ASKEP Pemenuhan Kebutuhan URINARI
-
Upload
fian-soemasdiar -
Category
Documents
-
view
133 -
download
0
Transcript of ASKEP Pemenuhan Kebutuhan URINARI
A. DASAR TEORI
Eliminasi merupakan proses pengeluaran sisa meetabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Hal tersebut yang mendasari manusia untuk melanjutkan hidup dan salah satu syarat untuk
terpenuhinya kebutuhan tingkat selanjunya. Eliminasi dibagi menjadi dua yaitu eliminasi uri
dan eliminasi fekal.
Eliminasi Urine
Urin adalah hasil filtrasi ginjal, eliminasi urin adalah pengeluaran cairan (urine).
1. Karakteristik urin :
a. Unsur – unsur pembentuk urine :
Air 96 %
Ureum ( hasil pemecahan protein )
Asam urat ( hasil pemecahan protein )
Zat warna urin ( hasil pemecahan butir – butir darah merah )
Berbagai garam
Hormon
2. Banyaknya urin normal adalah 1 – 1,5 liter setiap hari.
Banyak urin yang dikeluarkan seseorang dapat bertambah sebagai akibat
pemasukan cairan dalam tubuh yang banyak, obat – obat tertentu yang dapat
meningkatkan filtrasi pada ginjal dan kelainan pada penyakit.
Banyak urin yang dikeluarkan seseorang berkurang sebagai akibat cairan yang
masuk terlalu sedikit, muntah – muntah, diare, berkeringat terlalu banyak dan
udema.
a. Warna urine normal adalah kuning muda ( kuning seperti jerami ), sedangkan
warna urine tidak normal seperti :
Coklat dan buih berwarna kuning maka kemungkinan terdapat gangguan pada
hati atau saluran empedu.
Merah kemungkinan karena makanan, darah (haid, gangguan kandung kemih,
ginjal, saluran air kemih).
Merah jingga menggunakan tablet tertentu.
b. Kejernihan urine yaitu jernih, jika disimpan menjadi keruh.
Bau urine normal adalah tidak berbau, apabila berbau kemungkinan obat ( vitamin
B, pembritin ), radang, adanya penyakit DM, bahan makanan, pemekatan.
3. Faktor faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine :
a. Pertumbuhan dan perkembangan
Bayi dan anak tidak dapat memekatkan urine secara efektif. Dengan demikian urine
mereka tampak berwarna kuning jernih atau bening. Bayi dan anak-anak
mengekskresi urine dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan ukuran tubuh
mereka yang kecil.
b. Sosiokultural
Adat istiadat tentang privasi berkemih berbeda-beda. Misal masyarakat amerika utara
mengharapkan agar fasilitas toilet merupakan sesuatu yang pribadi, sementara,
beberapa budaya eropa merupakan fasilitas toilet yang digunakan secara bersama-
sama.
c. Psikologis
Stress emosional dapat menimbulkan dorongan untuk berkemih dan frekuensi
berkemih meningkat. Seorang indifidu yang cemas dapat merasakan suatu keinginan
untuk berkemih.
d. Kebiasaan pribadi
Privasi dan waktu yang mendukung untuk berkemih biasanya penting untuk
kebanyakan individu. Beberapa individu memerlukan distraksi misalnya membaca
untuk rileks.
e. Tonus otot
Lemahnya otot abdomen dan otot dasar panggul merusak kontraksi kandung kemih
dan kontrol sfingter uretra eksterna.
f. Status volume
Ginjal mempertahankan keseimbangan sensitif antara retensi dan ekskresi cairan.
Apabila cairan dan konsentrasi elektrolit serta solut berada dalam keseimbangan,
peningkatan asupan cairan dapat menyebabkan peningkatan produksi urine.
g. Kondisi penyakit
Beberapa penyakit dapat mempengaruhi kemampuan untuk berkemih.
h. Prosedur bedah
Stres pembedahan pada awalnya memicu sindrome adaptasi umum. Kelenjar hipofisis
posterior melepas sejumlah ADH yang meningkat, yang meningkatkan reabsorpsi air
dan mengurangi keluaran urine.
ii. Obat-obatan
a.Retensi urine dapat disebabkan oleh penggunaan obat antikolinergig misalnya
atropindan obat penyekat beta-andrenergig, misalnya inderal. beberapa obat dapat
mengubah warna urine.
k. Pemeriksaan diagnostik
a.Pemeriksaan sistem perkemihan dapat mempengaruhi berkemih. Klien sering
megalami retensi urine setelah menjalani prosedur ini dan dapat mengeluarkan urine
berwarna merah atau merah muda karena perdarahan akibat trauma pada mukosa
kandung kemih.
C. Pengkajian
1. Pengkajian Keperawatan
Pola eliminasi urine menggambarkan kebiasaan berkemih, adanya perubahan
baik dalam jumlah, frekuensi berkemih maupun waktu berkemih.
Riwayat penyakit / pembedahan yang pernah dilakukan seperti infeksi saluran
kemih.
Riwayat pengobatan yang biasa dilakukan seperti obat pengurang rasa sakit,
jenis obat-obat yang selalu dimakan.
Kebutuhan utama yang dirasakan seperti sakit saat berkemih (miksi), sering
miksi pada malam hari, tidak lampias, sakit saat mulai bekemih, berkemih
yang tidak terasa.
4. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Merupakan suatu tahapan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda ada
kelaianan dan tidaknya pada saluran urinarinya.
Palpasi
Merupakan pemeriksaan fisik untuk merasakan ada idaknya massa di dalam
tructus urinarius. Yang akan di palpasi pada bagian blader, maupun penisnya.
Perkusi
Merupakan pemeriksaan fisik untuk mendengarkan suara ataupun mengetahui
ada tidaknya kelainan pada sistem urinaria. Yang akan di perkusi pada bagian
posterior abdomen kanan dan kiri, serta pada blader.
5. Pengkajian Urine
Intake untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk dalam tubuh melalui oral
dan pariental.
Out put untuk mengetahui jumlah urine yan keluar dari tubuh.
Kerakteristik dari urine meliputi warna, bau, PH, konsistensi, berat jenis urine.
Kultur urine, pembiakan urine untuk menetahui jenis kuman yang ada dalam
urine..
D. Format Pengkajian
1. Berapa kali anda biasanya buang air kecil ? Berapa volumenya?
2. Dimana biasanya buang air kecil ?
3. Apakah mengalami kesulitn saat buang air kecil ?
4 Apakah mengalami kesakitan saat buang air kecil ?
5. Bagaimana warna urine ?
6. Bagaimana kejernihan urine yang Anda keluarkan ?
7. Bagaimana bau urinenya?
8. Berapa gelas per hari Anda minum ?
9. Apakah sedang dalam keadaan stess ?
10. Apakah Anda mempunyai riwayat penyakit ?
11. Apakah pernah mengalami operasi ?
12. Apakah Anda mengonsumsi obat-obat tertentu ? Jika iya, apa jenisnya ?
A. Analisa DataData Masalah PenyebabDO-wajah terlihat cemas dan gelisah- pasien terlihat berjalan tertatih tatih emelindungi daerah yang sakit- Nyeri tekan pada bagian vesica urinaria- Terasa massa irreguler, keras immobilepada area vesica urinaria
DS-pasien mengeluh nyeri setelah buang air kecil- pesien mengeluh jika urinnya berwarna kemerahan- pasien mngeluhkan ketika buang airkecil hanya sedikit
- gangguan ketidak nyamanan berupa nyeri
- adanya sumbatan pada tructus urinarius
B. Diagnosa Keperawatan1. Gangguan ketidaknyamanan berupa nyeri berhubungan dengan adanya sumbatan pada
tructus urinariusyang dapat menyebabkan iritasi palapisan mukosa pada vesica urinaria atau pada tructus urinarius. Yang ditandai deengan:- Wajah pasien terlihat cemas- Pasien berjalan tertatih-tatih melindungi daerah yang sakit- Adanya nyeri tekan pada bagian vesica urinaria- Terasa massa yang irreguler keras dan immobile pada area vesica urinaria- Pasien mengeluh nyeri setelah BAK- Urin berwarna kemerahan
Tujuan- Melaporkan nyeri setelah BAK hilang- Pasien tampak rileks kembali tanpa ada rasa gelisah setelah rasa nyeri tersebut
hilang- Massa ireguler keras dan imobile pada vesica urinaria hilang setelah dilakukan
operasi- Urin berwarna kuning pekat dan tidak ada tanda kemerahan pada urin setelah
pengangkatan massa yang menyumbat pada tructus urinarius
C. Perencanaan KeperawatanNO DIAGNOSA
KEPERAWATANPERENCANAAAN KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Gangguan ketidaknyamanan berupa nyeri berhubungan dengan adanya sumbatan pada tructus urinariusyang dapat menyebabkan iritasi palapisan mukosa pada vesica urinaria atau pada tructus urinarius. Yang ditandai deengan:
-Wajah pasien terlihat cemas
-Pasien berjalan tertatih-tatih melindungi daerah yang sakit
-Adanya nyeri tekan pada bagian vesica urinaria
-Terasa massa yang irreguler keras dan immobile pada area vesica urinaria
-Pasien mengeluh
- Melaporkan nyeri setelah BAK hilang
- Pasien tampak rileks kembali tanpa ada rasa gelisah setelah rasa nyeri tersebut hilang
- Massa ireguler keras dan imobile pada vesica urinaria hilang setelah dilakukan operasi
- Urin berwarna kuning
- Kaji nyeri, perhatikan lokasi, dan intensitasnya (0-10)
- Berikan obat nyeri sesuai program dan pantau kefektifannya
- Dorong asupan cairan sebanyak 3000 ml/24 jam (jika tidak dikonntraindikasikan)
- Berikan tindakan kenyamanan (sentuhan terapeutik)
dan aktivitas terapeutik
- nyeri tajam menunjukan spasme kandung kemih, yang cenderung lebih berat paada pendekatan supra pubik
- Untuk meredakan nyeri dn menurunkan ketegangan akibat ansietas
- Untuk melembabkan membran mukosa dan melarutkan zat kimia yang ada dalam
- Menurunkan tegangan otot, memfokuskan kembali perhatian, dan meningkatkan kemampuan
nyeri setelah BAK-Urin berwarna kemerahan
pekat dan tidak ada tanda kemerahan pada urin setelah pengangkatan massa yang menyumbat pada tructus urinarius
- Berikan perawatan yang tepat untuk kondisi perkemihan pasien. Bantu pasien untuk memahami penyakit dan penanganannya
koping
- Untuk mendukung pemulihan