Askep Kista Ovari

39
Askep Kista Ovarii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium. Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejal-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan. Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.

Transcript of Askep Kista Ovari

Page 1: Askep Kista Ovari

Askep Kista Ovarii

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ovarium merupakan tempat yang umum bagi kista, yang dapat merupakan pembesaran sederhana konstituen ovarium normal, folikel graft, atau korpus luteum, atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan abdomen dari epithelium ovarium.

Pasien dapat melaporkan atau tidak melaporkan nyeri abdomen akut atau kronik. Gejal-gejala tentang rupture kista menstimulasi berbagai kedaruratan abdomen akut, seperti apendisitis, atau kehamilan ektopik. Kista yang lebih besar dapat menyebabkan pembengkakan abdomen dan penekanan pada organ-organ abdomen yang berdekatan.

Pengobatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan bedah. Jika ukuran lebar kista kurang dari 5 cm, dan tampak terisi oleh cairan atau fisilogis pada pasien muda yang sehat, kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan menghilangkan kista. Sekitar 98 % lesi yang terjadi pada wanita yang berumur 29 tahun dan yang lebih muda adalah jinak. Setelah usia 50 tahun, hanya 50 % yang jinak. Perawatan pascaoperatif setelah pembedahan untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen, dengan satu pengecualian. Penurunan tekanan intraabdomen yang diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada distensi abdomen yang berat. Komplikasi ini dapat dicegah sampai suatu tingkat dengan memberikan gurita abdomen yang ketat.

Dari uraian di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih banyak bagaimana asuhan keperawatan yang diberikam pada penderita kistoma ovari.

2. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kista ovari

3. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan kista ovari

b. Mampu menemukan masalah keperawatan pada klien dengan kista ovari

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kista ovari

Page 2: Askep Kista Ovari

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kista ovari

e. Mampu mengevaluasi tindakan yang sudah dilakukan pada klien dengan kista ovari

f. Mampu mengidentifikasi factor-faktor pendukung, penghambat serta dapat mencari solusinya.

g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi.

Page 3: Askep Kista Ovari

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Kista adalah suatu jenis tumor, emyebab pastinya sendiri belum diketahui, diduga seringnya memakai kesuburan. (Soemadi, 2006)

Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000)

Kista adalah suatu bentukan yang kurang lebih bulat dengan dinding tipis, berisi cairan atau bahan setengah cair (Sjamsuhidajat, 1998).

Kista adalah pembesaran suatu organ yang di dalam berisi cairan seperti balon yang berisi air. Pada wanita organ yang paling sering terjadi Kista adalah indung telur. Tidak ada keterkaitan apakah indung telur kiri atau kanan. Pada kebanyakan kasus justru tak memerlukan operasi. (http:// suara merdeka.com)

II. SIFAT KISTA1. Kista Fisiologis

Kista yang bersifat fisiologis lazim terjadi dan itu normal normal saja. Sasuai suklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran dibawah 5 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan dalam 3 bulan akan hilang. Jadi ,kista yang bersifat fisiologis tidak perlu operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.

Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi karena dia masih mengalami menstruasi. Bila seseorang diperiksa ada kista, jangan takut dulu, karena mungkin kstanya bersifat fisiologis. Biasanya kista fisiologis tidak menimbuklkan nyeri pada saat haid.

2. Kista Patologis (Kanker Ovarium)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60-70% pasien dating pada stadium lanjut, penyakit ini disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia belum diketahui dengan pasti.

Page 4: Askep Kista Ovari

Pada yang patologis, pembesaran bisa terjadi relative cepat, yang kadang tidak disadari si penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa aalnya agak sulit dilakukan. Gejala gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui proses laparoskopi, sehingga tidak perlu dilakukan pengirisan di bagian perut penderita. Setelah di angkat pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kista itu akan muncul kembali atau tidak.

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Sayangnya sampai saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.

Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan solid dan dapat bersifat ganas.

III. JENIS KISTA

Jenis kista indung telur meliputi:

1. Kista Fungsional.

Sering tanpa gejala, timbul gejala rasa sakit bila disertai komplikasi seprti terpuntir/ pecah, tetapi komplikasi ini sangat jarang. Dan sangat jarang pada kedua indung telur. Kista bisa mengecil dalam waktu 1-3 bilan.

2. Kista Dermoid.

Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah.

3. Kista Cokelat. (Edometrioma)

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak dalam ragim tetapi melekat pada dinding luar indung telur. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilakan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan

Page 5: Askep Kista Ovari

menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/ sexsuale intercourse.

4. Kistadenoma.

Berasal dari pembungkus indung telur yang tumbuh menjadi kista. Kista jenis ini juga dapat menyerang indung telur kanan dan kiri. Gejala yang timbul biasanya akibat penekanan pada bagian tubuh sekitar seperti VU sehingga dapat menyebabkan inkontinensia. Jarang terjadi tetapi mudah menjadi ganas terutama pada usia diatas 45 tahun atau kurang dari 20 tahun.

Contoh Kistadenoma;

Kistadenoma ovarii serosum.

Berasal dari epitel germinativum. Bentuk umunya unilokuler, bila multilokuler perlu dicurigai adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista musinosum.

Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba massa intraabdominal, dapat timbul asites. Penatalaksanaan umumnya sama seperti Kistadenoma ovarii musinosum.

Kistadenoma ovarii musinosum.

Asal kista belum pasti. Menurut Meyer, kista ini berasal dari teratoma, pendapat lain mengemukakan kista ini berasal dari epitel germinatifum atau mempunyai asal yang sama dengan tumor Brener. Bentuk kista multilobuler, biasanya unilatelar dapat tumbuh menjadi sangat bersar.

Gambaran klinis terdapat perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul pelekatan kista dengan omentum, usus dan peritoneum parietal. Selain itu, bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musin yang terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.

Penatalaksanaan dengan pengangkatan kista tanpa pungsi terlebih dahulu dengan atau tanpa salpingo ooforektomi tergantung besarnya kista.

IV. ETIOLOGI

Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi;

1. Gaya hidup tidak sehat.

Diantaranya;

Page 6: Askep Kista Ovari

1. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat2. Zat tambahan pada makanan3. Kurang olah raga4. Merokok dan konsumsi alcohol5. Terpapar denga polusi dan agen infeksius6. Sering stress

2. Faktor genetic.

Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen , polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.

V. TANDA DAN GEJALA

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulakan gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat berfariasi dan tidak spesifik.

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;

Gangguan haid Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi

konstipasi atau sering berkemih. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul

yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut;

Asites Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut

(usus dan hati) Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan, Gangguan buang air besar dan kecil. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Deteksi dini

Keterlambatan mendiagnosis kanker ovarium sering terjadi karena letak ovarium berada didalam rongga panggul sehingga tidak terlihat dari luar. Biasanya kanker ovarium ini di deteksi lewat pemeriksaan dalam. Bila kistanya sudah membesar maka akan terabab ada benjolan. Jika dokter menemukan kista, maka selanjutanya akan dilakukan USG untuk memastikan apakah ada tanda tanda kanker atau tidak.

Page 7: Askep Kista Ovari

Kemudian dibutuhkan pemeriksaan lanjutan dengan mengambil jaringan (biopsy) untuk memastikan kista tersebut jinak atau ganas. Ini bisa dilakukan dengan laparskopi, melalui lubang kecil di perut. Pemeriksaan lainnya dengan CT Scan dan tumor marker dengan pemeriksaan darah.

VII. PENATALAKSANAAN

Penderita kanker ovarium stadium dini dapat ditangani dengan operasi yang kemudian dilanjutkan dengan terapi. Bila kanker ovarium telah memasuki stadium lanjut baru di lakukan kemoterapi atau radiasi.

1. Pengkajian.

Pengkajian umum kista:

Ada tidaknya keluhan nyeri diperut bagian bawah? Ada tidaknya gangguan BAB dan BA? Ada tidaknya asites? Ada tidaknya perut membuncit? Ada tidaknya gangguan nafsu makan? Ada tidaknya kembung? Ada tidaknya sesak nafas?

Pengkajian diagnostic kista:

USG : Ada tidaknya benjolan berdiameter > 5 cm CT Scan: Ada tidaknya benjolan dan ukuran benjolan.

2. Nursing Care Plan

Diagnosa yang muncul

1. Gangguan harga diri berhubungan dengan masalah tentang ketidaknyamanan mempunyai anak, perubahan feminimitas dan efek hubungan seksual.

2. Disfungsi seksual, resiko tinggi terhadap kemungkinan pola respon seksual, contoh ketidaknyamanan / nyeri vagina.

3. Eliminasi urinarius, perubahan / retensi berhubungan dengan adanya edema pada jaringan local.

4. Nyeri berhubungan dengan prases penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen

Jika diagnosa yang diambil adalah nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kompresi) jaringan pada organ ruang abdomen maka :

Tujuan.

Page 8: Askep Kista Ovari

Klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan/nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Kriteria hasil :

Klien mengatakan nyeri hilang/berkurang . Ekspresi wajah rileks Klien dapat menggambarkan keadaan nyeri minimal atau tidak ada. Klien mampu melakukan teknik relaksasi dan distraksi saat nyeri timbul. Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Intervensi:

1. Identifikasi karakteristik nyeri dan tindakan penghilang nyeri

R : informasi memberikan data dasar untuk evaluasi kebutuhan /keefektifan intervensi.

2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosok punggung), hiburan dan lingkungan.

R : meningkatkan relaksasi dan membentu pasien focus kembali ke perhatian

3. Ajarkan teknik relaksasi

R : partisipasi pasien secara aktifdan meningkatkan rasa kontrol

4. Kembangkan rencana manajemen nyeri antara pasien dan dokter

R : mengembangkan kesempatan control nyeri

5. Berikan analgesic sesuai resep.

R : mengurangi nyeri

Daftar Pustaka

o Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC. 2000.

Page 9: Askep Kista Ovari

o Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius. 2000.

o http://www.ibuhamil.com o http://www.republika.co.id .o http://www.suaramerdeka.com o http://www.pdpersi.co.iD

Page 10: Askep Kista Ovari

ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM RISIKO TINGGI

A. DEFINISI

Post partum risiko:

Perdarahan post partum

Infeksi post partum

Tromboembolok

Masalah psikologis post partum

Perdarahan post partum/post partum hemorrhage (HPP) adalah kehilangan

500 ml darah pada persalinan normal (per vaginam) atau 1000 ml lebih pada

persalinan SC penyebab kematian pada ibu.

Perdarahan post partum dibedakan menjadi dua:

- HPP dini/primer/awal: terjadi dalam batas waktu 24 jam.

- HPP lanjut/sekunder: terjadi lebih dari 24 jam tetapi kurang dari 6 minggu.

B. ETIOLOGI

HPP primer:

Atonia uteri (1 dari 20 persalinan), tersering

Retensi plasenta

Laserasi jalan lahir

Ruptur uteri

Gangguan pembekuan darah

HPP sekunder:

Retensi sisa plasenta

Sub involusi

Endometritis

Page 11: Askep Kista Ovari

C. FAKTOR RISIKO

Kelahiran SC

Bayi besar

Persalinan dengan tindakan forsep/VE

Riwayat HPP

Multiparitas

Manipulasi intrauterin/manual plasenta

Penggunaan MgSO4 atau oksitosin dalam persalinan

D. MANIFESTASI KLINIS

HPP Primer

Perubahan hemodinamik: hipotensi, takikardi

Oligouria (urin < 300 cc/ 24 jam)

Perdarahan > 500 cc/24 jam

Distensi kandung kemih

HPP Sekunder

Perdarahan kadang banyak kadang sedikit

Perdarahan dengan bekuan sisa plasenta

Terdapat tanda subinvolusi

Lochea merah tua dan berbau jika terdapat infeksi

Kenaikan suhu badan

E. KOMPLIKASI

- Syok

- Syok dapat diatasi anemia dan infeksi

- Sepsis

- Kegagalan fungsi ginjal

F. ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. Pengkajian HPP Primer

Page 12: Askep Kista Ovari

- Kaji tanda-tanda perdarahan dan syok hipovolemi: TD, nadi, suara nafas,

suara jantung (murmur), warna kulit, tingkat kesadaran, kapiler refill, urin

output, vena leher, membran mukosa, kecemasan disorientasi, kelelahan.

- Faktor risiko dan predisposisi

- Pengkajian fundus: kontraksi lemah, TFU

- Kaji perdarahan (warna dan jumlah)

- Kaji adanya laserasi atau hematom yang mungkin menjadi sumber

perdarahan.

- Vital sign (takikardi, takipneu, hipotensi)

- Distensi blader

2. Pengkajian HPP Sekunder

HPP sekunder sering terjadi ketika klien sudah pulang, oleh karena itu,

discharge planning diperlukan sebelum klien pulang.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Page 13: Askep Kista Ovari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PRE

dan POST OP SECSIO CESAREA

A. PENGERTIAN

Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin

melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus).

Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui

suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan

utuh serta bera janin diatas 500gram. ( Wiknjosastro,2005).

Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan

diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. (siaksoft.net).

Jenis–jenis seksio sesare :

1. Seksio sesarea klasik (korporal)

Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.

2. Seksio sesarea ismika (profunda)

Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.

B. ETIOLOGI

1. Indikasi yang berasal dari ibu ( etiologi )

Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai kelainan letak ada,

disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah kehamilan dan

persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa terutama pada

primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsia-

Page 14: Askep Kista Ovari

eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit ( jantung, DM ), gangguan

perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan sebagainya ).

2. Indikasi yang berasal dari janin

Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali

pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.

C. PATOFISIOLOGI

terjadi Kelainan Pada Ibu dan Kelainan Pada Janin menyebabkan Persalinan

Normal Tidak Memungkunkan akhirnya harus dilakukan SC

D. KOMPLIKASI

1. Infeksipuerperal

Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam

masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.

2. Perdarahan

Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri ikut

terbuka, atau karena atonia uteri.

3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan

sebagainya sangat jarang terjadi.

4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada dinding

uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri. Kemungkinan

peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.

E. PENATALAKSANAAN

1. Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea

Page 15: Askep Kista Ovari

a. Persiapan Kamar Operasi

Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai

Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi

b. Persiapan Pasien

Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.

Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien

Perawat member support kepada pasien.

Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan

sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).

Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit

yang pernah di derita oleh pasien.

Pemeriksaan laboratorium (darah, urine).

Pemeriksaan USG.

Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.

2. Perawatan Post Operasi Seksio Sesarea.

a. Analgesia

Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra

muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau

dapat disuntikan dengan cara serupa 10 mg morfin.

- Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah

50 mg.

Page 16: Askep Kista Ovari

- Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg

Meperidin.

- Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya diberikan

bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.

b. Tanda-tanda Vital

Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi

jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus

diperiksa.

c. Terapi cairan dan Diet

Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup

selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun

demikian, jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di

evaluasi kembali paling lambat pada hari kedua.

d. Vesika Urinarius dan Usus

Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan

paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari

pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan

usus baru aktif kembali pada hari ketiga.

e. Ambulasi

Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan

dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari

kedua pasien dapat berjalan dengan pertolongan.

f. Perawatan Luka

Page 17: Askep Kista Ovari

Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif

ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan

kulit dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat

hari ke tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.

g. Laboratorium

Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut

harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa

atau keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia.

h. Perawatan Payudara

Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan

tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan

payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa

nyeri.

i. Memulangkan Pasien Dari Rumah Sakit

Seorang pasien yang baru melahirkan mungkin lebih aman bila diperbolehkan

pulang dari rumah sakit pada hari ke empat dan ke lima post operasi, aktivitas

ibu seminggunya harus dibatasi hanya untuk perawatan bayinya dengan

bantuan orang lain.

F. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien

Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat,

status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik,

yang mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.

Page 18: Askep Kista Ovari

b. Data Riwayat Kesehatan

- Riwayat kesehatan sekarang.

Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau

penyakit dirasakan saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien

operasi.

- Riwayat Kesehatan Dahulu

Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit

sekarang, Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang

sama (Plasenta previa).

- Riwayat Kesehatan Keluarga

Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada

juga mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.

c. Data Sosial Ekonomi

Penyakit ini dapat terjadi pada siapa saja, akan tetapi kemungkinan dapat

lebih sering terjadi pada penderita malnutrisi dengan sosial ekonomi

rendah.

d. Data Psikologis

- Pasien biasanya dalam keadaan labil.

- Pasien biasanya cemas akan keadaan seksualitasnya.

- Harga diri pasien terganggu

-

e. Pemeriksaan Penunjang

Page 19: Askep Kista Ovari

- USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.

- Pemeriksaan hemoglobin

- Pemeriksaan Hema tokrit

.

2. DIAGNOSA

a. Transisi Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan

atau adanya peningkatan anggota keluarga (Doengoes,2001).

b. Gangguan nyaman : nyeri akut berhubungan dengan trauma pembedahan

(Doengoes,2001).

c. Ansietas berhubungan dengan situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi /

kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi (Doengoes,2001).

d. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa

kehidupan (Doengoes,2001).

e. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan fungsi biokimia atau

regulasi (Doengoes,2001)

f. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kulit

rusak (Doengoes,2001)

g. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot (Doengoes,2001).

h. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan

dengan kurang pemajanan stsu mengingati kesalahan interpretasi , tidak

mengenal sumber-sumber (Doengoes,2001)

Page 20: Askep Kista Ovari

i. Perubahan eliminasi urin berhubungan dengan trauma atau diversi

mekanisme efek-efek hormonal/anastesi (Doengoes,2001)

j. Kurang perawatan diri berhubungan dengan efek-efek anestesi, penurunan

kekuatan dan ketahanan, ketidatnyamana fisik (Doengoes,2001)

3. INTERVENSI

a. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perkembangan transisi /

peningkatan anggota keluarga.

- Tujuan : dapat menerima perubahan dalam keluarga dengan anggotanya

baru.

- Kriteria hasil :

a) Menggendong bayi, bila kondisi memungkinkan

b) Mendemontrasikan prilaku kedekatan dan ikatan yang tepat

c) Mulai secara aktif mengikuti perawatan bayi baru lahir dengan

cepat.

- Intervensi :

a) Anjurkan pasien untuk menggendong, menyetuh dan memeriksa

bayi, tergantung pada kondisi pasien dan bayi, bantu sesuai

kebutuhan.

Rasional : Jam pertama setelah kelahiran memberikan kesempatan

unik untuk ikatan keluarga terjadi karena ibu dan bayi secara

emosional dan menerima isyarat satu sama lain, yang memulai

kedekatan dan proses pengenalan.

Page 21: Askep Kista Ovari

b) Berikan kesempatan untuk ayah / pasangan untuk menyentuh dan

menggendong bayi dan Bantu dalam perawatan bayi sesuai

kemungkinan situasi.

Rasional : membantu memudahkan ikatan / kedekatan diantara

ayah dan bayi. Memberikan kesempatan untuk ibu memvalidasi

realitas situasi dan bayi baru lahir.

c) Observasi dan catat interaksi keluarga bayi, perhatikan perilaku

yang dianggap menggandakan dan kedekatan dalam budaya

tertentu.

Rasional : pada kontak pertama dengan bayi, ibu menunjukkan

pola progresif dari perilaku dengan cara menggunakan ujung jari.

d) Diskusikan kebutuhan kemajuan dan sifat interaksi yang lazim dari

ikatan. Perhatikan kenormalan dari variasi respon dari satu waktu

ke waktu.

Rasional : membantu pasien dan pasangan memahami makna

pentingnya proses dan memberikan keyakinan bahwa perbedaan

diperkirakan.

e) Sambut keluarga dan sibling untuk kunjungan sifat segera bila

kondisi ibu atau bayi memungkinkan.

Rasional : meningkatkan kesatuan keluarga dan membantu sibling

memulai proses adaptasi positif terhadap peran baru dan

memasukkan anggota baru kedalam struktur keluarga.

f) Berikan informasi, sesuai kebutuhan, keamanan dan kondisi bayi.

Dukungan pasangan sesuai kebutuhan.

Page 22: Askep Kista Ovari

Rasional : membantu pasangan untuk memproses dan

mengevaluasi informasi yang diperlukan, khususnya bila periode

pengenalan awal telah terlambat.

g) Jawab pertanyaan pasien mengenai protokol, perawatan selama

periode pasca kelahiran.

Rasional : informasi menghilangkan ansietas yang dapat

menggangu ikatan atau mengakibatkan absorpsi dari pada

perhatian terhadap bayi baru lahir.

b. Ketidaknyamanan : nyeri, akut berhubungan dengan trauma pembedahan.

- Tujuan : ketidaknyamanan ; nyeri berkurang atau hilang.

- Kriteria hasil :

a) Mengungkapkan kekurangan rasa nyeri.

b) Tampak rileks mampu tidur.

- Intervensi :

a) Tentukan lokasi dan karakteristik ketidaknyamanan perhatikan

isyarat verbal dan non verbal seperti meringis.

Rasional : pasien mungkin tidak secara verbal melaporkan nyeri

dan ketidaknyamanan secara langsung. Membedakan karakteristik

khusus dari nyeri membantu membedakan nyeri paska operasi dari

terjadinya komplikasi.

b) Berikan informasi dan petunjuk antisipasi mengenai penyebab

ketidaknyamanan dan intervensi yang tepat.

Page 23: Askep Kista Ovari

Rasional : meningkatkan pemecahan masalah, membantu

mengurangi nyeri berkenaan dengan ansietas.

c) Evaluasi tekanan darah dan nadi ; perhatikan perubahan prilaku.

Rasional : pada banyak pasien, nyeri dapat menyebabkan gelisah,

serta tekanan darah dan nadi meningkat. Analgesia dapat

menurunkan tekanan darah.

d) Perhatikan nyeri tekan uterus dan adanya atau karakteristik nyeri.

Rasional : selama 12 jam pertama paska partum, kontraksi uterus

kuat dan teratur dan ini berlanjut 2 – 3 hari berikutnya, meskipun

frekuensi dan intensitasnya dikurangi faktor-faktor yang

memperberat nyeri penyerta meliputi multipara, overdistersi

uterus.

e) Ubah posisi pasien, kurangi rangsangan berbahaya dan berikan

gosokan punggung dan gunakan teknik pernafasan dan relaksasi

dan distraksi.

Rasional : merilekskan otot dan mengalihkan perhatian dari

sensasi nyeri. Meningkatkan kenyamanan dan menurunkan

distraksi tidak menyenangkan, meningkatkan rasa sejahtera.

f) Lakukan nafas dalam dengan menggunakan prosedur- prosedur

pembebasan dengan tepat 30 menit setelah pemberian analgesik.

Rasional : nafas dalam meningkatkan upaya pernapasan.

Pembebasan menurunkan regangan dan tegangan area insisi dan

mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan dengan gerakan

otot abdomen.

Page 24: Askep Kista Ovari

g) Anjurkan ambulasi dini. Anjurkan menghindari makanan atau cairan

berbentuk gas; misal : kacang-kacangan, kol, minuman karbonat.

Rasional : menurunkan pembentukan gas dan meningkatkan

peristaltik untuk menghilangkan ketidaknyamanan karena

akumulasi gas.

h) Anjurkan penggunaan posisi rekumben lateral kiri

Rasional : memungkinkan gas meningkatkan dari kolon desenden

ke sigmoid, memudahkan pengeluaran.

i) Infeksi hemoroid pada perineum. Anjurkan penggunaan es secara 20

menit setiap 24 jam, penggunaan bantal untuk peninggian pelvis

sesuai kebutuhan.

Rasional : membantu regresi hemoroid dan varises vulva dengan

meningkatkan vasokontriksi, menurunkan ketidak nyamanan dan

gatal, dan meningkatkan fungsi usus normal.

j) Palpasi kandung kemih, perhatikan adanya rasa penuh. Memudahkan

berkemih periodik setelah pengangkatan kateter indwelling.

Rasional : kembali fungsi kandung kemih normal memerlukan 4-7

hari dan overdistensi kandung kemih menciptakan perasaan dan

ketidaknyamanan.

c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada konsep diri,

transmisi / kontak interpersonal, kebutuhan tidak terpenuhi.

- Tujuan : ansietas dapat berkurang atau hilang.

- Kriteria hasil :

a) Mengungkapkan perasaan ansietas

Page 25: Askep Kista Ovari

b) Melaporkan bahwa ansietas sudah menurun

c) Kelihatan rileks, dapat tidur / istirahat dengan benar.

- Intervensi :

a) Dorong keberadaan atau partisipasi pasangan

Rasional : memberikan dukungan emosional; dapat mendorong

mengungkapkan masalah.

b) Tentukan tingkat ansietas pasien dan sumber dari masalah.

Mendorong pasien atau pasangan untuk mengungkapkan keluhan

atau harapan yang tidak terpenuhi dalam proses ikatan/menjadi

orangtua.

c) Bantu pasien atau pasangan dalam mengidentifikasi mekanisme

koping baru yang lazim dan perkembangan strategi koping baru

jika dibutuhkan.

Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi yang positif terhadap

peran baru, mengurangi perasaan ansietas.

d) Memberikan informasi yang akurat tentang keadaan pasien dan

bayi.

Rasional : khayalan yang disebabkan informasi atau

kesalahpahaman dapat meningkatkan tingkat ansietas.

e) Mulai kontak antara pasien/pasangan dengan baik sesegera

mungkin.

Rasional : mengurangi ansietas yang mungkin berhubungan

dengan penanganan bayi, takut terhadap sesuatu yang tidak

Page 26: Askep Kista Ovari

diketahui, atau menganggap hal yang buruk berkenaan dengan

keadaan bayi.

d. Harga diri rendah berhubungan dengan merasa gagal dalam peristiwa

kehidupan.

- Tujuan : tidak lagi mengungkapkan perasaan negatif diri dan situasi

- Kriteria hasil :

a) Mengungkapkan pemahaman mengenai faktor individu yang

mencetuskan situasi saat ini.

b) Mengekspresikan diri yang positif.

- Intervensi :

a) Tentukan respon emosional pasien / pasangan terhadap kelahiran

sesarea.

Rasional : kedua anggota pasangan mungkin mengalami reaksi

emosi negatif terhadap kelahiran sesarea meskipun bayi sehat,

orangtua sering berduka dan merasa kehilangan karena tidak

mengalami kelahiran pervagina sesuai yang diperkirakan.

b) Tinjau ulang partisipasi pasien/pasangan dan peran dalam

pengalaman kelahiran. Identifikasi perilaku positif selama proses

prenatal dan antepartal.

Rasional : respon berduka dapat berkurang bila ibu dan ayah

mampu saling membagi akan pengalaman kelahiran, sebagai dapat

membantu menghindari rasa bersalah.

c) Tekankan kemiripan antara kelahiran sesarea dan vagina.

Sampaikan sifat positif terhadap kelahiran sesarea. Dan atur

Page 27: Askep Kista Ovari

perawatan pasca patum sedekat mungkin pada perawatan yang

diberikan pada pasien setelah kelahiran vagina.

Rasional: pasien dapat merubah persepsinya tentang pengalaman

kelahiran sesarea sebagaiman persepsinya tentang kesehatannya /

penyakitnya berdasarkan pada sikap professional.

e. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / kulit

rusak.

- Tujuan : infeksi tidak terjadi

- Kriteria hasil :

a) Luka bebas dari drainase purulen dengan tanda awal penyembuhan.

b) Bebas dari infeksi, tidak demam, urin jernih kuning pucat.

- Intervensi :

a) Anjurkan dan gunakan teknik mencuci tangan dengan cermat dan

pembuangan pengalas kotoran, pembalut perineal dan linen

terkontaminasi dengan tepat.

Rasional : membantu mencegah atau membatasi penyebaran

infeksi.

b) Tinjau ulang hemogolobin / hematokrit pranantal ; perhatikan

adanya kondisi yang mempredisposisikan pasien pada infeksi

pasca operasi.

Rasional : anemia, diabetes dan persalinan yang lama sebelum

kelahiran sesarea meningkatkan resiko infeksi dan memperlambat

penyembahan.

Page 28: Askep Kista Ovari

c) Kaji status nutrisi pasien. Perhatikan penampilan rambut, kuku jari,

kulit dan sebagainya Perhatikan berat badan sebelum hamil dan

penambahan berat badan prenatal.

Rasional : pasien yang berat badan 20% dibawah berat badan

normal atau yang anemia atau yang malnutrisi, lebih rentan

terhadap infeksi pascapartum dan dapat memerlukan diet khusus.

d) Dorong masukkan cairan oral dan diet tinggi protein, vitamin C dan

besi.

Rasional : mencegah dehidrasi ; memaksimalkan volume, sirkulasi

dan aliran urin, protein dan vitamin C diperlukan untuk

pembentukan kolagen, besi diperlukan untuk sintesi hemoglobin.

e) Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat atau rembesan.

Lepasnya balutan sesuai indikasi.

Rasional : balutan steril menutupi luka pada 24 jam pertama

kelahiran sesarea membantu melindungi luka dari cedera atau

kontaminasi. Rembesan dapat menandakan hematoma.

f) Inspeksi insisi terhadap proses penyembuhan, perhatikan kemerahan

udem, nyeri, eksudat atau gangguan penyatuan.

Rasional : tanda-tanda ini menandakan infeksi luka biasanya

disebabkan oleh steptococus.

g) Bantu sesuai kebutuhan pada pengangkatan jahitan kulit, atau klips.

Rasional : insisi biasanya sudah cukup membaik untuk dilakukan

pengangkatan jahitan pada hari ke 4 / 5.

Page 29: Askep Kista Ovari

h) Dorong pasien untuk mandi shower dengan menggunakan air hangat

setiap hari.

Rasional :Mandi shower biasanya diizinkan setelah hari kedua

setelah kelahiran sesarea, meningkatkan hiegenis dan dapat

merangsang sirkulasi atau penyembuhan luka.

i) Kaji suhu, nadi dan jumlah sel darah putih.

Rasional : Demam paska operasi hari ketiga, leucositosis dan

tachicardia menunjukkan infeksi. Peningkatan suhu sampai 38,3 C

dalam 24 jam pertama sangat mengindentifikasikan infeksi.

j) Kaji lokasi dan kontraktilitas uterus ; perhatikan perubahan involusi

atau adanya nyeri tekan uterus yang ekstrem.

Rasional : Setelah kelahiran sesarea fundus tetap pada ketinggian

umbilikus selama sampai 5 hari, bila involusi mulai disertai dengan

peningkatan aliran lokhea, perlambatan involusi meningkatkan

resiko endometritis. Perkembangan nyeri tekan ekstrem

menandakan kemungkinan jaringan plasenta tertahan atau infeksi.