Aspek Hukum Penyakit Menular
Transcript of Aspek Hukum Penyakit Menular
LOGO
Tengah menjadi masalah besar dan polemik di dunia Indonesia berpeluang besar dalam perkembangan PM, karena letak geografisnya.
Inti dari surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang membutuhkan untuk mengambil tindakan
penanggulangan dilakukan secara terpadu Dan melibatkan semua sektor/ bidang
LOGO
Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
Undang-Undang No. 1 Tahun 1962, LN No. 2, TLN No. 2373 Tentang Karantina Laut
Undang-Undang No. 2 Tahun 1962, LN No. 3, TLN No. 2374 Tentang Karantina Udara
Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 Tahun 1989 Tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1991 Tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan Di dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
LOGO
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1116/Menkes/SK/VIII/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1479/Menkes/SK/X/2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular Dan Penyakit Tidak Menular Terpadu
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah
Undang-undang no. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
LOGO KAJIAN WABAH PENYAKIT MENULAR
Wabah memberikan dampak baik dalam aspek social maupun ekonomi.
KLB ini diwaspadai dengan sistim kewaspadaan dini yang diatur dalam PP Menkes No 949/MENKES/SK/VIII/2004
Otonomi daerah memberikan kewenangan yang besar terhadap kabupaten/kota
Maka untuk secara jelas ditentukan kewajiban dan kewenangan yang menjadi tugas pusat, serta dengan jelas mencantumkan kewajiban dan kewenangan pemerintah daerah propinsi, kabupaten/kota
LOGO KAJIAN WABAH PENYAKIT MENULAR
Adanya beberapa kesenjangan dari UU No. 4 tahun 1984 tentang Wabah dengan kondisi yang ada saat ini yang timbul oleh karena perkembangan perundang-undangan (OTDA) dan hubungan antar daerah serta dinamika masyarakat pasca reformasi
Wabah akibat setiap daerah mempunyai
kemampuan berbea dlm menanggulangi wabah itu sndri (akibat OTDA)
Penyakit tidak kenal lintas batas OTDA lintas batas
LOGO DESENTRALISASI KESEHATAN DAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Setelah OTDA maka tugas Depkes Pusat adalah menyusun kebijakan nasional, pedoman, standar, petunjuk teknis, fasilitasi dan bantuan teknis kepada daerah, sementara fungsi-fungsi yang bersifat operasional sudah harus diserahkan kepada daerah (propinsi dan kabupaten/kota).
Sebagai konsekuensi dari kebijakan desentralisasi ini, dinas kesehatan kabupaten/kota (DKK) harus merumuskan masalah kesehatan prioritas di wilayahnya
LOGO
Pelaksanaan pemberntasan Penyakit Menular dalam Desentralisasi Kesehatan
Dalam kaitan Pelaksaanaan Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) pada era desentralisasi, maka penyakit menular haruslah menjadi bagian dari masalah kesehatan prioritas 1. Penganggaran dan Perencanaan Program
Pemberantasan Penyakit Menular 2. Proses Perencanaan dan Advokasi 3. Pemberantasan Penyakit Menular secara Lintas
Batas 4. Surveilans Epidemiologi (Penyakit Menular)
LOGO KAJIAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR (STUDI KASUS DBD)
1. peningkatan perilaku dalam hidup sehat dan keamandiriian masyarakat terhadap penyakit DBD,
2. meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD,
3. meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi program pemberantasan DBD
4. memantapkan kerjasama lintas sektor/lintas program
LOGO KAJIAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR (STUDI KASUS DBD)
1. Kurang atau tidak adanya koordinasi dari instansi-instansi yang seharusnya terkait dalam menangani DBD sehingga menimbulkan masalah tersendiri di lapangan
2. Kebijakan desentralisasi juga berpengaruh terhadap koordinasi antara pusat dan daerah dalam kewenangan penanganan DBD
LOGO IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
1.Aspek Kelembagaan Revitalisasi peran kelembagaan khususnya Puskesmas
2. Aspek Pendanaan Perlu terus dikembangkan pola pendanaan sistem jaminan kesehatan seperti askeskin
3. Data dan Informasi Perlu di kelola secara profesional dan berkesinambungan dengan memanfaatkan teknologi yang tepat dan mudah diaplikasikan
4. Aspek Ketenagaan Mendorong terbangunnya motivasi dan komitmen para pelaksana pembangunan kesehatan di lapangan
5. Aspek SOP. Dibuat sesederhana mungkin agar memudahkan pelaksanaan opersional tenaga lapangan