ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

14
Apendisitis Queen Elsa Yovita G1B113016

description

ASUHAN KEPERAWATAN

Transcript of ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Page 1: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Apendisitis

Queen Elsa YovitaG1B113016

Page 2: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Apendisitis

• Apendisitis adalah salah satu masalah kegawat daruratan bedah yang sering terjadi di masyarakat. Insiden berkisar 1,6-1,9/1000 populasi perempuan dan laki-laki yang umunya muncul pada dewasa muda, usia 20-30 tahun. Apendisitis terjadi karena proses obstruksi di lumen apendiks, penyebab tersering adalah akibat hiperplasi jaringan limfoid. Gejala dan tanda apendisitis umumnya sakit pada perut kuadran kanan bawah disertai mual, muntah, dan tidak nafsu makan.(Wiyono, 1988)

Page 3: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Etiologi

• Faktor yang paling berperan dalam etiologi terjadinya apendisitis adalah obstruksi lumen apendiks. Pada keadaan klinis faktor obstruksi ditemukan dalam 60-70% kasus. Sekitar 60% obstruksi disebabkakan oleh hiperplasi kelenjar limfe submukosa, 35% disebabkan oleh fekalit, dan 5% disebabkan oleh obstruksi yang lain.(Wiyono, 1988)

Page 4: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Patofisiologi

• Peradangan pada apendiks umumnya dimulai pada mukosa dan kemudian akan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks mulai dari submukosa, lamina mukularis, dan lamina serosa. Proses ini terjadi dalam interval waktu sekitar 12-24 jam pertama. Obstruksi pada bagian yang lebih proksimal dari lumen yang menyebabkan statis bagian distal apendiks, sehingga mukus yang terbentuk secara terus-menerus akan terakumulasi. Kapasitas normal lumen apendiks hanya 0,1 ml. Sekresi cairan melebihi 0,5 ml akan menigkatkan tekanan intralumenal sebesar 60 cm H2O.(Wiyono, 1988)

Page 5: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Patofisiologi lanjutan

• Peningkatan tekanan intraluminer dan edem akibat gangguan sirkulasi limfe akan mempercepat proses translokasi bakteri, dan terjadinya peningkatan jumlah bakteri didalam lumen apendiks. Kondisi yang kurang baik ini akan mempermudahkan terjadinya invasi bakteri dari dalam lumen untuk menembus mukosa dan menyebabkan terjadinya ulserasi pada mukosa apendiks. Obstruksi yang berkelanjutan menyebabkan tejadinya gangguan sirkulasi vaskuler. Sirkulasi venula akan terganggu lebih dahulu daripada arteri. Kondisi ini akan menyebabkan iskemi jaringan dan invasi bakteri semakin berat sehingga terjadi penahanan pada dinding apendiks, terjadilah yang disebut apenisitis akut supuratif.(Wiyono, 1988)

Page 6: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Manifestasi Klinis• Gejala klinis dari apendisitis adalah nyeri samar samar dan

tumpul yang merupakan nyeri viseral di sekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai dengan mual dan kadang ada muntah. Umunya nafsu makan akan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah titik Mc Burney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik stempat. Demam biasanya ringan, dengan suhu 37,5-38,5°C. Bila suhu tubuh lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat pada abses periapendikuler. Pada palpasi dapat ditemukan nyeri yang terbatas pada region iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas. Defans mukuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneum perietale.(Wiyono, 1988)

Page 7: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Penatalaksaan • Apendektomi langsung dilakukan ketika diagnosis

apendisitis ditegakkan. Antibiotik biasanya diberikan juga setelah diagnosis tegak. Apendektomi harus dilengkapi dengan pemberian antibiotik IV. Pilih antibiotik yang baik untuk bakteri gram negatif aerob dan enterobakter, yang banyak digunakan adalah sefalosporin generasi ketiga. Pemberian antibiotik terutama untuk apendisitis perforasi dan dilanjutkan hingga suhu tubuh dan hitung jenisnya sudah kembali normal. Pemberian antibiotik ini dapat menurunkan kematian.(Indonesia, n.d.)

Page 8: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Penatalaksanaan lanjutan• Teknik terbaru dengan laparoskopi. Laparoskopi adalah

prosedur pembedahan dengan fiberoptik yang dimasukkan ke abdmen melalui insisi kecil yang dibuat pada dinding abdomen. Dengan laparoskopi kita bisa melihat langsung apendiks, organ abdomen dan pelvis yang lain. Jika apendisitis ditemukan, apendiks dapat langsung diangkat dengan insisi kecil tersebut. Laparoskopi dilakukan dengan anastesi general. Keuntungan setelah operasi, nyerinya lebih sedikit karena insisinya lebih kecil serta pasien dapat beraktivitas lebih cepat. Keuntungan lainnya dengan laparoskopi ini ahli bedah dapat melihat abdomen terlebih dahulu jika diagnosis apendisitis diragukan.(Indonesia, n.d.)

Page 9: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Asuhan Keperawatan• Pengkajian• - Data Subjektif Rasa sesak di epigastrium atau

daerah periumbilikus kemudian menjalar kebagian perut bawah

Rasa sakit hilang timbul Mual dan muntal Diare atau konstipasi Tungkai kanan tidak dapat

diluruskan. Rewel dan menangis Lemas dan Lesu Suhu tubuh meningkatan

- Data Objektif Rasa sesak di epigastrium atau

daerah periumbilikus kemudian menjalar kebagian perut bawah

Rasa sakit hilang timbul Mual dan muntal Diare atau konstipasi Tungkai kanan tidak dapat

diluruskan. Rewel dan menangis Lemas dan Lesu Suhu tubuh meningkatan

Page 10: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

• Diagnosa Keperawatan1. Nyeri b.d proses inflamasi2. Kekurangan volume cairan b.d pengeluaran

cairan yang berlebihan akibat mual, muntah3. Ketidakseimbangan nutrisis kurang dari

kebutuhan tubuh b.d asupan makanan kurang

Page 11: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

1. Nyeri b.d proses inflamasi Tujuan: Nyeri hilang / berkurangKriteria hasil:• Pasien mengatakan nyeri hilang/berkurang• Pasien tampak tenang • Pasien dapat melakukan tehnik relaksasi• TTV stabil• Ekspresi wajah rileks • Pasien dapat istirahatIntervensi :• Kaji karakteristik nyeri dan tingkat nyeri• Kaji factor yang dapat menurunkan / meningkatkan nyeri• Kaji skala nyeri• Perhatikan gejala non verbal, seperti gelisah, memegang perut, takikardi, keringat berlebihan• Ajarkan dan Bantu pasien tehnik relaksasi dan distraksi• Lakukan semua tindakan dengan lembut dan yakinkan pasien bahwa perubahan posisi tidak

menyebabkan injuri• Berikan posisi yang nyaman• Ciptakan lingkungan yang nyaman• Ajarkan cara mengefektifkan penggunaan obat • Berikan kesempatan untuk istirahat selama nyeri, buat jadwal aktifitas bila sakit berkurang

Page 12: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

Kekurangan volume cairan b.d pengeluaran cairan yang berlebihan akibat mual, muntahTujuan: Tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuhKriteria hasil: • TNSR dalam batas normal• Cairan masuk dan keluar seimbang• Kulit lembab • Produksi urine …cc/24 jamIntervensi:• Observasi penyebab kekurangan cairan : muntah, diar• Observasi TNSR … - Observasi tanda – tanda dehidrasi• Observasi keadaan turgor kulit, kelembaban membran mukosa• Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan bila kekurangan cairan terjadi secara mendadak,

ukur produksi urine setiap jam, berat jenis dan observasi warna urine• Catat dan ukur jumlah dan jenis cairan masuk dan keluar per…. • Pertahankan keseimbangan cairan misal : jadwal pemasukan cairan• Perhatikan : cairan yang masuk , kecepatan tetesan untuk mencegah edema paru, dispneu bila

pasien terpasang infus• Timbang BB setiap hari• Hindarkan minuman yang menyebabkan diuresis • Kolaborasi :• Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi • Observasi kadar elektolit , darah nitrogen, Hb, Ht

Page 13: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

• Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b.d asupan makanan kurang

Tujuan: Pasien dapat memperbaiki status nutrisiKriteria hasil:• Mual berkurang/hilang • Muntah berkurang • Nafsu makan Intervensi:• Kaji pola makan pasien • Observasi mual dan muntah• Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat untuk

kesembuhan• Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau

hilangnya bising usus

Page 14: ASUHAN kEPERAWATAN APENDISITIS

• Thangk You