Asuhan Keperawatan Gout

22
ASUHAN KEPERAWATAN GOUT

description

askep gout

Transcript of Asuhan Keperawatan Gout

ASUHAN KEPERAWATAN GOUT

ASUHAN KEPERAWATAN GOUTDEFINISI Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadipenumpukan asam urat yang menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

ETIOLOGITerdapat dua penyebab gout yaitu produksi asam urat yang berlebihan dan sekresi asam urat yang berkurang.Produksi asam urat yang berlebihan, misalnya pada :Kelainan mieloproliferatif (polisitemia, leukimia, mieloma retikularis)Sindrom Lesch-Nyhan yaitu suatu kelainan akibat defisiensi hipoxatin guanin fosfori bosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada sebagian orang dewasa.Gangguan penyimpanan glikogenPenatalaksanaan anemia pernisiosa karena maturasi sel megaloblastik menstimulasi pengeluaran asam uratSekresi asam urat yang berkurang , misalnya pada ginjal kronis, pemakaian obat-obatan salisilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan sulfonamid, atau keadaan alkoholik, asidosis laktat, hiperparatiroidisme, dan pada miksedema

Sekresi asam urat yang berkurang , misalnya pada ginjal kronis, pemakaian obat-obatan salisilat, tiazid, beberapa macam diuretik dan sulfonamid, atau keadaan alkoholik, asidosis laktat, hiperparatiroidisme, dan pada miksedema

TANDA DAN GEJALATanda dan gejala pada gout akut yaitu ditemukan panas, kemerahan,nyeri, kekeringan pada kulit akibat pelebaran vena pada sendi yang kemudian menjadi normal bila klien beristirahat.Tanda gejala pada gout kronis yaitu biasanya terdapat yang mempunyai kecenderungan keluarga. eksarbasi akut terjadi bilamana tidak didiagnosa atau diobatiKLASIFIKASI1. Stadium artritis gout akutPada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 7 hari. Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan. 2. Stadium interkritikalPada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.3. Stadium artritis gout menahun (kronik)Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATANDiet rendah purin.Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.Tirah baring.Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang.Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

TERAPI MEDISPengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg(pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena),phenilbutazon, Indomethacin.Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeriberkurangNonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri daninflamasi.Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal)Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone(Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg2 kali/hari.

ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIANAnamnesisIdentitas, meliputi nama, jenis kelamin (lebih sering pada pria daripada wanita), usia,(terutama pada usia 30 40 tahun), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golonga darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.Gout biasanya mengenai satu atau beberapa sendi. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.

b. Riwayat Penyakit SekarangPengumpulan data dilakukan sejak munculnya keluhan dan secara umum mencakup awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang. Pentingnya ditanyakan berapa lama pemakaian obat analgesic, alopurinol.c. Riwayat Penyakit DahuluPada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab mendukung terjadinya gout (mis., penyakit gagal ginjal kronis, leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah pernahkah klien dirawat dengan masalah yang sama. Kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan, penggunaan obat diuretic.d. Riwayat Penyakit KeluargaKaji adakah keluarga dari generasi terdahulu yang mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipengaruhi oleh factor genetic. Ada produksi / sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak diketahui penyebabnya.e. Riwayat PsikososialKaji respons emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga dan masyarakat

2. Pemeriksaan FisikDibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik setempat.B1 (Breathing).Inspeksi : Bila tidak melibatkan system pernapasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.Perkusi : Suara reonan pada seluruh lapang paru.Auskultasi : Suara napas hilang / melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronchi atau mengi.B2 (Blood).Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.B3 (Brain).Kesadaran biasanya kompos mentis.Kepala dan wajah: Ada sianosisMata : Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis pada kasus efusi pleura hemoragi kronisLeher: Biasanya JVP dalam batas normalB4 (Bladder)Produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan, kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat, dan gagal ginjal kronis yang akan menimbulka perubahan fungsi pada system ini.B5 (Bowel)Kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung, dan tidak nafsu makan, terutama klien yang memakai obat analgesic dan antihiperurisemia.B6 (Bone)Look. Keluhan nyeri sendi yang merupakan keluha utama yang mendorong klien mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nteri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa geraka tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar.Feel. Ada nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak.Move. Hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat.

3. Pemeriksaan Diagnostik Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubaha yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanjut, terlihat erosi tulang seperti lubang lubang kecil (punch out)

DIAGOSA KEPERAWATANNyeri sendi berhubungan denga peradangan sendi, penimbunan Kristal pada membran sinova, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, poliferasi sinova, dan pembentukan panus.Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemaha otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekuder akibat erosi tulang rawan, poliferasi sinova, dan pembentukan panus.Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dam terbentuknya tofus.

INTERVENSI KEPERAWATANDx 1 :Tujuan : Nyeri berkurang, hilang, atau teratasi.Kriteria Hasil : Klien melaporkan penuruan nyeri, menunjukkan perilaku yang lebih releks, memperagakan keterampila reduksi nyeri. Skala nyeri 0-1 atau teratasi.Intervensi Mandiri:Kaji lokasi, intensitas, dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru. Kaji dengan skala 0-4.R/ : Nyeri merupakan respons subyektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera.Bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus.R/ : Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradanga pada sendi.Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif.R/ : Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan non farmakologi lain menunjukkan keefektifan dalam mengatasi nyeri.Ajarkan relaksasi, tejnik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri.R/ : Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.

Ajarkan relaksasi, tejnik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas nyeri.R/ : Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan mengurangi nyeri.Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.R/ : Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan.Tingkatka pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan berlangsung.R/ : Pengatahuan tersebut membantu mengurangi nyeri dan dapat membantu meningkatkan kebutuhan klien terhadap rencana terapeutik.Hindarkan klien meminum aklohol, kafein, dan obat diuretik.R/ : Pemakaian aklohol, kafein, dan obat-obatan akan menambah peningkatan kadar asam urat dalam serum.Intervensi KolaborasiKolaborasi dengan tim medis untuk pemberian alopurinol.R/ : Alopurinol menghambat biosintesis asam urat sehingga menurunkan kadar asam urat serum.

Dx 2 :Tujuan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya.Kriteria Hasil : Klien ikut dalam program latihan, tidak mengalami kontraktur sendi, kekuatan otot bertambah, klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan koordinasi optimal.Intervensi Mandiri :Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.R/ : Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.

Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit.R/ : Gerakan aktif member massa, tonus, dan kekakuan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan.Bantu klien melakukan latihan ROM dan perawatan diri seusai toleransi.R/ : Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas.R/ : Untuk mendeteksi perkembangan klien.Intervensi KolaborasiKolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien.R/ : Kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.

Dx 3 :Tujuan : Citra diri klien meningkat.Kriteria Hasil : Klie mampu meyatakan atau mengkomunikasika dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang terjadi, mampu menyataka penerimaan diri terhadap situasi, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa harga dirinya negatif.Intervensi Mandiri :Kaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan.R/ : Menentukan bantuan individual dalam menyusun recana perawatan atau pemiliha intervensi.Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.R/ : Membantu klien melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru.Bantu dan ajarkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan.R/ : Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehisupan.

Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klie melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya sendiri.R/ : Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta memengaruhi proses rehabilitasi.Bersama klie mencari alternative koping yang positif.R/ : Dukungan perawat kepada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien.Dukung perilaku atau usaha peningkata minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi.R/ : Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan memahami peran individu di masa mendatang.Intervensi KolaborasiKolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling dila ada indikasi.R/ : Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan.