ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY. S...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY. S...
i
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA
NY. S G1P0A0 UMUR 23 TAHUN UMUR KEHAMILAN
29 MINGGU DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN
DI UPT PUSKESMAS PRACIMANTORO I
WONOGIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Rizky wulandari
NIM BI2 041
PROGRAM DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III pada Ny.
S G1P0A0 Umur 23 Tahun Umur Kehamilan 29 Minggu dengan Pre Eklamsia
Ringan Di UPT Puskesmas Pracimantoro I, Wonogiri”. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat
kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. dr Dwi cahyo Indriyanto,MM, yang telah memberikan ijin pada penulis
dalam pengambilan data.
5. Sri Pancawati, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah membantu
dan memberikan ijin.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Ny. S yang telah bersedia menjadi responden dan memberikan
partisipasinya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Keluarga tercinta yang telah memberikan Doa dukungan dan semangat
kepada penulis.
9. Teman-teman yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
v
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
MOTTO
1. Sesuatu yang hebat dimulai dari yang kecil. Impian yang hebat dimulai dengan
langkah kecil. Manusia yang hebat adalah yang bisa menghargai hal-hal kecil.
(Wiwin Anitasari)
2. Hidup adalah pilihan, pilihan untuk berjuang, berjuang untuk orang yang kita
sayang dan menyayangi kita.
(Kukuh Imam Nur Cahyanto)
3. Lelahku perjuanganku, semua kan terbalas dengan mimpi sederhanaku.
(Ratih Candra dewi)
4. Bukalah matamu, Bangkitlah, dan Tersenyumlah lihat kesuksesanmu ada di
hadapanmu untuk kau banggakan atas keikhlasanmu jatuh bangun demi seuntai
senyum Ayah dan Ibumu.
(Penulis)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT
Yang telah memberi kelancaran dalam segala urusanku baik sekolaku dan
kehidupanku.
2. Bapak dan Ibu
Terima kasih atas dukungan, doa restunya, pengorbanannya, dan cinta
kasihnya selama 21 tahun ini. Dan ini untuk kalian.
3. Rizma Putriana Pratiwi
Adiku tercinta terima kasih untuk semangat untuk mbak.
4. Sahabatku
Mita Lestari, Tina Rahmawati, Tania yasmin, Ratih Candra Dewi, Aulia
Venomila, Vina S Ginanjar, Winda terima kasih untuk semangat, dan doanya
untuk kelancaran tugas akhir ini.
5. Kukuh Imam Nur Cahyanto
Terima kasih untuk semangatnya, doanya, dan terima kasih sudah hadir dalam
kehidupanku.
6. Teman Seperjuangan Kelas 3A
Terima kasih untuk kekompakannya, terima kasih untuk semangatnya, terima
kasih untuk 3 tahun ini, dan terima kasih untuk canda tawa dan kenangannya.
7. ALMAMATER STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Terima kasih untuk ilmu, bimbingan, dan pengalamannya 3 tahun dalam
segala bidang terutama bidang kesehatan. Terima kasih utuk Bu Ika Budi
Wijayanti, SST, M.Sc, Bu Wahyu Dwi A, SST, dan Bu Retno Wulandari, SST
tyerima kasih untuk bimbingannya.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Rizky Wulandari
Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 3 Agustus 1994
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jenar, RT/RW 04/15, Pracimantoro, Wonogiri
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri LULUS TAHUN 2006
2. SMP Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri LULUS TAHUN 2009
3. SMA Negeri 1 Wuryantoro, Wonogiri LULUS TAHUN 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan
2012/2013
viii
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Rizky Wulandari
B12. 041
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY. S UMUR
23 TAHUN G1P0A0 HAMIL 29 MINGGU DENGAN PRE EKLAMPSIA
RINGAN DI UPT PUSKESMAS PRACIMANTORO I, WONOGIRI
(x + 91 halaman + 13 lampiran)
INTISARI Latar Belakang : Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per
100.000 kelahiran hidup. Pre Eklampsi Ringan adalah penyakit pada
kehamilan yang umumnya terjadi pada trimester ketiga tetapi juga bisa terjadi
sebelumnya dan paling sering terjadi pada primigravida yang muda. Di UPT
Puskesmas Pracimantoro I, Wonogiri dari bulan Januari sampai bulan
September 2014 ada 350 ibu hamil, jumlah ibu hamil dengan pre eklampsi
ringan 26 orang ( 41,27 % ).
Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre
Eklamsia ringan, dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut 7 langkah Varney.
Metode : Penyusunan Karya Tulis Ilmiah menggunakan metode deskriptif dengan
jenis studi kasus, dilakukukan di UPT Puskesmas Pracimantoro I, Wonogiri,
subyek studi kasus adalah Ny.S dengan Pre Eklampsi Ringan dan dilaksanakan
bulan Maret - Mei 2015 dengan menggunakan format asuhan kebidanan ibu hamil,
pengumpulan data dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi), wawancara, observasi, dokumentasi dan studi
kepustakaan, alat yang digunakan sesuai dengan kasus dan jadwal sesuai yang
terlampir.
Hasil : Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklamsia rinagan di UPT
Puskesmas Pracimantoro I, Wonogiri. Keluhan pasien datang karena pusing,
bengkak pada muka dan tangan, didapat hasil pemeriksaan tekanan darah 140/90
mmHg, dan protein urine +1 kemudian dilakukan pemantauan selama 4 minggu
dengan memeberikan pendidikan kesehatandengan pematauan tekanan darah,
protein urine, oedema, pemantauan antenatal, dan pemberian terapi. Sehingga
tekanan darah menjadi 120/90 mmH, protein urine (-), tidak oedema, dan tidak
pusing.
Kesimpulan : Asuhan kebidanan ibu hamil dengan Pre eklampsi Ringan
pada teori dan kasus ditemukan kesenjangan yaitu diagnosa potensial pada kasus
tidak mengarah padaa pre eklamsia berat dan eklamsia, tindakan segera pada kasus
kolaborasi dengan dokter sedangkan teori pengawasan antenatal, cukup istirahat,
diet makanan, pada pemberian obat valium dan vitamin E pada teori sedangakan
pada kasus tidak.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu Hamil, Pre Eklampsi Ringan
Kepustakaan : 21 buku ( 2005 – 2015 )
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ........................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Studi Kasus................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus................................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus ................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis .............................................................................. 9
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................... 23
C. Landasan Hukum ...................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus ...................................................................... 46
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 46
C. Subjek Studi Kasus ................................................................... 47
D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 47
E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 47
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 48
G. Alat- alat Yang Digunakan ....................................................... 51
H. Jadwal Penelitian ...................................................................... 52
x
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. TINJAUAN KASUS ................................................................. 53
B. PEMBAHASAN ........................................................................ 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 88
B. Saran ......................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Dokumentasi studi kasus ( Foto, foto copy buku kia)
Lampiran 13. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. Menurut World Health
Organization (WHO), diperkirakan kematian maternal terjadi lebih dari
500.000 kasus per tahun di seluruh dunia, yang terjadi akibat proses
reproduksi. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara-
negara berkembang, termasuk di Indonesia. Salah satu penyebab
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin adalah Pre Eklamsia dengan
angka kejadiannya, menurut WHO, berkisar antara 0,51% - 38,4%. Di
negara maju, angka kejadian Pre Eklamsia berkisar 6% - 7%
(Kemenkes, 2012).
Di Indonesia, AKI merupakan salah satu target yang telah
ditentukan dalam tujuan ke-5 dari Millenium Development Goals
(MDGs) yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan
dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah
kematian ibu. AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per 100.000
kelahiran hidup rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI
2007 yang mencapai 228 per 100 ribu (Kemenkes RI, 2013). Penyebab
2
kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu
perdarahan (27%), eklampsia (23%), infeksi (11%), partus lama (5%),
abortus (5%), dan lain-lain (11%) (Depkes, 2012). Angka Kematian Ibu
(AKI) di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 116,34/100.000 kelahiran
hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun
2011 yang sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2012).
Pre eklamsia adalah gangguan multi system dengan etiologi
kompleks yang khusus terjadi selama kehamilan. Pre eklamsia biasanya di
definisikan sebagai peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang terjadi
setelah usia kehamilan 20 minggu. Pre eklamsia dapat mempengaruhi system
tubuh perubahan yang terjadi pada pre eklamsia tampaknya disebabkan oleh
gabungan kompleks antara abnormal genetik, factor imunologis, dan factor
plasenta (Judy dan Maureen, 2013). Tanda-tanda pre eklamsia ringan adalah
tekanan darah ≥ 140/90 mmHg - < 160/110 mmHg, proteinuria ≥ 300 mg/24
jam atau dipstick ≥ +1, dan edema (Nugroho, 2012).
Usaha untuk mencegah perkembangan Pre Eklamsia menjadi
Eklamsia harus dilakukan secara intensif. Sebagaimana kebijakan
Kementrian Kesehatan yang menyediakan tenaga kesehatan untuk
membantu menurunkan AKI, maka tenaga kesehatan, khususnya bidan
harus menguasai pemeriksaan antenatal dengan benar. Pemeriksaan
antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda–tanda dini Pre
Eklampsi khususnya Pre Eklampsi Ringan. Walaupun timbulnya Pre
Eklampsi tidak dapat dicegah sepenuhnya namun frekuensinya dapat
3
dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan
pengawasan yang baik pada wanita hamil.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 8 Oktober
2014 di UPT Puskesmas Pracimantoro I didapatkan data dari rekam
medik selama tahun 2014, pada bulan Januari 2014 sampai September
2014 terdapat ibu hamil yang ditangani sebanyak 350 orang dengan ibu
hamil normal sebanyak 287 ibu dan kasus ibu hamil tidak normal
sebanyak 63 ibu dengan patologi anemia sebanyak 30 orang (47,62%),
Pre Eklamsia ringan 26 orang (41,27%), keluar cairan dari jalan lahir
2 orang (3,17%), Pre Eklamsia berat 2 orang (3,17%), panggul sempit
2 orang (3,17%), dan hipertiroid 1 orang (1,59%).
Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan atau diagnosis dini agar
dapat mengurangi angka kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mempersiapkan
tenaga kesehatan yang terampil dalam penanganan kasus pre-eklamsia. Dalam
hal ini bidan sangat berperan penting dengan memberikan pengetahuan dan
pemantauan terhadap kondisi ibu hamil secara intens (Estiwidani, 2008).
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengurangi AKI maka salah
satu caranya adalah dengan mengurangi kematian akibat pre-eklamsia.
Hal ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan dengan
penanganan yang intensif melalui asuhan kebidanan. Pre eklamsia ringan
apabila tidak segera ditangani akan membahayakan bagi ibu dan janin,
maka penulis tertarik melakukan studi kasus dengan mengambil judul
4
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 umur
kehamilan 29 minggu dengan Pre Eklamsia Ringan di UPT Puskesmas
Pracimantoro I, Wonogiri”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka permasalahan
dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana penerapan asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia ringan di UPT Puskesmas
Pracimantoro I, Wonogiri?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre
Eklamsia ringan, dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan menurut 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis Mampu
1) Melakukan pengkajian data pada ibu hamil dengan Pre
Eklamsia ringan di UPT Puskesmas Pracimantoro I Wonogiri.
2) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia
ringan di UPT Puskesmas Pracimantoro I Wonogiri.
5
3) Menentukan diagnosa potensial yang timbul pada ibu hamil
dengan Pre Eklamsia ringan di UPT Puskesmas Pracimantoro
I Wonogiri.
4) Menerapkan tindakan segera pada ibu hamil dengan Pre
Eklamsia ringan di UPT Puskesmas Pracimantoro I Wonogiri.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Pre Eklamsia ringan di UPT Puskesmas Pracimantoro I
Wonogiri.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada dengan Pre
Eklamsia ringan sesuai pelayanan secara efisien dan aman di
UPT Puskesmas Pracimantoro I Wonogiri.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah dicapai pada
kasus ibu hamil dengan Pre Eklamsia ringan di UPT
Puskesmas Pracimantoro I Wonogiri.
b. Mahasiswa mampu menganalisis kesenjangan antara teori dan
kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan
penghambat pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia ringan.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Memberikan kesempatan pada penulis untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh di institusi pendidikan terutama
manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia
ringan dalam situasi yang nyata.
6
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia ringan untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kesehatan.
3. Bagi Institusi
a. Puskesmas
Sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia ringan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas.
b. Pendidikan
Dapat dipakai atau digunakan sebagai sumber bacaan atau
referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan
khususnya dalam asuhan kebidanan ibu hamil dengan Pre
Eklamsia ringan.
4. Bagi keluarga pasien
Untuk menambah pengetahuan tentang tanda dan gejala ibu
hamil dengan Pre Eklamsia ringan sehingga segera dapat mencari
bantuan kepada tenaga kesehatan untuk menghindari
kegawatdaruratan.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi Kasus yang membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan Pre Eklamsia ringan yang telah dilakukan terkait yaitu:
7
1. Studi kasus yang dilakukan oleh Winda Rustiana (2012) dari Stikes
Kusuma Husada dengan judul Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester
III pada NY. A G1P0A0 Umur 23 Tahun Umur Kehamilan 34 Minggu
dengan Pre Eklampsia Ringan di BPS Samsiti Sukoharjo Tahun 2012.
Hasil pemeriksaan diperoleh data subyektif bahwa ibu mengatakan ingin
memeriksakan kehamilannya, kepala terasa pusing, bengkak pada kaki
kanannya, sedangkan data obyektif sebagai berikut: KU baik, Kesadaran
Composmentis, TD : 140/100 mmHg, S : 36,8oC, N : 84 x/menit, R : 24
x/menit, TB : 157 cm, BB sekarang :60 kg, LLA : 26 cm, pemeriksaan
sistematis yang meliputi kepala, leher, dada dan axilla, ekstremitas sedikit
bengkak, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan penunjang : protein
urin (+), Hb 12 gr%, Gol darah B. Asuhan kebidanan dilakukan dengan
memberikan pendidikan kesehatan dengan pemantauan tekanan darah,
protein urine dan oedema. Setelah dilakukan pelaksanaan asuhan
kebidanan selama 3 minggu diperoleh tekanan darah dan protein urin
menurun yaitu: Tekanan darah dari 140/100 mmHg menjadi 120/80
mmHg, protein urine dari (+) menjadi (-).
2. Penelitian dilakukan oleh Nuryanti (2012) dari Stikes Mega Rezky
Makasar dengan judul Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada
Ny. ”M” Gestasi 35 Minggu 4 Hari dengan Preeklampsia Ringan di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah. Hasil pemeriksaan diperoleh data
subyektif ibu merasa sakit kepala, dan cemas dengan kehamilannya, KU
baik, Kesadaran Composmentis, TD : 140/100 mmHg, S : 37oC, N : 82
8
x/menit, R : 20 x/menit, TB : 160 cm, BB sekarang : 63 kg, LLA : 25 cm,
pemeriksaan sistematis yang meliputi kepala, leher, dada dan axilla,
ekstremitas sedikit bengkak, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan
penunjang : urine albumin (+) reduksi (-), Hb 12 gr%. Asuhan kebidanan
diberikan dengan pemberian obat seperti Valium tablet 5mg dosis 3x1,
atau fenobartital tablet 30 mg dosis 3x1 dan menganjurkan ibu untuk
banyak istirahat, diet biasa tanpa mengurangi asupan garam, dan
menganjurkan ibu melakukan ANC secara teratur untuk memantau
tekanan darah, proteinuria, edema dan keadaan janin. Hasil evaluasi
kunjungan kedua keadaan ibu mengalami kemajuan dan ibu semakin
bersemangat sehingga tekanan darah dari 140/100 mmHg menjadi
130/90 mmHg, edema positif, proteinuria positif dan setelah kunjungan ke
tiga keadaan ibu sudah membaik atau masalah teratasi ditandai dengan ibu
tampak ceria, tekanan darah 120/80 mmHg, oedema pada tungkai kiri dan
kanan (-/-), albumin (-), refleks patella kiri dan kanan (+/+), berat badan
64 kg dan kondisi pergerakan janin kuat di sebelah kanan.
3. Perbedaan dan persamaan studi kasus ini dengan keaslian terletak
pada perbedaan yaitu subyek, tempat, tanggal pelaksanaan, tahun
pelaksanaan, terapi, dan asuhan kebidanan, sedangkan persamaannya
yaitu hasil asuhan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi (Bothamley dan Maureen, 2013). Pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir
sampai permulaan persalinan (Prawiroharjo, 2012).
b. Periode kehamilan
Menurut Astuti (2012), periode kehamilan dibagi menjadi 3 trimester
yaitu :
1) Trimester I : Kehamilan < 12 minggu
2) Trimester II : Kehamilan 13 – 24 munggu
3) Trimester III : Kehamilan 25 – 40 minggu
c. Tanda dan Gejala hamil
Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi
4 yaitu :
1) Tanda pasti kehamilan
a) Terdengar denyut jantung bayi (DJJ).
10
b) Terasa gerakan janin
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan
dan gambaran embrio
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu)
2) Tanda tidak pasti kehamilan
a) Rahim membesar
b) Tanda Hegar
c) Tanda Chadwick
Yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina dan vulva.
d) Tanda Piskacek
Yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas kearah pembesaran tersebut.
e) Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang (di stimulasi dengan diraba ) akan
mudah berkontraksi.
f) Basal Metabolism Rate (BMR) meningkat.
g) Ballottement positif
Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara
menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan
terasa “pantulan” di sisi lain.
11
h) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif
Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi
pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui
kadar hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang
melebihi ambang normal, mengidentifikasi bahwa wanita
mengalami hamil.
3) Dugaan hamil
a) Amenorrhoe/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus
(terlambat haid)
b) Nause (mual), Anoreksia (kehilangan selera terhadap
makanan emesis (muntah-muntah)
c) Pusing
d) Miksing/sering buang air kecil
e) Obstipasi
f) Hiperpigmentasi : strie, cloasma, linea nigra
g) Varices
h) Payudara menegang
i) Perubahan perasaan
j) BB bertambah
4) Diagnosis banding
a) Pseudosiesis (kehamilan palsu)
b) Kistoma ovari
c) Mioma uteri
12
d) Retensi urine (bendungan kantong kemih)
e) Menopause /Amenorrhoea sekunder
d. Penyulit yang Menyertai Kehamilan
Penyulit yang menyertai kehamilan seorang ibu, menurut
Rukiyah dan Yulianti (2010) ada:
1) Kehamilan dan penyulit kehamilan pada trimester I dan II
meliputi Anemia Kehamilan, Hyperemisis gravidarum, abortus,
dan kehamilan ektopik terganggu (KET).
2) Kehamilan dan penyulit kehamilan pada trimester III meliputi
kehamilan dengan hipertensi dan pre eklamsia.
2. Pre Eklamsia
a. Pengertian
Pre Eklamsia atau sering juga disebut toksemia adalah suatu
kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Pre Eklamsia
adalah suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak sistem dan
ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria
(Bobak, dkk, 2005).
Pre Eklamsia dan eklamsia, merupakan kesatuan penyakit,
yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan, walaupun belum
jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre Eklamsia diikuti dengan timbulnya
hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah
13
usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan
(Prawiroharjo, 2012).
b. Etiologi
Penyebab Pre Eklamsia belum diketahui secara pasti, banyak
teori yang coba dikemukakan para ahli untuk menerangkan penyebab,
namun belum ada jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang
dipakai adalah teori Iskhemik plasenta. Namun teori ini juga belum
mampu menerangkan semua hal yang berhubungan dengan penyakit
ini (Prawiroharjo, 2012).
Pre Eklamsia umumnya terjadi pada kehamilan yang pertama
kali, kehamilan diusia remaja dan kehamilan pada wanita di atas 40
tahun. Faktor resiko yang lain adalah :
1) Riwayat kencing manis, kelainan ginjal, lupus atau rematoid
arthritis
2) Riwayat tekanan darah tinggi yang khronis sebelum kehamilan.
3) Kegemukan.
4) Riwayat mengalami Pre Eklamsia sebelumnya.
5) Riwayat Pre Eklamsia pada ibu atau saudara perempuan.
6) Gizi buruk
7) Gangguan aliran darah ke rahim.
Sekitar 85% Pre Eklamsia terjadi pada kehamilan pertama. Pre
Eklamsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin lebih
dari satu dan 30% pasien mengalami anomali rahim yang berat. Pada
ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal, insiden
14
dapat mencapai 25%. Pre Eklamsia ialah suatu penyakit yang tidak
terpisahkan dari Pre Eklamsia ringan sampai berat, atau eklampsia ,
sindrom HELLP adalah suatu keadaan multisystem,merupakan suatu
bentuk pre eklamsia-eklamsia berat dimana ibu tersebut mengalami
berbagai keluhan dan menunjukan adanya bukti laboratorium umum
untuk sindrom hemolisis (H) sel darah merah, peningkatan enzim hati
(EL) dan trombosit rendah (LP). Keluhannya seperti malaise,nyeri ulu
hati,mual dan muntah, sampai gejala menyerupai virus yang tidak
spesifik (Bobak, dkk., 2005).
c. Patofisiologi
Menurut Bobak, dkk (2005), patofisiologi Pre Eklamsia –
Eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologis
kehamilan. Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan meliputi
peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi penurunan resistensi
vaskular sistemik (systemic vascular resistance [SVRI]), peningkatan
curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid.
Pada Pre Eklamsia, volume plasma yang beredar menurun
sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit
maternal. Perubahan ini membuat organ maternal menurun, termasuk
perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah
merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.
15
Vasospasme merupakan akibat peningkatan sensifitas terhadap
tekanan peredaran darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbagan antara prostasiklin prostaglandin dan tromboksan
A2.
Selain kerusakan endotelial vasospasme arterial menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema
dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi
pasien yang mengalami Pre Eklamsia mudah mengalami edema paru.
Hubungan sistem imun dengan Pre Eklamsia menunjukkan
bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam Pre
Eklamsia. Keberadaan protein asing, plasenta, atau janin bisa
membangkitkan respon imunologis lanjut. Teori ini didukung oleh
peningkatan insiden Pre Eklamsia pada ibu baru dan ibu hamil dari
pasangan baru (materi genetik yang berbeda).
Predisposisi genetik dapat merupakan faktor imunologi lain.
Frekuensi Pre Eklamsia dan Eklamsia pada anak dan cucu wanita yang
memiliki riwayat eklamsia, yang menunjukkan suatu gen resesif autoso
yang mengatur respon imun maternal.
Patofisiologi Pre Eklamsia mempengaruhi sistem saraf pusat
(SSP) dengan menginduksi edema otak dan meningkatkan resistensi
otak. Komplikasi meliputi nyeri kepala, kejang, dan gangguan
penglihatan (skotoma) atau perubahan keadaan mental dan tingkat
16
kesadaran. Komplikasi yang mengancam jiwa ialah eklampsia atau
timbul kejang.
d. Jenis-jenis Pre Eklamsia
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), pre eklamsia dibagi
menjadi 2 yaitu :
1) Pre Eklamsia Ringan
Pre eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi 140/90 mmHg
atau lebih disertai protein uria dan atau edema setelah umur
kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan.
2) Pre Eklamsia Berat
Pre eklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu
atau lebih, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, nyeri
epigastrum, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal
yang berat, perdarahan retina dan oedema pulmonum.
e. Tanda dan Gejala
Diagnosis Pre Eklamsia dilakukan pada setiap kali pemeriksaan
prenatal dengan mengukur tekanan darah ibu dan menguji protein
urine. Diagnosis Pre Eklamsia ringan ditegakkan berdasar atas
timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah
kehamilan 20 minggu (Prawiroharjo, 2012).
17
1) Gejala klinis pre eklamsia ringan menurut Rukiyah dan Yulianti
(2010), meliputi :
a) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol
15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada
kehamilan 20 minggu,
b) Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam
atau secara kualitatif positif 2 (+2),
c) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral,
wajah, atau tangan.
d) Tanda dan gejala yang dirasakan oleh ibu meliputi sakit
kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, muntah,
penurunan gerakan janin, ukuran janin kecil tidak sesuai
usia kehamilan( Bothamley dan Boyle, 2013).
2) Gejala klinis pre eklamsia berat menurut Prawiroharjo (2012)
meliputi :
a) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg.
b) Proteinuria lebih dari 5 gr/24 jam atau 4+ dalam
pemeriksaan kualitatif.
c) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/ 24 jam.
d) Kenaikan kadar kreatinin plasma.
e) Gangguan visus dan serebral.
f) Nyeri epigastrum.
18
g) Edema paru dan sianosis.
h) Hemolisis mikroangiopatik.
i) Trombositopenia berat.
j) Gangguan fungsi hepar.
k) Pertumbuhan janin intrauterine yang terlambat.
l) Sindrom HELLP
adalah suatu keadaan multisystem,merupakan suatu bentuk
pre eklamsia-eklamsia berat dimana ibu tersebut mengalami
berbagai keluhan dan menunjukan adanya bukti
laboratorium umum untuk sindrom hemolisis (H) sel darah
merah, peningkatan enzim hati (EL) dan trombosit rendah
(LP). Keluhannya seperti malaise,nyeri ulu hati,mual dan
muntah, sampai gejala menyerupai virus yang tidak spesifik
(Bobak, dkk., 2005).
f. Pencegahan
Pre Eklamsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan
yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Pencegahan yang
dimaksud ialah upaya untuk mencegah terjadinya Pre Eklamsia pada
perempuan hamil yang berisiko terjadinya Pre Eklamsia (Prawiroharjo,
2012). Oleh karena itu, pencegahan atau diagnosis dini dapat
mengurangi angka kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan
kematian.
19
Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan
pengawasan kehamilan yang teratur dengan memperhatikan kenaikan
berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urin untuk
menetukan proteinuria (Manuaba, dkk, 2012). Untuk mencegah
kejadian Pre Eklamsia ringan dapat dilakukan nasehat yang berkaitan
dengan Pre Eklamsia ringan menurut Manuaba, dkk (2012),
diantaranya :
1) Diet makanan. Makanan tinggi protein, rendah karbohidrat, cukup
vitamin, rendah lemak. Makanan berorientasi pada empat sehat
lima sempurna.
2) Cukup istirahat. Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua
dalam arti bekerja seperlunya dan disesuaikan dengan kemampuan.
Lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung janin
sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
3) Pengawasan antenatal. Bila terjadi perubahan peran dan gerak janin
dalam rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang
memerlukan perhatian:
a) Uji kemungkinan Pre Eklamsia :
(1) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
(2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
(3) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
(4) Pemeriksaan protein dalam urine
20
(5) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi
hati, gambaran darah umum, dan pemeriksaa retina mata.
b) Penilaian kondisi janin dalam rahim
(1) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
(2) Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut
jantung janin, pemantauan air ketuban
(3) Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi.
g. Komplikasi
Menurut Bothamley dan Boyle (2013), pada pasien pre
eklamsia dapat mengalami komplikasi yang meliputi peningkatan
tekanan darah, peningkatan proteinuria, perburukan keparahan tanda
dan gejala, tanda-tanda klonus, papiloedema, nyeri tekan pada hati,
penurunan hitung trombosit, abnormalitas enzim hati, sindrom
HELLP.
h. Penanganan
Menurut Prawiroharjo (2012), penanganan pre eklamsia
ringan dibagi menjadi 3 penanganan yaitu :
1) Rawat Jalan (ambulatoir)
Pada ibu hamil dengan pre eklamsia ringan dapat dirawat
secara rawat jalan. Dianjurkan ibu hamil banyak istirahat
(berbaring/tidur miring), tetapi tidak harus mutlak selalu tirah
baring. Pada umur kehamilan diatas 20 minggu, tirah baring
dengan posisi miring menghilangkan tekanan rahim. Diet yang
21
mengandung 2 gram natrium atau 4-6 gram NaCl (garam dapur)
adalah cukup. Bila konsumsi garam hendak dibatasi, hendaknya
diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak, berupa susu
atau air.
2) Rawat Inap (dirawat di rumah sakit)
Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan pre eklamsia ringan
perlu dirawat di rumah sakit, Kriteria pre eklamsia ringan
dirawat di rumah sakit, ialah :
a) Bila tidak ada perbaikan : tekanan darah, kadar proteinuria
selama 2 minggu,
b) Adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre eklamsia
berat. Selama dirumah sakit dilakukan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan laboratorik. Pemeriksaan kesejahteraan janin, berupa
pemeriksaan USG dan Doppler khususnya untuk evaluasi
pertumbuhan janin dan jumlah cairan amnion.
3) Perawatan Obstetrik dengan medikal
Pada kehamilan preterm (< 37 minggu), bila tekanan darah
mencapai normal selama perawatan, persalinannya ditunggu
sampai aterm. Sementara itu, pada kehamilan aterm (>37
minggu), persalinan ditunggu sampai terjadi persalinan atau
dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada
taksiran tanggal persalinan. Persalinan dapat dilakukan secara
spontan, bila perlu memperpendek kala II.
22
4) Penangan pre eklamsia ringan menurut Manuaba, dkk (2012)
meliputi :
a) Pemberian sedative ringan seperti Phenobarbital 3 × 30 mg
dan Valium 3 × 10 mg.
b) Pemberian Obat penunjang seperti vitamin B complex,
vitamin C atau vitamin E, Zat Besi.
c) Pemberian nasehat seperti garam dalam makanan dikurangi,
lebih banyak istirahat baring ke arah punggung janin, segera
dating memeriksakan diri bila terdapat gejala sakit
kepala,mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik,
pernapasan semakin sesak, nyeri pada epigastrum,kesadaran
semakin berkurang, gerak janin melemah-berkurang,
pengeluaran urin berkurang.
d) Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat atau diperketat.
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit
atau merujuk penderita perlu memerhatikan hal berikut :
(1) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
(2) Protein urine 1 plus atau lebih
(3) Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam
seminggu
(4) Edema bertambah dengan mendadak
(5) Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
23
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan, serta ketrampilan dalam
rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
berfokus pada pasien. Manajemen kebidanan terdiri atas tujuh langkah
yang berurutan, diawali dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi
(Sulistyawati, 2009).
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan
masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat
(Estiwidani, 2008).
2. Langkah-langkah manajemen kebidanan
Proses manajemen kebidanan menurut Sulistyawati (2009), terdiri
dari 7 langkah yaitu: mengumpulkan semua data, menginterpretasi data,
mengidentifikasi diagnosa, menetapkan tindakan segera, menyusun
rencana asuhan, pelaksanaan dan mengevaluasi.
a. Langkah I: Pengkajian
Dalam tahap ini data/ fakta yang dikumpulkan adalah data
subjektif dan data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil
penemuan data dalam catatan harian sebelum didokumentasikan
(Hidayat dan Wildan, 2008).
24
1) Identitas
a) Nama
Untuk dapat mengenal atau memanggil nama ibu dan untuk
mencegah kekeliruan bila ada nama yang sama
(Romauli, 2011).
b) Umur
Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko,
apabila dibawah 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang dan jika lebih dari 35 tahun rentan perdarahan masa
nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus ibu
hamil dengan pre eklamsia ringan terjadi pada kehamilan
yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan
pada wanita di atas 40 tahun
c) Agama
Informasi ini dapat menuntun kesuatu diskusi tentang
pentingnya agama dalam kehidupan klien, tradisi
keagamaan dalam kehamilan dan kelahiran, perasaan
tentang jenis kelamin tenaga kesehatan, dan pada beberapa
kasus, penggunaan produk darah (Astuti, 2012)
d) Suku
Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan
yang berhubungan dengan masalah persalinan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
25
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual, tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang
(Romauli, 2011).
f) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan klien adalah penting untuk
mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan
untuk mengkaji potensi kelahiran, premature dan keadaan
terhadap bahaya lingkungan kerja, yang dapat merusak
janin ( Astuti, 2012).
g) Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama.
(Romauli, 2011).
2) Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien
datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Romauli, 2011). Pada
kasus ibu hamil pre eklamsia ringan keluhan utama biasanya ibu
mengalami pusing, sakit kepala, edema pada muka, dan lengan
dan perut (Prawiroharjo, 2012).
3) Riwayat Menstruasi
Data yang kita peroleh akan mempunyai gambaran tentang
keadaan dasar dari organ reproduksinya. Beberapa data yang
26
harus kita peroleh dari riwayat menstruasi antara lain : menarche,
siklus, volume, keluhan, dan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
(Sulistyawati, 2009).
4) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
5) Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Hal ini untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami
kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus pre eklamsia ibu
hamil biasanya pada kehamilan yang lalu mempunyai riwayat pre
eklamsia ringan.
6) Riwayat Kehamilan Sekarang
Dikaji untuk mengetahui keadaan kehamilan itu saat ini terutama
mengenai keteraturan ibu dalam memeriksakan kehamilannya,
karena dari pemeriksaan ANC yang rutin dapat diketahui
keluhan-keluhan yang dirasakan (Prawiroharjo, 2012).
7) Riwayat Keluarga Berencana
Riwayat Keluarga Berencana dikaji untuk mengetahui jenis
Keluarga Berencana yang diikuti, keluhan selama kontrasepsi,
serta rencana Keluarga Berencana selanjutnya
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
27
8) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan yang lalu untuk mengetahui
kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut atau kronis
yang dapat mempengaruhi kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus pre eklamsia
ringan biasanya ibu mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi yang kronis seebelum kehamilan.
b) Riwayat kesehatan sekarang untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita saat ini
berhubungan dengan kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
c) Riwayat kesehatan keluarga untuk mengetahui
kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap
gangguan kesehatan kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus pre eklamsia
ringan biasanya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi
yang kronis sebelum kehamilan, riwayat mengalami pre
eklamsia ringan sebelumnya, riwayat pre eklamsia pada ibu
atau saudara perempuan.
9) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Nutrisi
Menggambarkan tentang jenis makanan, porsi, frekuensi,
pantangan, alas an pantangan (Astuti, 2012). Pada kasus pre
28
eklamsia dapat di derita oleh ibu yang kelebihan berat
badan (obesitas) atau ibu yang kekurangan gizi (gizi buruk).
b) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna
dan jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2009).
c) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca,
mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur,
kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang
(Ambarwati dan Wulandari, 2009).
d) Aktivitas
Untuk memberikan gambaran tentang seberapa berat
aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah. Jika
kegiatan pasien terlalu berat sampai dikhawatirkan dapat
menimbulkan penyulit masa hamil, maka kita dapat
memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien
untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai pasien sehat
dan pulih kembali (Sulistyawati, 2009).
29
e) Seksualitas
Untuk mengetahui keluhan, frekuensi dan kapan terakhir
melakukan hubungan seksual (Sulistyawati, 2009).
f) Personal Hygiene
Untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan
tubuh terutama pada daerah genetalia
(Ambarwati dan Wulandari, 2009).
g) Psikososial Budaya
Untuk mengetahui bagaimana respon ibu hamil terhadap
kehamilannya, respon suami terhadap kehamilannya,
dukungan keluarga lain terhadap kehamilannya, dan
pengambilan keputusan (Astuti, 2012). Pada kasus pre
eklamsia ringan ibu mengatakan cemas dan khawatir
terhadap kehamilannya.
10) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui respon pasien terhadap lingkungan
dan orang lain (Sulistyawati, 2009). Pada ibu hamil dengan
Pre Eklamsia Ringan keadaan umumnya baik.
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien
(Sulistyawati, 2009). Pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia
Ringan kesadarannya composmentis.
30
c) Tanda-tanda vital meliputi :
Untuk mengkaji tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu
(Sulistyawati, 2009).
(1) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi dengan nilai satuannya mmHg. Tekanan
darah normal, sistolik antara 110 sampai 140 mmHg
dan diastolik antara 70 sampai 90 mmHg. Hipertensi
jika tekanan sistolik sama dengan atau >140 mmHg
dan hipotensi jika tekanan diastolik sama dengan atau
<70 mmHg (Astuti, 2012). Menurut Rukiyah dan
Yulianti (2010), pada kasus pasien ibu hamil dengan
pre eklamsia ringan tekanan darahnya 140/90 mmHg
dengan kenaikan sistol 30 mmHg atau lebih dan
kenaikan diastole 15 mmHg atau lebih.
(2) Pernafasan
Untuk mengetahui suhu badan pasien, suhu badan
normal adalah 36,5 oC sampai 37,2
oC. Bila suhu tubuh
lebih dari 37,2oC disebut demam atau febris
(Astuti, 2012).
(3) Temperatur
Temperatur normal rektal axilla yaitu 37°C dan kulit
36,5°C (Prawiroharjo, 2012).
31
(4) Nadi
Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba pulsasi
pada arteri . Frekuensi nadi normal 60-100 kali per
menit (Astuti, 2012).
d) Tinggi badan
Pemeriksaan tinggi badan dilakukan saat pertama kali ibu
melakukan pemeriksaan. Mengetahui tinggi badan sangat
penting untuk mengetahui ukuran panggul ibu (Astuti,2012).
e) Berat badan
Menurut Astuti (2012), kenaikan berat badan yang mendadak
dapat merupukan tanda bahaya komplikasi kehamilan yaitu
pre eklamsia. Pada trimester pertama berat badan ibu belum
terlalu mengalami kenaikan, pada trimester terakhir kenaikan
berat badan kurang lebih 11 kg karena pertumbuhan janin dan
uri. Pada kasus pre eklamsia bisa terjadi kenaikan berat badan
0,5 kg per minggu (Bobak, 2005).
f) LILA ( Lingkar Lengan Atas )
Pengukuran LILA bertujuan untuk mendapatkan ambaran
status gizi klien. Pada ibu hamil pengukuran LILA
merupakan deteksi dini Kurang Energi Kronis (KEK).
Ambang batas Lingkar lengan Atas (LILA) pada WUS
adalah 23,5 cm (Astuti, 2012).
32
11) Pemeriksaan Sistemik
a) Kepala
Pemeriksaan kepala menurut Sulistyawati (2009) meliputi :
(1) Rambut
Dikaji untuk mengetahui warna rambut klien,
kebersihan rambut dan rambut mudah rontok atau tidak.
(2) Muka
Meliputi pemeriksaan oedema dan cloasma cravidarum
(Astuti, 2012). Pada kasus pre eklamsia ringan pasien
mengalami oedema pada muka.
(3) Mata
Dikaji untuk mengetahui warna konjungtiva dan sklera,
kebersihan mata, ada kelainan atau tidak dan adakah
gangguan penglihatan.
(4) Hidung
Dikaji untuk mengetahui kebersihan hidung klien, ada
benjolan atau tidak, apakah klien alergi terhadap debu
atau tidak.
(5) Telinga
Dikaji kebersihan dan ada tidak gangguan pendengaran.
(6) Mulut
Dikaji untuk mengetahui keadaan bibir, lidah dan gigi
klien. Mengkaji warna bibir, integritas jaringan
33
(lembab, kering atau pecah-pecah), mengkaji lidah
klien tentang warna dan kebersihannya serta gigi klien
tentang kebersihan, caries atau gangguan pada mulut
(bau mulut).
b) Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
limfe, pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena atau
tumor (Astuti, 2012).
c) Dada
Dikaji untuk menentukan mammae membesar, terdapat
tumor atau tidak, simetris atau tidak, areola
hiperpigmentasi, putting susu menonjol atau tidak,
kolostrum sudah keluar atau belum. Pemeriksaan retraksi
pembesaran kelenjar limfe ketiak, massa dan nyeri tekan
(Astuti, 2012).
d) Perut
Menurut Romauli (2011), pengkajian meliputi bentuk, ada
bekas luka operasi, terdapat linea nigra, strie livide dan
terdapat pembesaran abdomen
e) Genetalia
Meliputi pemeriksaan vulva, vagina dan perineum yang
meliputi pemeriksaan varices, luka, kemerahan,
pengeluaran pervaginam, kelenjar bartholini (bengkak,
34
massa) dan pemeriksaan anus yang meliputi pemeriksaan
haemoroid (Astuti, 2012).
f) Ekstremitas
Dikaji ekstremitas atas dan bawah. Atas dikaji ada atau
tidak gangguan/ kelainan dan bentuk. Bawah dikaji bentuk,
oedema dan varices (Sulistyawati, 2009).
12) Pemeriksaan Khusus Obstetri
a) Abdomen
Menurut Astuti (2012), pemeriksaan abdomen meliputi :
(1) Inspeksi
Meliputi pemeriksaan luka bekas operasi,perbesaran
perut, linea nigra/alba, strie albican/livide
(2) Palpasi
Meliputi pemeriksaan kontraksi, tinggi fundus uteri,
letak, presentasi, posisi, dan penurunan, Leopold I
untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada di fundus, Leopold II untuk mengetahui bagian
janin yang berada dikanan/kiri uterus ibu, Leopold III
utuk mengetahui presentasi/ bagian terbawah janin
yang ada di simpisis ibu, Leopold IV untuk mengetahui
seberapa jauh masuknya bagian terendah janin ke
dalam pintu atas panggul.
35
(3) Auskultasi
Meliputi pemeriksaan Denyut jantung Janin (DJJ) yang
terdiri dari frekuensi, teratur/tidak, letak punctum
maksimum.
b) Pemeriksaan Panggul
Menurut Astuti (2012), pemeriksaan panggul
meliputi:
1) Distantia spinarum
Untuk memeriksa jarak antara spina iliaka anterior
superior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.
2) Distantia kristarum
Untuk memeriksa jarak antara krista iliaka terjauh
kanan dan kiri, ukuran sekitar 26-29 cm.
3) Konjugata eksterna
Untuk memeriksa antara tepi atas simfisis dan
prosesus spinosus lumbal V, ukuran normal 18-20 cm.
4) Lingkar panggul
Untuk memeriksa dari tepi atas simfisis pubis,
mengelilingi kebelakang melalui pertengahan SIAS
dan trochanter mayor kanan, ke ruas lumbal V dan
kembali ke simfisis melalui pertengahan SIAS dan
trochanter mayor kiri dan berakhir di tepi atas
simfisis, ukuran normal 80-90 cm.
36
c) Anogenital
1) Vulva vagina
Pemeriksaan meliputi adanya varises, luka,
kemerahan,nyeri,kelenjar bartolini, dan pengeluaran
pervaginam pada vulva dan vagina.
2) Perineum
Pemeriksaan meliputi ada atau tidaknya bekas luka
pada perineum, dan lain-lain.
3) Anus
Pemeriksaan meliputi ada atau tidaknya haemoroid
pada anus, dan lain-lain.
13) Pemeriksaan Penunjang
Data penunjang yang diperlukan pada kasus Pre Eklamsia
Ringan meliputi pemeriksaan laboratorium yaitu proteinuria,
Glukosuria, Keton dan pemeriksaaan USG untuk menilai
kesejahteraan janin (Prawiroharjo, 2012). Pada kasus pre
eklamsia ringan hasil laboratorium meliputi proteinuria secara
kualitatif lebih 0,3 gr/L dalam 24 jam atau secara kualitatif
positif 2 (+2) ( Rukiyah dan Yulianti, 2010).
b. Langkah II : Interpretasi data dasar
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara
benar terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan pasien. Masalah
37
atau diagnosis yang spesifik dapat ditemukan berdasarkan interpretasi
yang benar terhadap data dasar (Hidayat dan WiPldan, 2008).
1) Diagnosa kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup
kondisi , masalah, penyebab, dan prediksi terhadap kondisi
tersebut (Estiwidani, 2008).
Ny. X GPA umur ... tahun umur kehamilan…minggu dengan
Pre Eklamsia ringan.
Data dasar :
a) Data subjektif :
1) Ibu mengatakan umurnya.
2) Ibu mengatakan kehamilan yang keberapa.
3) Ibu mengatakan adanya pertambahan berat badan
yang tidak signifikan.
4) Ibu mengalami tekanan darah tinggi dan pusing.
b) Data objektif : .
Data Objektif meliputi dari pemeriksaan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi, antara lain :
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign
38
(1) Tekanan darah
Pada pasien pre eklamsia ringan kenaikan
tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih dan
kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih dari
tekanan darah sebelum hamil (Rukiyah dan
Yulianti, 2010).
(2) Suhu
(3) Nadi
(4) Respirasi
d) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam
seminggu
e) Protein uria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat
kualitatif plus 1 sampai pada urine kateter.
f) Edema dependen, bengkak di mata, wajah, dan kaki.
g) Keluaran urine sama dengan masukan ≥ 30 ml/jam.
(Nita dan Mustika, 2013).
2) Masalah
Masalah dalam asuhan kebidanan digunakan istilah masalah
dan diagnosis. Kedua istilah tersebut dipakai karena beberapa
masalah tidak dapat didefinisikan sebagai diagnosis, tetapi
tetap perlu dipertimbangkan untuk membuat rencana yang
menyeluruh. Masalah sering berhubungan dengan bagaimana
wanita itu mengalami kenyataan terhadap diagnosisnya
39
(Sulistyawati, 2009). Pada pasien pre eklamsia ringan masalah
yang terjadi adalah pasien merasa cemas terhadap
kehamilannya dan keadaan dirinya (Sulistyawati, 2009).
3) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien
berdasarkan keadaan dan masalahnya. Kebutuhan pasien pada
kasus pre eklamsia ringan adalah diet makanan, cukup
istirahat, pengawasaan antenatal dipercepat atau diperketat,
sedative ringan, obat penunjang (Manuaba, dkk 2012).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasikan
masalah atau diagnosis potensial yang lain berdasarkan beberapa
masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi yang cukup dan apabila memungkinkan
dilakukan proses pencegahan atau dalam kondisi tertentu pasien
membutuhkan tindakan segera (Hidayat dan Wildan, 2008).
Diagnosa potensial yang dapat muncul pada ibu hamil
dengan Pre Eklamsia ringan adalah adalah potensial terjadi Pre
Eklamsia berat dan eklampsia (Manuaba, dkk 2012).
d. Langkah IV : Tindakan Segera
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan
identifikasi dan menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosis dan
40
masalah ditegakkan. Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi,
kolaborasi dan melakukan rujukan (Hidayat dan Wildan, 2008).
Pada ibu hamil dengan pre eklamsia ringan tindakan segera
yang dapat diberikan yaitu dengan pemberian nasihat tentang diet
makanan, cukup istirahat, pengawasaan antenatal (hamil) (Manuaba,
dkk 2012).
e. Langkah V : Rencana tindakan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat
harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan,
teori yang up to date, perawatan berdasarkan bukti (evidence based
care), serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa yang
diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien (Hidayat dan Sujiyatini,
2010). Pada kasus pre eklamsia ringan perencanaan tindakannya :
a. Pada pasien rawat jalan dianjurkan untuk banyak istirahat
(berbaring/tidur miring) tetapi tidak harus selalu tirah baring
(Prawiroharjo, 2012).
b. Pemberian sedative ringan seperti Phenobarbital 3 × 30 mg dan
Valium 3 × 10 mg (Manuaba, dkk 2012)
c. Pemberian Obat penunjang seperti vitamin B complex, vitamin C
atau vitamin E, Zat Besi (Manuaba, dkk 2012)
d. Pemberian nasehat seperti garam dalam makanan dikurangi, lebih
banyak istirahat baring ke arah punggung janin, segera datang
memeriksakan diri bila terdapat gejala sakit kepala,mata kabur,
41
edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak,
nyeri pada epigastrum,kesadaran semakin berkurang, gerak janin
melemah-berkurang, pengeluaran urin berkurang (Manuaba, dkk
2012).
e. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat atau diperketat. Petunjuk
untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memerhatikan hal berikut :
a. Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b. Protein urine 1 plus atau lebih
c. Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu
d. Edema bertambah dengan mendadak
e. Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
(Manuaba, dkk 2012).
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana
sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis yang
ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri
maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Hidayat dan
Wildan, 2008). Pelaksanaan pada kasus pre eklamsia adalah :
1) Pada pasien rawat jalan dianjurkan untuk banyak istirahat
(berbaring/tidur miring) tetapi tidak harus selalu tirah baring
(Prawiroharjo, 2012),
2) Memberi sedative ringan seperti Phenobarbital 3 × 30 mg dan
Valium 3 × 10 mg (Manuaba, dkk 2012)
42
3) Memberi Obat penunjang seperti vitamin B complex, vitamin C
atau vitamin E, Zat Besi (Manuaba, dkk 2012)
4) Memberi nasehat seperti garam dalam makanan dikurangi, lebih
banyak istirahat baring ke arah punggung janin, segera dating
memeriksakan diri bila terdapat gejala sakit kepala,mata kabur,
edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin
sesak, nyeri pada epigastrum,kesadaran semakin berkurang, gerak
janin melemah-berkurang, pengeluaran urin berkurang (Manuaba,
dkk 2012).
5) Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat atau diperketat. Petunjuk
untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memerhatikan hal berikut :
a) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
b) Protein urine 1 plus atau lebih
c) Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu
d) Edema bertambah dengan mendadak
e) Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
(Manuaba, dkk 2012)
g. Langkah VII : Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam manajemen
kebidanan, yakni dengan melakukan evaluasi dari perencanaan
maupun pelaksanaan yang dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian
dari proses yang dilakukan secara terus-menerus untuk meningkatkan
pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan
43
kondisi atau kebutuhan pasien (Hidayat dan Wildan, 2008). Hasil
yang diharapkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Pre Eklamsia ringan adalah tekanan darah ibu dapat kembali
normal, oedema pada muka,dan lengan bisa sembuh, dan dapat
mengurangi kecemasan serta kekhawatiran ibu, serta keadaan janin
sehat.
3. Data perkembangan
Pendokumentasian data perkembangan asuhan kebidana yang
telah dilaksanakan menggunakan SOAP, menurut Rismalinda (2014).
antara lain :
S : Subjektif
Data subjektif merupakan data yang berhubungan/ masalah
dari sudut pandang pasien. Subjektif merupakan langkah
pertama yaitu pengkajian pada varney.
O : Objektif
Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi
yang jujur, hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain. Objektif
merupakan langkah pertama yaitu pengkajian pada varney.
A : Assessment
Assessment merupakan pendokumentasian hasil analisis dan
interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.
44
Assessment merupakan langkah kedua yaitu pada intrerpretai
data pada varney.
P : Planing
Planing adalah membuat rencana asuhan saat ini dan
akan datang, untuk mengusahakan tercapainya kondisi
pasien yang sebaik mungkin atau menjaga/mempertahankan
kesejahteraannya. Planning merupakan langkah kelima yaitu
perencanaan asuhan kebidanan, keenam yaiu pelaksanaan
asuhan kebidanan, dan ketujuh yaitu evaluasi dari
perencanaan, dan pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah
diberikan pada varney.
C. Landasan Hukum
Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan yang disebutkan pada :
Pasal 9
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan
pelayanaan yang meliputi :
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayan kesehatan reproduksi dan KB
Pasal 10
45
a. Pelayanan kesehatan ibu dimaksud pada pasal 9 huruf a diberi pada
masa prahamil, kehamilan, persalian, dan nifas, menyusui, dan masa
diantara 2 kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksut pada ayat 1
diantaranya menyebutkan pelayanan masa pra kehamilan, pelayanan
antenatal pada kehamilan normal, pelayanan konseling pada masa
antara dua kehamilan.
c. Sebagaimana dimaksut pada ayat 2 Bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan disebutkan berwenang dalam Fasilitas atau
bimbingan khusus seperti pemberian tablet Fe pada ibu hamil,
penyuluhan dan konseling, dan bimbingan pada kelompok ibu hamil.
Dan berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor
369/MENKES/SK/III/2007 tanggal 27 maret 2007 mengenai Standar
Kompetensi Bidan, yang menyebutkan pada standar Kompetensi ke-3
(Asuhan dan Konseling Selama kehamilan) dimana bidan member asuhan
antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan kesehatan selama
kehamilan yang meliputi : deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari
komplikasi tertentu.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Metode deskriptif adalah suatu metode studi kasus yang dilakukan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara objektif. Dalam studi ini menggunakan metode deskriptif
dengan rancangan studi kasus yaitu laporan yang dilakukan dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal
(Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini mendeskripsikan tentang asuhan
kebidanan ibu hamil pada Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 29
minggu dengan Pre Eklamsia ringan di UPT Puskesmas Pracimantoro I,
Wonogiri dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan
dengan SOAP.
B. Lokasi Studi Kasus
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut akan dilakukan. Lokasi
penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini dilaksanakan di UPT Puskesmas
Pracimantoro I, Wonogiri.
47
C. Subyek Studi Kasus
Subyek merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan
pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini subjeknya
adalah ibu hamil Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 29 minggu
dengan Pre Eklamsia ringan.
D. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan batas waktu yang digunakan penulis
untuk melakukan pengambilan kasus yang diambil (Notoatmodjo, 2012).
Pada studi kasus ini dilaksanakan :
1. Pengambilan Data Awal pada tanggal 8 Oktober 2014
2. Pengambilan kasus pada tanggal 11 April – 2 Mei 2015
3. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah pada tanggal 4 Mei – 13 Juni 2015
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam suatu penelitian dan penilaian. Instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang
variasi karakteristik variabel penelitian secara objektif (Notoatmodjo, 2012).
Pada studi kasus ini instrument yangdigunakan adalah format asuhan
kebidanan pada ibu hamil 7 langkah varney dan data perkembangan SOAP,
lembar status pasien dan lembar observasi.
48
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara penelitian untuk
mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007).
Ada 2 metode untuk memperoleh data, yaitu :
1. Data Primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari obyek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).
Data primer dalam penelitian ini meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan
pasien secara sistematis, antara lain :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan
menggunakan indera penglihatannya untuk mendeteksi
karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau
fungsi tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi
bentuk, warna, posisi, ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh
pasien (Ambarwati dan Sunarsih, 2009). Pada studi kasus ini
dilakukan inspeksi dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan indera perabaan dan penekanan bagian tubuh
dengan menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan
49
untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan,
bentuk, konsistensi dan ukuran (Ambarwati dan Sunarsih,
2009). Pada studi kasus ini dilakukan palpasi yaitu pemeriksaan
kepala, pemeriksaan dada, pemeriksaan Leopold, nadi, dan
oedema.
3) Auskultasi
Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
cara mendengarkan bunyi yang terbentuk didalam organ tubuh.
Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan
cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang
dilakukan di dada untuk mendengar suara napas dan bila
dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus
(Ambarwati dan Sunarsih, 2009). Pada studi kasus ini dilakukan
pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ) dan tekanan darah.
4) Perkusi
Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi getaran/ gelombang suara yang
dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang
diperiksa. Pemeriksaan dilakukan dengan ketokan jari atau
tangan pada permukaan tubuh (Ambarwati dan Sunarsih, 2009).
Pada studi kasus ini dilakukan pemeriksaan reflek patella.
50
b. Wawancara
Menurut Notoatmodjo (202), wawancara adalah suatu metode
yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti
mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seorang
sasaran penelitian, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (face to face). Pada studi kasus ini penulis melakukan
wawancara kepada Ny. S, Tn. H, bidan, dokter, ahli gizi, dan petugas
laboratorium.
c. Observasi
Menurut Notoatmodjo (2012), observasi adalah suatu
prosedur yang berencana meliputi melihat, mendengar, dan mencatat
sejumlah situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Pada kasus Pre Eklamsia ringan observasi akan dilakukan
dengan mengobservasi keadaan umum, tanda-tanda vital (nadi,
respirasi, suhu), intake dan output cairan dengan cara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. Observasi pada studi kasus ini
direncanakan dilakukan secara teratur setiap hari dari pasien masuk
hingga pulang dan melakukan kunjungan rumah. Pada studi kasus ini
observasi dilakukan meliputi Tekanan Darah, Oedema, dan Protein
Urine pada ibu hamil dengan Pre Eklamsia Ringan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung
dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
51
dikumpulkan pihak lain dengan berbagai metode baik secara komersil
maupun non komersil (Riwidikdo, 2013). Data sekunder diperoleh dengan
cara :
a. Dokumentasi
Dokumentasi adalah semua bentuk sumber informasi yang
berhubungan dengan dokumentasi resmi maupun dokumentasi tidak
resmi (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan studi kasus ini
menggunakan catatan informasi dan catatan medik yang ada di UPT
Puskesmas Pracimantoro I, Wonogiri berupa nomor registrasi pasien,
status kesehatan pasien, dan buku KIA milik pasien.
b. Studi kepustakaan
Bahan pustaka merupakan hal yang penting dalam
menunjang latar belakang teoritis dari suatu kasus (Notoatmodjo,
2013). Studi kasus ini diambil dari buku-buku referensi tentang ibu
hamil dengan Pre Eklamsia ringan tahun 2005 - 2015.
G. Alat yang Digunakan
Alat yang dibutuhkan dengan teknik pengumpulan data antara lain:
1. Alat dan bahan untuk wawancara:
a. Format pengkajian pada ibu hamil sakit.
b. Alat tulis (buku dan bolpoint).
c. Buku register di UPT Puskesmas Pracimantoro I Wonogiri.
2. Alat dan bahan untuk observasi
52
a. Timbangan berat badan.
b. Mettline
c. Pita pengukur lingkar lengan atas.
d. Stetoskop.
e. Termometer.
f. Doppler
g. Jam tangan
h. Sarung tangan
i. Tensimeter
j. Pengukur tinggi badan
k. Jangka panggul
l. Bengkok
m. Tissue
n. Stick urine
o. Photometer
H. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah
kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan
laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2012)
53
BAB IV
TINJAUAN KASUS
Ruang : KIA
Tanggal masuk : 11 April 2015
No. Register : -
A. TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1. Nama : Ny. S Nama : Tn. H
2. Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
3. Agama : Islam Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Suku Bangsa : Jawa,
Indonesia
5. Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
7. Alamat : Blindas, RT/RW 04/15, Pracimantoro, Wonogiri
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal : 11 April 2015 Pukul : 11.00 WIB
1. Keluhan utama pada waktu masuk :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu
54
mengeluh sering pusing sejak tanggal 25 Maret 2015, dan
bengkak pada muka dan tangan kanan tanggal 27 Maret 2015.
Ibu sudah periksa pada tanggal 28 Maret 2015 dan hasilnya
didapat tekanan darah tinggi, dan protein urine positif. Ibu
mengatakan ingin kunjungan ulang.
2. Riwayat menstruasi
a. Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama
pada umur 14 tahun
b. Siklus : Ibu mengatakan jarak menstruasi dari
bulan kemarin ± 28 hari
c. Lama : Ibu mengatakan lama menstruasinya ± 7
hari
d. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2 kali
per hari
e. Teratur / tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur
f. Sifat darah : ibu mengatakan darah yang keluar
merah, encer, dan sedikit gumpalan
g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri pada
perut bagian bawah hingga mengganggu
aktivitas.
3. Riwayat hamil ini
a. HPHT : 20 September 2014
b. HPL : 27 Juni 2015
55
c. Gerakan janin :
Ibu mengatakan terasa gerakan janin pada umur kehamilan
4 bulan.
d. Vitamin / jamu yang dikonsumsi :
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan
bidan saja.
e. Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual dan muntah pada
pagi hari
Trimester II : Ibu mengatakan sering pusing
Trimester III : Ibu mengatakan sering pusing dan
terlihat bengkak pada wajahnya sejak
tanggal 27 Maret 2015.
f. ANC :
Ibu mengatakan periksa kehamilan 8 kali teratur di
puskesmas. Trimester I : 3 kali di puskesmas, Trimester II :
3 kali di puskesmas, Trimester III : 2 kali dipuskesmas.
g. Penyuluhan yang pernah didapat :
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang tablet
fe dan diet tinggi protein rendah kalori.
h. Imunisasi TT :
Ibu mengatakan pernah di imunisasi TT sebanyak 2 kali
yaitu pada saat capeng dan satu bulan setelah TT 1.
56
i. Kekawatiran khusus :
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan dirinya.
4. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang :
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti
batuk, pilek, demam, dan lain-lain.
b. Riwayat penyakit sistemik :
1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa
nyeri pada dada sebelah kiri dan
berkeringat dingin saat beraktivitas
ringan.
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri
pada pinggang bagian bawah kanan
dan kiri.
3) Asma / TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak
nafas disertai mengi dan batuk
berkepanjangan lebih dari 2 minggu.
4) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata, kulit, dan
kuku tidak pernah terlihat kuning.
5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasa
lapar, haus, dan sering kencing di
malam hari.
57
6) Hipertensi : Ibu mengatakan sebelum hamil belum
pernah tekanan darahnya 140/90mmHg
dan sejak umur kehamilan 28 minggu
tekanan darahnya 140/90 mmHg.
7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang
disertai keluar busa dari dalam mulut.
8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit lain.
c. Riwayat penyakit keluarga :
Ibu mengatakan pada keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak mempunyai penyakit menular (HIV/AIDS,
asma,dan lain-lain) dan penyakit menurun (Hipertensi,
ginjal, DM)
d. Riwayat keturunan kembar :
Ibu mengatakan pada keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat operasi :
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun.
5. Riwayat Perkawinan
a. Status perkawinan : Sah kawin : 1 kali
b. Kawin I : umur 22 tahun, dengan suami umur
24 tahun Lamanya : ± 1 tahun
58
6. Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No Tgl/thn
partus
Tempat
partus
UK
(bln)
Jenis
partus
penol
ong
Anak Nifas
Keada
an
anak
sekara
ng
JK BB PB Kead Laktasi
1. HAMIL SEKARANG
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 3x sehari porsi
sedang dengan menu nasi, sayur, lauk,
dan minum 7 gelas air putih dan 2
gelas air teh.
Selama hamil : Ibu mengatakan makan 3-4 x sehari
porsi agak banyak dengan menu nasi,
sayur, lauk, dan minum 8 gelas air
putih serta 1 gelas susu ibu hamil.
b. Eliminasi
Sebelum hamil : Ibu mengatakan BAK ± 4-5 kali dan
BAB ± 1-2 kali per hari.
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK ± 6-7 kali dan
BAB ± 1-2 kali per hari.
59
c. Aktifitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengerjakan
pekerjaan rumah sendiri dibantu
ibunya.
Selama hamil : Ibu mengatakan mengerjakan
pekerjaan rumah dibantu ibu dan
suaminya.
d. Istirahat / Tidur
Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan
tidur malam ± 7-8 jam per hari.
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 1-2 jam
dan tidur malam ± 7-8 jam per hari.
e. Seksualitas
Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan
suami istri 3 kali seminggu.
Selama hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan
suami istri 1 kali seminggu.
f. Personal Hygiene
Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi, gosok gigi,
ganti baju 2x sehari dan keramas 3 kali
seminggu.
60
Selama hamil : Ibu mengatakan mandi, gosok gigi,
ganti baju 3x sehari dan keramas 4 kali
seminggu.
g. Psikososial budaya
1) Perasaan tentang kehamilan ini :
Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya.
2) Kehamilan ini direncanakan / tidak :
Ibu mengatakan kehamilannya direncanakan.
3) Jenis kelamin yang diharapkan :
Ibu mengatakan laki-laki atau perempuan sama saja.
4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini :
Ibu mengatakan semua keluarga mendukung
kehamilannya.
5) Keluarga lain yang tinggal serumah :
Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan kedua orang
tuanya.
6) Pantangan makanan :
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.
7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan :
Ibu mengatakan ada adat istiadat mitoni pada saat
kehamilan dan selapanan.
61
h. Penggunaan obat-obatan / rokok :
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan
bidan saja dan ibu mengatakan suami dan bapaknya
merokok.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
1. Status Generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 140/90 mmHg, N : 84 x/m,
R : 24 x/m, S : 36, 8°C
d. TB : 158 cm
e. BB sebelum hamil : 45 Kg
f. BB sekarang : 60 Kg
g. LLA : 26 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, hitam, lurus, tidak ada ketombe,
tidak rontok, tidak ada benjolan.
2) Muka : Bersih, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum, terdapat sedikit oedema.
3) Mata
a) Oedema : Tidak Oedema
b) Conjungtiva : Merah muda
62
c) Sklera : Putih
4) Hidung : Bersih, tidak ada serumen, tidak
ada benjolan
5) Telinga : Bersih, tidak ada secret, tidak ada
benjolan
6) Mulut / gigi / gusi : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak
ada caries, tidak ada gusi
berdarah.
b. Leher
1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran
2) Tumor : Tidak ada benjolan
3) Pembesaran Limfe : Tidak ada pembesaran
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Membesar : Ada pembesaran
b) Tumor : Tidak ada benjolan
c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
d) Areola : Hiperpigmentasi
e) Puting susu : Menonjol
f) Kolostrum : Belum Keluar
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan
b) Nyeri : Tidak Nyeri
63
d. Ekstremitas
1) Atas : Bersih, jari lengkap, kuku berwarna merah
muda, oedema pada tangan kanan dan
tangan kiri tidak oedema.
2) Bawah
a) Varices : Tidak ada varices
b) Oedema : tidak ada oedema
c) Reflek Patella : Positif (+) kanan dan kiri
d) Kuku : Merah muda
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Sesuai dengan umur
kehamilan
b) Bentuk perut : Memanjang
c) Linea alba / nigra : Linea nigra
d) Strie albican / livide : Strie Livide
e) Kelainan : Tidak ada kelainan
f) Pergerakan janin : Ada
2) Palpasi
a) Pergerakan Janin : Teraba gerakan janin.
b) Leopold TFU : 2 jari di atas pusat
64
Fundus : Teraba bulat, lunak,
besar, tidak
melenting
c) Leopold II Kanan : Teraba panjang, keras,
seperti papan (Punggung).
Kiri : Teraba bagian-bagian kecil
janin (Ekstremitas)
d) Leopold III : Teraba bulat, keras, kecil,,
melentin (kepala).
e) Leopold IV : Bagian terbawah janin belum
masuk panggul (Konvergen)
f) TFU Mc Donald : 28 cm
g) TBJ : (28-12) X 155 : 2480 gram
3) Auskultasi
DJJ : Punctum maximum : Kuadran IV kanan bawah
pusat ibu
Frekuensi : 150 x/m
Teratur / Tidak : Teratur
b. Pemeriksaan Panggul
1) Kesan panggul : Gynekoid
2) Distantia Spinarum : 23 cm
3) Distantia Kristarum : 33 cm
4) Konjugata Eksterna : 19 cm
65
5) Lingkar Panggul : 100 cm
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : Tidak dilakukan
b) Luka : Tidak dilakukan
c) Kemerahan : Tidak dilakukan
d) Nyeri : Tidak dilakukan
e) Kelenjar Bartolini : Tidak dilakukan
f) Pengeluaran Pervaginam : Tidak dilakukan
2) Perineum
a) Bekas Luka : Tidak dilakukan
b) Lain – lain : Tidak dilakukan
3) Anus
a) Haemoroid : Tidak dilakukan
b) Lain – lain : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 4 April 2015
1) Pemerikasaan Protein Urin : Positif (+1)
2) Pemeriksaan HB : 11 gr%
3) Pemeriksaan Golongan Darah : O
b. Pemeriksaan penunjan lain : Tidak dilakukan
66
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 11 April 2015 Pukul : 11.10 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. S G1P0A0 umur 23 tahun umur kehamilan 29 minggu, janin
tunggal, hidup, intra uteri, letak memanjang, punggung kanan,
presentasi kepala, bagian bawah janin belum masuk panggul dengan
pre eklamsia ringan
Data Dasar :
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. S umur 23 tahun
2. Ibu mengatakan hamil yang pertama dan belum pernah
keguguran
3. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir tanggal 20
September 2014
4. Ibu mengatakan pusing sejak tanggal 25 Maret 2015 dan sedikit
bengkak pada muka dan tangan kanan sejak tanggal 27 Maret
2015.
Data Objektif :
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV TD : 140/ 90 mmHg, N : 84 x/m,
R : 24x/m, S : 36,8 °C
4. Tinggi Badan : 158 cm
67
5. BB Sebelum hamil : 45 Kg
6. BB Sesudah hamil : 60 Kg
7. Muka : Sedikit bengkak
8. Leopold I TFU : 2 jari di atas pusat
Fundus : Teraba bulat, lunak, besar, tidak
melenting
9. Leopold II Kanan : Teraba panjang, keras, seperti papan
(Punggung).
Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
(Ekstremitas)
10. Leopold III : Teraba bulat, keras, kecil,, melentin
(kepala).
11. Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk
panggul (Konvergen)
12. TFU : 28 cm
13. TBJ : ( 28-12) x 155 = 2480 gram
14. DJJ : 150 x/m
15. Ekstremitas : Tangan kanan bengkak
16. Protein Urine : Positif (+1)
B. Masalah
Ibu mengatakan cemas terhadap keadaanya
C. Kebutuhan
Beri support / dukungan pada ibu
68
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensi terjadi Pre Eklamsia Berat, dan Eklamsi.
IV. TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi nefedipin
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 11 April 2015 Pukul : 11.15 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
2. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat
3. Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan protein urine
4. Beri pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil
5. Beri pendidikan kesehatan tentang diet tinggi protein rendah kalori
dan mengurangi konsumsi garam
6. Beri terapi obat
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
7. Anjurkan kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan nyeri perut,
bengkak pada kaki dan tangan.
69
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 11 April 2015
1. Pukul : 11.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
dari hasil pemeriksaan tekanan darahnya melebihi batas normal,
terdapat sedikit oedema pada muka dan tangan kanan, serta hasil
laboratoriumnya ada protein urin yang merupakan tanda bahaya pada
ibu hamil, dan gerakan janin dalam keadaan baik.
2. Pukul : 11.23 WIB Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
3. Pukul : 11.25 WIB Melakukan kolaborasi dengan laboratorium
untuk pemeriksaan protein urine tanggal 11 April 2015.
4. Pukul : 11.35 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi
ibu hamil
5. Pukul : 11.40 WIB Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet
tinggi protein rendah kalori dan mengurangi konsumsi garam
6. Pukul : 11.45 WIB Memberikan terapi obat :
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
7. Pukul : 11.47 WIB Menganjurkan ibu untuk kembali 1 minggu lagi
atau jika ada keluhan nyeri perut, bengkak pada tangan dan kaki,
pusing bertambah berat, gerakan janin berkurang.
70
VII. EVALUASI
Tanggal : 11 April 2015 Pukul : 11.50 WIB
1. Hasil pemeriksaan telah disampaikan kepada ibu
2. Ibu bersedia untuk banyak istirahat
3. Hasil Pemeriksaan Laboratorium telah disampaikan kepada ibu yaitu
positif (+1)
4. Ibu sudah mengerti dan paham tenang gizi ibu hamil
5. Ibu bersedia mengkonsumsi yang tinggi protein dan rendah
karbohidrat serta mengutrangi konsumsi garam
6. Ibu sudah diberi terapi obat
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
7. Ibu bersedia kembali 1 minggu lagi pada tanggal 18 April 2015 atau
jika ada keluhan.
71
DATA PERKEMBAGAN I
Tanggal : 18 April 2015 Pukul : 10.30 WIB
Subyektif
1. Ibu mengatakan diet tinggi protein rendah kalori dilakukan dirumah
dengan cara mengurangi makan nasi dan banyak mengkonsumsi protein
serta mengurangi konsumsi garam.
2. Ibu mengatakan buang air kecil lebih sering dari pada sebelumnya.
3. Ibu mengatakan gerakan janinnya aktif.
4. Ibu mengatakan obatnya dikonsumsi semua.
5. Ibu mengatakan mengeluh sering pusing.
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : composmentis
c. TTV TD : 130/100 mmHg, N : 82 x/m,
R : 22 x/m, S : 37°C
d. Berat Badan : 60 Kg
e. Muka : Sedikit bengkak
2. Palpasi Leopold
a. Leopold I TFU : 2 jari di atas pusat
Fundus : Teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting
(Bokong).
72
b. Leopold II Kanan : Teraba panjang, keras, seperti papan
(Punggung).
Kiri :Teraba bagian-bagian kecil janin
(Ekstremitas).
c. Leopold III : Teraba bulat, keras, kecil, melenting
(Kepala)
d. Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk
panggul (Konvergen).
e. TFU : 28 cm
f. TBJ : (28 -12) x 155 : 2480 gram.
g. DJJ : 142 x/m
h. Ekstremitas : Pada tangan kanan bengkak
3. Hasil Pemeriksaan laboratorium tanggal 11 April 2015
Protein Urine : Positif (+1)
Assesment
Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 30 minggu, janin tunggal, hidup,
intra uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah
janin belum masuk panggul (Convergen) dengan pre eklamsia ringan.
Planning
Tanggal : 18 April 2015 Pukul : 10.10 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa tekanan darahnya masih
tinggi, protein urinnya masih positif, muka dan tangannya masih bengkak,
keadaan janinnya baik.
73
2. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan diet tinggi protein rendah kalori dan
mengurangi konsumsi garam.
3. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas dan banyak istirahat.
4. Melanjutkan terapi obat yaitu
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
Dan menganjurkan ibu untuk diminum teratur obatnya.
5. Menganjurkan ibu untuk kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan
Evaluasi
Tanggal : 18 April 2015 Pukul : 11.00 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia untuk melanjutkan diet tinggi protein rendah kalori serta
mengurangi konsumsi garam
3. Ibu bersedia untuk mengurangi aktivitas dan banyak istirahat
4. Ibu bersedia melanjutkan terapi obat
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
74
5. Ibu bersedia untuk kembali 1 minggu lagi yaitu tanggal 26 April 2015 atau
jika ada keluhan
75
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 26 april 2015 Pukul : 11.00 WIB
Subyektif
1. Ibu mengatakan melakukan diet dengan mengurangi porsi nasi, banyak
mengkonsumsi protein dan mengurangi konsumsi garam.
2. Ibu mengatakan buang air kecilnya masih sering.
3. Ibu mengatakan gerakan janinnya aktif
4. Ibu mengatakan mengkonsumsi obat dengan teratur
5. Ibu mengatakan masih sedikit pusing.
Obyektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV TD : 130/90 mmHg, N : 80 x/m, R : 24 x/m, S : 36,7°C
d. Berat Badan : 60 kg
e. Muka : Masih sedikit bengkak
2. Palpasi Leopold
a. Leopold I TFU : 3 jari diatas pusat
Fundus : Teraba bulat, lunak, besar, tidak melenting
(Bokong)
b. Leopold II Kanan : Teraba panjang, keras, seperti papan (Punggung)
Kiri : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas)
76
c. Leopold III : Teraba bulat, kecil, keras, tidak melenting (Kepala)
d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk PAP
e. TFU : 29 cm
f. TBJ : (29-11) x 155 : 2790 gram
g. Ekstremitas : tangan sudah tidak oedema
Assesment
Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 31 minggu, janin tunggal, hidup,
intra uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah
janin sudah masuk PAP 1/5 bagian (Divergen) dengan pre eklamsia ringan.
Planning (Perencanaan)
Tanggal : 26 April 2015 Pukul : 11.10 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan
tekanan darahnya sudah turun, protein urinnya negatif, tetapi masih terdapat
sedikit bengkak pada muka dan pada tangan kanan sudah tidak bengkak lagi.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga konsumsi makanannya.
3. Menganjurkan ibu beristirahat yang cukup dan tidak bekerja terlalu berat.
4. Memberi pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya trimester III
5. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi obatnya
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
77
Vit C 10 mg (1x1) VIII
6. Menganjurkan untuk kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
Evaluasi
Tanggal : 26 April 2015 Pukul : 11.25 WIB
1. Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaannya.
2. Ibu bersedia menjaga konsumsi makannya
3. Ibu bersedia banyak istirahat
4. Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda bahaya trimester III
5. Ibu bersedia melanjutka terapi obat
6. Ibu bersedia untuk kembali 1 minggu lagi yaitu tanggal 2 Mei 2015 atau jika
ada keluhan.
78
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 2 Mei 2015 Pukul : 11.00 WIB
Subyektif
1. Ibu mengatakan tetap mengurangi porsi nasi, memperbanyak konsumsi
protein dan mengurangi konsumsi garam.
2. Ibu mengatakan mengkonsumsi obat secara teratur.
3. Ibu mengatakan gerakan janinnya aktif.
4. Ibu mengatakan sudah tidak merasa pusing lagi
Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV TD : 120/90 mmHg, N : 84 x/m, R : 22 x/m, S : 36,8 °C
d. Berat Badan : 61 Kg
e. Muka : tidak oedema
2. Palpasi Leopold
a. Leopold I TFU : 3 jari dibawah px
Fundus : Teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting
(Bokong)
b. Leopold II Kanan : Teraba panjang, keras, seperti papan (Punggung)
Kiri : Teraba bagian kecil janin (Ekstremitas)
c. Leopold III : Teraba bulat, kecil, keras, tidak melenting (Kepala)
79
d. Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk panggul 1/5
bagian.
e. TFU : 29 cm
f. TBJ : (29-11) x 155 : 2790 kg
g. Ekstremitas : Tidak oedema
h. Protein Urine : (-) Negatif
Assesment
Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 umur kehamilan 32 minggu, janin tunggal, hidup,
intra uteri, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian terbawah
janin sudah masuk PAP 1/5 bagian (Divergen) dengan riwayat pre eklamsia
ringan.
Planning
Tanggal : 2 Mei 2015 Pukul : 11.10 WIB
1. Memberitahu penjelasan pada ibu bahwa dari hasil pemeriksaan tekanan
darahnya sudah normal, protein urine negatif, dan bsuda tidak ada bengkak di
muka dan tangan kanan.
2. Menganjurkan ibu tetap menjaga pola makannya
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang persiapan persalianan
5. Menganjurkan ibu untuk makan- makanan yang bergizi
6. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan terapi yang diberikan
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
80
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
7. Menganjurkan ibu untuk kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluahan.
Evaluasi
Tanggal : 2 Mei 2015 Pukul : 11.20 WIB
1. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya
2. Ibu bersedia menjaga pola makanannya
3. Ibu bersedia banyak istirahat
4. Ibu sudah mengerti tentang persiapan persalinan
5. Ibu bersedia utuk makan-makanan yang bergizi
6. Ibu bersedia melanjutkan terapi atau obat yang diberikan
7. Ibu bersedia datang lagi 1 minggu atau jika ada keluhan.
81
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas kesenjangan antara tinjauan kasus
dengan tinjauan teori, mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre
eklampsia ringan di UPT Puskasmas Pracimantoro I. Dalam pembahasan ini
penulis menggunakan manajemen kebidanan dengan tujuh langkah varney,
maka penulis akan membahas langkah demi langkah, sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dalam pengkajian ini pengumpulan data dasar merupakan data
awal dari manajemen kebidanan menurut Varney yang dilaksanakan
dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan
studi kepustakaan berdasarkan data subyektif dan obyektif.
Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), Pre eklamsia ringan
adalah timbulnya hipertensi 140/90 mmHg atau lebih disertai protein uria
dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
kehamilan. Tanda-tanda pre eklampsi ringan adalah Kenaikan tekanan
darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari
tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu, Proteinuria
secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif
positif 2 (+2), Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral,
wajah, atau tangan.
Pada kasus ini didapat data subjektif ibu mengeluh sering pusing
sejak tanggal 25 Maret 2015, dan bengkak pada muka dan tangan kanan
tanggal 27 Maret 2015, tekanan darahnya tinggi dan protein urine (+1)
82
sedangkan data objektifnya didapat keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD : 140/90 mmHg, N : 84 x/m, R : 24 x/m, S :36.8 ºC,
BB sekarang 60 kg ada kenaikan sekitar 15 kg, muka sedikit oedema,
ekstremitas : tangan kanan bengkak, dan hasil pemeriksaan laboratorium
protein urine positif (+1).
Dalam pengkajian ini penulis tidak menemukan kesenjangan
antara teori dan kasus.
2. Interpretasi Data
Dalam interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, masalah
yang terjadi dan kebutuhan.
Menurut Hidayat dan Wildan (2008), mengidentifikasi data
Ny. X GPA umur ... tahun umur kehamilan…minggu dengan Pre
Eklamsia ringan. Pada pasien pre eklamsia ringan masalah yang terjadi
adalah pasien merasa cemas terhadap kehamilannya dan keadaan dirinya.
Kebutuhan pasien pada kasus pre eklamsia ringan adalah diet makanan,
cukup istirahat, pengawasaan antenatal dipercepat atau diperketat,
sedative ringan, obat penunjang
Dalam kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Ny. S
umur 23 tahun G1P0A0 hamil 29 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, kepala belum
masuk pintu atas panggul dengan pre eklampsi ringan. Pada Ny. S
masalah yang timbul yaitu ibu merasa cemas terhadap keadaannya dan
kebutuhannya yaitu beri suport mental/dukungan pada ibu.
83
Pada kasus Ny. S penulis tidak menemukan kesenjangan antara
teori dan kasus.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial yang dapat muncul pada ibu hamil dengan
Pre Eklamsia ringan adalah adalah potensial terjadi Pre Eklamsia berat
dan eklampsia (Manuaba, dkk 2012).
Pada kasus Ny. S tidak ditemukan tanda dan gejala yang
mengarah pada pre eklampsi berat, karena dengan adanya peningkatan
upaya dan tindakan yang komprehensif pada Ny. S maka kasus ibu tidak
mengarah pada Pre Eklampsia berat.
4. Tindakan Segera
Pada ibu hamil dengan pre eklamsia ringan tindakan segera yang
dapat diberikan yaitu dengan pemberian nasihat tentang diet makanan,
cukup istirahat, pengawasaan antenatal (hamil) (Manuaba, dkk 2012).
Pada kasus ini dilakukan tindakan segera kolaborasi dengan
dokter untuk terapi. Pada kasus ini penulis menemukan kesenjangan
antara teori dan lahan yaitu pada teori tindakan segeranya pemberian
nasehat tentang diet makanan, cukup istirahat, pengawasan antenatal
sedangkan pada kasus tindakan segeranya kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian terapi tetapi di perencanaan dilakukan anjuran diet,
cukup istirahat, pengawasan antenatal.
5. Perencanaan
Menurut Hidayat dan Sujiyaini (2010), Perencanaan asuhan
84
yang menyeluruh berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan
yang dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi
pengetahuan, teori yang up to date, perawatan berdasarkan bukti
(evidence based care), serta divalidasikan dengan asumsi mengenai apa
yang diinginkan dan tidak diinginkan oleh pasien. Pada teori
pelaksanaan kasus pre eklamsia ringan adalah :
a. Pada pasien rawat jalan dianjurkan untuk banyak istirahat
(berbaring/tidur miring) tetapi tidak harus selalu tirah baring
(Prawiroharjo, 2012).
b. Pemberian sedative ringan seperti Phenobarbital 3 × 30 mg dan
Valium 3 × 10 mg (Manuaba, dkk 2012)
c. Pemberian Obat penunjang seperti vitamin B complex, vitamin C
atau vitamin E, Zat Besi (Manuaba, dkk 2012)
d. Pemberian nasehat seperti garam dalam makanan dikurangi, lebih
banyak istirahat baring ke arah punggung janin, segera datang
memeriksakan diri bila terdapat gejala sakit kepala,mata kabur,
edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak,
nyeri pada epigastrum,kesadaran semakin berkurang, gerak
janin melemah-berkurang, pengeluaran urin berkurang
(Manuaba, dkk 2012).
e. Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat atau diperketat. Petunjuk
untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memerhatikan hal berikut :
85
1) Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
2) Protein urine 1 plus atau lebih
3) Kenaikan berat badan 1,5 kg atau lebih dalam seminggu
4) Edema bertambah dengan mendadak
5) Terdapat gejala dan keluhan subyektif.
(Manuaba, dkk 2012).
Sedangkan Pada studi kasus ini Ny. S perencanaan yang
dilakukan adalah :
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat
c. Kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan protein
urine
d. Beri pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil
e. Beri pendidikan kesehatan tentang diet tinggi protein rendah
kalori dan mengurangi konsumsi garam
f. Beri terapi obat
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
f. Anjurkan kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan nyeri perut,
bengkak pada kaki dan tangan.
86
Pada kasus ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
kasus yaitu pada pemberian obat valium dan vitamin E di lahan tidak
diberikan sedangkan diteori diberikan.
6. Pelaksanaan
Menurut Hidayat dan Wildan ( 2008), pelaksanaan dari semua
rencana sebelumnya, baik terhadap masalah pasien ataupun diagnosis
yang ditegakkan. Pelaksanaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara
mandiri maupun berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
Pada kasus ini pelaksanaan yang dilakukan pada Ny. S adalah :
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa dari hasil
pemeriksaan tekanan darahnya melebihi batas normal, terdapat
sedikit oedema pada muka dan tangan kanan, serta hasil
laboratoriumnya ada protein urin yang merupakan tanda bahaya
pada ibu hamil, dan gerakan janin dalam keadaan baik.
b. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
c. Melakukan kolaborasi dengan laboratorium untuk pemeriksaan
protein urine
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi ibu hamil
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang diet tinggi protein
rendah kalori dan mengurangi konsumsi garam
f. Memberikan terapi obat :
Nefedipin 10 mg (1x1) VIII
Tablet Fe 500 mg (1x1) VIII
87
B6 10 mg (1x1) VIII
B12 10 mg (1x1) VIII
Vit C 10 mg (1x1) VIII
g. Menganjurkan ibu untuk kembali 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan nyeri perut, bengkak pada tangan dan kaki, pusing
bertambah berat, gerakan janin berkurang.
Pada kasus ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori
dan kasus.
7. Evaluasi
Menurut Hidayat dan Wildan (2008), evaluasi merupakan Hasil
yang diharapkan setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Pre Eklamsia ringan adalah tekanan darah ibu dapat kembali
normal, oedema pada muka,dan lengan bisa sembuh, dan dapat
mengurangi kecemasan serta kekhawatiran ibu, serta keadaan janin sehat.
Pada kasus ini ibu hamil Ny. S dengan pre eklampsi ringan
telah mendapatkan pengobatan sesuai dengan rencana yang disusun dan
dilaksanakan oleh penulis dengan hasil tekanan darah dari 140/90 mmHg
menjadi 120/90 mmHg, protein urin dari (+1) menjadi (-), sudah tidak
oedema, kepala sudah tidak pusing lagi.Pada kasus ini penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
88
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil Trimester III Pada Ny. S G1P0A0 Umur 23 Tahun Hamil
29 Minggu Dengan Pre Eklampsi Ringan “ ini penulis dapat membuat
kesimpulan dan saran sebagai berikut :
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsi ringan dapat
diterapkan melalui pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney
diantaranya sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan mengumpulkan data subyektif yang
meliputi keluhan utama ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya dan ibu mengeluh sering pusing sejak tanggal 25 Maret
2015, dan bengkak pada muka dan tangan kanan tanggal 27 Maret
2015, riwayat hamil ini : HPHT 20 September 2014, HPL 27 Juni
2015, riwayat penyakit sebelum hamil ibu tidak memiliki tekanan
darah tinggi tetapi pada umur kehamilan 28 minggu tekanan darah ibu
140/90 mmHg dan data obyektif : KU baik, Kesadaran
Composmentis, TD : 140/90 mmHg, S : 36,8°C, N : 84 x/menit, R :
24 x/menit, TB : 158 cm, BB sekarang : 60 kg, LLA : 26 cm,
89
pemeriksaan sistematis yang meliputi kepala, muka bengkak, leher,
dada dan axilla, tangan sedikit bengkak, kaki tidak oedema,
pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan penunjang : protein urin
(+) 1, Hb 11 gr%, Gol darah O.
2. Interpretasi Data
Diagnosa pada kasus ini adalah Ny. S G1P0A0 Umur 23 tahun hamil
29 minggu janin tunggal, hidup intra uterin, letak memanjang,
presentasi kepala, punggung kanan, kepala belum masuk pintu atas
panggul dengan pre eklampsi ringan, masalah yang terjadi adalah
perasaan cemas terhadap kehamilannya dan janinnya, kebutuhan yang
diberikan memberi informasi pada ibu tentang keadaannya dan
janinnya.
3. Diagnosa Potensial
Tidak terjadi diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. S dengan pre
eklampsia ringan adalah tidak terjadi pre eklampsia berat karena
dilakukan pemantauan tekanan darah dan protein urin secara tepat.
4. Tindakan Segera
Pada kasus ini dilakukan secara kolaborasi dengan dokter dengan cara
bemberian terapi.
5. Perencanaan
Pada ibu hamil Ny. S dengan pre eklampsia ringan harus segera
dilaksanakan untuk mencegah terjadinya keadaan yang lebih berat.
90
Rencana tindakan pada kasus ini adalah observasi keadaan umum
dan TTV, observasi protein urin dan kondisi janin, berikan KIE pada
ibu gizi ibu hamil, diit tinggi protein rendah kalori, tanda-tanda
persalinan, anjurkan ibu untuk istirahat, anjurkan ibu untuk mengurangi
aktifitas, beri terapi Nefedipin 10 mg (1x1) VIII, Tablet Fe 500 mg
(1x1) VIII, B6 10 mg (1x1) VIII, B12 10 mg (1x1) VIII, Vit C 10 mg
(1x1) VIII, anjurkan kontrol ulang 1 minggu lagi atau jika ada keluhan.
6. Pelaksanaan
Dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
7. Evaluasi
Evaluasi pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan ini adalah
tekanan darah dari 140/90 mmHg menjadi 120/90 mmHg, protein
urin dari (+1) menjadi (-), sudah tidak oedema, kepala sudah tidak
pusing lagi.
8. Hasil
Dari hasil studi kasus ini penulis menyimpulkan bahwa dari pengkajian
sampai evalusai terdapat kesenjangan yaitu pada teori tindakan
segeranya pemberian nasehat tentang diet ,akanan, cukup istirahat,
pengawasan antenatal sedangkan pada kasus tindakan segeranya
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi tetapi di langkah
kelima yaitu perencanaan dilakukan anjuran diet, cukup istirahat,
pengawasaan antenatal, dan perencanaan yaitu pada pemberian obat.
91
Pada kasus ini tidak diberi obat valium dan vitamin E sedangkan di
teori diberikan.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Pasien hendaknya memeriksakan kehamilan secara teratur sehingga
tanda-tanda pre eklampsia ringan dapat diketahui lebih awal dan agar
dapat ditangani dengan segera.
2. Bagi Profesi
Meningkatkan dan mengembangkan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan pre eklampsi ringan.
3. Bagi Institusi
a. Puskesmas
Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu
hamil dengan pre eklampsia ringan lebih ditingkatkan lagi untuk
mencegah atau untuk menekan angka kematian ibu hamil akibat pre
eklamsia.
b. Pendidikan
Diharapkan mahasiswa dapat memberikan dan melaksanakan
asuhan kebidanan sesuai dengan teori karena teori mendasari
setiap praktek, sehingga antara teori dan praktek tidak ada
kesenjangan serta dapat dijadikan bahan referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E, R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Mitra Cendikia Press.
Ambarwati, E, R, Sunarsih, T. 2009. KDPK Kebidanan Teori dan Aplikasi.
Jogjakarta: Nuha Medika.
Astuti, H, P. 2012. Asuhan Kebidanan Ibu I Kehamilan. Yogyakarta: Rohima
Press.
Bothamley, J, Maureen, B. 2013. Patofisiologi dalam kebidanan. Jakarta : EGC.
Bobak, dkk., 2005, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4. Jakarta : EGC.
DinKes. 2012. Kematian ibu. http://nasional.sindonews.com/read/787480/15/data-
sdki-2012-angka-kematian-ibu-melonjak. Diakses tanggal 17 Oktober
2014.
Estiwidani, D, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Hidayat, A, A. Wildan, M. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, (online). Angka
Kematian Ibu. Available :
http://nasional.sindonews.com/read/787480/15/data-sdki-2012-angka-
kematian-ibu-melonjak. Diakses tanggal 17 Oktober 2014.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Norma, D, N, dkk, 2013. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Medical
Book.
Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Medical Book.
Nuryanti. 2012. Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal pada Ny. ”M” Gestasi
35 Minggu 4 Hari dengan Preeklampsia Ringan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak Siti Fatimah. Karya Tulis Ilmiah : Stikes Mega Rezky Makasar.
Manuaba, dkk. 2012. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan, dan KB. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Rismalinda, P, H. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : In Media.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Romauli, S. 2011. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rukiyah, A, Y. Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Patologi Kebidanan.
Jakarta: TIM.
Rustiana. W, 2012. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada NY. A
G1P0A0 Umur 23 Tahun Umur Kehamilan 34 Minggu dengan Pre
Eklampsia Ringan di BPS Samsiti Sukoharjo Tahun 2012. Karya Tulis
Ilmiah : tidak dipublikasikan.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.