Aspek Transportasi

9
3.6 ASPEK TRANSPORTASI WILAYAH Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, sosial budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan. Sistem jaringan transportasi yang dimaksud adalah sistem jaringan jalan raya, kapal laut dan kapal udara, berfungsi menghubungkan sentra-sentra produksi ke sentra- sentra/node konsumsi. Dari segi fungsinya jalan raya meliputi jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri. Sedangkan dari segi manajemennya jalan raya meliputi jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi dan jalan negara. Dalam menunjang perkembangan suatu wilayah, sistem transportasi sangat memegang peranan yang penting, sehingga penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana perhubungan dalam suatu wilayah harus memadai dalam arti dapat menampung dan menunjang kelancaran aktivitas pergerakan yang ada dalam daerah itu sendiri maupun hubungannya dengan daerah lain. Penentuan Struktur Ruang tidak bisa dilepaskan dari kondisi transportasi wilayah. Transportasi wilayah menentukan tingkat aksesibilitas wilayah. Transportasi antar wilayah di Papua Barat terutama menggunakan transportasi laut dan udara. Daerah dengan perairan yang dominan seperti Raja Ampat dan Kaimana sepenuhnya bergantung pada transportasi laut. Sementara itu, transportasi udara menjadi penghubung antar wilayah melalui penerbangan perintis. Kondisi transportasi darat untuk menghubungkan antar wilayah masih sangat minim, kondisinya juga masih sangat memprihatinkan. Transportasi laut dan udara tersebut menjadi transportasi utama antar wilayah. Kota Sorong menjadi gerbang transportasi bagi semua wilayah di Papua Barat, bahkan juga di Pulau Papua. Wilayah-wilayah lain hanya bisa dicapai oleh transportasi laut dan/atau udara, setelah terlebih dahulu melewati Kota Sorong. Pelabuhan laut dan udara yang ada di Kota Sorong merupakan yang terbesar di Provinsi Papua Barat. Untuk Provinsi Papua Barat dalam konteks regional perannya adalah: a. Sebagai penggerak dan pendukung Wilayah Indonesia Timur. b. Sebagai tempat kolektor dan distributor barang. c. Sebagai pintu gerbang kawasan Papua.

description

Aspek Transportasi

Transcript of Aspek Transportasi

  • 3.6 ASPEK TRANSPORTASI WILAYAH

    Transportasi merupakan kebutuhan sarana dan prasarana yang sangat menunjang dalam perkembangan interaksi antar daerah dan diharapkan dapat mendorong percepatan perkembangan antar wilayah khususnya dalam mendukung proses pertumbuhan dan pemerataan di bidang ekonomi, perdagangan, pariwisata, sosial budaya, jasa pelayanan dan stabilitas keamanan.

    Sistem jaringan transportasi yang dimaksud adalah sistem jaringan jalan raya, kapal laut dan kapal udara, berfungsi menghubungkan sentra-sentra produksi ke sentra-sentra/node konsumsi. Dari segi fungsinya jalan raya meliputi jalan lokal, jalan kolektor, dan jalan arteri. Sedangkan dari segi manajemennya jalan raya meliputi jalan desa, jalan kabupaten, jalan provinsi dan jalan negara.

    Dalam menunjang perkembangan suatu wilayah, sistem transportasi sangat memegang peranan yang penting, sehingga penyediaan/pengembangan sarana dan prasarana perhubungan dalam suatu wilayah harus memadai dalam arti dapat menampung dan menunjang kelancaran aktivitas pergerakan yang ada dalam daerah itu sendiri maupun hubungannya dengan daerah lain.

    Penentuan Struktur Ruang tidak bisa dilepaskan dari kondisi transportasi wilayah. Transportasi wilayah menentukan tingkat aksesibilitas wilayah. Transportasi antar wilayah di Papua Barat terutama menggunakan transportasi laut dan udara. Daerah dengan perairan yang dominan seperti Raja Ampat dan Kaimana sepenuhnya bergantung pada transportasi laut. Sementara itu, transportasi udara menjadi penghubung antar wilayah melalui penerbangan perintis.

    Kondisi transportasi darat untuk menghubungkan antar wilayah masih sangat minim, kondisinya juga masih sangat memprihatinkan. Transportasi laut dan udara tersebut menjadi transportasi utama antar wilayah. Kota Sorong menjadi gerbang transportasi bagi semua wilayah di Papua Barat, bahkan juga di Pulau Papua. Wilayah-wilayah lain hanya bisa dicapai oleh transportasi laut dan/atau udara, setelah terlebih dahulu melewati Kota Sorong. Pelabuhan laut dan udara yang ada di Kota Sorong merupakan yang terbesar di Provinsi Papua Barat. Untuk Provinsi Papua Barat dalam konteks regional perannya adalah: a. Sebagai penggerak dan pendukung Wilayah Indonesia Timur. b. Sebagai tempat kolektor dan distributor barang. c. Sebagai pintu gerbang kawasan Papua.

  • d. Sebagai pusat pelayanan jasa.

    Papua Barat memiliki tantangan yang unik di bidang infrastruktur, yaitu kondisi geografis dibandingkan daerah manapun.

    3.6.1 Transportasi Darat Transportasi darat bukan merupakan sistem yang utama, khususnya untuk menghubungkan antara kabupaten/kota yang ada di Provinsi Papua Barat. Sebagian kabupaten di Papua Barat menggunakan jalan darat sebagai transportasi utama untuk menghubungkan antar distrik/kecamatan, kecuali Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Sorong Selatan. Kabupaten-kabupaten ini masih mengandalkan transportasi air (laut, sungai dan danau) sebagai transportasi utama.

    Tabel 3.1 Panjang Jalan Menurut Kewenangan (Km)

    No. Kabupaten/ Kota Jalan

    Negara Jalan

    Provinsi Jalan

    Kabupaten Total Jalan

    Luas Daerah

    1. Fak Fak - 264,7 215,76 480,23 142.320 2. Sorong 90 121 - 211 7.246 3. Manokwari 237,310 86,000 706,790 1.030,096 14.676 4. Kaimana - - - 10 31.771 5. Sorong Selatan - - - 158 42.322 6. Raja Ampat - - - 7 11.901 7. Teluk Bintuni - - 3870 3,870 18.658 8. Teluk Wondama - - - 63 4.996 9. Kota Sorong 18 17 200.20 235,20 1.105

    Jumlah 345,310 448,470 1.121,650 1.956,650 274.995 Sumber: Papua Barat Dalam Angka Tahun 2007.

    Beberapa kabupaten/kota yang sebagian besar wilayahnya dapat dijangkau melalui transportasi darat adalah Kabupaten Manokwari, Sorong, Fak-Fak dan Kabupaten Sorong Selatan. Kabupaten lain seperti Teluk Wondama, Teluk Bintuni dan Kaimana, wilayahnya sulit dijangkau melalui darat, sehingga transportasi utama yang dipakai adalah laut atau udara. Kabupaten Raja Ampat, mengingat kondisi topografinya hanya bisa dijangkau melalui transportasi laut. Pada umumnya kabupaten induk mempunyai tingkat aksesibilitas yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kabupaten pemekaran yang baru dibentuk seperti Raja Ampat dan Teluk Wondama. Berikut ini dapat dilihat panjang jalan menurut kewenangan.

    Panjang jalan berdasarkan tingkat kabupaten yang ada di Provinsi Papua Barat, bahwa Kabupaten Manokwari memiliki jalan paling panjang yakni 1.030,096 Km, dari panjang jalan yang ada di kabupaten lain. Sedangkan panjang jalan berdasarkan status

  • pemerintahan yang berwenang, jalan kabupaten yang terpanjang yakni 1.121,650 Km (67%) bila dibandingkan dengan jalan provinsi 448,470 (19%) dan jalan negara 345,310 Km(14%).

    Panjang jalan di Provinsi Papua Barat hingga tahun 2007 tercatat 1.956.650 Km. Perbandingan total panjang jalan dengan jumlah penduduk di masing-masing kabupaten dapat dilihat dalam Tabel 3.81 Berdasarkan panjang jalan dan penyebaran jumlah penduduk yang berdomisili pada masing-masing kabupaten relatif jarang.

    Ada empat kabupaten yang dapat ditempuh melalui darat walapun kondisi jalan raya masih dalam bentuk tanah dan dalam tahap pengerasan yakni Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Bintuni, demikian juga Kabupaten Sorong dan Kabupaten Sorong Selatan.

    Kondisi jalan pada semua kabupaten yang ada di Provinsi Papua Barat masih dalam tahap pembangunan. Sebagai contoh, Kabupaten Teluk Bintuni sedang melakukan pembangunan jalan darat yang dapat menghubungkan ibukota kabupaten menuju SP, Kabupaten Sorong Selatan membangun jalan dari Teminabuan menuju Kampung Manelek, Bariat, Konda dan Distrik Seremuk serta beberapa distrik lainnya. Kabupaten Raja Ampat sedang melakukan pembukaan jalan dari Waisai menuju Teluk Mayalibit.

    Tabel 3.2 Panjang Jalan Menurut Tingkat Permukaan dan Kabupaten/Kota

    Jenis Permukaan No.

    Kabupaten/ Kota Aspal Kerikil Tanah Lain-Lain

    Total

    1. Fak Fak 208,91 158,82 105,7 7,512 480,23 2. Sorong 62 514,0 700 - 1.269 3. Manokwari 439,786 346,550 243,760 16 1,030,096.0 4. Kaimana 4 6 - 10.0 5. Sorong Selatan 39 55 64 - 158.0 6. Raja Ampat 3 4 - 7.0 7. Teluk Bintuni 1 14 26 - 41.0 8. Teluk Wondama 3 22 7 22 54.0 9. Kota Sorong 172,28 19,10 45,13 0,7 235,21

    Jumlah 875,976 1.036,37 1.094,59 7,550 3.013,436 Sumber: Papua Barat Dalam Angka Tahun 2007.

    Dari tiga kabupaten yang tersedia datanya, jenis permukaan jalan yang terpanjang adalah kerikil yakni 1.036,37 Km, Tanah 1.094,59 Km kemudian aspal 875,976 Km, dan lain-lain 7.550 Km.

  • 3.6.2 Transportasi Udara Transportasi udara menjadi penting di Provinsi Papua Barat karena karakteristik wilayah yang cukup bergunung, curam dan diliputi hutan sehingga akses jalan darat menjadi sulit. Prasarana perhubungan udara utama di Provinsi Papua Barat adalah Lapangan Terbang Rendani di Manokwari, Domine Edward Osok dan Jefman di Sorong, Torea di Fak Fak dan Tarum di Kaimana. Kelima lapangan terbang ini selain didarati oleh pesawat penerbangan perintis jenis Twin Otter juga dapat didarati pesawat jenis Fokker dan Boeing. Sedangkan di Kabupaten Teluk Bintuni, Teluk Wondama dan Sorong Selatan hanya bisa didarati oleh pesawat jenis tertentu seperti Twin Otter.

    Transportasi udara merupakan salah satu moda transportasi andalan di Provinsi Papua Barat mengingat kondisi geografisnya yang masih sulit ditembus oleh kendaraan bermotor. Salah satu jenis angkutan yang ada di Provinsi Papua Barat adalah pesawat terbang, yang saat ini setidaknya terdapat berberapa perusahaan maskapai penerbangan yakni Bali Air dengan jenis pesawat IHS dan Merpati Nusantara Airlines (MNA) dengan jenis pesawat DHC-6 dan F-27. Hampir setiap hari ada jadwal penerbangan yang melayani beberapa ibukota kabupaten.

    Gambar 3.39 Contoh Pesawat yang Melayani Kebutuhan Transportasi Udara

    di Provinsi Papua Barat

    Masyarakat di Provinsi Papua Barat tidak terlayani oleh transportasi udara setiap hari di setiap kota, pesawat hanya melayani kota tertentu pada hari-hari tertentu. Kabupaten yang telah terlayani oleh penerbangan komersial antara lain adalah Kabupaten Manokwari, Sorong, Fak-Fak, dan Kaimana.

    Selain dua maskapai penerbangan tersebut juga terdapat pesawat yang tidak terjadwal yakni milik PT. PAS dengan jenis Bolgow-105. Keberadaan alat transportasi ini sangat

  • membantu kelancaran arus penumpang ke dan dari kota maupun kabupaten lain di Provinsi Papua Barat, sekaligus menunjang perkembangan dan pertumbuhan wilayah.

    Penerbangan dengan menggunakan pesawat ukuran relatif kecil kerap dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Apabila cuaca mendung dan hujan gerimis, maka penerbangan dibatalkan. Walaupun demikian, di Manokwari ada beberapa perusahaan penerbangan carter yang bersedia terbang dengan kondisi apapun, dengan harga carter rata-rata per jam terbang sebesar 4 (empat) juta rupiah, seperti maskapai penerbangan AMA.

    Jumlah pergerakan dari masyarakat luar dan dalam dapat ditunjukkan dengan pergerakan barang dan orang. Jumlah penumpang datang pada tahun 2003-2006 meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 mencapai 142.965 dan jumlah penumpang pergi 154.538 orang. Pola datang dan pergi masyarakat berasal dari Kota Sorong dan Manokwari.

    Sedangkan pola pergerakan barang dan jasa dapat ditunjukkan dengan catatan mengenai arus lalu lintas. Jumlah bongkar muat barang pada tahun 2006 mengalami peningkatan 80,91% dan 84,87% dibanding tahun 2005. Untuk pos paket yang dibongkar mengalami peningkatan sebesar 247% sedangkan yang dimuat mengalami penurunan sebesar 297%.

    Tabel 3.3 Jadwal dan Rute Penerbangan di Provinsi Papua Barat

    Maskapai Hari Rute Jenis Pesawat Senin Tual Kaimana Sorong Manokwari Selasa Manokwari Kaimana Tual Ambon

    Tual Rabu Tual Ambon Tual Kaimana

    Manokwari

    Bali Air

    Kamis Manokwari Sorong Kaimana Tual Ambon Tual

    IHS

    Senin Biak Nabire Kaimana Fak-Fak Kaimana Fak-Fak Sorong Manokwari Teluk Bintuni

    Rabu Sorong Fak-Fak Kaimana Nabire EWI Nabire Manokwari Teluk Bintuni

    Sabtu Manokwari Teluk Bintuni

    Biak Serui Biak Kaimana Fak-Fak Sorong

    Kamis Manokwari Kaimana Fak-Fak Kaimana BXB Manokwari

    Jumat Sorong NTI Sorong Fak-Fak Kaimana Nabire Biak

    MNA

    Sabtu Sorong BXB Sorong Fak-Fak

    Twin Otter

  • Maskapai Hari Rute Jenis Pesawat Kaimana Fak-Fak Sorong

    Jayapura ZRM Nabire Kaimana Nabire Biak

    Senin Jayapura Biak Kaimana Sorong Kaimana Biak Jayapura

    Kamis Biak Kaimana Tual Timika Tual Kaimana Biak

    Mimika Air Kamis Potowai Kaimana Potowai Perintis

    3.6.3 Transportasi Laut Transportasi laut mempunyai peranan sangat penting pada perekonomian Papua Barat. Hal ini terlihat dari sebagian besar mobilitas orang dan barang, baik yang masuk maupun yang keluar dari wilayah Papua Barat masih menggunakan transportasi laut. Selain itu sebagian besar mobilitas orang dan barang di wilayah Papua Barat, baik antar kabupaten maupun antar distrik masih menggunakan moda transportasi laut.

    Jenis alat angkutan lain yang sangat penting bagi masyarakat di Papua Barat adalah kapal laut. Hal ini disebabkan karena kondisi fisik wilayah yang belum memungkinkan dibukanya jalan darat sehingga kota tersebut lebih mengandalkan transportasi air sebagai sarana perhubungan antar kota/kabupaten.

    Beberapa jenis kapal penumpang yang singgah di pelabuhan di beberapa kabupaten di Provinsi Papua Barat selain KM Bukit Siguntang dan KM Tatamailau, juga terdapat kapal PT Pelni yang melayari Pantai Selatan Papua. Selain itu terdapat beberapa jenis kapal barang yang memuat bahan kebutuhan pokok, speedboat dan longboat untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil serta kapal nelayan.

    Sarana transportasi laut, berdasarkan fungsi pelayanannya dapat diklasifikasikan atas: a. Pelabuhan Utama Primer adalah pelabuhan utama yang berfungsi melayani kegiatan

    alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang sangat luas, serta merupakan simpul dalam sistem jaringan transportasi laut internasional.

    b. Pelabuhan Utama Sekunder adalah pelabuhan utama yang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yang sangat luas dan berperan sebagai simpul pada sistem jaringan transportasi nasional.

    c. Pelabuhan Utama Tersier adalah pelabuhan utama yang berfungsi untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut nasional dan internasional dalam jumlah menengah dan jangkauan pelayanan menengah.

  • d. Pelabuhan Pengumpan Regional adalah pelabuhan yang berfungsi untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan yang relatif dekat, serta merupakan pengumpan pada Pelabuhan Utama.

    e. Pelabuhan Pengumpan Lokal adalah pelabuhan yang berfungsi untuk melayani kegiatan dan alih muat angkutan laut dalam jumlah kecil serta merupakan pengumpan pada Pelabuhan Utama dan Pelabuhan Pengumpan Regional.

    Berikut ini beberapa gambar jenis kapal penumpang maupun kapal barang yang ada di Pelabuhan Kota Kaimana.

    Gambar 3.40 Contoh Kapal Laut yang Melayani Kebutuhan Transportasi di Provinsi Papua Barat

    Secara umum, jalur pelayanan transportasi air (laut) mampu melayani kota-kota/desa-desa di pesisir Provinsi Papua Barat. Rute kapal-kapal motor baik dari PELNI maupun milik swasta, melalui Sorong adalah sebagai berikut: 1. KM IWERI dengan rute Jayapura-Sarmi-Nabire-Serui-Biak-Korido-Manokwari-

    Saukorem-Sausapor-Sorong-Bintuni-Babo PP. 2. KM Lady Marina dengan rute Merauke-Agast-Timika-Tuai-Kaimana-Fak-Fak-Bintuni-

    Sorong PP.

    Perekonomian wilayah di Papua Barat umumnya digerakkan melalui perhubungan laut dan udara. Di Kecamatan Kaimana terdapat pelabuhan laut yang mampu disinggahi kapal berukuran 5.000 DWT. Selain disinggahi kapal penumpang, pelabuhan ini juga sudah menerima pelayaran kapal milik PT. Pelni yang melayari Pantai Selatan Papua.

    Sebagai daerah kepulauan, satu-satunya transportasi antar pulau dan penunjang kegiatan masyarakat di Kabupaten Raja Ampat adalah angkutan laut. Demikian juga untuk menjangkau Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat, lebih sering menggunakan

  • transpotasi laut dari pada transportasi udara, karena apabila menggunakan pesawat udara, rute perjalanan menuju Kota Sorong terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan transportasi laut.

    Pembahasan mengenai transportasi laut tentunya tidak terlepas dari keberadaan pelabuhan laut yang merupakan prasarana yang harus ada baik skala kecil maupun besar. Di Kabupaten Kaimana terdapat satu pelabuhan utama yang terletak di Kaimana Kota dan beberapa pelabuhan kecil yang tersebar di beberapa tempat. Selain itu juga terdapat pelabuhan pendaratan ikan yang saat ini sudah tidak lagi berfungsi.

    Gambar berikut memperlihatkan kondisi maupun suasana pelabuhan utama di Provinsi Papua Barat.

    Gambar 3.41 Kondisi Pelabuhan di Provinsi Papua Barat

    (kiri: Pelabuhan Kaimana, kanan: Pelabuhan Teluk Bintuni)

    Pelabuhan-pelabuhan kecil yang ada saat ini umumnya merupakan pelabuhan pendaratan kapal nelayan milik nelayan setempat, karena mereka umumnya merasa lebih mudah dan praktis apabila bekerja dekat dengan permukiman. Selain pelabuhan-pelabuhan umum tersebut perlu pula dikembangkan pelabuhan khusus untuk kawasan industri dan pelabuhan khusus bagi kepentingan pariwisata.

    Pada tahun 2006, di Provinsi Papua Barat terdapat 4 (empat) pelabuhan utama, yaitu Pelabuhan Sorong, Pelabuhan Manokwari, Pelabuhan Fak-Fak dan Pelabuhan Kaimana. Keempat pelabuhan utama ini digunakan sebagai pelabuhan komersil. Selain itu, terdapat pelabuhan kecil yang melayani pelayaran perintis di daerah-daerah kepulauan, pesisir pantai maupun sungai-sungai, yaitu pelabuhan perintis Wasior, Windesi, Oransbari, Saukorem, Sausapor, Saonek, Kalobo, Teminabuan, Inantawan, Bintuni, Babo dan Kokas.