Asuhan Keperawatan Gout
-
Upload
gema-cloep-cloep -
Category
Documents
-
view
87 -
download
8
Transcript of Asuhan Keperawatan Gout
ASUHAN KEPERAWATAN GOUT
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di masyarakat kini beredar mitos bahwa ngilu sendi berarti asam urat.Pengertian ini perlu
diluruskan karena tidak semua keluhan dari nyeri sendidisebabkan oleh asam urat. Pengertian
yang salah ini diperparah oleh iklan jamu/obat tradisional. Penyakit rematik banyak jenisnya.
Tidak semua keluhannyeri sendi atau sendi yang bengkak itu berarti asam urat. Untuk
memastikannya perlu pemeriksaan laboratorium.
Sebenarnya yang dimaksud dengan asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunannukleoprotein), yaitu salah satu
komponen asam nukleat yang terdapat pada intisel-sel tubuh. Secara alamiah, purin terdapat
dalam tubuh kita dan dijumpai padasemua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman (sayur,
buah, kacang-kacangan) atau pun hewan (daging, jeroan, ikan sarden).
Jadi asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh, yangkadarnya tidak boleh berlebih.
Setiap orang memiliki asam urat di dalam tubuh,karena pada setiap metabolisme normal
dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak
mengandung purin.Sebetulnya, tubuh menyediakan 85 persen senyawa purin untuk kebutuhan setiaphari. Ini
berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15 persen.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu penyakit GOUT, Klasifikasi , etiologi, patofisiologi, menifestasi klinik, pemeriksaan
penunjang dan diagnostik, penatalaksanaan medis dan keperawatan, serta komplikasi Gout.
2. Bagaiman Asuhan Keperawatan pada klien Gout Artritis
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasisiwa mampu memahami defenisi, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, menifestasi klinik,
pemeriksaan penunjang dan diagnostik, penalaktasanan medis dan keperawatana, serta
komplikasi Gout Artiritis.
2. Mahasisiwa mampu melakukan asuhan keperawatan kepada klien Gout artiritis
BAB II
PEMBAHASAN
A.GOUT
1. Definisi
Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada sendi dan jari (depkes,
1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada zaman Yunani kuno. Pada
waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang disebabkan karena terlalu
banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis dan terapeutik yang telah
diusulkan. Sekarang ini, gout mungkin merupakan salah satu jenis penyakit reumatik yang paling
banyak dimengerti dan usaha-usaha terapinya paling besar kemungkinan berhasil.
Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada
tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian
tengah. (Merkie, Carrie. 2005).
Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan asam urat yang menyebabkan
nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407).
Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungandengan defek genetic pada
metabolism purin atau hiperuricemia. (Brunner &Suddarth. 2001;1810).
Artiritis pirai ( gout ) merupakan suatu sindrom klinik sebagai deposit kristalasam urat di daerah persendian yang
menyebabkan terjadinya serangan inflamasi akut. Jadi, Gout atau sering disebut ³asam urat´ adalah suatu
penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga
terjadi penumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.
2. Klasifikasi
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia degenerative, dimana meningkatnya produksi
asam urat akibat pecahan purin yang disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati.
Merupakan akibat langsung dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat
penurunan ekresi asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau
gangguan ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan
genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HGPRT (hypoxantin guanine
phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP (phosphoribosyle pyrophosphate
), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya 1 % saja
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang mengalami kelebihan pemecahan purin menyebabkan
meningkatnya sintesis asam urat. Contohnya pada pasien leukemia
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekresi asam urat yang
berkurang akibar proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai
penyakit yang penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi
yang berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin
3. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat
dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat
abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang
dari ginjal.
Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :
Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam urat berlebihan
(hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.
Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan ginjal yang akan
menyebabkan :
Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat seperti : aspirin, diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat,aseta zolamid dan etambutol.
Pembentukan asam urat yang berlebih.
Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti
leukimia.
Kurang asam urat melalui ginjal.
Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang sehat. Penyabab tidak
diketahui.
Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau
gagal ginjal kronik.
4. Patofisiologi
Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan berlebihan atau
penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah produk akhir metabolisme
purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam urat dapat diterangkan sebagai berikut:
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan (salvage
pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui
prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah
melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam
guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme
yang kompleks, dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu:
5-fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase
(amido-PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh
nukleotida purin yang terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah
pembentukan yang berlebihan.
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa
purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini
tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas
(adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk
prekursor nukleotida purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua
enzim: hipoxantin guanin fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin
fosforibosiltransferase (APRT).
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas oleh
glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam urat yang diresorpsi
kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan melalui urin.
5. Manifestasi Klinis
Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan rekuren inflamasi
artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan
aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan
pembentukan assam urat dalam traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di
kenali :
1. Hiperutisemia asimtomatik
2. Artiritis gout yang kronis
3. Gout interkritikal
4. Gout tofaseus yang kronik
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause pada
wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih banyak
dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout adalah pria. Urat serum wanita normal
jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah
menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak timbul
sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout
adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam
dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan
semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-
gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari suatu rangkaian
kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam plasma dan cairan tubuh. Ini
diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar cairan tubuh dan endapan dalarn dan
seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi
(endapan natrium urat) yang merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat.
Tubuh mungkin tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga
mempercepat proses pengeluaran asam urat dari serum. Kristalisasi dan endapan asam urat
merangsang serangan gout. Kristal-kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh
leukosit dan waktu leukosit memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme
peradangan lain terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar
endapan kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang dan
memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal. Pada masa ini pasien
bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn jangka waktu beberapa tahun dan
ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi
peradangan kronik, sendi yang bengkak akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular.
Serangan gout Aut dapat terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul
pada gout kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding
dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa olekranon,
tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa infrapatella dan helix telinga
Tofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi
dapat membentuk tukak dan kemudian mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi.
Penyakit ginjal dapat terjadi akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout
ditangani secara memadai.
6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8
mg% dan pada wanita 7 mg%.
2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih
seperti susu dan sangat kental sekali.
3) Pemeriksaan darah lengkap
4) Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
b. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
2. Pemeriksaaan fisik
1) Inspeksi
- Deformitas
- Eritema
2) Palpasi
- Pembengkakan karena cairan / peradanagn
- Perubahan suhu kulit
- Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
- Nyeri tekan
- Krepitus
- Perubahan range of motion
7. Diagnosa
Untuk mendiagnosis artritis gout digunakan kriteria American Rheumatism Association (ARA),
yaitu:
1. terdapat kristal monosodium urat di dalam cairan sendi2. terdapat kristal monosodium urat di dalam tofi,3. Atau didapatkan 6 dari 12 kriteria berikut ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertamab. Serangan artritis akut lebih dari 1 kalic. Artritis monoartikulard. Sendi yang terkena bewarna kemerahane. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsalfalangeal 1f. Serangan pada sendi tarsal unilateralg. Adanya tofush. Hiperurisemiai. Pada gambaran radiologik, tampak pembengkakan sendi asimetrisj. Pada gambaran radiologik, tampak krista subkortikal tanpa erosik. Kultur bakteri cairan sendi negatif
8. Penalaktasanaan medis dan keperawatan
1. Pengobatan Fase akut
Kolkisin merupakan obat pilihan untuk mengatasi artritis gout akut. Obat ini mempunyai efek
penghambat motilitas dan asadesi netrofil, mengurangi pelepasan eikasinoid, PGE2, dan LTB4
oleh monosit dan netrofil dengan cara menghambat fosfolipase-A2, mengubah kemotaksis
fagosit. Kolkisin diberikan 0,5mg/jam sampai tercapainya perbaikan nyeri dan inflamasi, atau
timbul toksisitas gastrointestinal seperti muntah dan diare, atau tercapai dosis maksimal per hari
8 mg. Pada orang dengan gangguan fungsi ginjal kolkisin harus diturunkan.
2. Pengobatan hiperurisemia
Diet rendah purin memegang peranan penting. Obat yang dapat menurunkan kadar asam urat
darah dibagi dua, yaitu golongan urikosurik dan golongan penghambat xantine-oksidase. Obat
golongan urikosurik yang penting adalah probenesid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
reabsorpsi asam urat di tubulus secara kompetitif, sehingga eksresi asam urat melalui ginjal
ditingkatkan. Dosis awalnya adalah 0,5mg/hari dan secara berkala dapat ditingkatkan menjadi 1-
3 mg/hari dalam dosis terbagi 2-3 kali sehari. Obat golongan ini tidak boleh diberikan bila
produksi urin kurang dari 1400ml/24 jam. Pemberian ini dikontraindikasikan bila terdapat
produksi dan eksresi asam urat berlebih, riwayat batu ginjal, volume urin berkurang, dan
hipersensitif terhadap probenesid.
Obat golongan inhibitor xantine-oksidase (alopurinol) merupakan obat yang poten untuk
mencegah konversi hipoxantine dan xantin menjadi asam urat. Akibatnya kadar kedua zat
tersebut akan meningkat dan akan dibuang melalui ginjal.
Indikasi pemberian alopurinol adalah:
1. Penderita yang tidak memebri respon adekuat terhadap gol. Urikosurik, misalnya pada gg.
Fungsi ginjal.
2. Penderita yang hipersensitif terhadap gol.urikosurik
3. Penderita dengan batu urat di ginjal.
4. Penderita dnegan tofus yang besar, yang memerlukan perawatan kombinasi alopurinol dengan
urikosurik.
5. Hiperurisemia sekunder karena penyakit mieloproliperatif, dapat diberikan alupurinol sebelum
pemberian sitostatika.
Dosis rata-rata 300mg/hari, tetapi pada orang tua dan penderita dengan GFR di bawah
50m/menit, dapat dimulai dnegan dosis 100mg/hari.
3. Komplikasi Hiperurisemia pada Ginjal
Tiga komplikasi hiperurisemia pada ginjal berupa batu ginjal, gangguan ginjal akut dan kronis
akibat asam urat. Batu ginjal terjadi sekitar 10-25% pasien dengan gout primer. Kelarutan kristal
asam urat meningkat pada suasana pH urin yang basa. Sebaliknya, pada suasana urin yang asam,
kristal asam urat akan mengendap dan terbentuk batu.
Gout dapat merusak ginjal sehingga pembuangan asam urat akan bertambah buruk. Gangguan
ginjal akut gout biasanya sebagai hasil dari penghancuran yang berlebihan dari sel ganas saat
kemoterapi tumor. Penghambatan aliran urin yang terjadi akibat pengendapan asam urat pada
duktus koledokus dan ureter dapat menyebabkan gagal ginjal akut. Penumpukan jangka panjang
dari kristal pada ginjal dapat menyebabkan gangguan ginjal kronik.7
9. Komplikasi
Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis danulkus peptik yang
merupakan komlikasi utama penggunaan obat anti inflamasinonsteroid (OAINS) atau obat
pengubah perjalanan penyakit ( disease modifyingantirhematoid drugs, DMARD ) yang menjadi
faktor penyebab morbiditas danmortalitas utama pada arthritis reumatoid
Komlikasi saraf yang terjadi memberikan gambaran jelas , sehingga sukar dibedakan antara
akibat lesi artikuler dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungandengan mielopati akibat
ketidakstabilan vertebra servikal dan neuropati iskemik akibat vaskulitis
B. Asuhan keperwatan pada klien gout
a. Pengkajian Identitas Klien
a) Anamnesa
- Identitas Klien
Nama :
RM :
Umur :
Jenis klamin :
Agama :
Alamat :
- Riwayat kesehatan klien
1. Keluhan utama
- Klien mengeluh Nyeri pada daerah persendian.
2. Riwayat kesehatan sekarang
- Klien mengatakan nyeri pada persendian,dan merasa keram .
3. Riwayat kesehatan masa lalu
- klien tidak perna mengalami penyakit yang sama
4. Riwayat kesehatan keluarga
- Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama
b) Pemeriksaan fisik
1. Kemungkinan terjadi peningkatan Tanda-tanda vital
RR : normal
N : meningkat
TD : meningka
2. Head to toe terdiri dari:
Pemeriksaan dilakukan mulai dari kepala sampai kaki (menggunakan
Data fokus) dengan menggunakan teknik inspeksi (gerakan dada
yang tidak simetris), palpasi (terdapat getaran yang tidak simetris),
perkusi, dan auskultas
c) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
- Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8
mg% dan pada wanita 7 mg%.
- Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih
seperti susu dan sangat kental sekali.
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan ureua dan kratinin
b. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
c. kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl
b. Pemeriksaaan fisik
a) Inspeksi
- Deformitas
- Eritema
b) Palpasi
- Pembengkakan karena cairan / peradanagn
- Perubahan suhu kulit
- Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit
- Nyeri tekan
- Krepitus
- Perubahan range of motion
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri behubungan dengan kerusakan integritas jaringan sekunder tehadap gout ditandai dengan pasien
mengunkapkan ketidak nyamanan, merintih,melindungi sisi yang sakit, meringis
Tujuan intervensi rasional
Nyeri berkurang1. Pantau kadar asam urat
serum
2. Berikan istirahat dengan kaki
ditnggikan dan berikan
kantung es.
3. Berikan obat anti gout
yang diresepkan dan
evaluasi keefektipannya.
4. Berikan pasien untuk
minum 2 ± 3 liter cairan
setiap hari dan
meningkatknmasukan
makanan pembuatan
alkalin
1.untuk
mengevaluasi
keekfetifan terapi
2.Peninggian dan
pemberian
kantung dingin
membantu
mengurangi
bengkak.
3.Obat anti gout
bekrja dengan
menghambat
rabsorsi asam urat
di tubulus ginjal
2. Kurang pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien dan keluarga dapat
memahami penggunaan
obat dan perawatan
dirumah. Kriteria :
Pasien dan keluarga
menunjukkan
Jelaskan pada pasien
tentang asal mula
penyakit
Berikan Jadwal obat
yang harus di gunakan
Memberikan
pengetahuan pasien
sehingga pasien dapat
menghindari terjadinya
serangan berulang.
Penjelasan ini dapat
pemahaman tentang
kondisi prognosis dan
perawatan.
Mengembangkan
rencana untuk perawatan
diri, termasuk modifikasi
gaya hidup yang
konsisten dengan
mobilitas dan atau
pembatasan aktifitas.
meliputi nama obat,
dosis, tujuan dan efek
samping
.
meningkatkan koordinasi
dan kesadaran pasien
terhadap pengobatan
yang teratur.
3. Gangguan mobilitas fisik burhungan dengan nyeri persendian
Tujuan Intervensi Rasional
Pasien dapat
meningkatkan aktifitas
sesuai kemampuan.
Kriteria:
Pasien dapat
mempertahankan fungsi
posisi dengan tidak
adanya pembatasan
kontraktur.
Pasien dapat
mempertahankan atau
Evaluasi pemantauan
tingkat inflamasi atau
rasa sakit pada sendi.
Pertahankan istirahat
tirah baring/duduk jika
diperlukan. Jadwal
aktifitas untuk
memberikan periode
istirahat yang terus
menerus dan tidur malam
hari yang tidak
Tingkat aktifitas / latihan
tergantung dari
perkembangan atau
resolusi dan proses
inflamasi
Istirahat yang sistemik
selama eksaserbasi akut
dan seluruh fase penyakit
yang penting untuk
mencegah kelelahan,
mempertahankan
meningkatkan kekuatan
dan fungsi dari
kokompensasi bagian
tubuh.
Pasien dapat
mendemonstrasikan
tehnik atau perilaku yang
memungkinkan
melakukan aktfitas
terganggu.
Lakukan ambulasi
dengan bantuan misal
dengan menggunakan
tongkat atau "walker",
dan berikan lingkungan
yang aman misalnya
menggunakan pegangan
tangga pada bak atau
pancuran dan toilet
kekuatan.
Menghindari cedera
akibat kecelakaan atau
jatuh
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin adalah salah satu
kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
b. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin, tetapi karena ginjal tidak
mampu mengeluarkan asam urat yang ada menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal
lain yang dapat meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak mengkonsumsi bahan
makanan yang mengandung banyak purin. Asam urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul
pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
c. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat
bangun tidur, sendi yang terkena asam urat terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar
biasa pada malam dan pagi.
d. Solusi Mengatasi Asam Urat ; melakukan pengobatan hingga kadar asam urat kembali normal.
Kadar normalnya adalah 2.4 hingga 6 untuk wanita dan 3.0 hingga 7 untuk pria, kontrol makanan
yang dikonsumsi, dan b anyak minum air putih.
e. Prinsip diet yang harus dipatuhi oleh penderita asam urat ;
a) Membatasi asupan purin atau rendah purin
b) Asupan energi sesuai dengan kebutuhan
c) Mengonsumsi lebih banyak karbohidrat
d) Mengurangi konsumsi lemak
e) Mengonsumsi banyak cairan
f) Tidak mengonsumsi minuman beralkohol
g) Mengonsumsi cukup vitamin dan mineral
Daftar Pustaka
Brunney & suddarjh, 2001. Keperawatan Medikal – bedah. EGC. Jakarta.
Compiement, Tim, 2002. Kumpulan Makalah Keperawaan Medikal Bedah. UGM. Yogyakarta.
Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit ., Ed. 4,
EGC, Jakarta.
Carpito, Lynda juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Penerbit : EGG, jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal
dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
penyakit misalnya penyakit gout rthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah
menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout
lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 % penderita gout adalah pria. Urat serum wanita
normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak
timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan
gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam
dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan
semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku
dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-
gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dari Gout ?
2. Apa saja klasifikasi penyakit Gout ?
3. Apa etiologi dari Gout ?
4. Sebutkan faktor resiko timbulnya penyakit Gout ?
5. Bagaimana patofisiologi penyakit Gout ?
6. Jelaskan manifestasi klinis penyakit Gout ?
7. Sebutkan komplikasi dari penyakit Gout ?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien gout ?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakit Gout ?
10. Jelaskan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Gout ?
C. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar dari penyakit Gout dan konsep dasar dalam pelaksanaan
asuhan keperawatannya.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari Gout.
2. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit Gout.
3. Untuk mengetahui etiologi dari Gout.
4. Untuk mengetahui faktor resiko timbulnya penyakit Gout.
5. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit Gout.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Gout.
7. Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit Gout.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien gout.
9. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit Gout.
10. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan Gout.
D. Manfaat
Untuk mahasiswa
Dengan makalah ini di harapkan dapat memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang
memberikan asuhan keperawatan pada pasien Gout.
Untuk tenaga medis
Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu memudahkan tenaga medis untuk
menerapkan praktek kesehatan dalam lingkungan medis.
Untuk institusi
Dengan adanya makalah ini dapat menambah literatur untuk kepentingan mahasiswa Stikes
Muhammadiyah Lamongan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis
akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai
usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause. Gout arthritis,
atau lebih dikenal dengan nama penyakit asam urat, adalah salah satu penyakit inflamasi yang
menyerang persendian. Gout arthritis disebabkan oleh penimbunan asam urat (kristal
mononatrium urat), suatu produk akhir metabolisme purin, dalam jumlah berlebihan di jaringan.
Kristal asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang menumpuk di sendi dan
jaringan pengikat sebagai hasil dari konsumsi purin yang terlalu banyak atau metabolisme yang
tidak normal. Meskipun lutut, pergelangan tangan dan sendi interphalangeal proximal dapat
terserang penyakit ini, deposisi biasanya ditemukan pada sendi metatarsophalangeal pada jempol
kaki.
Kadang-kadang terbentuk agregat kristal besar yang disebut sebagai tofi (tophus) dan
menyebabkan deformitas. Gout adalah peradangan akibat adanya endapan kristal asam urat pada
sendi dan jari (depkes, 1992). Penyakit metabolik ini sudah dibahas oleh Hippocrates pada
zaman Yunani kuno. Pada waktu itu gout dianggap sebagai penyakit kalangan sosial elite yang
disebabkan karena terlalu banyak makan, anggur dan seks. sejak saat itu banyak teori etiologis
dan terapeutik yang telah diusulkan.
Gout adalah kerusakan metabolic yang ditandai dengan peningkatan konsentrasi serum
asam urat dan deposit kristal asam urat dalam cairan sinovial dan disekitar jaringan sendi. Gout
juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan
Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.Gout merupakan
kelompok keadaan heterogenous yang berdasarkan efek genetic pada metabolisme purin
(hiperuresemia). Pada keadaan ini biasa terjadi over sekresi asam urat atau detek renal yang
mengakibatkan sekresi asam urat/kombinasi keduanya.
Artritis pirai (gout) adalah jenis artropati kristal yang patogenesisnya sudah diketahui
secara jelas dan dapat diobati secara sempurna. Secara klinis, artritis pirai merupakan penya-kit
heterogen meliputi hiperurikemia, serangan artritis akut yang biasanya mono-artikuler. Terjadi
deposisi kristal urat di dalam dan sekitar sendi, parenkim ginjal dan dapat menimbul-kan batu
saluran kemih. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor antara lain gangguan kinetik asam urat
misalhya hiperurikemia. Artritis pirai akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaring-an terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Tidak semua orang dengan hiperurikemia
adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai. Akan tetapi risiko terjadi artritis
pirai lebih besar dengan meningkatnya konsentrasi asam urat darah.
Pada hiperurisemia primer, kenaikan kadar urat serum atau manifestasi penumpukan urat
tampaknya merupakan konsekuensi dari kesalahan metabolisme asam urat. Hiperurisemia primer
dapat disebabkan oleh diet yang ketat atau starvasi, asupan makanan kaya purin seperti kerang –
kerangan, jeroan yang berlebihan atau kelainan herediter. Pada hiperurisemia sekunder, penyakit
gout merupakan gambaran klinik ringan yang terjadi sekunder akibat sejumlah proses genetik
atau didapat, termasuk keadaan terjadinya peningkatan pergantian sel (leukemia, multipel
mieloma, beberapa tipe anemia, psoriasis) dan peningkatan pemecahan sel. Perubahan faal
tubulus renal yang bisa sebagai kerja utama atau sebagai defek samping yang tidak dikehendaki
dari preparat farmakologik (diuretik seperti tiazid dan furosemid, salisilat dosis rendah) dan
etanol dapat menyebabkan undersekresi asam urat.
B. Klasifikasi
1. Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan
ekresi asam urat
2. Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat yang bekurang
akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
C. Etiologi
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk dalam
kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat yaitu
hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat berlebihan
a. Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah
b. Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika, psoriasis,
polisitemia vena dan mielofibrosis
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
a. Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis kronik
atau gagal ginjal kronik
3. Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam
metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal asam
urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam urat ini
dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
1. Sickle cell anemia
2. Kanker maligna
3. Penyakit ginjal
Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat
menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat
hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin
(terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
D. Faktor Resiko
Disamping etiologi yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa faktor resiko
yang mampu meningkatkan seseorang terkena Gout, yaitu :
Usia & Jenis kelamin
Obesitas
Alkohol
Hipertensi
Gangguan Fungsi Ginjal
Penyakit-penyakit metabolik
Pola diet
Obat: Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC
E. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat
(tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat serum.
Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan serangan
gout dimulai. Dengan serangan yang berulang – ulang, penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan
telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi sekunder akibat
penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa
faktor – faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal monosodium
urat yang ditemukan tersalut dengan imunoglobulin yang terutama berupa IgG. IgG akan
meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas imunologik.
Perombakandalamususberkurang
Kurangnyaekskresi asam urat di ginjal
FaktorResiko :
- Usia&JK
- Obesitas
- Alkohol
- Hipertensi
- Gg fungsiginjal
- Peny. Metabolik
Pembentukanasam urat berlebih :
- Secara langsung
- Krn penyakit lain (leukimia,psoriasis,polisitemia) Pathway Gout
`
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi
yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi
biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 – 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya
diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya resorpsi
tubular kristal asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang mengandung purin
tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien akan mengalami
asimtomatik.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek
dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi
hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul – nodul
kristal asam urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam,
penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan
manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.
G. Kompilikasi
Komplikasi yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
H. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan yang dilakukan mencakup evaluasi manifestasi lokal seperti rasa sakit,
eritema, tenderness, pembengkakan dan pembatasan gerak dan juga memeriksa setiap
manifestasi sistemik, penyebab percepatan penyakit tersebut, serangan sebelumnya, dan riwayat
keluarga mengenai gout (encok).
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0
mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC selama
serangan. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi lain dan dapat
menunjukkan adanya edema jaringan lunak dan tofus.
1. Serum asam urat
Umumnya meningkat, diatas 7,5 mg/dl. Pemeriksaan ini mengindikasikan hiperuricemia,
akibat peningkatan produksi asam urat atau gangguan ekskresi.
2. Angka leukosit
Menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.
Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000 - 10.000/mm3.
3. Eusinofil Sedimen rate (ESR)
Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate mengindikasikan
proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.
4. Urin spesimen 24 jam
Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan asam urat.
Jumlah normal seorang mengekskresikan 250 - 750 mg/24 jam asam urat di dalam urin. Ketika
produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat. Kadar kurang dari 800
mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien dengan peningkatan serum asam
urat.Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan peses atau tisu toilet selama
waktu pengumpulan. Biasanya diet purin normal direkomendasikan selama pengumpulan urin
meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.
5. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau material aspirasi dari
sebuah tofi menggunakan jarum kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis definitif gout.
6. Pemeriksaan radiografi
Dilakukan pada sendi yang terserang, hasil pemeriksaan akan menunjukkan tidak terdapat
perubahan pada awal penyakit, tetapi setelah penyakit berkembang progresif maka akan terlihat
jelas/area terpukul pada tulang yang berada di bawah sinavial sendi.
I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis :
Obat Dosis Efek Samping Tindakan Perawat
Probenecid
(Benemid)
0,5 gram 2x
sehari
Sakit kepala, mual,
muntah, anoreksia,
frekuensi urinari
1. Doronglah pasien untuk
mengkonsumsi banyak air
untuk mengurangi formasi
kalkulus.
2. Monitorlah level asam urik
serum.
3. Minumlah dengan makanan
atau antasida.
4. Hindari penggunaan salisilat
secara bersamaan (akan
menurunkan efek
uricosuric).
Sulfinpyrazone
(Anturane)
400 – 800
mg/hari
Gangguan
gastrointestinal atas
(mual, gangguan
pencernaan) ;
reaktivasi penyakit
ulcer peptic
1. Berikan dengan makanan,
susu atau antasida.
2. Berikan konsumsi air yang
banyak.
Allopurinal
penghambat
asam urik
(Zyloprim)
200 – 600
mg/hari
Ruam pada kulit,
demam, dingin,
depresi sumsum
tulang, iritasi
gastrointestinal
1. Monitorlah fungsi ginjal dan
liver pada bulan – bulan
awal.
2. Berikan dengan makanan.
3. Berikan konsumsi air yang
banyak.
4. Berikan alkaline urine
(hindari pemberian vitamin
C dalam dosis besar).
Colchicine 0,5 – 1,8
mg/hari
(prophylaxis
) ; 0,5 – 1,2
mg setiap 1 –
2 jam
(serangan
akut)
Depresi sumsum
tulang, anemia
aplastik,
granulositopenia,
leukopenia,
trombositopenia,
mual, muntah, diare,
kram, ruam kulit.
1. Monitorlah darah secara
komplit untuk discrasias
darah dengan penggunaan
jangka panjang.
2. Hindarkan alkohol saat
meminum obat
(meningkatkan toksisitas
gastrik dan menurunkan
keefektifan obat).
3. Obat diberikan dengan
makanan.
4. Jangan memberikan lebih
dari 12 tablet dalam 24 jam.
5. Berikan saat ada tanda
pertama serangan.
6. Berikan dosis intravena
setelah 2 – 5 menit.
7. Jangan diberikan dengan
dextrose 5% atau air
bakteriostatic.
8. Berikan kompres dingin dan
jika terjadi ekstravasasi
berikan analgesik.
9. Jangan memberi lebih dari 4
mg/24 jam dengan cara
melewati pembuluh darah.
Penatalaksanaan keperawatan :
Penatalaksanaan keperawatan adalah kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi
makanan/diit.
Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan bagian yang
sakit untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat tidur dan
memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi,
alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3 liter
cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan perintahkan untuk
menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1. Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :
Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring, ekstrak
daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
2. Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :
Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam,
asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung
3. Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :
Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan
4. Bahan makanan yang diperbolehkan :
Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
Semua jenis buah-buahan
Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
Semua macam bumbu
5. Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A, sedangkan
konsumsi gol.B dibatasi
6. Batasi konsumsi lemak
7. Banyak minum air putih
J. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gout
1. Pengkajian.
a. Identitas pasien.
b. Keluhan utama
Nyeri pada daerah persendian.
c. Riwayat kesehatan
- Riwayat adanya faktor resiko
- Peningkatan kadar asam urat serum.
- Riwayat keluarga positif gout
d. Pola ADL
- persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
Keluhan utamanya nyeri yang berat pada ibu jari kaki atau sendi lain
Pencegahan penyerangan dan bagaimana cara mengatasi atau mengurangi serangan.
riwayat gout artritis di dalam keluarga
obat untuk mengatasi gout
- Pola nutrisi dan metabolik
Peningkatan berat badan
Peningkatan suhu tubuh
- Pola aktivitas dan latihan
Respon sentuhan pada sendi dan mcnjaga daerah sendi yang terkena.
Sendi bengkak dan merah (pertama metatarsal, sendi tarsal, pergelangan kaki, lutut atau siku).
- Pola persepsi dan konsep diri
Rasa cemas dan takut untuk melakukan gerakan atau aktifitas.
Pesepsi Diri dalam melakukan mobilitas.
e. Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik berdasarkan pengkajin fungsi muskuluskletal dapat menunjukan :
- Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi
- Tofu dengan gout kronis. Ini temuan paling bermakna.
- Laporan episode serangan gout.
f. Pemeriksaan diagnostik.
- Kadar asam urat serum meningkat.
- Laju sedimentasi eritrosit (LSE) meningkat.
- Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.
- Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium
yang membuat diagnosis.
- Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.
2. Diagnosa keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di
rumah.
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No.Dx.
KeperawatanTujuan & KH Intervensi Rasional
1. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam,diharapkan nyeri pasien berkurang/hilang.KH :
- Pasien melaporkan
adanya penurunan rasa nyeri
- Pasien tau dan mau
melakukan tekhnik manajemen nyeri non farmakologis
- Pasien tampak rileks
1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
2. Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan.
3. Berikan kompres hangat atau dingin.
4. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misal menghindari penggunaan sepatu yang sempit, terantuk benda yang keras
5. Ajarkan klien untuk sering
1. Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
2. Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi yang sakit. Bantalan yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan menempatkan stress pada sendi yang sakit.
3. Pemberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.
4. Bila terjadi iriitasi maka akan semakin nyeri. Bila terjadi luka akibat tofi yang pecah maka rawatlah sucara steril dan juga
mengubah posisi tidur
6. Ajarkan penggunaan tehnik manajemen stress,misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik, dan pengendalian nafas.
7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol (Zyloprin)
perawatan drain yang dipasang pada luka.
5. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
6. Meningkatkan relaksasi, memberikan kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.
7. menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare, oliguri, hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam, diharapkan tidak terdapat hambatan mobilitas fisik,KH :
- Pasien melaporkan
adanya peningkatan aktivitas
- pasien mampu
beraktivitas sesuai kemampuannya
- pasien tidak hanya
bedrest
1. Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
2. Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.
3. Pertahankan istirahat tirah
1. Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dan proses inflamasi.
2. Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.
baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
4. Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.
5. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
3. Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
4. Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
5. Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di rumah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x24 jam,diharapkan klien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan perawatan di rumah,KH :
- pasien terlihat tenang
dan rileks- pasien tidak nampak
1. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang diberikan oleh dokter atau perawat.
2. Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek samping
1. mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam menerima informasi.
2. Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien terhadap pengobatan yang teratur.
3. Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu
cemas- pasien jarang
bertanya
3. Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat yang teratur.
4. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan.
5. Jelaskan pada pasien tentang penyakitnya
6. Kolaborasi dengan sumber- sumber komunitas arthritis.
menangani proses penyakit yang kronis kompleks.
4. Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang dibutuhkan atau diinginkan.
5. Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari terjadinya serangan berulang
6. Bantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan pemulihan maksimal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis
akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering mengenai
usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
dalam kelainan metabolik.
gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout primer yang merupkaan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat dan gout
sekunder yang disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Gejala gout disebabkan
oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yaitu
pembentukan asam urat berlebihan dan kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi
yang terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia. Fase akut sering dimulai
serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan terjadi
selama 3 – 7 hari. Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan
memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa
pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan timbul tofus.
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0
mg/dl), analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC selama
serangan.
Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan
yaitu kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit
Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan
dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian dan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan di
rumah.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan,
perawat mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan got,
pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan
keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout maka tugas
perawat yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami gout.
Daftar Pustaka
Brunner & suddath. 2001. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Jakarta. EGC.
Engram, Barbara. 1998. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Jakarta. EGC.
Fitriyah, Ayu. 2011. Askep Gout arthritis. http:/ files/Bahan%20Keperawatan%20%20askep%20gout%20artritis.htm . update 25 september 2011 jam 14.37 WIB.
Reeves, Charlene J. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC