IMUNISASI PADA ANAK.doc

33
IMUNISASI PADA ANAK PENGERTIAN : Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan ( imunitas ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (DepKes,2000 ). PEMBERIAN IMUNISASI Apapun imunisasi yang akan diberikan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan perawat,yaitu sbb : 1.orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut : a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau sakit b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yg pernah

Transcript of IMUNISASI PADA ANAK.doc

IMUNISASI PADA ANAK

PENGERTIAN :Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan ( imunitas ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (DepKes,2000 ).

PEMBERIAN IMUNISASIApapun imunisasi yang akan diberikan, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan perawat,yaitu sbb :

1.orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut :a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam

kondisi sehat atau sakit b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yg pernah didapat sebelumnya c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang

2.Orang tua harus mengerti tentang hal-hal berkaitan dengan penyakit yg dapat dicegah dgn imunisasi terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi (informed consent) tentang pengertian,jenis imunisasi,alasan imunisasi manfaat imunisasi dan efek sampingnya.

3. Catatan imunisasi yg lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi sebelumnya), pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.

4. Pendidikan kesehatan untuk orang tua. perawat harus memberikan Pen Kes sebelum imunisasi diberikan :

- Gali pemahaman orang tua tentang imunisasi anak

- Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendapatkaninformasi seluas-luasnya

5. Kontraindikasi pemberian imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak,Yaitu :

a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yg serius

b. Perubahan pada sitem imun yg tidak dapat menerima vaksin virus hidup

c. sedang dalam pemberian obat-obatan yang menekan sistem imun,seperti sitostatika,transfusi

darah, dan imunoglobulin.

JENIS KEKEBALAN / IMUNITASAda dua jenis klasifikasi imunitas, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif :

Kekebalan pasif :Kekebalan fasif terbagi atas dua klsifikasi, yaitu menurut terbentuknya dan menurut lokasi dalam tubuh sbb :1. Menurut terbentuknya Ada 2 kategori menurut klasifikasi yaitu kekebalan pasif bawaan ( passive congenital ) & pasif didapt (passif acquired )

Kekebalan pasif adalah pemberian antibodi yang berasal dari hewan atau manusia kepada manusia lain dengan tujuan memberi perlindungan terhadappenyakit infeksi yang bersifat sementara karena kadar antibodi akan berkurang setelah beberapa

minggu atau bulan (DepKes, 2000). Mis: pada neonatus sampai usia 6 bulan→

didapat dari ibu berupa antibodi melalui vasku - lerisasi pada plasenta (Difteri,tetanus &campak)

-kekebalan pasif didapat (passiv eacquired imunity) di dapat dari luar.

Mis : gama globulin murni dari darah yg menderita penyakit tertentu ( campak, tetanus, gigitan ular berbisa, rabies )

Umumnya imunisasi ini berupa serum dan pemberian serum ini menimbulkan efek samping berupa reaksi,anafilak,atopik dan alergi,oleh karena itu,perlu dilakukan skin test sebelumnya.

2. Menurut lokalisasi dalam tubuhMenurut lokalisasinya ada dua jenis yaitu :a.Imunitas humoral terdapat dalam imunoglobulin (Ig),yaitu Ig G,A, dan M

b.Imunitas seluler terdiri atas fagositosis oleh sel – sel sistem retikuloendotelial Pada dasarnya,imunitas seluler berhubungan dengan kemampuan sel tubuh untuk menolak benda asing dan dapat ditunjukan dengan adanya alergi kulit terhadap benda asing.

IMUNITAS AKTIFKekbalan aktif dapat terjadi apabila terjadi stimulus ”sistem Imunitas ” yang menghasilkan antibodi dan kekebalan seluler dan bertahan lebih lama dibanding kekebalan pasif ( DepKes, 2000 ).Ada dua jenis kekebalan aktif :

1. Kekebalan yg didpt secara alami(naturally acquiredPaparan penyakit terhadap sistem kekebalan (sel -Limfosit akan beredar dalam darah dan apa bila suatu ketika terpapar lagi antigen yang sama, sel limfosit akan mempro duksi antibodi untuk mengembalikan kekuatan imunitas terhadap penyakit tersebut.

2. Kekebalan yang sengaja dibuat yang dikenal dengan dasar & ulangan (booster),berupa pemberian vaksin Mis : cacar dan polio yang kumannya masih hidup tetapi kumannya sudah dilemahkan: Virus, kolera,tipus pertusis dan toksoid→vaksin tersebut akan beriteraksi dengan sistem ke kebalan tubuh u/menghasilkan respons imun.

PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASIDepkes ( 2000 ) menetapkan bahwa ada tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu tuberkulosis difteri, pertusis, tetanus, poliomielitis, campak, dan hepatitis.JENIS IMUNISASI1.Vaksin BCG

Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit

tuberculosis (TBC)Vaksin BCG mengandung kuman BCG ( Bacillus Calmette-Guerin) yang masih hidup.Jenis kuman ini telah dilemahkan. Reaksi Imunisasi

Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam.Bila ia demam setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan oleh keadaan lain.

Efek SampingUmumnya pada imunisasi TBC jarang dijumpai akibat efek samping: Pembengkakan getah bening setempat,dan komplikasi pembengkakan kelenjar ini biasanya disebabkan karena tehnik penyuntikan yang kurang tepat yaitu penyuntikan terlalu dalam.

Kontra IndikasiTidak ada larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yg berpenyakit TBC atau menunjukan uji mantoux positif.

2. Vaksin DPT ( Difteri, Pertusis, Tetanus )Manfaat pemberian imunisasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam waktu yang

bersamaan terhadap penyakit difteri, pertusis(batuk rejan) dan tetanus.

Reaksi ImunisasiReaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari.

Efek SampingKadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam tinggi atau kejang, yang biasanya di sebabkan oleh unsure pertusisnya. Bila hanya DT maka tidak akan timbul akibat samping .

Kontra IndikasiImunisasi tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang menderita penyakit kejang demam kompleks, anak dengan batuk yang diduga batuk rejan dalam tahap awal atau pada gangguan kekebalan.

VAkSIN DT ( DIFTERI , TETANUS )Vaksin ini dibuat untuk keperluan khusus, anak tidak diperbolehkan atau tidak memerlukan lagi imunisasi pertusis.Cara ImunisasiCara pemberian imunisasi dasar dan ulang sama seperti imunisasi DPTEfek SampingEfek samping biasanya tidak ada atau hanya berupa Demam ringan dan pembengkakan lokal ditempat suntikan selama 1-2 hari.Kontra IndikasiImunisasi DPT hanya tidak boleh diberikan pada anak yg sakit parah atau sedang menderita demamTinggi.

Vaksin TetanusImunisasi terhadap penyakit tetanus ada 2 macam1. Imunisasi aktif

vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toxsoid tetanus yaitu toxsin kuman tetanus yang telah dilemahkan & kemudian dimurnikan.Ada 3 macam kemasan vaksin :a.Kemasan vaksin tetanus yaitu bentuk kemasan

tunggal b. Kombinasi dengan kemasan difteri c. Kombinasi dengan kemasan difteri & pertusis

ATS (anti tetanus serum)dpt dipakai /pencegahn (imunisasi pasif) maupun pengobatan tetanus. Cara Imunisasi Imunisasi dasar & ulang pada anak diberikan dgn munisasi DPT /DT,pada ibu hamil pemberian imunisasi tetanus dilakukan 2 kali,pada usia ke hamilan bulan ke 7 dan ke 8. Reaksi Imunisasi Reaksi pd imunisasi aktif tetanus biasanya tidak ada, mungkin terdapat demam ringan ,rasa nyeri rasa gatal dan pembengkakan ringan di tempat suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari.

Efek SampingPada imunisasi aktif dengan toxsoid tetanus hampirtiak ada efek samping. Pada pemberian imunisasi pasif dengan ATS mungkin terjadi reaksi yg lebihSerius seperti gatal diseluruh tubuh, nyeri kepalabahkan renjatan(shok ).Kontra indikasiTidak ada kecuali pada anak yang sakit parah.

3. POLIOMIELITSImunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomielitis.terdapat dua jenis vaksin dalam peredaran darah yang masing-masing mengandung virus polio tipe I, II, dan III yaitu :1. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I,II,III yg sudah dimatikn(virus salk),cara pemberianya dengan penyuntikan.2. Vaksin yang menandung virus polio tipe I,II,III

yang masih hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin ),cara pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan.

Cara ImunisasiDi Indonesia dipakai vaksin sabin yang diberikan melalui mulut. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya 4 – 6 minggu pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dg BCG,hepatitis, DPT

Reaksi ImunisasiBisanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdpat berak-berak ringan.Efek SampingPd imunisasi polio hampir tidak ada efek samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggauta gerak seperti penyakit polio sebenarnya.Kontra indikasiImunisasi polio sebaiknya ditangguhkan pd anak dengan diare berat dan sakit parah .

4. CAMPAKVaksin campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan.penyakit campak sangat menular. kumannya penyebabnya ialah sejenis virus yang ter masuk dalam golongan paramiksovirus. Gejala ygkhas y/ timbul bercak bercak merah di kulit 3-5 hr setelah anak menderita demam, batuk, pilek.Bercak merah ini semula timbul pada pipi dibawah telinga kemudian menjalar kemuka,tubuh,dan anggauta gerak.Cara ImunisasiMenurut WHO imunisasi campak cukup diberikan 1kali suntikan setelah bayi umur 9 bln,gejala yang dapat diamati adalah demam yang disertai dengan timbulnya bercak merah di kulit.Reaksi ImunisasiTidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan atau mungkin terjadi pembengkakan didaerah penyuntikan.Efek sampingSangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis atau ensefalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.

Cara Pemberian Imunisasi Dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia,Dep Kes 2000)

Vaksin Dosis Cara PemberianBCG

DPT

Poli

Campak

Hepatitis B

TT

0,05 cc

0,5 cc

2 tetes

0,5 cc

0,5 cc

0,5 cc

Intracutan tepat di insersioMuskulus deltoideus kanan

Intramuskular

Diteteskan ke mulut

Subcutan,biasanya dilengan kiri atasIM pada paha bagian luar

IM dalam biasa di muskulus deltoideus

Waktu Yang tepat Untuk Pemberian Iminisasi Dasar(Petujnuk Pelaksanaan Program Imunisasi di Indonesia,DepKes 2000 )

Vaksin Pemberianimunisasi

Selang waktu pemberian

Umur pemberian

keterangan

BCG

DPT

Polio

Campak

HepatitisB

1 kali

3 Kali

4 kali

1 kali

3 kali

4 minggu

4 minggu

4 minggu

4 minggu

0-11 bln

2 – 11 bln

0 -11 bln

9 – 11 bln

0 – 11 bln Untuk by yg di RS, puskesmas hepatitis B BCG,polio dapat diberikan segera.

Vaksin Hepatitis BVaksinasi dan jenis vaksinVaksin terbuat dari bagian virus hepatitis B yang di namakan HbsAg yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit.

HbsAg ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan cara rekayasa genetika dengan bantuan sel ragi

Penjelasan penyakitPenyakit hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B cara penularan hepatitis B dapat melalui mulut,trans- fusi darah,dan jarum suntik yang tercemar

Pada bayi cara penularannya adalah dari ibu melalui plasenta semasa dalam kandungan atau pada saat ke –lahiran. Kelainan pada penyakit ini disebabkan oleh kerusakan pada hati. Virus hepatitis B yang masuk ke dalam tubuh akan berkembang biak di dalam jaringan hati dan kemudian merusaknya.Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa gejala sampai kelainan hati yang berat atau penyakit yang berjalan menahun (kronis ). Biasanya gejala penyakit hepatitis ialah ke kuningan pada mata ,rasa lemah, mual ,muntah, tidak nafsu makan dan demam.

Cara ImunisasiImunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar sebanyak 3 kali dengan jarak 1 bulan antara suntikan 1 dan 2 lima bulan antara suntikan 2 dan 3

Reaksi ImunisasiReaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan,yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yg mungkin terjadi ialah demam ringan.

Vaksin Non PPIVaksin Haemophyllus Influenza tipe B ( HiB ) :

VaksinasiHaemophyllus influenza bukan virus influenza tetapi merupakan suatu bakteri gram negatif. Haemophyllus influenza terbagi atas jenis yang berkapsul dan tidak berkapsul. Kapsul polyribosiribitol phossphate( PRP) menentukan virulensi dari Hib. Vaksin Hib dibuat dari kapsul tersebut.

Penjelasan PenyakitInfeksi Hib sering menyebabkan meningitis(radang selaput otak) dengan gejala kaku kuduk,penurunan ke sadaran,kejang dan kematian. Penyakit lain yang dapat terjadi adalah pneumonia, selulitis, artritis dan epiglotitis. Haemophyllus influenza hanya ditemukan pada manusia. Penyebaran terjadi melalui droplet dari individu yang sakit kepada orang lain. Sebagian orang yang mengalami infeksi tidak menjadi sakit tetapi menjadi pembawa kuman karena Hib menetap di tenggorokan.

Jadwal Pemberian dan Dosis

- Vaksin HiB diberikan sejak umur 2 bulan. - PRP-OMP (pedvax HiB-MSD) cukup diberikan 2 X Pada umur 2 dan 4 bulan - PRP-T ( Act-Hib-Aventis Pasteur ) diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan ( diberikan pada umur 2 4 dan 6 bulan )- Ulangan vaksin Hib diberikan pada umur 18 bulan apabila anak datang pada usia 1,5 tahun,vaksin Hib hanya diberikan 1 kali. - Satu dosis vaksin Hib berisi 0,5 ml secara intra muskular

KontraindikasiVaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi berumur 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibodi.

Vaksin MMR Vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan Dosis 1 X 0,5 ml subkutan MMR diberikan minimal 1 bln sebelum / setelah

penyuntikan imunisasi lain Apabila seorang anak telah mendapat imunisasi

MMR pada umur 12-18 bln,imunisasi campak 2 pada umur 5-6 tahun tidak perlu diberikan

Ulangan diberikan pada umur 10-12 tahun atau 12-18 tqhun

VaricellaDampak penyakit pada orang dewasa lebih berat dari pada anak, apalagi bila terjadi pada masa kehamilan dapat mengakibatkn bayi menderita sindrom varicela kongenital dengan angka kecacatan & kematian yang tinggi.Penelitian mengenai lama perlindungan vaksin varisela baru 10 tahun, sehingga belum diketahui apakah suntikan 1 X dapat melindungi kehamilan dimasa dewasa. Berdasarkan pertimbangan hal-hal tersebut diatas pd saat ini direkomendasikn vaksinasi varicela :

Diberikan pada anak umur 10-12 tahun yg belum terpajan

Vaksin yang beredar adalah Varilix (Glaxo Smit Kleine),dosis 0,5 subkutan, 1 X pemberian

Namun bila dikehendaki, vaksin dapat diberikan setelah umur > 1 tahun dan diulang 10 tahun ke- mudian untuk melindungi varicela dewasa.

Apabila diberikan pada umur > 13 tahun maka imunisasi diberikan 2 X dengan jarak 4-8 minggu

Demam tifoidDi Indonesia tersedia 2 jenis vaksin yaitu vaksin polisakarida suntikan dan oral :

1. Polisakarida suntikan adalah vaksin capsular Vi polysakaride yaitu Typhim Vi (Aventis Pasteur)- Diberikan pd usia > 2 tahun ulangan dilakukan setiap 3 tahun2. Tifoid oral Ty21a yaitu Vivotif (Berma)

- Diberikan pada umur > 6 tahun - Dikemas dalam 3 dosis dengan interval selang sehari ( hari 1,3,5). - Imunisasi ulangan dilakukan setiap 3-5 tahun

Hepatitis A Vaksin hepatitis A diberikan pada daerah yang

kurang terpajan pada umur > 2 tahun Yang telah beredar adalah :a. Havrix (Glaxo Smith Kline)

Dosis Havrik : - Untuk dosis 360 U diberikan 3x dgn interval 4 mg antara suntikan 1dan 2 dan dosis ke 3 diberikan 6 bln setelah suntikan pertama - Untuk mendapatkan perlindungan jangka panjang ( 10 thn) dengan nilai ambang pen – cegahan > 20 ml U/ml

b. Avaxim (Aventis Pasteur) Dosis Avaxim: - Vaksin diberikan secara IM didaerah deltoid - dosis 0,5 ml berisi 160 unit - Ulangan 6 bulan berikutnya

c.Vaqta (MSD)