Asma Bronkial

download Asma Bronkial

of 33

description

asma bronkial

Transcript of Asma Bronkial

  • ASMA BRONKIAL

  • DEFINISIAsma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karaktekristik timbul secara episodik, cenderung pada malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktifitas fisik, ada riwayat asma/ atopi lain pada pasien dan/atau keluarganya (Konsensus Nasional Asma Anak 2001)

  • Batuk persisten- konstriksi/spasme otot bronkus- inflamasi mukosa bronkus- produk lendir kental yang berlebihan

    Gangguan inflamasi kronik yang berperan; - sel mast - eosinofil - limfosit T - makrofag - neutrofil

  • EPIDEMIOLOGI30% simptomatik pada usia < 1 tahun80-90% anak gejala asma Ix seb 4-5 thnAlergi salah satu faktor utamaAtopi faktor resiko menetapnya hiper reaktifitas bronkus dan gejala asmaHubungan kontak alergen dg sensitisasi ada hubungan erat antara kontak dg gejala50% anak tidak ada gejala lagi selama 10-20 thAnak dg asma berat tergantung steroid/sering dirawat, 95% tetap asma saat dewasa

  • ETIOLOGI Asma adalah penyakit yang multifaktorialautonomikimunologik endokrinInfeksi psikologis

  • Hiperreaktifitas bronkus terjadi karena:Hambatan sistem adrenergikEnzim adenilsiklase kurangTonus parasimpatis meningkatSehingga bila ada rangsangan terjadi spasme bronkus.

  • Asma ekstrinsik/alergikAkibat terpapar debu, serbuk sari tanamanIgE meningkat pada pasien ini

    Virus: merupakan faktor penting sebagai pemicu timbulnya asma Mis: RSV, virus parainfluenza, rhinovirus

  • PATOFISIOLOGISpasme otot polos bronkusEdema mukosa ok inflamasi sal.napasSumbatan mukus yg tidak merata di seluruh paru -------- - udara terperangkap - hiperinflasi - penurunan compliance - peningkatan tahanan jalan napas - ventilation-perfusion mismatch

  • Ventilasi perfusi tidak padanHipoventilasi alveolarPeningkatan kerja napas --- perubahan dalam gas darahAwal serangan untuk mengkompensasi hipoksia terjadi hiperventilasi sehingga kadar PaCO2 akan turun dan dijumpai alkalosis respiratorik

  • Obstruksi jalan napas yang berat----- -- kelelahan otot pernapasan -- hipoventilasi alveolar --- hiperkapnia asidosis respiratorik Bila kadar PaCO2 cenderung naik, walau pun masih dalam batas normal ----- waspada : tanda kelelahan & gagal napas

  • Dapat terjadi asidosis metabolik akibat --- hippoksia jaringan --- produksi laktat oleh otot pernapasanHipoksia dan asidosis --- --- vasokonstriksi pulmonal --- merusak sel alveoli produksi surfktan berkurang/tidak ada -- terjadi atelektasis

  • KLASIFIKASI DERAJAT PENYAKIT ASMAKlinis dan keperluan obat (Konsensus International Penanggulangan Asma Anak thn 1998)Asma episodik jarang (asma ringan) - meliputi 75% populasi asma anak - serangan asma sekali dalam 4-6 minggu - mengi ringan setelah aktivitas berat - diantara serangan, gejala -/fgs paru N - terapi profilaksis tidak diperlukan

  • Asma episodik sering (Asma sedang) - meliputi 20% populasi asma anak - serangan lebih sering, seminggu 1x/< - mengi pada aktifitas sedang, dapat dicegah dengan obat - uji fungsi paru mendekati normal - terapi profilaksis biasanya diperlukan

  • Asma persisten (asma berat) - meliputi 5% populasi asma anak - serangan sering, lebih dari 3x/minggu - uji fungsi paru abnormal - terapi profilaksis harus diberikanBeratnya derajat serangan menentukan terapi yang akan diberikan

  • GINA (Global Initiative for Asthma)Pembagian derajat serangan asma berdasarkan pada : - gejala dan tanda klinis - uji fungsi paru - pemeriksaan laboratorium

  • PASIEN RESIKO TINGGISerangan asma yang mengancam nyawaIntubasi karena seranganPneumotoraks dan/pneumomediastenumJangka waktu gejala yang lamaPenggunaan steroid sistemikKunjungan ke IGD/RS seringBerobat tidak teraturBerkurangnya persepsi tentang sesak napasPenyakit psikiatrik/masalah psikososial

  • TUJUAN TATALAKSANA SERANGAN - meredakan penyempitan jalan napas - mengurangi hipoksemia - mengembalikan fungsi paru ke normal - mencegah kekambuhan penyakit

  • GINA membagi tatalaksana asma :Tatalaksana dirumah dilakukan oleh pasien (atau orang tua) terapi awal berupa inhalasi B-agonis kerja pendek sampai 3x dalam 1 jam atau teofilin oral Bila serangan tidak mereda bawa ke RS

  • 2. Tatalaksana di rumah sakit. - awal diberi B-agonis nebulisasi 2 kali dengan selang 20 menit pemberian ketiga di+ obat antikolinergik Ini berfungsi sebagai penapis yaitu utk penentuan derajat serangan - bila serangan masih berat, beri obat IV

  • Serangan ringan.1x nebulisasi respons baik -- ringan observasi selama 1-2 jam, bila respons bertahan pasien dapat dipulangkanDibekali obat B-agonis oral/hirupan tiap 4-6 jam bila pencetusnya virus, beri steroid oral jangka pendek 3-5 hari.

  • Serangan sedangNebulisasi 2-3x, respons parsial atau inkomplitObservasi di ruang rawat sehariBeri obat parenteral

  • Serangan berat3 kali nebulisasi tidak ada respons gejala dan tanda serangan masih adaHarus dirawat di ruang rawat inapBeri O2 sejak awal 2-4 l/menitBeri cairan, steroid dan aminofilin IVFoto toraksBila ada gejala henti napas - rawat ICU

  • TATALAKSANA RUANG RAWAT INAPPemberian O2 diteruskanBeri cairan IV dan koreksi asidosisSteroid IV bolus tiap 6-8 jamNebulisasi B-aagonis tiap 1-2 jam bila klinis membaik dikurangi tiap 4-6 jamAminofilin IV 4-6 mg/kgBB dlm 20 ml D 5%/NaCl diberikan dalam 20-30 menit (belum pernah dp obat sebelumnya) bila pernah mendapat aminofilin dosis 1/2nya dosis rumatan selanjutnya 0.5-1 mg/kgBB/jam

  • Bila ada perbaikan klinis, nebulisasi di teruskan tiap 6 jam hingga 24 jamSteroid dan aminofilin diganti per oralJika dalam 24 jam tetap stabil, pasien dipulangkan dg B-agonis hirupan/oral tiap 4-6 jam selama 24-48 jam- Steroid oral dilanjutkan sp pasien kontrol 24-48 jam ke klinik rawat jalan

  • KRITERIA RAWAT DI ICUTidak ada respons sama sekali terhadap - tatalaksana awal di IGD - perburukan asma yang cepatAda kebingungan, pusing,ancaman henti napas atau hilangnya kesadaranTidak ada perbaikan dg tatalaksana baku di ruang rawat inapAncaman henti napas: hipoksemia yaitu kadar PaO2 45mmHg

  • STATUS ASMATIKUSDefinisi: yaitu keadaan asma berat yang tidak responsif dengan obat-obatan yang biasanya efektif waktu diberikan ( obat simpatomimetik dengan/tanpa aminofilin)

  • RISK FACTORS for status asthmaticus (Nelson)HISTORYChronic steroid dependent asthmaPrior intensive care admissionPrior mechanical ventilation for asthma- Recurrent visits to emergency in past 48hr Suddent onset of severe respiratory distress

  • Poor compliance with therapyPoor recognition by patient, family or physician of severity of attackFamily disfunction, crisisRespiratory arrestHypoxic seizures Encephalopathy

  • PHYSICAL EXAMINATION- Pulsus paradoxus >20mmHg- Hypotension,tachycardia,tachypnea- Cyanosis- 1-2 word dyspnea- Lethargy- Agitation- Sternocleidomastoid,intercostal,suprasterna retraction- Poor air changes

  • LABORATORY TESTSHypercarbiaHypoxia with supplement oxygenFEV1 < 30% expected no improvement after 1 hr aerosol therapyChest radiography: pneumothorax pneumomediastenum

  • THERAPYOverreliance on aerosol, inhaler therapyDelayed use of systemic corticosteroidSedationDelayed admission to hospital or intensive care unit

  • PROGNOSISStudi kohort menemukan bahwa bayi mengi tidak berlanjut menjadi asma pada masa anak dan remaja 45-85%Peningkatan IgE serum dan uji kulit positip khususnya terhadap tungau debu rumah pada bayi dapat meperkirakan mengi persisten pada masa anak.Dermatitis atopi yang sulit diatasi - prediktor terjadinya asma berat (Int.Ped.Consensus Ast)