askep kanker TIROID.doc

20
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA KARSINOMA TIROID A. DASAR KONSEP I. Pengertian Karsinoma tiroid adalah Neo Plasma yang jinak berasal dari sel epitel yang tumbuh pada kelenjar gondok. (Ahmas AK. Muda, 1994 ; 118). II. Etiologi Pada kasus ini etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya untuk papilar dan falikular adalah radiasi dan gaiter endemis dan untuk jenis medular adalah faktor genetik, belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular. (Arif Mansjoer, 2000 ; 287). III. Patofisiologi Kelenjar Tiroid Goiterendem is Sekresi tiroid Pemenuhan nutrisi menurun Peningkatan metabolisme Tirokalsita nin Tiroksi Faktor genetik Radiasi Hipertiroid Penurunan kalsium Sekresi sal cerna Hipertermi Kejang Hipokalsium Stroke val menurun Curah jantung menurun menurun Hyposia Lemas Aktivitas menurun

description

tiroid

Transcript of askep kanker TIROID.doc

Page 1: askep kanker TIROID.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DIAGNOSA KARSINOMA TIROID

A. DASAR KONSEP

I. Pengertian

Karsinoma tiroid adalah Neo Plasma yang jinak berasal dari sel epitel

yang tumbuh pada kelenjar gondok. (Ahmas AK. Muda, 1994 ; 118).

II. Etiologi

Pada kasus ini etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan

khususnya untuk papilar dan falikular adalah radiasi dan gaiter endemis dan

untuk jenis medular adalah faktor genetik, belum diketahui suatu

karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular. (Arif

Mansjoer, 2000 ; 287).

III. Patofisiologi

Kelenjar Tiroid

Goiterendemis

Sekresi tiroid

Pemenuhan nutrisi menurun

Peningkatan metabolisme

Tirokalsitanin Tiroksi

Faktor genetik Radiasi

Hipertiroid

Penurunan kalsium

Sekresi sal cerna

Hipertermi

Kejang Hipokalsium

Stroke val menurun Curah jantung menurun

menurun

Hyposia

Lemas

Aktivitas menurun

Page 2: askep kanker TIROID.doc

IV. Manifestas Klinis

Gelaja karsinoma tiroid bisa ditemukan sebagai berikut :

1. Kista bisa cepat membesar nodul jinak perlahan, sedangkan nodul

ganas agak cepat dan nodul anaplastik sangat cepat (dihitung dalam

minggu) tanpa nyeri.

2. Terdapat faktor resiko yaitu :

- Masa anak-anak pernah mendapat terapi sinar didaerah leher atau

sekitar.

- Anggota keluarga lainnya mendarita kelainan kelanjar gondok.

3. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher seperti gangguan

menelan yang menunjukkan adanya desakan esofagus atau perasaan

sesak yang menunjukkan adanyaa desakan ke trakea.

4. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin

metastasis).

5. Penonjolan / kelainan pada tempurung kepala (metastasis di tengkorak)

perasaan sesak dan batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di

paru-paru bagi jenis falikular).

(Arif Mansjoer, 2000 ; 288)

Hipertiroid

Pertumbuhan tumor

Di dalam Di luar

Sesak Di dalam konsep diri

Operasi (total thyrodektomi)

Pre operasi

Perubahan konsep diri

Cemas

Post operasi

Luka

Aktivitas menurun

Nyeri Resiko infeksi

Page 3: askep kanker TIROID.doc

V. Gambaran Nistologi

Menurut Mc. Kenzi (1971) ada 4 tipe jaringan karsinoma tiroid yang

berbeda yang dipakai untuk pelaksanaan sehari-hari yaitu :

1. Karsinoma Papilar

Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak

para wanita atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma papilar

merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul

bertahun-tahun sebelum menyebar kedaerah nadus nodus limpa.

2. Karsinoma Falikular

Terdapat kira-kira 25% dari seluruh karsinoma tiroid yang ada,

terutama mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang

pembuluh darah yang kemudian menyebar ketulang dan jaringan paru,

jarang menyebar kedaerah nodus limpa tapi dapat melekat di trakeu,

otot leher, pembuluh darah besar dan kulit yang kemudian

menyebabkan dispnea serta disfagia.

3. Karsinoma Medular

Timbulnya dijaringan tiroid parafolikur. Banyaknya 5-10%dari

seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia

diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang

struktur disekelilingnya.tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian

dari multiple endocrine neaplasia (MEN). Tipe II yang juga bagian dari

penyakit endokrin dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari

kalsitonin, ACTN, prostoglandin dan seratonin.

4. Karsinoma Anaplastik

Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar

biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur yang

berdekatan yang menimbulkan gejala seperti

Stridor (suara serak/parau, suara nafas

terdengar nyaring)

Suara serak

Disfagia (gangguan daya bicara)

(A. Boedisantoso R 1996, 783)

VI. Pemeriksaan Penunjangan

1. Pemeriksaan TSH(sensitif) dan T4

bebas

Page 4: askep kanker TIROID.doc

2. pemeriksaaan laboratorium,

pemeriksaan kadar kalsitonin untuk pasien yang dicurigai, karsinama

medular, DL,SGOT, SGPT, BSH.

3. pemeriksaan ultrasanografi untuk

menentukan apakah nodul padat atau kistik.

4. pemeriksaan sidik tiroid

5. pemeriksaan radiologis dilakukan

untuk mencari metastatis. Dilakukan foto palos jaringan lunak leher

anterior-posterior dan lateral dengan posisi leher hiperektensi bila

tumor membesar. Esofagogram bila secara klinis terdapat tanda-tanda

adanya inflitrasi ke esofagos dan foto tulang bila tanda-tanda metastasis

ketulang yang bersangkutan.

(Arif Mansjoer 2000:288)

VII. Penatalaksanaan

1. Operasi

Teknik operasi yang direkomendasikan ialah tiroidetomi artinya

mengangkat kelenjar tiroid bisa sabelah(dekstra atau sinistra) atau

keduanya(bilateral).

2 Radiasi

Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid normal

yang afinitusnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau

ablasio dengan pemberian 1131 dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan

tiroid normal rusak semua. Radiasi ini diberikan pada tumor yang

bermetastatis atau terdapat sisa tumor.

Radiasi eksterna diberikan juga pada terapi paliatif bagi tumor

yang telah bermetastatis.

3 Kemoterapi

Jenis pengobatan ini diberikan pada karsinoma anaplastik karena

radiasi internal dan humoral tidak bermanfaat lagi. Obat yang diberikan

ialah adriamisin tunggal atau kombinasi dengan cyspalthinum

4 Hurmonal

Terapi ini bertujuan menekan TSH yang diduga ikut berperan

dalam merangsang ploriferasi pertumbuhan sel-sel maligna.

(Arif mansjoer 2000 : 290-291)

(A. Boedisantoso R 1999 : 785-788)

Page 5: askep kanker TIROID.doc

ASUHAN KEPERAWATAN

I.1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar deri proses keperawatan yang bertujuan

mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapar mengidentifikasi,

mengenali masalah, masalah kebutuhan kesehatan keperawatan pasien baik fisik,

mental, sosial dan lingkungan.

(Masrul effendy 1995 : 18)

2.Pengumpulan data

Pada pengumpulan data ini dapat diperoleh dengan cara observasi

pengukuran terhadap obyek dan pemeriksaan data yang tertulis.

A. Anamnese

1. Identitas pasien

Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no RMK, tgl MRS,

pekerjaan, agama.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Kelihan apa yang paling dirasakan oleh klien yang datang saat

berobat. Pada klien karsinoma tiroid biasanya mengeluh terasa nyeri

bila dibuat menelan karena adanya desahan esofagus

b. Riwayat kesehatan sekarang

Dimulai sejak klien menemukan benjolan yang keras / kenyal bila

diraba dan melekat pada leher.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Karsinoma tiroid bermula pada masa kanak-kanak atau dewasa awal

adenokarsinoma folikular biasanya tampak pada usia di atas 40 tahun.

d. Riwayat penyakit keluarga

Di dalam keluarga apakah ada yang menderita penyakit karsinoma

tiroid atau enyakit keturunan atau menular.

3. Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Page 6: askep kanker TIROID.doc

Bagaimana tanggapan klien terhadap penyakitnya dan tata cara

perawatannya serta baimana tanggapan klien mengenai kebiasaan

hidup sehat.

b. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada klien dengan karsinoma tiroid tidak ada panyangan tentang

makan, pada metabolisme terjadi perubahan yaitu terjadi peningkatan

nafsu makan dan penurunan berat badan

c. Pola Aktivitas

Pada klien pre op tidak ada terbatasan untuk aktivitas semua

dilakukan seperti biasa, mungkin pada post op klien bisa terjadi

keterbatasan aktivitas karena proses pembedahan.

d. Pola Eliminasi

Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi baik alvi maupun urine tidak

terdapat gangguan, kalaupun ada mungkin disebabkan faktor lain.

e. Pola Sensori dan Kognitif

Pada sensori biasanya klien kanker tiroid tidak mengalami gangguan.

Pada kognitif mungkin pengertian klien mengenal penyakitnya masih

kurang bahkan tidak tau cara mengatasinya klien hanya merasa

cemas.

f. Pola Persepsi Diri

Pada klien dengan kanker tiroid biasa juga terjadi perubahan sosial,

karena minder atas penyakitnya.

g. Pola Hubungan Peran

Dengan adanya penyakit yang diderita klien bisa juga klien merasa

malu berhubungan dengan orang lain.

h. Pola Reproduksi dan Sexual

Pada klien kanker tiroid tidak ada gangguan pada reproduksinya dan

sexual kalaupun ada disebabkan oleh faktor lain.

i. Pola Penanggulangan Stress

Pada siapa biasanya klien menceritakan masalahnya, bagaimana

kaping yang digunakannya.

j. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Page 7: askep kanker TIROID.doc

Agama apa yang dianut, apakah selama sakit ia masih mampu

menjalankan ibadah atau ada perubahan yang berhubungan dengan

penyakit yang diderita.

4. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran kompos mentis, tekanan darah dalam batas normal

(120/80 mmHg) adapun terjadi peningkatan tekanan darah bisa

disebbakan adanya komplilaso atau adanya riwayat hipertensi.

2. Kepala

Pada kepala bentuk normo cephalik dan simetris tidak terdapat

penonjolan dan tidak mengalami nyeri kepala.

3. Leher

Pada insfeksi leher terdapat bukti gaiter yang dibuktikan oleh

pembengkakan pada area leher atau suatu benjolan di bagian depan

leher yang bergerak bila dibuat menelan apabila di palpasi teraba

benjolan yang keras / kenyal.

4. Rambut

Pada pemeriksaan rambut tidak didapatkan. Suatu kelainan pada

kasus endokrin terjadi kerontokan rambut biasanya pada pasien

diabetes melitus miksedema.

5. Mata

Pada klien karsinoma tiroid bisa terjadi kelainan kesulitan

memfokuskan mata.

6. Telingga

Klien karsinoma tiroid tidak dijumpai adanya kelainan pada telinga

yaitu benjolan atau nyeri tekan.

7. Hidung

Pada hidung tidak ditemukan difarmitus, septum deviasi, apabila ada

sekret, bau, obstruksi dan polip disebabkan komplikasi lain.

8. Mulut

Pada mulut, gusi tidak didapatkan ulkus perdarahan.

9. Thorax

Page 8: askep kanker TIROID.doc

Pada daerah thorax pada klien karsinoma tiroid tidak didapatkan

kelainan bentuk thorax.

10. Kulit

Pada pemeriksaan kulit ada perubahan-perubahan ada kulit yaitu

hangat, kulit lembab, palmar, eritema.

11. Abdomen

Pada klien karsinoma tiroid inspeksi abdomen tidak ada suatu,

kelainan (membuncit, datar, penonjolan, umbilikus menonjol masuk

kedalam) kemampuan didapatkan itu merupakan bawaan klien pada

palpasi turgor kulit, tidak nyeri, hepar tidak teraba, pada auskultasi

peristaltik usus normal (tidak terjadi peningkatan).

12. Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal adapun perubahan-perubahan yaitu

peningkatan nafsu makan, diare, penurunan berat badan.

13. Genetourinaria

Bisa terjadi urin dalam jumlah banyak.

14. Kardiovaskuler

Bisa terjadi perubahan-perubahan yaitu takikardi, nadi kuat, takipnea.

15. Neurologis

Bisa terjadi perubahan-perubahan insomnia, peka, agitosi, tremor,

gelisah, hiperrefleksia pada reflek tendam.

16. Metabolik

Terdapat perubahan-perubahan metabolik (intalerasi ada panas,

peningkatan suhu).

II. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian

pra operasi dan post operasi, proses pembedahan.

2. Potensial terjadi gangguan sosialisasi berhubungan dengan karsinoma tiroid

yang dideritanya.

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakea.

4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan edema jaringan.

5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dnegan luka pembedahan.

6. Nyeri berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan edema pasca

operasi.

7. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi prognosis dan

kebutuhan tindakan berhubungan dengan tidak mengenali sumber informasi.

Page 9: askep kanker TIROID.doc

(Lynda Jual Carpenito, 1999)

(Marilyn E Doenges, 2000)

(Barbara Engram, 1999)

III. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Pre Operasi

1. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian

pra operasi dan post operasi, proses pembedahan.

Tujuan : Klien mengungkapkan ansietas berkurang / hilang.

Kriteria Evaluasi : Klien mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pre

operasi dan post operasi, klein tamak rileks.

Rencana Tindakan :

a. Jelaskan apa yang terjadi selama proses pre operasi dan post operasi.

R/ pengetahuan tentan apa yang diperlukan membantu mengurangi cemas

dan meningkatkan kerjasama klien setelah pemulihan.

b. Biarkan klien dan keluarga mengungkapkan tentang pengalaman

pembedahan.

R/ dengan mengungkapkan perasaan pemecaham masalah dan

memungkinkan pemberian perawatan.

c. Informasikan pada klien bahwa ada suara serak dan ketidak nyamanan

menelan dapat dialami setelah pembedahan.

R/ membantu mengurangi kecemasan klien dalam menghadapi kondisi

setelah pembedahan.

d. Informasikan tentang program pemulihan setelah operasi.

R/ program rehabilitasi merupakan bagian terapi yang sangat penting

karena dapat mencapai tingkat dan fungsi yang terbaik.

e. Ajarkan dan biarkan klien memperaktekkan bagaimana menyokong leher

(untuk menghindari tegangan pada insisi bila turun dari tempat tidur atau

batuk

R/ praktek aktivitas post operasi membantu menjamin, penurunan

program pasca operasi terkomplikasi.

2. Potensial terjadi gangguan sosialisasi berhubungan dengan karsinoma tiroid

yang dideritanya.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan sosialisasi setalah diberikan penyuluhan.

Kriteria Evaluasi : Klien dapat bergaul dengan lingkungan sekitar seperti

biasa

Rencana Tindakan

Page 10: askep kanker TIROID.doc

a. Berikan penyuluhan dan dorongan pada pasien agar dapat menyesuaikan

diri dengan lingkungan seperti biasa

R/ Dengan diberikan dorongan diharapkan pasien tidak terjadi hambatan

dalam penyesuaian diri dengan lingkungan.

b. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah

diberikan

R/ Memberikan informasi yang dipercaya menambah agar pasien tetap

sangat dan percaya diri.

c. Berikan support pada pasien agar pasien memberanikan diri untuk

brtanya, bila ada hal-hal yang belum dimengerti yang menyangkut

penyakitnya

R/ Memberikan dorongan agar pasien dapat bersosialisasi seperti

biasanya.

Diagnosa Post Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan edema pasca

operasi

Tujuan : Klien menginformasikan nyeri berkurang / hilang

Kriteria Evaluasi : - Klien tidak mengeluh nyeri lagi

- Ekspresi wajah tampak rileks

- Skala nyeri 0 - 3

Rencana Tindakan :

a. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal. Catat

lokasi, intensitas dan lamanya

R/ Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi,

menentukan efektifitas terapi.

b. Latakkan pasien dalam posisi semi fawlwr dan sokong kepala, leher

dengan bantal

R/ Mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas garis jahitan.

c. Pertahankan leher / kepala dalam posisi netral san sokong selama

perubahan posisi

R/ Mencegah stres pada garis jahitan dan menurunkan tegangan otot.

d. Berikan minuman yang sejuk atau mkanan yang lunak

R/ Menurunkan nyeri tenggorok tetapi makanan lunak di toleransi jika

pasien mengalami kesulitan menelan.

e. Anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi seperti imajinasi,

musik yang lembut

Page 11: askep kanker TIROID.doc

R/ Membantu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu

pasien mengatasi nyeri / rasa tidak nyaman secara lebih efektif.

f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian abat analgetik

R/ merupakan peran interdependent perawat dalam pemberian obat

penurun nyeri dan rasa tidak nyaman.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan luka pembedahan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi infeksi pada luka

Kriteria Evaluasi : - Tidak didapat tanda-tanda radang / infeksi

- Mencapai penyembuhan tepat waktu

Rencana Tindakan :

a. Observasi tanda-tanda infeksi / peradangan adanya pus pada luka

R/ Infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau

dapat mengalami infeksinasokonial.

b. Pertahankan tehnik aseptik bila mengganti balutan / merawat luka

R/ Meminimalkan kesempatan introduksi bakteri.

c. Berikan perawatan kulit dengan teratur, jaga kulit tetap kering

R/ Sirkulasi perifer bisa terganggua yang menempatkan pasien pada

peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit.

d. Infeksi balutan dan luka perhatikan karakteristik drainase

R/ Deteksi dini terjadinya infeksi memberikan kesempatan untuk

intervensi tepat waktu dan mencegah komplikasi lebih serius.

e. Pertahankan potensi dan pengosongan alat drainase secara rutin

R/ Membantu membuang drainase, meningkatkan penyembuhan luka dan

menurunkan resiko infeksi.

f. Awasi tanda vital sign

R/ Peningkatan suhu / takikardio dapat menunjukkan terjadinya sepsis.

g. Ambil kultur luka / drainase dengan tepat

R/ Mengidentifikasi adanya infeksi.

h. Berikan antibiotik sesuai indikasi

R/ Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara protilak.

IV. Implementasi

Pelaksanaan merupakan tindakan yang dilakukan dari rencana yang sudah

dibuat dan merupakan realisasi dari rencana yang telah disusun berdasarkan

prioritas tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan.

(Azis Alimul H. 2002)

V. Evaluasi

Page 12: askep kanker TIROID.doc

Eveluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, bertujuan untuk

menilai keefektifan perawat dan untuk mengomunikasikan status pasien, dari

hasil tindakan keperawatan. (Azis Alimul H. 2002)

DAFTAR PUSTAKA

- Ahmad A.K Muda, 1994. Kamus Lengkap Kedokteran. Gita Media. Surabaya

- Mansjoer, Arif, 1999. Kapita Selekta Kedokteran,Jilid 3 FKUI. Jakarta

- Soeperman, 1999. Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid I Edisi 2. FKUI. Jakarta

- Carpenito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8 EGC.

Jakarta

- Doengoes Marilynn. E, 1999. Rencana Asuhan Keprawatan Medikel Bedah,

Edisi 3, EGC. Jakarta

- Engram, Barbara, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah, Volume

3, EGC. Jakarta

- Azis Alimul H, 2002. Dokumentasi Keperawatan, EGC. Jakarta

Page 13: askep kanker TIROID.doc

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. M

DENGAN DIAGNOSA CARSINOMA THYROID

DI RUANG BEDAH A RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh

RIZA AGUSTINA

02.110.055

AKAD E M I P E R AW ATA N

UN IVERS ITAS M U H A M M A D IYA H SUR ABA

YA

Page 14: askep kanker TIROID.doc

AKADEMI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2005