Askep Pada Pasien Kanker

42
ASKEP PADA PASIEN KANKER OVARIUM Filed under: Keperawatan Leave a comment March 24, 2012 ASKEP PADA PASIEN KANKER OVARIUM I. PENGERTIAN Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995) Kanker ovarium berasal dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker

Transcript of Askep Pada Pasien Kanker

Page 1: Askep Pada Pasien Kanker

ASKEP PADA PASIEN KANKER OVARIUM

Filed under: Keperawatan — Leave a comment

March 24, 2012

ASKEP PADA PASIEN KANKER OVARIUM

I. PENGERTIANKanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)

Kanker ovarium berasal dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.Klasifikasi Kanker Ovarium yaitu terdiri dari :1. Tumor epithelialTumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial

Page 2: Askep Pada Pasien Kanker

ovarium carcinomas) merupakan jenis tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas(LMP tumor : Low Malignan Potential )Beberapa gambaran EOC dari emeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous, endometrioid dan sel jernih.

2. Tumor germinALTumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur, umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 % pasien kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.3. Tumor stromalTumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan derajat keganasan yang rendah.Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation InternationalofGinecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :• STADIUM I –> pertumbuhan terbatas pada ovarium1) Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.2) Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak

Page 3: Askep Pada Pasien Kanker

asietas, berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.3) Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.

• STADIUM II –> Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul1) Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba2) Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya3) Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.

• STADIUM III –> tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum1) Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.2) Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.3) Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.

• STADIUM IV –> pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke permukaan liver.Derajat keganasan kanker ovarium :

Page 4: Askep Pada Pasien Kanker

Derajat 1 : differensiasi baikDerajat 2 : differensiasi sedangDerajat 3 : differensiasi burukDengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan lebih baik.II. ETIOLOGIPenyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab dari kanker ovarium yaitu:1. Hipotesis incessant ovulationTeori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.2. Hipotesis androgenAndrogen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.Faktor Resiko :1. Diet tinggi lemak2. merokok3. alkohol4. penggunaan bedak talk perineal5. riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium6. riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium7. nulipara8. infertilitas

Page 5: Askep Pada Pasien Kanker

9. menstruasi dini10. tidak pernah melahirkan

III. PATOFISIOLOGIKanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga terjadi tumor primer dimana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan akan terjadi implantasi. Dimana implantasi ini merupakan cirri khas dari tumor ganas ovarium. Gejala yang terjadi pada kanker ovarium adalah gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume cairan di rongga perut, sedangkan gejala samarnya yaitu : perut sebah, makan sedikit tapi cepat kenyang, sering kembung, dan nafsu makan menurun.

IV. MANIFESTASI KLINISManifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus, pada stadium awal dapat timbul asites; dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum pelvis hingga ke abdomen hingga teraba massa; haid tidak teratur, dapat timbul perdarahan per vaginamTanda & Gejala pada pasien Kanker Ovarium,,Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :1. haid tidak teratur2. ketegangan menstrual yang terus meningkat3. menoragia4. nyeri tekan pada payudara5. menopause dini6. rasa tidak nyaman pada abdomen7. dispepsia8. tekanan pada pelvis9. sering berkemih10. flatulenes11. rasa begah setelah makan makanan kecil12. lingkar abdomen yang terus meningkat

Page 6: Askep Pada Pasien Kanker

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1. USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah2. Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI3. Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG dan alfafetoproteinSemua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.

VI. PENATALAKSANAAN MEDISSebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.Metode terapi utama YAITU:1. Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal: melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal, satu diletakkan di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus posterior kavum pelvis, ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP, CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-12 jam larutan dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam. Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat serentak diberikan lidokain intraperitoneal.2. Imunoterapi intraperitoneal: masukkan tabung ke rongga pelvis,

Page 7: Askep Pada Pasien Kanker

abdomen, suntikkan obat kemoterapi, 1-2 kali per minggu, serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan vaksen kuman Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam yang mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons imun bekerja, tidak akan berdampak buruk.3. Krioablasi argon-helium: terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis rongga pelvis dan dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini setara dengan operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.4. Terapi intra-arteri: melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri ovarial, suntikkan emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata 49%. Kami sering mengombinasikan cara ini dengan krioablasi argon-helium. Seorang pasien dari kota Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum pelvis penuh dengan tumor disertai asites, setelah terapi intra-arteri dan krioablasi argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18 bulan tidak tampak kekambuhan.

VII. KOMPLIKASIAkibat radiasi atau penyinaran maka timbul komplikasi: indung telur mati terkena radiasi akibatnya hormone pun mati,padahal hormone diperlukan untuk gairah seksual dan haid juga mencegah osteoporosis, komplikasi lainnya antara lain luka bakar pada dubur,terjadi diare/perdarahan terus,jika tidak demikian dubur harus diangkat sebagai gantinya akan dibuatkan dubur baru lewat perut.

VIII. PENCEGAHANCara termudah untuk mengurangi kemungkinan kanker ovarium adalah;1. Mengambil kontrasepsi oral atau pil KB.2. Mengikat saluran tuba.

Page 8: Askep Pada Pasien Kanker

3. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa histerektomi juga akan mengurangi risiko kanker ovarium. Namun, tidak dianjurkan untuk memiliki prosedur ini dilakukan kecuali jika itu adalah alasan medis yang baik untuk melakukannya. Jika seorang wanita telah melalui menopause atau mendekati menopause maka mungkin ide yang baik untuk memiliki ovarium diangkat melalui histerektomi.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN• Data diri klien• Data biologis/fisiologis –> keluhan utama, riwayat keluhan utama• Riwayat kesehatan masa lalu• Riwayat kesehatan keluarga• Riwayat reproduksi –> siklus haid, durasi haid• Riwayat obstetric –> kehamilan, persalinan, nifas, hamil• Pemeriksaan fisik• Data psikologis/sosiologis–> reaksi emosional setelah penyakit diketahuiII. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut b.d agen cidera biologi2. Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan peran3. Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormone4. Ansietas b.d perubahan status kesehatan5. Kurang pengetahuan/kurang informasi b.d kondisi,prognosis dan pengobatan

III. PERENCANAANDiagnosa 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologiTujuan : Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang

Page 9: Askep Pada Pasien Kanker

ditimbulkanKriteria Hasil : Nyeri berkurang atau skala nyeri berkurang 1-3, dan pasien tidak meringis

Intervensi :• Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensiR/:membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.• Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien.R/: mengevaluasi factor – factor yang yang dapat meningkatkan persepsi akan intensitas nyerinya.• Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesicR/: menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.• Jelaskan kegunaan analgetik dan cara-cara untuk mengurangi efek samping.R/: agar pasien mengetahui mengenai penggunaan dan efek samping dari analgetik.• Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan: imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan.R/: membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian, sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan.

Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan peranTujuan : Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.Kriteria Hasil :– Klien dapat menerima status kesehatannya– Klien dapat menerapkan koping individu yang adaptif

Intervensi :• Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diriR/: mengetahui respon pasien dalam penegakan diagnosa.

Page 10: Askep Pada Pasien Kanker

• Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan keputusanR/: mempertahankan / membuka garis komunikasi• Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi kekhawatiran tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi seksual yang lazimR/: menjelaskan keadaan yang terjadi dan memberi pengertian kepada pasangan serta mendiskusikan dalam pemenuhan kebutuhan seksual .

Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormonTujuan : Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan keinginan seksualKriteria Hasil :– Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.– Klien mampu memenuhi kebutuhan seksualnya sesuai dengan kemampuan

Intervensi:• Mendengarkan pernyataan klien dan pasanganR/: masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan/ atau ungkapan yang gamblang• Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individuR/: nyeri vagina dapat nyata menyertai prosedur vagina atau kehilanagn sensori dapat terjadi sehubungan dengan trauma bedah. Meskipun kehilangan sensori biasanya sementara, ini dapat dialami selama beberapa minggu atau bulan untu kembali baik.• Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh prosedur pembedahan

Page 11: Askep Pada Pasien Kanker

R/: menunjukan kesalahan informasi/konsep yang mempenagruhi pengambilan keputusan. Harapan negative sehubungan dengan hasil yang buruk.• Identifikasi faktor budaya/nilai budayaR/: dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan hubungan seksual.• Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berdukaR/: kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh, dan menerima kehilangan yang memebutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depan.• Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnyaR/: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian / masalah dan meningkatkan diskusi dan resolusi.• Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus seksual saat kelelahanR/: membantu pasien kembali pada hasrat / kepuasan aktivitas seksual.

Diagnose 4 : Ansietas b.d perubahan status kesehatanTujuan : Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan rasa cenas yang sedang dihadapinya.Kriteria hasil:– Pasien tidak merasa gelisah,– Pasien tanpak rileksIntervensi:• Orientasikan klien pada lingkungan yang baruR/: membantu mengurani ansietas dan meningkatkan keamanan• Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnyaR/: memberikan informassi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi ansietas• Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukanR/: mengurangi ansietas klien

Page 12: Askep Pada Pasien Kanker

Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan/kurang informasi b.d kondisi,prognosis dan pengobatanTujuan : klien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang penyakitnyaKriteria hasil:– Klien terlihat tenang– Klien mengerti tentang kondisinyaIntervensi:• Kaji informasi tentang kondisi individu,prognosis dan pengobatanR/: meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien• Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan dilalukanR/: memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya

IV. IMPLEMENTASIImplementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.

V. EVALUASI1. Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan2. Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.3. Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual4. Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan rasa cemas yang sedang dihadapinya.5. Klien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang penyakitnya.

WOC

http://blezstyuhuu.wordpress.com/2012/03/24/askep-pada-pasien-kanker-ovarium/

ASKEP Tumor Ovarium

Page 13: Askep Pada Pasien Kanker

| di 3:50 PM

Definisi

Tumor adalah massa padat besar, meninggi, dan berukuran lebih dari 2 cm (Corwin, 2000). Tumor Ovarium adalah benjolan yang terdapat dalam ovarium. Tumor Ovarium padat adalah neoplasma.

Tumor ini dapat mencapai diameter 2 sampai 30 cm, dan beratnya dapat mencapai 20 kilogram, dengan 90% unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensinya keras, terdiri dari dari jaringan ikat, jaringan kolagen dan kadang ada degerasi hialin, warnanya merah jambu keabu-abuan. Tentang kepadatan tumor, ada yang konsistensinya memang betul-betul keras disebut fibroma durum; sebaliknya ada yang cukup lunak dan disebut fibroma molle.

√ Klasifikasi Tumor Ovarium :

1. Tumor Non neoplastik

Page 14: Askep Pada Pasien Kanker

a. Tumor akibat radang : termasuk disini abses ovarial, abses tuba ovarial, dan kista tubo-ovarial.

b. Tumor Lain

1. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang stelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Cairan dalam kista jernih dan seringkali mengandung estrogen; oleh sebab itu kista kadang-kadang menyebabkan gangguan haid.

2. Kista korpus luteum

Kista korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa amenorea diikuti oleh perdarahan tidak teratur.

3. Kista Lutein

Kista biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Pada pemeriksaan mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Sel-sel granulosa dapat pula menunjukkan luteinisasi, akan tetapi seringkali sel-sel menghilang karena atresia.

4. Kista inklusi germinal

Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium.

5. Kista endometrium

Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium.

6. Kista Stein-Leventhal

Page 15: Askep Pada Pasien Kanker

Disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormonal. Umumnya pada penderita terdapat gangguan ovulasi; oleh karena endometrium hanya dipengaruhi oleh estrogen, hiperplasia endometris sering ditemukan.

2. Tumor Ovarium Neoplastik jinak

a. Tumor Kistik

1. Kistoma Ovarii simpleks

Kista yang permukaannya rata dan halus biasanya bertangkai seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.

2. Kistadenoma musinosum

Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti, menurut meyer, ia mungkin berasal dari suatu teratoma dimana dalam pertumbuhannya suatu elemen mengalahkan elemen-elemen yang lain.

3. Kistadenoma ovarii serosum

Kista berasal dari epitel germinativum, bentuk kista unilokular, kista ini dapat membesar.

4. Kista dermoid

Teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan entoderm. Dinding kista keabu-abuan dan agak tipis, konsistensi sebagian kistik kenyal dan padat.

b. Tumor Solid (Tumor Ovarium yang padat dan jinak)

Page 16: Askep Pada Pasien Kanker

1. Fibroma Ovarii

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa mereka itu semuanya neoplasma yang ganas, meskipun semuanya mempunyai potensi maligna. Potensi menjadi ganas ini sangat berbeda pada berbagai jenis, umpamanya sangat rendah pada fibroma ovarii dan sangat tinggi pada teratoma embrional yang padat. Fibroma ovarii berasal dari elemen-elemen fibroblastik stroma ovarium atau dari beberapa sel mesenkhim yang multipoten.

2. Tumor Brenner

Satu neoplasma ovarium yang sangat jarang ditemukan, biasanya pada wanita dekat atau sesudah menopause. Angka frekuwnsinya ialah 0,5% dari semua tumor ovarium. Penyelidikan yang terkhir memberi petunjuk bahwa sarang-sarang tumor brenner dari epitel selonik duktus mulleri.

B. ETIOLOGI

Tumor ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologis maupun klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan. Relatif sering ditemukan pada wanita usia lanjut. Pemakaian obat yang menyuburkan kandungan bagi wanita yang sulit hamil justru dapat mengakibatkan tumbuhnya tumor ovarium, karena ada perubahan pembuluh darah akibat ovulasi berlebihan yang dipicu obat penyubur kandungan. Tetapi penyebab tumor ovarium disebabkan oleh multifaktor.

C. MANIFESTASI KLINIS

Page 17: Askep Pada Pasien Kanker

Tanda-tanda dan gejala-gejala termasuk haid tidak teratur, ketegangan menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang terus meningkat, darah menstrual yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman pada abdomen, dispepsia, tekanan pada pelvis, dan sering berkemih. Gejala-gejala ini biasanya samar, tetapi setiap wanita dengan gejala-gejal gastrointestinal dan tanpa diagnosis yang diketahui harus dievaluasi. Flattulenes, rasa begah setelah makan makanan keci, dan lingkar abdomen yang terus meningkat merupakan gejala-gejala signifikan.

Sebagian sel kanker mengeluarkan penanda-penanda (marker) sel. Penanda-penanda tersebut adalah zat spesifik yang dikeluarkan oleh tumor ke dalam darah, urin, atau cairan spinalis pada seseorang yang mengidap kenker. Penanda sel tumor merupakan antigen spesifik yang terdapat di sel kanker. Sebagian antigen tumor serupa dengan antigen janin dan disebut antigen onkofetal (onko berarti tumor). Karena sering tidak merangsang respons imun, maka antigen-entigen janin tersebut sering menyamarkan tumor dari sistem imun penjamu (Corwin, 2000).

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembenjolan perut. Tekana terhadap alat-alat di sekitarnya disebabkan oleh besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi di depan uterus dapat menekan kandung kencing dan dapat menimbulkan gangguan miksi, sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut. Selain gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan, rasa sesak dan lain-lain.

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor itu sendiri mengeluarkan hormon.Sebuah tumor sel granulosa

Page 18: Askep Pada Pasien Kanker

dapat menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat menyebabkan amenorea.

E. DIAGNOSIS

Setiap pembesaran ovarium harus diselidiki. Melihat topografi ovarium hampir tak memungkinkan kita melakukan deteksi dini tumor ganas ovarium oleh karena letaknya sangat tersembunyi. Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :

1. Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke jaringan sekitar.

2. Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan bermanifestasi adanya ascites.

3. Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi atau hiperestrogenisme; intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita.

Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau masa, di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang kistik sampai yang solid (padat). Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan klinik. Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan CT-Scan (Computerised axial Tomography Scanning) dapat memberi informasi yang berharga mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan.

F. PATHWAY

Page 19: Askep Pada Pasien Kanker

Genetik Faktor umur Bakteri, virus Obat Penyubur

Kandungan

Tumor Ovarium

Pre Op Post Op

Keganasan Penekanan intra Trauma Efek

Tumor abdomen jaringan Anestesi

Gg.sirkulasi Penekanan VU Pintu msk Sal.Pncrnaan

Kuman Sal.per

Pdarahan dlm Retensi urin Pe↓an mobi nafasn

Kistoma Resti litas sal.pnc

Gg.Eliminasi Infeksi ernaan Gg.

Page 20: Askep Pada Pasien Kanker

Tarikan Sirku

Peritoneum nausea, lasi

Vomitus,

Nyeri anoreksia

Gg.Pola tidur Gg.nutrisi

Kurang dr

kbtuhan

G. PENATALAKSANAAN.

Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nonneoplastik tidak. Jika menghadapi tumor ovarium yang tidak memberi gejala/ keluhan pada penderita dan yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5cm, kemungkinan besar tumor tersebut adalah kista folikel atau kista

Page 21: Askep Pada Pasien Kanker

korpus luteum, jadi tumor nonneoplstik. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang, sehingga pada pemeriksaan ulangan setelah beberapa minggu dapat ditemukan ovarium kira-kira besarnya normal.

Oleh sebab itu, dalam hal ini hendaknya diambil sikap menunggu selama 2 sampai 3 bulan, sementara mengadakan pemeriksaan ginekologik berulang. Jika selama waktu observasi dilihat peningkatan dalam pertumbuhan tumor tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kemungkinan besar tumor itu bersifat neoplastik, dan dapat dipertimbangkan satu pengobatan operatif.

Tindakan operatif pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas ialah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Akan tetapi, jika tumornya besar atau ada komplikasi, perlu dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo-ooforokistektomi). Pada saat operasi kedua ovarium harus diperiksa untuk mengetahui apakah tumor ditemukan pada satu atau pada dua ovarium. Pada operasi tumor ovarium yang diangkat harus segera dibuka, untuk mengetahui apakah ada keganasan atau tidak. Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk mendapat kepastian apakah tumor ganas atau tidak.

Jika terdapat keganasan, operasi yang tepat ialah histerektomi dan salpingo-ooforokistektomi bilateral. Akan tetapi, pada wanita muda yang masih ingin mendapat keturunan dan dengan tingkat keganasan tumor yang rendah (misalnya tumor sel granulosa), dapat dipertanggungjawabkan untuk mengambil resiko dengan melakukan operasi yang tidak seberapa radikal (Prawirohardjo, 1999).

Page 22: Askep Pada Pasien Kanker

H. KOMPLIKASI

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal. Akan tetapi, kalau perdarahan terjadi sekonyong-konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi ialah kehamilan karena pada kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam rongga perut.

Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total. Adanya putaran tangaki menimbulkan tarikan melalui ligamentum infudibulopelvikum terhadap peritoneum parietale dan ini menimbulkan rasa sakit. Perlu hal ini diperhatikan pada pemeriksaan. Karena dengan akibat pembesaran tumor dan terjadinya perdarahn di dalamnya. Jika dan tidak diambil tindakan, dapat terjadi robekan dinding kista dengan terjadi perlahan-lahan, tumor dapat melekat pada omentum, yang membuat sirkulasi baru untuk tumor tersebut. Tumor mungkin melepaskan diri dari uterus dan menjadi tumor parasit atau tumor pengembara.

Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman patogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akuta. Kista

Page 23: Askep Pada Pasien Kanker

dermoid cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.

Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dapat pula sebagai akibat trauma, seperti jatuh, atau pukulan pada perut, dan lebih sering pada waktu persetubuhan. Kalau kista hanya mengandung cairan serus, rasa nyeri akibat robekan pada kista disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa nyeri terus-menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Robekan dinding pada kistadenoma musinosum dapat mengakibatkan implantasi sel-sel kista pada peritoneum. Sel-sel tersebut mengeluarkan cairan musin yang mengisi rongga perut dan menyebabkan perlekatan-perlekatan dalam rongga perut. Keadaaan ini dikenal dengan nama pseudomiksoma peritonei.

Perubahan keganasan dapat terjadi pad beberapa kista jinak, seperti kistadenomaovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista dermoid. Oleh sebab itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada operasi, perlu dilakuka pemeriksaan mikroskopik yang seksama terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal ini mencurigakan; adanya anak sebar (metastasis) memperkuat diagnosis keganasan.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laparoskopi

Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan sifat-sifat tumor itu.

Page 24: Askep Pada Pasien Kanker

2. Ultrasonografi

Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.

3. Foto Rontgen

Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam tumor. Penggunaan foto Rontgen pada pielogram intravena dan pemasukan bubur barium dalam kolon sudah disebut diatas.

4. Parasentetis

Telah disebut pada pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista tertusuk.

J. PENGKAJIAN DATA DASAR FOKUS

Pengkajian fokus pada Tumor Ovarium menurut Doengoes (2001 : 4) adalah :

1. Aktivitas/istirahat

- melaporkan kelemahan, keletihan, kurang energi

2. Sirkulasi

- TD menurun : takikardi

3. Eliminasi

Page 25: Askep Pada Pasien Kanker

- Retensi urin

4. Integritas ego

- stress mungkin sangat cemas dan ketakutan

5. Makanan/ Cairan

- anoreksia, perubahan pada kelembaban/ turgor kulit

6. Neurosensori

- pusing

7. Nyeri dan ketidaknyamanan

- melaporkan nyeri perut bagian bawah

8. Pemeriksaan diagnostik

- USG terlihat tumor ovarii

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan terdapatnya tumor (benda asing) pada ovarium

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan nyeri berkurang, dengan kriteria hasil :

- Klien tampak tenang.

- Klien melaporkan nyeri berkurang

- Ekspresi wajah tampak rileks

Page 26: Askep Pada Pasien Kanker

- TTV dalam rentang normal TD : > 110/70 mmHg; S : 36-37°C; N : 80-100 x/menit; RR : 18-24 x/menit.

Intervensi :

a. Kaji lokasi, sifat, karakteristik, tipe, dan durasi nyeri

R : Menentukan intervensi yang tepat

b. Hilangkan faktor-faktor yang menghasilkan nyeri

R : Ansietas yang berlebihan dapat mengakibatkan nyeri

c. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam

R : Mengurangi nyeri secara non farmakologis

d. Pantau TTV

R : Mengidentifikasi nyeri akut

e. Kolaborasi pemberian anlgetik

R : Mengurangi nyeri secara farmakologis

2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kurangnya informasi tentang proses perjalanan penyakit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan kecemasan berkurang, dengan kriteria hasil :

- Ekspresi muka klien tampak rileks dan tenang

- Klien mendapatkan informasi yang benar tentang proses perjalanan penyakitnya

Page 27: Askep Pada Pasien Kanker

- Klien melaporkan kecemasan berkurang

- TTV dalam rentang normal : TD : > 110/70 mmHg; S : 36-37°C; N : 80-100 x/menit; RR : 18-24 x/menit.

Intervensi :

a. Kaji tingkat dan penyebab ansietas

R : Menentukan intervensi sesuai tingkat dan faktor penyebab

b. Pantau respon verbal dan non verbal

R : Menandakan tingkat rasa takut yang sedang dialami klien

c. Berikan informasi dalam bentuk verbal dan non verbal, beri kesempatan pada klien untuk mengajukan pertanyaan

R : Pengetahuan akan membantu mengatasi apa yang sedang terjadi

d. Pantau TTV

R : Stress mengaktifkan sistem adrenokortikal yang meningkatkan retensi reabsorbsi Na dan meningkatkan ekskresi K

3. Gangguan sirkulasi berhubungan dengan hipotensi, peningkatan frekuensi nadi, penurunan tekanan nadi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan kondisi TTV klien membaik, dengan kriteria hasil :

- TTV dalam rentang normal : TD : > 110/70 mmHg; S : 36-37°C; N : 80-100 x/menit; RR : 18-24 x/menit.

- Input dan output cairan adekuat

Page 28: Askep Pada Pasien Kanker

Intervensi :

a. Evaluasi, laporkan dan catat jumlah serta sifat kehilangan darah

R : Perkiraan kehilangan darah membantu membedakan diagnosa.

b. Kaji TTV

R : Peningkatan frekuensi nadi dan suhu, TD dapat menandakan penurunan volume sirkulasi

1. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan terdapatnya tumor pada ovarium

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi, dengan kriteria :

- Hb / Ht : normal

- Nafsu makan meningkat

- Tingkat energi tepat

Intervensi :

a. Anjurkan makan makanan tinggi protein, zat besi dan vitamin C bila masukan oral tidak dibatasi

R : Protein membantu meningkatkan pemulihan dan regenerasi jaringan baru zat besi untuk sintesis Hb, Vit.C memudahkan absorbsi zat besi

b. Tingkatkan masukan sedikitnya 2000ml/hari, jus, sup, cairan nutrisi lain

Page 29: Askep Pada Pasien Kanker

R : Memberikan kalori dan nutrien lain untuk memenuhi kebutuhan metabolisme serta menggantikan kehilangan cairan

c. Anjurkan makan makanan sedikit tapi sering

R : Mengurangi nyeri / rasa sakit pada abdomen

d. Anjurkan tidur / istirahat adekuat

R : Menurunkan lagu metabolisme memungkinkan nutrien dan O2 untuk digunakan dalam proses pemulihan

e. Kolaborasi pemberian preparat zat besi dan atau vitamin sesuai indikasi

R : Bermanfaat dalam memperbaiki anemia atau defisiensi bila ada

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan proses penyakit

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, diharapkan pola tidur klien membaik, dengan kriteria :

- Pasien melaporkan perbaikan dalam pola tidur / istirahat

- Kelelahan / kelemahan berkurang

- Pasien tidur dengan jumlah jam yang cukup

Intervensi :

a. Kaji kebiasaan tidur klien

R : Menentukan intervensi yang tepat

b. Mengurangi kebisingan

Page 30: Askep Pada Pasien Kanker

R : Klien dapat tidur dengan nyaman

c. Anjurkan menggunakan tehnik relaksasi napas dalam

R : Membantu memberi kenyamana tidur.

http://cuitycuitytea.blogspot.com/2012/10/askep-tumor-ovarium.html