ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. E G1P0A0 UMUR … · waktunya dan untuk semua yang telah ibu...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. E G1P0A0 UMUR … · waktunya dan untuk semua yang telah ibu...
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. E G1P0A0
UMUR 26 TAHUN HAMIL 21 MINGGU DENGAN
SYSTITIS DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
MAIMUNAH
NIM B11 149
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. G1P0A0
UMUR 26 TAHUN HAMIL 21 MINGGU DENGAN
SYSTITIS DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
TAHUN 2014
Diajukan Oleh :
Maimunah
NIM B11 149
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2014
Pembimbing
Dheny Rohmatika, S.SiT
NIK 200582015
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. E G1P0A0
UMUR 26 TAHUN HAMIL 21 MINGGU DENGAN
SYSTITIS DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
Maimunah
NIM B11 149
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Stikes Kusuma Husada Surakarta
Pada Tanggal Juni 2014
PENGUJI I PENGUJI II
Ambarsari, S.S.T Dheny Rohmatika, S.SiT
NIK 201087048 NIK 200582015
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. E
GIP0A0 Umur 26 Tahun Hamil 21
Minggu dengan Systitis di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta Tahun 2014 “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari
Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Dheny Rohmatika S.SiT, selaku Pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan membantu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan pada Karya
Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak Drg. Basoeki Soetarjo, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data.
5. Ny. E yang telah bersedia menjadi pasien dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini.
v
6. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah membantu dengan memberikan dorongan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Perpustakaan Prodi DIII STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta yang
telah menyediakan literatur yang penulis perlukan.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan
penelitian selanjutnya. Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada
khususnya.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Maimunah
B11 149
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. E G1P0A0
UMUR 26 TAHUN HAMIL 21 MINGGU DENGAN
SYSTITIS DI RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
TAHUN 2014
Xi + 87 halaman + 10 lampiran
INTISARI
LatarBelakang : Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359
kematian/100.000 kelahiran hidup dan salah satu penyebab AKI di Indonesia
adalah infeksi.Systitis adalah infeksi kandung kemih, yang memiliki kemungkinan
0,3-2% kejadian dari keseluruhan Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau inflamasi
kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari uretra
(Feryanto, 2012). Ibu hamil dengan Systitis di RSUD Dr. Moewardi di tahun 2013
sebanyak 8 orang (0,36%).
Tujuan : Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan serta memberikan
asuhan kebidanan pada Ny. E G1P0A0 Umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan
systitis dengan menggunakan pendekatan manajemen 7 langkah Varney.
Metode Studi Kasus : Jenis karya tulis ini merupakan studi kasus dengan
menggunakan metode diskriptif dilaksanakan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta,
subjek studi kasus ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu
dengan systitis, studi kasus dilaksanakan tanggal 19 Feb – 12 Maret 2014, teknik
pengumpulan data menggunakan data primer yaitu meliputi pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi), wawancara dan observasi serta data
sekunder yang meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil studi kasus :Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 21 hari secara tepat
dengan pemberian KIE gizi ibu hamil, pola aktifitas dan istirahat, personal hygine,
terapi Primadex F 200 mg 2x1, Amoxcilin 500 mg 2x1, Asmef 500 mg 2x1, SF
500 mg 1x1, Kalk 500 mg 1x1, Vit C 250 mg 1x1 sehingga didapatkan hasil KU :
Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 120/80 mHg, Nadi : 84x/menit, Suhu :
36,3 0C, Respirasi : 22x/menit, dan frekuensi BAK ± 8-9 x perhari berwarna
jernih dan tidak ada keluhan.
Kesimpulan : Asuhan Kebidanan Pada Ny. E G1P0A0 Umur 26 Tahun Hamil 21
Minggu Dengan Systitis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan lahan. Asuhan
yang diberikan sudah sesuai dan tidak timbul komplikasi.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu Hamil, Hamil, Systitis.
Kepustakaan : 26 Literatur (2007 - 2013)
vii
MOTTO
© Be Your Self
© Hidup ini sesungguhnya menyenangkan kalau kita dapat menyeimbangkan
akal sehat dengan iman.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
© Allah SWT yang senantiasa melindungi dan selalu memberikan kemudahan
dalam setiap langkahku sehingga terciptalah karya kecil ini
© Mama dan Baba yang selalu mendo’akanku dan selalu memberi
penyemangatku, kalian adalah surga duniaku dan kekuatanku
© Adik ita dan adik ina kalian adalah peri-peri kecilku dalam hembusan doaku
dan nafasku.
© Sahabat-sahabatku angkatan tahun 2011 kalian telah memberi warna di
hidupku tanpa bantuan kalian aku bukan siapa-siapa di dunia ini.
© Sahabat-sahabatku di Kost Ijho Cemonk, Putri, Fitria, Yeni, Evi, Adek Upriet
dan Kamse kalian adalah keluarga di rumah keduaku.
© Ibu Ambarsari S.ST, selaku pembimbing Akademik serta Ibu Dheny
Rohmatika, S.SiT selaku pembimbing KTI, terimakasih telah meluangkan
waktunya dan untuk semua yang telah ibu berikan selama kuliah
© Teruntuk seseorang yang selalu memberikan penyemangat dalam
kehidupanku, terima kasih banyak telah menjadikan hidup ini penuh dengan
warna-warni.
© Semua yang telah membantu dalam penyusunan KTI ini, yang tidak bisa
disebutkan satu persatu
© Almamater tercinta
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Maimunah
Tempat / Tanggal Lahir : Mekah 06 Februari 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat :Desa birsa bakeong, Guluk-Guluk Sumenep
Madura
Riwayat Pendidikan
1. SD N 01 Bakeong LULUS TAHUN 2004
2. Tsanawiyah Ponpes Al-Amien Prenduan LULUS TAHUN 2007
3. Aliyah Ponpes Al-Amien Prenduan LULUS TAHUN 2010
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada ANGKATAN 2011
ix
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI........................................................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 5
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................ 5
D. Manfaat Studi Kasus .............................................................. 7
E. Keaslian Studi Kasus.............................................................. 8
F. Sistematika Penelitian ............................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................ 11
1. Kehamilan ...................................................................... 11
2. Systitis ............................................................................ 20
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 26
C. Landasan Hukum ................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi .............................................................................. 46
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 46
C. Subjek Studi Kasus ................................................................ 46
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 47
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................... 47
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 47
x
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan .................................................... 50
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 52
B. Pembahasan ........................................................................... 78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 84
B. Saran ...................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.SuratPermohonan Ijin Pengguna Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan ijin Pengguna Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan menjadi Pasien
Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent)
Lampiran 8. Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi Ibu Hamil
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan Personal Hygiene
Lampiran 10. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan
sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
indikator di bidang kesehatan obstetri. Sekitar 800 wanita meninggal setiap
harinya dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan.
Hampir seluruh kematian maternal terjadi di negara berkembang dengan
tingkat mortilitas yang lebih tinggi di area pedesaan dan komunitas miskin
dan berpendidikan rendah (WHO, 2012).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia semakin meningkat sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012, sedangkan pada (SDKI) tahun
2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000, dan AKI hasil (SDKI)
tahun 2002-2003 yang mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara
target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) ada
sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009, sedangkan
Melenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 mengiginkan
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa tengah pada tahun 2012 sebesar
116,341 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan
2
persalinan yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), abortus
(5%), partus lama atau macet (5%), emboli obst (3%), serta komplikasi masa
puerpureum (8%) (Depkes, 2012).
Perdarahan menempati prosentase tertinggi penyebab kematian ibu
(28%), anemi dan kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi
penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi merupakan faktor
kematian utama ibu. Di berbagai negara paling sedikit proporsinya
seperempat dari seluruh kematian ibu disebabkan oleh perdarahan,
proporsinya berkisar antara <10% sampai hampir 60%, walaupun seorang
perempuan bertahan hidup setelah mengalami perdarahan pasca persalinan,
namun ia akan menderita akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat)
dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2012).
Penyebab kematian ibu rendahnya kesadaran masayarakat tentang
kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih
banyak faktor yang diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan
kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul yakni perdarahan,
kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi. Namun, ternyata
masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Oleh karena itu pandangan
yang menganggap kehamilan adalah peristiwa alamiah perlu diubah secara
sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat. Sangat
diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah,
swasta, maupun masyarakat terutama suami (WHO, 2007).
3
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa atau dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender
internasional (Prawiroharjo, 2011), atau masa terjadinya perubahan yang
besar diperlukan sejumlah penyesuaian fisik, emosional, dan sosial sebelum
bayinya lahir (Abrahams, 2010).
Setiap tahunnya ibu hamil mengalami infeksi pada kandung kemih yang
dikarenakan tidak cepet tertangannya dari infeksi saluran kemih, karena
infeksi merupakan salah satu penyebab kematian pada ibu hamil, secara
fisiologik sistem imun pada ibu hamil menurun, kemungkinan sebagai akibat
dari toleransi sistem imun ibu terhadap bayi yang merupakan jaringan semi-
alogenik, meskipun tidak memberikan pengaruh secara klinik. Bayi intra
uterin baru membentuk sistem imun pada umur kehamilan sekitar 12 minggu,
kemudian meningkat dan pada kehamilan 26 minggu hampir sama dengan
sistem imun pada ibu hamil itu sendiri. Pada masa perinatal bayi mendapat
antibodi yang dimiliki oleh ibu tetapi setelah 2 bulan antibodi akan menurun.
Secara anatomik dan fisiologik ibu hamil juga mengalami perubahan,
misalnya pada ginjal dan saluran kencing sehingga mempermudah terjadinya
systitis (Prawiroharjo, 2011).
Systitis adalah infeksi kandung kemih, yang memiliki kemungkinan 0,3-
2% kejadian dari keseluruhan Infeksi Saluran Kemih (ISK) atau inflamasi
kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh infeksi asenden dari
uretra (Feryanto, 2012).
4
Penyebab lainnya mungkin aliran balik urine dari uretra kedalam kandung
kemih, wanita lebih sering mengalami serangan systitis daripada pria karena
uretra wanita lebih pendek daripada pria karena Uretra yang pendek
meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra
sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih
(Suharyanto, 2009).
Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi
oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka
cenderung menahan urin dibagian tersebut, uterus pada kehamilan dapat pula
menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu. Diperkirakan bahwa
paling sedikit 10-20% wanita hamil pernah mengalami serangan systitis
selama hidupnya dan kurang lebih 5% dalam 1 tahun pernah mengalami
serangan ini. Inflamasi buli-buli juga dapat disebabkan oleh bahan kimia,
seperti pada detergent yang dicampurkan ke dalam air untuk rendam duduk,
deodorant yang disemprot kan pada vulva, atau obat-obatan yang dimasukkan
intravesika untuk terapi kanker buli-buli (siklofosfamid). Penyebab infeksi ini
85% sampai 90% disebabkan terutama E coli dan Enterococcus, proteus, dan
Staphylococcus aureus yang masuk ke buli-buli terutama melalui uretra
(Purnomo, 2011).
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta dari
bulan Januari - Oktober 2013 didapatkan jumlah ibu hamil normal sebanyak
2.136 orang, jumlah ibu hamil patologi 2.219 orang, ibu hamil dengan
hipertensi 10 orang (0,45%), ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum 53
5
orang (2,39%), ibu hamil dengan pre eklamsia 1.126 orang (50,7%), ibu
hamil dengan anemia 437 orang (19,6%), ibu hamil dengan abortus imminens
146 orang (6,57%), ibu hamil dengan abortus inkomplit 439 orang (19,7%),
dan ibu hamil dengan Systitis 8 orang (0,36%).
Berdasarkan data di atas, jumlah angka kejadian Systitis masih cukup
tinggi dan mengingat Systitis pada kehamilan dapat menimbulkan resiko pada
ibu yang berkaitan pada angka kematian ibu, sehingga penulis tertarik untuk
mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 Umur
26 Tahun Hamil 21
Minggu dengan Systitis di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut yang ada maka yang menjadi
rumusan masalah adalah “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan
Pada Ibu Hamil Ny. E GIP0A0 Umur 26 Tahun Hamil 21 Minggu dengan
Systitis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan 7 langkah Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan serta
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26
6
tahun hamil 21 minggu dengan systitis di RSUD Dr. Moewardi dengan
menerapkan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
1) Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26
tahun hamil 21
minggu dengan systitis secara lengkap dan
sistematis.
2) Menginterpretasikan data meliputi diagnosa kebidanan, masalah
dan kebutuhan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil
21 minggu dengan systitis.
3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil Ny. E G1P0A0
umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
4) Melakukan antisipasi tindakan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0
umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
5) Menyusun rencana tindakan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur
26 tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0
umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
7) Melakukan evaluasi terhadap tindakan asuhan yang telah dilakukan
pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu
dengan systitis.
7
b. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan antara teori
dan praktik di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat
pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan
systitis.
c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap
kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan pada asuhan
kebidanan ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu
dengan systitis.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26
tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
2. Bagi Profesi
Dapat memberi tambahan pengetahuan sebagai pertimbangan dalam
pengembangan asuhan kebidanan serta meningkatkan keterampilan dalam
memberikan atau melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. E
G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
8
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam
penyusunan melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada ibu
hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan
systitis.
b. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan refrensi khususnya tentang
penanganan asuhan kebidanan ibu hamil Ny. E G1P0A0 umur 26
tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
E. Keaslian Studi Kasus
Berdasarkan survey yang di lakukan, penulis tidak menemukan Karya
Tulis Ilmiah tentang studi kasus dengan judul Asuhan kebidanan pada ibu
hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan systitis.
F. Sistematika Penulis
Sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah ini terbagi menjadi 5
BAB, urutannya meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang gambaran Karya Tulis Ilmiah
secara keseluruhan yang meliputi latar belakang, perumusan
9
masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi
kasus, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini berisikan tentang teori medis yang meliputi
pengertian kehamilan, tanda-tanda kehamilan, perubahan fisiologis
dan psikologis pada wanita hamil dan komplikasi yang menyetai
kehamilan. Pengertian systitis, etiologi, tanda dan gejala,
patofisiologi, manifestasi klinis, cara penularan, pemeriksaan
laboratorium, penanganan, pencegahan, kekambuhan. Teori
manajemen kebidanaan yang meliputi pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
ditambah data perkembangan dengan menggunakan SOAP dan
kerangka konsep serta landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini berisikan tentang jenis studi kasus, lokasi
pengambilan studi kasus, instrument yang digunakan, tehnik
pengumpulan data serta alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan studi kasus ini.
BAB 1V TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini terdiri dari tinjauan kasus dan pembahasan. Tinjauan
kasus dilakukan dengan menggunakan manajemen kebidanan
menurut 7 langkah varney yang terdiri dari pengkajian interpretasi
10
data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi serta dilanjutkan dengan data perkembangan
menggunakan SOAP. Sedangkan dalam pembahasan kasus berisi
tentang pembahasan masalah yang ditemukan pada kasus dan teori,
apakah ada kesenjangan antara teori dan praktek yang penulis
temukan di lapangan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan
merupakan jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari
pembahasan kasus ibu hamil dengan systitis, sedangkan saran
merupakan alternatif pemecahan dan tanggapan dari kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan Normal
a. Pengertian
Kehamilan adalah kandungan yang menyebabkan perubahan tidak
hanya pada organ panggul, namun pada seluruh tubuh ibu
(Chamberlain & Morgan, 2013).
Kehamilan adalah matarantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan
zigot nidasi atau implantasi pada uterus kemudian pembentukan
plasma dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
(Manuaba, 2012).
b. Tanda-tanda kehamilan
Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi
3 yaitu :
1) Tanda dugaan hamil
a) Amenore
Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya
konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi.
12
b) Mual dan muntah (emesis)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama
pada pagi hari disebut morning sickness.
c) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu.
d) Sinkope (pingsan)
Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan
menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang
setelah usia kehamilan 16 minggu.
e) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesterone dan somatotrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f) Sering miksi
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini
sudah menghilang.
g) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus
sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
13
h) Pigmentasi kulit
Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis
anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (striae
livide, stiae nigra, linia alba makin hitam) dan sekitar
payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu
semakin menonjol).
2) Tanda kemungkinan hamil
a) Perut membesar
b) Uterus membesar
c) Tanda hegar (hipertropi istmus, menjadi panjang dan lunak)
d) Tanda Chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva,
tampak lebih merah dan kelam)
e) Tanda piscaseck ( uterus membesar ke salah satu jurusan)
f) Kontraksi-kontraksi kecil atau Braxton hicks
g) Teraba ballottement
h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif)
3) Tanda pasti kehamilan
a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat
diraba obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat
diraba pada kehamilan yang lebih tua.
b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar melalui Doppler
pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec
umur kehamilan 17 – 22 minggu.
14
c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinya pada
usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16
minggu.
d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka
janin dapat dilihat.
c. Asuhan pada ibu hamil
Menurut Asrinah (2010), sesuai dengan kebijakan depertemen
kesehatan, standar minimal pelayanan pada ibu hamil yaitu “7 T “,
meliputi :
1) Timbang berat badan
2) Ukur tekanan darah
3) Ukur tinggi fundus uteri
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan
5) Pemberian imunisasi TT
6) Lakukan tes penyakit menular seksual (PMS)
7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.
Jadwal pemeriksaan :
a) Kehamilan Trimester I : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu,
4 minggu sekali melakukan kunjungan.
b) Kehamilan Trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28
minggu, 2 minggu sekali melakukan kunjungan.
c) Kehamilan Trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40
minggu, 1 minggu sekali melakukan kunjungan.
15
Kecuali jika ditemukan kelainan atau faktor risiko yang memerlukan
penatalaksaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.
d. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Menurut Asrinah (2010), kebutuhan gizi yaitu :
1) Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan
memengaruhi pusat pernapasan, CO2 menurun dan O2 meningkat,
O2 meningkat akan bermanfaat bagi janin. Dimana keadaan CO2
menurun, pada trimester III janin membesar dan menekan
diafragma, menekan vena cava inferior yang menyebabkan napas
pendek-pendek.
2) Nutrisi
a) Kalori
Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya adalah
2500 kalori.
b) Protein
Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil setiap harinya
adalah 85 gr per hari.
c) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari,
dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi
pengembangan otot dan rangka.
16
d) Zat besi
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg per hari terutama setelah trimester kedua.
e) Asam folat
Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400
mikro gram perhari.
f) Air
Berfungsi untuk membantu sistem pencernaan makanan,
proses transportasi, menjaga keseimbangan sel, darah, getah
bening, dan cairan vital tubuh dianjurkan untuk minum 6-8
gelas (1500-2000 ml) air, susu dan just tiap 24 jam.
e. Perubahan fisiologis dan psikologis pada kehamilan
Menurut Manuaba (2012), perubahan fisiologis dan psikologis pada
kehamilan adalah :
1) Perubahan fisiologis yaitu :
a) Uterus
Rahim yang semula besarnya sejempol atau beratnya 30 gr
akan menjadi 1000 gr saat ahir kehamilan karena pertumbuhan
janin.
b) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna
merah dan kebiru-biruan (tanda chadwicks).
17
c) Ovarium
Indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum
akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada usia 16 minggu.
d) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.
e) Sirkulasi darah
Ibu hamil akan mengalami peredaran darah yang dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
f) Plasenta
Plasenta merupakan akar janin untuk mengisap nutrisi dari ibu
dalam bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral, dan zat
lainnya ke janin membuang sisa metabolisme janin dan CO2.
2) Perubahan psikologis yaitu :
a) Pada trimester pertama, wanita selalu memperhatikan
badannya, mempunyai rasa ragu apakah sudah siap untuk
bertanggung jawab sebagai orang tua dan merasa khawatir
bahwa pasangannya akan tidak lagi peduli kepadanya.
b) Pada kehamilan trimester kedua, wanita menjadi lebih siap
sebagai ibu dan lebih percaya diri mengurus bayi.
18
c) Pada trimester ketiga merupakan periode ketika wanita mulai
banyak mengalami rasa tidak nyaman selama kehamilan. Ini
merupakan olahan psikologik bawah sadar akibat belum siap
dan rasa takut pada proses persalinan.
f. Komplikasi yang menyertai kehamilan
Menurut Marmi (2011), komplikasi yang menyertai yaitu :
1) Hiperemesis gravidarum
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala
yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan.
2) Perdarahan pervagina
Perdarahan pervagina adalah keluarnya darah dari vagina baik
berwarna merah segar ataupun merah kehitaman.
Beberapa penyebab perdarahan pada kehamilan, terjadi pada:
a) Kehamilan muda triwulan pertama yaitu :
(1) Abortus
Abortus (keguguran) adalah keluarnya hasil konsepsi
sebelum 20 minggu dan berat bayi kurang dari 500 gr.
Kuretase untuk membersihkan sisa-sisa perdarahan dalam
rahim.
(2) Blighted ovum
Bligthed ovum adalah kehamilan yang tidak berkembang
di dalam rahim hanya terdapat kantong kehamilan tanpa
adanya embrio yang pada ahirnya akan berujung dengan
19
kegugguran. Dan harus diselesaikan dengan tindakan
kuretase.
(3) KET (Kehamilan Ektopik Terganggu)
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi
terjadi di luar rongga uterus, yang dapat menimbulkan
perdarahan dalam perut dan dapat menibulkan shock.
(4) Molahidatidosa
Molahidatidosa adalah jonjot-jonjot korion yang tumbuh
berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang
mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah
anggur atau mata ikan. Wanita yang mengalaminya harus
dikuret.
b) Kehamilan tua pada triwulan II dan III yaitu :
(1) Plasenta previa
Plasenta previa adalah plasenta yang dapat menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir sehingga
dapat menyebabkan perdarahan bila ada kontraksi.
(2) Solusio plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta sebelum janin
lahir sehingga terjadi perdarahan.
3) Anemia
Ibu hamil dikatakan anemi apabila kadar hemoglobin (Hb) kurang
dari 10 gr%, dan disebut anemi berat bila kurang 6 gr%.
20
4) Hipertensi
Hipertensi adalahadanya tekanan sistolik sekurang-kurangnya 140
mmHg dan tekanan diastolik sekurang-kurangnya 90 mmHg.
5) Pre Eklamsia
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,
oedema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.
6) Eklamsia
Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda pre eklamsia
disertai konvulsi (kejang) yang biasa terjadi pada kehamilan.
7) Systitis
Systitis termasuk salah satu masalah yang sering timbul pada ibu
hamil yaitu infeksi pada kandung kemih yang disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra.
2. Systitis
a. Pengertian
Syistitis adalah merupakan peradangan pada kandung kemih,
biasanya inflamasi akibat bakteri, Sistem ini cukup sering dijumpai
dalam kehamilan dan nifas (Rukiyah dan Sukrisno, 2010).
Systitis adalah inflamasi pada mukosa kandung kemih akibat
infeksi oleh bakteri, yang disebabkan oleh penyebaran infeksi dari
uretra (Nursalam & Fransisca, 2008).
21
b. Etiologi
1) Menurut Suharyanto (2009), adalah :
a) Systitis paling sering disebabkan oleh bacteri E. Coli
b) Systitis disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra
c) Systitis disebabkan oleh aliran balik urin dari uretra ke dalam
kandung kemih
2) Menurut Rukiyah (2010), adalah :
a) Predisposisi lain adalah karena uretra wanita yang pendek,
sistokel.
b) Adanya sisa air kemih yang tertinggal
c) Penggunaan kateter untuk usaha pengeluaran urin pada
pemeriksaan ginekologik atau persalinan karena penggunaan
kateter ini dapat mendorong kuman-kuman yang ada di uretra
distal untuk masuk ke dalam kandung kemih.
c. Gejala Systitis
1) Menurut Murwani (2011), adalah :
a) Sering miksi nyeri di daerah uretra
b) Sewaktu berkemih perasaan ingin kencing mendadak dan
perasaan seperti ingin kencing lagi sesudah berhenti.
c) Nyeri suprapubis yang menghebat saat kandung kemih penuh
dan agak berkurang setelah berkencing.
d) Adanya hematuri makroskopis.
e) Terkadang suhu meningkat sampai 38,50 C.
22
2) Menurut Feryanto (2012), adalah :
a) Nyeri pada daerah supra simpisis dan panas pada saat berkemih
(disuria).
b) Frekuensi berkemih meningkat dengan jumlah sedikit, kadang-
kadang 1 sampai dengan 2 tetes dikeluarkan sehingga timbul
perasaan tidak puas.
c) Air kemih berwarna gelap sampai kemerahan.
d. Patofisiologi
Systitis merupakan asending infection dari saluran perkemihan.
Pada wanita biasanya berupa sistitis akut karena jarak uretra ke vagina
pendek (anatomi), kelainan periuretral, rektum (kontaminasi) feses,
efek mekanik coitus, serta infeksi kambuhan organisme gram negatif
dari saluran vagina, defek terhadap mukosa uretra, vagina, dan genital
eksterna memungkinkan organisme masuk ke vesika perkemihan.
Infeksi terjadi mendadak akibat flora (E. coli) pada tubuh pasien. Pada
laki-laki abnormal, sumbatan meyebabkan striktur dan hiperplasi
prostatik (penyebab yang paling sering terjadi)
(Nursalam & Fransisca, 2009).
e. Manifestasi Klinis
Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa buli-buli menjadi
kemerahan (eritrema), edema, dan hipersensitif sehingga jika buli-buli
terisi urine, akan mudah terangsang untuk mengeluarkan isinya.
Kontraksi buli-buli akan menyebabkan rasa sakit/nyeri di daerah
23
suprapubik dan eritema mukosa buli-buli mudah berdarah dan
menimbulkan hematuria. Pemeriksaan urine berwarna keruh, berbau
dan pada urinalis terdapat piuria, hematuria, dan bakteriuria. Kultur
urine sangat penting untuk mengetahui jenis kuman penyebab infeksi.
Jika systitis sering mengalami kekambuhan perlu difikirkan adanya
kelainan lain pada buli-buli (keganasan, urolitiasis) sehingga
diperlukan pemeriksaan (USG) atau sistoskopi (Purnomo, 2011).
f. Cara Penularan
Menurut Nursalam & Fransisca (2009), adalah :
1) Melalui hubungan intim.
2) Pemakaian kontrasepsi spermisida diafragma karena dapat
menyebabkan sumbatan persial uretra dan pengosongan kandung
kemih yang tidak lengkap serta perubahan PH dan flora normal
vagina.
g. Pemeriksaan Laboratorium
Secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit,
sejumlah eritrosit, bakteri pada spesimen urin. Untuk menghindari
kontaminasi, spesimen urin diambil dari aliran tengah setelah daerah
genetalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Hasil biakan bakteriologis
air kemih, umumnya memberikan hasil yang positif. Seringkali
dijumpai piuria dan hematuria (Rukiyah, 2010).
24
h. Penanganan
Menurut Rukiyah (2010), Penanganan Ibu Hamil dengan Systitis
adalah :
1) Penanganan secara umum yakni dilakukan pengobatan rawat jalan
dan pasien.
2) Dianjurkan untuk banyak minum.
3) Atur frekuensi berkemih untuk mengurangi sensasi nyeri, spasme
dan rangsangan untuk selalu berkemih (tetapi dengan jumlah urine
yang minimal), makin sering berkemih, nyeri dan spasme akan
makin bertambah.
4) ibu hamil yang mengeluh nyeri hebat disertai dengan hematuria,
memerlukan perawatan dan observasi ketat.
5) Berikan antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan
bakteriuria asimptomatik.
6) Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfaat, berikan
antibiotika kombinasi yaitu: amoksillin 4x250 mg per oral,
digabung dengan gentamisin 2x80 mg secara intramuskular selama
10-14 hari.
7) Melakukan penilaian laboratorium 2-4 minggu untuk evaluasi
pengobatan.
8) Untuk pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantoin 100 mg
per hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu post partum.
25
9) Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan air kemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi
ulang.
Hampir 25% pasien pernah mengalami systitis, akan mengalami
infeksi ulangan sehingga perlu diberikan konseling untuk upaya
profilaksis dan kunjungan ulang apabila timbul kembali tanda systitis.
(Rukiyah, 2010).
i. Asuhan Sebagai Tindakan Pencegahan
Menurut Fadlun & Feryanto (2011), adalah :
1) Minum banyak cairan, terutama air putih, yang dapat membantu
membilas bakteri yang ada.
2) Hindari kopi dan teh (bahkan yang sudah dihilangkan kafeinnya),
alkohol yang bisa meningkatkan resiko infeksi.
3) Mencuci area vagina dengan baik dan kosongkan kandung kemih
sebelum dan sesudah hubungan seksual.
4) Setiap kali buang air kecil luangkan waktu untuk mengosongkan
kandung kemih sampai habis seperti memiringkan tubuh ke depan
atau menunggu 5 menit untuk buang air kecil kembali, jangan
menunda untuk buang air kecil ketika merasakan dorongannya.
5) Memberi ruang napas pada daerah perineum menggunakan celana
dalam katun, menghindari celana ketat, tidak menggunakan stoking
setinggi pinggang.
6) Jaga kebersihan vagina dan perineum, serta hindari iritasi.
26
7) Membasuh dari arah depan ke belakang, agar bakteri yang berada
di anus tidak ke vagina dan uretra.
8) Hindari mandi rendam dan kolam renang yang tidak diberi kaporit
dengan benar.
9) Minum yogurt yang mengandung biakan aktif ketika klien
menggunakan antibiotik, untuk mengembalikan keseimbangan
bakteri.
10) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan diet yang bergizi,
tidak bekerja sampai titik letih, dan tidak membiarkan hidup terlalu
stres.
j. Kekambuhan
Meskipun penanganan systitis selama 3 hari biasanya adekuat
pada wanita, tetapi kambuhnya infeksi terjadi pada 20% wanita yang
mendapat penanganan (Suharyanto & Madjid, 2009).
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah digunakan sebagai metode
pengorganisasian pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang
logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada klien
(Varney, 2007).
27
2. Proses Asuhan Kebidanan
Proses asuhan kebidanan menurut Varney (2007), terdiri dari 7
langkah yaitu : Pengkajian atau pengumpulan data dasar, interpretasi data,
diagnosa atau masalah potensial, antisipasi atau kegawatdaruratan,
rencana tindakan, pelaksanaan dan evaluasi.
Langkah I : Pengkajian Data
Pada langkah pertama dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan data dasar, data subyektif, dan obyektif semua informasi
yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien
secara lengkap (Varney, 2007).
a. Data Subyektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2007).
1) Identitas klien dan suami
Menurut Estiwidani (2008), Identitas tersebut meliputi :
a) Nama
Nama yang jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama
panggilan sehari-hari untuk menghindari adanya kekeliruan.
b) Umur
Untuk mengetahui apakah klien dalam kehamilan yang
berisiko atau tidak (Usia <16 tahun dan >35 tahun). Umur
yang baik untuk kehamilan maupun persalinan adalah 19-25
tahun.
28
c) Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan
kesehatan klien.
d) Suku/bangsa
Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan
dan merugikan ibu.
e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat
pendidikan mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
f) Pekerjaan
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap
permasalahan kesehatan klien.
g) Alamat
Untuk mempermudah hubungan bila diperlukan keadaan
mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien.
2) Keluhan Utama
Diketahui untuk mengetahui perihal yang mendorong klien
datang (Estiwidani, 2008). Pasien dengan systitis mengeluh sering
miksi nyeri di daerah uretra dan pinggang, sewaktu berkemih
perasaan ingin kencing mendadak, dan badan terasa panas
(Murwani, 2011).
29
3) Riwayat Meanstruasi
Yang perlu ditanyakan adalah menarche, siklus menstrasi,
lamanya, banyak darah yang keluar, menstruasi terakhir, adakah
dismenorhoe (Estiwidani, 2008).
4) Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui waktu mendapatkan haid terakhir, masalah
atau kelainan pada kehamilan sekarang, pemakain obat-obatan,
dan keluhan berkaitan dengan kehamilan (Estiwidani, 2008).
5) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita saat ini (Varney, 2007).
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui adanya riwayat
pernah menderita suatu penyakit sistemik seperti jantung, DM,
hipertensi, epilepsi dan lain-lain (Prawirohardjo, 2009).
c) Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma, jantung, DM, serta
penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS, hepatitis, serta
kehamilan kembar (Prawirohardjo, 2009).
30
6) Riwayat Perkawinan
Menikah atau tidak menikah, cerai, pisah atau janda, sudah
berapa lama menikah, sah, atau tidak, berapa kali menikah, pada
umur berapa menikah, berapa jumlah anak (Prawirohardjo, 2009).
7) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil menggunakan
KB atau belum, jika pernah, jenis kontrasepsi apa, berapa lamanya,
dan alasan berhenti bila tidak memakai lagi (Estiwidani, 2008).
8) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui pada tanggal, bulan, tahun berapa anaknya
lahir, tempat persalinan, umur kehamilan, jenis persalinan,
penolong persalinan, penyulit dalam persalinan, jenis kelahiran
berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat nifas yang lalu,
keadaan anak sekarang, untuk mengetahui riwayat yang lalu
sehingga bisa menjadi acuan dalam pemberian asuhan
(Prawirohardjo, 2009).
9) Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui apakah ada perubahan pola kebiasaan
sehari-hari selama hamil.
a) Pola nutrisi
Yang perlu dikaji jenis makanan, porsi makanan, frekuensi
makanan, adakah pantangan, alasan pantangan
31
(Saifuddin, 2005). Pada systitis diberikan untuk diet yang
bergizi, untuk banyak minum air putih dan yogurt yang
mengandung biakan aktif (Fadlun & Feryanto, 2011).
b) Pola eliminasi
Yang perlu dikaji berapa kali ibu BAB dan BAK dalam
sehari, termasuk frekuensi, bau, warna, adakah masalah
kaitannya dengan diare, konstipasi dan obstipasi
(Manuaba, 2009). Pada systitis untuk selalu berkemih tetapi
dengan jumlah urine yang minimal dan setiap kali BAK untuk
selalu meluangkan seperti memiringkan tubuh ke depan dan
menunggu 5 menit untuk BAK kembali agar urin dalam
kandung kemih sampai benar-benar habis (Rukiyah, 2010).
c) Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas ibu berlebihan atau tidak
(Manuaba, 2009). Pada systitis dikaji untuk tidak bekerja
terlalu keras dan membiarkan hidup terlalu stres
(Fadlun & Feryanto, 2011).
d) Pola istirahat / tidur
Istirahat merupakan kebiasaan yang dianjurkan bagi ibu
hamil (Mufdhlilah, 2009). Pada systitis harus cukup tidur
malam ± 8-10 jam, dan tidur siang ± 2 jam
(Fadlun & Feryanto, 2011).
32
e) Pola seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan
hubungan seksual dalam seminggu (Manuaba, 2009). Pada
systitis untuk mencuci area vagina dengan baik dan
mengosongkan kandung kemih sebelum dan sesudah hubungan
seksual (Fadlun & Feryanto 2011).
f) Personal Hygiene
Personal hygiene perlu dikaji untuk mengetahui tingkat
kebersihan pasien (Manuaba, 2009). Pada systitis harus
membasuh vagina dari depan ke belakang agar bakteri yang
berada di anus tidak ke vagina dan uretra
(Fadlun & Feryanto 2011).
g) Pola psikososial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan
antara lain : Jumlah anggota keluarga, dukungan moril dan
materil dari keluarga, pandangan dan penerimaan keluarga
terhadap kehamilan, kebiasaan-kebiasaan yang
menguntungkan dan merugikan, pandangan terhadap
kehamilan, persalinan dan anak baru lahir (Estiwidani, 2008).
h) Perokok dan pemakaian obat-obatan
Dikaji apakah ibu dan bapak perokok dan pemakai obat-
obatan selama hamil atau sebelum hamil (Manuaba, 2009).
33
Pada systitis untuk tidak memakai obat-obatan yang
disemprotkan ke area vulva (Purnomo, 2011).
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).
Adapun data objektif meliputi :
1) Pemeriksaan fisik meliputi
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum pasien, baik, sedang atau
buruk (Nursalam, 2008). Keadaan umum ibu hamil dengan
systitis adalah baik (Rukiyah, 2010).
b) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkat kesadaran apakah composmentis
(kesadaran normal), somnolen (kesadaran menurun tetapi dapat
pulih bila dirangsang), koma (tidak sadar) (Mufdlilah, 2009).
Pada ibu hamil dengan systitis adalah composmentis
(Rukiyah, 2010).
c) Tekanan darah
Tekanan darah normal, sistolik antara 110-140 mmHg dan
diastolik antara 70-90 mmHg (Mufdlilah, 2009).
34
d) Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5-37,2oC
(Mufdlilah, 2009). Pada kasus systitis suhu ibu biasanya
meningkat sampai 38,5 oC (Muwarni, 2011).
e) Nadi
Untuk mengetahui frekuensi nadi pasien, normal : 60-100 kali
per menit (Mufdlilah, 2009).
f) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1
menit, normal 16-24 kali per (Mufdlilah, 2009).
g) Tinggi Badan
Untuk mengetahui TB ibu hamil termasuk resiko tinggi atau
tidak (<145cm) (Varney, 2007).
h) Berat Badan
Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil,
rata-rata perminggu 0,3-0,5 kg, normal untuk penambahan
berat badan ibu hamil 9-12 kg (Varney, 2007). Pada ibu hamil
dengan systitis berat badan dianjurkan naik 0,5 perminggu
(Rukiyah, 2010).
i) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu hamil apakah 23,5
cm atau tidak (Varney, 2007).
35
2) Pemeriksaan Sistemis
Pemeriksaan sistemis meliputi :
a) Rambut
Untuk menilai warna, ketebalan, rontok atau tidak, dan bersih
(Manuaba, 2009).
b) Muka
Untuk mengetahui apakah pucat atau tidak, oedema dan
cloasma gravidarum (Manuaba, 2009).
c) Mata
Untuk mengetahui conjungtiva berwarna pucat atau
kemerahanm skelera putih atau tidak, dan apakah oedema atau
tidak (Manuaba, 2009).
d) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada benjolan atau tidak
(Manuaba, 2009).
e) Telinga
Untuk mengetahui adanya tanda infeksi, serumen dan
kesimetrisan (Manuaba, 2009).
f) Mulut, gigi dan gusi
Untuk mengetahui keadaan bibir, stomatitis, epulis, dan caries
atau tidak (Manuaba, 2009).
36
g) Leher
Meliputi pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe, pembesaran
kelenjar tyroid dan tumor (Manuaba, 2009).
h) Dada dan axilla :
(1) Mammae
Untuk mengetahui pembesaran, areola, puting susu,
kolustrum dan tumor (Varney, 2007).
(2) Axilla
Untuk mengetahaui adakah retraksi pembesaran kelenjar
limfe ketiak, massa dan nyeri tekan atau tidak
(Varney, 2007).
i) Ektermitas
Untuk mengetahui ektermitas atas dan bawah apakah oedema
atau tidak, terdapat varices atau tidak, kuku jari kemerahan dan
bersih atau tidak, reflek patella untuk mengertahui reflek saraf
kaki + / - (Manuaba, 2009).
3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
Untuk mengetahui adakah, pembesaran perut, linea nigra,
strie gravidarum, serta luka bekas operasi(Manuaba, 2009).
37
(2) Palpasi
Untuk mengetahui kontraksi, Tinggi Fundus Uteri (TFU),
letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala
(Manuaba, 2009). Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan
metode :
(a) Kontraksi : untuk mengetahui kontraksi teratur atau
tidak.
(b) Leopold I :Bertujuan untuk mengetahui letak fundus
uteri (TFU) dan bagian lain yang terdapat pada bagian
fundus uteri.
(c) Leopold II : Bertujuan untuk menentukan punggung
dan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal.
(d) Leopold III: Bertujuan untuk membedakan bagian
presentasi dari janin dan sudah masuk dalam pintu
panggul atau belum.
(e) Leopold IV: Bertujuan untuk meyakinkan hasil yang
ditemukan pada pemeriksaan pemeriksaan leopold III
dan untuk mengetahui sejauh mana bagian presentasi
sudah masuk pintu atas panggul.
(f) TBJ : Taksiran ini hanya berlaku untuk janin
dengan presentasi kepala (persalinan secara pervagina).
Rumus TBJ (Tafsiran Berat Janin) : Tinggi fundus uteri
dalam cm – N x 155
38
TBJ = (TFU - N) x 155
Keterangan :
TBJ = Taksiran Berat Janin dalam gram.
TFU = Tinggi Fudus Uteri dengan Mac
Donald dalam cm.
N = Kepala janin belum masuk panggul (TFU - 12).
Kepala janin sudah masuk panggul (TFU - 11).
(Manuaba, 2009).
(3) Auskultasi
Untuk mengetahui Denyut Jantung Janin (DJJ) apakah
normal (120-160) x/menit yaitu pada lokasi puntum
maksimum, atau terdapat kelainan (Varney, 2007).
(4) Perkusi
Pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan
kiri-kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan
tujuan menghasilkan suara dan mengidentifikasi lokasi,
ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan, seperti pada reflek
patella kanan dan kiri negatif atau positif (Mufdlilah, 2012).
b) Pemeriksaan panggul
Untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah normal atau
tidak, normal ukuran panggul yaitu Distansia Spinarum (23-26)
cm, Distansia Kristarum (26-29) cm, Konjungata Eksterna
(Boudeloge) (18-20) cm, Lingkar panggul (80-90) cm
39
(Varney, 2007).
c) Pemeriksaan anogenetal
Pemeriksaan anogenetal menurut Astuti (2012), adalah :
(1) Vulva, vagina dan perineum
Untuk mengetahui varises, luka, kemerahan, pengeluaran
pervagina, kelenjar batholini.
(2) Anus untuk mengetahui apakah ada hemoroid atau tidak.
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yaitu dengan mengambil sampel urin
dilakukan setiap kali pemeriksaan untuk mengetahui kemungkinan
adanya bakteriuria dan urin diambil dari aliran tengah setelah
daerah genetalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Hasil biakan
bakteriologis urin memberikan hasil yang positif, seringkali
dijumpai piuria dan hematuria (Rukiyah, 2010).
Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini dilakukan mengidentifikasi data yang dapat
menganalisa serta merumuskan diagnosa dan masalah yang dihadapi
pasien. Diagnosa ini dirumuskan sesuai data yang didapat atau yang
muncul, yang dihadapi pasien dan merumuskan menjadi diagnosa
kebidanan (Varney, 2007).
40
a. Diagnosa Kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktek bidan dan memenuhi standar numenklatur diagnose
kebidanan. Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus systitis
adalah Ny. E G1P0A0 Umur 26 tahun hamil 21 minggu dengan
systitis.
1) Data subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian
(Nursalam, 2007).
a) Pasien mengatakan bernama Ny. E umur 26 tahun.
b) Pasien mengeluh Sering berkemih nyeri di daerah uretra dan
pinggang, sewaktu berkemih perasaan ingin kencing
mendadak, dan badan terasa panas (Murwani, 2011).
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang didapat dari pasien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian
(Nursalam, 2008).
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Vital sign : 120/80 mmHg
d) Nadi : 84x/menit
e) Respirasi : 24x/menit
41
f) Suhu : 38,50 C
(Muwarni, 2011).
g) Urin : Terdapat bakteriologis dalam urin positif
(Rukiyah, 2010).
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosa.
Masalah yang mungkin muncul pada ibu hamil dengan systitis yaitu
merasa cemas dan gelisah menghadapi kehamilannya
(Varney, 2007).
c. Kebutuhan
Merupakan kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh
pasien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2007).
Kebutuhan pada ibu hamil dengan systitis yaitu dorongan moral dan
dan informasi tentang systitis (Rukiyah, 2010).
Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasikan masalah atau diagnosa yang
sudah diidentifikasi oleh karena itu membutuhkan antisipasi pencegahan
serta pengawasan pada ibu hamil dengan systitis (Varney, 2007). Pada
kasus ibu hamil dengan systitis diagnosa potensial yang mungkin terjadi
adalah pielonefritis akut (Rukiyah, 2010).
42
Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh
bidan untuk dikonsultasikan segera ditangani dengan dokter spesialis
kandungan dan anggota tim kesehatan lainnya yang sesuai dengan
kondisi klien (Varney, 2007).
Dalam kasus ibu hamil dengan systitis yang dilakukan adalah
melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain, untuk pemberian terapi anti
biotik misal : Amoksillin 4x250 mg per oral (Rukiyah, 2010).
Langkah V : Rencana Tindakan
Pada langkah ini perencanaan dimaksud untuk menentukan
kebutuhan dalam asuhan kebidanan kepada pasien dengan systitis
(Varney, 2007).
Rencana asuhan yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan systitis
menurut Rukiyah (2010), yaitu:
a. Tangani secara umum yakni dilakukan pengobatan rawat jalan
b. Anjurkan pasien untuk banyak minum.
c. Beritahu pasien untuk mengatur frekuensi berkemih, untuk
mengurangi sensasi nyeri, spasme dan rangsangan untuk selalu
berkemih (tetapi dengan jumlah urine yang minimal). Makin sering
berkemih, nyeri dan spasme akan makin bertambah.
43
d. Bila mengeluh dengan nyeri hebat disertai dengan hematuria
memerlukan observasi ketat.
e. Berikan terapi antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan
bakteriuria asimptomatik.
f. Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfaat, berikan
antibiotika kombinasi.
g. Berikan obat kombinasi misal: amoksillin 4x250 mg per oral,
digabung dengan gentamisin 2x80 mg secara intramuskular selama
10-14 hari.
h. Lakukan penilaian laboratorium untuk evaluasi pengobatan, dua
hingga 4 minggu kemudian.
i. Lakukan pemeriksaan air kemih, dalam asuhan antenatal yang
terjadwal, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang
j. Untuk pencegahan infeksi berulang berikan nitrofurantoin 100 mg
per hari setiap malam sampai sesudah 2 minggu post partum.
Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya (Varney, 2007).
44
Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan asuhan kebidanan yang
telah dibuat menurut Rukiyah (2010), pada ibu hamil dengan systitis.
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah didentifikasi di dalam masalah dan diagnosa
(Varney, 2007).
Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan ibu hamil dengan
systitis sudah tertangani dengan hasil keadaan umum baik, vital sign
dalam batas normal, dan frekuensi berkemih kembali normal
(Murwani, 2011).
Data Perkembangan
Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah
manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan
kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Varney (2007),
sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP
yaitu :
S : Subjektif Data
Menggambarkan pandokumentasian hasil pengumpulan data klien
melalui anamnesa.
45
O : Objektif Data
Menggambarkan pendokumentasian dari hasil pemeriksaan fisik klien,
hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam
fokus untuk mendukung Assesment.
A : Assesment
Merupakan pengkajian ulang untuk membuat kesimpulan dari data S
dan O untuk menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dari
interpretasi data subjektif dan data objektif dalam suatu identifikasi :
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnosa suatu masalah
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, kosultasi atau
kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III, IV Varney.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan asuhan secara
menyeluruh dalam melaksanakannya secara efisien serta mengevaluasi
efektivitas asuhan yang diberikan.
C. Landasan Hukum
Berdasarkan permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat
(1).Bidan dalam menjalankan praktek berwenang untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang diberikan pelayanan meliputi pelayanan kesehatan
ibu yang diberikan pada masa prahamil, kehamilan masa nifas, masa
menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).
46
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan Karya Tulis Ilmiah penulis menggunakan pendekatan studi
kasus. Laporan studi kasus yaitu teknik dalam pembuatan karya tulis ilmiah
yang dilakukan dengan cara meneliti permasalahan melalui kasus yang terdiri
dari unit tunggal namun dianalisis secara mendalam meliputi berbagai aspek
yang cukup luas serta penggunaan berbagai teknik secara integrasi
(Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini penulis mengkaji tentang ibu
hamil dengan systitis.
B. Lokasi Studi Kasus
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan, lokasi penelitian ini
sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Lokasi
yang digunakan dalam melaksanakan dalam pengambilan kasus dilaksanakan
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
C. Subyek Studi Kasus
Subjek merupakan orang yang dijadikan objek untuk mengambil kasus
(Arikunto, 2010).
Subjek yang dilakukan untuk studi kasus ini adalah Ny. E G1P0A0 Umur
26 Tahun Hamil 21 Minggu dengan Systitis.
47
D. Waktu Studi Kasus
Jadwal penelitian dibuat secara rinci kegiatan mingguan dalam
sebulannya dilakukan dalam waktu yang singkat dan terjadwal, sehingga
penulis melakukan dengan efisien (Saryono, 2011). Pada kasus Ny. E
G1P0A0 Umur 26 Tahun Hamil 21 Minggu dengan Systitis Di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2014 – 12 Maret
2014.
E. Insrumen Studi Kasus
Adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data, berkaitan
dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini
instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan manajemen Varney dan data perkembangan
dengan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Merupakan cara pengumpulan data yang akan dilakukan dalam
pengambilan kasus yaitu untuk memperkuat hasil penelitian (Hidayat, 2011).
Penulis dalam pengumpulan data menggunakan teknik :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi
(Riwidikdo, 2013). Data primer diperoleh dengan cara :
48
a. Pemeriksaan fisik
Adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan
memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman dan rasa untuk
mendeteksi masalah kesehatan klien (Evania, 2013). Pemeriksaan
fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yang meliputi :
1) Inspeksi
Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.
Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki
(Evania, 2013). Pada kasus systitis akan dilakukan pemeriksaan
adalah mulai dari kepala, leher, dada, dan axilla, abdomen,
anogenetal, anus, ekstermitas, kulit dan mammae (Manuaba, 2009).
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan peraba
tangan dan jari. Dalam hal ini palpasi dilakukan untuk memeriksa
keadaan fundus uteri dan kontraksi uterus (Nursalam, 2008). Pada
kasus systitis dilakukan pemeriksaan palpasi abdomen mulai dari
Leopold 1, 2, 3, dan 4 (Manuaba, 2009).
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk
untuk membandingkan kaki kiri dan kanan pada setiap daerah
permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suatu perkusi
bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan
49
konsistensi jaringan. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan di
daerah reflek patella. Pada kasus systitis dilakukan pemeriksaan
reflek patella kanan kiri negatif atau positif (Prawirohardjo, 2009).
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan
suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Seperti paru, jantung, pembuluh darah, dan organ abdomen
(Nursalam, 2009). Pada kasus systitis dilakukan untuk mendengar
denyut jantung janin, tekanan darah, paru dan abdomen
(Manuaba, 2009).
b. Wawancara
Adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
dimana peneliti dapat keterangan atau informasi secara lisan dari
sesorang (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini wawancara atau
Tanya jawab dengan pasien dan tenaga kesehatan di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
c. Pengamatan (Observasi)
Adalah suatu prosedur yang berencana antara lain meliputi melihat,
mendengar, dan mencatat sejumlah aktifitas tertentu atau situasi
tertentu yang ada hubungannya dengankasus yang diteliti. Pada kasus
systitis observasi dapat berupa pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang (Notoatmodjo, 2012).
50
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel dari
sumber berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, agenda dan sebagainya (Saryono, 2011). Dalam kasus
ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang diambil
dari catatan rekam medik (RM) klien di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
b. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari permasalahan
penelitian sehingga penelitian yang dilakukan bukan kegiatan yang
bersifat trial and error akan tetapi, kegiatan tersebut benar-benar untuk
mencari dasar-dasar teoritis yang ada (Hidayat, 2011). Studi kasus
pada ibu hamil dengan systitis penulis menggunakan bahan refrensi
dari tahun 2007-2013.
51
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain :
1. Wawancara
Menggunakan alat :
a. Format pengkajian pada ibu hamil
b. Buku tulis
c. Bulpoint
2. Observasi
Menggunakan alat :
a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Timbangan berat badan
e. Pita pengukur lingkar lengan atas
f. Stetoskop monoculer atau leaner
g. Metlin
h. Jam tangan dengan petunjuk second
3. Dokumen
Menggunakan alat :
a. Status atau catatan pasien
b. Rekam medik
c. Alat tulis
52
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Tanggal : 19 Februari 2014 Pukul : 09.00 WIB
Tempat : RSUD Dr. Moewardi Surakarta
I. Pengkajian
a. Data Subyektif
Identitas pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. E Nama : Tn. A
2) Umur : 26 Tahun Umur : 28 Tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa: Jawa/Indonesia
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
5) Alamat : Semanggi RT 08 / RW 09 Pasar kliwon Surakarta
b. Anamnesa (Data Subyektif)
Tanggal : 19 Februari 2014 Pukul : 09.05 WIB
1) Keluhan utama pada waktu masuk
Ibu masuk RS karena rujukan dari bidan, dengan diagnosa systitis,
KU : Baik, Kesadaran : Composmentis, dan TTV dalam batas
normal, tetapi ada peningkatan suhu yaitu 38,50C dan ibu mengeluh
nyeri di perut bagian bawah dan terasa panas saat buang air kecil,
53
anyang-anyangan dan merasa tidak tuntas bila BAK. Ibu
mengatakan sudah memeriksakan diri ke bidan 5 hari yang lalu
tetapi keluhan masih belum hilang.
2) Riwayat menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama pada
umur 13 tahun.
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus haidnya ± 28
hari.
c) Lama : Ibu mengatakan lamanya 7 hari
d) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 3-4
kali per hari.
e) Teratur/ tidak teratur : Ibu mengatakan haidnya teratur.
f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah haidnya
merah segar dan encer.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang-kadang
merasakan nyeri haid sampai
mengganggu aktivitasnya.
3) Riwayat hamil ini
a) HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid
terahir pada tanggal 23 september
2013
54
b) Gerakan janin
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin sejak umur
kehamilan 5 bulan.
c) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan seperti tablet tambah darah dan vitamin.
d) Keluhan – keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah pada pagi
hari
Trimester II : Ibu mengatakan nyeri dan terasa panas
saat buang air kecil, anyang-anyangan dan
merasa tidak tuntas bila BAK.
e) Riwayat ANC : Ibu mengatakan 5 kali teratur di bidan yaitu
pada umur kehamilan 4 minggu, 6 minggu, 12 minggu, 16
minggu, dan 20 minggu.
f) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan dari bidan
tentang gizi pada ibu hamil dan tentang tablet FE.
g) Imunisasi TT
Ibu mengatakan telah mendapat imunisasi TT sebanyak 2x
yaitu pada saat capeng dan pada saat usia kehamilan 4 minggu.
55
h) Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa cemas terhadap kehamilannya
sekarang karena akhir-akhir ini merasa nyeri di perut bagian
bawah dan panas saat BAK, anyang-anyangan sehingga
merasa tidak tuntas bila BAK.
4) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sekarang merasa nyeri di bawah perut dan
panas saat BAK, anyang-anyangan, ibu tidak merasa puas saat
BAK karena tidak tuntas.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebar-debar saat
beraktivitas ringan dan tidak berkeringat dingin di telapak
tangan.
(2) Ginjal
Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri pada pinggang
dan tidak pernah sakit saat BAK.
(3) Asma
Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak nafas.
(4) TBC
Ibu mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan > 2
minggu, berkeringat pada malam hari dan BB menurun..
56
(5) Hepatitis
Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada mata,
kulit maupun ujung kuku.
(6) DM
Ibu mengatakan tidak pernah sering merasa haus, lapar,
dan sering kencing di malam hari > 8 kali.
(7) Hipertensi
Ibu mengatakan tidak pernah sakit kepala berat dan nyeri
pada tengkuh tekanan darahnya tidak pernah > 140/90
mmHg.
(8) Epilepsi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang sampai
mengeluarkan busa dari mulutnya.
(9) Lain – lain :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainnya
seperti HIV/AIDS.
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga
suaminya tidak pernah mempunyai riwayat penyakit menular
seperti TBC, hepatitis dan HIV/AID’S serta penyakit menurun
seperti hipertensi, jantung dan asma.
57
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun dari keluarga
suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan tindakan operasi
apapun
5) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinannya syah, kawin 1 kali pada
umur 26 tahun dengan suami umur 28 tahun, lama perkawinan 11
bulan dan belum mempunyai anak.
6) Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan jenis alat kontrasepsi
apapun
7) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan belum pernah
menghadapi persalinan
8) Pola Kebiasaan Sehari – hari
a) Nutrisi
(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan 3x sehari
porsi sedang dengan menu makanan bervariasi dalam 1
minggu dengan komposisi nasi, sayur berupa (bayam,
sawi, kangkung, daun singkong), lauk berupa (tahu,
tempe, telur), buah (pisang, apel, jeruk), minum ± 5-6
58
gelas per hari, jenisnya air putih, kadang minum teh 1
gelas.
(2) Selama sakit : Ibu mengatakan makan 3x sehari
porsi kecil dengan menu makanan bervariasi dalam 1
minggu dengan komposisi nasi, sayur berupa (bayam,
sawi, kangkung, daun singkong), lauk berupa (tahu,
tempe, telur), buah (pisang, apel, jeruk), minum ± 7-8
gelas per hari, jenisnya air putih, dan minum susu 1
gelas.
b) Eliminasi
(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1x sehari
konsistensi lunak, warna bau khas feses. BAK 5-6x
sehari, warna dan bau khas urine, dan ibu tidak merasa
sakit saat BAK.
(2) Selama sakit : Ibu mengatakan BAB 1x sehari
konsistensi lunak, warna bau khas feses. Ibu tidak
merasa sakit saat BAB. BAK meningkat menjadi 7-8x
sehari, warna kuning kemerahan dan bau khas urine
tetapi ibu merasa nyeri perut bagian bawah dan panas
saat BAK.
59
c) Aktivitas
(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu dan
memasak.
(2) Selama sakit : Ibu mengatakan melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu dan
memasak dibantu oleh suami.
d) Istirahat / Tidur
(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam,
tidur malam ± 8 jam.
(2) Selama sakit : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam,
tidur malam ±6 jam.
e) Seksualitas
(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan
hubungan seksual 3 kali seminggu dan tidak ada
keluhan apapun.
(2) Selama sakit : Ibu mengatakan tidak melakukan
hubungan seksual saat ini karena takut mengganggu
kehamilannya dengan keluhan sakit yang dirasakan dan
suami tidak keberatan dengan keputusan ibu.
f) Personal Hygiene
(1) Sebelum sakit : Ibu mengatakan mandi 2x sehari,
gosok gigi 2x sehari, keramas 2-3x dalam seminggu,
60
ganti pakaian dalam 2-3x sehari dan ganti baju 2x
dalam sehari.
(2) Selama sakit : Ibu mengatakan mandi 2x sehari,
gosok gigi 2x sehari, keramas 2x dalam seminggu,
ganti pakaian dalam 3-4x sehari dan ganti baju 2x
dalam sehari.
g) Psikososial budaya
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan senang terhadap kehamilan ini, tetapi
ibu mengatakan saat hamil sering merasa nyeri saat
BAK dan anyang-anyangan sehingga merasa tidak
tuntas jika buang air kecil.
(2) Kehamilan ini direncanakan/tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
(3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan anak laki-laki atau perempuan sama
saja yang terpenting bisa lahir dengan normal dan
sehat.
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilan ini.
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami.
61
(6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.
(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan di dalam keluarganya ada acara mitoni
saat usia kehamilan 7 bulan.
h) Pengguna obat-obatan/rokok
Ibu mengatakan tidak menggunakan obat terlarang dan
hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan tetapi
suami merokok.
B. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF )
1. Status generalis
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 110/70 mmHg N : 84x/mnt
S : 38,50C R : 24x/mnt
d. TB : 152 cm
e. BB sebelum hamil : 50 kg
f. BB sekarang : 54 kg.
g. LLA : 26 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak rontok, tidak
berketombe.
62
2) Muka : Bersih tidak oedema, ada cloasma
gravidarum, tidak pucat.
3) Mata
a) Oedema : Tidak oedema
b) Conjungtiva : Merah muda tidak pucat
c) Sklera : Putih
4) Hidung : Bersih, tidak ada benjolan.
5) Telinga : Bersih, simetris kanan dan kiri, tidak ada
serumen.
6) Mulut/ gigi/ gusi : Bersih tidak ada stomatitis, gigi tidak ada
caries, gusi tidak berdarah dan tidak
bengkak.
b. Leher
1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
2) Tumor : Tidak ada benjolan
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
c. Dada dan Axilla
1) Mammae
a) Membesar : Membesar Normal
b) Tumor : Tidak ada benjolan
c) Simetris : Simetris kanan dan kiri
d) Areola : Hyperpigmentasi
e) Puting susu : Menonjol
63
f) Kolustrum : Belum keluar
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan
b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
d. Ektremitas
1) Varices : Tidak terdapat varices
2) Oedema : Tidak ada pembengkakan
3) Reflek Patella : Positif kanan dan kiri
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri ( Lokalis )
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran Perut : Sesuai dengan umur kehamilan
b) Bentuk perut : Memanjang
c) Linea alba/ nigra : Linea nigra
d) Strie Albican/ Livide : Strie albican
e) Kelainan : Tidak ada kelainan
f) Pergerakan anak : Ada pergerakan janin saat
dilakukan pemeriksaan
2) Palpasi
a) Kontraksi : Belum ada
b) Leopod I : TFU : 2 jari di bawah pusat
Fundus : Teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong).
64
c) Leopod II : Kanan : Teraba keras, memanjang,
datar seperti papan
(punggung).
Kiri :Teraba bagian-bagian
terkecil janin
(ekstermitas).
d) Leopod III : Teraba bulat, keras, melenting
(Kepala).
e) Leopod IV : Bagian terbawah janin belum masuk
PAP (convergen).
f) TFU Mc Donald : 20 cm
g) TBJ : (20-12) x 155 = 1240
3) Auskultasi
DJJ : Punctum Maksimum : Di kuadran kanan bawah perut ibu
Frekuensi : 140 x/menit
Teratur/ tidak : Teratur
b. Pemeriksaan panggul
1) Kesan panggul : Gynekoid
2) Distansia Spinarum : 24 cm
3) Distansia Kristarum : 29 cm
4) Konjugata Eksterna (Boudeloque) : 19 cm
5) Lingkar Panggul : 91 cm
65
c. Anogenital
1) Vulva Vagina
a) Varices : Tidak terdapat varices
b) Luka : Tidak ada luka bekas jahitan
c) Kemerahan : Tidak terlihat kemerahan atau iritasi
d) Nyeri : Tidak terasa nyeri
e) Kelenjar Barolini : Tidak ada pembesaran
f) Pengeluaran Pervaginam: Ada pengeluaran keputihan tetapi
fisiologi.
2) Perinium
a) Bekas Luka : Tidak ada bekas luka
b) Lain – lain : Tidak ada
3) Anus
a) Haemoroid : Tidak ada haemoroid
b) Lain – lain : Tidak ada
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium :
Pada tanggal 19 Februari 2014 jam 10.45 dilaksanakan pemeriksaan
lab HB dan lab urine. Hasil Laboratorium : Hb 12 gr%, PH 5,5,
Leukosit 500 ml, Eritrosit 5,7 ml, Bakteri +++, Pemeriksaan urin
kuning kemerahan, keruh, berbau.
b. Pemeriksaan penunjang lain : USG dengan hasil keadaan janin
dalam batas normal semua.
66
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 19 Februari 2014 Pukul : 09.30 WIB
A. Diagnosa Kebidanan
Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu, janin tunggal, hidup intra
uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian
terbawah janin belum masuk PAP (convergen) dengan systitis.
Data Dasar :
DS :
1) Ibu mengatakan berumur 26 tahun
2) Ibu mengatakan HPHT tanggal 23 september 2013
3) Ibu mengatakan ini anak pertama dan belum pernah keguguran
4) Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah, sakit dan terasa panas jika
BAK anyang-anyangan sehingga merasa tidak tuntas/puas saat BAK
sejak 5 hari yang lalu.
DO :
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : TD : 110/70 mmHg N : 84 x/mnt
S : 38,5 0C R : 24 x/mnt
4) Leopod I : TFU : 2 jari di bawah pusat
Fundus : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong).
67
Leopod II : Kanan : Teraba keras, memanjang, datar seperti
papan (punggung).
Kiri : Teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstermitas).
Leopod III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopod IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(convergen).
5) DJJ : 140 x/menit
6) TFU Mc Donald : 20 cm
7) TBJ : (20-12) x 155 = 1240
8) HPHT : 23 September 2013
9) HPL : 30 Juni 2014
10) PPV : Ada pengeluaran keputihan tetapi fisiologi
B. Masalah
Ibu mengatakan cemas dengan kehamilannya sehubungan dengan nyeri di
bawah perut dan panas saat BAK, anyang-anyangan, ibu merasa BAK tidak
tuntas.
C. Kebutuhan
Beri support mental, dukungan moral terhadap ibu dan beri konseling
tentang systitis.
68
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Pada ibu potensial terjadi pielonefritis akut
IV. TINDAKAN SEGERA
a. Minum banyak air putih dan mengatur frekuensi berkemih
b. Berkolaborasi dengan dr, SpOG untuk pemberian terapi Primadex F
200 mg 2x1 (14 tablet), Amoxcillin 500 mg 2x1 (14 tablet), Asmef
500 mg 2x1 (14 tablet), SF 500 mg 1x1 (10 tablet), Kalk 500 mg 1x1
(10 tablet), Vit C 250 mg 1x1 (10 tablet), serta dengan laboratorium
untuk pemeriksaan urine agar tidak menimbulkan bentuk kelainan
patologis.
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 19 februari 2014 pukul : 09.40 WIB
a. Beri informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan kehamilannya
b. Anjurkan untuk istirahat cukup
c. Anjurkan untuk banyak minum air putih
d. Anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi
e. Anjurkan ibu untuk minum yogurt ketika menggunakan antibiotik
karena dapat mengembalikan keseimbangan bakteri
f. Anjurkan ibu untuk mengatur frekuensi berkemih
g. Beri KIE tentang personal hygiene
h. Anjurkan ibu untuk tidak memakai celana dalam yang ketat
69
i. Beri terapi obat
j. Beri tahu ibu untuk kontrol kembali 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan.
VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal : 19 februari 2014
a. Pukul 09.45 WIB memberi informasi yang jelas tentang keadaan
pasien dan kehamilannya bahwa ibu sekarang mengalami gangguan
pada kandung kemih tetapi ibu tidak perlu khawatir karna masih dapat
ditangani dan janin dalam keadaan baik.
b. Pukul 09.50 WIB menganjurkn ibu untuk banyak istirahat yaitu
dengan tidak melakukan pekerjaan berat, tidur siang minimal 1 jam
dan tidur malam minimal 8 jam.
c. Pukul 09.55 WIB menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih
minimal 8 gelas perhari atau lebih.
d. Pukul 10.05 WIB menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang
bergizi yaitu seperti nasi, telur, tempe, sayur-sayuran hijau, dan buah-
buahan.
e. Pukul 10.10 WIB menganjurkan ibu untuk minum yogurt ketika
menggunakan antibiotik seperti yakult karena dapat mengembalikan
keseimbangan bakteri.
f. Pukul 10.15 WIB menganjurkan ibu untuk mengatur frekuensi
berkemih yang minimal dan meluangkan waktu untuk mengosongkan
70
kandung kemih sampai habis seperti memiringkan tubuh ke depan
atau menunggu 5 menit untuk BAK kembali.
g. Pukul 10.25 WIB memberikan KIE tentang personal hygiene yaitu
dengan membasuh area vagina dari depan ke belakang agar bakteri
yang berada di anus tidak ke vagina dan uretra.
h. Pukul 10.30 WIB menganjurkan ibu untuk tidak memakai celana
dalam yang ketat dan sebaiknya menggunakan celana dalam yang
berbahan katun yaitu untuk memberi ruang napas pada daerah
perinium.
i. Pukul 10.35 WIB memberikan terapi obat kepada ibu untuk dibawa
pulang, yaitu :
Primadex F 200 mg 2x1 (14 tablet) Pagi dan Siang hari
Amoxcillin 500 mg 2x1 (14 tablet) Pagi dan Siang hari
Asmef 500 mg 2x1 (14 tablet) Pagi dan Malam hari
SF 500 mg 1x1 (10 tablet) Malam hari
Kalk 500 mg 1x1 (10 tablet) Malam hari
Vit C 250 mg 1x1 (10 tablet) Malam hari
j. Pukul 10.40 WIB memberitahu ibu untuk kontrol kembali 1 minggu
lagi yaitu pada tanggal 26 februari 2014 atau jika ada keluhan.
71
VII. EVALUASI
Tanggal : 19 februari 2014 Pukul : 10.45 WIB
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan keadaan janin baik
TD : 110/70 mmHg N : 84 x/mnt
S : 38,50C R : 24 x/mnt
DJJ : 140 x/menit
Hasil Laboratorium : Hb 12 gr%, PH 5,5, Leukosit 500 ml, Eritrosit
5,7ml, Bakteri +++, Pemeriksaan urin kuning kemerahan, keruh, berbau.
Hasil penunjang lain : dilakukan USG dengan hasil keadaan janin
normal semua.
b. Ibu bersedia untuk banyak istirahat, makan-makanan yang bergizi,
banyak minum air putih dan minum yogurt seperti yakult ketika
menggunakan antibiotik.
c. Ibu bersedia untuk mengatur frekuensi berkemih, membasuh area
vagina dari depan ke belakang dan tidak memakai celana dalam yang
ketat.
d. Ibu bersedia untuk minum terapi secara teratur
e. Ibu bersedia untuk kontrol kembali 1 minggu lagi pada tgl 26 februari
2014 atau jika ada keluhan.
72
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 26 februari 2014 Pukul : 09.10 WIB
Subyektif
1. Ibu mengatakan obatnya sudah diminum tetapi masih ada sisa obat
2. Ibu mengatakan sudah lebih banyak istirahat dan tidak pernah lagi
menunda saat BAK dengan frekuensi ± 7-8x perhari tetapi terkadang
masih sedikit nyeri dan panas.
3. Ibu mengatakan mengkonsumsi makan-makanan yang bergizi dan banyak
minum air putih.
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82 x/mnt
S : 37,5 0C R : 24 x/mnt
d. Leopod I : TFU : 2 jari di bawah pusat
Fundus : Teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong).
Leopod II : Kanan : Teraba keras, memanjang, datar seperti
papan (punggung).
Kiri : Teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstermitas).
73
Leopod III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
Leopod IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(convergen).
e. DJJ : 142 x/menit
f. TFU Mc Donald : 20 cm
g. TBJ : (20-12) x 155 = 1240
h. HPHT : 23 September 2013
i. HPL : 30 Juni 2014
j. PPV : Ada pengeluaran keputihan tetapi fisiologi
Assessment
Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 22 minggu, janin tunggal, hidup intra
uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala, bagian
terbawah janin belum masuk PAP (convergen) dengan systitis.
Planning
Tanggal : 26 Februari 2014 pukul : 09.20 WIB
1. Pukul 09:20 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
2. Pukul 09:25 WIB menganjurkan ibu untuk tetap makan-makanan yang
bergizi, banyak minum air putih serta boleh minum susu di pagi hari.
3. Pukul 09:30 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan alat
genetalianya dan tetap selalu mengatur frekuensi berkemih.
4. Pukul 09:45 WIB memberikan terapi obat untuk dibawa pulang
Primadex F 200 mg 1x1 (14 tablet) Pagi hari
Amoxcillin 500 mg 1x1 (14 tablet) Pagi hari
74
Asmef 500 mg 1x1 (14 tablet) Malam hari
SF 500 mg 1x1 (14 tablet) Malam hari
Kalk 500 mg 1x1 (14 tablet) Malam hari
Vit C 25 mg 1x1 (14 tablet) Malam hari
5. Pukul 09:50 WIB Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang lagi 2 minggu
lagi yaitu tanggal 12 maret 2014 atau jika ada keluhan.
Evaluasi
Tanggal : 26 Februari 2014 Pukul : 09.50 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya dan keadaan janin baik.
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
TD : 120/80 mmHg N : 82 x/mnt
S : 37,5 0C R : 24 x/mnt
DJJ : 142 x/menit
2. Ibu bersedia untuk tetap makan-makanan yang bergizi, banyak minum air
putih dan tetap minum susu di pagi hari.
3. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya dan tetap
mengatur frekuensi berkemih.
4. Ibu bersedia untuk minum obat secara teratur
5. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang lagi 2 minggu lagi yaitu tanggal 12
maret 2014 atau jika ada keluhan.
75
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 12 Maret 2014 Pukul : 09.30 WIB
Subyektif
1. Ibu mengatakan badannya merasa nyaman, nyeri dan panas saat BAK
tidak dirasakan lagi, BAK dengan jumlah yang normal dan berwarna
jernih kekuningan dengan frekuensi ± 8-9x perhari
2. Ibu mengatakan sudah lebih banyak istirahat, selalu mengkonsumsi
makan-makanan yang bergizi dan minum air putih yang banyak.
3. Ibu mengatakan minum obat secara teratur tetapi masih ada sisa obat.
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,3 0C R : 22 x/mnt
d. Leopod I : TFU : sejajar pusat
e. Fundus : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
f. Leopod II : Kiri : Teraba keras, memanjang, datar seperti
papan (punggung).
Kanan: Teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstermitas).
g. Leopod III : Teraba bulat, keras, melenting (Kepala).
76
h. Leopod IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
(convergen).
i. DJJ : 148 x/menit
j. TFU Mc Donald : 24 cm
k. TBJ : (24-12) x 155 = 1860
l. HPHT : 23 September 2013
m. HPL : 30 juni 2014
n. PPV : Ada pengeluaran keputihan tetapi fisiologi
o. urine : Jernih
Assessment
Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 24 minggu, janin tunggal, hidup
intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, presentasi kepala, bagian
terbawah janin belum masuk PAP (convergen) dengan systitis.
Planning
Tanggal : 12 Maret 2014
1. Pukul 09.40 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Pukul 09.45 WIB menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan selalu banyak minum air putih.
3. Pukul 09.50 WIB menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
alat genetalianya dan tetap selalu mengatur frekuensi berkemih
4. Pukul 09.55 WIB menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung
kemih sebelum dan sesudah hubungan seksual.
77
5. Pukul 10.00 WIB memberikan terapi obat untuk dibawa pulang
Macrodantin 100 mg 1x1 (10 tablet) Malam hari
SF 500 mg 1x1 (10 tablet) Malam hari
Kalk 500 mg 1x1 (10tablet) Malam hari
Vit C 250 mg 1x1 (10 tablet) Malam hari
6. Pukul 10.05 WIB Memberitahu ibu jika ada keluhan segera datang
ke bidan atau RS.
Evaluasi
Tanggal : 12 Maret 2014 Pukul : 10.00 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya bahwa ibu dalam
keadaan baik, hasil pemeriksaan urin jernih dan tidak terdapat
bakteri dan keadaan janin juga baik.
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/80 mmHg N : 84 x/mnt
S : 36,3 0C R : 22 x/mnt
DJJ : 148 x/menit
Frekuensi BAK : BAK ± 8-9x perhari tanpa ada keluhan.
Urin : Jernih
2. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
banyak minum air putih.
3. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kebersihan alat genetalianya, tetap
selalu mengatur frekuensi berkemih dan bersedia untuk
78
mengosongkan kandung kemih sebelum dan sesudah hubungan
seksual.
4. Ibu bersedia untuk minum obat secara teratur
5. Ibu bersedia untuk segera datang ke bidan atau ke RS jika ada
keluhan.
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis membahas kesenjangan yang ada antara teori dengan
praktek yang ada di lahan. Karena penulis menggunakan manajemen
kebidanan dengan tujuh langkah dari Varney maka pembahasan akan
diuraikan langkah demi langkah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada ibu hamil dengan systitis didapatkan data subjektif dengan
keluhan utama yaitu nyeri di perut bagian bawah dan terasa panas saat
buang air kecil, anyang-anyangan dan merasa tidak tuntas bila BAK
(Muwarni feryanto, 2012). Dan data obyektif yaitu KU : Baik, Kesadaran
: Composmentis, TTV dalam batas normal semua tetapi ada peningkatan
suhu yaitu >38,5 0C dan terdapat bakteri dalam urin +++.
Pada kasus ibu hamil Ny. E dengan systitis data subjektif
didapatkan keluhan utama yaitu ibu mengatakan nyeri di perut bagian
bawah dan terasa panas saat buang air kecil, anyang-anyangan dan
merasa tidak tuntas bila BAK sedangkan pada data objektif ditemukan
KU dalam keadaan normal atau baik semua tetapi ada peningkatan suhu
79
38,5 0C frekuensi BAK 7± -8x perhari dan hasil laboratorium terdapat
HB 12 gr%, Urin: PH 5,5, Leukosit 500 µl, Eritrosit 5,7 µl, Bakteri
+++, Pemeriksaan urin kuning kemerahan, keruh, berbau. Pada langkah
ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek tetapi pada saat pemeriksaan dilakukan USG untuk mengetahui
kesejahteraan janin dan ini tidak menjadi suatu masalah.
2. Interpretasi Data
Diagnosa kebidanan pada pasien systitis Masalah yang muncul
pada ibu hamil dengan systitis yaitu merasa cemas dan gelisah
menghadapi kehamilannya (Varney, 2007). Kebutuhan pada ibu hamil
dengan systitis yaitu dorongan moral dan dan informasi tentang systitis
(Rukiyah, 2010).
Pada kasus ibu hamil dengan systitis didapatkan diagnosa
kebidanan Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu, janin tunggal,
hidup intra uterin, letak memanjang, punggung kanan, presentasi kepala,
bagian terbawah janin belum masuk PAP (convergen) dengan systitis
dengan masalah yaitu ibu merasa cemas dengan kehamilannya
sehubungan dengan rasa nyeri di bawah perut dan panas saat BAK,
anyang-anyangan, ibu merasa saat BAK tidak tuntas. Kebutuhan yang
diberikan berupa beri support mental, dukungan moral terhadap ibu dan
beri konseling tentang systitis. Pada Pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yang ada di
lahan.
80
3. Diagnosa Potensial
Pada kasus ibu hamil dengan systitis diagnosa potensial yang
mungkin terjadi adalah pielonefritis akut (Rukiyah, 2010).
Pada kasus ibu Ny. E dengan systitis diagnosa potensial tidak
muncul karena adanya kecepatan dan kesegiapan tenaga kesehatan dalam
menangani kasus yang sedang terjadi pada Ny. E. Pada langkah ini
penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Antisipasi/Tindakan segera
Dalam kasus ibu hamil dengan systitis yang dilakukan adalah
melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain, untuk pemberian terapi anti
biotik misal : Amoksillin 4x250 mg per oral (Rukiyah, 2010).
Pada kasus ibu hamil Ny. E dengan systitis antisipasi yang
dilakukan yaitu minum banyak air putih dan mengatur frekuensi
berkemih, berkolaborasi dengan dr, SpOG untuk pemberian terapi
Primadex F 200 mg 2x1 (14 tablet), Amoxcillin 500 mg 2x1 (14 tablet),
Asmef 500 mg 2x1 (14 tablet), SF 500 mg 1x1 (10 tablet), Kalk 500 mg
1x1 (10 tablet), Vit C 250 mg 1x1 (10 tablet), serta dengan laboratorium
agar tidak menimbulkan bentuk kelainan patologis. Pada langkah ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
81
5. Perencanaan
Asuhan kebidanan yang direncanakan pada ibu hamil dengan
systitis menurut Rukiyah (2010), yaitu dengan Tangani secara umum
yakni dilakukan pengobatan rawat jalan, anjurkan pasien untuk banyak
minum, beritahu pasien untuk mengatur frekuensi berkemih, untuk
mengurangi sensasi nyeri, spasme dan rangsangan untuk selalu berkemih
(tetapi dengan jumlah urine yang minimal), Makin sering berkemih, nyeri
dan spasme akan makin bertambah, Bila mengeluh dengan nyeri hebat
disertai dengan hematuria memerlukan observasi ketat, berikan terapi
antibiotika yang dipilih, mirip dengan pengobatan bakteriuria
asimptomatik, Apabila antibiotika tunggal kurang memberikan manfaat,
berikan antibiotika kombinasi, berikan obat kombinasi misal: amoksillin
4x250 mg per oral, digabung dengan gentamisin 2x80 mg secara
intramuskular selama 10-14 hari, lakukan penilaian laboratorium untuk
evaluasi pengobatan, dua hingga 4 minggu kemudian, lakukan
pemeriksaan air kemih, dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebagai
langkah antisipatif terhadap infeksi ulang, untuk pencegahan infeksi
berulang berikan nitrofurantoin 100 mg per hari setiap malam sampai
sesudah 2 minggu post partum.
Pada kasus ibu hamil Ny. E dengan systitis ini perencanaan yang
diberikan yaitu Beri informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan
kehamilannya, anjurkn untuk istirahat cukup, anjurkan untuk banyak
minum air putih, anjurkan ibu untuk mengatur frekuensi berkemih, beri
82
KIE tentang personal hygiene, anjurkan ibu untuk mengosongkan
kandung kemih sebelum dan sesudah hubungan seksual, anjurkan ibu
untuk tidak memakai celana dalam yang ketat, anjurkan ibu untuk minum
yogurt ketika menggunakan antibiotik karena dapat mengembalikan
keseimbangan bakteri, anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi,
beri terapi obat yaitu Primadex F 200 mg 2x1 (14 tablet), Amoxcillin 500
mg 2x1 (14 tablet), Asmef 500 mg 2x1 (14 tablet), SF 500 mg 1x1 (10
tablet), Kalk 500 mg 1x1 (10 tablet), Vit C 250 mg 1x1 (10 tablet), beri
tahu ibu untuk kontrol kembali 1 minggu lagi atau jika ada keluhan. Pada
langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus
yang ada di lahan.
6. Pelaksanaan/Implementasi
Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan asuhan kebidanan yang
telah dibuat menurut Rukiyah (2010), pada kasus ibu hamil Ny. E dengan
systitis.
Pada kasus ibu hamil Ny. E pelaksanaan telah dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat. Pada langkah ini tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di lahan.
7. Evaluasi
Evaluasi pada ibu hamil dengan systitis menurut Murwani (2011),
hasil yang diharapkan yaitu keadaan umum baik, vital sign dalam batas
normal, dan frekuensi berkemih kembali normal.
83
Asuhan yang di berikan pada Ny. E selama 21 hari diperoleh hasil
KU : Baik, Kesadaran : Composmentis dan TTV dalam batas normal dan
ibu mengatakan badannya merasa nyaman, frekuensi BAK ± 8-9x perhari
berwarna jernih dan tidak ada keluhan.
84
BAB V
PENUTUP
Dalam bab terahir penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny. E G1P0A0 umur 26 tahun hamil 21 minggu
dengan Systitis di RSUD Dr. Moewardi Surakarta” ini penulis dapat membuat
kesimpulan dan saran sebagai berikut.
A. Kesimpulan
1. Dalam pengkajian didapatkan data subjektif yaitu ibu mengatakan masuk
RS karna rujukan dari bidan, dengan diagnosa systitis, dengan membawa
surat yang isinya ibu mengeluh nyeri di perut bagian bawah dan terasa
panas saat buang air kecil, anyang-anyangan dan merasa tidak tuntas bila
BAK. Ibu mengatakan sudah memeriksakan diri ke bidan 5 hari yang lalu
tetapi keluhan masih belum hilang sedangkan data objektif diperoleh KU :
Baik, Kesadaran : Composmentis,TTV dalam batas normal tetapi ada
peningkatan suhu yaitu 38,50Cdan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
HB 12gr% urin terdapat PH 5,5, Leukosit 500 µl, Eritrosit 5,7µl, bakteri
+++, warna urin kuning kemerahan, keruh dan berbau.
2. Interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny. E dengan systitis
dengan masalah ibu merasa cemas dengan kehamilannya sehubungan
dengan nyeri di bawah perut dan panas saat BAK, anyang-anyangan, ibu
tidak merasa puas saat BAK karena tidak tuntas sedangkan kebutuhan
85
memberi suport mental, dukungan moral terhadap ibu dan memberi
koseling tentang systitis.
3. Diagnosa potensial pada kasu Ny. E dengan systitis tidak muncul karena
karena adanya kecepatan dan kesegiapan tenaga kesehatan dalam
menangani kasus yang sedang terjadi pada Ny. E.
4. Dalam menentukan tindakan yang dilakukan yaitu minum banyak air
putih, mengatur frekuensi berkemih dan berkolaborasi dengan dr. SpOG
untuk pemberian terapi Primadex F 200 mg 2x1 (14 tablet), Amoxcillin
500 mg 2x1 (14 tablet), Asmef 500 mg 2x1 (14 tablet), SF 500 mg 1x1 (10
tablet), Kalk 500 mg 1x1 (10 tablet), Vit C 250 mg 1x1 (10 tablet), serta
dengan laboratorium agar tidak menimbulkan bentuk kelainan patologis.
5. Dalam kasus ibu hamil Ny. E dengan systitis ini perencanaan yang
diberikan yaitu Beri informasi yang jelas tentang keadaan pasien dan
kehamilannya, anjurkan untuk istirahat cukup, anjurkan untuk banyak
minum air putih, anjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi,
anjurkan ibu untuk minum yogurt ketika menggunakan antibiotik karena
dapat mengembalikan keseimbangan bakteri, anjurkan ibu untuk mengatur
frekuensi berkemih, beri KIE tentang personal hygiene, anjurkan ibu untuk
tidak memakai celana dalam yang ketat, beri terapi obat yaitu Primadex F
200 mg 2x1 (14 tablet), Amoxcillin 500 mg 2x1 (14 tablet), Asmef 500 mg
2x1 (14 tablet), SF 500 mg 1x1 (10 tablet), Kalk 500 mg 1x1 (10 tablet),
Vit C 250 mg 1x1(10 tablet), beri tahu ibu untuk kontrol kembali 1 minggu
lagi atau jika ada keluhan.
86
6. Pelaksanaan asuhan yang diberikan pada kasus ibu hamil Ny. E telah
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Setelah asuhankebidanan yang diberikan selama 21 hari pada Ny. E
dengan systitis didapatkan hasil KU : Baik, Kesadaran : composmentis, TD
: 120/80 mmHg, Nadi : 84x/menit, Suhu : 36,3 0C, Respirasi : 22x/menit,
dan frekuensi BAK ± 8-9x perhari berwarna jernih dan tidak ada keluhan.
8. Pada kasus ibu hamil dengan sysytitis, penulis tidak menemukan
kesenjangan antara teori dan praktek maka tidakperlu diberikan alternatif
pemecahan masalah.
B. Saran
Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Ibu
a. Diharapkan untuk lebih sesering mungkin melakukan kunjungan ANC
karena untuk mengetahui apabila ada kelainan dapat terdeteksi secara
dini dan segeramembawaketenagakesehatan yang terdekat.
b. Diharapkan untuk tetap istirahat dengan cukup dan mengkonsumsi
makan-makanan yang bergizi, banyak minum air putih, menjaga
kebersihan alat genetalianya dan mengatur frekuensi berkemih.
87
2. Bagi profesi
Diharapkan bagi tenaga kesehatan lebih meningkatkan pengetahuan skill
atau keterampilan dalam memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil
khususnya ibu hamil dengan systitis.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Diharapkan rumah sakit agar dapat meningkatkan keterampilan
pelayanan asuhan kebidanan yang khususnya pada ibu hamil dengan
systitis.
b. Pendidikan
Diharapkan Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai sumber
bacaan atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan
khususnya pada ibu hamil dengan systitis.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, P. 2010. Panduan Kesehatan dalam kehamilan. Tangerang : Kharisma
Publishing Group.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Astuti, P.H. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogjakarta:
Rohima Press.
Chamberlain, G. Morgan, M. 2013. Asuhan Antenatal. Jakarta: EGC.
Depkes RI. 2012. Profil Kesehatan tahun 2012. http://www.depkes.go.id. 13
November 2013.
Dinkes Jateng Prov. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.
www.dinkesjatengprov.go.id. 11 November 2013.
Estiwidani, dkk. 2008. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Evania, N. 2013. Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik Keperawatan. Jogjakarta: D-
Medika.
Feryanto, A.Fadlun. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.A.A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.
Manuaba, dkk. 2009. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Marmi, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Mufdlilah. 2009. ANC Fokus. Yogjakarta: Nuha Medika.
Mufdlilah, dkk. 2012. Konsep Kebidanan. Edisi Revisi. Yogjakarta: Nuha
Medika.
Muwarni, A. 2011. Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
Nurs, N.B, Fransiska. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sistem
Perkemihan. Jakarta: Selemba Medika.
Nursalam, M.N. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Purnomo, B. 2011. Dasar-dasar Urologi. Jakarta: CV Sagung Seto.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogjakarta: Rohima Press.
Rukiyah, Y.A, Yulianti, L. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Edisi Revisi.
Jakarta: Trans Info Media.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogjakarta: Mitra Cendikia.
Suharyanto, T.M, Abdul. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta: CV Trans Info Media.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume 1. Jakarta :
EGC.