ASKEPP MEINGITIS

19
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITIS AGUSTINA NUGRAHINI A. Defenisi Meningitis adalah 1. radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis. 2. Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001). 3. Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001). 4. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996). 5. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).

description

ASKEPP MEINGITIS

Transcript of ASKEPP MEINGITIS

Page 1: ASKEPP MEINGITIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MENINGITISAGUSTINA NUGRAHINI

A. Defenisi

Meningitis adalah

1. radang dari selaput otak (arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus merupakan

penyebab utama dari meningitis.

2. Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula

spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001).

3. Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).

4. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

5. Meningitis adalah infeksi cairan otak disertai radang yang mengenai piamater,araknoid dan dalam derajat yang lebih ringan mengenai jaringan otak dan medulla spinalis yang superficial.(neorologi kapita selekta,1996).

B. Etiologi

 1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa

2.   Penyebab lainnya, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia

Page 2: ASKEPP MEINGITIS

3.   Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita

4.   Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan

5.   Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.

6.   Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injuri  yang berhubungan dengan sistem persarafan

Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme, tetapi kebanyakan pasien

dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi,

operasi otak atau sum-sum tulang belakang. Seperti disebutkan diatas bahwa meningitis itu

disebabkan oleh virus dan bakteri, maka meningitis dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :

meningitis purulenta dan meningitis serosa.

C. Patofisiologi

Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak

dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam

sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi

arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid.

Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak

melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak. Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret

telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena

hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang

masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid. Adanya mikroorganisme

yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan

ventrikel. Eksudat yang dibentuk akan menyebar, baik ke kranial maupun ke saraf spinal yang

dapat menyebabkan kemunduran neurologis selanjutnya, dan eksudat ini dapat menyebabkan

sumbatan aliran normal cairan otak dan dapat menyebabkan hydrocephalus.

D. Klasifikasi Meningitis

Page 3: ASKEPP MEINGITIS

a. Meningitis Bakteri

Bakteri yang paling sering menyebabkan meningitis adalah haemofilus influenza,

Nersseria,Diplokokus pnemonia, Sterptokokus group A, Stapilokokus Aurens, Eschericia colli,

Klebsiela dan Pseudomonas. Tubuh akan berespon terhadap bakteri sebagai benda asing dan

berespon dengan terjadinya peradangan dengan adanya neutrofil, monosit dan limfosit. Cairan

eksudat yang terdiri dari bakteri, fibrin dan lekosit terbentuk di ruangan subarahcnoid ini akan

terkumpul di dalam cairan otak sehingga dapat menyebabkan lapisan yang tadinya tipis menjadi

tebal. Dan pengumpulan cairan ini akan menyebabkan peningkatan intrakranial. Hal ini akan

menyebabkan jaringan otak akan mengalami infark.

b. Meningitis Virus

Tipe dari meningitis ini sering disebut aseptik meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh

berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh virus, seperti; gondok, herpez simplek dan herpez

zoster. Eksudat yang biasanya terjadi pada meningitis bakteri tidak terjadi pada meningitis virus

dan tidak ditemukan organisme pada kultur cairan otak. Peradangan terjadi pada seluruh koteks

cerebri dan lapisan otak. Mekanisme atau respon dari jaringan otak terhadap virus bervariasi

tergantung pada jenis sel yang terlibat.

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,

yaitu :

a)    Meningitis serosa

Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih.

Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya Virus,

Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

b)   Meningitis purulenta

Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis.

Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis

Page 4: ASKEPP MEINGITIS

(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus

influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

E. Manifestasi Klinik

Pada awal penyakit, kelelahan, perubahan daya mengingat, perubahan tingkah laku.

Sesuai dengan cepatnya perjalanan penyakit pasien menjadi stupor.

Sakit kepala

Sakit-sakit pada otot-otot

Reaksi pupil terhadap cahaya. Photofobia apabila cahaya diarahkan pada mata pasien

Adanya disfungsi pada saraf III, IV, dan VI

Pergerakan motorik pada masa awal penyakit biasanya normal dan pada tahap lanjutan bisa

terjadi hemiparese, hemiplegia, dan penurunan tonus otot.

Refleks Brudzinski dan refleks Kernig (+) pada bakterial meningitis dan tidak terdapat pada

virus meningitis.

Nausea

Vomiting

Demam

Takikardia

Kejang yang bisa disebabkan oleh iritasi dari korteks cerebri atau hiponatremia

Pasien merasa takut dan cemas.

F. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

1. Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisa cairan otak. Lumbal

punksi tidak bisa dikerjakan pada pasien dengan peningkatan tekanan tintra kranial. Analisa

cairan otak diperiksa untuk jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa.

Pemeriksaan darah ini terutama jumlah sel darah merah yang biasanya meningkat diatas

Page 5: ASKEPP MEINGITIS

nilai normal.

Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya

ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremi.

Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak. Normalnya kadar glukosa

cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada pasien meningitis kadar glukosa cairan

otaknya menurun dari nilai normal.

Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a)      Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.

b)      Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.

2.    Glukosa serum : meningkat ( meningitis )

3.    LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

4.    Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )

5.    Elektrolit darah : abnormal .

6.    ESR/LED :  meningkat pada meningitis

7.    Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi

2. Pemeriksaan Radiografi

CT-Scan dilakukan untuk menentukan adanya edema cerebral atau penyakit saraf

lainnya. Hasilnya biasanya normal, kecuali pada penyakit yang sudah sangat parah.

3. Pemeriksaan Diagnostik

1.   

8.    MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor

Page 6: ASKEPP MEINGITIS

9.    Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

Komplikasi

1.      Hidrosefalus obstruktif

2.      MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )

3.      Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)

4.      SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )

5.      Efusi subdural

6.      Kejang

7.      Edema dan herniasi serebral

8.      Cerebral palsy

9.      Gangguan mental

10.  Gangguan belajar

11.  Attention deficit disorder

H. Penatalaksanaan Medis Dan Pengobatan

Pengobatab biasanya diberikan antibiotik yang paling sesuai.

Untuk setiap mikroorganisme penyebab meningitis :

ANTIBIOTIK ORGANISME

DOSIS TOTAL

SEHARI UNTUK

DEWASA

INTERVAL

PEMBERIAN

Penicilin G

Ampicillin

Cefotaxime

Pneumoccocci

Meningoccocci

Streptoccocci

20 juta U/hr

18 gr/hr

12 gr/hr

2 – 4 jam

4 jam

4 jam

Page 7: ASKEPP MEINGITIS

Ceftazidime

Ceftriaxone

Chlorampenikol

Amikacin

Bactrim

Metronidazole

Sulbenicillin

Cloxacillin

Gentamicyn

Terapi TBC

INH

Rifampisin

Pyrazinamide

Streptomicyn

Haemofilus-

Influenza

Klebsiella

Pseudomonas

Proleus

Micobacterium

Tuber culosis

6 gr/hr

4 gr/hr

4 gr/hr

15 mg/kg/hr

10 mg/kg/hr

1 – 2 gr/hr

12 gr/hr

12 gr/hr

5 - 10 mg/kg/hr

15 - 20 mg/kg/hr

30 - 35 mg/kg/hr

15 mg/kg/hr i.m.

4 jam

6 jam

6 jam

12 jam

8 jam

12 jam

4 jam

4 jam

24 jam

24 jam

6 – 8 jam

12 – 24 jam

I. Pencegahan

Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor

presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat

menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas

(antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang.

Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk

Page 8: ASKEPP MEINGITIS

mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi

sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang.

MANAJEMEN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

Riwayat penyakit dan pengobatan :

Faktor riwayat penyakit sangat penting diketahui karena untuk mengetahui jenis kuman

penyebab. Disini harus ditanya dengan jelas tentang gejala yang timbul seperti kapan mulai

serangan, sembuh atau bertambah buruk. Setelah itu yang perlu diketahui adalah status

kesehatan masa lalu untuk mengetahui adanya faktor presdiposisi seperti infeksi saluran

napas, atau fraktur tulang tengkorak, dll.

II. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

2. Sakit kepala berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak.

3. Resiko terjadinya injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan

penurunan tingkat kesadaran.

III.Intervensi Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial

Tujuan Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

Kriteria hasil Tanda-tanda vital dalam batas normal Rasa sakit kepala berkurang Kesadaran meningkat

Page 9: ASKEPP MEINGITIS

Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.

Rencana TindakanINTERVENSI RASIONALISASI

Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal

Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak

Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.

Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt

Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Resoirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik

Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

Monitor intake dan output hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadra, nausea yang menurunkan intake per oral

Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.

Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava

KolaborasiBerikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.

Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen

Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika. Terapi yang diberikan dapat menurunkan

permeabilitas kapiler.Menurunkan edema serebriMenurunka metabolik sel / konsumsi dan kejang.

2. Sakit kepala berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak

TujuanPasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol

Page 10: ASKEPP MEINGITIS

Kriteria evaluasi Pasien dapat tidur dengan tenang Memverbalisasikan penurunan rasa sakit.

Rencana Tindakan INTERVENSI RASIONALISASI

IndependentUsahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang

Menurukan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat

Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mata

Dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak

Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hati

Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa sakit / disconfort

KolaborasiBerikan obat analgesic Mungkin diperlukan untuk menurunkan

rasa sakit. Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dikaji.

3. Resiko terjadinya injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran

Tujuan:Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

Rencana Tindakan INTERVENSI RASIONALISASI

Independentmonitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnya

Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.

Melindungi pasien bila kejang terjadi

Pertahankan bedrest total selama fae akut Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi

KolaborasiBerikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.

Untuk mencegah atau mengurangi kejang.Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.

IV. Evaluasi

Page 11: ASKEPP MEINGITIS

Diagnosa I Pasien kembali pada,keadaan status neurologis sebelum sakit Meningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensoris

Diagnosa II Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrol

Diagnosa III Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan

penurunan kesadaran

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: ASKEPP MEINGITIS

Carpenito, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8, EGC, Jakarta.

Depkes RI. (1996). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan. Diknakes, Jakarta.

Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 3, EGC, Jakarta.

Harsono. (1996). Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi 1, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Harsono. (2000). Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Page 13: ASKEPP MEINGITIS
Page 14: ASKEPP MEINGITIS

14

Page 15: ASKEPP MEINGITIS

15