ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

37
ASPEK AGRIBISNIS MARKISA I. PENDAHULUAN

description

by. Volsky

Transcript of ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Page 1: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

I. PENDAHULUAN

Tanaman markisa (passifloraceae) merupakan salah satu jenis komoditi buah yang banyak di

budidayakan di dataran tinggi. Markisa berasal dari Amerika Selatan yang beriklim tropis. Saat ini terdapat lebih

Page 2: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

dari 400 spesies yang mana dari jumlah tersebut sekurang-kurangnya 50 diantaranya dapat dikonsumsi buahnya.

Diantara spesies tersebut yang banyak dibudidayakan secara komersial adalah markisa ungu (Passiflora edulis f.

edulis Sims) dan markisa kuning (Passiflora edulis f. flavicarpa Degner). Nama lain buah markisa di luar negeri

adalah passion fruit, granadilla, purple granadilla, yellow granadilla fruit atau meracuja.

Tanaman Markisa sangat diminati berbagai kalangan. Buah markisa dapat dinikmati dengan berbagai

cara. Misalnya, dapat dimakan langsung, ataupun dibuat jadi minuman atau jus. Sehingga permintaan buah ini di

Page 3: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

pasaran sangat di butuhkan dalam skala yang besar. Namun yang menjadi kendala adalah tanaman ini hanya dapat

di produksi dengan baik jika di daerah yang berdataran tinggi.

II. PEMBAHASAN

2.1. Subsistem agribisnis hulu((upstream agribusiness) (off-farm),

Page 4: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Dalam hal penyediaan saprodi untuk produksi markisa sudah dapat dikatakan baik. Karena dalam hal

produksi markisa tidak berbeda dengan tanaman lain. Sarana produksi yang dibutuhkan tanaman ini sama seperti

Page 5: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

tanaman lain butuhkan, seperti pupuk, Pestisida, mesin dan alat – alat membantu peroduksi, serta benih – benih

unggul.

Di Sumatera Barat telah diciptakan bibit tunggul, yang di ciptakan oleh BPTP Sumbar. Adapun jenisnya

adalah Markisa Gumanti dan Markisa Super Solinda. Markisa manis Markisa Sumbar adalah markisa jenis konyal

(Passiflora ligularis).

2.2. Subsistem Produksi

Page 6: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Markisa hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi, di atas 1000 m. dpl. Upaya untuk

membudidayakan tanaman buah ini di dataran rendah selalu mengalami kegagalan. Tanaman bisa

tumbuh subur dengan daun yang sangat lebat, namun buahnya tidak ada. Padahal tanaman buah asli

Amerika Latin ini terdiri dari beberapa varietas. Di antaranya ada yang bisa dibudidayakan di dataran

rendah dengan ketinggian mulai dari 0 m. dpl. sd. 600 m. dpl. Namun yang sudah dibudidayakan di

Indonesia barulah varietas dataran tinggi. Kawasan yang sudah membudidayakan markisa antara lain

Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Jawa Barat. 

Page 7: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Yang penting di Perhatikan dalam Produksi Markisa adalah :

Lokasi

Tanaman markisa merupakan tanaman subtropis, sehingga jika ditanam di Indonesia harus di

daerah-daerah yang mempunyai ketinggian antara 800 - 1.500 m dpl dengan curah hujan minimal 1.200

mm per tahun, kelembaban nisbi antara 80 - 90%, suhu lingkungan antara 20 - 30oC, tidak banyak angin.

Page 8: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Tanah

Tanaman markisa dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama pada yang gembur, mempunyai

cukup bahan organik, mempunyai pH antara 6,5 - 7,5 dan berdrainase baik. Jika tanah tersebut masam,

maka perlu ditambahkan kapur pertanian (dolomit). Pada umumnya lokasi yang sesuai untuk tanaman

markisa adalah dataran tinggi, sehingga kondisi lahannya banyak yang berlereng. Sebaiknya kemiringan

lahan tidak lebih dari 15%, jika lebih harus dibuat terasering untuk memudahkan pemeliharaan tanaman.

Pembibitan

Page 9: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Tanaman jenis tanaman yang umum dibudidayakan oleh petani adalah jenis markisa ungu

(edulis), tetapi jenis ini mempunyai batang yang kecil, perakaran yang dangkal dan tidak tahan terhadap

nematoda. Kemudian ada jenis lain, markisa kuning (flavicarpa) yang mempunyai batang yang cukup

besar, perakaran yang dalam, tahan terhadap nematoda, tetapi buahnya kurang disukai karena rasanya

lebih asam dan sari buahnya sedikit. Oleh karena itu telah dikembangkan teknik sambungan antara

markisa ungu sebagai batang atas dan markisa kuning sebagai batang bawah. Teknik sambungan

tersebut telah dikembangkan di Sulawesi Selatan dan ternyata hasilnya cukup memuaskan. Namun

Page 10: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Telah dibuat sebagai Percobaan di BPP Tigapancur sangat baik pertumbuhanya Produksinya pun sangat

banyak.

Pengolahan Tanah

Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan pengolahan tanah, yaitu kegiatan mulai dari land

clearing sampai lahan siap tanam. Untuk kegiatan tersebut diperlukan tenaga kerja sekitar 95 HOK per

ha. Selanjutnya di buat lubang tanaman dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm. Untuk pembuatan lubang

tersebut 1 HK/orang dapat menyelesaikan 30 lubang perhari.

Page 11: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Penanaman

Jarak tanam yang digunakan adalah 2 x 5 m, yaitu 2 m jarak antara baris tanaman dan 5 m jarak

antar tanaman. Dengan demikian jumlah tanamannya adalah 1.000 pohon per ha.

Tanaman markisa adalah tanaman merambat, untuk itu perlu dibuatkan tiang rambatan. Tiang

rambatan dapat dibuat dari pohon hidup, misalnya lamtoro, tonggak kayu atau bambu. Cara rambatan

lain dengan menggunakan kawat yaitu diantara dua tiang disambungkan sebuah kawat rambatan yang

berdiameter berkisar 3 mm.

Page 12: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Sesuai hasil penellitian yang dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Hortikultura Berastagi,

penggunaan tiang rambatan dengan pucuk bambu (tanpa kawat) memberikan pengaruh yang baik

terhadap pertumbuhan tanaman markisa serta jumlah buah dan berat buah per pohon dibandingkan

dengan tiang rambatan dengan penggunaan kawat (sistem para-para tiang jemuran dan sistem memakai

kawat).

Page 13: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan interval 3 kali per tahun pada bulan November s/d Mei. Jenis pupuk yang

digunakan adalah pupuk makro, yaitu urea dengan dosis 800 - 900 gram/pohon/tahun, TSP yaitu 60 -

120 gram/pohon/tahun dan KCl dengan dosis 800 - 1.200 gram/pohon per tahun, tergantung dari umur

tanaman. Untuk tanah yang masam sebaiknya diberi dolomit dengan dosis 200 - 500 gram per pohon per

tahun. Selain itu diperlukan juga pupuk organik yang diberikan dengan dosis 40 kg per pohon per tahun.

Pupuk organik biasanya di berikan sebagai pupuk dasar diberikan sebagai pupuk dasar.

Page 14: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan tersebut adalah 8 - 12 HOK per ha per tahun, untuk

pemupukan.

Plant Maintenance

Pemeliharaan tanaman yang dilakukan adalah kegiatan penyiangan, pengairan dan pemangkasan

tanaman. Penyiangan tanaman dilakukan secara berkala untuk menggemburkan tanah dan mencabut

rumput yang ada disekitar tanaman.

Page 15: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Pembersihan air secara teratur pada tanaman sangat dianjurkan, terutama pada saat tanaman

berbunga dan berbuah. Kebutuhan air akan meningkat pada saat mendekati pemasakan buah. Jika pada

saat buah itu tanaman kekurangan air, buah akan berkerut dan jatuh sebelum masak.

Pemangkasan tanaman diperlukan untuk menumbuhkan tunas-tunas baru tempat dimana bunga

akan muncul. Kegiatan ini dilakukan segera setelah selesai panen.

Kebutuhan tenaga kerja untuk perawatan tanaman diperkirakan antara 15 - 18 HOK per ha per

tahun tergantung dari umur tanaman.

Page 16: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

2.3. Subsistem agribisnis hilir (down-stream agribusiness)(off-farm),

Pemasaran Dapat di lihat dari bagan ini :

EKSPOR

PETANI AGEN PASAR PABRIK PAKAN TERNAK/ SARI

Page 17: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Dalam Negeri

Dalam Pemasaran Markisa dengan kata lain pasca Panen Markisa, banyak yang dapat di manfaatkan

Misalnya pembuatan sari markisa ataupun Sirup markisa, dan Kulit markisa dapat dimanfaatkan jadi pakan

ternak. Misalnya :

Pemanfaatan Kulit Buah Markisa Sebagai Pakan Komplit Kambing KacangIndustri pengolahan buah markisa (Passiflora edulis Sims f. edulis Deg) menghasilkan limbah berupa

kulit buah markisa. Limbah tersebut mempunyai potensi untuk digunakan sebagai bahan pakan ternak

Page 18: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

kambing. Dua puluh ekor kambing kacang jantan muda (rataan bobot hidup awal 17±1,24 kg) digunakan

dalam suatu penelitian untuk mempelajari pengaruh pemanfaatan kulit buah markisa sebagai campuran

pakan pelet komplit terhadap pertumbuhan. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap

yang terdiri atas 4 perlakuan pakan dan 5 ulangan. Ternak secara acak dialokasikan kedalam perlakuan

pakan yaitu 0, 15, 30 dan 45% taraf kulit buah markisa dalam campuran pakan.

Semua perlakuan pakan mempunyai kandungan protein kasar 14% dan ME 2550 Kkal/kg. Pemberian

pakan sebanyak 3,8% dari bobot hidup berdasarkan bahan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Page 19: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

konsumsi bahan kering, bahan organik dan N serta pertambahan bobot hidup dan efisiensi penggunaan

pakan tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P>0,05). Pertambahan bobot hidup harian dan efisiensi

penggunaan pakan cenderung mengalami penurunan dengan meningkatnya taraf kulit buah markisa

dalam campuran pakan. Konsumsi bahan kering, bahan organik dan N terbesar diperoleh pada perlakuan

R1 (taraf tepung kulit buah markisa 15% dalam campuran pakan) yaitu 768,78 g e-1 h-1; 687,37 g e-1 h-

1 dan 17,22 g e-1 h-1. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kulit buah markisa dapat

digunakan sampai taraf 45% dalam campuran pakan.(Foto:istimewa)(Pemanfaatan kulit buah Markisa

Page 20: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

(Passiflora edulis Sims f. edulis Deg) sebagai campuran pakan komplit kambing Kacang fase

pertumbuhan- PUSLITBANGNAK)

Selain Itu Dapat Juga dibuat menjadi sari Markisa:

Page 21: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Selaput yang melapisi biji markisa tersebut di eksatrak sehingga menghasilkan sari jeruk.

Bahkan banyak pabrik yang memproduksi sari markisa seperti, Pabrik yang memproduksi sirup markisa,

Minuman, minuman, makanan dll.

Dan hasil produksi tersebut ada yang sudah di ekspor dan di edarkan ke seluruh Indonesia.

2.4 Subsistem lembaga penunjang (off-farm)

Lembaga – lembaga penunjang produksi Markisa juga sudah di galakkan di Indonesia. Seperti Lembaga

yang membantu penelelitian pengembangan benih markisa, serta yang membantu dalam produksi markisa dan

Page 22: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

pemasarannya. Misalnya UPT BBI Hortikultura ( Unit Pelayanan Terpadu Balai Benih Induk) diberbagai tempat

di Indonesia. Serta LSM- LSM yang membantu masyarakat dalam budidaya markisa. Misalnya Lembaga

Pengabdian Pengembangan Masyarakat Universitas Atma Jaya, di Yogyakarta. Membantu para petani untuk

mengolah buah Markisa menjadi sirup. Lembaga Pengetahuan Indonesia yang membantu dalam research

penemuan bibit Markisa Unggul dan membantu masyarakat untuk mengolah markisa menjadi selai.

III. PENUTUP

Page 23: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

3.1 Kesimpulan

Di Aspek Agribisnis di Indonesia belum efisien. Alasannya Selai karena markisa tersebut hanya dapat

tumbuh baik dan menghasilkan buah yang baik hanya di daerah dataran tinggi. Sehinggga kepedulian berbagai

pihak terhadapa penanganan aspek agribisnis buah Markisa belum di perhatikan.

Namun Untu kedepannya aspek Agribisnis tanaman ini akan semakin berkembang selain karena

banyaknya pabrik atau pun perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan sirup markisa. Yang di perkirakan

akan membutuhkan pasokan buah segar dengan jumlah yang sangat besar.

Page 24: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

DAFTAR PUSTAKA

Departmen Perindustrian, 2009, Roadmap Industri Pengolahan Buah, Direktorat Jenderal Industri Agro Dan Kimia Departemen Perindustrian Jakarta

Di Unduh Dari :http://directory.umm.ac.id/penelitian/PKMI/pdf/PEMANFAATAN%20BUAH%20MARKISA%20UNGU.pdf

Lestari Novalida Br,.et.al.Pemamfaatan Markisa Ungu, Pada Usaha Kecil. PKMK 2-18-1

Page 25: ASPEK AGRIBISNIS MARKISA

Diunduh Dari :

http://iak.kemenperin.go.id/edocument/ROADMAP-BUAH.pdf