ASPEK AGRIBISNIS MARKISA
-
Upload
mona-ivana-pintubatu -
Category
Documents
-
view
148 -
download
1
description
Transcript of ASPEK AGRIBISNIS MARKISA
ASPEK AGRIBISNIS MARKISA
I. PENDAHULUAN
Tanaman markisa (passifloraceae) merupakan salah satu jenis komoditi buah yang banyak di
budidayakan di dataran tinggi. Markisa berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Saat ini terdapat lebih
dari 400 spesies yang mana dari jumlah tersebut sekurang-kurangnya 50 diantaranya dapat dikonsumsi buahnya.
Diantara spesies tersebut yang banyak dibudidayakan secara komersial adalah markisa ungu (Passiflora edulis f.
edulis Sims) dan markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa Degner). Nama lain buah markisa di luar negeri
adalah passion fruit, granadilla, purple granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja.
Tanaman Markisa sangat diminati berbagai kalangan. Buah markisa dapat dinikmati dengan berbagai
cara. Misalnya, dapat dimakan langsung, ataupun dibuat jadi minuman atau jus. Sehingga permintaan buah ini di
pasaran sangat di butuhkan dalam skala yang besar. Namun yang menjadi kendala adalah tanaman ini hanya dapat
di produksi dengan baik jika di daerah yang berdataran tinggi.
II. PEMBAHASAN
2.1. Subsistem agribisnis hulu((upstream agribusiness) (off-farm),
Dalam hal penyediaan saprodi untuk produksi markisa sudah dapat dikatakan baik. Karena dalam hal
produksi markisa tidak berbeda dengan tanaman lain. Sarana produksi yang dibutuhkan tanaman ini sama seperti
tanaman lain butuhkan, seperti pupuk, Pestisida, mesin dan alat – alat membantu peroduksi, serta benih – benih
unggul.
Di Sumatera Barat telah diciptakan bibit tunggul, yang di ciptakan oleh BPTP Sumbar. Adapun jenisnya
adalah Markisa Gumanti dan Markisa Super Solinda. Markisa manis Markisa Sumbar adalah markisa jenis konyal
(Passiflora ligularis).
2.2. Subsistem Produksi
Markisa hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi, di atas 1000 m. dpl. Upaya untuk
membudidayakan tanaman buah ini di dataran rendah selalu mengalami kegagalan. Tanaman bisa
tumbuh subur dengan daun yang sangat lebat, namun buahnya tidak ada. Padahal tanaman buah asli
Amerika Latin ini terdiri dari beberapa varietas. Di antaranya ada yang bisa dibudidayakan di dataran
rendah dengan ketinggian mulai dari 0 m. dpl. sd. 600 m. dpl. Namun yang sudah dibudidayakan di
Indonesia barulah varietas dataran tinggi. Kawasan yang sudah membudidayakan markisa antara lain
Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Jawa Barat.
Yang penting di Perhatikan dalam Produksi Markisa adalah :
Lokasi
Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, sehingga jika ditanam di Indonesia harus di
daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 - 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200
mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 - 90%, suhu lingkungan antara 20 - 30oC, tidak banyak angin.
Tanah
Tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama pada yang gembur, mempunyai
cukup bahan organik, mempunyai pH antara 6,5 - 7,5 dan berdrainase baik. Jika tanah tersebut masam,
maka perlu ditambahkan kapur pertanian (dolomit). Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman
markisa adalah dataran tinggi, sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan
lahan tidak lebih dari 15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.
Pembibitan
Tanaman jenis tanaman yang umum dibudidayakan oleh petani adalah jenis markisa ungu
(edulis), tetapi jenis ini mempunyai batang yang kecil, perakaran yang dangkal dan tidak tahan terhadap
nematoda. Kemudian ada jenis lain, markisa kuning (flavicarpa) yang mempunyai batang yang cukup
besar, perakaran yang dalam, tahan terhadap nematoda, tetapi buahnya kurang disukai karena rasanya
lebih asam dan sari buahnya sedikit. Oleh karena itu telah dikembangkan teknik sambungan antara
markisa ungu sebagai batang atas dan markisa kuning sebagai batang bawah. Teknik sambungan
tersebut telah dikembangkan di Sulawesi Selatan dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Namun
Telah dibuat sebagai Percobaan di BPP Tigapancur sangat baik pertumbuhanya Produksinya pun sangat
banyak.
Pengolahan Tanah
Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pengolahan tanah, yaitu kegiatan mulai dari land
clearing sampai lahan siap tanam. Untuk kegiatan tersebut diperlukan tenaga kerja sekitar 95 HOK per
ha. Selanjutnya di buat lubang tanaman dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Untuk pembuatan lubang
tersebut 1 HK/orang dapat menyelesaikan 30 lubang perhari.
Penanaman
Jarak tanam yang digunakan adalah 2 x 5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak
antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha.
Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan tiang rambatan. Tiang
rambatan dapat dibuat dari pohon hidup, misalnya lamtoro, tonggak kayu atau bambu. Cara rambatan
lain dengan menggunakan kawat yaitu diantara dua tiang disambungkan sebuah kawat rambatan yang
berdiameter berkisar 3 mm.
Sesuai hasil penellitian yang dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Hortikultura Berastagi,
penggunaan tiang rambatan dengan pucuk bambu (tanpa kawat) memberikan pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan tanaman markisa serta jumlah buah dan berat buah per pohon dibandingkan
dengan tiang rambatan dengan penggunaan kawat (sistem para-para tiang jemuran dan sistem memakai
kawat).
Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan interval 3 kali per tahun pada bulan November s/d Mei. Jenis pupuk yang
digunakan adalah pupuk makro, yaitu urea dengan dosis 800 - 900 gram/pohon/tahun, TSP yaitu 60 -
120 gram/pohon/tahun dan KCl dengan dosis 800 - 1.200 gram/pohon per tahun, tergantung dari umur
tanaman. Untuk tanah yang masam sebaiknya diberi dolomit dengan dosis 200 - 500 gram per pohon per
tahun. Selain itu diperlukan juga pupuk organik yang diberikan dengan dosis 40 kg per pohon per tahun.
Pupuk organik biasanya di berikan sebagai pupuk dasar diberikan sebagai pupuk dasar.
Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan tersebut adalah 8 - 12 HOK per ha per tahun, untuk
pemupukan.
Plant Maintenance
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah kegiatan penyiangan, pengairan dan pemangkasan
tanaman. Penyiangan tanaman dilakukan secara berkala untuk menggemburkan tanah dan mencabut
rumput yang ada disekitar tanaman.
Pembersihan air secara teratur pada tanaman sangat dianjurkan, terutama pada saat tanaman
berbunga dan berbuah. Kebutuhan air akan meningkat pada saat mendekati pemasakan buah. Jika pada
saat buah itu tanaman kekurangan air, buah akan berkerut dan jatuh sebelum masak.
Pemangkasan tanaman diperlukan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru tempat dimana bunga
akan muncul. Kegiatan ini dilakukan segera setelah selesai panen.
Kebutuhan tenaga kerja untuk perawatan tanaman diperkirakan antara 15 - 18 HOK per ha per
tahun tergantung dari umur tanaman.
2.3. Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness)(off-farm),
Pemasaran Dapat di lihat dari bagan ini :
EKSPOR
PETANI AGEN PASAR PABRIK PAKAN TERNAK/ SARI
Dalam Negeri
Dalam Pemasaran Markisa dengan kata lain pasca Panen Markisa, banyak yang dapat di manfaatkan
Misalnya pembuatan sari markisa ataupun Sirup markisa, dan Kulit markisa dapat dimanfaatkan jadi pakan
ternak. Misalnya :
Pemanfaatan Kulit Buah Markisa Sebagai Pakan Komplit Kambing KacangIndustri pengolahan buah markisa (Passiflora edulis Sims f. edulis Deg) menghasilkan limbah berupa
kulit buah markisa. Limbah tersebut mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak
kambing. Dua puluh ekor kambing kacang jantan muda (rataan bobot hidup awal 17±1,24 kg) digunakan
dalam suatu penelitian untuk mempelajari pengaruh pemanfaatan kulit buah markisa sebagai campuran
pakan pelet komplit terhadap pertumbuhan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap
yang terdiri atas 4 perlakuan pakan dan 5 ulangan. Ternak secara acak dialokasikan kedalam perlakuan
pakan yaitu 0, 15, 30 dan 45% taraf kulit buah markisa dalam campuran pakan.
Semua perlakuan pakan mempunyai kandungan protein kasar 14% dan ME 2550 Kkal/kg. Pemberian
pakan sebanyak 3,8% dari bobot hidup berdasarkan bahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsumsi bahan kering, bahan organik dan N serta pertambahan bobot hidup dan efisiensi penggunaan
pakan tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P>0,05). Pertambahan bobot hidup harian dan efisiensi
penggunaan pakan cenderung mengalami penurunan dengan meningkatnya taraf kulit buah markisa
dalam campuran pakan. Konsumsi bahan kering, bahan organik dan N terbesar diperoleh pada perlakuan
R1 (taraf tepung kulit buah markisa 15% dalam campuran pakan) yaitu 768,78 g e-1 h-1; 687,37 g e-1 h-
1 dan 17,22 g e-1 h-1. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kulit buah markisa dapat
digunakan sampai taraf 45% dalam campuran pakan.(Foto:istimewa)(Pemanfaatan kulit buah Markisa
(Passiflora edulis Sims f. edulis Deg) sebagai campuran pakan komplit kambing Kacang fase
pertumbuhan- PUSLITBANGNAK)
Selain Itu Dapat Juga dibuat menjadi sari Markisa:
Selaput yang melapisi biji markisa tersebut di eksatrak sehingga menghasilkan sari jeruk.
Bahkan banyak pabrik yang memproduksi sari markisa seperti, Pabrik yang memproduksi sirup markisa,
Minuman, minuman, makanan dll.
Dan hasil produksi tersebut ada yang sudah di ekspor dan di edarkan ke seluruh Indonesia.
2.4 Subsistem lembaga penunjang (off-farm)
Lembaga – lembaga penunjang produksi Markisa juga sudah di galakkan di Indonesia. Seperti Lembaga
yang membantu penelelitian pengembangan benih markisa, serta yang membantu dalam produksi markisa dan
pemasarannya. Misalnya UPT BBI Hortikultura ( Unit Pelayanan Terpadu Balai Benih Induk) diberbagai tempat
di Indonesia. Serta LSM- LSM yang membantu masyarakat dalam budidaya markisa. Misalnya Lembaga
Pengabdian Pengembangan Masyarakat Universitas Atma Jaya, di Yogyakarta. Membantu para petani untuk
mengolah buah Markisa menjadi sirup. Lembaga Pengetahuan Indonesia yang membantu dalam research
penemuan bibit Markisa Unggul dan membantu masyarakat untuk mengolah markisa menjadi selai.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Di Aspek Agribisnis di Indonesia belum efisien. Alasannya Selai karena markisa tersebut hanya dapat
tumbuh baik dan menghasilkan buah yang baik hanya di daerah dataran tinggi. Sehinggga kepedulian berbagai
pihak terhadapa penanganan aspek agribisnis buah Markisa belum di perhatikan.
Namun Untu kedepannya aspek Agribisnis tanaman ini akan semakin berkembang selain karena
banyaknya pabrik atau pun perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan sirup markisa. Yang di perkirakan
akan membutuhkan pasokan buah segar dengan jumlah yang sangat besar.
DAFTAR PUSTAKA
Departmen Perindustrian, 2009, Roadmap Industri Pengolahan Buah, Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen Perindustrian Jakarta
Di Unduh Dari :http://directory.umm.ac.id/penelitian/PKMI/pdf/PEMANFAATAN%20BUAH%20MARKISA%20UNGU.pdf
Lestari Novalida Br,.et.al.Pemamfaatan Markisa Ungu, Pada Usaha Kecil. PKMK 2-18-1
Diunduh Dari :
http://iak.kemenperin.go.id/edocument/ROADMAP-BUAH.pdf