Asma Bronkial

27
OLEH: OLEH: M. SUKMANA, S.Kep,. Ns M. SUKMANA, S.Kep,. Ns

description

asma bronkial

Transcript of Asma Bronkial

  • OLEH:M. SUKMANA, S.Kep,. Ns

  • PENGERTIAN

    Asma adalah penyakit obtruksi jalan napas yang dapat pulih dan kambuh yang ditandai dengan penyempitan jalan napas, mengakibatkan dipsnea, batuk, dan mengi.

  • ETIOLOGIAsma dpt diakibatkan : alergis, idiopatik, atau keduanya.

    Alergi alergenAsma idiopati atau nonalergi tidak berkaitan dengan alergen spesifik. Faktor-faktor yang berkaitan : infeksi pernafasan, latihan, emosi.

  • PATOFISIOLOGIEDEMA HIPERSEKRESI BRONKUSSPASME BRONKUS

    PENYEMPITAN JALAN NAPAS

  • PENGKAJIAN KEPERAWATANGejala umum berupa batuk, dipsnea dan mengi.Serangan asma:sering kali terjadi pada malam hari mulai secara mendadak dengan batuk dan sensasi sesak dada.Kemudian pernafasan lambat, mengiEkspirasi lebih kuat dari inspirasi

  • PENGKAJIAN KEPERAWATANBatuk kering pada awalnya, diikuti dengan batuk yang lebih kuat dengan sputum yang berbeda dan lendir encer.Total serangan dapat berlangsung selama 30 menit sampai beberapa jam dan dapat menghilang secara spontan

  • PENGKAJIAN KEPERAWATANTanda lanjut :sianosis akibat hipoksia beratgejala retensi karbon monoksida ( berkeringat, takhikardi dan desakan nadi melebar)

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG

    HASIL AGDFase permulaan sesak napas terjadi penurunan PaO2 dan PaCO2, pH normal atau sedikit naik.Fase hipoksemia, PaO2 < 60 mmHg dan diikuti hiperkapnia (PaCO2 > 45 mmHg)

  • PEMERIKSAAN PENUNJANGRADIOLOGIHyperlucent; pelebaran sela antar iga, diapragma letak rendah.DAHAKSputum mukoid berwarna jernih jika etiologi alergi murni.Purulen kuning atau kuning kehijauan konsistensi lunak atau kenyal pada etiologi non-alegik/infeksi.

  • PEMERIKSAAN PENUNJANGDARAH

    leukosit 15.000/mm3, eosinofil diatas normal 250/mm3.EKG

    jika detak jantung 120/menit ; sinus takikardi.

  • DIAGNOSA KEPERAWATANBERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF berhubungan dengan edema, hipersekresi dan spasme bronkial ditandai dengan bunyi napas whezzing, frekuensi napas lebih dari 30 x permenit, batuk produktif dan terdapat sputum.

  • INTERVENSI KEPERAWATANKaji bunyi napas tiap 4 jamBantu pasien batuk dan napas dalamHisap jalan napas bila perluGunakan sistem humidifikasi O2

  • INTERVENSI KEPERAWATANHindari sedatif dan analgetik narkotikMobilisasi pasien ke kursi secepat mungkin atau pertimbangkan pengisian udara, tempat tidur yang dapat bergerak sendiriPertahankan sistem hidrasi yang adekuatBerikan bronkodilator

  • DIAGNOSA KEPERAWATAN KURANG PENGETAHUAN tentang penatalaksanaan mandiri penyakit kronis (asma)

  • INTERVENSI KEPERAWATANEvaluasi kesiapan pasien untuk belajarPelaksanaan dengan mengikutsertakan keluargaJelaskan semua prosedur dan pengobatan sebelum melakukan tindakanGunakan sumber di masyarakat dan rumah sakit tentang materi belajarBiarkan pasien mendemonstrasikan menggunakan O2, mengatur masker, beristirahat posisi fowler dllCatat penyuluhan dan tingkat pemahaman pasien

  • DIAGNOSA KEPERAWATANKerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan perubahan suplai oksigen sekunder terhadap penurunan ventilasi alveolar sebagai akibat penyempitan napas.

  • INTERVENSI KEPERAWATANObservasi tanda dan gejala hipoksia, agitasi gelisah, perubahan TKPosisikan pasien untuk kenyamanan dan untuk meningkatkan pertukaran gas yang optimal

  • INTERVENSI KEPERAWATANKaji AGD dan monitor oksigenasi dengan pulseoksimetriKaji bunyi napas tiap 4 jam dan setelah intervensi seperti penghisapan atau terapi inhalasiBerikan O2 tambahan sesuai dengan indikasiKaji mental tiap 4 jam

  • INTERVENSI KEPERAWATAN

    Kaji frekuensi pernapasan, pola dan kedalamanUbah posisi setiap 2 jamBatuk dan napas dalam tiap 2 jam Siapkan dan bantu intubasi bila perlu

  • EVALUASI KEPERAWATANBERSIHAN JALAN NAPAS EFEKTIFPERTUKARAN GAS EFEKTIFPENGETAHUAN KLIEN TERHADAP PENATALAKSANAAN MANDIRI MENINGKAT

  • 8Pasien Tn. A 45 Tahun masuk dengan keluhan sesak napas, sesak napas terjadi sejak dini hari tadi. Hasil Pemeriksaan Fisik ditemukan : TD 140/90 mmHg, Nadi 120 x/menit, Frekuensi napas 35 x/menit, suhu 38,6 C. Pemeriksaan dada terdapat retraksi diding dada, sternokleodomastoideus dan trapezius berkontraksi, pengembangan dada simetris, taktil fremitus menurun pada lobus bawah paru, pergerakan cuping hidung, CRT >3 detik, bibir sianosis, mulut terbuka lebar tampak seperti lapar udara, pasien terlihat duduk kesulitan bernapas, wheezing semua lobus dan keluhan batuk bersputum. Hasil pemeriksaan Penunjang : Lab. Hg 9 gr%, Leukosit 11 ribu/mm3, Hasil AGD PaO2 60 mmHg, PaCO2 60 mmHg. pH 7,6.

  • Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan hipersekresi, edema dan spasme bronkus ditandai dengan batuk berdahak, wheezing.

  • Pola napas tidak efektif berhubungan dengan perubahan konsentrasi oksigen di arteri ditandai dengan frekuensi napas 35 x/menit, retraksi dinding dada, penggunaan otot sternokleidomastoideus dan otot trapezius.

  • Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoli ditandai dengan bibir sianosis, PaO2 60 mmHg, PaCO2 60 mmHg.