Askep Pada Anak Dengan Pertusis

8
ASKEP PADA ANAK DENGAN PERTUSIS A.KONSEP DASAR A. Definisi Pertusis adalah suatu infeksi akut saluran nafas yang mengenai setiap pejamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak. (Behrman, 1992). Definisi Pertusis lainnya adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan yang sangat menular dengan ditandai oleh suatu sindrom yang terdiri dari batuk yang bersifat spasmodic dan paroksismal disertai nada yang meninggi. (Rampengan, 1993). Penyakit ini ditandai dengan demam dan perkembangan batuk semakin berat. Batuk adalah gejala khas dari batuk rejan atau pertusis. Seranagn batuk terjadi tiba-tiba dan berlanjut terus tanpa henti hingga seluruh udara di dalam paru-paru terbuang keluar. Akibatnya saat napas berikutnya pasien pertusis telah kekurangan udara shingga bernapas dengan cepat, suara pernapasan berbunyi separti pada bayi yang baru lahir berumur kurang dari 6 bulan dan pada orang dewasa bunyi ini sering tidak terdengar B. Etiologi Bordetella pertusis adalah satu-satunya penyebab pertusis yaitu bakteri gram negatif, tidak bergerak, dan ditemukan dengan melakukan swab pada daerah nasofaring dan ditanamkan pada media agar Bordet-Gengou. (Arif Mansjoer, 2000) Adapun cirri-ciri organisme ini antara lain: 1. Berbentuk batang (coccobacilus). 2. Tidak dapat bergerak. 3. Bersifat gram negatif. 4. Tidak berspora, mempunyai kapsul. 5. Mati pada suhu 55ºC selama ½ jam, dan tahan pada suhu rendah (0º- 10ºC).

description

askep

Transcript of Askep Pada Anak Dengan Pertusis

Page 1: Askep Pada Anak Dengan Pertusis

ASKEP PADA ANAK DENGAN PERTUSIS

A.KONSEP DASAR A. Definisi

Pertusis adalah suatu infeksi akut saluran nafas yang mengenai setiap pejamu yang rentan, tetapi paling sering dan serius pada anak-anak. (Behrman, 1992).

Definisi Pertusis lainnya adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan yang sangat menular dengan ditandai oleh suatu sindrom yang terdiri dari batuk yang bersifat spasmodic dan paroksismal disertai nada yang meninggi. (Rampengan, 1993).

Penyakit ini ditandai dengan demam dan perkembangan batuk semakin berat. Batuk adalah gejala khas  dari batuk rejan atau pertusis. Seranagn batuk terjadi tiba-tiba dan berlanjut terus tanpa henti hingga seluruh udara di dalam paru-paru terbuang keluar. Akibatnya saat napas berikutnya pasien pertusis telah kekurangan udara shingga bernapas dengan cepat, suara pernapasan berbunyi separti pada bayi yang baru lahir berumur kurang dari 6 bulan dan pada orang dewasa bunyi ini sering tidak terdengar

B. Etiologi

Bordetella pertusis adalah satu-satunya penyebab pertusis yaitu bakteri gram negatif, tidak  bergerak,  dan ditemukan  dengan  melakukan  swab  pada  daerah nasofaring dan ditanamkan pada media agar Bordet-Gengou. (Arif Mansjoer, 2000)

Adapun cirri-ciri organisme ini antara lain:

1. Berbentuk batang (coccobacilus).2. Tidak dapat bergerak.3. Bersifat gram negatif.4. Tidak berspora, mempunyai kapsul.5. Mati pada suhu 55ºC selama ½ jam, dan tahan pada suhu rendah (0º- 10ºC).6. Dengan pewarnaan Toluidin blue, dapat terlihat granula bipolar metakromatik.7. Tidak sensitif terhadap tetrasiklin, ampicillin, eritomisisn, tetapi resisten terhdap penicillin.1. Menghasilkan 2 macam toksin antara lain :

A. Toksin tidak tahan panas (Heat Labile Toxin)B. Endotoksin (lipopolisakarida)

C. PatofisiologiPeradangan terjadi pada lapisan mukosa saluran nafas. Dan organisme hanya akan

berkembang biak jika terdapat kongesti dan infiltrasi mukosa berhubungan dengan epitel bersilia dan menghasilkan toksisn seperti endotoksin, perttusinogen, toxin heat labile, dan kapsul antifagositik, oleh limfosist dan leukosit untuk polimorfonuklir serta penimbunan debrit peradangan di dalam lumen bronkus. Pada awal penyakit terjadi hyperplasia limfoid penbronklas

Page 2: Askep Pada Anak Dengan Pertusis

yang disusun dengan nekrosis yang mengenai lapisan tegah bronkus, tetapi bronkopnemonia disertai nekrosis dan pengelupasan epitel permukaan bronkus. Obstruksi bronkhiolus dan atelaktasis terjadi akibat dari penimbunan mucus. Akhirnya terjadi bronkiektasis yang bersifat menetap.

Cara penularan: Penyakit ini dapat ditularkan penderita kepada orang lain melalui percikan-percikan ludah penderita pada saat batuk dan bersin. Dapat pula melalui sapu tangan, handuk dan alat-alat makan yang dicemari kuman-kuman penyakit tersebut. Tanpa dilakukan perawatan, orang yang menderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lain selama sampai 3 minggu setelah batuk dimulai.

D. Manifestasi Klinis Pada Pertusis, masa inkubasi 7-14 hari, penyakit berlangsung 6-8 minggu atau lebih dan berlangsung dalam 3 stadium yaitu :

1. Stadium kataralis / stadium prodomal / stadium pro paroksimala. Lamanya 1-2 minggub. Gejala permulaannya yaitu timbulnya gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas,

yaitu timbulnya rinore dengan lender yang jernih:1) Kemerahan konjungtiva, lakrimasi2) Batuk dan panas ringan3) Anoreksia kongesti nasalis

c. Selama masa ini penyakit sulit dibedakan dengan common coldd. Batuk yang timbul mula-mula malam hari, siang hari menjadi semakin hebat, sekret

pun banyak dan menjadi kental dan lengket2. Stadium paroksimal / stadium spasmodic

a. Lamanya 2-4 minggub. Selama stadium ini batuk menjadi hebat ditandai oleh whoop (batuk yang bunyinya

nyaring) sering terdengar pada saat penderita menarik nafas pada akhir serangan batuk. Batuk dengan sering 5 – 10 kali, selama batuk anak tak dapat bernafas dan pada akhir serangan batuk anak mulai menarik nafas denagn cepat dan dalam. Sehingga terdengar bunyi melengking (whoop) dan diakhiri dengan muntah.

c. Batuk ini dapat berlangsung terus menerus, selama beberapa bulan tanpa adanya infeksi aktif dan dapat menjadi lebih berat.

d. Selama serangan, wajah merah, sianosis, mata tampak menonjol, lidah terjulur, lakrimasi, salvias dan pelebaran vena leher.

e. Batuk mudah dibangkitkan oleh stress emosional missal menangis dan aktifitas fisik (makan, minum, bersin dll).

E. PenatalaksanaanAnti mikroba Pemakai obat-obatan ini di anjurkan pada stadium kataralis yang dini.

Eritromisin merupakan anti mikroba yang sampai saat ini dianggap paling efektif dibandingkan

Page 3: Askep Pada Anak Dengan Pertusis

dengan amoxilin, kloramphenikol ataupun tetrasiklin. Dosis yang dianjurkan 50mg/kg BB/hari, terjadi dalam 4 dosis selama 5-7 hari. Kortikosteroid

1. Betametason oral dosis 0,075 mg/lb BB/hari2. Hidrokortison suksinat (sulokortef) I.M dosis 30 mg/kg BB/ hari kemudian diturunkan

perlahan dan dihentikan pada hari ke-83. Prednisone oral 2,5 – 5 mg/hari Berguna dalam pengobatan pertusis terutama pada bayi

muda dengan seragan proksimal.Salbutamol

F. Komplikasi1. Pada saluran pernafasan

a. Bronkopnemoniab. Otitis media / radang rongga gendang telingac. Bronkhitisd. Atelaktasis

Timbul akibat lender kental yang dapat menyumbat bronkioli.e. Emphisema Pulmonum

Terjadi karena batuk yang hebat sehingga alveoli pecah dan menyebabkan adanya pus pada rongga pleura.

f. BronkhiektasisTerjadi pelebaran bronkus akibat tersumbat oleh lender yang kental dan disertai infeksi sekunder.

g. Aktifitas Tuberkulosah. Kolaps alveoli paru akibat batuk proksimal yang lama pada anak-anak sehingga

dapat menebabklan hipoksia berat dan pada bayi dapat menyebabkan kematian mendadak.

2. Pada saluran pencernaana. Emasiasi dikarenakan oleh muntah-muntah berat.b. Prolapsus rectum / hernia dikarenakan tingginya tekanan intra abdomen.c. Ulkus pada ujung lidah karena tergosok pada gigi atau tergigit pada saat batuk.d. Stomatitis.

3. Pada system syaraf pusat Terjadi karena kejang :a. Hipoksia dan anoksia akibat apneu yang lamab. Perdarahan sub arcknoid yang massifc. Ensefalopat, akibat atrof, kortika yang difusd. Gangguan elektrolit karena muntah

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian a. Data Dasar Pengkajian Pasien

Page 4: Askep Pada Anak Dengan Pertusis

* Aktivitas / istirahatGejala : batuk panjang, kelelahan, demam ringanTanda : sesak, kelelahan otot dan nyeri* Makanan / cairanGejala : nafsu makan hilang, mual/muntah, penurunan BBTanda : turgor kulit buruk, penurunan massa otot.* Nyeri / kenyamananGejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang* Integritas egoTanda : gelisah* PernafasanGejala : batuk, tarikan nafas panjangTanda : muka merah, sianotik

b. Pemeriksaan diagnostikPemeriksaan sputum

2. Diagnosa Keperawatana. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan:

Page 5: Askep Pada Anak Dengan Pertusis

Frekuensi nafas tidak normal,Bunyi nafas tidak normal,Sianosis.

Tujuan:Tujuan yang diharapkan: mempertahankan jalan nafas pasien.

Intervensi Keperawatan1. Auskultasi bunyi nafas misal: mengiRasional : untuk mengidentifikasi adanya obstruksi jalan nafas yang membahayakan oksigenasi.2. Kaji / pantau frekuensi pernafasanRasional : untuk mengetahui adanya penurunan dan peningkatan frekuensi pernafasan.3. Berikan pasien posisi semi FowlerRasional : untuk membantu memaksimalkan ekspansi paru.4. Ajarkan pasien melakukan batuk efektifRasional : untuk membersihkan jalan nafas dan membantu mencegah komplikasi pernafasan.5. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 mL/hariRasional : untuk membantu mengencerkan sekret.6. Berikan obat sesuai indikasi seperti eritromisin, kodein, ampisilin, dan lain-lain.Rasional : untuk memperpendek kemungkinan penyebaran infeksi dan untuk meringankan batuk.

b. Nyeri berhubungan dengan batuk menetap ditandai dengan:Nyeri dadaGelisahTujuan:Tujuan yang diharapkan menyatakan nyeri hilang

Intervensi Keperawatan1) Tentukan karakteristik nyeriRasional : untuk membantu mengevaluasi tingkat nyeri.2) Berikan posisi yang nyamanRasional : untuk mengurangi rasa nyeri.3) Dorong pasien untuk menyatakan perasaan nyeriRasional : takut dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.4) Berikan lingkungan yang tenangRasional : untuk meningkatkan mekanisme koping.Kolaborasi5) Berikan analgesik sesuai indikasiRasional : untuk memperbaiki fungsi pernafasan dan mengurangi nyeri.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual / muntah ditandai dengan:

Page 6: Askep Pada Anak Dengan Pertusis

Penurunan berat badan,Kehilangan massa otot,Kelemahan,Enggan makan.

Tujuan:Tujuan yang diharapkan menunjukkan peningkatan berat badan.

Intervensi Keperawatan1) Catat status nutrisi pasienRasional : untuk mengetahui pemasukan makanan.2) Awasi pemasukan / pengeluaran makanan secara periodikRasional : berguna dalam mengukur jumlah nutrisi.3) Dorong dan berikan periode istirahatRasional : membantu menghemat energi khususnya bila metabolik meningkat saat demam.4) Timbang berat badan pasien secara rutinRasional : untuk mengetahui adanya peningkatan berat badan pasien.