ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

19
ASUHAN KEPERAWATAN PAROTITIS PADA ANAK A. Definisi Parotitis Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah. Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak dibawah usia 15 tahun (sekitar 85% kasus).(Warta Medika,2009) Parotitis ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar parotis (sekitar 60% kasus). Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat- obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh (Sumarmo,2008) Menurut Sumarmo (2008) penyakit gondong (mumps, parotitis) dapat ditularkan melalui: 1. Kontak langsung

description

contoh askep dengan pasien parotitis

Transcript of ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

Page 1: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PAROTITIS PADA ANAK

A. Definisi Parotitis

Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular dimana sesorang

terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara

telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian

bawah. Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemik atau

epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak  dibawah usia 15 tahun (sekitar 85%

kasus).(Warta Medika,2009)

 Parotitis  ialah penyakit virus akut yang biasanya menyerang kelenjar ludah terutama kelenjar

parotis (sekitar 60% kasus).  Gejala khas yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama kelenjar parotis. 

Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan sel epitel, pelebaran dan

penyumbatan saluran. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem

saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya. Adapun mereka yang beresiko besar

untuk menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi

obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium

dalam tubuh (Sumarmo,2008)

Menurut Sumarmo (2008) penyakit gondong (mumps, parotitis) dapat ditularkan melalui:

1.        Kontak langsung

2.        Percikan ludah (droplet)

3.        Muntahan

4.        Bisa pula melalui air kencing

Tidak semua orang yang terinfeksi mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40%  penderita tidak

menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Mereka dapat menjadi sumber penularan seperti

halnya penderita parotitis yang nampak sakit. Masa tunas (masa inkubasi) parotitis sekitar 14-24

hari dengan rata-rata 17-18 hari.

Page 2: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

B. Etiologi Parotitis

Agen penyebab parotitis epidemika adalah anggota dari kelompok paramyxovirus, yang juga

termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease.  Ukuran dari

partikel paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ.  Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal,

darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Mumps merupakan virus RNA rantai tunggal genus

Rubulavirus subfamily Paramyxovirinae dan family Paramyxoviridae. Virus mumps mempunyai 2

glikoprotein yaitu hamaglutinin-neuramidase dan perpaduan protein. Virus ini juga memiliki dua

komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut (soluble) yang berasal

dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari hemaglutinin permukaan.

Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat bertahan selama 4 hari

pada suhu ruangan.  Paramyxovirus dapat hancur pada suhu <4 ºC, oleh formalin, eter, serta

pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik. Virus masuk dalam tubuh melalui hidung atau

mulut.Virus bereplikasi pada mukosa saluran napas atas kemudian menyebar ke kalenjar limfa local

dan diikuti viremia umum setelah 12-25 hari (masa inkubasi) yang berlangsung selama 3-5 hari.

Selanjutnya lokasi yang dituju virus adalah kalenjar parotis, ovarium, pancreas, tiroid, ginjal,

jantung atau otak. Virus masuk ke system saraf pusat melalui plexus choroideus lewat infeksi pada

sel mononuclear. Masa penyebaran virus ini adalah 2-3 minggu melalui dari ludah, cairan

serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain. Virus dapat diisolasi dari saliva 6-7 hari

sebelum onset penyakit dan 9 hari sesudah munculnya pembengkakan pada kalenjar ludah.

Penularan terjadi 24 jam sebelum pembengkakan kalenjar ludah dan 3 hari setelah pembengkakan

menghilang (Sumarmo,2008)

C. Patofisiologi Parotitis

Pada umumnya penyebaran paramyxovirus sebagai agent penyebab parotitis (terinfeksinya kelenjar

parotis) antara lain akibat:

1. Percikan ludah

2. Kontak langsung dengan penderita parotitis lain

3. Muntahan

4. Urine

Page 3: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

Virus tersebut masuk tubuh bisa melalui hidung atau mulut. Biasanya kelenjar yang terkena adalah

kelenjar parotis. Infeksi akut oleh virus mumps pada kelenjar parotis dibuktikan dengan adanya

kenaikan titer IgM dan IgG secara bermakna dari serum akut dan serum konvalesens. Semakin

banyak penumpukan virus di dalam tubuh sehingga terjadi proliferasi di parotis/epitel traktus

respiratorius kemudian terjadi viremia (ikurnya virus ke dalam aliran darah) dan selanjutnya virus

berdiam di jaringan kelenjar/saraf yang kemudian akan menginfeksi glandula parotid. Keadaan ini

disebut parotitis.

Akibat terinfeksinya kelenjar parotis maka dalam 1-2 hari akan terjadi demam, anoreksia, sakit

kepala dan nyeri otot (Mansjoer, 2000).  Kemudian dalam 3 hari terjadilah pembengkakan kelenjar

parotis yang mula-mula unilateral kemudian bilateral, disertai nyeri rahang spontan dan sulit

menelan. Pada manusia selama fase akut, virus mumps dapat diisoler dari saliva, darah, air seni dan

liquor. Pada pankreas kadang-kadang terdapat degenerasi dan nekrosis jaringan.

  Infeksi Virus

                                                                                    

 Masuk Melalui percikan Ludah

Virus Jenis Paramyxovirus

Pembengkakan Kelenjar Parotitis

Nyeri

Page 4: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

D. Manifestasi Klinis

 Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar

30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama

dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit

tersebut.

 Masa tunas (masa inkubasi) penyakit Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari.

Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat

digambarkan sdebagai berikut :

Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40

derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat

mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).

Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan

pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami

pembengkakan.Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.

Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di

bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis)

karena penyebaran melalui aliran darah.

E. Pemeriksaan Penunjang

a.  Darah rutin

Tidak spesifik, gambarannya seperti infeksi virus lain, biasanya leukopenia ringan

yakni kadar leukosit dalam satu liter darah menurun. Normalnya leukosit dalam darah adalah

4 x 109 /L darah .dengan limfositosis relatif, namun komplikasi sering menimbulkan

leukositosis polimorfonuklear tingkat sedang.

b.  Amilase serum

Biasanya ada kenaikan amilase serum, kenaikan cenderung dengan pembengkakan

parotis dan kemudian kembali normal dalam kurang lebih 2 minggu. Kadar amylase normal

dalam darah adalah 0-137 U/L darah.

Page 5: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

c.  Pemeriksaan serologis

Ada tiga pemeriksaan serologis yang dapat dilakukan untuk menunjukan adanya

infeksi virus (Nelson, 2000), yaitu:

1. Hemaglutination inhibition (HI) test

Uji ini menerlukan dua spesimen serum, satu serum dengan onset cepat dan

serum yang satunya di ambil pada hari ketiga.  Jika perbedaan titer spesimen 4 kali

selama infeksi akut, maka kemungkinannya  parotitis.

2. Neutralization (NT) test

Dengan cara mencampur serum penderita dengan medium untuk biakan

fibroblas embrio anak ayam dan kemudian diuji apakah terjadi hemadsorpsi.

Pengenceran serum yang mencegah terjadinya hemadsorpsi dinyatakan oleh titer

antibodi parotitis epidemika.  Uji netralisasi asam serum adalah metode yang paling

dapat dipercaya untuk menemukan imunitas tetapi tidak praktis dan tidak mahal.

2. Complement – Fixation (CF) test

Tes fiksasi komplement dapat digunakan untuk menentukan jumlah respon

antibodi terhadap komponen antigen S dan V bagi diagnosa infeksi parotitis

epidemika akut. Antibodi terhadap antigen V mencapai titer puncak dalam 1 bulan

dan menetap selama 6 bulan berikutnya dan kemudian  menurun secara lambat 2

tahun sampai suatu jumlah yang rendah dan tetap ada.  Peningkatan 4 kali lipat dalam

titer dengan analisis standar apapun menunjukan infeksi yang baru terjadi.  Antibodi

terhadap antigen S timbul cepat, sering mencapai maksimum dalam satu minggu

setelah timbul gejala, hilang dalam 6 sampai 12 minggu.

d.  Pemeriksaan Virologi

Isolasi virus jarang sekali digunakan untuk diagnosis. Isolasi virus  dilakukan dengan biakan

virus yang terdapat dalam saliva, urin, likuor serebrospinal atau darah. Biakan dinyatakan positif

jika terdapat hemardsorpsi dalam biakan yang diberi cairan fosfat-NaCl dan tidak ada pada biakan

yang diberi serum hiperimun

Page 6: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

F. Komplikasi klinis                                           

Komplikasinya meliputi septicemia, osteomielitis mandibular, ekstensi fasial, obstruksi jalan

napas, mediastinitis, thrombosis vena jugulris interna, dan disfungsi nervus fasialis. Gondongan

telah dilaporkan menyebabkan meningoensefalitis, pankretitis, orkitis, miokarditis, perikarditis,

arthritis, dan nefritis.

Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit,  tetapi kadang

gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan

komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi

terutama jika infeksi terjadi setelah masa pubertas.

Dibawah ini komplikasi yang dapat terjadi akibat penanganan atau pengobatan yang  kurang dini

menurut Nelson (2000) :

1. Meningoensepalitis

Penderita mula-mula menunjukan gejala nyeri kepala ringan, yang kemudian disusul oleh

muntah-muntah, gelisah dan suhu tubuh yang tinggi (hiperpireksia). Komplikasi ini merupakan

komplikasi yang sering pada anak-anak.

2. Ketulian

Tuli saraf dapat terjadi unilateral, jarang bilateral walaupun insidensinya rendah (1:15.000),

parotitis adalah penyebab utama tuli saraf unilateral, kehilangan pendengaran mungkin sementara

atau permanen.

3. Orkitis

Peradangan pada salah satu atau kedua testis. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan

menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen Sehingga kemandulan dapat terjadi pada

masa setelah puber dengan gejala demam tinggi mendadak, menggigil mual, nyeri perut bagian

bawah, gejala sistemik, dan sakit pada testis.  Testis paling sering terinfeksi dengan atau tanpa

epidedimitis.  Bila testis terkena infeksi maka terdapat perdarahan kecil.  Orkitis biasanya menyertai

parotitis dalam 8 hari setelah parotitis.  Keadaan ini dapat berlangsung dalam 3 – 14 hari. Testis

yang terkena menjadi nyeri dan bengkak dan kulit sekitarnya bengkak dan merah.  Rata-rata

lamanya 4 hari. Sekitar 30-40% testis yang terkena menjadi atrofi.  Gangguan fertilitas diperkirakan

sekitar 13%.  Tetapi infertilitas absolut jarang terjadi.

 4.Ensefalitis atau Meningitis

Page 7: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

Peradangan otak atau selaput otak. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma

atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. 1 diantara

400-6.000 penderita yang mengalami ensefalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf

yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

  5.Ooforitis

Timbulnya nyeri dibagian pelvis ditemukan pada sekitar 7% pada penderita wanita pasca

pubertas

6.Pankreatitis

Peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan

muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan

sembuh total. Nyeri perut sering ringan sampai sedang muncul tiba-tiba pada parotitis.  Biasanya

gejala nyeri epigastrik disertai dengan pusing, mual, muntah, demam tinggi, menggigil, lesu,

merupakan tanda adanya pankreatitis akibat mumps. 

7.Nefritis

Kadang-kadang kelainan fungsi ginjal terjadi pada setiap penderita dan viruria terdeteksi pada

75%.  Frekuensi keterlibatan ginjal pada anak-anak belum diketahui.  Nefritis yang mematikan,

terjadi 10-14 hari sesudah parotitis. Nefritis ringan dapat terjadi namun jarang. Dapat sembuh

sempurna  tanpa meninggalkan kelainan pada ginjal.

8.Tiroiditis

Walaupun tidak biasa, pembengkakan tiroid yang nyeri dan difus dapat terjadi pada umur sekitar

1 minggu sesudah mulai parotitis dengan perkembangan selanjutnya antibodi antitiroid pada

penderita.

 9.   Miokarditis

Manifestasi jantung yang serius sangat jarang terjadi, tetapi infeksi ringan miokardium mungkin

lebih sering daripada yang diketahui. Miokarditis ringan dapat terjadi dan muncul 5–10hari pada

parotitis. Gambaran elektrokardiografi dari miokarditis  seperti depresi segmen S-T, flattening atau

inversi gelombang T. Dapat disetai dengan takikardi, pembesaran jantung dan bising sistolik.

10.  Artritis

Jarang ditemukan pada anak-anak. Atralgia yang disertai dengan pembengkakan dan kemerahan

sendi biasanya penyembuhannya sempurna. Manifestasi lain yang jarang tapi menarik pada parotitis

adalah poliarteritis yang sering kali berpindah-pindah. Gejala sendi mulai 1-2minggu setelah

berkurangnya parotitis. Biasanya yang terkena adalah sendi besar khususnya paha atau lutut.

Penyakit ini berakhir 1-12 minggu dan sembuh sempurna.

Page 8: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

11.  Kelainan pada mata

Komplikasi ini meliputi dakrioadenitis pembengkakan yang nyeri, biasanya bilateral dari kelenjar

lakrimalis neuritis optik (papillitis) dengan gejala-gejala bervariasi dari kehilangan penglihatan

sampai kekaburan ringan dengan penyembuhan dalam 10–20 hari uveokeratitis, biasanya unilateral

dengan fotofobia, keluar air mata, kehilangan penglihatan cepat dan penyembuhan dalam 20 hari; 

skleritis, tenonitis, dengan akibat eksoftalmus; trombosis vena sentral

.

G. Pencegahan

Pencegahan terhadap parotitis epidemika dapat dilakukan secara imunisasi aktif. Dilakukan

dengan memberikan vaksinasi dengan virus parotitis epidemika yang hidup tapi telah dirubah

sifatnya (Mumpsvax-merck, sharp and dohme) diberikan subkutan pada anak berumur 15 bulan.

Vaksin ini tidak menyebabkan panas atau reaksi lain dan tidak menyebabkan ekskresi virus dan

tidak menular. Menyebabkan imunitas yang lama dan dapat diberikan bersama vaksin campak dan

rubella.Pemberian vaksinasi dengan virus “mumps”, sangat efektif dalam menimbulkan peningkatan

bermakna dalam antibodi “mumps” pada individu yang seronegatif sebelum vaksinasi dan telah

memberikan proteksi 15 sampai 95 %. Proteksi yang baik sekurang-kurangnya selama 12 tahun dan

tidak mengganggu vaksin terhadap morbili, rubella, dan poliomielitis atau vaksinasi variola yang

diberikan serentak.

Kontraindikasi: Bayi dibawah usia 1 tahun karena efek antibodi maternal; Individu dengan riwayat

hipersensitivitas terhadap komponen vaksin; demam akut; selama kehamilan; leukimia dan

keganasan; limfoma; sedang diberi obat-obat imunosupresif, alkilasi dan anti metabolit; sedang

mendapat radiasi.

H. Terapi

Berikut terapi yang sesuai dengan kasus yang diderita:

1.  Penderita rawat jalan

Penderita baru dapat dirawat jalan bila tidak ada komplikasi (keadaan umum cukup baik).

a. Istirahat yang cukup, di berikan kompres.

b. Pemberian diet lunak dan cairan yang cukup

c. Kompres panas dingin bergantian

d. Medikamentosa

e. Analgetik-antipiretik bila perlu

Page 9: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

-          metampiron : anak > 6 bulan 250 – 500 mg/hari maksimum 2 g/hari

-          parasetamol  : 7,5 – 10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis

-          hindari pemberian aspirin pada anak karena pemberian aspirin berisiko menimbulkan

Sindrom Reye yaitu sebuah penyakit langka namun mematikan. Obat-obatan anak yang

terdapat di apotik belum tentu bebas dari aspirin. Aspirin seringkali disebut juga sebagai

“salicylate“ atau “acetylsalicylic acid“.

2.  Penderita rawat inap

Penderita dengan demam tinggi, keadaan umum lemah, nyeri kepala

hebat, gejala saraf perlu rawat inap diruang isolasi

a.  Diet lunak, cair dan TKTP

b.  Analgetik-antipiretik

c. Berikan kortikosteroid untuk mencegah komplikasi

Page 10: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

ASUHAN KEPERAWATAN

Tahap Pengkajian

1. Keluhan Utama  Pasien

Umumnya pada pasien penderita parotitis, pasien mengeluhkan Demam, nyeri di bawah telinga,

bengkak, dan sulit menelan

2. Riwayat Penyakit Sekarang pasien

   Biasanya pasien mengelukan mengalami demam dan merasakan nyeri pada belakang telinga dan

pipi.dan timbul bengkak dan kemerahan ,adanya rasa nyeri dan bengkak menyebar ke daerah pipi

3. Riwayat Penyakit Dahulu:

a. Tanyakan apakah pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan gejala yang sama.

b. Tanyakan punya riwayat penyakit menular, dan riwayat penyakit alergi.

c. Tanyakan apakah pasien pernah di imunisasi MMR (Mumps, Morbili, Rubela)

4. Pemeriksaan Fisik

Ukur Tanda-tanda Vital

Suhu,Nadi,Nafas ,tekanan darah,dan Keadaran

Diagnosa

 Diagnosa keperawatan yang mungkin mucul pada pasien parotitis adalah

a. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

mencerna nutrien adekuat akibat  penyakit kronis infeksi

b. Nyeri berhubungan dengan Infeksi Virus

c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan manifestasi klinis akibat parotitis dan

pengaruh lingkungan

d. Resiko komplikasi berhubungan dengan pembengkakan kelenjar parotis

Page 11: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

Intervensi Keperawatan

Contoh intervensi yang dapat di lakukan seorang perawat saat menemui pasien

dengan diagnosa parotitis:

Diagnosis KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

yang berhubungan

dengan

ketidakmampuan

untuk mencerna

nutrien adekuat

akibat kondisi infeksi

Menunjukkan

peningkatan berat

badan mencapai

rentang yang

diharapkan,dengan

Kriteria hasil: Berat

badan kembali ke

rentang normal

 

Berikan makan

lembut sedikit demi

sedikit dan makanan

kecil tambahan yang

tepat. Menghindari

makanan asam

Makanan yang keras tidak

mampu dikunyah oleh pasien

parotitis. Makanan asam

menmbah rasa tidak nyaman

pada pasien parotitis.

Berikan diet cair

atau makanan selang

/hiperalimentasi bila

diperlukan

Bila masukan kalori gagal

untuk memenuhi kebutuhan

metabolic, dukungan nutrisi

dapat digunakan untuk

mencegah malnutrisi

Berikan minum

yang sedikit-sedikit

tetapi sering

Membasahi selaput lendir

mulut yang kurang basah

karena jarang digunakan

Gangguan rasa aman

dan nyaman

berhubungan dengan

manifestasi klinis

akibat parotitis dan

pengaruh lingkungan

pasien dapat merasakan

kembali rasa aman dan

nyaman seiring dengan

proses penyembuhan,

dengan kriteria Hasil:

Pasien ikut serta dan

bekrjasama dalam

proses mengembalikan

rasa aman dan nyaman

Istirahat selama

periode demam

Pada perode demam,

metabolism tubuh tinggi

sehingga istirahat dapat

Mengurangi metabolism

tubuh dan mempercepat

kesembuhan klien

Kompres dingin

pada daerah

bengkak

Karena terjadi infeksi, suhu

di sekitar lokasi

pembengkakan mengalami

peningkatan  Dengan

kompres dingin diharapkan

suhu dapat turun dan

Page 12: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

Diagnosis KeperawatanPerencanaan

Tujuan Intervensi Rasional

mengurangi pembengkakan

Resiko komplikasi

berhubungan dengan

pembengkakan

kelenjar parotis

Menghilangkan faktor

resiko komplikasi

dengan Kriteria hasil:

tidak terjadi komplikasi

penyakit lain

Mengurangi

terjadinya

komplikasi dengan

pemberian obat Spt:

Kortikosteroid

selama 2-4 hari dan

globulin

Kortikosteroid dapat

menekan pertumbuhan

mikroba dan Globulin

mencegah terjadinya orkitis

Pantau jantung

dengan pemasangan

EKG

Mencegah resiko terjadi

komplikasi ke otot jantung

Page 13: ASKEP PAROTITIS PADA ANAK.doc

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2000. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3.Jakarta: Penerbit Buku

  Kedokteran: EGC

Doenges. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: Penerbit buku

  Kedokteran EGC

http://keperawatankita.wordpress.com