Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

15
ASPEK HUKUM & TINDAKAN KARANTINA HEWAN DI INDONESIA

Transcript of Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

Page 1: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

ASPEK HUKUM &

TINDAKAN KARANTINA HEWAN

DI INDONESIA

Page 2: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

Dalam rangka memberikan kepastianhukum yang kuat bagi penyelenggaraankarantina hewan, telah ditetapkanUndang-undang Nomor 16 Tahun 1992tentang Karantina Hewan, Ikan, danTumbuhan. Dan untuk melaksanakanketentuan undang-undang tersebutdalam penyelenggaraan kegiatankarantina hewan telah ditetapkanPeraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun2000 tentang Karantina Hewan.

Page 3: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

A. Dasar Hukum Karantina Hewan

A.1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan;

A.2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang PNBP;A.3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang

Jenis-jenis PNBP;A.4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2000 tentang

Karantina Hewan;A.5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2002 tentang Tarif Atas Jenis PNBP Yang Berlaku Pada Departemen Pertanian;

A.6. Keppres Nomor 46 Tahun 1997 tentang Karantina Bahan Baku Kulit

A.7. Kepmentan Nomor 422/Kpts/LB./6/1988 tentang Peraturan Karantina Hewan;

Page 4: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

A.7. Kepmentan Nomor 422/Kpts/LB./6/ 1988 tentang Peraturan Karantina Hewan;

A.8. Kepmentan Nomor 471/Kpts/LB.720/8/2001 tentang Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran MP-HPHK. (Perubahan Lampiran II Kepmentan Nomor 422/Kpts/LB/6/1988)

A.9. Kepmentan Nomor 475/Kpts/HK.10/8 /2002 tentang Formulir Dokumen Operasional Karantina Hewan;

A.10. Kepmentan Nomor 206/Kpts/TN.530/3/ 2003 tentang Penggolongan Jenis-jenis HPHK, Penggolongan dan Klasifikasi MP .

Page 5: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

B.Obyek Tindakan Karantina HewanB.1. Media Pembawa HPHK ( hewan, bahan asal hewan, hasil

bahan asal hewan dan atau benda lain yang dapat membawa HPHK);

B.2. Alat angkut Media Pembawa (semua alat transportasi darat, air, maupun udara yang dipergunakan untuk melalulintaskan media pembawa).

C. Persyaratan Karantina HewanC.1. Setiap MP yang dimasukkan ke dalam wilayah RI, wajib:

C.1.1. dilengkapi sertifikat kesehatan hewan/Sertifikat Sanitasi yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang di negara asal atau negara transit;

C.1.2. dilengkapi surat keterangan asal dari tempat asalnya bagi MP yang tergolong benda lain;

C.1.3. melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan;

C.1.4. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina hewan di tempat pemasukan untuk keperluan tindakan karantina

Page 6: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

C.2. Setiap MP yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara RI, wajib :C.2.1. dilengkapi Sertifikat Kesehatan Hewan /

Sertifikat Sanitasi yang diterbitkan oleh DokterKarantina dari tempat pengeluaran;

C.2.2.dilengkapi surat keterangan asal dari tempatasalnya bagi MP yang tergolong benda lain;

C.2.3.melalui tempat-tempat pemasukan danpengeluaran yang telah ditetapkan;

C.2.4.dilaporkan dan diserahkan kepada petugaskarantina hewan ditempat-tempat pemasukandan pengeluaran untuk keperluan tindakankarantina hewan.

C.3. Setiap MP yang dikeluarkan dari dalam wilayah negaraRI, wajib :C.3.1. dilengkapi sertifikat kesehatan / Sertifikat

Sanitasi yang diterbitkan oleh Dokter Hewan ditempat pengeluaran;

Page 7: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

C.3.2. dilengkapi surat keterangan asal dari tempat asalnya bagi MP yang tergolong benda lain;

C.3.3. melalui tempat-tempat pengeluaran yang ditetapkan;

C.3.4. dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat pengeluaran untuk keperluan tindakan karantina hewan.

Dalam hal tertentu (suatu keadaan yang berdasarkan hasilanalisa resiko dinilai memiliki potensi yang besar untukmengakibatkan terjadinya penyebaran penyakit yangditimbulkan melalui lalu lintas MP) Menteri dapatmenetapkan kewajiban tambahan, berupa Persyaratanteknis, dan atau management penyakit berdasarkan disiplinilmu kedokteran hewan (pemeriksaan kausa penyakit,vaksinasi, pengobatan, penetapan daerah asal, daerahtransit, daerah tujuan, pelabuhan dan instalasi karantina).

Page 8: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

D.Tindakan Karantina HewanD.1. MP- HPHK yang dimasukkan ke dalam Wilayah RI

dikenakan tindakan karantina hewan;D.2. MP yang dibawa atau dikirim dari suatu area ke area

lainnya di dalam wilayah RI dikenakan tindakankarantina hewan;

D.3. MP yang akan dikeluarkan dari wilayah RI dikenakantindakan karantina.

Tindakan Karantina dilakukan oleh petugas karantina berupapemeriksaan, pengasingan dan pengamatan, perlakuan,penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan.a. Pemeriksaan

meliputi pemeriksaan administratif untuk mengetahuikelengkapan, kebenaran isi dan keabsahan dokumenpersyaratan, dan pemeriksaan kesehatan atau sanitasiMP untuk mendeteksi kemungkinan adanya HPHKdilakukan secara fisik (pemeriksaan klinis pada hewan,dan pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secaraorganoleptik pada BAH , HBAH, dan benda lain) danpemeriksaan laboratoris.

Page 9: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

b. Pengasingan dan Pengamatanuntuk mendeteksi kemungkinan adanya penularan HPHKyang karena sifatnya, dan dilakukan di suatu tempat yangterisolasi selama masa karantina dengan sistem semuamasuk - semua keluar;

c. Perlakuanuntuk membebaskan dan menyucihamakan MP, orang, alatangkut, peralatan, dan pembungkus dari HPHK , atautindakan lain yang bersifat preventif, kuratif danpromotif;

d. Penahananuntuk mengamankan MP dengan cara menempatkandibawah penguasaan petugas karantina hewan dalamwaktu tertentu, karena persyaratan karantina belumsepenuhnya terpenuhi.

e. Penolakanagar MP segera dibawa ke negara atau area asal atauarea lain untuk menghindari kemungkinan terjadinyapenyebaran HPHK pada lingkungan sekitarnya.

Page 10: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

Pengiriman MP yang dikenai tindakan penolakan ke negaraatau area asal atau area lain dilakukan oleh pemilik dibawah pengawasan petugas karantina hewan.

f. Pemusnahandilakukan dengan cara membakar,menghancurkan,mengubur, dan cara lain di bawah pengawasan petugaskarantina sesuai MP sehingga MP tidak mungkin lagimenjadi sumber penyebaran HPHK.

g. Pembebasanpemberian sertifikat pelepasan terhadap MP yang dimasukkan ke dalam atau dimasukkan dari suatu area ke area lain setelah dilakukan pemeriksaan, atau pengasingan dan pengamatan, atau perlakuan, atau penahanan, atau seluruh persyaratan yang diwajibkan telah dapat dipenuhi.pemberian sertifikat kesehatan terhadap MP yang akan dikeluarkan dari dalam atau dikeluarkan dari suatu area ke area lain setelah dilakukan pemeriksaan, atau pengasingan dan pengamatan, atau perlakuan.

Page 11: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

E. Instalasi Karantina

E.1. Instalasi karantina di tempat pemasukan dan pengeluaranatau di tempat-tempat lain.

E.2. Menteri atau pejabat yang ditunjuk dapat menetapkantempat milik perorangan atau badan hukum yang memenuhipersyaratan sebagai instalasi karantina atas permintaanpemilik tempat yang bersangkutan

F. Pungutan Jasa Karantina Hewan

Setiap pemilik yang memanfaatkan jasa atau saranapemerintah dalam pelaksanaan tindakan karantina Hewandikenakan pungutan jasa Karantina Hewan, yang terdiridari biaya penggunaan sarana pada instalasi dan biaya jasapelaksanaan tindakan karantina yang dilakukan olehpetugas karantina Hewan. Semua penerimaan yang berasaldari pungutan jasa merupakan PNBP dan disetor ke KasNegara.

Page 12: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

G. Kawasan Karantina Hewan

Dalam hal ditemukan atau terdapat petunjuk terjadinyaserangan suatu HPHK di suatu kawasan yang semula diketahuibebas dari HPHK, Menteri dapat menetapkan sebagai kawasankarantina hewan yang didasarkan pada hasil pengkajian ataskategori penetapan daerah wabah penyakit hewan menular,dengan pertimbangan Kepala Daerah setempat. Sambilmenunggu penetapan kawasan karantina hewan oleh Menteri,Kepala Daerah dapat mengambil langkah dan tindakan untukmencegah tersebarnya dan atau mengeradikasi HPHK. Suatukawasan yang ditetapkan sebagai kawasan karantina hewan,maka pencegahan penyebaran dan atau pemberantasan HPHKmenjadi kewenangan Menteri, sedangkan pelaksanaannyadikordinasikan oleh Gubernur setempat. Penetapan kawasankarantina hewan bersifat sementara dan akan dicabut kembalioleh Menteri setelah mempertimbangkan pendapat KepalaDaerah setempat.

Page 13: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

H.Jenis HPHK

Jenis HPHK Gol.I, HPHK Gol.II, ditetapkan oleh Menteriberdasarkan daya epidemis dan patogenitas penyakit,dampak sosio-ekonomi serta status dan situasinya di suatuarea atau wilayah negara RI. Penggolongan HPHK Gol.I danGol.II ditetapkan oleh Menteri.

I.Jenis Media Pembawa

Media pembawa digolongkan berdasarkan kerentanan, carapenularan dan cara mendeteksi HPHK, dan penggolongan MPuntuk tindakan karantina ditetapkan oleh Menteri.

J.Tempat Pemasukan dan Pengeluaran

Tempat pemasukan dan pengeluaran ditetapkan olehMenteri dengan mempertimbangkan resiko masuk dantersebarnya HPHK serta kelancaran dan perkembangantransportasi, perdagangan dan pembangunan nasional. Dalammenetapkan Menteri berkordinasi dengan Menteri terkait.

Page 14: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia

K.Ketentuan Sanksi

Dengan sengaja melakukan pelanggaran tidak melengkapidokumen sertifikat kesehatan, tidak melalui tempat-tempatpemasukan yang ditetapkan, tidak melaporkan dan menyerahkankepada petugas karantina, tidak melakukan tindakan karantina,tidak memusnahkan media lain yang terbawa oleh alat angkut,dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda palingbanyak Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah), dankarena kelalaian dipidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dandidenda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Page 15: Aspek Hukum Dan Tindakan Karantina Hewan Di Indonesia