rancangan kisi difraksi
-
Upload
ahmad-juheri -
Category
Documents
-
view
241 -
download
1
description
Transcript of rancangan kisi difraksi
KISI DIFRAKSI
A.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengamati peristiwa difraksi pada celah tunggal dan kisi difraksi.
2. Untuk mengukur panjang gelombang melalui peristiwa difraksi
3. Untuk mengukur lebar celah pada percobaan kisi difraksi dan pada celah
tunggal
B. Landasan Teori
Ketika gelombang cahaya melewati sebuah celah kecil, suatu pola
interferensi akan teramati agak seperti spot tajam. Hal ini menunjukkan bahwa
cahaya terus kebelakang celah ke daerah di mana suatu bayangan akan diharapkan
jika cahaya menjalar dalam garis-garis lurus. Gelombang lain seperti suara dan air
juga mempunyai sifat seperti ini yang dapat membelok pada sekitar sudut-sudut.
Fenomena ini dikenal sebagai difraksi yang juga dipandang sebagai interferensi
dari sejumlah besar sumber-sumber gelombang koheren. Umumnya difraksi dapat
terjadi bila gelombang lewat melalui lubang kecil (celah sempit) disekitar
rintangan atau melewati sisi yang tajam.
Kisi Difraksi
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya.
Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi
dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat
gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. celah diantara goresan-goresan
adalah tra nsparan terhadap cahaya dank arena itu bertindak sebagai celah – celah
yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Dari
data banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau
yang disebut dengan tetapan kisi (d) , jika terdapat N garis per satuan panjang,
maka tetapan kisi d adalah kebalikan dari N , yaitu:
d =1/N
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini
bisa diterangkan oleh prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah
sumber gelombang, dengan demikian , cahaya dari satu bagian celah dapat
berinterferensi dengan cahaya dari bagian yang lain dan intensitas resultannya
pada layar bergantung pada arah yang dirumuskan sebagai berikut:
I = Io [sin
dengan Io adalah intensitas cahaya awal dan beda fase yang besarnya adalah
dsin
Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus
digunakan dua sumber cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).
Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi
dua bagian yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber
koheren, sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi konstruktif
= maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum). Pembelokan
gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah disebut difraksi
gelombang. Sama halnya dengan gelombang, cahaya yang dilewatkan pada
sebuah celah sempit juga akan mengalami lenturan. Difraksi cahaya terjadi juga
pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang sama.
Celah sempit yang demikian disebut kisi difraksi. Semakin banyak celah pada
sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada layar.
(Widiatmoko, 2008)
Ketika seberkas cahaya dilewatkan melalui sebuah kisi, maka setiap kisi
menjadi sumbber gelombang cahaya baru dan cahaya – cahaya tersebut
mengalami difraksi yang kemudian berinterferensi pada jarak tertenytu dari kisi.
Pada difraksi kisi, cahaya dengan panjang gelombang tertentu (seperti
ungu dan merah ) akan membentuk pita-pita terang ketika :
d sin = m
Dimana:
m = 0, 1, 2,3, ...
d = 1/N
d = Konstanta kisi; N= jumlah kisi persatuan panjang
Gambar Pola Cahaya Interferensi dan Difraksi
Pola cahaya yang diamati pada layar dihasilkan dari kombinasi efek difraksi dan
interferensi. Tiap celah menghasilkan difraksi, dan berkas difraksi ini
berinterferensi dengan yang lain untuk menghasilkan pola akhir
Difraksi pada celah tunggal
tunggal
Y
Jika seberkas cahaya dilewatkan secara sejajar melalui sebuah celah
sempit, maka cahaya akan mengalami difraksi dan menyebar di belakang celah.
Sebaran cahaya difraksi ini dapat menimbulkan interferensi yang menimbulkan
pola gelap terang Pada layar di belakang celah.
Celah tunggal dapat dianggap terdiri dari beberapa celah sempit yang
dibatasi titik-titik dan setiap celah itu merupakan sumber cahaya sehingga satu
sama lainya dapat berinterferensi. Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun
pada pita pusat dan pita-pita lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat.
Intensitas pita berkurang untuk warna yang sama bila pitanya jauh dari pita pusat.
Daerah gelap (intensitas minimum) yang terjadi setelah terang pusat diperoleh
ketika bila selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang
berurutan memenuhi persamaan :
d sin = m atau d Y/L = m
dimana :
m = orde pola difraksi (0,1,2,.........)
d = jarak antara dua garis kisi ( konstanta kisi)
N = Jumlah kisi per satuan panjang
= panjang gelombang cahaya yang digunakan
= sudut lenturan (difraksi)
C. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut :
1. Laser He-Ne
2. Layar
3. Grating (celah/ kisi)
4. Celah tunggal (single slit)
5. Penggaris
6. Statif
Gambar 3.1 Layar
Gambar 3.2 Laser
Gambar 3.3 Kisi
Gambar 3.3 Rangkaian difraksi pada kisi
D. Langkah Kerja
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percoban ini adalah :
1. Percobaan Pada Kisi Difraksi
1.1 mengukur panjang gelombang laser He-Ne
a. Mengatur keluaran sinar laser dengan kisi 100/mm sama tinggi.
b. Menempatkan kisi di depan laser sejauh beberapa cm dan jarak layar
sekitar 20 cm..
c. Menghidupkan laser dan mengamati bayangan pada layar untuk
maksimum orde ke-nol dan ke-1.
d. Mengukur jarak antara terang maksimum dengan terang ke -1
e. Mengulangi percobaan a-d dengan mengganti jumlah kisi difraksi yang
digunakan dengan kisi 200 /mm dan 300 /mm serta mengamati
mengamati hasilnya.
f. Mengulangi percobaan a-d dengan mengubah jarak antara layar dan kisi/
celah menjadi 10 cm, 15 cm, 25 cm, dan 30 cm lalu mengamati hasilnya.
g. Menulis hasil praktikum pada tabel pengamatan
1.2 Mengukur lebar celah kisi difraksi
a. Mengatur keluaran sinar laser dengan kisi sama tinggi.
b. Menempatkan kisi yang belum diketahui jumlah kisinya di depan laser
sejauh beberapa cm dan jarak layar sekitar 50 cm..
c. Menghidupkan laser dan mengamati bayangan pada layar untuk
maksimum orde ke-nol dan ke-1, ke-2, ke-3.
h. Mengukur jarak antara terang maksimum dengan terang ke 1,2,dan 3.
i. Menulis hasil praktikum pada tabel pengamatan
2. Percobaan Pada Celah Tunggal
a. Mengatur keluaran sinar laser dengan slit sama tinggi.
b. Menghidupkan laser dan mengamati pola difraksi pada dinding
(membuat jarak laser dengan slit sekitar beberapa cm dan jarak slit
dengan diding sekitar 3 m).
d. Mengukur jarak antara terang pusat dengan gelap ke-1, ke-2, dan ke-3.
e. Mengukur jarak antara celah dan dinding.
f. menulis hasilnya pada tabel pengamatan.
E. Tabel Data Pengamatan
Setelah dilakukan percobaan maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 1.1 Mengukur pada pada percobaan kisi difraksi (variasi N)
Tabel 1.2 Mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L)
No L (meter) m (orde) Y (meter) N (/mm) d = 1/N (meter)
1 10 x10-2 1 2,0 x10-2 300 3,33x10-6
2 15 x10-2 1 3,1 x10-2 300 3,33x10-6
3 20 x10-2 1 4,0 x10-2 300 3,33x10-6
4 25x10-2 1 5,0 x10-2 300 3,33x10-6
5 30 x10-2 1 6,0 x10-2 300 3,33x10-6
No L (meter) m (orde) Y (meter) N (/mm) d = 1/N (meter)
1 2 x 10-1 1 1,35x10-2 100 1x10-5
2 2 x 10-1 1 4,0 x10-2 300 3,33x10-6
3 2 x 10-1 1 8,3 x10-2 600 1,67x10-6
Tabel 1.3 Mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde)
No L (meter) m (orde) Y (meter) (meter)
1 50 x10-2 1 9,6 x10-2 625,7 x10-9
2 50 x10-2 2 18,9x10-2 625,7 x10-9
3 50 x10-2 3 29,1x10-2 625,7 x10-9
Tabel 1.4 Mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde)
Laser He-Ne = 625,7 ± 8,2 nm
No L (meter) m (orde) Y(meter) (meter)
1 2,71 1 1,3 x10-2 625,7 x10-9
2 2,71 2 2,6x10-2 625,7 x10-9
3 2,71 3 3,8x10-2 625,7 x10-9
F. Analisis Data dan Ralat Pengamatan
1. Percobaan kisi difraksi
Pada percobaan kisi difraksi berlaku rumus
d.sin θ = m.atau d. = m.
dengan demikian
=
dimana:
d = lebar celah (m)
Y = Jarak antara terang pusat dengan pola terang ke-n (m)
L = Jarak antara kisi dengan layar (m)
m = Orde terang ke-n
Panjang gelombang (m)
a. Mengukurpada percobaan kisi difraksi (variasi N)
Data tabel pengamatan 1.1
1) L = 0,2 m
N = 100/mm
m = 1
Y = 1,35x10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 100 x 10-3 m
= 1 x 10-5 m
=
= (1 x 10 -5 m . 1,35x10 -2 m)
(0,2 m . 1)
= 6,75 x 10-7 m
2) L = 0,2 m
N = 300/mm
m = 1
Y = 4,0x10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 300 x 10-3 m
= 3,33 x 10-6 m
=
= (3,33 x 10 -6 m . 4,0 x10 -2 m)
(0,2 m . 1)
= 6,66 x 10-7 m
3) L = 0,2 m
N = 600/mm
m = 1
Y = 8,3x10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 600 x 10-3 m
= 1,67 x 10-6 m
=
= (1,67 x 10 -6 m . 8,3 x10 -2 m)
(0,2 m . 1)
= 6,93 x 10-7 m
Tabel 1.5 hasil analisis mengukurpada percobaan kisi difraksi (variasi N)
No L (meter)
m (orde) Y (meter)
N (/mm)
d = 1/N (meter) (meter) 2 (meter2)
1 2 x 10-1 1 1,35x10-2 100 1x10-5 6,75 x 10-7 4.5562 x 10-13
2 2 x 10-1 1 4,0 x10-2 300 3,33x10-6 6,66 x 10-7 4.4356 x 10-13
3 2 x 10-1 1 8,3 x10-2 600 1,67x10-6 6,93 x 10-7 4.8025 x 10-13
Σ20,34 x 10-7
13,7943 x 10-13
=
=
= x 10-7 m
= x 10-7 m = 6,78 x 10-7 m
m
m
m
m
m
Δλ = 7,95613 x 10-9 m
Kesalahan Relatif = rat-rata X 100%
= x 100%
= 1,17347x10-2 x 100%
=1,17%
Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif
= 100% - 1,17%
= 98,83%
b. Mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L)
Data tabel pengamatan 1.2
1) L = 10 x10-2 m
N = 300/mm
m = 1
Y = 2,0 10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 300 x 10-3 m
= 3,33 x 10-6 m
=
= (3,33 x 10 -6 m . 2,0 x10 -2 m)
(10 x10-2 m . 1)
= 6,66 x 10-7 m
2) L = 15 x10-2 m
N = 300/mm
m = 1
Y = 3,1x10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 300 x 10-3 m
= 3,33 x 10-6 m
=
= (3,33 x 10 -6 m . 3,1 x10 -2 m)
(15 x10-2 m . 1)
= 6,82 x 10-7 m
3) L = 20 x10-2 m
N = 300/mm
m = 1
Y = 4,0 x10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 300 x 10-3 m
= 3,33 x 10-6 m
=
= (3,33 x 10 -6 m . 4,0 x10 -2 m)
(20 x10-2 m . 1)
= 6,66 x 10-7 m
4) L = 2510 x10-2 m
N = 300/mm
m = 1
Y = 5,0 x10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 300 x 10-3 m
= 3,33 x 10-6 m
=
= (3,33 x 10 -6 m . 5,0 x10 -2 m)
(25 x10-2 m . 1)
= 6,66 x 10-7 m
5) L = 30 x10-2 m
N = 300/mm
m = 1
Y = 6,0 10-2 m
d = 1/N
d = 1/ 300 x 10-3 m
= 3,33 x 10-6 m
=
= (3,33 x 10 -6 m . 6,0 x10 -2 m)
(3,0 x10-2 m . 1)
= 6,66 x 10-7 m
Tabel 1.6 analisis mengukur pada percobaan kisi difraksi (variasi L)
No L (meter)
m
(orde) Y (meter)
N
(/mm
)
d = 1/N
(meter)
( meter) ( meter2)
1 10 x10-21 2,0 x10-2 300 3,33x10-6 6,66 x 10-7 4,4356x10-13
2 15 x10-21 3,1 x10-2 300 3,33x10-6 6,82 x 10-7 4,6512 x10-13
3 20 x10-21 4,0 x10-2 300 3,33x10-6 6,66 x 10-7 4,4356x10-13
4 25x10-21 5,0 x10-2 300 3,33x10-6 6,66 x 10-7 4,4356x10-13
5 30 x10-21 6,0 x10-2 300 3,33x10-6 6,66 x 10-7 4,4356x10-13
Σ 33,46 x10-7 22,3936x 10-13
=
=
= x 10-7 m
= m
= 6,692 x10-7 m
m
m
m
m
Δλ = 3,3166 x 10-9 m
Kesalahan Relatif = rat-rata X 100%
= x 100%
= 4,9561x10-3 x 100%
=0,496%
Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif
= 100% - 0,49%
= 99,51%
c. Mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde)
Data tabel pengamatan1.3
d.Y/L = m.
d = m. L
Y
Laser He-Ne = 625,7 ± 8,2 nm
1) m =1
625,7 x10-9 m
L = 50 x10-2 m
Y = 9,5 x10-2 m
d = m. L
Y
d = 1. 625,7 x10 -9 m. 50 x10 -2 m
9,5 x10-2 m
d = 3,29 x 10-6 m
2) m =2
625,7 x10-9 m
L = 50 x10-2 m
Y = 18,9x10-2 m
d = m. L
Y
d = 2. 625,7 x10 -9 m. 50 x10 -2 m
18,9 x10-2 m
d = 3,31 x 10-6 m
3) m=3
625,7 x10-9 m
L = 50 x10-2 m
Y = 27,8 x10-2 m
d = m. L
Y
d = 3. 625,7 x10 -9 m. 50 x10 -2 m
29,1 x10-2 m
d = 3,38 x 10-6 m
tabel 1.7 analisis mengukur lebar celah kisi difraksi dengan variasi m (orde)
No L (meter) M Y (meter) (meter) d = 1/N d2
(orde) (meter) ( meter2 )
1 50 x10-2 1 9,6 x10-2 625,7 x10-9 3,29 x 10-6 1,0824x10-11
2 50 x10-2 2 18,9x10-2 625,7 x10-9 3,31 x 10-6 1,0956 x10-11
3 50 x10-2 3 29,1x10-2 625,7 x10-9 3,38 x 10-6 1,1424 x10-11
Σ 9,98x 10-6 3,3204 x 10-11
m
m
= 3,32 x10-6 m
m
m
m
Δd = 1,5099 x10-7m
Kesalahan Relatif = ddrat-rata X 100%
= x 100%
= 4,548x10-2 x 100%
=4,55%
Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif
= 100% - 4,55%
= 95,45%
d. Mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde)
Data tabel pengamatan 1.4
Difraksi destuktif terjadi apabila memenuhi persamaan :
d sin = m atau d Y/L = m
sehingga
d = m. L
Y
1) m =1
625,7 x10-9 m
L = 2,71 m
Y = 1,3 x10-2 m
d = m. L
Y
d = 1. 625,7 x10 -9 m. 2,71 m
1,3 x10-2 m
d =1,30 x 10-4 m
2) m =2
625,7 x10-9 m
L = 2,71 m
Y = 2,6 x10-2 m
d = m. L
Y
d = 2. 625,7 x10 -9 m. 2,71 m
2,6 x10-2 m
d =1,30 x 10-4 m
3) m =3
625,7 x10-9 m
L = 2,71 m
Y = 3,8 x10-2 m
d = m. L
Y
d = 3. 625,7 x10 -9 m. 2,71 m
3,8 x10-2 m
d =1,34 x 10-4 m
Tabel 1.8 Data analisis mengukur lebar celah tunggal dengan variasi m (orde)
No L (meter)
m
(orde) Y (meter) (meter)d = 1/N
(meter)
d2
( meter2 )
1 2,71 1 1,3 x10-2 625,7 x10-9 1,30 x 10-4 1,69x10-8
2 2,71 2 2,6x10-2 625,7 x10-9 1,30 x 10-4 1,69x10-8
3 2,71 3 3,8x10-2 625,7 x10-9 1,34 x 10-4 1,79x10-8
Σ 3,94 x10-4 5,17 x 10-8
m
m
= 1,31 x10-4 m
m
m
m
Δd = 6,0139 x10-6m
Kesalahan Relatif = ddrat-rata X 100%
= x 100%
= 4,59x10-2 x 100%
=4,59 %
Ketelitian = 100% - Kesalahan relatif
= 100% - 4,59%
= 95,41%
G. Pembahasan
Pada praktikum difraksi cahaya ada dua jenis praktikum yang dilakukan,
yaitu praktikum dengan menggunakan kisi difraksi dan menggunakan celah
tunggal.
1. Kisi Difraksi
Pada praktikum kisi difraksi jalannya sinar yang terjadi kurang lebih seperti
berikut :
Sebagai sumber cahaya digunakan laser He-Ne dengan panjang gelombang
625,7 ± 8,2 nm. Sinar laser dilewatkan sejajar melalui kisi dan celah sehingga
pada layar akan nampak pola gelap terang secara bergantian. Dari hasil
pengamatan menunjukkan sinar laser yang melalui kisi difraksi tampak menyebar.
Semakin jauh jarak. Titik terang dari terang pusat maka pola yang tampak akan
semakin redup/lemah .Untuk menganalisis data praktikum, rumus utama yang
digunakan adalah d sin m
Untuk praktikum difraksi menggunakan kisi sendiri digunakan bebrapa
variasi, yang pertama untuk mencari panjang gelombang laser He-Ne digunakan
variasi jumlah kisi , yaitu 100;300;dan 600 dari variasi tersebut didapat besar
panjang gelombang yang digunakan adalah (6,78x10-7 ±7,95613 x 10-9 )m dengan
ketelitian 98,83% dan kesalahan relatif 1,17% sedangkan untuk varisai yang
kedua adalah variasi jarak antara layar dan kisi yaitu 10 cm;15 cm; 20 cm; 25 cm;
30cm dan pnjang gelombang yang terukur adalah (6,692x10-7 ±3,3166 x 10-9 ) m
dengan ketelitian 99,41% dan kesalaan relatif 0,49%. Dari data hasil praktikum
menunjukkan bahwa ada selisih yang cukup besar jika dibandingkan dengan data
dari refernsi hal ini mungkin disesbabkan ketidakakuratan dalam mengukur L
( jarak antara kisi dengan layar) sehingga hasil yang didapat masih ada
kekurangan.
Selain untuk menentukan panjang gelombang percobaan kisi difraksi juga
digunakan untuk menentukan lebar celah atau banyaknya kisi yang digunakan
pada percobaan dengan mengitung Y atau jarak antara terang pusat dengan pola
terang ke-1; ke-2 ; dan ke-3, dari analisis data pengamatan yang didapat terhitung
lebar kisi yang digunakan dalam praktikum adalah (3,32x10-6 ± 1,5099 x10-7 )m
dengan ketelitian 95,45% dan kesalahan relatif 4,55% dari data tersebut maka
jumlah kisi yang digunakan ± 300 kisi / mm.
Praktikum berikutnya yaitu mengukur lebar celah dengan menggunakan
celah tunggal, langkah kerja dan susunan alatnya sama, hanya saja kisi yang
digunakan diganti dengan sebuah celah tunggal.Agar terjadi pola gelap terang
pada layar maka lebar celah harus lebih kecil dari sumber cahaya. Dari hasil
pengamatan dan analisis data diperoleh lebar celah tunggal yang terukur adalah
(1,31x10-4 ± 6,0139 x10-6 )m dengan ketelitian 95,41% dan kesalahan relatif
4,59%. Praktikum dengan menggunakan celah tunggal ternyata lebih sulit jika
dibandingkan dengan menggunakan kisi difraksi karena pola yang terbentuk
kurang fokus atau tidak berupa titik seperti pada praktikum menggunakan kisi
melainkan berupa garis. Untuk mendapatkan pola garis gelap terang yang jelas,
jarak antara layar dan celah harus dibuat cukup jauh yakni 2,71 m. Dalam difraksi
pada celah tunggal tiap bagian celah dapat berinteraksi dengan cahaya dari bagian
lainnya
H. Kesimpulan
Dari percobaan difraksi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Panjang gelombang yang terukur dari praktikum menggunakan kisi difraksi
adalah: (6,78x10-7 ±7,95613 x 10-9 )m dengan ketelitian 98,83% untuk variasi
jumlah kisi dan (6,692x10-7 ±3,3166 x 10-9 ) m dengan ketelitian 99,41%untuk
variasi jarak celah dengan layar
2. Lebar celah kisi yang terukur adalah (3,32x10-6 ± 1,5099 x10-7)m dengan
ketelitian 95,45% sehingga diperkirakan ada 300 kisi / mm
3. Lebar celah tunggal yang terukur adalah (1,31x10-4 ± 6,0139 x10-6 )m dengan
ketelitian 95,41%
4. Jarak antara terang pusat dengan terang ke-n ( Y) berbanding lurus dengan
jarak celah ke layar (L)
5. Difraksi pada kisi menyebabkan terjadinya pola berupa titik gelap terang pada
layar
6. Semakin banyak celah yang yang digunakan maka intensitas pola gelap terang
akan semakin besar (terang) / pola semakin tajam
7. Semakin jauh jarak titik terang dengan terang pusat maka titik yang dihasilkan
akan semakin redup .
8. Pola interferensi yang dihasilkan oleh difraksi celah tunggal terlalu menyebar
(kurang tajam) .
9. Pola yang terbentuk pada praktikum celah tunggal berbentuk garis gelap dan
terang bukan titik
I. Daftar Pustaka
Beiser,Arthur.1987.Konsep Fisika Modern Edisi Keempat.Jakartaa:Erlagga.
Sears, Zemansky.Fisika Universitas Jilid 2. Jakatrta : Erlangga.
Sembiring, Suwah dan M. Sudrajat.2007.Kupas untas 12 SMA IPA jilid 1
semester 1. Bandung: Yrama Widya.
http://www.wikipedia.co.id/Difraksi, 7 Maret 2010
http://books.google.co.id/Difraksi+celah+tunggal, 7 Maret 2010
Lampiran
Dokumentasi
Gambar 1. Perangkaian alat Praktikum Gambar 2. Penentuan terang pusat
Gambar 3. Pengukuran Y Gambar 4. Pengukuran Y
Gambar 5. Pola difraksi pada kisi Gambar 6. pola difraksi celah tunggal
Disusun guna untuk memenuhi syarat untuk melaksanakan praktikum mata kuliah gelombang semester 4
Dosen pengampu : Bp. Sutikno M.Pd
LAPORAN PRAKTIKUM GELOMBANGKisi Difraksi
JURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNNES
2010