Askep sidang HCU

download Askep sidang HCU

of 21

Transcript of Askep sidang HCU

  • 1

    ASUHAN KEPERAWATAN

    PADA KLIEN DENGAN KASUS SEPSIS, NEC, ACUTE LIVER FAILURE

    DI RUANG HCU RS DR. SAIFUL ANWAR MALANG

    I. PENGKAJIAN

    A. Identitas Klien

    Nama : By.D

    Usia : 29 hari

    Jenis Kelamin : Laki-Laki

    Alamat : Blimbing, Malang

    B. Status Kesehatan Saat Ini

    1. Keluhan saat MRS: perut klien membesar dan kulit seluruh

    tubuh berwarna kuning

    2. Keluhan saat Pengkajian: perut membesar, kulit masih

    berwarna kuning pada seluruh tubuh,bengkak pada kemaluan

    dan kedua kaki, serta pada betis teraba keras.

    3. Riwayat Penyakit Sekarang :

    Tanggal 9 Oktober 2013 perut klien diketahui membesar

    dan cembung, klien menangis terus, nafas terengah-engah,

    klien tidak mau makan dan tidak bisa BAB. Selain itu kulit

    klien berwarna kuning, di selangkangan dan kemaluan

    terdapat ruam, bengkak pada kemaluan dan kedua tungkai.

    Keluarga menduga klien alergi pampers. Tanggal 10 Oktober

    2013 klien dibawa ke poli RSSA, klien mendapatkan puyer dan

    salep. Setelah dari poli klien pulang tapi besoknya karena

    perut semakin membesar dan kulit bertambah kuning serta

    muntah seperti susu 1X, maka orangtua membawa klien ke IGD

    dan MRS di HCU. Di IGD klien mendapatkan antibiotik dan

    obat injeksi.

    Diagnosa Medis:

    1. NEC

    2. Acute liver failure

    3. Sepsis

    C. RIWAYAT KESEHATAN TERDAHULU

    1. Penyakit yang pernah dialami : kulit berwarna kuning sejak

    lahir, ruam pada selangkangan dan kulit saat usia 17 hari.

    Tempat Praktik :Ruang 7 HCU

    Tgl Praktik :11 - 16 Nov 2013 Nama :

    1. Rizqiana Dita Ekasari 2. Melda Nokas 3. Isma Sofian 4. Diena Fithriana 5. Maya Susanti

    No.RM : 1332630

    Tgl.MRS : 10 November 2013

    Tgl Pengkajian : 11 November 2013

    Sumber informasi : orang tua

    klien dan Rekam Medis

  • 2

    a. Pre natal

    Ibu klien memeriksakan kehamilan sebanyak 4 kali ke poli

    kandungan RSSA. Ibu klien sering mengkonsumsi jamu untuk

    kebugaran. Tidak ada keluhan saat kehamilan.

    b. Intra Natal

    Riwayat ketuban pecah dini 6 jam sebelum persalinan.

    Pembukaan terjadi mulai tanggal 13 Oktober 2013 jam

    07.00, klien lahir jam 09.00 (tidak terjadi pemanjangan

    kala persalinan).

    c. Post Natal

    Klien lahir di RSSA tanggal 13 Oktober 2013, lahir

    spontan, dengan berat 2800 gr, LK 49 cm, LD 32,5 cm.

    Mekonium disangkal. Tanggal 14 Oktober 2013 klien KRS.

    2. Kecelakaan (Bayi/anak: termasuk Kecelakaan

    Lahir/Persalinan,Bila pernah: Jenis dan Waktu, siapa

    Penolong kelahirannya.):

    Tidak pernah

    3. Operasi (Jenis dan Waktu):

    Tidak pernah

    4. Riwayat alergi:

    Klien tidak pernah ditemukan mengalami alergi.

    5. Penyakit kronis/akut :

    kulit berwarna kuning sejak lahir, ruam pada selangkangan

    dan kulit saat usia 17 hari.

    6. Terakhir kali MRS :

    Hanya pada saat ini

    7. Imunisasi :

    Klien belum pernah mendapatkan imunisasi

    D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

    1. Penyakit yang pernah diderita keluarga

    Nenek dari pihak ayah klien menderita diabetes mellitus,

    hypertensi, dan gout. Tidak ada anggota keluarga yang

    pernah mengalami penyakit kuning seperti yang dialami

    klien.

    2. Lingkungan rumah dan komunitas

    Klien diasuh di keluarga dengan ekonomi kurang, bila ada

    anggota keluarga yang sakit dibawa ke PKM atau bidan.

    Apabila sakitnya parah anggota keluarga yang sakit baru

    dibawa ke rumah sakit dengan status pembayaran Jamkesmas

    pusat. Rumah klien jauh dengan jalan raya, terdapat 3

    jendela besar, dan jendela kecil di tiap kamar, pencahayaan

    baik (matahari dapat masuk ke dalam rumah). Lantai

    berkeramik disapu setiap hari dan dipel setiap 1 minggu

    sekali.

  • 3

    3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan

    Klien diberi makan pisang sejak 1 minggu sebelum MRS,

    pisang diberikan 1x/hari dengan porsi buah/hari. Di rumah

    keluarga klien memelihara kucing.

    4. Persepsi keluarga terhadap penyakit anak

    Kulit anaknya berwarna kuning karena kurang minum dan

    kurang terkena sinar matahari. Terdapat ruam pada kemaluan

    dan selangkangan dianggap alergi pampers.

    E. POLA NUTRISI-METABOLIK

    Item Deskripsi

    Di Rumah Di Rumah Sakit

    Jenis diet/makanan/

    Komposisi menu

    ASI

    Pisang sejak 1

    minggu sebelum MRS

    Klien dipuasakan sejak

    tanggal 10 Oktober

    2013

    Frekuensi/pola

    Pemberian ASI

    maksimal tiap 2 jam

    sekali atau saat

    klien menangis

    Pemberian pisang

    1x/hari

    (-)

    Porsi/jumlah

    Sampai klien

    berhenti menyusu

    Pisang buah/hari

    (-)

    Pantangan Tidak ada Sesuai diet yang

    diberikan rumah sakit

    Nafsu makan Nafsu makan klien

    baik

    Klien dipuasakan

    karena perut klien

    distensi

    Peningkatan/Penurunan

    BB 6 bulan terakhir

    BB pasien sedikit

    demi sedikit

    mengalami

    peningkatan

    BB sekarang 3,5 kg

    BBI : n/2 + 4

    (1:2)+ 4= 4,5 kg

    Sukar menelan Tidak ada masalah

    dalam menelan Terpasang NGT

    F. POLA ELIMINASI

    Item Deskripsi

    di Rumah di Rumah Sakit

    BAB

    Frekuensi/pola 1x/1-2 hari 4-5x/hari

  • 4

    Konsistensi Lembek padat Lembek cair

    Warna/bau kekuningan/bau khas Kuning dan

    berlendir/bau khas

    Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

    Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

    BAK

    Frekuensi/pola Sering

    pampers

    200 cc/24 jam

    Konsistensi Cair Cair

    Warna/bau Kuning jernih Kuning keruh

    Kesulitan Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

    Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

    Balance cairan

    Tidak dilakukan

    balance cairan

    Input :

    IVFD 390 cc/24 jam

    Output :

    Urin : 200 cc/24 jam

    Feses: 5 cc/24 jam

    Kebutuhan cairan:

    3,5 x 100 = 350 cc

    IWL = 350 cc : 4 = 87,5

    cc

    Jumlah output = 292,5cc

    Balance :Input-output =

    390 cc 292,5 cc =

    +97,5 cc

    G. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

    BB saat ini 3,5 kg

    PB 49 cm

    LLA 12 cm

    LK 47 cm

    LD 33 cm

    Tahap pertumbuhan dan perkembangan

    - Sebelum sakit :

    Klien bisa mengisap, menelan

    - Saat sakit :

    Reflek menelan tidak terkaji dan rooting reflex ada

    Tahap Perkembangan psikososial

    Sejak lahir anaknya sakit-sakitan sehingga tidak dapat

    dilakukan DDST.

    Tahap perkembangan psikosexual

    Sulit dikaji

  • 5

    H. GENOGRAM

    Keterangan :

    : perempuan

    : laki-laki

    : pasien

    : tinggal serumah

    I. PEMERIKSAAN FISIK

    1. Keadaaan Umum : Lemah

    2. Kepala dan Leher

    Kepala : Bentuk normochepal, lesi (-), benjolan (-),

    rambut tipis tidak mudah rontok, penyebaran

    rambut merata, ubun ubun normal

    Mata :Tidak cowong, simetris, tidak anemis, sklera

    ikterik, pupil isokor dan rangsangan terhadap

    cahaya (+).

    Hidung : Simetris, sinusitis (-), perdarahan (-),

    pernafasan cuping hidung (+), terpasang selang

    NGT

    Mulut dan Tenggorokan : Mukosa bibir kering, warna

    kemerahan, perdarahan tidak ada, rooting reflek

    (+)

    Telinga : Simetris, bersih, nyeri tekan (-),

    Leher : Nadi carotis teraba, posisi trachea simetris,

    tidak distensi vena jugularis, tidak terdapat

    pembesaran kelenjar limfe, nyeri tekan (-)

    3. Dada

    Inspeksi

    Bentuk thorak Normal chest, retraksi intercosta (-)

    Kesadaran :Compos mentis

    TD = -

    RR = 60x/mnt

    N = 116 x/menit BB = 3,5 kg

    S = 37,1C PB = 49 cm

  • 6

    Pemeriksaaan Jantung

    Inspeksi dan Palpasi Prekordium

    Area Aorta-Pulmonum Pulsasi: Tidak

    Area tricuspid-Ventrikel

    kanan

    Pulsasi: Tidak

    Letak Ictus Cordis ICS 5 Midclavicula sinistra,

    teraba

    Perkusi

    Batas jantung Kanan atas: ICS II linea

    parasternalis dextra

    Kanan bawah: ICS IV linea

    parasternalis dextra

    Kiri atas: ICS II parasternalis

    sinistra

    Kiri bawah: ICS IV linea

    midclavicula sinistra

    Palpasi Massa (-), nyeri tekan (-)

    Perkusi Sonor

    Auskultasi Paru

    Suara Nafas Deskripsi

    Bronkial -

    Bronkovesikuler ICS I dan II antara scapula,

    intensitas sedang

    Vesikuler Seluruh lapang paru

    Suara Ucapan Dextra Sinistra

    Bronkoponi/Pectoryloquy/Egophoni - -

    Suara Tambahan Dextra Sinistra

    Rhonchi

    -

    Wheezing

    -

    Batuk dengan sputum/tidak Tidak batuk

    - -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

  • 7

    Suara Dullnes

    Auskultasi

    Bunyi Jantung I S1 tunggal

    Bunyi Jantung II S2 tunggal

    Bunyi Jantung III Murmur (-), gallop (-)

    Bunyi Jantung IV -

    Kelainan Tidak ada

    4. Punggung :Lesi (-), Massa (-)

    5. Mamae dan Axila: Benjolan/massa (-) Nyeri: tidak Ada

    6. Abdomen

    Inspeksi Lesi (-), Scar (-), Massa (-), Distensi(+), Asites (+)

    Auskultasi Bising Usus 3x/menit

    Palpasi Pembesaran Hati dan Limpa (-), scibala (-)

    Perkusi Hipertimpani

    Lain-lain Tidak ditemukan massa

    7. Genetalia

    Pengkajian Data/Gejala Deskripsi

    Inspeksi Lesi (+),Massa (-)

    Distensi(-), edema

    (+)

    Terdapat iritasi

    Palpasi Nyeri tekan tidak

    ada

    Tidak terdapat nyeri tekan

    Keluhan Tidak ada Tidak ada

    8. Ekstremitas

    Atas

    Kanan:

    Terpasang infus

    Lesi (-), scar(-), kontraktur (-), deformitas(-), edema

    (-), nyeri (-), clubbing finger (-), turgor kulit

    kembali lambat

    Pergerakan aktif

    Kiri :

    Lesi (-), Scar(-), Kontraktur (-), Deformitas(-), Edema

    (+), Nyeri (+), Clubbing finger (-),pergerakan aktif,

    turgor kulit kembali lambat, teraba keras

  • 8

    Bawah

    Kanan:

    Lesi (+), Scar (-), Kontraktur (-), Deformitas (-),

    Edema (-), Nyeri (-),pergerakan aktif, turgor kulit

    kembali lambat, teraba keras

    Kiri:

    Lesi (+), Scar (-), Kontraktur (-), Deformitas (-),

    Edema (-), Nyeri (-), pergerakan aktif, turgor kulit

    kembali lambat, teraba keras

    Kekuatan

    Otot

    5 5

    5 5

    9. METABOLISME/INTEGUMEN

    KULIT :

    Warna : Pucat(-)Sianotik(-) Jaundice (+)

    Suhu : Hangat

    Turgor :kembali (lambat), rigidity (+)

    Edema :(-)

    Memar :(-)

    Pruritus :(-)

    10. NEUROSENSORI

    Pupil: isokor

    Reaktif terhadap cahaya kanan dan kiri

    Reflek-reflek :

    babinski (+)

    patella (+)

    Kejang (-)

    J. DATA PENUNJANG (EKG,EEG,Pemeriksaan Radiologi,Laboratorium, dan

    lain-lain)

    Tanggal 11 November 2013

    Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan

    Elektrolit serum

    1. Natrium

    2. Kalium

    3. Klorida

    119 mmol/L

    8,13 mmol/L

    101 mmol/L

    136-145

    3,5-5,0

    98-106

  • 9

    Hematologi

    1. Hb

    2. Eritrosit

    3. Leukosit

    4. Hematokrit

    5. Trombosit

    6. MCV

    7. MCH

    8. MCHC

    9. RDW

    10. PDW

    11. MPV

    12. P-LCR

    13. PCT

    14. Hitung jenis

    Eosinofil

    Basofil

    Neutrofil

    Limfosit

    Monosit

    Lain-lain

    15. Evaluasi Hapusan

    Darah

    Eritrosit

    Lekosit

    Trombosit

    16. Golongan darah

    Rhesus

    17. Retikulosit

    Retikulosit

    absolut

    Retikulosit

    9,00 g/dL

    2,91 106 /L

    36,48 103/L

    25,40%

    372 103 /L

    87,30 fl

    30,90 pg

    35,40 g/dL

    20,80%

    14,4fL

    11,4fL

    33,9%fL

    0,42%

    0,0%

    0,0%

    35,0%

    11,0%

    5,0%

    Anisositosis

    Normokrom

    Kesan jumlah

    meningkat

    Kesa jumlah normal

    Terdapat platelet

    clumping

    A

    Positif (+)

    0,0128 106/uL

    0,44%

    13,4-17,7

    4,0-5,5

    4,3-10,3

    40-47

    142-424

    80-93

    27-31

    32-36

    11,5-14,5

    9-13

    7,2-11,1

    15,0-25,0

    0,150-0,4000

    0-4

    0-1

    51-67

    25-33

    2-5

    0,5 2,5

  • 10

    Faal hati(11-11-13)

    1. Bilirubin Total

    2. Bilirubin direk

    3. Albumin

    13,56 mg/dL

    12,08 mg/dL

    1,48 g/dl

    < 1,0

    < 0,25

    < 0,75

    Faal Hemostasis

    PPT

    Pasien

    Kontrol

    INR

    APTT

    Pasien

    Kontrol

    27,4 detik

    11,1 detik

    2,39

    40,1 detik

    25,7 detk

    PPT memnjang, APTT

    memanjang

    95

    Hasil USG :

    Hepar :Ukuran normal,sudut tajam,permukaan reguler,

    ecopaenchym homogen, tidak tampak pelebaran

    sistem vakuler, tampak dilatasi sistem bilier

    intrahepatika lobus kanan dan kiri dengan

    penebelan dinding d.1,0 mm, tidaktampak

    nodul/kista/abses

    Gallbladder:Ukuran besar (p.4,14 cm, d.1,8 cm), inding

    reguler tidak menebal, tidak tampak batu/sludge.

    CBD tidak melebar

    Pankreas :Ecopharenchym homogen noral, tdak tapak

  • 11

    klasifikasi/kista nodul

    Lien :Ukuran normal, permukaan rata, copharenhym, tidak

    tampak nodul maupun kista, vena lienalis tidak

    melebar

    Ren D/S :Ukuran normal, echocortex tdak meningkat, batas

    korteks medula tegas, sistem pelvic-calyceal

    tdak melebar, tidak tampak batu/kista

    VU :Isi kosong, tidak memungkinkan dievaluasi

    Tampak echo cairan bebas minimal

    Kesimpulan :

    Hydrops Gall Bladder dengn tand-tnda Cholangitis

    Ascites

    K. PROGRAM TERAPI

    Tanggal 11 November 2013

    O2 NRBM 6 lpm

    IVFD CN 10% 355 cc/24 jam = 16 cc/jam

    PRC 35 cc

    Aminosteril 6% 25 cc (2,2 gr/kg/hr)

    Injeksi

    - Ampicilin 250 mg/8 jam

    - Gentamisin 15 mg/24 jam

    - Dexamethasone 0,5 mg/8 jam

    P.O

    - Curcuma 20 mg/8 jam

    Diet/ NGT = puasa

    Malang,.............................20......

    (.................................................) Tanda Tangan/Nama Jelas

  • 12

    ANALISIS DATA

    No DATA ETIOLOGI PROBLEM

    1 DS:

    Anaknya

    dipuasakan sejak

    Sabtu,9 November

    2013. Produksi

    urine lebih

    sedikit dibanding

    biasanya

    DO:

    k/u lemah

    Produksi urine

    200 cc/24 jam

    Mukosa bibir

    kering

    Rigidity (+)

    Turgor kulit > 3

    detik

    Natrium 119

    mmol/L

    Kalium 8,13

    mmol/L

    Hematokrit 25,40%

    Klien dipuasakan

    sejak 3 hari yang

    lalu

    PROM

    Kontak dengan lingkungan

    eksternal

    MO

    Port d entry

    Invasi (hematogen, lipogen,

    limfogen)

    Janin terinfeksi

    Hambatan maturitas organ

    sistemik

    Vasodilatasi kapiler

    Peningkatan permebialitas

    kapiler

    Kehilangan cairan intravaskular

    Kekurangan volume cairan dan

    elektrolit

    Kekurangan

    volume

    cairan dan

    elektrolit

    2 DS :

    Anaknya diberi

    pisang

    buah/hari sejak

    usia 21 hari

    DO:

    Ibu masih belum

    kurang paparan informasi

    ketidakmampuan memberi

    perawatan pada anak

    kurang pengetahuan orang tua

    Kurang

    pengetahuan

    orang tua

  • 13

    percaya bahwa

    penyakit anaknya

    disebabkan oleh

    salah makan

    Adanya ruam,

    bulae, luka di

    tungkai dianggap

    sebagai alergi

    3 DS :

    Suhu tubuh

    anaknya naik

    turun sejak

    Minggu, tanggal

    10 November 2013

    Do:

    Riwayat ketuban

    pecah dini 6 jam

    sebelum

    persalinan

    WBC 36,48 103/L

    Klien belum

    mendapatkan

    vaksinasi

    T saat pengkajian

    37,1 C, T pukul

    12.00 37,5 C

    RR: 60x/menit

    N: 116X/menit

    Gcs 456

    Neutrofil 35,0%

    Limfosit 11,0%

    PROM

    Kontak dengan lingkungan

    eksternal

    MO

    Port d entry

    Invasi (hematogen, lipogen,

    limfogen)

    Janin terinfeksi

    Penurunan pertahanan tubuh

    primer dan sekunder

    Peningkatan kerentanan

    MOD

    MOF

    Resiko syok

    Resiko syok

    4 Ds :-

    DO :

    RR: 60x/menit

    PCH (+)

    PROM

    Kontak dengan lingkungan

    eksternal

    Pola nafas

    tidak

    efektif

  • 14

    Retraksi dada (+)

    Insiprasi :

    ekspirasi = 1:1

    Pernafasan cepat

    dan dangkal

    Ph 7,37

    PCo2 27,2 mmHg

    Hco3 15,8 mmol/L

    MO

    Port d entry

    Invasi (hematogen, limfogen)

    Janin terinfeksi

    Hambatan maturitas organ

    Bayi lahir sakit

    Invasi bakteri menyebar ke otak

    Menyebar ke medulla oblongata

    Mengganggu pusat respiratori

    Peningkatan upaya nafas

    Pola nafas inefektif

    5. DS :

    Kulit anaknya

    sejak lahir

    berwarna kuning

    dan muncul ruam

    saat anaknya

    berusia 17 hari

    DO :

    Membran mukosa

    kuning

    Sklera kuning

    Bilirubin total

    13,56 mg/dL

    Bilirubin direk

    Pemecahan hem dan globin >>

    Produksi enzim UDP glukoronat

    tranferase minimal pada bayi

    Hasil pemecahan hem dan globin

    tidak dapat diekskresi lewat

    urine dan feces

    Penumpukan hasil pemecahan hem

    dan globin

    Ikterik neonatus

    Peningkatan kerentanan kulit

    Kerusakan

    integritas

    kulit

  • 15

    12,08 mg/dL

    Kern ikterus

    grade 5

    Terdapat ruam

    pada selangkangan

    dan kemaluan

    Terdapat bula

    pada kedua

    punggung kaki

    Neutrofil 35,0%

    Limfosit 11,0%

    Adanya faktor mekanik eksternal

    Kerusakan integritas kulit

    DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PROIRITAS

    1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

    2. Resiko syok

    3. Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan

    kegagalan mekanisme regulasi

    4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan

    imunologis

    5. Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya

    paparan informasi

    INTERVENSI

    1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi

    Tujuan :

    Klien akan menunjukkan pola nafas reguler dalam waktu 1x8 jam

    setelah dilakukan oksigenasi dan nebulisasi

    Kriteria hasil:

    - RR 40-60 x/menit

    - Pernafasan cuping hidung (-)

    - tidak ada retraksi dinding dada

    Intervensi Rasional

    1. Kaji penggunaan otot-

    otot bantu pernafasan

    irama, frekuensi

    Otot-otot aksesoris pernafasan dan

    sistem respirasi pada bayi usia ini

    rentan mengalami distress

  • 16

    pernafasan

    2. Kaji etiologi atau

    faktor pencetus

    ketidakefektifan pola

    nafas

    Ketepatan dalam mengidentifikasi

    diperlukan untuk mengantisipasi gawat

    nafas pada anak

    3. Berikan posisi dengan

    kepala tinggi dari

    badan. Ganti penggunaaan

    pakaian yang ketat

    Memungkinkan daya ekspansi diafragma

    lebih leluasa

    4. Ciptakan lingkungan yang

    nyaman dan tenang

    (batasi pengunjung)

    Kegaduhan hanya menyebabkan kecemasan

    yang dapat meningkatkan sesak

    5. Ciptakan kondisi

    lingkungan dengan

    ventilasi yang memadai

    Ketika klien mengalami sesak

    memerlukan fraksi oksigen efektif

    untuk mendukung asupan O2 pernafasan

    6. Pantau hasil pemeriksaan

    BGA

    Pemeriksaan BGA untuk menganalisis

    saturasi oksigen tubuh

    7. Berikan O2 sesuai

    kebutuhan atau bila

    perlu

    Adekuasi asupan Oksigen tidak cukup

    bilamana tidak ada support external

    8. Kolaborasi :oksigen 6-8

    lpm/NRBM

    Mencegah terjadinya hipoksia

    2. Resiko syok

    Tujuan :

    Syok tidak menjadi aktual selama masa perawatan

    Kriteria hasil:

    a. Klien bebas dari tanda dan gejala syok

    b. Jumlah leukosit dalam batas normal

    Intervensi Rasional

    1. Kaji faktor-faktor

    risiko/pencetus syok

    Tingkat keparahan/potensi klien

    mengalami syok sering ditentukan

    tingkat keparahan penyakit dasarnya

  • 17

    2. Catat dan temukan tanda dan

    gejala adanya syok

    Kewaspadaan dalam mengenali tanda

    gejala tersebut memudahkan membuat

    keputusan klinik secara tepat dan

    cepat

    3. Catat dan segera laporkan

    bila tanda gejala atau yang

    berpotensi mengarah pada

    syok ditemukan

    Kemungkinan yang mengarah pada

    kondisi kegawatan segera dideteksi

    lebih dini

    4. Pertahankan terapi cairan

    dan antimikroba sesuai

    advice terapi

    Pada saat syok, sering diperberat

    adanya gangguan perfusi dan

    sirkulasi. Faktor infeksi harus

    segera diatasi karena akan lebih

    beresiko terjadinya collaps pada

    bayi

    5. Lakukan evaluasi dan

    kolaborasi secara simultan

    selama fase akut yang

    berpotensi terjadi syok

    Continuitas pengawasan secara ketat

    mencegah terjadinya syok.

    Diperlukan kerja team work dalam

    membuat keputusan

    3. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan

    regulasi

    Tujuan :

    Klien akan menunjukkan perbaikan balance cairan dalam waktu 1x8

    jam setelah dilakukan resusitasi cairan.

    Kriteria hasil:

    a. Turgor kulit kebali normal

    b. Prodksi urine kembali normal 1,5cc - 2cc/kg BB/jam

    c. Mukosa kulit lembab

    Intervensi Rasional

    1. Kaji riwayat durasi /

    intensitas mual muntah dan

    berkemih berlebihan.

    Membantu memperkirakan

    pengurangan volume total.

    2. Monitor vital sign dan

    perubahan tekanan darah

    orthostatic

    Hipovolemia dapat

    dimanifestasikan oleh hipotensi

    dan takikardi. Perkiraan berat

  • 18

    ringannya hipovolemia dapat

    dibuat ketika tekanan darah

    sistol pasien turun lebih 10 mmhg

    dari posisi berbaring ke posisi

    duduk atau berdiri.

    3. Observasi output dan

    kualitas urine

    Memberikan perkiraan kebutuhan

    cairan pengganti, fungsi ginjal

    dan keefektifan dari terapi yang

    diberikan.

    4. Timbang barat badan Memberikan hasil pengkajian yang

    terbaikdari status cairan yang

    berlangsung dan selanjutnya dalam

    memberikan cairan pengganti.

    5. Ciptakan lingkungan yang

    nyaman,perhatikan perubahan

    emosional

    Mengurangi peningkatan suhu yang

    menyebabkan pengurangan cairan,

    perubahan emosional

    6. Kolaborasi dengan dokter

    untuk therapy : pemasangan

    cateter pemeriksaan

    laboratorium dan obat-

    obatan.

    Untuk intervensi dan pebaikan

    selanjutnya

    IMPLEMENTASI

    Tgl/Jam Dx kep No. IMPLEMENTASI Paraf

    11 November 2013

    DX. 1

    1 Mengkaji penggunaan otot-otot bantu pernafasan

    irama, frekuensi pernafasan

    2 Mengkaji etiologi atau faktor pencetus

    ketidakefektifan pola nafas

    3 Memberikan posisi dengan kepala tinggi dari

    badan. Mengganti penggunaaan pakaian yang ketat

    4

    Menciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang

    (batasi pengunjung)

    5

    Ciptakan kondisi lingkungan dengan ventilasi

    yang memadai

  • 19

    6

    Memantau hasil pemeriksaan BGA

    7

    Memberikan O2 sesuai kebutuhan atau bila perlu

    8

    Berkolaborasi dala pemberian :oksigen 6-8

    lpm/NRBM

    11 November 2013

    DX. 2

    1 Mengobservasi tanda dan gejala syok

    2 Menganjurkan keluarga dalam pemberian nutrisi

    secara adekuat

    3

    Mengajarkan keluarga tanda dan gejala syok dan

    menganjurkan untuk segera melapor pada perawat

    bila tanda dan gejala muncul

    4 Berkolaborasi dalam pemberian antibiotik

    11 November 2013

    DX. 3

    1 Mengkaji riwayat durasi / intensitas mual muntah

    dan berkemih berlebihan

    2 Memonitor vital sign dan perubahan tekanan darah

    orthostatic

    3 Mengobservasi output dan kualitas urine

    4 Menimbang barat badan

    5 Menciptakan lingkungan yang nyaman,perhatikan

    perubahan emosional

    6

    Berkolaborasi dengan dokter untuk therapy :

    pemasangan cateter pemeriksaan laboratorium dan

    obat- obatan.

  • 20

    CATATAN PERKEMBANGAN

    TGL Jam Dx

    kep

    Evaluasi Paraf

    12

    November

    2013

    12.00 1 S :-

    O : RR: 50x/menit

    PCH (+)

    Retraksi dada (+)

    Insiprasi : ekspirasi = 1:1

    Pernafasan cepat dan dangkal

    A : Hiperventilasi pada anak ini cenderung

    diakibatkan kondisi hipermetabolik.

    P : intervensi dilanjutkan 1,3,4,7

    12

    November

    2013

    12.30 2 S : -

    O : WBC 36,48 103/L

    T saat pengkajian 38,6 C

    RR: 50x/menit

    HR: 140x/menit

    A : - Resiko syok tidak menjadi aktual

    - Fluktuasi kondisi anak masih

    ditentukan tingginya kadar leukosit

    dalam darah dan gagal hemodinamik

    P : pertahankan intervensi 1-4

    12

    November

    2013

    13.00 3 S : Anaknya puasa sejak Sabtu,9 November

    2013. Produksi urine lebih sedikit

    dibanding biasanya

    O :k/u lemah

    Produksi urine 200 cc/24 jam

    Mukosa bibir kering

    Rigidity (+)

    Natrium 119 mmol/L

    Kalium 8,13 mmol/L

    Hematokrit 25,40%

    Klien dipuasakan sejak 3 hari yang

    lalu

    A : Anak masih berada pada fase akut

    infeksi.

    P : intervensi dilanjutkan 3,4,6

  • 21

    TGL Jam Dx

    kep

    Evaluasi Paraf

    13

    November

    2013

    12.00 1 S :-

    O : RR: 32x/menit

    PCH (-)

    Retraksi dada (+)

    Insiprasi : ekspirasi = 1:1

    A : Hipermetabolik yang menyebabkan

    terjadinya hiperventilasi dapat

    berkurang

    P : intervensi dilanjutkan 1,3,4,7

    13

    November

    2013

    12.30 2 S : -

    O : T saat evaluasi 36,1C

    RR: 32X/menit

    HR:120x/menit

    A : - Resiko syok tidak menjadi aktual

    - Kondisi anak mulai stabil dan gagal

    hemodinamik dapat dihindari

    P : pertahankan intervensi 1,2,4

    13

    November

    2013

    13.00 3 S : Anaknya mulai minum sejak pagi tadi.

    Produksi urine lebih sedikit

    dibanding biasanya

    O :k/u lemah

    Produksi urine 300 cc/24 jam

    Mukosa bibir lembab

    Rigidity (+)

    Klien sudah tidak puasa mulai pagi ini

    dan mendapat ASI 8x5 cc

    A : Balance cairan masih belum memenuhi

    tingkat kebutuhan anak

    P : intervensi dilanjutkan 3,4,6