Ihsan Nugroho -...
Transcript of Ihsan Nugroho -...
Ihsan Nugroho Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati
Badan Karantina Pertanian
Disampaikan pada Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNSRI Palembang 18 Oktober 2018
KONDISI DAN ISSU GLOBAL:
Perdagangan Internasional tidak mengenal batas, e-commerce,jual
beli online ---- Pergerakan dan penyebaran penyakit tanaman
Arus Transportasi, perpindahan barang yang sangat cepat
Modernisasi Teknologi Komunikasi dan Informasi, ----bioterorisme
Penguatan ekonomi semua lini
Keamanan dan Ketahanan Pangan serta Biosecurity issue
Issue Biodiversity dan kehilangan plasfa nutfah
KARANTINA
AZAS : Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan berasaskan kelestarian sumberdaya alam hayati hewan, ikan dan tumbuhan . (Pasal 2 UU No. 16 Tahun 1992)
TUJUAN ;Mencegah masuknya HPHK, HPIK dan OPTK dari luar negeri ke dalam
wilayah negara RI.
Perlindungan SDH (Hewan, Ikan Tumbuhan terkait dengan hama penyakit), Manusia,
kehilangan Plasma Nutfah dalam kerangka WTO-SPS dan CBD
Media Pembawa
Tumbuhan dan bagian-bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa OPTK
OPTK
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina adalah semua Organisme Penganggu
Tumbuhan yang ditetapkan oleh Menteri untuk dicegah masuknya ke dalam dan
tersebarnya di dalam wilayah Negara Republik Indonesia;
1. Mendukung swasembada dan swasembada berkelanjutan.
2. Mewujudkan pertanian menjadi basis perekonomian nasional, peningkatan nilai tambah dan daya saing ekspor
3. Jaminan tersedianya pangan yang sehat aman dan layak dikonsumsi
4. Sebagai tool non tarrif barrier.
TANTANGAN DAN PERAN KARANTINA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL (TRADE
FACILITATION)
SPS-WTO
CODEX
International Standards Aspek Kedaulatan -Penerapan ketentuan sanitari dan fitosanitari
merupakan hak berdaulat suatu negara”
Negara pengekspor harus memenuhi persyaratan negara tujuan
(pengimpor)
- Persyaratan Dokumen ekspor
- Pest Risk Analysis (Analisis Risiko OPT=AROPT),
- non-diskriminatif, transparansi
- minimum impact thd hambatan perdagangan
- Pemenuhan SPS requirement
Aspek pelindungan & Kelestarian------BIOSECURITY
UU NO 16/1992
RUU KARANTINA
IPPC
Meningkatnya persyaratan terhadap status bebas
OPT tertentu, i.e phytosanitary treatment, pest
free area (PFA)/pest free places of production
(PFPP)/pest free production site (PFPS);
Meningkatnya persyaratan terhadap jaminan
kesehatan karantina mulai dari hulu sampai hilir
(traceability system);
Meningkatnya persyaratan keamanan pangan (Food
Safety) untuk memastikan komoditas aman dan
layak dikonsumsi; persyaratan kualitas produk
yang diekspor.
TERBUKA LUAS PASAR PRODUK PERTANIAN o Kualitas o Kuantitas o Kontinuitas
FOOD SAFETY MECHANISM
• recognition system
• laboratory registration
system
QUARANTINE PR0TOCOL
APPROACH
• PC Treatment
• PFA, PFPP, PFPS
TANTANGAN DAN PERAN KARANTINA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL (TRADE
FACILITATION)
50 STATIONS di semua 33 provinces + 1 CENTRAL LABORATORY di Jakarta
QUARANTINE WORKING AREA
Balai Besar Karantina
Pertanian Tanjung Priok
NPPO
IPPC
ISPMs
Four DG
IAQA/Barantan
DGoFC/Dirjen Tan. Pangan
DGoEC/Dirjen Perkebunan
DGoH/Dirjen Hortikultura
NPPO Indonesia Yang Bertanggungjawab Terhadap Pemenuhan
Phytosanitary Measures Mengacu Kepada IPPC
Ad Hoc Committee:
Related Institutions and Industries to Plant Health,
National Competent
Authority CODEX
KEMENTAN, PERINDUSTRIAN,
BPOM, OKKPP-OKKPD
RISK MITIGATION
Pre Border Policy
At- Border Policy
Post Border Policy
1. Pre Shipment Inspection
2. Recognition, Equivalency
3. Intermediate Quarantine
4. Phytosanitary Pre-
Clearance
1. Post entry Quarantine
2. Monitoring and surveyllence
1. Phytosanitary Measures
2. Compliance
STRATEGI DAN KEBIJAKAN OPERASIONAL BADAN
KARANTINA PERTANIAN
1.PENGUATAN TINDAKAN KT (8P)
2.PENGUATAN IKT
3. PENGUATAN LAB
4. PENGUATAN PELAYANAN KT
1.PENGUATAN POST ENTRY QUARANTINE
2.PENGUATAN IKT
3. PENGUATAN PEMANTAUAN
4. PENGUATAN EMERGENCY ACTION PROGRAM
5. PENGUATAN EARLY WARNING SYSTEMS
Lalulintas benih kelapa sawit
Impor
Tahun Negara asal
2017 Papua New Guinea
Malaysia
Ekuador
2018 Papua New Guinea
Malaysia
Ekspor
Tahun Negara asal
2017 Nigeria
Kamerun
Uganda
Kongo
2018 Nigeria
Tanzania
Kongo
Pantai Gading
Malaysia
Liberia
Jamaika
Tantangan: Ancaman OPT eksotik untuk masuk dan menyebar ke dalam
wilayah Indonesia
Benih --- > risiko tinggi
Volume dan frekuensi benih impor
Teknik sampling
Deteksi dan identifikasi
Infrastruktur penunjang
Komunikasi dengan negara mitra dagang
Ancaman OPTK kelapa sawit
Fusarium oxysporum f.sp elaeidis
Cercospora elaeidis
Lethal yellowing phytoplasma
Jamaika tahun 1972 (Beakbane et al., 1972;
Heinze et al., 1972; Plavsic-Banjac et al.,
1972); juga di afrika penyakit kelapa yang paling merusak di
dunia,
Afrika Barat dan Afrika
Tengah seperti Pantai
Gading, Ghana, Benin,
Nigeria, Kamerun dan
Kongo,
OPTK A1 untuk kelapa sawit (Permentan 31/2018)
No. Species Nama umum Sebaran geografis
1 Apate monachus black borer Afrika, Beberapa negara Timur Tengah, Eropa
(Prancis, Italia, Spanyol)
2 Augosoma centaurus stem tissues borer Beberapa negara Afrika
3 Eupalamides cyparissias oilpalm borer Beberapa negara Amerika Selatan
4 Macroplectra nararia nettle grub India, Sri Lanka
5 Oryctes boas rhinoceros beetle Afrika, Asia (Saudi Arabia, Yaman)
6 Oryctes monoceros rhinoceros beetle Afrika, Asia (Saudi Arabia, Yaman)
7 Pachymerus lacerdae palm kernel borer Afrika, Amerika Selatan
8 Pachymerus nucleorum coconut borer, kernel borer Brazil, Guyana France, Guyana, Paraguay
9 Pimelephila ghesquierei African spir borer Beberapa negara Afrika
10 Protomelittoma insulare stem borer Afrika (Madagascar, Seychelles)
11 Recilia mica cicadellid leaveshopper Afrika Barat, Pantai Gading
12 Rhynchophorus ferrugineus red palm weevil Afrika, Asia, Eropa, Australia, New Zealand
OPTK A1 untuk kelapa sawit (Permentan 31/2018)
No. Species Nama umum Sebaran geografis
13 Rhynchophorus palmarum boring weevil
Amerika
14 Rhynchophorus phoenicis boring weevil Afrika
15 Zonocerus variegatus variegated grasshopper Afrika
16 Retracrus elaeis oil palm mite Amerika Tengah, Amerika Selatan
17 Bursaphelenchus cocophilus red ring nematode Amerika
18 Hoplolaimus pararobustus lance nematode Afrika, Amerika
19 Retracrus elaeis oil palm mite Amerika Tengah, Amerika Selatan
20 Fusarium oxysporum f.sp. elaeidis fusarium wilt of oil palm Afrika, Amerika
21 Pseudospiropes elaeidis cercospora leaf spot Afrika, Australia
22 Fusarium oxysporum f.sp. elaeidis fusarium wilt of oil palm Afrika, Amerika
23 Candidatus Phytoplasma palmae Lethal yellowing of palm Afrika, Amerika Tengah, India, Belanda, Australia,
PNG
24 Coconut cadang-cadang cocadviroid CCCVd Malaysia, Filipina, Solomon Islands
Dilaporkan & diserahkan kepada
Petugas Karantina Tumbuhan untuk
keperluan Tindakan KT
Disertai :
• Phytosanitary Certificate (PC)
• SIP Mentan
Melalui tempat-tempat pemasukan
yang ditetapkan
Persyaratan Pemasukan Benih ke wilayah RI
(1) Pemeriksaan (2) Pengasingan (3) Pengamatan (4) Perlakuan (5) Penahanan (6) Penolakan (7) Pemusnahan (8) Pembebasan
TINDAKAN KARANTINA 8 P :
Pemohon
PPVTPP
Badan Karantina Pertanian
Dirjen Terkait
SIP Mentan
Rekomendasi
Permohonan Izin Pemasukan Benih Secara On-line
Pusat KT & KHN
Sudah pernah
Permohonan Rekomendasi
online Petugas piket
perijinan
online
Bidang Benih KT
Fungsional Barantan
Draft Rekomendasi
Pengesahan Rekomendasi
Oleh Kepala Badan Karantina
Pertanian
Rekomendasi Penginputan data rekomendasi secara
online/ Penyerahan/ Pengiriman Rekomendasi
Belum pernah
AROPT
• Dirjen terkait (max 5 hari kerja)
• tembusan kepada :
kepada Menteri Pertanian,
Direktorat Perlindungan Tanaman terkait
UPT tempat pemasukan, dan
pemilik benih
Penerbitan persyaratan karantina tumbuhan
Pengelolaan risiko benih kelapa sawit impor
Pre border
Pest risk analysis
Regulasi
Pengakuan PFA dan ALPP
Equivalence (misal perlakuan di negara asal)
Pre-quarantine clearance (System approach, Pre-
shipment inspection)
Pengelolaan risiko benih kelapa sawit impor
At border
Pemeriksaan administratif dan kesehatan
Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan
Pengelolaan risiko benih kelapa sawit impor
Post-border
Pengasingan dan pengamatan (post-entry quarantine)
Pemantauan daerah sebar OPTK
Pre Border :
Pre Shipment Inspection
TARGET PEST PADA BENIH PADI
TARGET PEST PADA BENIH JAGUNG
TARGET PEST PADA BENIH KEDELE
UPT Pelaksana Pengasingan dan Pengamatan
SKP Kelas I Banda Aceh
BKP Kelas II Medan
SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan
BKP Kelas I Padang
BKP Kelas I Jambi
BKP Kelas I Palembang
SKP Kelas I Bengkulu
BKP Kelas I Pontianak
BKP Kelas II Palangkaraya
• BKP Kelas II Banjarmasin
• BKP Kelas II Balikpapan
• SKP Kelas I Samarinda
• BKP Kelas II Palu
• SKP Kelas I Sorong
• SKP Kelas I Merauke
Dilaporkan & diserahkan kepada
Petugas Karantina Tumbuhan untuk
keperluan Tindakan KT (pemenuhan
persyaratan negara tujuan)
Disertai :
• SIP Mentan
• Jika Dipersyaratkan disertai Phytosanitary
Certificate (PC)
Melalui tempat-tempat
pengeluaran yang ditetapkan
Persyaratan pengeluaran benih dari wilayah RI
Pengawalan ekspor mulai dari farm sampai dengan pengapalan- Optimalisasi Pelaksanaan
Fitosanitary berbasis IN-LINE Inspection melalui registrasi Fasilitas Ekspor
Peningkatan kerjasama Kedutaan Besar RI (Atase Perdagangan, Atase Pertanian) di negara-negara
mitra dagang dalam mengawal komoditas ekspor.
Peningkatan sinergitas dengan stakeholders dalam negeri dalam menyiapkan informasi teknis
komoditas eskpor dan penerapan sistem sertifikasi fitosanitari :
- Ditjen teknis terkait
- Pemerindah daerah (dinas/UPTD/OKKPD)
- Pemilik packing house
- Eksportir
- Kelompok tani/petani
- Semua pihak terkait
Implementasi Paperless Ekspor dalam pelayanan Karantina---Layanan Prioritas-ISRM-Paperless
In-Line Quarantine Inspection
Tingkat Ketidaksesuaian
Persyaratan Phytosanitary
Negara Tujuan Ekspor rendah
Pelayanan Sertifikasi Ekspor
Akuntabel
Pelayanan Sertifikasi Ekspor
Efektif dan Efisien
Kemitraan dan kesejahteraan
petani, eksportir meningkat
Quarantine Release Phytosanitary Clearance (Phyto. Certificate, E-cert, other documents)
Established electronic data interchange (INSW) and
e-Certificate supporting trade facilitation