Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

24
Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia A. Definisi Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel- sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limpa, dan nodus limfatikus. Terjadi invasi organ non hematologis seperti meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit. Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak. Leukemia tergolong akut bila ada proliferasi blastosit (sel darah yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit) yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukemia tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel tua dan sel muda (Tejawinata, 1996). Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital yaitu leukemia yang ditemukan pada bayi umur 4 minggu atau bayi yang lebih muda. B. Etiologi Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun kemungkinan besar karena virus (virus onkogenik). Faktor lain yang berperan antara lain:

Transcript of Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

Asuhan Keperawatan Anak dengan Leukemia

A. Definisi

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel

pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa (Reeves, 2001).

Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi

sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen

sumsum tulang normal. Proliferasi juga terjadi di hati, limpa, dan

nodus limfatikus. Terjadi invasi organ non hematologis seperti

meninges, traktus gastrointestinal, ginjal, dan kulit.

Leukemia limfositik akut (LLA) sering terjadi pada anak-anak.

Leukemia tergolong akut bila ada proliferasi blastosit (sel darah

yang masih muda) dari sumsum tulang. Leukemia akut merupakan

keganasan primer sumsum tulang yang berakibat terdesaknya

komponen darah normal oleh komponen darah abnormal (blastosit)

yang disertai dengan penyebaran organ-organ lain. Leukemia

tergolong kronis bila ditemukan ekspansi dan akumulasi dari sel tua

dan sel muda (Tejawinata, 1996).

Selain akut dan kronik, ada juga leukemia kongenital yaitu

leukemia yang ditemukan pada bayi umur 4 minggu atau bayi yang

lebih muda.

B. Etiologi

Penyebab LLA sampai sekarang belum jelas, namun

kemungkinan besar karena virus (virus onkogenik).

Faktor lain yang berperan antara lain:

1. Faktor eksogen seperti sinar X, sinar radioaktif, dan bahan kimia

(benzol, arsen, preparat sulfat), infeksi (virus dan bakteri).

2. Faktor endogen seperti ras

3. Faktor konstitusi seperti kelainan kromosom, herediter (kadang-

kadang dijumpai kasus leukemia pada kakak-adik atau kembar

satu telur).

Faktor predisposisi:

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

1. Faktor genetik: virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan

struktur gen (T cell leukimia-lymphoma virus/HTLV)

2. Radiasi ionisasi: lingkungan kerja, prenatal, pengobatan kanker

sebelumnya

3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol,

fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.

4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti

diethylstilbestrol

5. Faktor herediter misalnya pada kembar satu telur

6. Kelainan kromosom

Jika penyebab leukimia disebabkan oleh virus, virus tersebut

akan mudah masuk ke dalam tubuh manusia jika struktur antigen

virus tersebut sesuai dengan struktur antigen manusia. Struktur

antigen manusia terbentuk oleh struktur antigen dari berbagai alat

tubuh terutama kulit dan selaput lendir yang terletak di permukaan

tubuh(antigen jaringan). Oleh WHO, antigen jaringan ditetapkan

dengan istilah HL-A (human leucocyte locus A). Sistem HL-A individu

ini diturunkan menurut hukum genetika sehingga peranan faktor ras

dan keluarga sebagai penyebab leukemia tidak dapat diabaikan.

C. Patofisiologi

Leukemia merupakan proliferasi dari sel pembuat darah yang

bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukemia dikatakan

penyakit darah yang disebabkan karena terjadinya kerusakan pada

pabrik pembuat sel darah yaitu sumsum tulang. Penyakit ini sering

disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang

bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah

sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel

darah normal.

Terdapat dua mis-konsepsi yang harus diluruskan mengenai

leukemia, yaitu:

1. Leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi

sering ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

rendah. Hal ini diakibatkan karena produksi yang dihasilkan

adalah sel yang immatur.

2. Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel

darah normal atau jaringan vaskuler. Destruksi seluler

diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekuensi

kompetisi untuk mendapatkan elemen makanan metabolik.

D. Klasifikasi Leukimia

1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)

LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi

ke semua sel mieloid; monosit, granulosit (basofil, netrofil,

eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat

terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.

Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.

2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid.

Namu lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga

penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu

dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA

tetapi dengan tanda dan gejala yang lebih ringan. Pasien

menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan

leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)

LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70

tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala.

Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau

penanganan penyakit.

4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)

LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi

pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.

Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 tahun. LLA jarang

terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan

jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel

normal.

E. Tanda dan Gejala

1. Anemia

Disebabkan karena produksi sel darah merah kurang akibat

dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah merah.

Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin,

turunnya hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang

menderita leukemia mengalami pucat, mudah lelah, kadang-

kadang sesak nafas.

2. Suhu tubuh tinggi dan mudah infeksi

Disebabkan karena adanya penurunan leukosit, secara

otomatis akan menurunkan daya tahan tubuh karena leukosit

yang berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh tidak

dapat bekerja secara optimal.

3. Perdarahan

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

Tanda-tanda perdarahan dapat dilihat dan dikaji dari adanya

perdarahan mukosa seperti gusi, hidung (epistaxis) atau

perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan

ini dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila

kadar trombosit sangat rendah, perdarahan dapat terjadi secara

spontan.

4. Penurunan kesadaran

Disebabkan karena adanya infiltrasi sel-sel abnormal ke otak

dapat menyebabkan berbagai gangguan seperti kejang sampai

koma.

5. Penurunan nafsu makan

6. Kelemahan dan kelelahan fisik

F. Gambaran Klinis

Gejala yang khas berupa pucat (dapat terjadi mendadak),

panas, dan perdarahan disertai splenomegali dan kadang-kadang

hepatomegali serta limfadenopati. Perdarahan dapat didiagnosa

ekimosis, petekia, epistaksis, perdarahan gusi, dsb.

Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang

dapat disalahartikan sebagai penyakit rematik. Gejala lain dapat

timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti

lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan darah tepi, gejala yang terlihat adalah adanya

pansitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan

gambaran darah tepi monoton dan terdapat sel blast (menunjukkan

gejala patogonomik untuk leukemia).

Pemeriksaan sumsum tulang ditemukan gambaran monoton

yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem

lain terdesak (aplasia sekunder).

Pemeriksaan biopsi limfa memperlihatkan proliferasi sel

leukemia dan sel yang berasal dari jaringan limfa yang terdesak

seperti: limfosit normal, RES, granulosit, pulp cell.

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

70 – 90% dari kasus leukemia Mielogenus Kronis (LMK)

menunjukkan kelainan kromosom yaitu kromosom 21 (kromosom

Philadelphia atau Ph 1).

50 – 70% dari pasien Leukemia Limfositik Akut (LLA),

Leukemia Mielogenus Akut (LMA) mempunyai kelainan berupa:

- Kelainan jumlah kromosom seperti diploid (2n), haploid (2n-

a), hiperploid

- Kariotip yang pseudodiploid pada kasus dengan jumlah

kromosom yang diploid (2n+a)

- Bertambah atau hilangnya bagian kromosom (partial

depletion)

- Terdapat marker kromosom yaitu elemen yang secara

morfologis bukan merupakan kromosom normal, dari

bentuk yang sangat besar sampai yang sangat kecil. Untuk

menentukan pengobatannya harus diketahui jenis kelainan

yang ditemukan. Pada leukemia biasanya didapatkan dari

hasil darah tepi berupa limfositosis lebih dari 80% atau

terdapat sel blast. Juga diperlukan pemeriksaan dari

sumsum tulang dengan menggunakan mikroskop elektron

akan terlihat adanya sel patologis.

H. Penatalaksanaan

o Program terapi

Pengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata,

1996) yaitu:

1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:

- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk

mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan

jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm³, maka

diperlukan transfusi trombosit.

- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.

2. Pengobatan spesifik

Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal.

Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya

adalah sebagai berikut:

- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk

mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi).

Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk

mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara

sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi

gejala-gajala yang tampak.

- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel

yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.

- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf

pusat

- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk

mempertahankan masa remisi

3 fase Pelaksanaan Kemoterapi:

1. Fase Induksi

Dimulai 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini

diberikan terapi kortikosteroid (prednison), vineristin, dan L-

asparaginase. Fase induksi dinyatakan berhasil jika tanda-tanda

penyakit berkurang atau tidak ada dan di dalam sumsum

tulang ditemukan jumlah sel muda kuurang dari 5%.

2. Fase profilaksis sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine, dan

hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel

leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada

pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

3. Konsolidasi

Pada fase ini, kombinasi pengobatan dilakukan untuk

mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel

leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, dilakukan

pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum

tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat

dikurangi.

o Pengobatan imunologik

Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di

dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan

seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

I. Asuhan Keperawata

Diagnosa Keperawatan

1. Risiko tinggi kekurangan volume cairan b.d intake dan

output cairan, kehilangan berlebihan: muntah,

perdarahan, diare, penurunan pemasukan cairan: mual,

anoreksia, peningkatan kebutuhan cairan: demam,

hipermetabolik.

Tujuan: volume cairan terpenuhi

Kriteria hasil:

- Volume cairan adekuat

- Mukosa lembab

- Tanda vital stabil: TD 90/60 mmHg, nadi 100x/menit, RR

20x/menit

- Nadi teraba

- Pengeluaran urin 30 ml/jam

- Kapileri refill <2 detik

Intervensi:

a. Monitor intake dan output cairan

b. Monitor berat badan

c. Monitor TD dan frekuensi jantung

d. Evaluasi turgor kulit, pengisian kapiler dan kondisi membran

mukosa

e. Beri masukan cairan 3-4 L/hari

f. Inspeksi kulit/membran mukosa untuk petekie, area ekimosis;

perhatikan perdarahan gusi, darah warna karat atau samar

pada feses dan urin, perdarahan lanjut dari sisi tusukan

invasif.

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

g. Implementasikan tindakan untuk mencegah cidera

jaringan/perdarahan

h. Batasi perawatan oral untuk mencuci mulut bila diindikasikan

i. Berikan diet makanan halus

j. Kolaborasi:

- Berikan cairan IV sesuai indikasi

- Awasi pemeriksaan laboratorium: trombosit, Hb/Ht,

pembekuan

- Berikan SDM, trombosit, faktor pembekuan

- Pertahankan alat akses vaskuler sentral eksternal (kateter

arteri subklavikula, tunneld, port implan)

- Berikan obat sesuai indikasi: allopurinol, kalium asetat atau

asetat, natrium bikarbonat, pelunak feses.

2. Nyeri b.d agen cidera fisik

Tujuan: nyeri teratasi

Kriteria hasil:

- Pasien menyatakan nyeri hilang atau terkontrol

- Menunjukkan perilaku penanganan nyeri

- Tampak rileks dan mampu istirahat

Intervensi:

a. Kaji keluhan nyeri, perhatikan perubahan pada derajat nyeri

(gunakan skala 0-10)

b. Awasi tanda vital, perhatikan petujuk non-verbal misal

tegangan otot, gelisah

c. Berikan lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh

stres.

d. Tempatkan klien pada posisi nyaman dan ganjal sendi,

ekstremitas dengan bantal.

e. Ubah posisi secara periodik dan bantu latihan rentang gerak

lembut.

f. Berikan tindakan kenyamanan (pijatan, kompres dingin dan

dukungan psikologis)

g. Kaji ulang/tingkatkan intervensi kenyamanan klien

Page 10: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

h. Evaluasi dan dukung mekanisme koping klien

i. Dorong menggunakan teknik manajemen nyeri. Contoh: latihan

relaksasi/nafas dalam, sentuhan.

j. Bantu aktivitas terapeutik, teknik relaksasi.

k. Kolaborasi:

- Awasi kadar asam urat, berikan obat sesuai indikasi:

analgesik (asetaminofen), narkotik (kodein, meperidin,

morfin, hidromorfin), agen ansietas (diazepam, lorazepam)

3. Risiko tinggi infeksi b.d menurunnya sistem pertahanan

tubuh sekunder (gangguan pematangan SDP,

peningkatan jumlah limfosit immatur, imunosupresi,

penekanan sumsum tulang)

Tujuan: klien bebas dari infeksi

Kriteria hasil:

- Keadaan temperatur normal

- Hasil kultur negatif

- Peningkatan penyembuhan

Intervensi:

a. Tempatkan pada ruangan khusus. Batasi pengunjung sesuai

indikasi

b. Cuci tangan untuk semua petugas dan pengunjung

c. Awasi suhu, perhatikan hubungan antara peningkatan suhu

dan pengobatan kemoterapi. Observasi demam sehubungan

dengan takikardia, hipotensi, perubahan mentak samar.

d. Cegah menggigil: tingkatkan cairan, berikan kompres

e. Dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk

f. Auskultasi bunyi nafas, perhatikan gemericik, ronchi; inspeksi

sekresi terhadap perubahan karakteristik, contoh peningkatan

sputum atau sputum kental.

g. Inspeksi kulit untuk nyeri tekan, area eritematosus; luka

terbuka. Bersihkan kulit dengan larutan antibakterial.

h. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan

sikat gigi halus.

Page 11: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

i. Tingkatkan kebersihan perianal

j. Diet tinggi protein dan cairan

k. Hindari prosedur invasiv (tusukan jarum dan injeksi) bila

mungkin

l. Kolaborasi

- Awasi pemeriksaan lab. Misal: hitung darah lengkap, apakah

SDP turun atau tiba-tiba terjadi perubahan pada neutrofil;

kultur gram/sensitivitas.

Kaji ulang seri foto dada, berikan obat sesuai indikasi,

hindari antipiretik yang mengandung aspirin, berikan diet

rendah bakteri, misal makanan dimasak.

4. Risiko terjadi perdarahan b.d trombositopenia

Tujuan: klien bebas dari gejala perdarahan

Kriteria hasil:

- TD 90/60 mmHg

- Nadi 100x/menit

- Ekskresi dan sekresi negatif terhadap darah

- Ht 40-54%(laki-laki), 37-47%(perempuan)

- Hb 14-18 gr%

Intervensi:

a. Pantau hitung trombosit dengan jumlah 50.000/ml, risiko

terjadi perdarahan. Pantau Ht dan Hb terhadap tanda

perdarahan.

b. Minta klien untuk mengingatkan perawat bila ada rembesan

darah dari gusi

c. Inspeksi kkulit, mulut, hidung, urin, feses, muntahan, dan

tempat tusukan IV terhadap perdarahan.

d. Gunakan jarum ukuran kecil

e. Jika terjadi perdarahan, tinggikan bagian yang sakit dan

berikan kompres dingin dan tekan perlahan

f. Beri bantalan tempat tidur untuk mencegah trauma

g. Anjurkan pada klien untuk menggunakan sikat gigi halus atau

pencukur listrik.

Page 12: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

5. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum

Tujuan: klien mampu menoleransi aktivitas

Kriteria hasil:

- Peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur

- Berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai tingkat

kemampuan

- Menunjukkan penurunan tanda fisiologis tidak toleran misal

nadi, pernafasan, dan TD dalam batas normal

Intervensi:

a. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan

untuk berpartisipasi dalam aktivitas. Berikan lingkungan

tenang dan periode istirahat tanpa gangguan.

b. Implementasikan teknik penghematan energi. Contoh: lebih

baik duduk daripada berdiri.

c. Jadwalkan makan sekitar kemoterapi. Jaga kebersihan mulut.

Berikan antiemetik sesuai indikasi.

d. Kolaborasi: berikan oksigen tambahan.

J. Bibliografi

Behrman, Kliegman, Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC

Nursalam, dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba

Merdeka.

http://praktik-perawat.blogspot.com

http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/leukemia_pada_anak.html

http://dilichild86.blogspot.com/2008/04/asuh-keperawatan.html

Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995). Sedangkan menurut Robbins & Kummar (1995), leukemia adalah neoplasma ganas sel induk hematopoesis yang ditandai oelh penggantian secara merata sumsum tulang oleh sel neoplasi.Klasifikasi1. Leukemia Limfosit Akut (ALL)2. Leukemia Limfosit Kronik (CLL)3. Leukemia Mielosit (mieloblastik) Akut (AML)4. Leukemia Mielosit Kronik (CML)Pada klien anak, dua bentuk yang umum ditemukan adalah ALL dan AML

Page 13: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

PatofisiologiLeukemia merupakan proliferasi yang tidak terbatas dari sel darah putih yang immatur pada jaringan pembentuk darah. Walaupun bukan berwujud sebagai tumor sebagaimana biasanya, sel leukemia menunjukkan property suatu neoplasma dari kanker yang solid. Manifestasi klinik yang timbul merupakan akibat dari infiltrasi atau penggantian dari jaringan-jaringan tubuh oleh sel leukemia yang non-fungsional. Organ vaskuler atas seperti limpa dan hati merupakan organ yang sering diserang oleh sel ini.Ada dua miskonsepsi yang harus diluruskan mengenai leukemia ini yaitu 1)Walaupun leukemia merupakan overproduksi dari sel darah putih, tetapi sering ditemukan pada leukemia akut bahwa jumlah leukosit rendah. Ini diakibatkan karena produksi yang dihasilkan adalah sel yang immatur. 2)Sel immatur tersebut tidak menyerang dan menghancurkan sel darah normal atau jaringan vaskuler. Destruksi celluler diakibatkan proses infiltrasi dan sebagai bagian dari konsekwensi kompetisi untuk mendapatkan element makanan metabolik.Masalah Keperawatan :[1] Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, Resiko infeksi[2] Resiko infeksi, Infeksi aktual[3] Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, Resiko gangguan perfusi jaringan[4] Gangguan rasa nyaman : Nyeri[5] Gangguan mobilitas fisik, Resiko Injury[6] Gangguan rasa nyaman : Nyeri[7] Infeksi aktual, Resiko gangguan tumbuh kembang[8] Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, Gangguan keseimbangan cairan & elektrolitManajemen terapeutik :Chemotherapi dengan tiga fase yaitu 1)Induksi, 2)CNS profilaksis terapi, 3)Konsolidasi.Masalah Keperawatan yang timbul karena kemoterapi :1. Kerusakan membran mukosa2. Gangguan integritas kulit3. Cemas

Lebih lengkap disini: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LEUKEMIA | kumpulan askep askeb | download KTI Skripsi | asuhan keperawatan kebidanan http://terselubung.cz.cc/

Leukemia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darahleukemia merupakan penyakit keganasan dan berkembang sel – sel limfosit normal menjadi ganas dengan segara menggantikan sel – sel yang normal dalam sumsum tulang belakang, sehinga sumsum tulang belakang gagal dalam membentuk sel darah normal menginfiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.

Penyebabpenyebab leukemia diantaranya adalah :

1. Radiasi2. bahan kimia

Page 14: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

3. obat – obatan4. virus5. kelainan genetik

Klasifikasi Leukemia

klasifikasi leukemia dapat dibagi menjadi 4 tipe leukemia, yaitu

1. Leukemia Limfosit akut (LLA), ini paling sering ditemukan pada anak anak2. Leukemia Mielositik akut (LMA), lebih sering dijumpai pada dewasa3. Leukemia Limfositik Kromis (LLK), sering diderita pada orang dewasa berumur lebih

dari 55 tahun4. Leukemia Mielositik Kronis (LMK), sering ditemukan pada orang dewasa

Tanda dan gejala Leukemiapada orang yang terkena penyakit leukemia terdapat gejala gejala seperti:

kelemahan kelelahan perdarahan (epistaksis, ptekie, ekimosis) demam nyeri pada tulang belakang nyeri pada sendi tekanan intra kranial meningkat terjadi limpadenopati hepatomegali

manajemen pada leukemia

penanganan leukemia diantaranya adalah :

Sitostatika intensifikasi pengobatan pada susunan syaraf pusat kontinuitas

bila melihat dari uraian diatas, penderita leukemia akan sangat mudah terjadi penurunan daya tahan tubuh, sehingga mudah terjadi infeksi.dampak seperti pada masalah psikis baik penderita maupun pada keluarga, dampak dampak lain juga dapat terjadi seiring dengan masalah yang terjadi pada penderita leukemia.

bagaimana dalam mengatasi masalah pada penderita leukemia?

dalam hal masalah pada penderita leukemia perlunya kebijakan tersendiri, seperti :

penderita perlu istirahat yang cukup jaga penderita agar jangan sampai terkena infeksi jaga higiene pribadi pada penderita leukemia seperti pada mandi, perawatan mulut,

perawatan perineal obat dari dokter harus selalu di minum atau sesui dengan petunjuk dari dokter

Page 15: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

hindarkan penderita leukemia dari orang orang yang menderita infeksi saluran pernafasan atas (ISPA: flu,pilek), anak anak yang menderita cacar air

penderita leukemia banyak minum sekitar 2-3 liter per hari

jadi pada penderita leukemia memerlukan perhatian khusus perlu penanganan yang komprehensif baik dari keluarga, perawat, dokter karena leukemia akan mempunyai permasalah permasalah tersendiri disamping dari masalah kesehatan sehingga masalah masalah dapat diminimalisir.

Hampir 60 persen kanker yang dialami anak-anak adalah kanker darah atau leukemia. Sayangnya ketika dibawa ke rumah sakit kebanyakan sudah dalam tahap akut. Ketahui ciri-ciri leukemia pada anak.

Leukemia paling banyak ditemui pada anak usia 2-6 tahun. Namun kanker ini bisa terjadi pada semua kelompok umur dengan kelompok terbanyak adalah anak-anak dan orangtua di atas usia 50 tahun.

Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Sel induk darah gagal terbentuk dan tidak matang tepat pada waktunya. Akibatnya dua tipe sel darah putih jumlahnya berlebih dan berkembang yakni sel myeloid dan limphoid.

Jika jumlah sel abnormal tersebut semakin banyak, maka fungsi sel darah putih yang tadinya bertugas melindungi dan melawan infeksi, berubah menjadi sel ganas yang menyebabkan gejala yang menyimpang.

Penyebab leukemia hingga kini belum diketahui pasti. Tapi diduga faktor-faktor luar seperti radiasi dan bahan-bahan kimia beracun (benzen) menjadi indikasi penyebab leukemia.

Faktor lain yang umumnya menyebabkan leukemia adalah riwayat keluarga, faktor genetik yang merusak kromosom, usia, etnik dan Virus-1 (HTLV-1). Namun pada beberapa kasus terkadang tidak diketahui penyebab pastinya.

Leukemia pada anak ini ada yang bersifat tahunan ada juga yang akut (kronis). Jika tidak segera ditangani, leukemia akut ini dapat menjadi penyakit yang fatal dalam beberapa bulan.

Berbeda dengan leukemia akut, leukemia menahun lebih banyak dialami oleh orang dewasa dan perkembangannya lebih lambat bisa 10 tahun lebih.

Leukemia yang ganas kini bisa dijinakkan dengan terapi rutin seperti kemoterapi. Penyakit leukemia

Page 16: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

ini dapat disembuhkan, asalkan mendapatkan perawatan secara rutin.

Gejala pada anak seperti dilansir dari mayoclinic, Minggu (31/10/2010) adalah:

1. Demam dan mudah terkena infeksiKarena sel darah putihnya abnormal, kuman yang masuk jadi tidak bisa dilawan sel darah putih. Sel darah putih yang harusnya bertugas melindungi tidak berfungsi. Akibatnya anak jadi rentan kena infeksi dan sering demam.

Demam dan infeksi adalah tanda awal leukemia. Tidak mudah memang membedakan dengan demam lainnya seperti flu. Tapi demam pada leukemia biasanya lebih dari 38 derajat celcius yang berlangsung beberapa hari dan sering terjadi.

2. AnemiaAnemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah. Anak-anak leukemia umumnya mengalami anemia dengan ciri-ciri muka pucat, tak bertenaga alias lemas, gampang lelah dan sesak napas.

3. Nyeri tulangNyeri tulang ini bukan karena luka atau memar. Nyeri tulang pada anak leukemia biasanya semakin memburuk dari waktu ke waktu karena sumsum tulangnya terakumulasi sel-sel darah putih yang abnormal.

4. Kelenjar yang bengkakKelenjar getah bening bengkak merupakan salah satu gejala awal sering diamati pada anak leukemia. Bengkak akibat kelenjar bisa terlihat di dada, pangkal paha leher dan ketiak. Kelenjar getah bening bisa membengkak karena akumulasi sel-sel darah putih yang abnormal.

Bedanya dengan bengkak kelenjar pada sakit lainnya adalah pada anak leukemia berlangsung selama beberapa hari berbeda dengan bengkak karena sakit flu.

5. Mudah berdarah dan memarAnak-anak leukemia gampang sekali berdarah dan memar yang merupakan tanda tingkat pembekuan darahnya rendah. Trombosit adalah fragmen sel atau sel yang membantu darah untuk membeku yang diproduksi oleh sumsum tulang. Rendahnya tingkat trombosit dalam tubuh dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pembekuan darah sehingga anak-anak leukemia gampang berdarah untuk periode yang sering.

6. Gejala lainnya adalah mimisan, perdarahan gusi, kesulitan bernapas, kehilangan nafsu makan, berat badan rendah, sakit kepala, hati dan limpa membesar, keringat berlebihan pada malam hari dan munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit, yang dikenal sebagai petechiae.

Diagnosis leukemia dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes darah darah lengkap, CT scan, MRI, biopsi sumsum tulang, apusan darah tepi, dan analisis cytogenic dan tekan tulang belakang.

Page 17: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

Pilihan pengobatan kanker yang biasa tersedia untuk leukemia adalah kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang dan terapi biologi.

Hampir 60 persen kanker yang dialami anak-anak adalah kanker darah atau leukemia. Sayangnya ketika dibawa ke rumah sakit kebanyakan sudah dalam tahap akut. Ketahui ciri-ciri leukemia pada anak.

Leukemia paling banyak ditemui pada anak usia 2-6 tahun. Namun kanker ini bisa terjadi pada semua kelompok umur dengan kelompok terbanyak adalah anak-anak dan orangtua di atas usia 50 tahun.

Leukemia adalah kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia terjadi karena proses pembentukan sel darahnya tidak normal.

Sel induk darah gagal terbentuk dan tidak matang tepat pada waktunya. Akibatnya dua tipe sel darah putih jumlahnya berlebih dan berkembang yakni sel myeloid dan limphoid.

Jika jumlah sel abnormal tersebut semakin banyak, maka fungsi sel darah putih yang tadinya bertugas melindungi dan melawan infeksi, berubah menjadi sel ganas yang menyebabkan gejala yang menyimpang.

Penyebab leukemia hingga kini belum diketahui pasti. Tapi diduga faktor-faktor luar seperti radiasi dan bahan-bahan kimia beracun (benzen) menjadi indikasi penyebab leukemia.

Faktor lain yang umumnya menyebabkan leukemia adalah riwayat keluarga, faktor genetik yang merusak kromosom, usia, etnik dan Virus-1 (HTLV-1). Namun pada beberapa kasus terkadang tidak diketahui penyebab pastinya.

Leukemia pada anak ini ada yang bersifat tahunan ada juga yang akut (kronis). Jika tidak segera ditangani, leukemia akut ini dapat menjadi penyakit yang fatal dalam beberapa bulan.

Berbeda dengan leukemia akut, leukemia menahun lebih banyak dialami oleh orang dewasa dan perkembangannya lebih lambat bisa 10 tahun lebih.

Leukemia yang ganas kini bisa dijinakkan dengan terapi rutin seperti kemoterapi. Penyakit leukemia ini dapat disembuhkan, asalkan mendapatkan perawatan secara rutin.

Gejala pada anak seperti dilansir dari mayoclinic, Minggu (31/10/2010) adalah:

Page 18: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Leukemia

1. Demam dan mudah terkena infeksiKarena sel darah putihnya abnormal, kuman yang masuk jadi tidak bisa dilawan sel darah putih. Sel darah putih yang harusnya bertugas melindungi tidak berfungsi. Akibatnya anak jadi rentan kena infeksi dan sering demam.

Demam dan infeksi adalah tanda awal leukemia. Tidak mudah memang membedakan dengan demam lainnya seperti flu. Tapi demam pada leukemia biasanya lebih dari 38 derajat celcius yang berlangsung beberapa hari dan sering terjadi.

2. AnemiaAnemia terjadi karena tubuh kekurangan sel darah. Anak-anak leukemia umumnya mengalami anemia dengan ciri-ciri muka pucat, tak bertenaga alias lemas, gampang lelah dan sesak napas.

3. Nyeri tulangNyeri tulang ini bukan karena luka atau memar. Nyeri tulang pada anak leukemia biasanya semakin memburuk dari waktu ke waktu karena sumsum tulangnya terakumulasi sel-sel darah putih yang abnormal.

4. Kelenjar yang bengkakKelenjar getah bening bengkak merupakan salah satu gejala awal sering diamati pada anak leukemia. Bengkak akibat kelenjar bisa terlihat di dada, pangkal paha leher dan ketiak. Kelenjar getah bening bisa membengkak karena akumulasi sel-sel darah putih yang abnormal.

Bedanya dengan bengkak kelenjar pada sakit lainnya adalah pada anak leukemia berlangsung selama beberapa hari berbeda dengan bengkak karena sakit flu.

5. Mudah berdarah dan memarAnak-anak leukemia gampang sekali berdarah dan memar yang merupakan tanda tingkat pembekuan darahnya rendah. Trombosit adalah fragmen sel atau sel yang membantu darah untuk membeku yang diproduksi oleh sumsum tulang. Rendahnya tingkat trombosit dalam tubuh dapat mengakibatkan keterlambatan dalam pembekuan darah sehingga anak-anak leukemia gampang berdarah untuk periode yang sering.

6. Gejala lainnya adalah mimisan, perdarahan gusi, kesulitan bernapas, kehilangan nafsu makan, berat badan rendah, sakit kepala, hati dan limpa membesar, keringat berlebihan pada malam hari dan munculnya bintik-bintik merah kecil pada kulit, yang dikenal sebagai petechiae.

Diagnosis leukemia dilakukan dengan pemeriksaan fisik, tes darah darah lengkap, CT scan, MRI, biopsi sumsum tulang, apusan darah tepi, dan analisis cytogenic dan tekan tulang belakang.

Pilihan pengobatan kanker yang biasa tersedia untuk leukemia adalah kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang dan terapi biologi.