Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

36
MAKALAH SEMINAR ASISTENSI II KISI DIFRAKSI DISUSUN Oleh : 1. ASTUTI WIDYA LESTARI (08306141029) 2. EFITRI APRILIYAN S (08306141031) 3. IMAS NURUL HIKMAH (08306141040)

Transcript of Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

Page 1: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

MAKALAH SEMINAR ASISTENSI II

KISI DIFRAKSI

DISUSUN Oleh :

1. ASTUTI WIDYA LESTARI (08306141029)2. EFITRI APRILIYAN S (08306141031)3. IMAS NURUL HIKMAH (08306141040)

LABORATORIUM FISIKA DASARJURUSAN PENDIDIDKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2010

Page 2: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

PENGUKURAN PANJANG GELOMBANGSPEKTRUM WARNA CAHAYA LAMPU PIJAR

MENGGUNAKAN KISI DIFRAKSI

A. TUJUAN

■ Menentukan spektrum warna cahaya yang dipancarkan lampu pijar■ Menentukan rentang panjang gelombang spektrum warna Merah, Hijau, dan

Ungu.

B. DASAR TEORI Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elektromagnetik

yang dapat dilihat dengan mata. Sifat-sifat cahaya adalah : cahaya dapat bergerak lurus ke semua arah. Matahari sebagai sumber kehidupan memancarkan cahaya putih. Warna putih dari matahari terdiri dari warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Warna-warna dalam cahaya putih matahari dapat dipecahkan dengan menggunakan prisma menjadi jalur warna. Jalur warna ini dikenal sebagai spektrum. Sedangkan spekrum itu sendiri adalah rentetan warna kontinua yg diperoleh apabila cahaya diuraikan ke dalam komponennya. Sedangkan daerah yang dapat teramati oleh rentetan warna yang telah diuraikan tersebut disebut dengan spectra. Oleh sebab itu, maka dapat dikatakan bahwa spektrum adalah susunan warna-warna dari cahaya. Sedangkan pemecahan cahaya putih kepada spektrum ini dikenal sebagai penyerakan cahaya. Pelangi adalah contoh spektrum yang terbentuk secara ilmiah. Pelangi terbentuk selepas hujan, ketika cahaya matahari dibiaskan oleh tetesan air hujan. Tetesan air hujan ini bertindak sebagai prisma yang menyerakan cahaya matahari menjadi tujuh warna. (mejikuhibiniu)

Spektrum merupakan susunan warna-warna yang menghasilkan suatu warna. Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang cahaya tersebut. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Berikut ini merupakan tampilan spectrum warna bila dilihat melalui kisi :

Cahaya merupakan suatu gelombang. Gelombang adalah getaran yang merambat melalui suatu medium. Gelombang mempunyai frekuensi, panjang gelombang, dan kecepatan. Cahaya dengan panjang gelombang tertentu

Page 3: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

memiliki warna tertentu juga. Misalnya, 650 nm adalah spektrum warna, sedangkan 400 nm adalah spektrum warna ungu. Nilai panjang gelombang menentukan spektrum warnanya.

Tabel Panjang gelombang warna cahaya

Merah

Jingga

Kuning

Hijau

Biru

Ungu

630 - 700 nm

590 - 630 nm

570 - 590 nm

500 - 570 nm

450 - 500 nm

380 - 450

nm

Mengenai cahaya sebagai gelombang, dimana cahaya yang dipancarkan oleh suatu gas memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Lampu neon memiliki panjang gelombang yang berbeda dengan lampu pijar. Lamou neon memancarkan cahaya yang terdiri dari beberapa warna. Untuk menentukan warna yang dipancarkan dan berapa panjang gelombang dari masing-masing warna tersebut digunakan sebuah alat diantaranya kisi difraksi.

Kisi difraksi (diffraction grating) ialah alat yang digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya yang.terdiri atas sejumlah besar garis atau celah yang berjarak sama pada permukaan datar. Kisi difraksi sangat banyak digunakan untuk mengukur spektrum cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber. Cahaya yang masuk pada sebuah kisi yang jarak celahnya diketahui didispersikan kedalam sebuah spektrum.

Kisi difraksi pertama kali dibuat oleh Fraunhofer dengan menggunakan kawat-kawat halus. Kisi-kisi dapat dibuat dengan menggunakan sebuah kaca atau permukaan logam. Untuk sebuah kisi apa yang telah kita namakan celah seringkali dinamakan aturan (rulings) atau garis-garis (lines).

Kisi umumnya mempunyai goresan mencapai 5000 goresan per centimeter (cm). Sehingga, jarak antara dua celah sangat kecil yaitu sekitar d = 1/5000 = 20000 A. Bila sebuah kisi yang mengandung ratusan atau ribuan celah disinari oleh sebuah berkas sinar-sinar cahaya monokromatik yang sejajar, maka pola itu adalah sederet garis-garis yang sangat tajam pada sudut-sudut yang ditentukan oleh persamaan :

sin n ……………………………………………. (1)

Keterangan : d = tetapan kisi

Θ = sudut deviasi

Page 4: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

n = orde ke-

λ = panjang gelombang

Sin θ diperoleh dari gambar berikut ini :

C

P

B l A

Gambar 1. segitiga siku-siku

Maka panjang gelombang spectrum warna yang diukur dengan kisi dapat

ditentukan menggunakan rumus aturan trigonometri untuk sudut siku-siku adalah:

Sin θ = , sehinnga perumusan panjang untuk d sin θ = n λ menjadi :

λ = ………………………. (2)

dimana

d = Tetapan kisi (m)

P = Jarak celah ke spectrum (m)

l = Jarak kisi ke layar (m)

n = orde ke-n

C. METODOLOGI

Percobaan Kisi Difraksi ini dilakukan di Laboratorium Fisika MIPA UNY sekitar tanggal 13 Maret 2010 hingga 31 Maret 2010. Metode yang digunakan dalam percobaan Kisi Difraksi ini adalah Metode Eksperimen.

Pada percobaan ini, seperti yang terlihat pada gambar susunan alat pada prosedur percobaan menggunakan lampu neon. Metode pada saat pengambilan data yakni diusahakan keadaan ruangan tidak lebih terang dari keadaan sumber cahaya kisi, dalam hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengukuran yang penuh, dalam artian tampilan spektrum pada layar akan terlihat lebih jelas.

Page 5: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

I. Teknik Pengukuran dan Pengambilan Data

Teknik pengukuran pada percobaan kisi difraksi ini adalah :1. Pada saat menentukan jarak kisi-layar (l) dan jarak celah ke

spektrum (P) dilakukan pengukuran langsung dengan menggunakan bantuan mistar besi dengan skala terkecil yaitu 1 mm.

2. Menentukan jarak celah ke spektrum (P) diperoleh dari celah hingga sampai pada awal spektrum warna (P1) hingga akhir spektrum warna (P2) tsb.

3. Menggunakan Δ l dan ΔP masing-masing 1 mm yang dilakukan pengukuran langsung dengan mistar besi berskala terkecil 1 mm.

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan menyajikan setiap data yang diperoleh sesuai dengan prosedur percobaan. Berikut format tabel yang direncanakan:

Warna : … d : …Orde ke- : … l ±∆l : …

No P1(cm) P2(cm)

II. Teknik Analisis Data

Analisa data dalam percobaan ini menggunakan metode numerik.Persamaan (2) digunakan dalam mencari panjang gelombang (λ)

untuk spektrum cahaya, persamaannya yakni :

λ =

Dengan variabel-variabel sebagai berikut :

- Variabel bebas : Tetapan kisi (d)

- Variabel control : Jarak kisi ke layar (l)

- Variabel terikat : Jarak celah ke spectrum (P)

Page 6: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

Ketakpastian λ diperoleh dari:

Maka diperoleh:

Setelah diketahui nilai dari panjang gelombang (λ) dan ketakpastiannya

dari masing-masing orde, maka kami menggunakan rata-rata berbobot untuk

mengetahui lebih maksimal nilai panjang gelombangnya.

Rumus rata-rata Berbobot yaitu :

, dan ketakpastiannya adalah :

D. ALAT DAN BAHAN

1. Kisi Difraksi (1/100 mm, 1/300 mm, dan 1/600 mm)2. Sumber cahaya (lampu pijar)

3. Mistar besi 30cm skala terkecil 1 mm

Page 7: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

4. Layar

E. PROSEDUR PERCOBAAN

l

mata sumber cahaya

P

Gambar 1.

1. Menyusun alat seperti gambar 1 diatas

2. Mengukur jarak antara kisi dan layar serta mencatat hasilnya (l).

3. Mencatat harga tetapan kisi (d) yang digunakan.

4. Mengamati specktrum cahaya lewat kisi dan mencatat jarak antara celah dengan garis warna merah, hijau dan ungu (P1 dan P2) untuk orde ke-satu, ke-dua, serta ke-tiga.

5. Mengulangi langkah 3 dan 4 untuk harga tetapan kisi (d) yang lain

F. HASIL PERCOBAAN

Dari percobaan diperoleh hasil panjang gelombang warna ungu, hijau dan merah

yaitu :

ungu = ( - 413,10 ) m

MISTAR

KISI

Page 8: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

hijau = ( 526,77. - ) m

merah = ( - ) m

G. PEMBAHASAN

Pada saat melakukan eksperimen, kami memilih spektrum warna ungu, hijau, dan merah karena pada saat proses pengambilan data yang terlihat pada kisi warna yang lebih menonjol (jelas) adalah ketiga warna tersebut Proses pengambilan data dimulai dari menentukan panjang gelombang spectrum warna ungu, hijau, dan terakhir spektrum warna merah. Dalam menentukan panjang gelombang dari masing-masing warna dilakukan dengan pengukuran berulang

dengan memvariasi tetapan kisi (d) nya, dimulai dari 1/100 , 1/300 ,

dan 1/600 dengan jarak dibuat tetap yakni 17,3 cm (0,173 m). Pada saat

menggunakan tetapan kisi yang berbeda, dihasilkan pula data-data yang berbeda yang nantinya dianaliss dari masing-masing panjang gelombang spektrum cahaya yang tampak pada layar.

Dari hasil eksperimen, diperoleh panjang gelombang untuk warna-warna sebagai berikut:

No Warna Spektrum λ1 ± Δλ1 λ2 ± Δλ2

1 Ungu ± 12,3.10-9 413,10 ±12,5.10-9

2 Hijau 526,77. ± 12,7.10-9 ± 12,9.10-9

3 Merah ± 10,9.10-9 ± 10,4.10-9

Tabel panjang gelombang cahaya :

No Warna Spektrum Panjang gelombang (λ)1 Ungu ( 380 - 450 ) nm2 Hijau ( 500 – 570 ) nm3 Merah ( 630 - 700) nm

Berdasarkan hasil analisa data untuk panjang gelombang spektrum cahaya pada tabel diatas ternyata hasilnya masuk dalam rentang atau tidak jauh beda dengan yang ada pada teori. Dengan begitu, hasil eksperimen kami kurang lebih dapat dikatakan berhasil. Tetapi saat pengujian diskripansi, hasil data kami tidak cocok dengan tabel standar panjang gelombang yang terdapat pada dasar teori.

Adapun ketidakcocokan hasil eksperimen kami disebabkan beberapa keadaan yakni :

Page 9: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

- Kurangnya ketelitian dalam membaca hasil ukur pada mistar saat menentukan jarak celah awal hingga akhir spektrum warna

- Adanya sedikit pergeseran posisi kisi - layar akibat senggolan yang tidak disengaja

- Kurangnya keakuratan alat (kisi) karena telah terdapat banyak goresan pada kisi yang mempengaruhi praktikan dalam membaca hasil ukur

- Eksperimen dilakukan dalam beberapa hari, maka kemungkinan besar terdapat perbedaan besar jarak kisi-layar yang kurang tepat (jarak tidak pas seperti pada pengambilan data pertama kali)

H. KESIMPULAN

Dari eksperimen yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rentang panjang gelombang untuk warna ungu, hijau, dan merah adala sebagai berikut :

ungu = [( ± 12,3.10-9 ) - ( 413,10 ± 12,5.10-9 )] m

hijau = [( 526,77. ± 12,7.10-9 ) - ( ± 12,9.10-9 )] m

merah = [( ± 10,9.10-9 ) - ( ± 10,4.10-9 )]m

I. DAFTAR PUSTAKA

1. Tim fisika dasar. 2009. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II. Yogyakarta : UNY

2. Tipler, Paul A : alih bahasa, Bambang Soegijono. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi 3, cetakan 1. Jakarta : Erlangga

3. Young & Freedman. 2002. Fisika universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Erlangga

4. Arthur, Beiser. 1987. Konsep Fisika Modern Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga

5. Sears, Zemansky. FISIKA UNIVERSITAS JILID 2. Jakarta : Erlangga6. http://www.google.com/kisi_difraksi. Diakses pada tanggal 27 Maret 2010

J. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

Data Mentah (Hasil percobaan):

I. UNTUK WARNA UNGU 1. orde = 1 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0068 0,007202 0,0069 0,007163 0,0071 0,00722

2. . orde = 2 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0140 0,01462 0,0136 0,01423 0,0140 0,0144

3. . orde = 3 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0212 0,02122 0,0213 0,02133 0,0215 0,0215

4. . orde = 1 d =1/300 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0200 0,02152 0,0210 0,02183 0,0200 0,0216

5. . orde = 2 d =1/300 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0420 0,04462 0,0422 0,04383 0,0427 0,0450

6. . orde = 1 d =1/600 mm l = 0,173 m

Page 11: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0432 0,04462 0,0423 0,04403 0,0426 0,0443

II. UNTUK WARNA HIJAU1. . orde = 1

d =1/100 mm l = 0,173 m NO. P1 ( m ) P2 ( m )

1 0,0088 0,00962 0,0090 0,00943 0,0091 0,0098

2. . orde = 2 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0179 0,01832 0,0182 0,01873 0,0181 0,0190

3. orde = 3 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0272 0,02822 0,0274 0,02853 0,0276 0,0286

4. . orde = 1 d =1/300 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0281 0,02872 0,0278 0,02883 0,0274 0,0280

5. . orde = 2 d =1/300 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0562 0,05672 0,0570 0,05743 0,0581 0,0592

6. . orde = 1

Page 12: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

d =1/600 mm l = 0,173 m NO. P1 ( m ) P2 ( m )

1 0,0582 0,05922 0,0582 0,05913 0,0586 0,0592

III. UNTUK WARNA MERAH1. . orde = 1

d =1/100 mm l = 0,173 m NO. P1 ( m ) P2 ( m )

1 0,0112 0,01202 0,0110 0,01203 0,0114 0,0121

2. . orde = 2 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0220 0,02412 0,0224 0,02403 0,0221 0,0239

3. . orde = 3 d =1/100 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0342 0,03592 0,0345 0,03623 0,0344 0,0361

4. . orde = 1 d =1/300 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0358 0,03602 0,0342 0,03643 0,0350 0,0368

5. . orde = 2 d =1/300 mm l = 0,173 m

NO. P1 ( m ) P2 ( m )1 0,0740 0,07582 0,0744 0,07623 0,0742 0,0751

6. . orde = 1

Page 13: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

d =1/600 mm l = 0,173 m NO. P1 ( m ) P2 ( m )

1 0,0730 0,07902 0,0738 0,07893 0,0736 0,0791

Data hasil Eeksperimen :

SEBELAH KIRI

No OrdeTetapan Kisi

Jarak kisi

Panjang gelombang (λ)Ungu Hijau Merah

1 1 1\100 0,173 (400,25±255,22)10-9 (517,81±317,75)10-9 (646,05 ± 635,57)10-9

2 2 0,173 (399,31±166,18)10-9 (519,43±171,66)10-9 (635,57 ± 177,28)10-9

3 3 0,173 (407,32±117,32)10-9 (521,43±122,55)10-9 (649,54 ± 127,02)10-9

4 1 1\300 0,173 (384,58±115,52)10-9 (523,03±121,27)10-9 (654,39 ± 126,25)10-9

5 2 0,173 (391,91±65,09)10-9 (517,09±67,77)10-9 (650,39 ± 68,84)10-9

6 1 1\600 0,173 (400,18±66,09)10-9 (540,44±68,86)10-9 (652,81 ± 46,95)10-9

SEBELAH KANAN

No OrdeTetapan Kisi

Jarak kisi

Panjang gelombang (λ)Ungu Hijau Merah

1 1 1\100 0,173 ( 415,25±288,00)10-9

(554,05± 319,84)10-9

(693,69± 326,57)10-9

2 2 0,173 (417,60± 168,00)10-9

(536,49 ±172,54)10-9

(687,05 ±179,43)10-9

3 3 0,173 (418,05 ±118,69)10-9

(540,54 ±123,14)10-9

(680,36± 128,07)10-9

4 1 1\300 0,173 (409 ±116,53)10-9 (536,42 ±121,97)10-9

(679,45± 127,00)10-9

5 2 0,173 (410,79 ±67,97)10-9

(522,62± 67,80)10-9

(661,47 ±42,53)10-

9

6 1 1\600 0,173 (414,27± 66,27)10-9

(540,44± 68,86)10-9

(693,71 ±69,51)10-

9

Untuk dapat menggunakan persamaan rata-rata berbobot , perlu adanya uji diskripansi terlebih dahulu;

A. UNTUK WARNA UNGU

Page 14: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

1. Sebelah kiri ; a. Untuk tetapan kisi 1/100

AA. orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 399,78.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 19,78.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 210,7.10-9 + 0 m

19,78.10-9 m ≤ 210,7.10-9 m ( data cocok )

AB. Orde 1 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 403,79.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 23,79.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 186,3.10-9 + 0 m

23,79.10-9 m ≤ 186,3.10-9 m ( data cocok )

AC. Orde 2 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 403,32.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 23,32.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 141,8.10-9 + 0 m

Page 15: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

23,32.10-9 m ≤ 141,8.10-9 m ( data cocok )

b. untuk tetapan kisi 1/300AD. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 388,25.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 8,25.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 90,3.10-9 + 0 m

8,25.10-9 m ≤ 90,3.10-9 m ( data cocok )

c. untuk tetapan kisi 1/600AE. Orde 1

δ = | λeks - λstd |

δ = | 400,18.10-9 – 380,00.10-9 | m

δ = 20,18.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 66,09.10-9 + 0 m

20,18.10-9 m ≤ 66,09.10-9 m ( data cocok )

2. Sebelah kanan ;a. Untuk tetpan kisi 1/100

BA. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 416,43.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 33,57.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

Page 16: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 228.10-9 + 0 m

33,57.10-9 m ≤ 228.10-9 m ( data cocok )

BB. orde 1 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 416,65.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 33,35.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 203,35.10-9 + 0 m

33,35.10-9 m ≤ 203,35.10-9 m ( data cocok )

BC. Orde 2 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 417,83.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 32,18.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 143,4.10-9 + 0 m

32,18.10-9 m ≤ 143,4.10-9 m ( data cocok )

b. Untuk tetapan kisi 1/300BD. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 409,89.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 40,11.10-9 m

Page 17: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 92,25.10-9 + 0 m

40,11.10-9 m ≤ 92,25.10-9 m ( data cocok )

c. untuk tetapan kisi 1/600BE. Orde 1

δ = | λeks - λstd |

δ = | 414,27.10-9 – 450,00.10-9 | m

δ = 33,73. 10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 66,27.10-9 + 0 m

33,73.10-9 m ≤ 66,27.10-9 m ( data cocok )

B. UNTUK WARNA HIJAU 1. Sebelah kiri ;

a. untuk tetapan kisi 1/100AA. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 518,62.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 18,62.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 244,7.10-9 + 0 m

18,62.10-9 m ≤ 244,7.10-9 m ( data cocok )

AB. Orde 1 & 3

δ = | λeks - λstd |

Page 18: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

δ = | 519,62.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 19,62.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 220,15.10-9 + 0 m

19,62.10-9 m ≤ 220,15.10-9 m ( data cocok )

AC. Orde 2 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 520,43.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 20,43.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 147,1.10-9 + 0 m

20,43.10-9 m ≤ 147,1.10-9 m ( data cocok )

b. untuk tetapan kisi 1/300AD. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 520,06.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 20,06.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 94,52.10-9 + 0 m

20,06.10-9 m ≤ 94,52.10-9 m ( data cocok )

c. Untuk tetapan kisi 1/600AE. Orde 1

Page 19: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

δ = | λeks - λstd |

δ = | 540,44.10-9 – 500,00.10-9 | m

δ = 40,44.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 68,86.10-9 + 0 m

40,44.10-9 m ≤ 68,86.10-9 m ( data cocok )

2. Sebelah kanan ;a. Untu tetapan kisi 1/100

BA. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 545,27.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 24,73.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 246.2.10-9 + 0 m

24.73.10-9 m ≤ 246.2.10-9 m ( data cocok )

BB. Orde 1 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 547.29.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 22.70.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 221.49.10-9 + 0 m

Page 20: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

22.70.10-9 m ≤ 221,49.10-9 m ( data cocok )

BC. Orde 2 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 538,52.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 31,48.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 147,84.10-9 + 0 m

31,48.10-9 m ≤ 147,84.10-9 m ( data cocok )

b. Untuk tetapan kisi 1/300BD. Orde 1 & 2

BA. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 529,52.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 40,48.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 94.88.10-9 + 0 m

40,48.10-9 m ≤ 94,88.10-9 m ( data cocok )

c. Untuk tetapan kisi 1/600BE. Orde 1

BA. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 540,44.10-9 – 570,00.10-9 | m

δ = 29,56.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

Page 21: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

δ ≤ 68,86.10-9 + 0 m

29,56.10-9 m ≤ 68,86.10-9 m ( data cocok )

B. UNTUK WARNA MERAH1. Sebelah kiri ;a. Untuk tetapan kisi 1/100

AA. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 640,81.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 10,81.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 406.43.10-9 + 0 m

10,81.10-9 m ≤ 406,43.10-9 m ( data cocok )

AB. Orde 1 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 647,79.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 17,79.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 381,29.10-9 + 0 m

17,79.10-9 m ≤ 381,29.10-9 m ( data cocok )

AC. Orde 2 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 642,55.10-9 – 630,00.10-9 | m

Page 22: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

δ = 12,55.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 152,15.10-9 + 0 m

12,55.10-9 m ≤ 152,15.10-9 m ( data cocok )

b. Untuk tetapan kisi 1/300AD. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 652.39.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 22,39.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 97.55.10-9 + 0 m

22.39.10-9 m ≤ 97.55.10-9 m ( data cocok )

c. untuk tetapan kisi 1/600AE. Orde 1

δ = | λeks - λstd |

δ = | 652,81.10-9 – 630,00.10-9 | m

δ = 22,81.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 46,95.10-9 + 0 m

22,81.10-9 m ≤ 46,95.10-9 m ( data cocok )

2. Sebelah kanan ;a. Untuk tetapan kisi 1/100

BA. Orde 1 & 2

Page 23: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

δ = | λeks - λstd |

δ = | 690,37.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 9,63.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 253,0.10-9 + 0 m

9,63.10-9 m ≤ 253,0.10-9 m ( data cocok )

BB. Orde 1 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 687,02.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 12,97.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 327,32.10-9 + 0 m

12,97.10-9 m ≤ 327,32.10-9 m ( data cocok )

BC. Orde 2 & 3

δ = | λeks - λstd |

δ = | 683,70.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 16,29.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 307,5.10-9 + 0 m

16,29.10-9 m ≤ 307,5.10-9 m ( data cocok )

b. Untuk tetapan kisi 1/300

Page 24: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

BD. Orde 1 & 2

δ = | λeks - λstd |

δ = | 670,46.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 29,54.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 84,76.10-9 + 0 m

29,54.10-9 m ≤ 84,76.10-9 m ( data cocok )

c. Untuk tetapan kisi 1/600BE. Orde 1

δ = | λeks - λstd |

δ = | 693,71.10-9 – 700,00.10-9 | m

δ = 6,29.10-9 m

* data cocok jika ; δ ≤ Δλeks + Δλstd

* data tidak cocok jika ; δ ≥ Δλeks + Δλstd

δ ≤ 69,51.10-9 + 0 m

6,29.10-9 m ≤ 69,51.10-9 m ( data cocok )

Dengan menggunakan persamaan rata-rata Berbobot :

= dan =

Maka berikut adalah hasil perhitungannya :

1. Untuk panjang gelombang warna Ungu pada ujung kiri :

Page 25: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

=

=

► = m

=

► = 12,3.10-9 m

( ± = 396,22 . 10-9 ± 12,3.10-9 ) m

2. Untuk panjang gelombang warna Ungu pada ujung kanan :

=

=

► = 413,10 m

Page 26: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

=

► = 12,5.10-9 m

( ± = 413,10 . 10-9 ± 12,5.10-9 ) m

3. Untuk panjang gelombang warna Hijau pada ujung kiri :

=

=

► = 526,77. m

=

► = 12,7.10-9 m

( ± = 526,77. 10-9 ± 12,7.10-9 ) m

4. Untuk panjang gelombang warna Hijau pada ujung kanan :

Page 27: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

=

=

► = m

=

► = 12,9.10-9 m

( ± = 533,55 . 10-9 ± 12,9.10-9 ) m

5. Untuk panjang gelombang warna Merah pada ujung kiri :

=

Page 28: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

=

► = m

=

► = 10,9.10-9 m

( ± = 650,66 . 10-9 ± 10,9.10-9 ) m

6. Untuk panjang gelombang warna Merah pada ujung kanan :

=

=

► = m

=

► = 10,4.10-9 m

Page 29: Asstnsi2revisi-Kisi Difraksi Repaired)

( ± = 672,34 . 10-9 ± 10,4.10-9 ) m