Askep migrain

17
MIGRAIN Disfungsi autonomik pembuluh darah dikulit kepala mengakibatkan tumbuhnya nyeri kepala yang dikenal sebagai migren. Sebenarnya mekanisme migren belum semuanya jelas. Tetapi banyak faktor – faktor yang menungkapkan bahwa prodram dini dari migraine pasti terkait pada vaso konstriksi arteri intra kranial. Gejala yang khas pada tahap dini ialah timbulnya skotoma dan wajah yang pucat. Prodrom itu disusul dengan timbulnya nyeri kepala sesisi dan wajah menjadi merah. Tidak lama kemudian timbul muntah – muntah, edema selaput lendir hidung, jari – jari tangan dan kaki. Gejala tersebut dianggap sebagai manifestasi tahap vasodolatasi arteri ekstra kranial. Apa yang menyebabkan disfungsi pembuluh darah masih belum diketahui, tetapi mungkin sekali suatu gangguan bawaan, karena faktor familial dan hereditas jelas ada pada migraine. ( Prof Dr. Mahar Mardjono, Neurologi klinis ) Diantara sekian banyak jenis nyeri kepala, migraine merupakan jenis yang paling banyak diteliti dan dibicarakan, disamping penyebab yang masih misteri, maka insidennya yang cukup banyak mendorong para ahli untuk menelitinya. Aretaeusi ( 80 AD ) merupakan salah seorang peneliti nyeri kepala pada zamannya dan dialah yang pertama menguraikan gejala nyeri kepala yang mempunyai profile khas. Ia memperkenalkan jenis ini dengan nama “ HETEROCRANIA “ yang berarti nyeri kepala. Oleh Galen 50 tahun kemudian diubah menjadi “ HEMICRANIA “ dan kemudian para ahli dari prancis mengubahnya lagi kedalam bahasa mereka sebagai “ MEGRIM “ untuk jelasnya kata – katanya menjadi “ MIGRAINE “ ( Dr. Sidiarto. K )

Transcript of Askep migrain

Page 1: Askep migrain

MIGRAIN

Disfungsi autonomik pembuluh darah dikulit kepala mengakibatkan

tumbuhnya nyeri kepala yang dikenal sebagai migren. Sebenarnya mekanisme

migren belum semuanya jelas. Tetapi banyak faktor – faktor yang menungkapkan

bahwa prodram dini dari migraine pasti terkait pada vaso konstriksi arteri intra

kranial.

Gejala yang khas pada tahap dini ialah timbulnya skotoma dan wajah yang

pucat. Prodrom itu disusul dengan timbulnya nyeri kepala sesisi dan wajah

menjadi merah. Tidak lama kemudian timbul muntah – muntah, edema selaput

lendir hidung, jari – jari tangan dan kaki.

Gejala tersebut dianggap sebagai manifestasi tahap vasodolatasi arteri ekstra

kranial.

Apa yang menyebabkan disfungsi pembuluh darah masih belum diketahui,

tetapi mungkin sekali suatu gangguan bawaan, karena faktor familial dan

hereditas jelas ada pada migraine. ( Prof Dr. Mahar Mardjono, Neurologi klinis )

Diantara sekian banyak jenis nyeri kepala, migraine merupakan jenis yang

paling banyak diteliti dan dibicarakan, disamping penyebab yang masih misteri,

maka insidennya yang cukup banyak mendorong para ahli untuk menelitinya.

Aretaeusi ( 80 AD ) merupakan salah seorang peneliti nyeri kepala pada

zamannya dan dialah yang pertama menguraikan gejala nyeri kepala yang

mempunyai profile khas. Ia memperkenalkan jenis ini dengan nama

“ HETEROCRANIA “ yang berarti nyeri kepala.

Oleh Galen 50 tahun kemudian diubah menjadi “ HEMICRANIA “ dan

kemudian para ahli dari prancis mengubahnya lagi kedalam bahasa mereka

sebagai “ MEGRIM “ untuk jelasnya kata – katanya menjadi “ MIGRAINE “

( Dr. Sidiarto. K )

Page 2: Askep migrain

A. ANXIETAS / CEMAS

Pengertian

Cemas atau anxietas merupakan suatu perasaan khawatir yang samar –

samar sumbernya, seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu

tersebut.

Anxietas adalah perasaan / respon emosional terhadap penilaian, perasaan

tidak pasti dan tidak berdaya ( Stuart dan Sundeen, 1988 ). Keadaan emosi

dialami secara objektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

Anxietas adalah respon emosional terhadap penilaian dalam kehidupan sehari

– hari. Anxietas menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak

tentram disertai berbagai kekuhan fisik.

FAKTOR PREDISPOSISI

1. TEORI PSIKO ANALITIK

Menurut Freud, Struktur kepribadian terdiri dari 3 elemen yaitu “

ID, EGO, & SUPER EGO “. Ego melambangkan dorongan insting dan

impuls primiti, Super Ego mencerminkan hati nurani seseorang dan

dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang. Sedangkan Ego

diagambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari ID & Super Ego.

2. TEORI INTERPERSONAL

Anxietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal

ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti

kehilangan, perpisahan individu yang mempunyai harga diri rendah

biasanya sangat mudah mengalami anxietas yang berat.

3. TEORI PERILAKU

Ansietas merupakan hasil frusatasi dari segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

Page 3: Askep migrain

Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupannya

dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan

kemungkinan ansietas yang berat pada kehidupan pada masa dewasanya.

♦ Ansietas Ringan

Ansietas ringan Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan

sehari –hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati

– hati dan waspada.

Respon Fisiologis

- Sesekali nafas pendek

- Nada dan tekanan darah naik

- Gejala ringan pada lambung

- Muka berkerut dan bibir bergetar

Respon Kognitif

- Mampu menerima rangsang yang kompleks

- Konsentrasi pada masalah

- Menyelesaikan masalah secara efektif

Respon Perilaku dan Emosi

- Tidak dapat duduk tenang

- Tremor halus pada tangan

- Suara kadang – kadang meninggi

♦ Ansietas sedang

Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih

memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

Page 4: Askep migrain

Respon fisiologik

- Sering nafas pendek

- Nadi dan tekanan darah naik

- Mulut kering

- Anorexia

- Diare / konstipasi

- Gelisah

Respon kognitif

- Lapang persepsi menyempit

- Rangsang luar tidak mampu diterima

- Berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya

Respon perilaku dan emosi

- Gerakan tersentak – sentak / meremas tangan

- Bicara banyak dan lebih cepat

- Susah tidur

- Perasaan tidak aman

♦ Ansietas Berat

Pada ansietas berat lahan persepsi menjadi sangat sempit kemudian tidak

mampu berfikir.

STRESSOR PENCETUS

Stressor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Stressor

pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori :

1. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidak mampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan

aktifitas hidup sehari – hari

2. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,

harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

Page 5: Askep migrain

( Stuart dan Sundeen)

GAMBARAN KLINIS

Sensori kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan

tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar –

samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik, seperti nyeri kepala, berkeringat,

palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan.

Seseorang yang cemas mungkin juga merasa gelisah, seperti yang dinyatakan oleh

ketidak mampuan untuk duduk dan berdiri lama.

Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan cenderung

bervariasi dari orang ke orang.

( Kaplan dan Sadock, ed 7 )

♦ MIGRAINE

Migraine adalah nyeri kepala rekuren, idiopatik, yang bermanifestasi

sebagai serangan – serangan yang berlangsung antara 4 – 72 jam. Ciri – ciri

nyeri kepala yang khas besifat unilateral, berdenyut – denyut, dengan intensitas

nyeri dari sedang hingga berat dan diperburuk oleh aktifitas fisik rutin dengan

fotofobia atau fonofobia.

ETHIOLOGI

Lokasi nyeri kebanyakan sesisi, tetapi dapat pula seluruh kepala, dan yang

paling sering didaerah pelipis, temporal, dapat pula di frontal dan oksipital.

Dapat pula nyeri dimulai dari temporal atau oksipital kemudian menjalar ke

daerah lain atau seluruh kepala.

( Dr. Sidiarto. M, Nyeri Kepala menahun )

PATHOGENESIS

Biarpun migraine sudah dikenal sejak lama, tidak banyak yang diketahui

tentang pathogenesisnya.

Page 6: Askep migrain

Kemajuan teknologi telah berubah banyak, sehingga salam abad terakhir ini

banyak diketahui hal – hal yang terjadi disekitar dan selama serangan migraine.

Ada dua pendapat yaitu pengamat kelompok teori vasogen yang

beranggapan bahwa serangan migraine disebabkan oleh perubahan aliran darah

dikepala, sedangkan pengamat teori neurogen beranggapan bahwa perubahan

primer pada serangan migraine terjadi pada jaringan otot sendiri.

KLASIFIKASI MIGRAINE

Klasifikasi migraine yang digunakan sekarang adalah klasifikasi yang

dikeluarkan oleh “ International Headache Society “ ( HIS 1988 ), yaitu :

1. Migraine

a. Migraine tanpa aura ( migraine without aura )

Sebelum disebut mgraine umum atau hemi krania simplek

Deskripsinya adalah nyeri kepala idioplastik berulang dengan lama

serangan 4 jam sampai 72 jam. Karakteristik yang khas berupa

lokasi unilateral, kualitas berdenyut.

b. Migraine dengan aura ( migraine with aura )

Sebelum disebut dengan migraine klasik, migraine oftalmik,

migraine hemiplegi, migraine afasia, migraine komplikata.

Deskripsinya adalah kelainan idioplastik yang berulang, lokasi di

cortek cerebra atau batang otak, timbul secara bertahap dalam

waktu 5 – 20 menit.

c. Migraine oftalmoplegi ( oftalmoplegie migraine )

Adalah serangan nyeri kepala berulang disertai paresis satu atau

lebih dari syaraf kranials untuk mata, tanpa adanya lwsi intra

kranial.

d. Migraine Retina.

Adalah serangan skotoma atau buta monokuler yang berulang yang

berlangsung kurang dari 1 jam dengan atau tanpa nyeri.

Page 7: Askep migrain

HUBUNGAN ANTARA KECEMASAN DENGAN MIGRAINE

Sudah lebih dari 100 tahun hubungan antara faktor psikologik dan nyeri

kepala diteliti.

Faktor emosional sering kali mencetuskan nyeri kepala terutama migraine. Tiga

type dari nyeri kepala yang palingsering dihubungkan dengan fakktor psikologik

adalah migraine lebih banyak dipelajari secara intensive dibandingkan daripada

bentuk – bentuk lainnya.

Biasanya penderita migraine mempunyai kepribadian yang spesifik

( perfek, ambisius, kaku ) sebagai suatu kelompok, pasien dengan migraine

biasanya intelegen dan perfeksionis dan mereka adalah orang yang

berkemampuan menghadapi krisis sehari – hari. Namun dalam adaptasi terhadap

perubahan hidup seperti masa remaja, menstruasi, perpisahan dari keluarga dan

rumah, ganti pekerjaan, perkawinan , peran sebagai orang tua, atau mendapat

kedudukan tinggi, ternyata kemampuan untuk mengatasi masalah yang biasanya

baik, menjadi kurang baik dan oleh sebab iu serangan nyeri kepala lalu timbul.

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

kepribadianLama sakit Intensitas sakit

Migraine Cemas - Biologi- Genetik- Psikososi

Pencetus- Stress- Makanan- Zat – zat

vasodilator- Hormonal- Hipertensi- Iklim- Ransang

sensorik- Tidur- Trauma

Page 8: Askep migrain

Keterangan

1. Cemas banyak dijumpai pada penderita migraine

2. Ada hubungan antara derajat intensitas sakit dengan beratnya cemas akibat

migraine

3. Ada hubungan antara lamanya sakit dangan beratnya cemas pada penderita

migraine

MEKANISME KOPING

Ketika mengalami cemas, individu menggunakan berbagai mekanisme

koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi cemas

secara konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku paologis, pola

yang cenderung digunakan seseorang untuk mengatasi cemas ringan cenderung

tetap dominasi ketika cemas menghebat. Cemas tingkat ringan sering

ditanggulangi tanpa pemikiran yang serius.

Tingkat cemas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme

koping :

1. Reaksi yang beroreantasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan beroreantasi

pada tindakan untuk memenuhi secara reakstik tuntutan situasi stress.

- Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan

pemenuhan kebutuhan

- Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik

untuk memindahkan seseorang dari sumber stress

- Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang

mengoperasikan , mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan

personal seseorang.

2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi cemas ringan dan sedang,

jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan

disoreantasi realitas. Maka mekanisme ini dapat merupakan respon mal

adaptif terhadap stres.

Page 9: Askep migrain

SUMBER KOPING

Individu dapat mengatasi stres dan cemas dengan menggerakkan sumber

koping tersebut sebagai modal ekonomik , kemampuan penyelesaian masalah ,

dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu seseorang

mengintegrasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsi strategi

koping yang berhasil

PENGKAJIAN

PERILAKU

Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan

fisiologi dan tingkah laku atau secara tidak langsung melalui muculnya gejala atau

mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan kecemasan

Dampak kecemasan pada respon fisiologis pada kecemasan ringan dan

sedang adalah menyangkut kapasitas seseorang, pada kecemasan berat dan panik

akan melemahkan atau meningkatkan kapasitas yang berlebihan, respon fisiologis

yang berhubungan dengan kecemasan diatur oleh otak melalui sistem saraf

autonomic.

Dua jenis respon autonomik adalah sebagai berikut:

1. Respon parasimpatis yang menghemat respon tubuh

2. Respon simpatis yang mengaktifkan respon tubuh.

MASALAH KEPERAWATAN

1. Ansietas

2. Koping individu tidak efektif

3. Gangguan konsep diri

4. Isolasi sosial

5. Gangguan pola tidur

Page 10: Askep migrain

POHON MASALAH

RENTANG RESPON ANSIETAS

Respon adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

Isolasi sosial

Gangguan konsep diri

Koping individu tidak efektif

Ansietas Gangguan Pola tidur

stressor

Page 11: Askep migrain

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KECEMASAN

I. Isolasi sosial : Menarik diri Berhubungan dengan konsep diri harga diri

rendah

Tujuan Umum

Klien dapat Berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dari aspek positif yang

dimiliki

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

d. Klien merencanakan dan melakukan kegiatan sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki

e. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Intervensi

A.1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

Therapeutik

B.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Utamakan memberi pujian yang realistik

C.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama

sakit

D.1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat digunakan / dilakukan

setiap hari sesuai kemampuan

2. Beri kesempatan kepada klien untuk mencoba kegiatan yang telah

direncanakan

3. Beri pujian atas keberhasilan klien

E.1. Beri pendidikan kesehatan dan bantu keluarga memberikan dukungan

Page 12: Askep migrain

pada klien

II. Gangguan konsep diri : harga diri rendah Berhubungan dengan koping

individu tidak efektif

Tujuan umum

Klien dapat memperlihatkan peningakatan harga diri yang dibuktikan

dengan mengekspresikan secara verbal aspek – apek positif dirinya. Presisi

dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang.

Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat meyakini tentang manfaat mekanisme koping yang adaptif

Intervensi

A.1. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi therapeutik

B.1. Gali mekanisme koping yang digunakan klien dimasa lalu

2. Tunjukka akibat maladaptif dari koping yang digunakan

C.1. Dorong klien untuk menggunakan respon koping yang adaptif

2. Tawarkan beberapa alternatif koping yang dapat dilakukan

3 3. Bantu klien untuk memilih koping adaptif

4. Bantu klien dalam menggunakan koping yang adaptif

III. Koping individu tidak efektif Berhubungan dengan Ansietas

( LAGERQUIS, 1992, hal 3 )

Tujuan umum

Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif secara optimal

Tujuan khusus

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasikan penyebab ansietas

c. Klien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas

Page 13: Askep migrain

d. Klien mendapat dukungan keluarga dalam mengontrol cemas/ ansietas

e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

Intervensi

A.

1. Jalin hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik

B.

1. Gali penyebab ansietas

2. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan

3. Terima perasaan positif maupun negatif termasuk perkembangan

ansietasnya

4. Bersikap terbuka dan tenang

5. Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab ansietasnya

6. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif

7. Gali caara klien mengurangi ansietas dimasa lalu

8. Tunjukkan akibat maladaptif dan destruktif dari respon koping yang

digunakan

9. Dorong klien untuk menggunakan respon komunikasi adaptif yang

dimilikinya

10. Bantu klien untuk menyusun kembali tujuan hidup, memodifikasi

tujuan menggunakan sumber dan mencoba hal baru

11. Latih klien dengan menghadapi ansietas ringan

12. Beri aktifitas fisik untuk menyalurkan energi

13. Libatkan keluarga untuk membantu klien menggunakan koping adaptif

baru

C.

1. Ajarkan klien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa

percaya diri

2. Dorong klien untuk menggunakan teknik relaksasi dalam menurunkan

tingkat ansietas.

Page 14: Askep migrain

A.

1. Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dan sikap apa yang

telah dilakukan keluarga selama ini

2. Jelaskan cara – cara merawat klien

3. Bantu keluarga untuk mempraktikkan merawat klien

B.

1. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat

tanpa seizin dokter

2. Jelaskan prinsip benar minum obat

3. anjurakan klien minta obat dan minum obat secara teratur

4. beri pujian jika klien minum obat dengan benar

5. anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter / orang terdekat jika

2 merasa afek yang tidak menyenangkan.

IV. Gangguan pola tidur Berhubungan dengan ansietas ( Town Send 1995

– 228 )

Tujuan umum

Klien mampu tidur 6 – 8 jam tanpa terputus tanpa bantuan obat

Tujuan khusus

a. klien dapat mengidentifikasikan penyebab ansietas

b. klien mampu untuk jatuh tidur dalam waktu 30 menit

Intervensi

A.

1. Gali penyebab ansietas

2. beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya

3. bantu klien untuk mengungkapkan penyebab ansietasnya

B.

1. pantau pola tidur klien

2. kaji tingkat aktifitas klien

Page 15: Askep migrain

3. kaji gangguan pola tidur yang langsung Berhubungan dengan rasa takut

dan ansietas tertentu

4. berikan lingkungan yang tenang dengan tingkat stimulus yang rendah

5. sebelum tidur berikan tindakan keperawatan yang mendukung tidur

seperti minum hangat dan latihan relaksasi

6. cegah minuman yang mengandung kafein seperti the, kopi dan cola

7. berikan obat – obatan penenang sesuai yang diprogramkan

Page 16: Askep migrain

DAFTAR PUSTAKA

1. Alloy. Lauren, 1999, Abnormal Psycology the mc grow hill Companies

New York

2. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung,

Makalah Simposium Regional Managemen Stress dalam

meningkatkan kwalitas hidup

3. Stuart and Sunden, 1998, Keperawatan Jiwa Jakarta, EGC

4. Stuart and Sunden, 2001, Principle and practice of Psichiatric Nursing

Masby Year Book : St louise

5. Ana Budi Kelliat, 1984, Asuhan keperawatan gangguan kognitif, EGC,

Jakarata

Page 17: Askep migrain

DAFTAR PUSTAKA

1. Alloy. Lauren, 1999, Abnormal Psycology the mc grow hill Companies

New York

2. Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung,

Makalah Simposium Regional Managemen Stress dalam

meningkatkan kwalitas hidup

3. Stuart and Sunden, 1998, Keperawatan Jiwa Jakarta, EGC

4. Stuart and Sunden, 2001, Principle and practice of Psichiatric Nursing

Masby Year Book : St louise

5. Ana Budi Kelliat, 1984, Asuhan keperawatan gangguan kognitif, EGC,

Jakarata