askep.q

21
Epidermi s Dermis Hipodermis Batan g Rambut Penerim a senso r Kelenj ar kering at senso r Kelenjar Palit Urat Syaraf Kandung Rambut (Folikel) Vena Arteri Akar Rambut LAPORAN PENDAHULUAN 1. ANATOMI DAN FISIOLOGI a. Epidermis Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang terdalam): 1

description

r

Transcript of askep.q

Page 1: askep.q

Epidermis

Dermis

Hipodermis

Batang Rambut

Penerima sensor

Kelenjar keringat

sensor

Kelenjar Palit Urat Syaraf

Kandung Rambut

(Folikel) Vena

Arteri Akar Rambut

LAPORAN PENDAHULUAN

1. ANATOMI DAN FISIOLOGI

a. Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel. Tebal

epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada telapak

tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit.

Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu. Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan

yang paling atas sampai yang terdalam):

1. Stratum Korneum

Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum

Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak

tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3. Stratum Granulosum

Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan   sitoplasma

terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang

mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

1

Page 2: askep.q

4. Stratum Spinosum

Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilame

tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan

melindungi terhadap efek abrasi.

b. Dermis

Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap

sebagai “True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal

pada telapak kaki sekitar 3 mm.

Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler: tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Lapisan retikuler: tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

c. Subkutis

Subkrutis merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari

lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara

longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut

daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke

dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi

panas, cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya

adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier

infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme. Fungsi

proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma mekanik,

ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen.

2. DEFINISI

Herpes zoster adalah radang kulit akut yang bersifat khas seperti gerombolan vesikel

unilateral, sesuai dengan dermatomanya (persyarafannya). Herpes zoster adalah sutau

infeksi yang dialami oleh seseorang yang tidak mempunyai kekebalan terhadap varicella

(misalnya seseorang yang sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella dalam bentuk cacar

air).

3. ETIOLOGI

2

Page 3: askep.q

Herpes zoster disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster (VVZ) dan tergolong virus

berinti DNA, virus ini berukuran 140-200 nm, yang termasuk subfamili alfa herpes

viridae. Berdasarkan sifat biologisnya seperti siklus replikasi, penjamu, sifat sitotoksik dan

sel tempat hidup laten diklasifikasikan kedalam 3 subfamili yaitu alfa, beta dan gamma.

VVZ dalam subfamili alfa mempunyai sifat khas menyebabkan infeksi primer pada sel

epitel yang menimbulkan lesi vaskuler.

Selanjutnya setelah infeksi primer, infeksi oleh virus herpes alfa biasanya menetap

dalam bentuk laten didalam neuron dari ganglion. Virus yang laten ini pada saatnya akan

menimbulkan kekambuhan secara periodik. Secara in vitro virus herpes alfa mempunyai

jajaran penjamu yang relatif luas dengan siklus pertumbuhan yang pendek serta

mempunyai enzim yang penting untuk replikasi meliputi virus spesifik DNA polimerase

dan virus spesifik deoxypiridine (thymidine) kinase yang disintesis di dalam sel yang

terinfeksi.

4. MANIFESTASI KLINIS

Gejala pertama berupa rasa gatal /rasa nyeri pada daerah yang terserang disertai

panas, lemah dan nyeri kepala, kemudian timbul tonjolan kecil seperti gigitan nyamuk.

Setelah 1-2 hari akan timbul gerombolan tonjolan kecil berisi cairan dan nanah, kemudian

cairan dan nanah tersebut akan mengering dan lepas dalam waktu 1-2 minggu.

5. PATOFISIOLOGI

Sesudah seseorang menderita cacar air, virus varisela – zoester yang diyakini sebagai

penyebab terjadinya penyakit ini hidup secara innaktif ( dormant ) di dalam sel sel saraf

di dekat otak dan medula spinalis. Kemudian hari ketika virus yang laten ini mengalami

reaktivasi, virus tersebut berjalan lewat saraf parifer ke kulit. Virus varisela yang dormant

disktifksn dsn timbul vesikel – vesikel meradang unilateral disepanjang satu dormatom.

Kulit disekitarnya mengalami edemadan pendrahan. Keadaan ini biasanya didahului atu

disertai nyeri hebat dan rasa terbakar.

Meskipun setiap saraf dapat terkena, tetapi saraf torakal, lumbal, atau kranial agaknya

sering terserang. Herpes zoeter dapat berlangsung selama kurang lebih tiga minggu.

3

Page 4: askep.q

Adanya keterlibatan saraf parifer secara lokal memberikan respon nnyeri,kerusakan

integritas jaringan terjadi akibat adanya vesikula. Respon sistemik memberikan

manifestasi peningkatan suhu tubuh. Perasaan tidak enak badan,dan gangguan

gastrointestinal.respon psikologis pada kondisi adanya lesi pada kulit memberikan respon

kecemasan dan gangguan gambaran diri.

6. KOMPLIKASI

a. Neuralgia paska herpetic

Neuralgia paska herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas

penyembuhan. Neuralgia ini dapat berlangsung selama berbulan-bulan sampai

beberapa tahun. Keadaan ini cenderung timbul pada umur diatas 40 tahun,

persentasenya 10 - 15 % dengan gradasi nyeri yang bervariasi. Semakin tua umur

penderita maka semakin tinggi persentasenya.

b. Infeksi sekunder

Pada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi.

Sebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi H.I.V., keganasan, atau

berusia lanjut dapat disertai komplikasi. Vesikel sering manjadi ulkus dengan jaringan

nekrotik.

c. Kelainan pada mata

Pada herpes zoster oftatmikus, kelainan yang muncul dapat berupa: ptosis paralitik,

keratitis, skleritis, uveitis, korioratinitis dan neuritis optik.

d. Sindrom Ramsay Hunt

Sindrom Ramsay Hunt terjadi karena gangguan pada nervus fasialis dan optikus,

sehingga memberikan gejala paralisis otot muka (paralisis Bell), kelainan kulit yang

sesuai dengan tingkat persarafan, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus,

nausea, dan gangguan pengecapan.

e. Paralisis motorik

Paralisis motorik dapat terjadi pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat perjalanan virus

secara kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang berdekatan. Paralisis

ini biasanya muncul dalam 2 minggu sejak munculnya lesi. Berbagai paralisis dapat

terjadi seperti: di wajah, diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria dan

anus. Umumnya akan sembuh spontan.

7. PATHWAY.

4

Page 5: askep.q

8. PROGNOSIS

   Pada orang muda dan anak-anak umumnya baik. Pada herpes zoster oftalmikus

prognosis bergantung pada tindakan perawatan dini.

9. PENATA LAKSANAAN

1. Pasien diistirahatkan.

2. Terapi sistemik umumnya bersifat simtomatik. Untuk nyerinya diberi analgetik, dapat

pula ditambahkan neurotropik : vit B1, B6, B12.

3. Penting segera mengeringkan vesikel. Usahakan supaya vesikel tidak pecah untuk

menghindari infeksi sekunder, yaitu dengan bedak salisil 2%. Jika terjadi infeksi

sekunder, dapat diberi antibiotik lokal, misal salep kloramfenikol 2%.

4. Terapi triamsinolon atau prednison per oral pada pasien tua bisa menurunkan

kemungkinan neuralgia pasca herpetik. Pemberian secara oral prednison 30 mg/hari

atau triamsinolon 48 mg/hari akan memperpendek masa neuralgia pasca herpetik,

terutama pada orang tua dan seyogianya sudah diberikan sejak awal timbulnya erupsi.

Indikasi lain pemberian kortikosteroid ialah untuk Sindrom Ramsay-Hunt. Pemberian

harus sedini-dininya untuk mencegah terjadinya paralisis. Yang biasa diberikan

5

Predisposisi pada pasien yang pernah menderita cacar air, sistem

imum yang lemah dan yang menderita kelainan malignitas

Reaktivasi virus varisela zoester

Vesikula yang tersebar

Respons inflamasi sistemik

Respons psikologisRespons inflamasi lokal

Kerusakan syaraf perifer

Kerusakan integritas jaringan

Gangguan gastrointestinal mual, anoreksia

Kondisi kerusakan jaringan kulit

Gangguan gambaran diriKetidakseimbangan

nitrisi kurang dari kebutuhan

nyeriGangguan

istirahat dan tidur

Page 6: askep.q

adalah prednison dosis 3 x 20 mg/hari, setelah seminggu dosis diturunkan secara

bertahap.

5. Indikasi pemberian asiklovir pada herpes zoster :

Pasien ≥ 60 tahun dengan lesi muncul dalam 72 jam

Pasien ≤ 60 tahun dengan lesi luas, akut dan dalam 72 jam

Pasien dengan lesi oftalmikus, segala umur, lesi muncul dalam 72 jam

Pasien dengan lesi aktif menyerang daerah leher, alat gerak dan perineum

(lumbal-sakral)

ASUHAN KEPERAWATAN

6

Page 7: askep.q

A. IDENTITAS PASIEN

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Alamat :

No.tlp : -

Status :

Agama :

Suku :

Pendidikan :

Pekejaan :

No.RM :

Tgl. Masuk :

Tgl. Pengkajian :

Sumber informasi:

B. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama :Nyeri.

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan bahwa nyeri di wajahnya,

skala nyeri 3, dan pasien merasakan ketidak nyamanan pada wajahnya.

3. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien mengatakan bahwa belum pernah

mengalami penyakit seperti ini, hanya gatal-gatal biasa.

Kecelakaan : tidak ada

Operasi : tidak ada.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga : pasien mengatakan bahwa pamannya juga

mengalami penyakit yang dia derita saat ini.

5. Riwayat Psikososial : pasen merasa terganggu saat melakukan aktifitas,merasa

kurang nyaman.

6. Pola-Pola fungsi kesehatan :

7

Page 8: askep.q

a. Pola aktifitas latihan.

Pasien mengatakan bahwa, untuk kegiatan mandi, berpakaian, makan

dan minum masih bisa dilakukan sendiri, tanpa perlu bantuan dari

orang lain.

b. Pola nutrisi & metabolisme.

Pasien mengatakan bahwa setiap hari diberikan asupan makanan

sebanyak 3x sehari, jenis menunya juga berganti. Porsi yang

dihabiskan pasien 5-6 sendok setiap kali makan, karena nafsu makan

berkurang. Dan pasien setiap hari minum 6-7 gelas, sekitar 1250 cc.

c. Pola eleminasi .

Pasien mengatakn,untuk BAB rutin dilakukan setiap hari,tekstur

lembek,warna dan bau normal. Dan untuk BAK juga rutin dilakukan 3-

4 kali per hari,warna agak kekuningan dan baunya khas.

d. Pola tidur/istirahat .

Pasien mengatakan bahwa pola tidur terganggu. Pada siang hari pasien

tidur mulai jam 11.00 siang dan bangun jm 12.00 siang.dan pada waktu

malam, pasien tidur mulai jm 21.00 malam dan bangun pukul 05.00

pagi. Tapi tidak merasakan kenyamanan pada waktu tidur tersebut.

e. Pola kebersihan diri .

Pasien mengatakan,rutinitas mandi dan gosok gigi dilakukan rutin 2x

sehari,dan keramas setiap 3 hari sekali. Pasien tidak kesulitan dalam

melakukan rutinitas tersebut.

f. Pola penanggulangan stress/koping-toleransi stress.

Pasien mengatakan bahwa,keinginan pasien saat ini hanyalah

kesembuhan dari penyakit tersebut.

g. Konsep Diri

selalu terbuka/bercerita kepada keluarga maupun orang lain

merasa puas dengan kehidupan yang sekarang

tidak mau menerima penghinaan.

sebagai istri dan orang tua dari kedua anknya.

merasa bahagia menjadi seorang istri.

h. Pola peran dan hubungan

Peran dalam keluarga : Sebagai ibu rumah tangga

Sistem pendukung : Suami dan anaknya

8

Page 9: askep.q

Kesulitan dalam keluarga : tidak ada kesulitan

Masalah tentang peran / hubungan dengan keluarga selama

perawatan di RS : tidak ada masalah dengan keluarga.

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi :tidak ada

i. Pola komunikasi.

Saat berkomunikasi,pasien menggunakan bahasa indonesia,dan

suaranya agak serak.pasien mengatakan bahwa saat ini tinggal bersama

istrinya dan kedua anaknya.

j. Pola seksualitas.

Tidak terkaji

k. Pola nilai dan kepercayaan.

Pasien mengatakan,untuk kegiatan sholat saat ini terganggu.

7. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : compos mentis

b. GCS : 234

c. TTV : TD :110/70

N :100/mnt

S : 36°C

RR : 23/mnt

d. Kepala dan leher .

Kepala : -bentuk : simetris

-kulit kepala : tidak ada luka/lesi

-rambut : agak bergelombang

Mata : konjungtifa kemerahan,sklera tidak ikterus

Hidung :mukosa hidung ; lembab

Mulut : mulut mukosa lembab

Telinga : -aurikula : aimetris

- Sianosis : tidak ada

Leher : tidak ada nodul

e. Thorak dan dada.

Inspeksi : bentuk dada simetris,tidak ada tonjolan ,kulit : sianosis:tidak

ada

Palpasi :nyeri tekan tidak ada

9

Page 10: askep.q

Perkusi : bunyi sonor

Auskultasi : suara nafas bersih,whezing: tidak ada.

f. Jantung

Inspeksi : bentuk dada simetris, tidak ada benjolan abnormal, letus

kordis : tidak terlihat

Palpasi : nyeri tekan tidak ada

Perkusi : bunyi pekak,batas jantung

Auskultasi :irama regulen S1-S2.normal : murmur dan galop.

g. Payudara dak ketiak.

Inspeksi :kulit,tidak ada lesi,bersih

Palpasi :tidak ada kondisi abnormal

h. Punggung dan tulang belakang :

bentuk simetris dan tidak ada kelainan

i. Abdomen .

Inspeksi : bentuk simetris,tidak ada perubahan.

Palpasi : nyeri tekan tidak ada

Perkusi :bunyi timpani

Auskultasi :paristaltik usus normal 10x/mnt

j. Genetalia dan anus : tidak terpasang kateter

k. Ekstremitas.

Kekuatan otot :

l. Sistem neorologi :

GCS : 234

Fungsi saraf kranial : normal

m. Intergumen dan kuku.

Kebersihan kuku : kuku terlihat bersih

Kelainan pada kuku : normal

suhu kulit : normal

10

Page 11: askep.q

kelembapan kulit : lembab

lesi kulit : kulit tampak merah, terdapat benjolan < 1 cm dan berisi air

mobilitas kulit : sulit di gerakkan pada daerah luka/normal

turgor dan elastisitas : setelah di cubit kulit kembali dalam waktu 2 detik.

n. Terapi obat.

Terapi sistemik hanya bersifat simtomatik, misalnya pemberian

analgetika untuk mengurangi neuralgia, dapat pula ditambahkan

neurotropik : vitamin B1 , B6 , dan B12. Antibiotika diberikan bila

ada infeksi sekunder.

Lokal : diberikan bedak. Losio kelamin dapat diberikan untuk

mengurangi rasa tidak enak dan mengeringkan lesi kulit vesikuler.

IDU 5-40% dalam 100% DMSO (dimetilsulfoksid)dipakai secara

topikal.

Pemberian scara oral prednison 30 mg per hari atau triamsinolon 48

mg mg sehari akan memperpendek masa neuralgia dan seyogianya

sudah diberikan sejak awal timbulnya erupsi.

Pengobatan dengan imunomodulator ,seperti isoprinosin dan antivirus

seperti interferon dapat pula dipertimbangkan.

Asiklovir (zovirax) 5 x 200 mg sehari selama 5 hari kemungkinan

dapat memperpendek dan memperingan penyakit ini.

ANALISA DATA

Tanggal No Data fokus Problem Etiologi

1. DS :Pasien mengatakan Nyeri Reaktivasi virus varisela zoester

11

Page 12: askep.q

bahwa pada bagian wajah

terdapat rasa gatal dan

nyeri.

DS: gelisah

P: Terdapat lesi

Q: nyeri dan gatal

R:tangan kanan

S:skala nyeri 3

T:saat pasien menggerakkan

tanganya.

Keadaan kulit kemerahan

dan ada bentola-kecil.

TTV :

TD :110/70

N :100/mnt

S : 36°C

RR : 23/mmg

Vesikula yang tersebar

Respons inflamasi lokal

Kerusakan syaraf perifer

Nyeri

2. DS : Pasien mengalami rasa

ketidak nyamanan

DO :

TD :110/70

N :100/mnt

S : 36°C

RR : 23/mmg

Rasa tidak

nyaman

Reaksi virus varisela

zoster

Vesikula yang tersebar

Respon inflamasi lokal

Kerusakan syaraf parifer

nyeri

rasa tidak nyaman

12

Page 13: askep.q

3. DS : Pasien mengetahui rasa

gatal di bagian tangan

sebelah kanan.

DO :

TD :110/70

N :100/mnt

S : 36°C

RR : 23/mmg

-klien tampak menggaruk-

garuk kulit.

Pasien kulitnya tampak

kemerahan dan di sertai

gatal.

Gangguan

istirahat dan

tidur

Reaksi virus varisela

zoster

Vesikula yang tersebar

Respon inflamasi lokal

Kerusakan integritas kulit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b.d respon inflamasi lokal sekunder dari kerusakan syaraf parifer kulit.

2. Gangguan pola istirahat b.d respon inflamasi lokal.

3. Gangguan gambaran diri (citra diri ) b.d perubahan struktur kulit.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Tgl dx.kep Tujuan KH Intervensi Rasional

1. Nyeri b.d

respon

inflamasi

lokal

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

-nyeri hiang

-keadaan

umum baik

1.BHSP

2.OBS TTV

TD: N:

S: RR:

1.pasien percaya

2.pasien

menanyakan hasil

pemeriksaan.

13

Page 14: askep.q

sekunder

dari

kerusakan

syaraf

parifer

kulit.

selama 1x24

jam diharapkan

nyeri hilang

3.kaji skala nyeri 6

4.menganjurkan pada

pasien untuk

melakukan perubahan

posisi tidur (mika-

miki).

5.mengajarkan teknik

distraksi dan relaksasi.

6.kolaborasi : berikan

terapi obat analgesik

2x1

3.pasien mengatakan

nyerinya seperti

ditusuk-tusuk jarum

(hilang timbul).

4.untuk mencegah

diskontinuitas

jaringan kulit,karena

tirrah baring yang

lama.

5.pasien lebih

nyaman.

6. pasien kooperatif

2. Gangguan

pola

istirahat

b.d respon

inflamasi

lokal.

Setelah

dilakukan

tindakan

selama 2x24

jam diharapkan

pola tidur

pasien teratasi.

- teratasinya

gangguan

pola istirahat.

-rasa nyaman

saat istirahat

1.BHSP

2.OBS TTV

TD: N:

S: RR:

3. kaji pola tidur

pasien.

4.memberikan

lingkungan yang

nyaman.

5.kolaborasi dengan tim

medis untuk pemberian

terapi obat.

1.pasien percaya.

2.pasien menerima.

3.pasien kooperatif.

4.pasien merasa

nyaman.

5.untuk mengetahui

terapi pengobatan

selanjutnya.

3. Gangguan

gambaran

diri (citra

diri ) b.d

perubahan

struktur

kulit.

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24

jam diharapkan

bisa

mengembalikan

rasa percaya

-pasien

percaya diri

-peningkatan

gambaran diri

1.BHSP

2.obs TTV

TD: S ;

N : RR:

3.memberikan

dukungan pada pasien.

4.memberikan

lingkungan yang

nyaman.

1.pasien percaya.

2.pasien menerima.

3.pasien percaya

diri.

4.pasien lebih

tenang.

5.pasien mengerti

tentang pentingnya

kebersihan diri.

14

Page 15: askep.q

diri pasien. 5.memberikan HE

tentang higene diri.

15