenkes RI,

2010).

Berdasarkan hasil survey awal yang dilakukan pada tanggal 17 Maret 2017,

kunjungan pasien ISPA dalam 3 bulan terakhir berjumlah 526 orang. ISPA ini

terbagi atas 3 bagian yaitu pneumonia berat, pneumonia dan batuk bukan

pneumonia. Di Puskesmas Andalas tidak ada pasien yang datang berkunjung

dengan kasus pneumonia berat, sementara untuk kasus pneumonia sebanyak

28 orang dan batuk bukan pneumonia sebanyak 498 orang. Dari 28 orang

kunjungan, 7 orang diantaranya memiliki alamat lengkap. Saat didistribusikan

menurut kelurahan didapatkan bahwa di kelurahan Andalas ada 2 orang,

kelurahan Sawahan 1 orang, kelurahan Filano 1 orang dan kelurahan Simpang

Haru 1 orang. Saat dilakukan wawancara dengan petugas puskesmas, beliau

mengatakan bahwa hampir setiap hari ada balita yang datang berobat dengan

diagnosa pneumonia. Setelah dilakukan wawancara, salah satu orang tua

pasien mengatakan kondisi anaknya mengalami batuk-batuk, pilek, demam

dan disertai sesak nafas. Gejala awal yang dirasakan pasien yaitu bersin-

bersin dan batuk. Disini orang tua hanya menganggap anaknya demam biasa.

Saat ditanya orang tua mengatakan ia tinggal di andalas, kondisi lingkungan

disana banyak terpapar asap polusi dari kendaraan bermotor, debu, kepadatan

penduduk disana cukup padat dan kebiasaan orang tua merokok di dalam

rumah atau di dekat balita itu sendiri. Oleh karena itu, peran perawat sangat

diperlukan untuk memberitahu dan mengajarkan kepada keluarga agar

keluarga bisa menghindari faktor-faktor resiko tersebut dan mampu untuk

merawat balitanya yang sakit.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas penulis telah melakukan

penelitian kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada keluarga

dalam judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2017”.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, maka

perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan

keperawatan keluarga dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang

Tahun 2017?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan Infeksi

Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Andalas Kota Kecamatan Padang Timur Padang Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendeskripsikan pengkajian keluarga dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas

Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2017.

b. Mampu mendeskripsikan diagnosa keperawatan keluarga dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun

2017.

c. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan keluarga dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun

2017.

d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan keluarga dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun

2017.

e. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan keluarga dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun

2017.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis / Peneliti

Dapat di jadikan sebagai pengembangan pengetahuan peneliti sehingga

dapat mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat di bangku perkuliahan

dan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam

penelitian ilmiah.

2. Bagi Puskesmas

Penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran dalam

meningkatkan “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Infeksi Saluran

Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas

Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2017”.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat di jadikan tambahan

informasi dan ilmu pengetahuan untuk institusi pendidikan dan dapat di

gunakan sebagai referensi di perpustakan Poltekkes Kemenkes RI Padang

yang bisa digunakan oleh mahasiswa sebagai bahan bacaan dan dasar

untuk penelitian selanjutnya.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan

tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan

emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga

(Friedman, 2010). Sedangkan menurut Departemen Kesehatan Tahun 1988

dalam Sudiharto (2012), keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat

yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan

tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Keluarga menurut Harmoko (2012) adalah perkumpulan dua atau lebih

individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan

tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. Dari beberapa

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah perkumpulan

dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah untuk saling

membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional yang

berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

2. Bentuk Keluarga

Beberapa bentuk keluarga dapat diklasifikasikan menjadi keluarga

tradisional dan keluarga nontradisional adalah sebagai berikut:

a. Keluarga Tradisional

1) Keluarga Inti

Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari seorang ayah yang

mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan

anak (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Harmoko (2012),

keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak yang tinggal

dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu

ikatan perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

2) Keluarga Adopsi

Keluarga adopsi adalah dengan menyerahkan secara sah tanggung

jawab sebagai orang tua seterusnya dari orang tua kandung ke

orang tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan yang saling

menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak

orang tua adopsi mampu memberi asuhan dan kasihsayangnya bagi

anak adospsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga

yang sangat menginginkan mereka (Friedman, 2010).

3) Keluarga Besar (extended family)

Keluarga besar adalah keluarga dengan pasangan yang berbagi

pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan dengan orang

tua, kakak/adik, dan keluarga dekat lainnya. Anak-anak kemudian

dibesarkan oleh generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku

yang akan membentuk pola perilaku mereka (Friedman, 2010).

Sedangkan menurut Harmoko (2012), keluarga besar adalah

keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek,

kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebainya.

4) Keluarga dengan Orangtua Tunggal

Keluarga dengan orang tua tunggal adalah keluarga dengan kepala

rumah tangga duda/janda yang bercerai, ditelantarkan, atau

berpisah. Keluarga orang tua tunggal nontradisional adalah

keluarga yang kepala keluarganya tidak menikah (Friedman,

2010).

5) Dewasa Lajang yang Tinggal Sendiri

Kebanyakan individu yang tinggal sendiri adalah bagian dari

beberapa bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini

tidak terdiri atas kerabat, jaringan ini dapat terdiri atas teman –

teman seperti mereka yang sama – sama tinggal di rumah pensiun,

rumah jompo, atau hidup bertetangga. Hewan pemeliharaan juga

dapat menjadi anggota keluarga yang penting (Friedman, 2010).

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

6) Keluarga Orang Tua Tiri

Keluarga yang pada awalnya mengalami proses penyatuan yang

kompleks dan peneuh dengan stress. Banyak penyesuaian yang

perlu dilakukan dan sering kali individu yang berbeda atau

subkelompok keluarga yang baru terbentuk ini beradaptasi dengan

kecepatan yang tidak sama. Walaupun seluruh anggota keluarga

harus menyesuaikan diri dengan situasi keluarga yang baru, anak –

anak seing kali memiliki masalah koping yang lebih besar karena

usia dan tugas perkembangan mereka (Friedman, 2010).

7) Keluarga Binuklir

Keluarga binuklir adalah keluarga yang terbentuk setelah

perceraian yaitu anak merupakan anggota dari sebuah sistem

keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga inti, maternal dan

paternal dengan keragaman dalam hal tingkat kerjasama dan waktu

yang dihabiskan dalam setiap rumah tangga (Friedman, 2010).

Dari sekian macam tipe atau bentuk keluarga, menurut Harmoko (2012)

secara umum di Negara Indonesia di kenal dua tipe atau bentuk keluarga,

yaitu :

1) Tipe Keluarga Tradisional

a) Keluarga inti : satu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan

anak (kandung / angkat).

b) Keluarga besar : keluarga inti ditambah keluarga lain yang

mempunyai hubungan darah misalnya kakek, nenek, paman dan

bibi.

c) Single parent : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua

dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh

kematian / perceraian.

d) Single adult : suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

dewasa

e) Keluarga lanjut usia : terdiri dari suami istri usia lanjut.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

2) Tipe Keluarga Non Tradisional

a) Commune family : lebih satu keluarga tanpa pertalian darah hidup

serumah.

b) Orang tua (ayah ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak

hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c) Homosexual : dua individu yang sejenis hidup bersama dalam satu

rumah tangga.

3. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010), ada lima fungsi keluarga menjadi saling

berhubungan erat pada saat mengkaji dan melakukan intervensi dengan

keluarga, yaitu :

a. Fungsi Afektif

Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun

berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif

merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Saat ini,

ketika tugas sosial dilaksanakan di luar unit keluarga, sebagian besar

upaya keluarga difokuskan pada pemenuhan kebutuhan anggota

keluarga akan kasih sayang dan pengertian. Peran utama orang dewasa

dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan

persepsi keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional

semua anggota keluarganya. Manfaat fungsi afektif di dalam anggota

keluarga dijumpai paling kuat di antara keluarga kelas menengah dan

kelas atas, karena pada keluarga tersebut mempunyai lebih banyak

pilihan. Sedangkan pada keluarga kelas bawah, fungsi afektif sering

terhiraukan. Balita yang seharusnya mendapatkan perhatian dan kasih

sayang yang cukup, pada keluarga kelas bawah hal tersebut tidak

didapatkan balita terutama pada aktivitas bermainnya. Sehingga dapat

menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut pada balita karena orang

tua tidak memperhatikan atau tidak memantau cara bermain pada balita

tersebut (Friedman, 2010).

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Fungsi Sosialisasi dan Status Sosial

Sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan lintas

budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan

dalam keluarga yang ditujukan untuk mendidik anak-anak tentang cara

menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti

peran yang dipikul suami-ayah dan istri-ibu. Karena fungsi ini semakin

banyak diberikan di sekolah, fasilitas rekreasi dan perawatan anak, serta

lembaga lain di luar keluarga, peran sosialisasi yang dimainkan

keluarga menjadi berkurang, tetapi tetap penting. Orang tua tetap

menyediakan pondasi dan menurunkan warisan budayanya ke anak-

anak mereka. Dengan kemauan untuk bersosialisasi dengan orang lain,

keluarga bisa mendapatkan informasi tentang infeksi saluran pernafasan

akut, penyebab dan pencegahan terjadinya infeksi saluran pernafasan

akut untuk anak khususnya balita (Friedman, 2010).

c. Fungsi Perawatan Kesehatan

Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan

makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan

perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan (yang

mempengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara individual)

adalah fungsi keluarga yang paling relevan bagi perawat keluarga.

Kurangnya kemampuan keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan balita

terhadap lingkungan dapat menyebabkan balita mengalami infeksi

saluran pernafasan akut (Friedman, 2010).

d. Fungsi Reproduksi

Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas

antar-generasi keluarga masyarakat yaitu menyediakan anggota baru

untuk masyarakat. Banyaknya jumlah anak dalam suatu keluarga

menyebabkan kebutuhan keluarga juga meningkat dan padatnya

anggota keluarga di dalam rumah dapat menyebabkan udara yang

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

dihirup menjadi berkurang sehingga bisa mengakibatkan anak

mengalami infeksi saluran pernafasan akut (Friedman, 2010).

e. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya

yang cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai

melalui proses pengambilan keputusan. Pendapatan keluarga yang

terlalu rendah menyebabkan keluarga tidak mampu memenuhi

kebutuhan fasilitas rumah seperti jendela yang cukup akan ventilasi

udara, lantai yang bersih atau tidak menyebabkan adanya debu dan

kebutuhan lainnya sehingga balita bisa mengalami infeksi saluran

pernafasan akut (Friedman, 2010)

4. Peran Perawat Keluarga

Sebuah peran didefinisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang secara

relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan dari seorang yang

menempati posisi sosial yang di berikan (Friedman, 2010). Sedangkan

menurut Ayu (2010), pengertian peran merupakan seperangkat tingkah

laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai

kedudukannya dalam suatu sistem.

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat keluarga perlu

memperhatikan prinsip-prinsip berikut : (a) melakukan kerja bersama

keluarga secara kolektif, (b) memulai pekerjaan dari hal yang sesuai

dengan kemampuan keluarga, (c) menyesuaikan rencana asuhan

keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga, (d) menerima dan

mengakui struktur keluarga, dan (e) menekankan pada kemampuan

keluarga (Sudiharto, 2007).

Adapun peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai Pendidik

Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan kepada

keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan. Terutama pada

keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut, perawat memberikan

pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

akibat yang ditimbulkan dan cara pengobatan pada penderita infeksi

saluran pernafasan akut.

b. Sebagai Koordinator Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan yang

komprehensif. Pelayanan keperawatan yang berkesinambungan di

berikan untuk menghindari kesenjangan. Kemampuan mengkoordinir

pelaksana pelayanan kesehatan dengan baik mengakibatkan keluarga

dapat terintervensi dengan baik sehingga angka infeksi saluran

pernafasan akut dapat berkurang.

c. Sebagai Pelaksana Pelayanan Perawatan

Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui kontak

pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki masalah

kesehatan. Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit dapat

menjadi “entry point” bagi perawat untuk memberikan asuhan

keperawatan keluarga secara komprehensif. Memberikan pelayanan

yang maksimal untuk keluarga sehingga dapat mengurangi angka

kejadian infeksi saluran pernafasan akut.

d. Sebagai supervisor pelayanan kesehatan

Perawat melakukan supervisi atau pembinaan terhadap keluarga melalui

kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi

maupun yang tidak. Kunjungan rumah tersebut dapat direncanakan

terlebih dahulu atau secara mendadak. Terutama pada keluarga yang

mempunyai balita dengan infeksi saluran pernafasan akut karena

banyak orang tua yang menganggap infeksi saluran pernafasan akut

bisa sembuh tanpa harus di bawa ke pelayanan kesehatan.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

e. Sebagai pembela (advokat)

Perawat berperan sebagai advokat keluarga utuk melindungi hak-hak

keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan

serta memodifikasi sistem pada perawatan yang diberikan untuk

memenuhi hak dan kewajiban mereka sebagai klien mempermudah

tugas perawat untuk memandirikan keluarga.

f. Sebagai fasilitator

Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan

masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan di keperawatan yang

mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan

keluar dalam mengatasi masalah. Keluarga dengan infeksi saluran

pernafasan akut dapat bertanya pada perawat tentang pencegahan agar

tidak terjadi lagi infeksi saluran pernafasan akut di keluarga.

g. Sebagai peneliti

Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-

masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga. Masalah

kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut

siklus atau budaya yang di praktikan keluarga. Peran sebagai peneliti

difokuskan kepada kemampuan keluarga dengan infeksi saluran

pernafasan akut untuk mengidentifikasi penyebab, cara menanggulangi,

dan melakukan promosi kesehatan kepada anggota keluarganya.

5. Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)

Pembentukan pasangan menandakan pemulaan suatu keluarga baru

dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai kehubungan

intim yang baru. Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas

perkembangan keluarga tahap I adalah membentuk pernikahan yang

memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara harmonis dengan

jaringan kekerabatan dan perencanaan keluarga (Friedman, 2010).

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing family)

Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia

30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci

dalam siklus kehidupan keluarga. Tugas perkembangan keluarga disini

adalah setelah hadirnya anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas

perkembangan penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran

barunya, sementara unit keluarga inti mengalami pengembangan fungsi

dan tanggung jawab (Friedman, 2010).

c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with preschool)

Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama

berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat

ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan

suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara

perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang baik

secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak prasekolah dan

anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia di sekitar mereka, dan

kebutuhan orang tua akan privasi diri, membuat rumah dan jarak yang

adekuat menjadi masalah utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman

untuk anak-anak (Friedman, 2010).

d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with school

children)

Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu

penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai

pubertas, sekitar 13 tahun. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota

keluarga yang maksimal dan hubungan akhir tahap ini juga maksimal.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat

mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi sekolah dan

mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan (Friedman,

2010).

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with teenagers)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau

perjalanan kehidupan keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung

selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak

meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap

tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama

pada keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan ikatan

keluarga untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang

lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.

Tugas perkembangan keluarga yang pertama pada tahap ini adalah

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan

kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Tugas

perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua untuk

memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka. Sedangkan tugas

perkembangan keluarga yang ketiga adalah untuk anggota keluarga,

terutama orang tua dan anak remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka

satu sama lain (Friedman, 2010).

f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda (launching center

families)

Permulaan fase kehidupan keluarga in ditandai dengan perginya anak

pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,

ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat

cukup singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak dalam

keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap tinggal di rumah

setelah mereka menyelesaikan SMU atau kuliahnya. Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini adalah keluarga membantu anak

tertua untuk terjun ke duania luar, orang tua juga terlibat dengan anak

terkecilnya, yaitu membantu mereka menjadi mandiri (Friedman, 2010).

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)

Tahap ini merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai

ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir dengan pensiun

atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua

berusia sekitar 45 tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan

persiunannya pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tugas

keperawatan keluarga pada tahap ini adalah wanita memprogramkan

kembali energi mereka dan bersiap-siap untuk hidup dalam kesepian dan

sebagai pendorong anak mereka yang sedang berkembang untuk lebih

mandiri serta menciptakan lingkungan yang sehat (Friedman, 2010).

h. Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada saat

pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai kehilangan

salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan yang lain.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap terakhir ini adalah

mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan dan kembali ke

rumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja dapat menjadi

problematik (Friedman, 2010).

6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan

Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman

(1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan

yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami

anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan

orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta

dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor

penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap

masalah.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Membuat keputusan tindakan yang tepat

Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai

masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji

keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam

membuat keputusan.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,

keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosis dan

perawatannya).

2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.

4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang

bertanggung jawab, sumber keuangan dan financial, fasilitas fisik,

psikososial).

5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat

Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana rumah yang

sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.

2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.

3) Pentingnya hiegine sanitasi.

4) Upaya pencegahan penyakit.

5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.

6) Kekompakan antar anggota kelompok.

e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat

Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus

mengetahui hal-hal sebagai berikut :

1) Keberadaan fasilitas keluarga.

2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas kesehatan.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.

4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

7. Tingkat Kemandirian Keluarga

Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat

keluarga, dapat dinilai dari seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan

mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai

dari tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV, menurut

Depkes, 2006 dalam Ayu, 2010 sebagai berikut :

a. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I/KM-I)

1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

b. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II/KM-II)

1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

c. Tingkat kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III/KM-III)

1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

6) Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

d. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV/KM-IV)

1) Menerima petugas perawatan kesehatan masyarakat

2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan

3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar

4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang dianjurkan

5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif

6) Melakukan tindakan pencegahan sesuai anjuran

7) Melakukan tindakan promotif secara aktif

B. Konsep Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada Balita

1. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut : Pneumonia

Infeksi pernafasan merupakan penyakit akut yang paling banyak terjadi

pada anak-anak (Wong, Donna L. 2013). Infeksi saluran pernafasan akut

menurut Sari (2013) adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun

bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus,

maupun reketsia tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru. ISPA

adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran

pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung

sampai 14 hari.

Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi pada masa kanak-

kanak, namun lebih sering terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak

awal. Secara klinis, pneumonia dapat terjadi sebagai penyakit primer atau

sebagai komplikasi dari penyakit lain (Wong, Donna L. 2013). Sedangkan

menurut Nelson (2014), pneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru

dengan konsolidasi ruang alveolar. Istilah infeksi respriratori bawah

seringkali digunakan untuk mencakup penyakit bronkitis, bronkolitis,

pneumonia atau kombinasi dari ketiganya. Gangguan pada sistem imunitas

tubuh pasien dapat meningkatkan resiko terjadinya pneumonia.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

2. Klasifikasi Pneumonia

Berdasarkan pedoman MTBS 2008 dalam Susilaningrum (2013), pneumonia

dapat diklasifikasikan secara sederhana berdasarkan dengan gejala yang ada.

Klasifikasi ini bukan diagnosis medis, melainkan bertujuan untuk membantu

petugas kesehatan yang berada di lapangan untuk menentukan tindakan yang

perlu diambil, sehingga anak tidak terlambat mendapatkan penanganan.

Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala sebagai

berikut :

1) Ada tanda bahaya umum, seperti anak tidak bisa minum atau menyusu,

selalu memuntahkan semuanya, kejang atau anak letargis / tidak sadar.

2) Terdapat tarikan dinding dada ke dalam.

3) Terdapat stridor (suara nafas bunyi “grok-grok” saat inspirasi).

b. Pneumonia, apabila terdapat gejala nafas cepat. Batasan nafas cepat adalah :

1) Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi nafas 50 kali per menit atau

lebih

2) Anak usia 12 bulan sampai 5 tahun apabila frekuensi nafas 40 kali per

menit atau lebih.

c. Batuk bukan pneumonia, apabila tidak ada tanda-tanda pneumonia atau

penyakit sangat berat.

Klasifikasi berdasarkan Reeves (2001) dalam Sari (2013) adalah sebagai

berikut :

a. Community Acquired Pneumonia dimulai sebagai penyakit pernafasan

umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Streptococal

merupakan organisme penyebab umum. Tipe pneumonia ini biasanya

menimpa kalangan anak-anak atau kalangan orang tua.

b. Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia nosokomial.

Organisme seperti ini aeruginisa pseudomonas. Klibseilla atau aureus

stapilo-coccus, merupakan bakteri umum penyebab hospital acquired

pneumonia.

c. Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi

infeksi. Sekarang ini pneumonia diklasifikasikan menurut osganisme, bukan

hanya menurut lokasi anatominya saja.

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

d. Pneumonia viral, bakterial dan fungi dikategorikan berdasarkan pada agen

penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk mengidentifikasikan

organisme perusak.

3. Etiologi

a. Bakteri

Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Osganisme

gram positif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan

streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus

influenza, klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

b. Virus

Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui transmisi

droplet. Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab

utama pneumonia virus.

c. Jamur

Infeksi yang disebabkan jamur seperti histopiasmosis menyebar

melalui penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya

ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.

d. Protozoa

Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC).

biasanya menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.

(Reeves, 2001 dalam Sari, 2013)

Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut lebih dari 300 jenis bakteri,

virus, dan jamur. Bakteri penyebabnya antar lain dari genus streptokokus,

stafilokokus, pnemokokus, hemofilus, bordetella dan korinebacterium.

Virus penyebabnya antara lain golongan mikovirus, adenovirus,

koronavirus, pikornavirus, mikroplasma dan herpervirus. Bakteri dan virus

yang paling sering menjadi penyebab ISPA diantaranya bakteri

stafilokokus dan sterptokokus serta virus influenza yang di udara bebas

akan masuk dan menempel pada saluran pernapasan bagian atas yaitu

tenggorokan dan hidung (Sari, 2013).

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Biasanya bakteri dan virus tersebut menyerang anak-anak usia di bawah 2

tahun yang kekebalan tubuhnya lemah atau belum sempurna. Peralihan

musim kemarau ke musim hujan juga menimbulkan resiko serangan ISPA.

Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian

ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,

dan buruknya sanitasi lingkungan (Sari, 2013).

4. Faktor Resiko

Menurut Dewi (2011), faktor resiko meningkatkan resiko penularan

pneumokokus diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Anak berusia di bawah lima tahun (balita).

b. Anak ada di tempat penitipan anak / playgroup, sehingga ia dapat tertular

oleh penderita batuk lain.

c. Anak tinggal di lingkungan polusi dan lingkungan perokok.

d. Bayi lahir prematur.

e. Bayi tidak mendapatkan ASI atau mendapat ASI tetapi tidak memadai,

kurang gizi, imunisasi tidak lengkap.

f. Anak tinggal di hunian padat atau di lingkungan yang tidak sehat.

g. Sedang terjadi pergantian cuaca, sehingga menyebabkan terhirupnya

asap / debu secara berulang-ulang.

h. Sedang terjadi musim hujan.

i. Anak merupakan penderita penyakit kronis seperti asma, HIV, penyakit

gangguan darah, jantung dan sistem imunologi.

Menurut Dewi (2011), keadaan semakin parah jika ditemui gejala berikut :

a. Anak batuk pilek dan tidak mau makan.

b. Nafasnya sesak.

c. Nafasnya cepat.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

5. Patofisiologi

a. Virus pernafasan, Streptococus pneumoniae, atau Mycoplasma

pneumoniae menginvasi saluran nafas bawah, baik melalui saluran nafas

atas atau aliran darah.

b. Pneumonia viral biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang terbatas

pada dinding alveolar.

c. Pada pneumonia bakterial, mukus yang statis terjadi sebagai akibat dari

pembengkakan vaskular. Debris sel berkumpul dalam ruang alveolar.

Ekspansi yang sedikit berlebihan dengan udara yang terjebak mengikuti.

Inflamasi alveoli menyebabkan atelektasis, sehingga pertukaran gas

menjadi terganggu.

d. Infeksi bakteri sekunder sering kali terjadi setelah pneumonia viral atau

aspirasi dan memerlukan penanganan antibiotik.

(Kyle, Terri. 2015)

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

6. WOC

Gambar 2.1 WOC Pneumonia

Etiologi : a. Bakteri b. Virus c. Jamur d. Protozoa

Merusak epitel bersilia, sel goblet

Masuk paru-paru melalui jalan nafas

Infeksi

Faktor Resiko : a. Anak balita b. Berada di penitipan anak c. Tinggal dilingkungan polusi dan perokok d. Prematur e. Tidak mendapat ASI memadai f. Imunisasi tidak lengkap g. Kepadatan tempat tinggal h. Kurang gizi i. Penderita penyakit kronis

Fatique

Kuman patogen mencapai bronchioli terminalis

Suplai O2 kejaringan berkurang, metabolisme aerob menurun

Alveoli berisi kuman pneumokokus

MK : Gangguan pertukaran gas

a. Penurunan imun b. Peningkatan suhu tubuh c. Peningkatan metabolisme

Infeksi berlanjut, leukosit dan fibrin lisis memenuhi alveoli

Konsolidasi paru

MK : Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Mual, muntah

MK : Kekurangan volume cairan

MK : Intoleransi aktivitas

MK : Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Anoreksia Ekspansi paru

menurun

Pernafasan meningkat, dyspnea

MK : Ketidakefektifan pola nafas

Kurang informasi

MK : Defisit pengetahuan

MK : Hipertermi

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

7. Manifestasi Klinis

Usia merupakan faktor penentu dalam manifestasi klinis pneumonia.

Neonatus dapat menunjukkan hanya gejala demam tanpa ditemukannya

gejala-gejala fisis pneumonia. Pola klinis yang khas pada pasien

pneumonia viral dan bakterial umumnya berbeda antara bayi yang lebih

tua dan anak, walaupun perbedaan tersebut tidak selalu jelas pada pasien

tertentu. Demam, menggigil, takipneu, batuk, malaise, nyeri dada akibat

pleuritis dan iritabilitas akibat sesak respiratori, sering terjadi pada bayi

yang lebih tua dan anak (Nelson, 2014).

Pneumonia virus lebih sering berasosiasi dengan batuk, mengi, atau stidor

dan gejala demam lebih tidak menonjol dibanding pneumonia bakterial.

Pneumonia bakterial secara tipikal berasosiasi dengan demam tinggi,

menggigil, batul, dispneu dan pada auskultasi ditemukan adanya tanda

konsolidasi paru. Pneumonia atipikal pada bayi kecil ditandai oleh gejala

yang khas seperti takipneu, batuk, ronki kering (crackles) pada

pemeriksaan auskultasi dan seringkali ditemukan bersamaan dengan

timbulnya konjungtivitis chlamydial. Gejala klinis lainnya yang dapat

ditemukan adalah distres pernafasan termasuk nafas cuping hidung,

retraksi interkosta dan subkosta, dan merintih (grunting). Semua jenis

pneumonia memiliki ronki kering yang terlokalisir dan penurunan suara

respiratori. Adanya efusi pleura dapat menyebabkan bunyi pekak pada

pemeriksaan perkusi (Nelson, 2014).

Tanda dan gejala yang mungkin bisa terjadi menurut (Suriadi & Yuliani.

2010) antara lain :

a. Serangan akut dan membahayakan

b. Demam tinggi (pneumonia virus bagian bawah)

c. Batuk

d. Rales (ronki)

e. Wheezing

f. Sakit kepala, malaise, myalgia (pada anak)

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

8. Pencegahan

Menurut Wong, Donna. L (2013), penggunaan vaksin polisakarida

pneumokokus dianjurkan pada individu tertentu, seperti anak-anak yang

berusia lebih dari 2 tahun yang berisiko menderita infeksi pneumokokus

atau berisiko menderita penyakit serius. Bayi atau anak yang menderita

pneumonia kambuhan harus dievaluasi lebih lanjut untuk adanya fibrosis

kistik.

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA

pada anak menurut Sari (2013) antara lain :

a. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya

dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung

cukup gizi.

b. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan

tubuh terhadap penyakit baik.

c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.

d. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara

adalah memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung

dengan anggota keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit

ISPA.

Sedangkan menurut Dewi (2011), lakukan tindakan berikut untuk

mencegah munculnya penyakit, antara lain :

a. Berikan ASI kepada bayi atau anak usia 0-2 tahun.

b. Jauhkan bayi dari penderita batuk.

c. Bersihkan lingkungan rumah. Usahakan ruangan memiliki udara bersih

dan ventilasi cukup.

d. Lakukan imunisasi atau vaksinasi lengkap.

e. Jauhkan bayi dari asap, debu atau asap dari tungku, asap dari obat

nyamuk bakar, asap kendaraan bermotor, dan udara tercemar lainnya.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

9. Penatalaksanaan

Menurut Alimul (2012), tindakan yang dapat dilakukan pada masalah

pneumonia dalam manajemen terpadu balita sakit sebagai berikut apabila

didapatkan pneumonia berat atau penyakit sangat berat maka tindakan yang

pertama adalah :

1) Berikan dosis pertama antibiotika

Pilihan pertama adalah kotrimoksazol (trimetoprim + sulfametoksazol)

dan pilihan kedua adalah amoxsilin dengan ketentuan dosis sebagai

berikut :

Tabel 2.1 Pemberian Antibiotika pada Pneumonia

Kotrimoksazol (trimetoprim + sulfametoksazol) beri 2 kali sehari selama 5 hari

Amoxsilin beri 3 kali sehari untuk 5 hari

Umur atau berat badan

Tablet dewasa 80 mg trimetoprim + 400 mg sulfametoksazol

Tablet anak 20 mg trimetoprim + 100 mg sulfametoksazol

Sirup/per 5 ml 40 mg trimetoprim + 200 mg sulfametoksazol

Sirup 125 mg per 5 ml

2-4 bulan (4-<6 kg)

¼ 1 2,5 ml 2,5 ml

4-12 bulan (6-<10 kg)

½ 2 5 ml 5 ml

1-5 tahun (10-<19 kg)

1 3 7,5 ml 10 ml

Sumer : Depkes (1999) dalam Alimul (2012)

2) Lakukan rujukan segera

Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi pneumonia saja maka

tindakannya adalah sebagai berikut : berikan antibiotika yang sesuai

selama 5 hari, berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk, beri tahu

ibu atau keluarga walaupun harus segera kembali ke petugas kesehatan

dan lakukan kunungan ulang setelah 2 hari.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Sedangkan apabila hasil klasifikasi ditemukan batuk dan bukan

pneumonia maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian pelega

tenggorokan atau pereda batuk yang aman, lakukan pemeriksaan lebih

lanjut, beri tahu kepada keluarga atau ibu kapan harus segera kembali

ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 5 hari.

Sedangkan merurut Dewi (2011), perawatan balita di rumah adalah sebagai

berikut :

1) Tingkatkan pemberian makanan bergizi dan selalu berikan ASI.

2) Bila badan anak panas, kompres dengan air hangat. Jangan dipakaikan

selimut tebal.

3) Jika anak panas, beri minum obat paracetamol.

4) Jika batuk, beri obat batuk tradisional campuran 1/4 sendok teh jeruk

nipis ditambah 2/3 sendok teh kecap atau madu dan diberikan 3-4 kali

sehari.

5) Jika hidung tersumbat karena pilek, bersihkan lubang hidung dengan

sapu tangan bersih.

6) Beri minum lebih banyak daripada biasanya.

Tabel 2.2 Pemberian Paracetamol menurut Umur

Umur Balita Takaran Paracetamol yang diberikan setiap 6 jam

2 - 6 bulan 1/8 tablet

6 bulan - 3 tahun 1/4 tablet

3 - 5 tahun 1/2 tablet

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga pada Kasus Infeksi Saluran

Pernapasan Akut

1. Pengkajian anggota keluarga dengan Infeksi Saluran Pernafasan

Akut : Pneumonia

Format pengkajian keluarga model Friedman yang diaplikasikan ke kasus

dengan masalah utama Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) menurut

Friedman (2010) meliputi :

a. Data umum

Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :

1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin,

umur, pekerjaan dan pendidikan. Pekerjaan yang terlalu sibuk bagi

orang tua mengakibatkan perhatian orang tua terhadap tumbuh

kembang anak tidak ada dan keadaan rumah juga tidak terurus jika

orang tua terlalu sibuk dengan pekerjannya.

2) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga (Padila

2012). Biasanya keluarga yang mempunyai balita dengan infeksi

saluran pernafasan akut mempunyai jumlah anggota keluarga yang

banyak sehingga kebutuhan tidak terpenuhi.

3) Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu,

status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang

yang dimiliki oleh keluarga (Padila, 2012). Pada pengkajian status

sosial ekonomi diketahui bahwa tingkat status social ekonomi

berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari

ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan

memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (Harmoko, 2012).

Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

mempunyai sosial ekonomi yang rendah, sehingga kemampuan

untuk menyediakan rumah yang sehat, kemampuan untuk

pengobatan anggota keluarga yang sakit dan kemampuan

menyediakan makanan dengan gizi yang seimbang tidak terpenuhi.

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti (Candra, 2014).

Biasanya keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut berada pada

tahap perkembangan keluarga dengan anak pra sekolah.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan

keluarga saat ini yang belum terpenuhi dan mengapa belum terpenuhi

(Candra, 2014). Biasanya keluarga belum mampu memenuhi

kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi

dan rasa aman, mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam

maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar),

kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang anak.

3) Riwayat keluarga inti

Data ini menjelaskan mengenai penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber kesehatan

yang biasa digunakan serta pengalamannya menggunakan pelayanan

kesehatan (Candra, 2014). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran

pernafasan akut status imunisasi pada balita tidak terpenuhi dan tidak

mendapatkan ASI eksklusif yang memadai (Wahid dan Suprapto,

2013).

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,

jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank

dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda cat

yang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah

(Friedman, 2010). Biasanya keluarga dengan infeksi saluran

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

pernafasan akut mempunyai keuangan yang tidak mencukupi

kebutuhan sehingga luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan,

jumlah jendela dan sumber air minum yang digunakan tidak sesuai

dengan jumlah anggota keluarga.

d. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling

mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa

empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010). Biasanya

keluarga dengan infeksi saluran pernafasan akut jarang

memperhatikan kebutuhan akan kasih sayang dan perhatian pada

anak, serta tidak mau memperhatikan kondisi di sekitar lingkungan

tempat tinggal.

2) Fungsi sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh

mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta

memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010). Biasanya keluarga

dengan infeksi saluran pernafasan akut tidak disiplin terhadap

aktivitas bermain pada balita.

3) Fungsi keperawatan

a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai yang

dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang dilakukan

dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010). Biasanya

keluarga tidak mengetahui pencegahan yang harus dilakukan agar

balita tidak mengalami infeksi saluran pernafasan akut.

b) Status kesehatan keluarga dan keretanan terhadap sakit yang

dirasa : keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan

yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol

kesehatan (Friedman, 2010). Bisanya keluarga tidak mampu

mengkaji status kesehatan keluarga.

c) Praktik diet keluarga : keluarga mengetahui sumber makanan

yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi makanan

kudapan (Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak terlalu

memperhatikan menu makanan, sumber makanan dan banyak

makanan yang tersedia.

d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang

dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan

penyakit, perawatan keluarga dirumah dan keyakinan keluarga

dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010). Biasanya keluarga

dengan infeksi saluran pernafasan akut tidak tau cara pencegahan

penyakit dan mengenal penyakit.

e) Tindakan pencegahan secara medis : status imunisasi anak,

kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam

mengkonsumsi makanan (Friedman, 2010). Biasanya keluarga

tidak membawa anaknya imunisasi ke posyandu.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :

berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah

anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012).

5) Fungsi ekonomi

Data ini menjelaskan mengenai kemampuan keluarga dalam

memenuhi sandang, pangan, papan, menabung, kemampuan

peningkatan status kesehatan (Candra, 2014). Biasanya keluarga

belum bisa memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan balita.

e. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang di gunakan pada pemeriksaan fisik head to toe untuk

pemeriksaan fisik untuk infeksi saluran pernafasan akut adalah sebagai

berikut :

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

1) Status kesehatan umum

Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,

berat badan dan tanda - tanda vital. Bisanya balita mempunyai BB

rendah dan pernafasan yang cepat.

2) Kepala dan leher

Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada

leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan

pendengaran, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan

berdarah. Biasanya balita yang mengalami infeksi saluran

pernafasan akut terlihat pucat karena penurunan pada nafsu

makannya.

3) Sistem pulmonal

Biasanya sesak nafas, dada tertekan, pernafasan cuping hidung,

hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak,

pernafasan diafragma dan perut meningkat, laju pernafasan

meningkat dan anak biasanya cengeng.

4) Sistem kardiovaskuler

Biasanya anak mengalami sakit kepala, denyut nadi meningkat,

takikardi/bradikardi, dan disritmia, pemeriksaan CRT.

5) Sistem neurosensori

Biasanya anak gelisah, terkadang ada yang mengalami penurunan

kesadaran, kejang, refleks menurun/normal, letargi.

6) Sistem genitourinaria

Biasanya produksi urine normal dan tidak mengalami gangguan.

7) Sistem digestif

Biasanya anak mengalami mual, kadang muntah, konsistensi feses

normal.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

8) Sistem muskuloskeletal

Biasanya lemah, cepat lelah, tonus otot menurun, nyeri otot/normal,

retraksi paru, penggunaan otot aksesoris pernafasan.

9) Sistem integumen

Biasanya balita mempunyai turgor kulit menurun, kulit pucat,

sianosis, banyak keringat, suhu tubuh meningkat dan kemerahan.

2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke

system keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian

keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah

kesehatan aktual dan potensial dengan perawat keluarga yang memiliki

kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk menanganinya berdasarkan

pendidikan dan pengalaman (Friedman, 2010). Tipologi dari diagnosa

keperawatan adalah:

a. Diagnosa keperawatan keluarga aktual (terjadi defisit/gangguan

kesehatan).

b. Diagnosa keperawatan keluarga resiko (ancaman) dirumuskan apabila

sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

c. Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera (potensial) merupakan suatu

keadaan dimana keluarga dalam kondisi sejahtera sehingga kesehatan

keluarga dapat ditingkatkan.

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan ISPA

menurut problem (NANDA, 2015-2017) adalah :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Ketidakefektifan pola nafas

c. Gangguan pertukaran gas

d. Hipertemi

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

e. Kekurangan volume cairan

f. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

g. Intoleransi aktivitas

h. Defisit pengetahuan

Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang

mengalami ISPA dengan pneumonia mengacu pada problem (NANDA,

2015-2017) dan etiologi (Friedman, 2010) adalah :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah.

b. Hipertermia berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit.

c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit.

d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah.

Tabel 2.3 Skala prioritas masalah keluarga

Kriteria Skor Bobot 1) Sifat masalah :

(1) Aktual (tidak/kurang sehat) (2) Ancaman kesehatan (3) Keadaan sejahtera

3 2 1

1

2) Kemungkinan masalah dapat diubah : a. Mudah b. Sebagian c. Tidak dapat

2 1 0

2

3) Potensi masalah untuk dicegah : a. Tinggi b. Cukup c. Rendah

3 2 1

1

Sumber : Baylon & Maglaya (1978) dalam Padila (2012)

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Keterangan :

Total Skor didapatkan dengan : Skor (total nilai kriteria) x Bobot =Nilai Angka tertinggi dalam skor

Cara melakukan Skoring adalah :

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

c. Jumlah skor untuk semua kriteria

d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa

keperawatan keluarga

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

3. Rencana Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan

keluarga, dengan merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan sumber, serta menentukan prioritas,

intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga sedang

bekerja (Friedman, 2010).

Tabel 2.4 Intervensi Keperawatan pada Keluarga dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

No Diagnosa

Keperawatan Tujuan Evaluasi

Rencana Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut

1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Keluarga mampu menyebutkan defenisi Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari

a. Kaji pengetahuan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan menggunakan leafleat/ lembar balik

c. Evaluasi kembali pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada keluarga

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Keluarga mampu

menyebutkan penyebab dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut

c. Keluarga mampu

menyebutkan tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Penyebab :

rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan

c. Tanda dan gejala

:Pilek biasa, keluar sekret cair dan jernih dari hidung, kadang bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, sekret menjadi kental,

yang benar a. Mengakaji

pengetahuan tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut

c. Evaluasi kembali penyebab dan faktor resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar.

a. Kaji pengetahuan

tentang tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

demam, mual, muntah dan kurang nafsu makan

Akut dengan menggunakan leaflet/ lembar balik

c. Evaluasi kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada keluarga

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar.

2. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat klien

Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang sakit

Keluarga memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit

a. Kaji keputusan yang diambil oleh keluarga

b. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan yang telah dibuat

c. Evaluasi kembali tentang keputusan yang telah dibuat

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar

3. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menit

Keluarga mampu memberikan ramuan obat untuk anggota keluarga

a. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara membuat ramuan obat dengan

a. Jelaskan pada keluarga cara membuat ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

keluarga mampu merawatanggota keluarga yang sakit dengan mendemonstrasikan cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

yang sakit

campuran jeruk nipis dan kecap

b. Keluarga dapat mendemontrasikan kembali dengan benar : cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

b. Demonstrasikan bersama keluarga cara membuat ramuan obat

c. Beri kesempatan pada keluarga untuk mendemonstrasikan kembali

d. Beri pujian atas keberhasilan keluarga

4. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di modifikasi

a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali

b. Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi lingkungan

c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali

lingkungan d. Beri pujian atas

penataan yang telah dilakukan

5. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 20 menit keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan

Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan

a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi balita

b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan

c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan keluarga

2. Hipertermia

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang Infeksi

1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Keluarga mampu menyebutkan defenisi Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari

a. Kaji pengetahuan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan menggunakan leafleat/ lembar balik

c. Evaluasi kembali pengertian Infeksi

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Saluran Pernafasan Akut

b. Keluarga mampu

menyebutkan penyebab dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut

c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Infeksi Saluran

b. Penyebab :

rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan

c. Tanda dan gejala

:Pilek biasa, keluar sekret cair dan jernih dari hidung, kadang

Saluran Pernafasan Akut pada keluarga

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar

a. Mengakaji

pengetahuan tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut

c. Evaluasi kembali penyebab dan faktor resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar.

a. Kaji pengetahuan

tentang tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Pernafasan Akut

bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, sekret menjadi kental, demam, mual, muntah dan kurang nafsu makan

b. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan menggunakan leaflet/ lembar balik

c. Evaluasi kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada keluarga

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar.

2. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat klien

Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang sakit

Keluarga memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit

a. Kaji keputusan yang diambil oleh keluarga

b. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan yang telah dibuat

c. Evaluasi kembali tentang keputusan yang telah dibuat

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

3. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu merawatanggota keluarga yang sakit dengan mendemonstrasikan cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

Keluarga mampu memberikan ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit

a. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

b. Keluarga dapat mendemontrasikan kembali dengan benar : cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

a. Jelaskan pada keluarga cara membuat ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit

b. Demonstrasikan bersama keluarga cara membuat ramuan obat

c. Beri kesempatan pada keluarga untuk mendemonstrasikan kembali

d. Beri pujian atas keberhasilan keluarga

4. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu memodifikasi

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di modifikasi

a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali

b. Mendiskusikan dengan keluarga cara

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

lingkungan untuk mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali

memodifikasi lingkungan

c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan

d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan

5. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 20 menit keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan

Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan

a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi balita

b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan

c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan keluarga

3. Resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan

Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menitkeluarga mampu mengenal,

1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal, memutuska

Keluarga mampu menjelaskan pengertian gizi kurang, menyebutkan dua penyebab gizi kurang dan menyebutkan 2

a. Gizi kurang atau kurang gizi (sering kali tersebut malnutrisi) muncul akibat asupan energi dan makronutrien yang tidak memadai.

b. Penyebab gizi

a. Gali pengetahuan keluarga tentang gizi kurang

b. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian gizi kurang

c. Jelaskan kepada keluarga penyebab gizi

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

memutuskan, dan merawat anggota keluarga dengan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

n, dan merawat anggota keluarga dengan ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

tanda dan gejala gizi kurang.

kurang yaitu kurangnya asupan nutrisi, pola makan asuhan anak kurang memadai,yankes kurang memadai

c. Tanda dan gejala gizi kurang yaitu badan kurus, rambut kecoklatan, BB pada KMS berada BGK/BGM

d. Dampak yang ditimbulkan, balita mengalami keterlambatan tumbuh kembang

kurang d. Jelaskan tanda dan

gejala gizi kurang pada balita

e. Jelaskan dampak yang ditimbulkan pada balita dengan gizi kurang

f. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya

g. Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang telah dijelaskan

h. Beri pujian atas prilaku yang benar

2. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi

Keluarga mampu memutuskan masalah

Keluarga menyatakan keputusan dalam mengatasi gizi kurang pada balita

a. Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang harus dilakukan saat anak menderita kekurangan gizi

b. Bimbing dan motivasi keluarga untuk mengambil keputusan dalam menangani masalah gizi kurang

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

kondisi ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

c. Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk mengatasi masalah gizi kurang pada balita

3. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit dengan mendemontrasikan cara membuat makanan menarik

Keluarga mampu memberikan diit sesuai anjuran

a. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara merawat balita dengan gizi kurang yaitu dengan pemberian diit tinggi energi tinggi protein (TETP)

b. Keluarga dapat mendemontrasikan kembali dengan benar : cara menyusun menu makanan dan menyajikan makanan

a. Jelaskan pada keluarga cara meningkatkan nafsu makan anak : menyajikan makanan dalam bentuk yang menarik, memberikan makan sedikit tapi sering, pelihara kebersihan gigi dan mulut, sajikan makanan yang hangat dan tingkatkan aktivitas anak

b. Demontasikan bersama keluarga cara membuat makanan yang menarik

c. Beri kesempatan pada keluarga untuk

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

mendemontrasikan kembali

d. Beri pujian atas keberhasilan keluarga

4. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk meningkatkan nafsu makan anak

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Keluarga memperlihatkan dekorasi ruang makan

a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam memenuhi asupan nutrisi balita

b. Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi ruang makan yang menyenangkan bagi balita

c. Motivasi keluarga untuk menata ruang makan

d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan

5. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu

Keluarga mau membawa anak ke fasilitas kesehatan

Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untu melakuakn penimbangan BB dan

a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi balita

b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

membawa balita kepelayanan kesehatan terdekat

pengukuran TB c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan keluarga

4. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Setelah dilakukan kunjungan sebanyak 5 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah kesehatan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut

1. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menit keluarga mampu mengenal masalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut

a. Keluarga mampu menyebutkan defenisi Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Keluarga mampu

menyebutkan penyebab dari Infeksi Saluran

a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung sampai 14 hari

b. Penyebab :

rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang, dan

a. Kaji pengetahuan tentang Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan menggunakan leafleat/ lembar balik

c. Evaluasi kembali pengertian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada keluarga

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar

a. Mengakaji

pengetahuan tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Pernafasan Akut

c. Keluarga mampu menyebutkan tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut

buruknya sanitasi lingkungan

c. Tanda dan gejala

:Pilek biasa, keluar sekret cair dan jernih dari hidung, kadang bersin-bersin, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, sekret menjadi kental, demam, mual, muntah dan kurang nafsu makan

Akut b. Diskusikan dengan

keluarga tentang penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut

c. Evaluasi kembali penyebab dan faktor resiko Infeksi Saluran Pernafasan Akut

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar.

a. Kaji pengetahuan

tentang tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut

b. Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan menggunakan leaflet/ lembar balik

c. Evaluasi kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernafasan

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Akut pada keluarga d. Berikan pujian pada

keluarga atas jawaban yang benar.

2. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menitkeluarga mampu mengambil keputusan untuk merawat klien

Keluarga mampu memutuskan merawat keluarga yang sakit

Keluarga memberi keputusan untuk merawat keluarga yang sakit

a. Kaji keputusan yang diambil oleh keluarga

b. Diskusikan dengan keluarga tentang keputusan yang telah dibuat

c. Evaluasi kembali tentang keputusan yang telah dibuat

d. Berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar

3. Setelah

dilakukan kunjungan 1 x 45 menitkeluarga mampu merawatanggota keluarga yang sakit

Keluarga mampu memberikan ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit

a. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

b. Keluarga dapat mendemontrasikan kembali dengan benar : cara

a. Jelaskan pada keluarga cara membuat ramuan obat untuk anggota keluarga yang sakit

b. Demonstrasikan bersama keluarga cara membuat ramuan obat

c. Beri kesempatan pada keluarga untuk mendemonstrasikan

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

dengan mendemonstrasikan cara membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

membuat ramuan obat dengan campuran jeruk nipis dan kecap

kembali d. Beri pujian atas

keberhasilan keluarga

4. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menitkeluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali

Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Keluarga memperlihatkan lingkungan sekitar rumah yang telah di modifikasi

a. Jelaskan pentingnya lingkungan dalam mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut kembali

b. Mendiskusikan dengan keluarga cara memodifikasi lingkungan

c. Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan

d. Beri pujian atas penataan yang telah dilakukan

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

5. Setelah dilakukan kunjungan 1 x 45 menitkeluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mampu membawa balita ke fasilitas kesehatan

Keluarga membawa anak ke pelayanan kesehatan untuk di periksakan kondisi dan mendapatkan pengobatan

a. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi balita

b. Motivasi keluarga untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan

c. Beri pujian atas tindakan yang dilakukan keluarga

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah suatu proses pelaksanaan terapi keperawatan keluarga

yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan

sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai

dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki keluarga

(Friedman, 2010). Sedangkan menurut Sudiharto (2007), implementasi

keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana intervensi

yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan memandirikan

keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat menilai

potensi yang dimiliki mereka dan mengembangkannya melalui

implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal

masalah kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan

kesehatan yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai

kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap

anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan

terdekat.

Menurut (Harmoko, 2012) guna membangkitkan minat keluarga dalam

berperilaku hidup sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik

motivasi. Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini:

a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan

kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi

kehidupan dan harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap

emosi yang sehat terhadap masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

dengan cara mengidentifikasi kensekuensi untuk tidak melakukan

tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga dan

mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang

sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan

alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga

melakukan perawatan.

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan

menjadi sehat dengan menemukan sumber-sumber yang dapat

digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga

seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan

cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga

cara menggunakan fasilitas tersebut.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi berdasarkan pada seberapa efektif intervensi yang dilakukan

keluarga, perawat dan lainnya. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil

pada sistem keluarga dan anggota keluarga (bagaimana anggota berespons)

daripada intervensi yang diimplementasikan. Evaluasi merupakan kegiatan

bersama antara perawat dan keluarga. Evaluasi merupakan proses terus

menerus yang terjadi setiap saat perawat memperbarui rencana asuhan

keperawatan (Friedman, 2010). Sedangkan menurut Ayu (2010), evaluasi

merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi merupakan

sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah program

sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga.

Menurut Sudiharto (2012), evaluasi keperawatan keluarga adalah proses

untuk menilai keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas

kesehatannya sehingga memiliki produktivitas yang tinggi dalam

mengembangkan setiap anggota keluarga.

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah deskriptif yang bertujuan untuk

mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dimasa kini. Jenis

rancangan penelitian deskriptif yang dipakai yaitu rancangan penelitian studi

kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga,

kelompok, komunitas atau institusi, meskipun jumlah subjek cendrung sedikit

namun jumlah variabel yang diteliti sangat luas (Nursalam, 2015).

Penelitian ini menggunakan studi kasus pada Asuhan Keperawatan Keluarga

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Kerja

Puskesmas Andalas Kota Padang untuk mengkaji masalah bio-psiko-sosio-

spritual.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua keluarga yaitu keluarga Bpk. M dan Bpk. E

dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan Pneumonia pada

Balita di Wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota

Padang pada bulan Januari sampai Juni 2017.

C. Alat atau Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada pasien dimulai dengan pengkajian sampai evaluasi.

Instrumen yang digunakan adalah format pengkajian asuhan keperawatan

keluarga, dan format wawancara infeksi saluran pernapasan akut. Data

didapatkan melalui wawancara ataupun melalui pembicaraan informal lain.

Data lainnya dapat diperoleh melalui berbagai macam sumber atau

mempelajari dokumen-dokumen yang tertulis. Untuk melengkapi data

pengkajian awal pada klien, alat yang digunakan yaitu stetoskop, tensimeter,

penlight, alat ukur BB dan alat ukur TB.

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek yang diteliti atau subjek yang

diteliti (Sugiyono, 2016). Populasi dari penelitian ini adalah balita yang

sedang mengalami ISPA dengan pneumonia yang datang berobat ke

Puskesmas. Menurut data yang didapatkan di Puskesmas Andalas ada 5

orang balita yang sedang berkunjung pada tanggal 17 Mei 2017.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling

merupakan suatu bentuk seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian

dari populasi yang ada (Alimul, 2012). Cara pemilihan sampel yang

dilakukan peneliti sebagai berikut :

a. Dari 5 orang sampel, yang bertempat tinggal di Simpang Haru 1 orang,

Sawahan 1 orang, Jati Baru 1 orang dan Parak Gadang Timur 2 orang.

b. Peneliti menentukan kriteria dalam pemilihan sampel yaitu :

1) Kriteria Inklusi

a) Balita penderita ISPA dengan pneumonia yang sedang

berkunjung ke Puskesmas Andalas Padang.

b) Balita yang sedang menderita pneumonia yaitu apabila terdapat

gejala nafas cepat. Batasan nafas cepat adalah :

Anak usia 2-12 bulan apabila frekuensi nafas 50 kali per

menit atau lebih.

Anak usia 12 bulan sampai 5 tahun apabila frekuensi nafas

40 kali per menit atau lebih.

c) Klien yang memiliki alamat lengkap.

d) Keluarga dengan KM I :

Menerima petugas perawatan kesehatan keluarga

Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai

dengan rencana keperawatan

e) Keluarga dan klien bersedia diberikan asuhan keperawatan.

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

f) Keluarga dan klien yang mampu berkomunikasi dengan baik

dan lancar serta kooperatif.

g) Keluarga dan klien yang berada ditempat saat dilakukan

penelitian.

2) Kriteria Eksklusi

a) Klien yang mengalami perburukan kondisi seperti: tidak

kooperatif.

b) Keluarga yang tidak bersedia untuk dilakukan penelitian.

c. Peneliti mendapatkan 2 orang sampel, yaitu An. N dan An. A yang

memenuhi kriteria sampel dan berada dalam satu kelurahan yaitu di

kelurahan Parak Gadang Timur.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian

dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung

pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2013). Data

yang diperoleh dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, seperti berikut

ini :

1) Data objektif yang ditemukan secara nyata. Data ini didapatkan

melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat keluarga.

2) Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien

dan keluarga. Data ini diperoleh melalui wawancara perawat kepada

klien dan keluarga.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak

langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Saryono,

2013). Data sekunder umumnya berupa bukti, data penunjang, catatan

atau laporan bulanan puskesmas yang telah tersusun dalam arsip yang

tidak dipublikasikan. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

dokumentasi / Medical Record di Puskesmas Andalas Kecamatan

Padang Timur Kota Padang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat banyak cara yang dapat dipakai untuk

mengumpulkan data, namun yang paling sering digunakan adalah

wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan diskusi kelompok

terarah (Saryono, 2013). Alat ukur pengumpulan data antara lain

observasi, wawancara, pengukuran dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk

mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Pengumpulan data

dengan cara observasi ini dapat digunakan apabila objek penelitian

adalah perilaku manusia, proses kerja atau responden kecil. (Alimul,

2012).

b. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini

memberikan hasil secara langsung. Metode dapat dilakukan apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam serta

jumlah responden sedikit. (Alimul, 2012).

c. Pengukuran

Pengukuran adalah cara pengumpulan data penelitian dengan cara

sistematis untuk menentukan jumlah ukuran atau memberi label pada

objek-objek dan atribut yang dimiliki. (Kusuma, 2015).

d. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen dari

Puskesmas Andalas Kota Padang untuk menunjang penelitian yang

akan dilakukan.

F. Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti :

a. Peneliti meminta surat rekomendasi pengambilan data dan surat izin

penelitian dari institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes RI Padang ke

Dinas Kesehatan Kota Padang.

b. Peneliti mendatangi Dinas Kesehatan Kota Padang dan menyerahkan

surat izin peneliti dari institusi untuk mendapat surat rekomendasi ke

Puskesmas Andalas Kota Padang.

c. Peneliti mendatangi Puskesmas Andalas Kota Padang dan

menyerahkan surat rekomendasi dan surat izin penelitian dari Dinas

Kota Padang.

d. Peneliti meminta izin ke Kepala Puskesmas Andalas Kota Padang.

e. Peneliti mendatangi KIA Anak untuk mengetahui penderita ISPA

dengan pneumonia pada balita yang sedang berobat ke Puskesmas

Andalas Kota Padang.

f. Peneliti memilih responden.

g. Responden diberi penjelasan mengenai tujuan penelitian.

h. Informed Consent diberikan kepada responden.

i. Responden diberikan kesempatan untuk bertanya.

j. Responden menandatangani Informed Consent.

k. Peneliti meminta waktu responden untuk melakukan pengakajian dan

wawancara menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan

keluarga.

l. Peneliti melakukan pemeriksaan fisik dengan metode head to toe.

m. Peneliti melakukan intervensi, implementasi dan evaluasi pada

responden, kemuadian peneliti melakukan terminasi.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

G. Hasil Analisis

Data yang ditemukan saat pengkajian dikelompokkan dan dianalisis

berdasarkan data subjektif dan objektif, sehingga dapat dirumuskan diagnosa

keperawatan, kemudian menyusun rencana keperawatan dan melakukan

implementasi serta evaluasi keperawatan dengan cara dinarasikan. Analisis

selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada

An. N dan An. A dengan teori dan penelitian terdahulu. (Nursalam, 2015)

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB IV

DESKRIPSI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kasus

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Bpk. M dan Bpk. E

dengan infeksi saluran pernafasan akut pada balita. Kunjungan dimulai pada

tanggal 19 Mei sampai 25 Mei 2017 dengan kunjungan dilakukan 2 kali dalam

sehari selama 7 hari. Berikut peneliti akan mendeskripsikan hasil penelitian secara

narasi.

Tabel 4.1 Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan

Partisipan 1 Partisipan 2

Pengkajian Keperawatan

Keluarga Bpk. M merupakan keluarga inti. Keluarga ini terdiri dari Bpk. M sebagai ayah dan Ibu Y sebagai ibu bagi anak-anaknya yaitu anak pertama laki-laki An. Re (16 tahun), anak kedua perempuan An. Ry (11 tahun), anak ketiga perempuan An. N (5 tahun) dan keempat laki-laki An. A (6 bulan). Bpk. M bekerja sebagai nelayan dan Ibu Y sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga Bpk. M + 2.000.000 per bulannya. Rumah keluarga Bpk. M tampak tidak rapi, ventilasi di ruang tamu masih kurang, jendela berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu seperti baju-baju dan perabotan lainnya. Banyak pakaian yang bergantungan di kamar (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap.

Keluarga Bpk. E merupakan keluarga inti. Keluarga ini terdiri dari Bpk. E sebagai ayah dan Ibu N sebagai ibu bagi anak-anaknya yaitu anak pertama laki-laki An. A (1 tahun). Bpk. E bekerja sebagai wiraswasta dan Ibu N sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga Bpk. E + 2.600.000 per bulannya. Rumah keluarga Bpk. E tampak tidak rapi, ventilasi di ruang tamu masih kurang, jendela berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu seperti baju-baju dan perabotan lainnya. Banyak pakaian yang bergantungan di kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap dan meja kursi tampak banyak debu.

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Sistem pendukung keluarga adalah Bpk. M dan Ibu Y dimana mereka bertindak sebagai orangtua dari An. N. Namun An. N kurang mendapatkan perhatian dari Bpk. M sebagai ayah, karena Bpk. M yang bekerja sebagai nelayan memaksakan Bpk. M untuk jarang berada dirumah. Saat dilakukan pengkajian Ibu Y mengatakan bahwa An. N mengalami batuk dan pilek sudah + 5 hari yang lalu, demam + 1 minggu dan terlihat sesak saat bernafas. Ibu Y mengatakan An. N ketika sehat, ia sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang manis-manis, suka membeli permen dan makanan cemilan di warung sehingga membuat batuk pada An. N sering kambuh. Ibu Y mengatakan berat badan An. N ketika lahir 2.100 gram, An. N lahir kurang bulan dan masuk inkubator karena mengalami BBLR ketika lahir. An. N juga tidak mendapatkan ASI eksklusif secara memadai. An. N mendapatkan ASI eksklusif hingga umur 6 bulan. Pola komunikasi antar keluarga yaitu komunikasi terbuka, bahasa yang digunakan biasanya bahasa minang. An. N juga komunikatif dengan anggota keluarganya. Di keluarga, Bpk. M yang mengatur semua kebutuhan rumah tangga. Bpk. M juga bertanggug jawab mengambil keputusan dan semua keluarga akan mematuhi karena Bpk. M sebagai kepala keluarga dan

Sistem pendukung keluarga adalah Bpk. E dan Ibu N dimana mereka bertindak sebagai orangtua dari An. A. Kemudian An. A juga mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya. Saat dilakukan pengkajian Ibu N mengatakan bahwa An. A mengalami batuk dan pilek sudah + 2 hari yang lalu, demam + 5 hari dan terlihat sesak saat bernafas. Ny. N mengatakan An. A juga sering rewel dan susah untuk makan. Ibu N mengatakan batuk yang dialami pada An. A sering kambuh akibat perubahan cuaca dan akibat polusi udara di sekitar rumah. Ibu N mengatakan berat badan An. A ketika lahir 2.800 gram. An. N tidak mendapatkan ASI eksklusif secara memadai karena ASI dari Ibu N susah keluar. An. A mendapatkan ASI eksklusif hingga umur 3 bulan. Setelah itu An. A hanya minum susu bantu. Pola komunikasi antar keluarga adalah komunikasi terbuka, bahasa yang dipakai adalah bahasa minang. Di keluarga, Bpk. E yang mengatur semua kebutuhan rumah tangga. Bpk. E juga bertanggug jawab mengambil keputusan dan semua keluarga akan mematuhi karena Bpk. E sebagai kepala keluarga dan ayah bagi anak-anaknya.

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

ayah bagi anak-anaknya. Sesuai tugas utama keluarga, saat dilakukan pengkajian, Ibu Y kurang mengetahui apa penyebab dan bagaimana pencegahan ISPA. Biasanya saat An. N sakit, Ibu Y hanya membelikan obat ke warung. Jika tidak sembuh juga baru dibawa ke fasilitas kesehatan. Ibu Y masih belum mampu memodifikasi lingkungan yang baik dan nyaman untuk kesehatan. Bpk. M dan anggota keluarga tau fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk menunjang kesehatan anggota keluarga. Strategi koping yang digunakan keluarga Bpk. M yaitu apabila ada keluarga yang bermasalah kesehatan, keluarga memanfaatkan layanan kesehatan seperti: puskesmas, bidan dan rumah sakit. Keluarga Bpk. M mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan pada An. N didapatkan pernafasan 43 x/i, nadi 98 x/i, suhu 37,9 oC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, terlihat lemah dan lesu.

Sesuai tugas utama keluarga, saat dilakukan pengkajian, Ibu N sudah mengetahui apa penyebab ISPA, namun kurang mengetahui bagaimana pencegahan ISPA. Biasanya saat An. A sakit, Ibu N hanya membelikan obat ke warung. Jika tidak sembuh juga baru dibawa ke fasilitas kesehatan. Ibu N masih belum mampu memodifikasi lingkungan yang baik dan nyaman untuk kesehatan. Bpk. E dan anggota keluarga tau fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk menunjang kesehatan anggota keluarga. Strategi koping yang digunakan keluarga Bpk. E yaitu apabila ada keluarga yang bermasalah kesehatan, keluarga memanfaatkan layanan kesehatan seperti: puskesmas, bidan dan rumah sakit. Keluarga Bpk. E mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan pada An. A didapatkan pernafasan 45 x/i, nadi 97 x/i, suhu 38oC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis, kulit terlihat pucat, terlihat lemah dan lesu.

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan didapatkan berdasarkan prioritas masalah yaitu : a. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DS : Ibu Y mengatakan bahwa An. N sekarang ini sedang batuk dan pilek + 5 hari, demam + 1 minggu, Ibu Y mengatakan An. N terlihat sesak bila bernafas, Ibu Y mengatakan An. N sudah diberikan obat dari Puskesmas namun belum juga sembuh, Ibu Y mengatakan sesak nafas pada An. N bertambah ketika berpaparan dengan debu. DO : An. N tampak batuk dan pilek, terlihat sesak saat bernafas, tampak mengeluarkan ingus dari hidung, RR : 43 x/i, nadi : 98 x/i dan suhu : 37,9 oC.

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DS : Ibu Y mengatakan badan An. N terasa panas, Ibu Y mengatakan An. N demam + 1 minggu. DO : Badan An. N teraba hangat, An. N terlihat gelisah, mata An. N terlihat memerah dan suhu : 37,9 oC.

Diagnosa keperawatan didapatkan berdasarkan prioritas masalah yaitu : a. Ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DS : Ibu N mengatakan bahwa An. A sekarang ini sedang batuk dan pilek + 2 hari, demam + 5 hari, Ibu N mengatakan An. A terlihat sesak bila bernafas, Ibu N mengatakan An. A sudah diberikan obat dari Puskesmas namun belum juga sembuh. DO : An. A tampak batuk dan pilek, terlihat sesak saat bernafas, tampak mengeluarkan ingus dari hidung, RR : 45 x/i, nadi : 97 x/i dan suhu : 38 oC.

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit DS : Ibu N mengatakan badan An. A terasa panas, Ibu N mengatakan An. A demam + 5 hari, Ibu N mengatakan An. A sering rewel. DO : Badan An. A teraba hangat, An. A terlihat rewel dan gelisah, mata An. A terlihat

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

c. Resiko

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah DS : Ibu Y mengatakan An. N susah untuk makan, Ibu Y mengatakan An. N jika makan tidak pernah habis, Ibu Y mengatakan jika An. N sakit, nafsu makannya berkurang, An. N mengatakan ia tidak nafsu makan. DO : An. N tampak main-main ketika makan, tampak tidak menghabiskan makanannya, konjungtiva tampak anemis, TB : 96 cm, BB : 11 kg dan IMT : 11,9

memerah dan sembab dan suhu : 38 oC.

c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah DS : Ibu N mengatakan An. A susah untuk makan, Ibu N mengatakan jika An. A sedang makan, butuh waktu yang lama untuk menghabiskan makannya, Ibu N mengatakan jika An. A sakit, nafsu makannya berkurang. DO : An. A tampak main-main ketika disuapi oleh ibunya, tampak tidak menghabiskan makanannya, konjungtiva tampak anemis, TB : 74 cm, BB : 7 kg dan IMT : 12,8

Intervensi Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 14 kali kunjungan, ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An. N menjadi ekeftif. Tujuan khusus 1 : Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan bersama anggota keluarga.

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 14 kali kunjungan, ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada An. A menjadi ekeftif. Tujuan khusus 1 : Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan bersama anggota keluarga.

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Tujuan khusus 2 : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga Tujuan khusus 3 : Merawat anggota keluarga yang sakit ISPA dengan melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat, memantau dan mengontrol dalam pengobatan teratur dirumah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita. Tujuan khusus 4 : Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk mengatasi masalah akibat dari ISPA Tujuan khusus 5 : Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 14 kali kunjungan, tidak terjadi peningkatan suhu tubuh pada An. N

Tujuan khusus 2 : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga Tujuan khusus 3 : Merawat anggota keluarga yang sakit ISPA dengan melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat, memantau dan mengontrol dalam pengobatan teratur dirumah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita. Tujuan khusus 4 : Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk mengatasi masalah akibat dari ISPA Tujuan khusus 5 : Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 14 kali kunjungan, tidak terjadi peningkatan suhu tubuh pada An. A

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Tujuan khusus 1 : Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah kesehatan pada keluarga yaitu keluarga mampu mengenal masalah yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh pada An. N Tujuan khusus 2 : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga Tujuan khusus 3 : Merawat anggota keluarga yang sakit ISPA dengan melakukan demonstrasi kompres hangat dan demonstrasi cuci tangan 6 langkah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita agar peningkatan suhu tubuh bisa berkurang. Tujuan khusus 4 : Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk menghindari terjadinya peningkatan suhu tubuh pada An. N Tujuan khusus 5 : Memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan melakukan diskusi agar keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah

Tujuan khusus 1 : Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah kesehatan pada keluarga yaitu keluarga mampu mengenal masalah yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh pada An. A Tujuan khusus 2 : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga Tujuan khusus 3 : Merawat anggota keluarga yang sakit ISPA dengan melakukan demonstrasi kompres hangat dan demonstrasi cuci tangan 6 langkah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita agar peningkatan suhu tubuh bisa berkurang.

Tujuan khusus 4 : Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk menghindari terjadinya peningkatan suhu tubuh pada An. A Tujuan khusus 5 : Memanfaatkan pelayanan kesehatan dengan melakukan diskusi agar keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 14 kali kunjungan, tidak terjadi resiko ketidakseimbangan nutrisi pada An. N Tujuan khusus 1 : Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan bersama anggota keluarga mengenai cara meningkatkan nafsu makan anak dengan menu makanan variatif Tujuan khusus 2 : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga Tujuan khusus 3 : Merawat anggota keluarga dengan melakukan konseling kepada keluarga Tn. M agar manajemen nutrisi pada An. N bisa efektif dan memotivasi keluarga agar mampu merawat An. N, menganjurkan orangtua untuk memberikan makanan bergizi dan buah-buahan kepada anak agar nutrisi pada balita seimbang

c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah Tujuan umum : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 14 kali kunjungan, tidak terjadi resiko ketidakseimbangan nutrisi pada An. A Tujuan khusus 1 : Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan kesehatan bersama anggota keluarga mengenai cara meningkatkan nafsu makan anak dengan menu makanan variatif Tujuan khusus 2 : Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga Tujuan khusus 3 : Merawat anggota keluarga dengan melakukan konseling kepada keluarga Tn. E agar manajemen nutrisi pada An. A bisa efektif dan memotivasi keluarga agar mampu merawat An. A, menganjurkan orangtua untuk memberikan makanan bergizi dan buah-buahan kepada anak agar nutrisi pada balita seimbang

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Tujuan khusus 4 : Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk mengatasi masalah akibat dari ISPA Tujuan khusus 5 : Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi

Tujuan khusus 4 : Memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan nyaman untuk mengatasi masalah akibat dari ISPA Tujuan khusus 5 : Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan nutrisi

Implementasi Keperawatan

a. Implementasi dari diagnosa yang pertama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit yaitu mengenal masalah dengan cara melakukan penyuluhan tentang ISPA, diskusi pengambilan keputusan untuk mengatasi ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga, melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat untuk melegakan teggorokan pada An. N, memantau dan mengontrol dalam pengobatan teratur dirumah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita, demonstrasi modifikasi lingkungan dan selanjutnya diskusi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

b. Implementasi dari diagnosa yang kedua yaitu peningkatan suhu tubuh

a. Implementasi dari diagnosa yang pertama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit yaitu mengenal masalah dengan cara melakukan penyuluhan tentang ISPA, diskusi pengambilan keputusan untuk mengatasi ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga, melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat untuk melegakan teggorokan pada An. A, memantau dan mengontrol dalam pengobatan teratur dirumah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita, demonstrasi modifikasi lingkungan dan selanjutnya diskusi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

b. Implementasi dari diagnosa yang kedua yaitu peningkatan suhu tubuh

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit mendemonstrasikan kompres hangat dan mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita agar peningkatan suhu tubuh bisa berkurang.

c. Implementasi dari diagnosa

ketiga yaitu resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah yaitu mengenal masalah dengan cara melakukan penyuluhan tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian makanan variatif, melakukan konseling kepada keluarga Bpk M agar manajemen nutrisi pada An. N bisa efektif dan memotivasi keluarga agar mampu merawat An. N, menganjurkan orangtua untuk memberikan makanan bergizi dan buah-buahan kepada anak agar nutrisi pada balita seimbang

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit mendemonstrasikan kompres hangat dan mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita agar peningkatan suhu tubuh bisa berkurang.

c. Implementasi dari diagnosa

ketiga yaitu resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah yaitu mengenal masalah dengan cara melakukan penyuluhan tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian makanan variatif, melakukan konseling kepada keluarga Bpk E agar manajemen nutrisi pada An. A bisa efektif dan memotivasi keluarga agar mampu merawat An. A, menganjurkan orangtua untuk memberikan makanan bergizi dan buah-buahan kepada anak agar nutrisi pada balita seimbang

Evaluasi Keperawatan

a. Evaluasi diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

a. Evaluasi diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

anggota keluarga yang sakit yaitu pada kegiatan pertama mengenal masalah sesuai dengan tugas keluarga pertama yaitu mengenal masalah dengan melakukan penyuluhan mengenai ISPA didapatkan hasil obktektif Ibu Y dan keluarga sudah mampu menyebutkan pegertian, tanda dan gejala, penyebab dan perawatan serta pencegahan ISPA walaupun belum lancar namun Ibu Y dan keluarga sudah bisa mengulang kembali. Selanjutnya pengambilan keputusan sesuai dengan tugas keluarga kedua didapatkan hasil objektif keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA pada An. N. Selanjutnya melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat didapatkan hasil objektif keluarga sudah mampu mempraktekkan pembuatan jeruk nipis hangat dan memodifikasi lingkungan yang baik. Selanjutnya pada kegiatan pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan hasil objektif keluarga dapat memanfaatkan pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan pada An. N.

b. Evaluasi diagnosa kedua peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota

anggota keluarga yang sakit yaitu pada kegiatan pertama mengenal masalah sesuai dengan tugas keluarga pertama yaitu mengenal masalah dengan melakukan penyuluhan mengenai ISPA didapatkan hasil obktektif Ibu N dan keluarga sudah mampu menyebutkan pegertian, tanda dan gejala, penyebab dan perawatan serta pencegahan ISPA dengan lancar dan keluarga sudah bisa mengulang kembali. Selanjutnya pengambilan keputusan sesuai dengan tugas keluarga kedua didapatkan hasil objektif keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA pada An. A. Selanjutnya melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat didapatkan hasil objektif keluarga sudah mampu mempraktekkan pembuatan jeruk nipis hangat dan memodifikasi lingkungan yang baik. Selanjutnya pada kegiatan pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan hasil objektif keluarga dapat memanfaatkan pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan pada An. A.

b. Evaluasi diagnosa kedua peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit didapatkan hasil objektif Ibu Y dan keluarga sudah mempraktekan cara kompres hangat dan cuci tangan 6 langkah.

c. Evaluasi diagnosa ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah didapatkan hasil Ibu Y tampak sudah memahami tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian makanan variatif.

Selanjutnya melakukan konseling pada keluarga An. N dengan ISPA didapatkan hasil objektif keluarga sudah memahami dan termotivasi untuk meningkatkan manajemen nutrisi pada An. N.

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit didapatkan hasil objektif Ibu N sudah mempraktekan cara kompres hangat dan cuci tangan 6 langkah.

c. Evaluasi diagnosa ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah didapatkan hasil Ibu N tampak sudah memahami tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian makanan variatif.

Selanjutnya melakukan konseling pada keluarga An. A dengan ISPA didapatkan hasil objektif keluarga sudah memahami dan termotivasi untuk meningkatkan manajemen nutrisi pada An. A agar nafsu makan pada An. A bisa meningkat.

B. Pembahasan Kasus

Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan keluarga dengan infeksi saluran

pernafasan akut di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur

kota Padang yang telah dilakukan sejak tanggal 19 Mei sampai 25 Mei 2017

selama 2 kali kunjungan sehari, maka pada bab pembahasan penulis akan

menjabarkan adanya kesesuaian maupun kesenjangan yang terdapat pada kedua

partisipan. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang

dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa, merumuskan rencana tindakan,

pelaksanaan tindakan dan evaluasi keperawatan.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses perawatan dan merupakan suatu

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi dan mengindentifikasi suatu kesehatan kilen. Tahap

pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan keperawatan

sesuai dengan kenyataan. Kebenaran data sangat penting dalam merumuskan

suatu diagnosa keperawatan dan memberikan pelayanan keperawatan sesuai

dengan respon individu (Nursalam, 2011). Sesuai dengan teori yang dijabarkan

diatas, penulis melakukan pengkajian pada An. N dan An. A serta keluarga

dengan menggunakan metode pengkajian keluarga, wawancara dan

pemeriksaan fisik untuk menambah data yang diperlukan.

Partisipan 1 dan 2 merupakan keluarga inti. Partisipan 1 mempunyai 4 orang

anak dan berpenghasilan + 2.000.000 perbulan, sedangkan partisipan 2

mempunyai 1 orang anak dan berpenghasilan + 2.600.000 perbulan. Menurut

asumsi peneliti perbedaan itu bisa menyebabkan keluarga terkendala dalam

memenuhi kebutuhan anak dalam sehari-hari, misalnya kebutuhan makanan

yang bergizi. Dimana peningkatan gizi termasuk pemberian ASI eksklusif dan

asupan zinc, peningkatan cakupan imunisasi, dan pengurangan polusi udara

didalam ruangan dapat pula mengurangi faktor risiko (Kemenkes RI, 2010).

Lingkungan rumah partisipan 1 tampak tidak rapi, ventilasi di ruang tamu

masih kurang, jendela berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu seperti

baju-baju dan perabotan lainnya, banyak pakaian yang bergantungan di kamar

(di tembok), jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap.

Sedangkan pada partisipan 2 rumah tampak tidak rapi, ventilasi di ruang tamu

masih kurang, jendela berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu seperti

baju-baju dan perabotan lainnya, banyak pakaian yang bergantungan di kamar

dan ruang makan (di tembok), jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang

hari tampak gelap dan meja kursi tampak banyak debu.

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Menurut asumsi peneliti lingkungan yang tidak bersih dapat meningkatkan

faktor resiko terjadinya ISPA. Penyakit ISPA dapat ditularkan melalui air

ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh

orang sehat kesaluran pernapasannya. Infeksi saluran pernapasan bagian atas

terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan

umur, tetapi ISPA yang berlanjut menjadi Pneumonia sering terjadi pada anak

kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan

lingkungan yang tidak hygiene (Sundari, dkk. 2014).

Sistem pendukung keluarga pada partisipan 1 adalah Bpk. M dan Ibu Y

dimana mereka bertindak sebagai orangtua dari An. N. Namun An. N kurang

mendapatkan perhatian dari Bpk. M sebagai ayah, karena Bpk. M yang bekerja

sebagai nelayan memaksakan Bpk. M untuk jarang berada dirumah. Sedangkan

pada partisipan 2 adalah Bpk. E dan Ibu N dimana mereka bertindak sebagai

orangtua dari An. A. Kemudian An. A juga mendapatkan perhatian dan kasih

sayang yang cukup dari kedua orangtuanya.

Menurut asumsi peneliti pada partisipan 1 An. N kurang mendapatkan kasih

sayang dan perhatian karena salah satu dari orangtuanya jarang berada dirumah

karena pekerjaannya sebagai nelayan. Sementara peran utama orang dewasa

dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini berhubungan dengan persepsi

keluarga dan kepedulian terhadap kebutuhan sosioemosional semua anggota

keluarganya. Sebagian besar upaya keluarga difokuskan pada pemenuhan

kebutuhan anggota keluarga akan kasih sayang dan pengertian (Friedman,

2010).

Riwayat keluarga inti pada partisipan 1 dan 2 mempunyai kesamaan yaitu

mengalami batuk, pilek, demam dan sesak nafas. Kedua partisipan juga tidak

mendapatkan ASI eksklusif secara memadai dimana pada partisipan 1 hingga

umur 6 bulan dan partisipan 2 hingga umur 3 bulan. Kemudian pada partisipan

1 didapatkan riwayat BBLR ketika lahir dan prematur.

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Menurut Dewi (2011), faktor resiko meningkatkan resiko penularan

diantaranya yaitu bayi / balita tidak mendapatkan ASI atau mendapat ASI

tetapi tidak memadai, kurang gizi, imunisasi tidak lengkap, bayi lahir prematur,

anak tinggal di lingkungan polusi dan lingkungan perokok, anak tinggal di

hunian padat atau di lingkungan yang tidak sehat.

Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan pada partisipan 1 dan 2 didapatkan

sesak nafas, konjungtiva anemis, kulit terlihat pucat, terlihat lemah dan lesu.

Dari hasil pemeriksaan tersebut sesuai dengan teori dimana sistem pulmonal

biasanya anak mengalami sesak nafas, sistem musculoskeletal biasanya anak

terlihat lemah dan cepat lelah, kemudian sitem integumen biasanya kulit

tampak pucat, turgor kulit menurun, banyak keringat, suhu tubuh meningkat

dan kemerahan (Wahid & Suprapto, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga mengacu pada P-E-S dimana untuk problem

(P) dapat digunakan tipologi dari (NANDA, 2015-2017) dan etiologi (E)

berkenaan dengan 5 tugas keluarga dalam hal kesehatan/keperawatan menurut

(Friedman, 2010). Pada perumusan diagnosa yang didapatkan dari analisa data

berdasarkan data subjektif dan objektif.

Diagnosa yang muncul dan ditemukan pada tinjauan teori dengan kasus

mengenai masalah ISPA terdapat sedikit perbedaan. Dalam teori terdapat 4

diagnosa keperawatan, tetapi di kasus terdapat 3 diagnosa keperawatan.

Diagnosa keperawatan yang muncul dalam tinjauan teori, yaitu :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

b. Hipertermi

c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

d. Defisit pengetahuan

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Sedangkan diagnosa yang dijumpai dalam kasus baik pada keluarga Bpk. M

maupun Bpk. E, yaitu :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidakmampuan

anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

b. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan anggota

keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Dari beberapa masalah yang didapatkan dalam kasus ditentukan 3 diagnosa

yang dipih berdasarkan prioritas masalah.

Diagnosa pertama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit, didapatkan dari kedua partisipan yaitu batuk, pilek,

demam, terlihat sesak nafas, tampak mengeluarkan ingus dari hidung,

tenggorokan terasa sakit.

Diagnosa kedua yaitu peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit, didapatkan dari kedua partisipan yaitu anak mengalami demam,

terlihat gelisah, mata kemerahan dan suhu diatas normal (36,5 - 37,5 0 C) .

Diagnosa ketiga yaitu resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah, didapatkan dari kedua pasrtisipan yaitu anak susah untuk

makan, makan tidak pernah habis, nafsu makannya berkurang, An. N

mengatakan ia tidak nafsu makan.

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan keluarga dibuat berdasarkan pengkajian, diagnosis

keperawatan, pernyataan keluarga, dan perencanaan keluarga, dengan

merumuskan tujuan, mengidentifikasi strategi intervensi alternative dan

sumber, serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu dengan siapa perawat keluarga

sedang bekerja (Friedman, 2010). Pembahasan intervensi dalam keperawatan

keluarga meliputi tujuan umum, tujuan khusus, kriteria hasil dan kriteria

standar. Dalam mengatasi masalah ini peran perawat adalah memberikan

asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut

(Friedman, 2010).

Intervensi dari diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit yaitu sesuai dengan tugas perawatan keluarga

yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara melakukan penyuluhan

kesehatan bersama anggota keluarga agar keluarga paham mengenai masalah

kesehatan yang dialami oleh An. N dan An. A. Selanjutnya mengambil

keputusan untuk mengatasi ISPA dengan mendiskusikan tindakan yang harus

dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga. Selanjutnya merawat anggota

keluarga dengan melakukan penyuluhan mengenai ISPA dan demonstrasi jeruk

nipis hangat, memantau dan mengontrol dalam pengobatan teratur dirumah,

menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang

banyak atau lebih. Lalu memodifikasi lingkungan rumah yang aman dan

nyaman untuk mengatasi masalah akibat dari ISPA. Selanjutnya memanfaatkan

pelayanan kesehatan untuk mengatasi masalah ketidakefektifan bersihan jalan

nafas pada An. N dan An. A.

Intervensi pada diagnosa kedua peningkatan suhu tubuh berhubungan

dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit yaitu sesuai dengan tugas keluarga pertama yaitu

mengenal masalah kesehatan pada keluarga yaitu keluarga mampu mengenal

masalah yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh pada An. N dan An. A.

Selanjutnya mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA yaitu

keluarga menyatakan keputusannya untuk mengurangi peningkatan suhu tubuh

pada An. N dan An. A. Lalu merawat anggota keluarga yang sakit ISPA

dengan melakukan demonstrasi kompres hangat dan melakukan demonstrasi

cuci tangan 6 langkah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

minum atau ASI yang banyak atau lebih dari biasanya kepada balita agar

peningkatan suhu tubuh bisa berkurang. Tugas keluarga selanjutnya yaitu

keluarga mampu melakukan modifikasi lingkungan dengan menciptakan

lingkungan sehingga menghindari terjadinya komplikasi pada An. N dan An.

A. Selanjutnya melakukan diskusi agar keluarga mampu memanfaatkan

pelayanan kesehatan terdekat untuk mengatasi masalah tersebut.

Intervensi pada diagnosa ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

dalam mengenal masalah sesuai dengan tugas perawatan keluarga pertama

yaitu keluarga mengenal masalah, intervensinya yaitu dengan melakukan

penyuluhan mengenai cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian

makanan variatif dengan media booklet dan leaflet. Dengan dilaksanakannya

penyuluhan tersebut diharapkan keluarga mengenal masalah penyebab anak

tidak nafsu makan. Selanjutnya mengambil keputusan untuk mengatasi ISPA

dengan cara meningkatkan nafsu makan anak dengan makanan variatif,

keluarga menyatakan keputusannya untuk melaksanakan cara tersebut.

Selanjutnya merawat anggota keluarga dengan ISPA dengan intervensi

melakukan konseling kepada keluarga agar manajemen nutrisi bisa efektif dan

memotivasi keluarga agar mampu merawat anggota keluarga yang sakit,

menganjurkan orangtua untuk memberikan makanan bergizi dan buah-buahan

kepada anak agar nutrisi pada balita seimbang.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah suatu proses pelakasanaan terapi keperawatan keluarga

yang berbentuk intervensi mandiri atau kolaborasi melalui pemanfaatan

sumber-sumber yang dimiliki keluarga. Implementasi di prioritaskan sesuai

dengan kemampuan keluarga dan sumber yang dimiliki oleh keluarga

(Sudiharto, 2007).

Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi rencana

intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber di dalam keluarga dan

memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga di didik untuk dapat

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

menilai potensi yang di miliki mereka dan mengembangkannya melalui

implementasi yang bersifat memampukan keluarga untuk mengenal masalah

kesehatannya, mengambil keputusan berkaitan dengan persoalan kesehatan

yang dihadapi, merawat dan membina anggota keluarga sesuai kondisi

kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang sehat bagi setiap anggota

keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan terdekat (Sudiharto,

2007).

Implementasi dari diagnosa pertama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit pada kedua partisipan yaitu mengenal masalah

dengan cara melakukan penyuluhan tentang ISPA. Selanjutnya melakukan

diskusi pengambilan keputusan untuk mengatasi ISPA dengan mendiskusikan

tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga.

Selanjutnya melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat untuk

melegakan teggorokan pada anak, memantau dan mengontrol dalam

pengobatan teratur dirumah, menganjurkan kepada orangtua untuk memberikan

minum atau ASI yang banyak atau lebih. Selanjutnya demonstrasi modifikasi

lingkungan, dan diskusi pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Implementasi dari diagnosa ini sesuai menurut teori yaitu memberikan

penyuluhan dan memberikan serta mengajarkan keluarga demonstrasi

pembuatan obat tradisional untuk perawatan balita dirumah seperti jika batuk,

beri obat batuk tradisional campuran 1/4 sendok teh jeruk nipis ditambah 2/3

sendok teh kecap atau madu dan diberikan 3-4 kali sehari atau jeruk nipis

dengan air hangat. Selain itu bisa juga dengan meningkatkan pemberian

makanan bergizi dan selalu memberikan ASI (Dewi, 2011).

Implementasi dari diagnosa yang kedua yaitu peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit pada kedua partisipan yaitu mendemonstrasikan

kompres hangat dan mendemonstrasikan cuci tangan 6 langkah, menganjurkan

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

kepada orangtua untuk memberikan minum atau ASI yang banyak atau lebih

dari biasanya kepada balita agar peningkatan suhu tubuh bisa berkurang.

Implementasi dari diagnosa ini sesuai menurut teori yaitu melakukan cuci

tangan 6 langkah. Pencegahan pneumonia selain dengan menghindarkan atau

mengurangi faktor risiko dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan, yaitu

dengan pendidikan kesehatan di komunitas, perbaikan gizi, pelatihan petugas

kesehatan dalam hal memanfaatkan pedoman diagnosis dan pengobatan

pneumonia, penggunaan antibiotika yang benar dan efektif, dan waktu untuk

merujuk yang tepat dan segera bagi kasus yang pneumonia berat. Peningkatan

gizi termasuk pemberian ASI eksklusif dan asupan zinc, peningkatan cakupan

imunisasi, dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat pula

mengurangi faktor risiko. Penelitian terkini juga menyimpulkan bahwa

mencuci tangan dapat mengurangi kejadian pneumonia (Kemenkes RI, 2010).

Implementasi dari diagnosa ketiga yaitu resiko ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga dalam mengenal masalah pada kedua partisipan yaitu mengenal

masalah dengan cara melakukan penyuluhan tentang cara meningkatkan nafsu

makan anak dengan pemberian makanan variatif. Selanjutnya melakukan

konseling kepada keluarga agar manajemen nutrisi pada anak bisa efektif dan

memotivasi keluarga agar mampu merawat anak, menganjurkan orangtua

untuk memberikan makanan bergizi dan buah-buahan kepada anak agar nutrisi

pada balita seimbang.

Implementasi dari diagnosa ini sesuai menurut teori yaitu melakukan

penyuluhan tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian

makanan variatif. Strategi untuk pengobatan, pencegahan dan melindungi anak

dari pneumonia adalah dengan memperbaiki manajemen kasus pada semua

tingkatan, vaksinasi, pencegahan dan manajemen infeksi HIV, dan

memperbaiki gizi anak (Kemenkes RI, 2010).

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan proses terus menerus yang terjadi setiap saat perawat

memperbarui rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2010). Sedangkan

menurut Ayu (2010), evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan.

Evaluasi merupakan sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan

apakah program sudah sesuai dengan rencana dan tuntutan keluarga.

Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan

keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki

produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga

(Sudiharto, 2007).

Evaluasi diagnosa pertama ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit pada partisipan 1 untuk mengenal masalah yaitu keluarga

sudah mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan

perawatan serta pencegahan ISPA walaupun belum lancar namun Ibu Y dan

keluarga sudah bisa mengulang kembali. Selanjutnya pengambilan keputusan

didapatkan hasil objektif keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi

masalah ISPA pada An. N. Selanjutnya melakukan demonstrasi pembuatan

jeruk nipis hangat didapatkan hasil objektif keluarga sudah mampu

mempraktekkan pembuatan jeruk nipis hangat dan memodifikasi lingkungan

yang baik. Selanjutnya pada kegiatan pemanfaatan pelayanan kesehatan

didapatkan hasil objektif keluarga dapat memanfaatkan pelayanan untuk

mengatasi masalah kesehatan pada An. N. Hasil analisa bahwa masalah teratasi

sebagian, dan untuk menindaklanjuti hal tersebut telah diambil keputusan

untuk melanjutkan intervensi dengan menganjurkan keluarga untuk

menerapkan apa yang telah disampaikan dan diajarkan kepada keluarga.

Sedangkan pada partisipan 2 untuk mengenal masalah yaitu keluarga sudah

mampu menyebutkan pegertian, tanda dan gejala, penyebab dan perawatan

serta pencegahan ISPA dengan lancar dan keluarga sudah bisa mengulang

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

kembali. Selanjutnya pengambilan keputusan didapatkan hasil objektif

keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi masalah ISPA pada An. A.

Selanjutnya melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat didapatkan

hasil objektif keluarga sudah mampu mempraktekkan pembuatan jeruk nipis

hangat dan memodifikasi lingkungan yang baik. Selanjutnya pada kegiatan

pemanfaatan pelayanan kesehatan didapatkan hasil objektif keluarga dapat

memanfaatkan pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan pada An. A.

Hasil analisa bahwa masalah teratasi sebagian, dan untuk menindaklanjuti hal

tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi dengan

menganjurkan keluarga untuk menerapkan apa yang telah disampaikan dan

diajarkan kepada keluarga.

Evaluasi diagnosa kedua peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit pada keluarga Bpk. M didapatkan hasil objektif Ibu Y dan keluarga

sudah mempraktekan cara kompres hangat dan cuci tangan 6 langkah. Hasil

analisa bahwa masalah teratasi sebagian, dan untuk menindaklanjuti hal

tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi. Sedangkan

pada keluarga Bpk. E didapatkan hasil objektif Ibu N sudah mempraktekan

cara kompres hangat dan cuci tangan 6 langkah. Hasil analisa bahwa masalah

teratasi sebagian, dan untuk menindaklanjuti hal tersebut telah diambil

keputusan untuk melanjutkan intervensi.

Evaluasi diagnosa ketiga resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam

mengenal masalah pada partisipan 1 didapatkan hasil Ibu Y tampak sudah

memahami tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian

makanan variatif. Selanjutnya melakukan konseling pada keluarga An. N

dengan ISPA didapatkan hasil objektif keluarga sudah memahami dan

termotivasi untuk meningkatkan manajemen nutrisi pada An. N. Hasil analisa

bahwa masalah teratasi sebagian, dan untuk menindaklanjuti hal tersebut telah

diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi.

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Sedangkan pada partisipan 2 didapatkan hasil Ibu N tampak sudah memahami

tentang cara meningkatkan nafsu makan anak dengan pemberian makanan

variatif. Selanjutnya melakukan konseling pada keluarga An. A dengan ISPA

didapatkan hasil objektif keluarga sudah memahami dan termotivasi untuk

meningkatkan manajemen nutrisi pada An. A agar nafsu makan pada An. A

bisa meningkat. Hasil analisa bahwa masalah teratasi sebagian, dan untuk

menindaklanjuti hal tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan

intervensi.

Berdasarkan hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa kedua partisipan sudah

mampu mengenal masalah yang ada pada keluarga, mampu mengambil

keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan

memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan. Kedua partisipan sudah mampu

menerapkan demonstrasi yang telah diajarkan selama kunjungan.

Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil tingkat kemandirian pada kedua

partisipan dari tingkat kemandirian keluarga pertama yaitu menerima petugas

perawatan kesehatan masyarakat dan menerima pelayanan keperawatan yang

diberikan sesuai dengan rencana keperawatan berubah menjadi tingkat

kemandirian keluarga kedua yaitu menerima petugas perawatan kesehatan

masyarakat, menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai dengan

rencana keperawatan, tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya

secara benar, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai anjuran dan

melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai anjuran.

Rencana tindak lanjut dari evaluasi yang dilakukan adalah kedua partisipan

dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai anjuran, keluarga dapat

melanjutkan demonstrasi pembuatan jeruk nipis hangat, demonstrasi kompres

hangat dan demonstrasi cuci tangan 6 langkah, keluarga dapat berperan sebagai

pendidik dan koordinator dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada

anak dan keluarga dapat berperan dalam melanjutkan perawatan kepada anak

dirumah.

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan keluarga pada An. N

dan An. A dengan ISPA di wilayah kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang

Timur Kota Padang tahun 2017, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pada hasil pengkajian didapatkan kesamaan data dari kasus yang diangkat

dengan teori yang sudah ada. Dimana keluarga mengeluhkan anggota

keluarganya yang sedang mengalami batuk, pilek, demam disertai sesak nafas.

Namun, ada perbedaan pada riwayat ketika lahir dan tata lingkungan keluarga

seperti lingkungan rumah dan kebiasaan keluarga dalam kesehariannya. Hasil

pemeriksaan fisik diperoleh kedua partisipan terlihat sesak nafas, konjungtiva

anemis, kulit terlihat pucat, terlihat lemah dan lesu.

2. Diagnosia keperawatan yang mungkin muncul pada teori terdapat 4 diagnosia

keperawatan, pada kasus ini diagnosa keperawatan yang muncul hanya 3 pada

masing-masing partisipan. Diagnosa utama yang muncul berdasarkan prioritas

masalah yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

3. Intervensi keperawatan yang direncanakan tergantung kepada masalah

keperawatan yang ditemukan. Intervensi yang dilakukan dirumuskan

berdasarkan diagnosa yang telah didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus

keluarga yaitu mengenal masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota

keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan.

4. Implementasi mulai dilakukan pada tanggal 21 Mei 2017. Implementasi yang

telah dilaksanakan pada diagnosa pertama yaitu melakukan penyuluhan tentang

ISPA, membimbing dan memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan

untuk mengatasi masalah ISPA, melakukan demonstrasi pembuatan jeruk nipis

hangat, mendemonstrasikan modifikasi lingkungan dan mendiskusikan

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

mengenai pemanfaatan pelayanan kesehatan pada kedua keluarga.

Implementasi pada diagnosa kedua yaitu melakukan demonstrasi kompres

hangat dan cara cuci tangan 6 langkah. Implementasi pada diagnosa ketiga

yaitu melakukan penyuluhan mengenai cara meningkatkan nafsu makan anak

dengan pemberian makanan variatif dan konseling manajemen nutrisi agar

keluarga mampu merawat anggota keluarganya yang sakit. Implementasi yang

tidak dilakukan pada semua diagnosa yaitu tugas khusus keluarga ke empat dan

kelima seperti demonstrasi modifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan karena implementasi tersebut digabung pelaksanaanya pada

diagnosa pertama.

5. Pada tahap akhir peneliti mengevaluasi kepada pasien dan keluarga mulai

tanggal 21 Mei 2017, mengenai tindakan keperawatan yang telah dilakukan

berdasarkan catatan perkembangan. Evaluasi yang didapat tingkat kemandirian

kedua partisipan yaitu dari tingkat kemandirian keluarga pertama berubah

menjadi tingkat kemandirian keluarga kedua, keluarga Bpk. M dan Bpk. E

memahami tentang ISPA dan cara meningkatkan nafsu makan anak dengan

pemberian makanan variatif, Ibu Y dan Ibu N dapat mempraktekkan cara

membuat jeruk nipis hangat, kompres hangat dan cuci tangan 6 langkah,

keluarga termotivasi merawat anggota keluarganya, keluarga mengambil

keputusan dalam mengatasi masalah ISPA, keluarga dapat memodifikasi

lingkungan dan keluarga dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk

mengatasi masalah ISPA pada An. N dan An. A.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Pimpinan Puskesmas Andalas Kota Padang

Melalui pimpinan Puskesmas Andalas diharapkan dapat memberikan motivasi

dan bimbingan kepada keluarga agar dapat memberikan asuhan keperawatan

keluarga secara optimal kepada keluarga dan lebih meningkatkan mutu

pelayanan di komunitas atau di lapangan.

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

2. Bagi Keluarga Bpk. M dan Bpk. E

Kedua keluarga berisiko untuk terjadi kambuhya penyakit pada An. N dan An.

A, sehingga An. N dan An. A perlu diharapkan upaya pencegahan serta

pengendalian secara rutin dari keluarga. Upaya pencegahan dapat dilakukan

seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal dan memberikan

asupan makanan bergizi kepada anak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya lebih merencanakan implementasi yang

direncanakan seperti tugas khusus keluarga keempat dan kelima yaitu

modifikasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan baik dan

tepat dan sebagai acuan serta pembanding terhadap asuhan keperawatan yang

akan dilakukan.

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

DAFTAR PUSTAKA

Agrina, dkk. 2014. Analisa Aspek Balita Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dirumah. Jurnal Keperawatan. Diakses 08 Januari 2017 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/view/2340

Alimul, Aziz Hidayat. 2012. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Alimul, Aziz Hidayat. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah

Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Ayu, Komang Henny Achjar. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan

Keluarga. Jakarta: Anggota IKAPI. Candra, Faisalado Widyanto. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta : Nuha Medika. Dewi, Ratna Pudiastuti. 2011. Waspadai Penyakit Pada Anak. Jakarta : PT. Indeks. Dinas Kesehatan Kota Padang. 2015. Laporan Tahunan Tahun 2015. Padang :

DKK. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 2014. Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2014. Dion, Yohanes & Yasinta Betan. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep

dan Praktik. Yogyakarta : Nuha Medika. Friedman, Marilyn M dkk. 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori

& Praktik. Jakarta : EGC. Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kemenkes RI. 2010. Pusat Data & Surveilans Epidemiologi, Buletin Pneumonia.

Jakarta. Diakses 12 Januari 2017 dari http://www.depkes.go.id/download.php?file/buletin-pneumonia.pdf

Kemenkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta. Diakses :

08 Januari 2017 dari http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pd

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015. Jakarta. Diakses 12

Januari 2017 http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Kusuma, Kelana Dharma. 2015. Metodologi Penelitian Keperawatan (Pedoman Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian). Jakarta : Anggota IKAPI

Kyle, Terri & Carman, Susan. 2015. Buku Praktik Keperawatan Pediatri. Jakarta

: EGC. NANDA. 2015. Diagnosa Keperawatan Defenisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi

10. (Budi Anna keliat dkk, penerjemah). Jakarta : EGC Nelson. 2014. Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam. Jakarta : EGC. Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. 2015. Metodologi penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis

Ed.3. Jakarta : Salemba Medika. Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika. Sari, Kartika Wijayaningsih. 2013. Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: Anggota IKAPI. Sari, Kartika Wijayaningsih. 2013. Standar Asuhan Keperawatan. Jakarta : Trans Info Media. Saryono & Anggraeni, Mekar Dwi. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan

Keperawatan Transtruktual. Jakarta : EGC. Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta : EGC. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Sundari, Siti dkk. 2014. Perilaku Tidak Sehat Ibu yang Menjadi Faktor Resiko

Terjadinya ISPA Pneumonia pada Balita. Jurnal Pendidikan Sains. Diakses 11 Januari 2017 dari http://journal.um.ac.id/index.php/jps/ISSN: 2338-9117

Suriadi & Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Susilaningrum, Rekawati dkk. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak ; untuk Perawat dan Bidan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Wahid, Abd & Suprapto Imam. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta : Anggota IKAPI. Wong, Donna L dkk. 2013. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik/Donna L. Wong ; alih bahasa, Monica Ester ; editor edisi bahasa Indonesia, Sari Kurnianingsih. Ed. 4. Jakarta : EGC.

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : II

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : III

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : IV

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : V

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : VI

HASIL PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

Bpk. M KHUSUSNYA PADA An. N DENGAN INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR

KOTA PADANG

I. Hasil Pengkajian Keluarga

a. DATA UMUM

1. Nama Keluarga (KK) : Bpk. M

2. Alamat dan telepon : Jalan Auduri I No. 20A Kelurahan Parak

Gadang Timur Kecamatan Padang Timur

Kota Padang (081266323440)

3. Komposisi Keluarga :

No Nama Hub dgn KK TTL/Umur Pendidikan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Bpk. M Ibu Y An. Re An. Ry An. N An. A

KK Istri Anak Anak Anak Anak

Rengat, 18-08-1970 / 47 tahun Padang, 03-06-1980 / 37 tahun Padang, 18-05-2001 / 16 tahun Padang, 01-11-2006 / 11 tahun Padang, 23-07-2012 / 5 tahun Padang, 15-11-2016 / 6 bulan

SMP SMA SMA SD Belum sekolah Belum sekolah

Page 112: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Genogram :

Keterangan :

= pasien

= perempuan

= laki-laki

= tinggal serumah

4. Tipe Keluarga

Keluarga Bpk. M memiliki tipe keluarga inti dimana didalamnya

terdiri dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang

mengurusi rumah tangga dan anak.

5. Suku

An. N bersuku Caniago karena menurut adat orang Minang, anak

mengikuti suku Ibunya yaitu Caniago dan berkewarganegaraan

Indonesia.

6. Agama

Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah

sesuai dengan ajaran agama Islam.

7. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga Bpk. M memiliki penghasilan + 2.000.000. Penghasilan Bpk.

M terkadang tidak tetap tiap bulannya, tergantung pendapatan ikan

Page 113: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

yang akan dijualnya nanti, penghasilan Bpk. M digunakan untuk

mencukupi kebutuhan sehari- hari.

8. Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga jarang melakukan kegiatan rekreasi, lebih sering berkumpul

dirumah. Rekreasi hanya saat lebaran dan saat anaknya sedang liburan

akhir sekolah.

b. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga dalam tahap keluarga dengan anak remaja (families with

teenagers) dimana anak pertama sudah memasuki umur 16 tahun.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu memenuhi

kebutuhan dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan

dan kesehatan anggota keluarga (bila anak sakit terkadang hanya

dibelikan obat di warung, bila tidak sembuh baru diperiksakan ke

Puskesmas).

3. Riwayat keluarga inti

Ibu Y mengatakan An. N mengidap batuk dan pilek sudah + 5 hari

yang lalu, demam + 1 minggu dan sudah minum obat dari Puskesmas.

Ibu Y juga mengatakan bahwa nafas anaknya terlihat sesak. Ibu Y

mengatakan bila sakit, anak hanya dibelikan obat warung apabila tidak

sembuh kemudian baru diperiksakan ke Puskesmas terdekat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Ibu Y mengatakan berat badan An. N ketika lahir 2.100 gram, An. N

lahir kurang bulan dan masuk inkubator karena mengalami BBLR

ketika lahir. An. N juga tidak mendapatkan ASI eksklusif secara

memadai. An. N mendapatkan ASI eksklusif hingga umur 6 bulan.

Page 114: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

c. LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati keluarga Bpk. M merupakan rumah sendiri

yang diwariskan dari orangtuanya. Sebelumnya keluarga Bpk. M

tinggal dirumah kontrakan selama 5 tahun dan sekarang sudah tinggal

dirumah sendiri. Bentuk rumah keluarga Bpk. M yaitu permanen

dengan atap seng, lantai sudah diplester / disemen. Ukuran rumah 9 m

x 5 m. Rumah keluarga Bpk. M tampak tidak rapi, ventilasi di ruang

tamu masih kurang, jendela berdebu, barang-barang berserakan di

ruang tamu seperti baju-baju dan perabotan lainnya, lantai rumah dari

semen di alaskan kasur santai, lantai dapur dari semen dan halaman

rumah bersih, sumber air minum keluarga Bpk. M menggunakan air

sumur yang telah dimasak, mandi menggunakan air sumur bercincin

dengan jarak septik tank 4 meter dari sumur. Lingkungan rumah cukup

luas dengan perabotan yang cukup jendela. Halaman rumah dan

ruangan selalu disapu. Banyak pakaian yang bergantungan di kamar

(di tembok). Jendela kamar jarang dibuka, sehingga siang hari tampak

gelap.

Denah Rumah

6 5 4

2

7 3

1

Keterangan :

1 = Pintu Masuk

2 = Pintu Keluar

3 = Ruang Tamu

4 = Kamar 1

5 = Kamar 2

Page 115: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

6 = Dapur

7 = Ruang Makan

2. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW

Lingkungan An. N tinggal terbilang cukup padat karena rumah

dempet-dempet antara rumah satu dengan yang lainnya. Di sekitar

tempat tinggal An. N juga terdapat banyak balita. Masyarakat tempat

An. N terilihat rukun.

3. Mobilisasi geografis keluarga

Keluarga Bpk. M menetap tinggal dirumah yang telah dimilikinya kini,

dari warisan orangtuanya.

4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat

Keluarga Bpk. M biasanya berkumpul setiap lebaran, interaksi dengan

tetangga cukup baik, tetangga sering berkunjung ke rumah untuk

mengobrol dan teman-teman dari An. N sering main kerumah untuk

bermain dengan An. N.

5. Sistem pendukung keluarga

Sistem pendukung keluarga adalah Bpk. M dan Ibu Y dimana mereka

bertindak sebagai orangtua dari An. N. Namun An. N kurang

mendapatkan perhatian dari Bpk. M sebagai ayah, karena Bpk. M yang

bekerja sebagai nelayan memaksakan Bpk. M untuk jarang berada

dirumah.

d. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi

Komunikasi antar keluarga yaitu komunikasi terbuka, bahasa yang

digunakan biasanya bahasa minang. An. N juga komunikatif dengan

anggota keluarganya.

2. Struktur kekuatan keluarga

Di keluarga, Bpk. M yang mengatur semua kebutuhan rumah tangga.

Bpk. M juga bertanggug jawab mengambil keputusan dan semua

keluarga akan mematuhi karena Bpk. M sebagai kepala keluarga dan

ayah bagi anak-anaknya.

Page 116: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

3. Struktur peran

a. Bpk. M berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja

sebagai nelayan.

b. Ibu Y berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus

keluarga beserta anak-anaknya.

c. An. Re berperan sebagai anak dari pasangan Bpk. M dan Ibu Y

yang merupakan anak pertama berperan sebagai anak remaja.

d. An. Ry berperan sebagai anak dari pasangan Bpk. M dan Ibu Y

yang merupakan anak kedua berperan sebagai anak sekolah.

e. An. N berperan sebagai anak dari pasangan Bpk. M dan Ibu Y yang

merupakan anak ketiga berperan sebagai anak pra sekolah.

f. An. A berperan sebagai anak dari pasangan Bpk. M dan Ibu Y yang

merupakan anak keempat berperan sebagai anak.

4. Nilai dan norma budaya

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Bpk. M menggunakan norma

dan nilai sesuai dengan agama dan adat istiadat yang tidak

bertentangan dengan kesehatan.

e. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan

menghargai satu sama lainnya.

2. Fungsi sosialisi

Sosialisasi antar anggota keluarga dan tetangga sekitar cukup baik.

3. Fungsi perawatan keluarga

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

An. N kurang mampu memahami masalah kesehatan yang

dialaminya, karena An. N yang masih balita.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Tindakan kesehatan tidak cukup baik, keluarga kurang berperan

dalam mengambil keputusan jika ada anggota keluarga yang

sedang sakit.

Page 117: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

c. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit

Jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga akan ikut merawat.

d. Kemampuan keluarga dalam memelihara di lingkungan sehat

Keluarga kurang mengetahui lingkungan yang sehat, hygiene dan

manfaat lingkungan yang sehat.

f. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek

Sementara tidak mempunyai masalah berat, hanya saja An. N sedang

mengalami infeksi saluran pernafasan akut.

2. Stressor jangka panjang

Keluarga memiliki stressor jangka panjang yaitu memikirkan masalah

biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan anak-anaknya

setinggi-tingginya.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian

atau cobaan dari Allah. Setiap ada masalah keluarga selalu

memecahkan masalah secara bermusyawarah.

4. Strategi koping yang digunakan

Apabila ada keluarga yang bermasalah kesehatan, keluarga

memanfaatkan layanan kesehatan seperti: puskesmas, bidan dan rumah

sakit.

5. Strategi adaptasi disfungsinal

Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional

meskipun dalam kondisi yang parah.

g. HARAPAN KELUARGA

Keluarga Bpk. M mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan

pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga

mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.

Page 118: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

h. PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

Pemeriksaan Bpk. M Ibu Y An. Re An. Ry An. N An. A Keadaan umum

KU : baik TB : 165 cm BB : 70 kg TD: 130 / 80 mmHg N : 80 x/i S: 36,7 oC

KU : baik TB : 148 cm BB : 55 kg TD: 110 / 70 mmHg N : 90 x/i S: 36,5 0C

KU : baik TB : 170 cm BB : 47 kg TD: 120 / 80 mmHg N : 88 x/i S: 36,7 0C

KU : baik TB : 124 cm BB : 21 kg N : 88 x/i S: 36,7 0C

KU : baik TB : 96 cm BB : 11 kg RR : 43x/i N : 98x/i S: 37,9 0C

KU : baik TB : 62 cm BB : 6 kg S: 36,8 0C

Kepala

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Mulut Mukosa mulut lembab, ada caries gigi

Mukosa mulut lembab, tidak ada caries gigi

Mukosa mulut lembab, ada caries gigi

Mukosa mulut lembab, ada caries gigi

Mukosa mulut lembab, ada caries gigi

Mukosa mulut lembab

Mata Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris

Hidung Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Telinga Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Page 119: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Leher Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Dada Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas tambahan, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan, tidak ada retraksi dinding dada

Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas tambahan, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan, tidak ada retraksi dinding dada

Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas tambahan, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan, tidak ada retraksi dinding dada

Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas tambahan, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan, tidak ada retraksi dinding dada

Dada tampak simetris, suara nafas ronchi, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan, tidak ada retraksi dinding dada

Abdomen Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Ekstermitas Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Page 120: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB 1. DS:

- Ibu Y mengatakan bahwa An. N sekarang ini sedang batuk dan pilek + 5 hari

- Ibu Y mengatakan An. N demam + 1 minggu

- Ibu Y mengatakan An. N terlihat sesak bila bernafas

- Ibu Y mengatakan An. N sudah diberikan obat dari Puskesmas namun belum juga sembuh

- Ibu Y mengatakan sesak nafas pada An. N bertambah ketika berpaparan dengan debu

DO: - An. N tampak batuk dan

pilek - An. N terlihat sesak saat

bernafas - Tampak mengeluarkan

ingus dari hidung - RR : 43 x/i - Nadi : 98 x/i - Suhu : 37,9 oC

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

2. DS: - Ibu Y mengatakan

badan An. N terasa panas

- Ibu Y mengatakan An. N demam + 1 minggu

DO: - Badan An. N teraba

hangat - An. N terlihat gelisah - Mata An. N terlihat

memerah

Peningkatan suhu tubuh

Ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Page 121: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

- Suhu : 37,9 oC

3. DS : - Ibu Y mengatakan An.

N susah untuk makan - Ibu Y mengatakan An.

N jika makan tidak pernah habis

- Ibu Y mengatakan jika An. N sakit, nafsu makannya berkurang

- An. N mengatakan ia tidak nafsu makan

DO : - An. N tampak main-

main ketika makan - An. N tampak tidak

menghabiskan makanannya

- Konjungtiva tampak anemis

- TB : 96 cm - BB : 11 kg - IMT : 11,9

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Page 122: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : VII

Page 123: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : VIII

Page 124: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : XII

HASIL PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA

Bpk. E KHUSUSNYA PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN

PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

ANDALAS KECAMATAN PADANG TIMUR

KOTA PADANG

I. Hasil Pengkajian Keluarga

a. DATA UMUM

1. Nama Keluarga (KK) : Bpk. E

2. Alamat dan telepon : Jalan Auduri I No. 4F Kelurahan Parak

Gadang Timur Kecamatan Padang Timur

Kota Padang (082285243764)

3. Komposisi Keluarga

No Nama Hub dgn KK TTL/Umur Pendidikan

1.

2.

3.

Bpk. E Ibu N An. A

KK Istri Anak

Padang, 09-05-1988 / 29 tahun Padang, 12-11-1991 / 26 tahun Padang, 23-04-2016 / 1 tahun

SMA SMA Belum sekolah

Genogram :

Page 125: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Keterangan :

= pasien

= perempuan

= laki-laki

= tinggal serumah

4. Tipe Keluarga

Keluarga Bpk. E memiliki tipe keluarga inti dimana didalamnya terdiri

dari seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi

rumah tangga dan anak.

5. Suku

An. A bersuku Sikumbang karena menurut adat orang Minang, anak

mengikuti suku Ibunya yaitu Sikumbang dan berkewarganegaraan

Indonesia.

6. Agama

Semua anggota keluarga beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai

dengan ajaran agama Islam.

7. Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga Bpk. E memiliki penghasilan + 2.600.000. Penghasilan Bpk. E

digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari- hari.

8. Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga Bpk. E sering mengajak An. A dan istrinya jalan-jalan setiap

sore hari.

b. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga dalam tahap keluarga kelahiran anak pertama (childbearing

family).

Page 126: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu memenuhi

kebutuhan dasar keluarga yang meningkat, termasuk biaya kehidupan

dan kesehatan anggota keluarga.

3. Riwayat keluarga inti

Ibu N mengatakan An. A mengidap batuk dan pilek sudah + 2 hari yang

lalu, demam + 5 hari dan sudah minum obat dari Puskesmas. Ibu N juga

mengatakan bahwa nafas anaknya terlihat sesak. Ibu N mengatakan bila

sakit, anak diperiksakan ke Puskesmas terdekat atau dibawa berobat ke

bidan terdekat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Ibu N mengatakan berat badan An. A ketika lahir 2.800 gram. An. N

tidak mendapatkan ASI eksklusif secara memadai karena ASI dari Ibu N

susah keluar. An. A mendapatkan ASI eksklusif hingga umur 3 bulan.

Setelah itu An. A hanya minum susu bantu.

c. LINGKUNGAN

1. Karakteristik rumah

Rumah yang ditempati keluarga Bpk. E merupakan rumah sendiri.

Bentuk rumah keluarga Bpk. E yaitu permanen dengan atap seng, lantai

sudah diplester / disemen. Ukuran rumah 8 m x 6 m. Rumah keluarga

Bpk. E tampak tidak rapi, ventilasi di ruang tamu masih kurang, jendela

berdebu, barang-barang berserakan di ruang tamu seperti baju-baju dan

perabotan lainnya, lantai rumah dari semen yang sudah di keramik, lantai

dapur dari semen dan halaman rumah bersih, sumber air minum keluarga

Bpk. E menggunakan air galon, mandi menggunakan air sumur bercincin

dengan jarak septik tank 5 meter dari sumur. Lingkungan rumah cukup

luas dengan perabotan yang cukup jendela dan meja kursi tampak banyak

debu. Halaman rumah dan ruangan selalu disapu. Banyak pakaian yang

bergantungan di kamar dan ruang makan (di tembok). Jendela kamar

jarang dibuka, sehingga siang hari tampak gelap.

Page 127: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Denah Rumah

2

4 6

3 5

1

Keterangan :

1 = Pintu Masuk

2 = Pintu Keluar

3 = Kamar Tidur 1

4 = Kamar Tidur 2

5 = Ruang Tamu

6 = Dapur/Ruang Makan

2. Karakteristik tetangga dan komunikasi RW

Lingkungan An. A tinggal terbilang cukup padat karena rumah dempet-

dempet antara rumah satu dengan yang lainnya. Masyarakat tempat An.

A terilihat rukun.

3. Mobilisasi geografis keluarga

Keluarga Bpk. E menetap tinggal dirumah yang telah dimilikinya sendiri.

4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat

Keluarga Bpk. E biasanya berkumpul setiap lebaran, interaksi dengan

tetangga cukup baik, tetangga sering berkunjung ke rumah untuk

mengobrol.

5. Sistem pendukung keluarga

Sistem pendukung keluarga adalah Bpk. E dan Ibu N dimana mereka

bertindak sebagai orangtua dari An. A. Kemudian An. A juga

mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang cukup dari kedua

orangtuanya.

Page 128: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

d. Struktur keluarga

1. Pola komunikasi

Komunikasi antar keluarga adalah komunikasi terbuka, bahasa yang

dipakai adalah bahasa minang.

2. Struktur kekuatan keluarga

Di keluarga, Bpk. E yang mengatur semua kebutuhan rumah tangga.

Bpk. E juga bertanggug jawab mengambil keputusan dan semua

keluarga akan mematuhi karena Bpk. E sebagai kepala keluarga dan ayah

bagi anak-anaknya.

3. Struktur peran

a. Bpk. E berperan sebagai kepala rumah tangga yang bekerja sebagai

wiraswasta.

b. Ibu N berperan sebagai ibu rumah tangga yang hanya mengurus

keluarga beserta anak-anaknya.

c. An. A berperan sebagai anak dari pasangan Bpk. E dan Ibu N yang

merupakan anak pertama berperan sebagai anak.

4. Nilai dan norma budaya

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Bpk. E menggunakan norma dan

nilai sesuai dengan agama dan adat istiadat yang tidak bertentangan

dengan kesehatan.

e. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi afektif

Di antara anggota keluarga terdapat perasaan saling menyayangi dan

menghargai satu sama lainnya.

2. Fungsi sosialisi

Sosialisasi antar anggota keluarga dan tetangga sekitar cukup baik.

3. Fungsi perawatan keluarga

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

An. A kurang mampu memahami masalah kesehatan yang dialaminya,

karena An. A yang masih balita.

Page 129: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Tindakan kesehatan tidak cukup baik, keluarga kurang berperan dalam

mengambil keputusan jika ada anggota keluarga yang sedang sakit.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota yang sakit

Jika ada anggota keluarga yang sakit keluarga akan ikut merawat.

d. Kemampuan keluarga dalam memelihara di lingkungan sehat

Keluarga kurang mengetahui lingkungan yang sehat, hygiene dan

manfaat lingkungan yang sehat.

f. STRESS DAN KOPING KELUARGA

1. Stressor jangka pendek

Sementara tidak mempunyai masalah berat, hanya saja An. A sedang

mengalami infeksi saluran pernafasan akut.

2. Stressor jangka panjang

Keluarga memiliki stressor jangka panjang yaitu memikirkan masalah

biaya untuk hidup dan keinginan untuk menyekolahkan anaknya

setinggi-tingginya.

3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Keluarga menganggap ujian atau masalah yang dihadapi adalah ujian

atau cobaan dari Allah. Setiap ada masalah keluarga selalu memecahkan

masalah secara bermusyawarah.

4. Strategi koping yang digunakan

Apabila ada keluarga yang bermasalah kesehatan, keluarga

memanfaatkan layanan kesehatan seperti: puskesmas, bidan dan rumah

sakit.

5. Strategi adaptasi disfungsinal

Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi disfungsional

meskipun dalam kondisi yang parah.

g. HARAPAN KELUARGA

Keluarga Bpk. E mengharapkan agar petugas kesehatan dapat memberikan

pelayanan kesehatan terhadap mereka dan membantu bila keluarga

mengalami kesulitan dalam hal kesehatan semaksimal mungkin.

Page 130: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

h. PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

Pemeriksaan Bpk. E Ibu N An. A Keadaan umum

KU : baik TB : 165 cm BB : 65 kg TD: 110 / 80 mmHg N : 84 x/i S: 36,5 0C

KU : baik TB : 157 cm BB : 80 kg TD: 110 / 60 mmHg N : 88 x/i S: 36,5 0C

KU : baik TB : 74 cm BB : 7 kg RR : 45 x/i N : 97 x/i S: 38 0C

Kepala

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Tidak ada benjolan, tidak ada lesi, rambut hitam

Mulut Mukosa mulut lembab, tidak ada caries gigi

Mukosa mulut lembab, tidak ada caries gigi

Mukosa mulut lembab

Mata Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikhterik

Mata tampak simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikhterik

Hidung Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Tidak ada cuping hidung saat bernafas, tidak ada pembengkakan dan lesi

Telinga Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Tidak ada luka, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

Leher Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Tidak ada pelebaran vena Juguralis, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid

Dada Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan,

Dada tampak simetris, tidak terdengar suara nafas, tidak lesi dan pembengkakan berupa

Dada tampak simetris, suara nafas ronchi, tidak lesi dan pembengkakan berupa benjolan, tidak

Page 131: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

tidak ada retraksi dinding dada

benjolan, tidak ada retraksi dinding dada

ada retraksi dinding dada

Abdomen Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Tidak ada asietes, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas disetiap kuardran

Ekstermitas Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

Tidak ada kelainan pada ekstemitas atas dan bawah

ANALISA DATA

NO DATA MASALAH PENYEBAB 1. DS:

- Ibu N mengatakan bahwa An. A sekarang ini sedang batuk dan pilek + 2 hari

- Ibu N mengatakan An. A demam + 5 hari

- Ibu N mengatakan An. A terlihat sesak bila bernafas

- Ibu N mengatakan An. A sudah diberikan obat dari Puskesmas namun belum juga sembuh

DO:

- An. A tampak batuk dan pilek

- An. A terlihat sesak saat bernafas

- Tampak mengeluarkan ingus dari hidung

- RR : 45 x/i - Nadi : 97 x/i - Suhu : 38 oC

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

Page 132: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

2. DS: - Ibu N mengatakan badan

An. A terasa panas - Ibu N mengatakan An.

A demam + 5 hari - Ibu N mengatakan An.

A sering rewel

DO: - Badan An. A teraba

hangat - An. A terlihat rewel dan

gelisah - Mata An. A terlihat

memerah dan sembab - Suhu : 38 oC

Peningkatan suhu tubuh

Ketidakmampuan anggota keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit

3. DS : - Ibu N mengatakan An.

A susah untuk makan - Ibu N mengatakan jika

An. A sedang makan, butuh waktu yang lama untuk menghabiskan makannya

- Ibu N mengatakan jika An. A sakit, nafsu makannya berkurang

DO : - An. A tampak main-main

ketika disuapi oleh ibuya - An. A tampak tidak

menghabiskan makanannya

- Konjungtiva tampak anemis

- TB : 74 cm - BB : 7 kg - IMT : 12,8

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah

Page 133: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : IX

Page 134: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 135: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : X

Page 136: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

Page 137: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : XI

Page 138: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : XII

Page 139: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA AN. N DAN ...pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/Siska_Handayani...Poltekkes Kemenkes Padang POLTEKKES KEMENKES RI PADANG ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Poltekkes Kemenkes Padang

LAMPIRAN : XIII