Askep Loss

19
Tinjauan kasus Di sebuah desa dikota Mojokerto ada sepasang suami istri yang baru 1 bulan menikah, sang suami bernama Arza 25th dan sang istri bernama Ningrum 23th. Mereka satu sama lain sangat mencintai. Apabila Arza sakit sang istri pun ikut merasakan sakit, begitu pula sebaliknya. Ketika itu Ningrum baru saja di ketahui positif hamil. Arza dan Ningrum pun sangat senang dan berusaha semaksimal mungkin melindungi dan menjaga calon anak mereka itu.pada suatu hari Arzamengalami kecelakaan yang mengakibatkan Arza meninggal. Ibu ningrum mengatakan Hal ini membuat ningrum merasa sangat terpukul dia terus menangis, tidak mau makan dan keluar kamar dia mengurung diri dan memandang foto Arza dia menjadi jarang berbicara dan terkadang sering teriak memanggil nama Arza. Dia sering berkata bahwa tidak percaya Arza telah pergi selain itu dia sering terbangun dan menangis keras memanggil Arza. Saat pengkajian ningrum tampak lemas,wajah tampak kusut. Klien tampak putus asa dan sedih, klien susah berkosentrasi ketika perawat bertanya.tampak kantung mata tanda-tanda vital N: 75x/mnt , S: 370C , TD: 120/80 mmHg RR: 24x/mnt

description

askep loss and grieving

Transcript of Askep Loss

Page 1: Askep Loss

Tinjauan kasus

Di sebuah desa dikota Mojokerto ada sepasang suami istri yang baru 1 bulan

menikah, sang suami bernama Arza 25th dan sang istri bernama Ningrum 23th.

Mereka satu sama lain sangat mencintai. Apabila Arza sakit sang istri pun ikut

merasakan sakit, begitu pula sebaliknya. Ketika itu Ningrum baru saja di ketahui

positif hamil. Arza dan Ningrum pun sangat senang dan berusaha semaksimal

mungkin melindungi dan menjaga calon anak mereka itu.pada suatu hari

Arzamengalami kecelakaan yang mengakibatkan Arza meninggal. Ibu ningrum

mengatakan Hal ini membuat ningrum merasa sangat terpukul dia terus

menangis, tidak mau makan dan keluar kamar dia mengurung diri dan

memandang foto Arza dia menjadi jarang berbicara dan terkadang sering teriak

memanggil nama Arza. Dia sering berkata bahwa tidak percaya Arza telah pergi

selain itu dia sering terbangun dan menangis keras memanggil Arza. Saat

pengkajian ningrum tampak lemas,wajah tampak kusut. Klien tampak putus asa

dan sedih, klien susah berkosentrasi ketika perawat bertanya.tampak kantung mata

tanda-tanda vital N: 75x/mnt , S: 370C , TD: 120/80 mmHg RR: 24x/mnt

Page 2: Askep Loss

ASUHAN KEPERAWATAN

KEHILANGAN DAN BERDUKA

LOSS AND GRIEVING

A. PENGKAJIAN

Identitas

Nama : Ny. N

Umur : 23 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Alamat : Mojokerto

Keluhan Utama : Berduka karena kehilangan

Riwayat Penyakit

1) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke RS dengan keluhan bahwa Pasien mengalami

kehilangan dan berduka , sejak 2 hari sebelum masuk RS pasien

menangis terus menerus, tidak mau makan dan keluar kamar dia

mengurung diri dan memandang foto Arza dia menjadi jarang berbicara

dan terkadang sering teriak memanggil nama Arza. Keadaan umum

Compos mentis, GCS : E3,V3,M6, suhu : 37OC, T : 120/80mmHg, N :

75 x/menit, RR: 24x/menit

Eliminasi urin : 400-500cc/hari, warna kuning, jernih, khas amoniak.

Ekstremitas atas tangan kiri terpasang infus RL 7 Tetes/menit. Spiritual

Klien mengharapkan dengan perawatan yang diberikan bisa sembuh

dan yakin dengan pertolongan Tuhan bisa sembuh, persepsi

penyakitnya sebagai cobaan dalam hidup. Tetapi pasien tidak dapat

melakukan sholat di RS. Therapi. Infus RL : Dex.5% 1:1/ 24 jam ( 7

tts/menit ).

2) Riwayat Penyakit Dahulu

Page 3: Askep Loss

N/A

3) Riwayat Penyakit Keluarga

N/A

B. Pengkajian Pola Virginia Handerson

1. Pola Pernafasan

Sebelum Sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak

menggunakan alat bantu pernafasan.

Saat Dikaji : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak

menggunakan alat bantu pernafasan.

2. Pola Nutrisi

Sebelum Sakit : Pasien makan 1x sehari dengan menu nasi, sayur

dan lauk

Saat Dikaji : Saat dirawat di rumah sakit, makan ¼ porsi pada

menu yang disajikan di rumah sakit pada tyap kali

jadwal makan

3. Kebutuhan Eliminasi

Sebelum Sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan

BAK lancar , warna jernih kekuningan

Saat Dikaji : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan

BAK lancar , warna jernih kekuningan

4. Gerak dan keseimbangan

Sebelum Sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa gangguan

Saat Dikaji : Pasien tampak keseimbangannya terganggu Karena

sedang mengalami duka yang amat dalam sehingga

tidak bisa melakukan aktivitas

5. Kebutuhan Istirahat dan tidur

Sebelum Sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari dan bangun pada

pukul 05.00

Saat Dikaji : Malam hari kadang terbangun karena teringat

almarhum suaminya

6. Personal Hygiene

Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri.

Page 4: Askep Loss

Saat Dikaji : Pasien mandi dengan di seka oleh ibu klien

7. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Sebelum Sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama

keluarga dan suaminya

Saat Dikaji : Pasien tampak putus asa dan sedih

8. Kebutuhan berpakaian

Sebelum Sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian

sendiri.

Saat Dikaji : Memakai pakaian dibantu oleh ibunya.

9. Kebutuhan Spiritual

Sebelum Sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu

Saat Dikaji : Pasien tidak bisa sholat di RS dan tidak percaya

apabila suaminya telah meninggal dunia

10. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan

Sebelum Sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa

berkomunikasi dengan bahasa jawa.

Saat Dikaji : Pasien menjadi jarang berbicara.

11. Temparatur tubuh

Sebelum Sakit : Pasien biasa memakai pakaian tipis jika panas

begitu juga sebaliknya

Saat Dikaji : Pasien suhunya normal S : 37OC

12. Kebutuhan bekerja

Sebelum Sakit : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga

Saat Dikaji : Pasien hanya berada didalam kamar untuk

mengurung diri.

13. Kebutuhan bermain dan rekreasi

Sebelum Sakit : Pasien tidak biasa bermaian ataupun rekreasi

Saat Dikaji : Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya

tetangganya sering menjenguknya untuk

menghibur.

C. Pemeriksaan Fisik

Page 5: Askep Loss

1. Keadaan Umum : Delirum,TD 120/80mmHg, RR 24x/menit, suhu 37

C, N : 75x/menit

2. Kepala

a. Kepala : mesosephal

b. Rambut : hitam, tidak mudah dicabut,

c. Mata : Bulu mata tidak mudah dicabut, sklera tidak

ikterik, konjungtiva tidak anemis.

d. Hidung : N/A

e. Telinga : Besih, tidak ada serumen, reflek suara baik.

f. Mulut : Gigi kekuningan, lengkap, tidak ada stomatitis.

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak

ada pembengkakan pada trakhea

h. Ektremitas : Tidak ada oedem pada kedua ekstremitas atas

dan bawah. Ekstremitas atas tangan kiri terpasang

infus RL 7 ttes/menit

3. Dada

a. Paru

1) Inspeksi

Bentuk dada simetris

Tampak RR 24x/menit

2) Palpasi

Tidak ada pembengkakan pada paru

Tidak ada nyeri tekan

3) Perkusi

Sonor

4) Auskultasi

Normal tidak ada gangguan

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Terapi

a) Terapi infus : RL Dextro 5 % 1:1/24 jam (7 tetes/menit)

E. Analisa Data

Page 6: Askep Loss

NO DATA FOKUS PROBLEM

1.

2.

DS :

Ibu klien mengatakan klien merasa sangat

terpukul dia terus menangis, tidak mau makan

dan keluar kamar

Ibu klien mengatakan klien sering mengurung

diri dan memandang foto Arza

Ibu klien mengatakan klien menjadi jarang

berbicara dan terkadang sering teriak

memanggil nama Arza.

Klien mengatakan bahwa tidak percaya Arza

telah pergi.

Klien mengatakan sering terbangun dan

menangis keras memanggil Arza

DO:

wajah tampak kusut,

Klien tampak putus asa dan sedih,

klien susah berkosentrasi ketika perawat

bertanya.

DS :

Ibu klien mengatakan klien merasa sangat

terpukul dia terus menangis, tidak mau makan

dan keluar kamar

Ibu klien mengatakan klien sering mengurung

diri dan memandang foto Arza

Ibu klien mengatakan klien menjadi jarang

berbicara dan terkadang sering teriak

memanggil nama Arza.

Klien mengatakan bahwa tidak percaya Arza

telah pergi.

Klien mengatakan sering terbangun dan

Duka cita

terganggu

Gangguan Konsep

Diri

Page 7: Askep Loss

3.

menangis keras memanggil Arza

DO :

Klien tampak lemas

wajah tampak kusut

Klien tampak putus asa dan sedih,

klien susah berkosentrasi ketika perawat

bertanya.

Tampak kantung mata

DS :

Ibu klien mengatakan klien merasa sangat

terpukul dia terus menangis, tidak mau makan

dan keluar kamar

Ibu klien mengatakan klien menjadi jarang

berbicara dan terkadang sering teriak

memanggil nama Arza

DO :

wajah tampak kusut,

Klien tampak putus asa dan sedih,

Klien susah berkosentrasi ketika perawat

bertanya.

Isolasi sosial

F. Diagnosa Keperawatan

1. Duka Cita Terganggu

2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah /

kronis.

3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan

koping individu tak efektif sekunder terhadap respon kehilangan

pasangan.

G. Intervensi

Page 8: Askep Loss

NO

DXDIAGNOSA TUJUAN

RENCANA

TINDAKAN

1. Duka cita

terganggu

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1x24 jam masalah duka

cita terganggu teratasi

Kriteria :

1. Klien dapat membina

hubungan saling

percaya

2. Klien mampu

mengungkapkan

perasaan berduka

1. Observasi TTV

2. Bina hubungan

saling percaya

3. Jelaskan proses

berduka

4. Beri kesempatan

kepada pasien untuk

mengungkapkan

perasaan nya

5. Mendengarkan

dengan penuh

perhatian

6. Secara verbal

dukung pasien,tapi

jangan dukung

pengingkaran yang

dilakukan

7. Teknik komunikasi

diam dan sentuhan

8. Perhatikan

kebutuhan dasar

pasien

2 Gangguan

Konsep Diri

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1x24 jam masalah

gangguan konsep diri

dapat teratasi

Kriteria :

1. Klien merasa harga

1. Observasi TTV

2. Merespon kesadaran

diri dengan cara :

Membina

hubungan saling

percaya dan

keterbukaan.

Page 9: Askep Loss

dirinya naik.

2. Klien mengunakan

koping yang adaptif.

3. Klien menyadari dapat

mengontrol

perasaannya.

Bekerja dengan

klien pada

tingkat kekuatan

ego yang

dimilikinya.

Memaksimalka

n partisipasi

klien dalam

hubungan

terapeutik.

3. Menyelidiki diri

dengan cara :

Membantu klien

menerima

perasaan dan

pikirannya.

Membantu klien

menjelaskan

konsep dirinya

dan

hubungannya

dengan orang

lain melalui

keterbukaan.

4. Berespon secara

empati dan

menekankan bahwa

kekuatan untuk

berubah ada pada

klien.

Mengevaluasi diri

dengan cara :

Page 10: Askep Loss

Membantu klien

menerima

perasaan dan

pikiran.

5. Mengeksplorasi

respon koping

adaptif dan mal

adaptif terhadap

masalahnya.

Membuat

perencanaan yang

realistik.

Membantu klien

mengidentifikas

i alternatif

pemecahan

masalah.

6. Membantu klien

menkonseptualisasik

an tujuan yang

realistik.

Bertanggung jawab

dalam bertindak.

Membantu klien

untuk

melakukan

tindakan yang

penting untuk

merubah respon

maladaptif dan

mempertahanka

n respon koping

Page 11: Askep Loss

yang adaptif.

7. Mengobservasi

tingkat depresi.

Mengamati

perilaku klien.

Bersama klien

membahas

perasaannya.

8. Membantu klien

mengurangi rasa

bersalah.

Menghargai

perasaan klien.

Mengidentifikas

i dukungan

yang positif

dengan

mengaitkan

terhadap

kenyataan.

Memberikan

kesempatan

untuk menangis

dan

mengungkapkan

perasaannya.

Bersama klien

membahas

pikiran yang

selalu timbul.

3 Isolasi Sosial Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1. Observasi TTV

2. Bina hubungan saling

Page 12: Askep Loss

1x24 jam masalah isolasi

sosial dapat teratasi

Kriteria :

1. Klien dapat membina

hubungan saling

perbaya dengan

perawat.

2. Klien dapat memahami

penyebab dari harga

diri rendah.

3. Klien menyadari aspek

positif dan negatif dari

dirinya.

4. Klien dapat

mengekspresikan

perasaan dengan tepat,

jujur dan terbuka.

5. Klien mampu

mengontrol tingkah

laku dan menunjukkan

perbaikan komunikasi

dengan orang lain.

percaya dengan klien.

3. Berikan motivasi

klien untuk

mendiskusikan fikiran

dan perasaannya.

4. Jelaskan penyebab

dari harga diri yang

rendah.

5. Dengarkan klien

dengan penuh empati,

beri respon dan tidak

menghakimi.

6. Berikan motivasi

klien untuk menyadari

aspek positif dan

negatif dari dirinya.

7. Beri dukungan,

Support dan pujian

setelah klien mampu

melakukan

aktivitasnya.

8. Ikut sertakan klien

dengan aktifitas yang

dapat meningkatkan

harga diri klien

H. Evaluasi

a. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara spontan

b. Klien menunjukkan tanda-tanda penerimaan terhadap kehilangan

c. Klien dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain

d. Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah akibat

kehilangan