Askep Retentio Urin

18

description

urologi gadar

Transcript of Askep Retentio Urin

  • adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria. adalah tertahannya urine di dalam kndung kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronisadlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth). adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan untuk mengosongkannya secara sempurna.

  • Supra vesikal Kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis S2, S4 setinggi T12 , L1. Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian ataupun seluruhnya, misalnya pada operasi mesenterasi pelvis, kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel, spasmus sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat.

  • Vesikal Kelemahan otot detrusor karena lama teregangatoni pada pasien DM atau penyakit neurologist.Intravesikal Pembesaran prostateKekakuan leher vesikaStrikturBatu kecilTumor pada leher vesika, atau fimosis.

  • Diawali dengan urine mengalir lambat.Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan kandung kemih tidak efisien.Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK. Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

  • Pemeriksaan diagnostic Pemeriksaan specimen urine.Pengambilan: steril, randomPenagmbilan umum: pH, BJ, Kultur, Protein, Glukosa, Hb, KEton, Nitrit.Sistoskopy, IVP.Penatalaksanaan Kateterisasi urethra. Dilatasi urethra dengan bougy. Drainage suprapubik.

  • PEMERIKSAAN FISIK :Primary Survey Scondary Survey Riwayat kesehatan umumRiwayat kesehatan keluargaRiwayat kesehatan klienRiwayat kesehatan sekarang

  • Nyeri akut berhubungan dengan radang urethra, distensi bladder.Intervensi :Kaji nyeri, lokasi dan intensitas.Perhatikan tirah baring bila diindikasikan.Pasang kateter untuk kelancaran drainase.Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi, contoh eperidin.

  • Gangguan pola eliminasi urine berhubungan infeksi bladder, gangguan neurology, hilangnya tonus jaringan perianal, efek terapi. Intervensi:Kaji pengeluaran urine dan system kateter.Perhatikan waktu, jumlah berkemih, dan ukuran aliran..Dorong pasien untuk berkemih bila terasa adanya dorongan.Dorong pemasukan cairan sesuai toleransi..Intruksikan pasien untuk latihan perineal, contoh mengencangkan bokong, menghentikan dan memulai aliran urine..

  • Ansietas berhubungan dengan status kesehatan.Intervensi:Berikan informasi tentang prosedur dan apa yang akan terjadi, contoh kateter, iritasi kandung kemih..Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur atau menerima pasien..Dorong pasien atau orang terdekat untuk menyatakan masalah / perasaan.

  • Diagnosa 4 Kurang pengetahuan tentang kondisi, kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal informasi masalah tentang area sensitive.Tujuan:Pasien menyatakan pemahaman proses penyakit.Pasien dapat melakukan perubahan perilaku yang perlu.Pasien dapat berpartisipasi dalam program pengobatan. Intervensi:Dorong pasien untuk menyatakan rasa takut dan atau perasaan perhatian.Kaji ulang tanda atau gejala yang memerlukan tindakan atau evaluasi medik.Berikan informasi bahwa kondisi pasien tidak ditularkan secara seksual.Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, dan minuman mengandung alkohol.

  • Diagnosa 5 Resiko infeksi berhubungan dengan terpasangnya kateter urethra.Tujuan:Mencapai waktu penyembuhan dan tidak mengalami tanda infeksi. Intervensi:Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan kateter regular dengan sabun dan air, berikan salep antibiotic di sekitar sisi kateter.Awasi tanda tanda vital, perhatikan demam ringan, menggigil, nadi dan pernafasan cepat, gelisah.Observasi sekitar kateter suprapubik..

  • Kateterisasi :Syarat :Prinsip aseptikGunakan kateter folleyUsahakan tidak nyeri spasme spingter.Sistim tertutup dan ukur volume urin.Antibiotik profilaksis 1 kali.

  • Sistostomi trokar/tertutup :Indikasi :Kateterisasi gagal : striktur, batu uretra yg menancapKateterisasi tidak dibenarkan : trauma uretraSyarat :Retensi urin dan buli-buli penuh (fundus lebih tinggi pertengahan jarak antara simpisis dan pusat).Ukuran Folley lebih kecil dari celah trokar (20 F)Cikatrik abd.

  • Open sistostomi Indikasi :Sistostomi trokarSistostomi trokar gagalAda tindakan tambahan : ambil batu, evakuasi clot.

  • Pungsi buli-buli.Syarat :kateterisasi gagalfasilitas sistostomi (-)informasi tindakan sementara & perlu tindakan lanjutanKateterisasi, Indikasi : - Drainase buli selama dan sesudah proc. bedah . - Menilai produksi urin pada pasien kritis. - Pengambilan spesimen urin . - Evaluasi urodinamik. - Studi radiografi - Menilai residual urin - Retensio urin.

  • Selamat Belajar .... Sukses Dan Terus SemangatSampai Jumpa Di lain Waktu Wassalam.......