Askep Jiwa Dengan Perilaku Kekerasan

26
ASKEP JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN (PK) PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN 1. Pengertian Perilaku Kekerasan `Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993). 2. Tanda dan Gejala : 1. Muka merah 2. Pandangan tajam 3. Otot tegang 4. Nada suara tinggi 5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak 6. Memukul jika tidak senang 3. Penyebab perilaku kekerasan Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang

description

askep jiwa

Transcript of Askep Jiwa Dengan Perilaku Kekerasan

ASKEP JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN (PK)

PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN1. Pengertian Perilaku Kekerasan `Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993).

2. Tanda dan Gejala :1. Muka merah

2. Pandangan tajam

3. Otot tegang

4. Nada suara tinggi

5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak

6. Memukul jika tidak senang

3. Penyebab perilaku kekerasanPerilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Frustasi, seseorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.

Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya.

Tanda dan gejala :

1. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)

2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik/menyalahkan diri sendiri)

3. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)

4. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan)

5. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya. (Budiana Keliat, 1999)

4. Akibat dari Perilaku kekerasanKlien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan Gejala :

Memperlihatkan permusuhan

Mendekati orang lain dengan ancaman

Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

Mempunyai rencana untuk melukai

ASUHAN KEPERAWATAN PRILAKU KEKERASAN1.Pengkajiana. Aspek biologis

Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat, tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang dikeluarkan saat marah bertambah.

b, Aspek emosional

Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya, jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk, bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.

c. Aspek intelektual

Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah, mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses, diklarifikasi, dan diintegrasikan.

d. Aspek sosial

Meliputi interaksi sosial, budaya, konsep rasa percaya dan ketergantungan. Emosi marah sering merangsang kemarahan orang lain. Klien seringkali menyalurkan kemarahan dengan mengkritik tingkah laku yang lain sehingga orang lain merasa sakit hati dengan mengucapkan kata-kata kasar yang berlebihan disertai suara keras. Proses tersebut dapat mengasingkan individu sendiri, menjauhkan diri dari orang lain, menolak mengikuti aturan.

e. Aspek spiritual

Kepercayaan, nilai dan moral mempengaruhi hubungan individu dengan lingkungan. Hal yang bertentangan dengan norma yang dimiliki dapat menimbulkan kemarahan yang dimanifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa.

2.Diagnosa Keperawatan1.Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/ amuk.

a. Data subjektif

Klien mengatakan marah dan jengkel kepada orang lain, ingin membunuh, ingin membakar atau mengacak-acak lingkungannya.

b. Data objektif

Klien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang disekitarnya.

2. Perilaku kekerasan / amuk dengan gangguan harga diri: harga diri rendah.

a. Data Subjektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

b. Data Objektif

Mata merah, wajah agak merah.

Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

Merusak dan melempar barang barang.

3. Intervensi Keperawatan1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/ amuk

Tujuan Umum :

Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya

Tujuan Khusus :

. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Tindakan :

1. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan jelaskan tujuan interaksi.

2. Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai.

3. Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

4. Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat.

5. Beri rasa aman dan sikap empati.

6. Lakukan kontak singkat tapi sering.

a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

Tindakan :

1. Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.

2. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.

3. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang

b.Klien dapat mengidentifikasi tanda tanda perilaku kekerasan

Tindakan :

1. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.

2. Observasi tanda perilaku kekerasan.

3. Simpulkan bersama klien tanda tanda jengkel / kesal yang dialami klien.

c. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

Tindakan:

1. Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

2. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.

3. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai

d.Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.

Tindakan:

1. Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.

2. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan.

3. Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.

e. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.

Tindakan :

1. Tanyakan kepada klien apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat

2. Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat.

3. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.

Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal / kasur atau pekerjaan yang memerlukan tenaga.

Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/ tersinggung.

Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara cara marah yang sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan.

Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran.

f.Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.

Tindakan:

1. Bantu memilih cara yang paling tepat.

2. Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.

3. Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.

4. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.

5. Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.

g. Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan

Tindakan :

1. Identifikasi kemampuan keluarga merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan keluarga selama ini.

2. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.

3. Jelaskan cara cara merawat klien

h. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

Tindakan:

1. Jelaskan jenis jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga.

2. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter.

3. Jelaskan prinsip 5 benar minum obat (nama klien, obat, dosis, cara dan waktu).

4. Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.

5. Anjurkan klien melaporkan pada perawat / dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan.

6. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.

2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri : harga diri rendah

a. Tujuan Umum :

Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

b. Tujuan khusus :

Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

Tindakan :

Bina hubungan saling percaya,

Beri kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.

Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.

Katakan kepada klien bahwa ia adalah seseorang yang berharga dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri.

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

Tindakan :

Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

Setiap bertemu klien hindarkan dari memberi penilaian negatif

Utamakan memberi pujian yang realistis.

3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan.

Tindakan :

Diskusikan bersama klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama sakit

Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah.

4. Klien dapat menetapkan/ merencanakan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.

Tindakan :

Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan ( mandiri, bantuan sebagian, bantuan total ).

Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.

Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuannya

Tindakan :

Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan.

Beri pujian atas keberhasilan klien.

Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

Tindakan :

Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.

Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

DAFTAR PUSTAKA1. Stuart GW, Sundeen, Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.). St.Louis Mosby Year Book, 1995

2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

3. Keliat Budi Ana, Gangguan Konsep Diri, Edisi I, Jakarta : EGC, 1999

4. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003

5. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000

Diposkan oleh Kadek Wahyu Adi Putra di 19:44

Kirimkan Ini lewat Email

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8361906257546036274&postID=8571597326236946060&target=blog" \o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8361906257546036274&postID=8571597326236946060&target=twitter" \o "Berbagi ke Twitter" \t "_blank" Berbagi ke Twitter

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8361906257546036274&postID=8571597326236946060&target=facebook" \o "Berbagi ke Facebook" \t "_blank" Berbagi ke FacebookLabel: ASKEP

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Search

Top of Form

Bottom of Form

Lencana Facebook

E-Mank Apologize

Buat Lencana Anda

Mengenai Saya

Kadek Wahyu Adi Putra Lihat profil lengkapku

Kunjungan

53494

DAFTAR ISI

1. Pathway Hipertensi2. Pathway GGK (Gagal Ginjak Kronik)3. Pathway Hilangnya Fungsi Nofron4. Pathway Hematemesis Melena5. Pathway Flu Burung6. Pathway Emfisema7. Pathway Decompensasi Cordis8. Pathway BPH9. Pathway Atresia Biliaris10. Pathway Tetralogi Fallot11. Pathway Combustio12. Pathway Bronkopneumonia13. Pathway Appendicitis14. Pathway Kejang Demam15. PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM16. ASKEP ULKUS DEKUBITUS17. ASKEP VARICELLA18. ASKEP SINDROM STEVENS JOHNSON19. ASKEP PIELONEFRITIS20. ASKEP STRUMA21. ASKEP HEMOROID22. ASKEP GAGAL GINJAL KRONIS (GGK)23. ASKEP THALASEMIA24. ASKEP URETRO CISTITIS25. ASKEP ULKUS KORNEA26. ASKEP TUMOR OTAK27. ASKEP SH28. ASKEP PARKINSON29. ASKEP OSTEOMIELITIS30. ASKEP FIBROSIS KISTIK31. ASKEP EFUSI PLEURA32. ASKEP OSTEOPOROSIS33. ASKEP MULTIPEL SKLEROSIS34. ASKEP TRAKSI35. ASKEP LIMFOMA NON HODGKIN (LNH)36. ASKEP JIWA ADHD37. ASKEP HIV / AIDS38. ASKEP HERNIA39. ASKEP GOUT40. ASKEP ATRESIA ESOFAGUS41. ASKEP ULKUS PEPTIKUM42. TRAUMA MEDULA SPINALIS43. TRAUMA KEPALA44. ASKEP TETANUS45. ASKEP STRAUMA46. ASKEP STROKE47. ASKEP KOARKTASIO AORTA48. ASKEP STENOSIS PULMONAL49. ASKEP SIROSIS HEPATIS50. ASKEP SINDROM NEFROTIK51. ASKEP SCABIES52. ASKEP POST OP KOLOSTOMI53. ASKEP POLIOMILITIS54. ASKEP PREOPERATIF55. ASKEP LABIOPALATOSKIZIS56. ASKEP AMI / IMA57. ASKEP DERMATITIS58. ASKEP IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA (ITP)59. ASKEP HISPRUNG60. ASKEP HIPERTIROIDISME61. ASKEP HEMOFILIA62. ASKEP GLOMERULONEFRITIS 63. ASKEP DECOMPENSASI CORDIS64. ASKEP CA MAMAE65. ASKEP ATRESIA BILIARIS66. ASKEP ANGINA PECTORIS67. ASKEP ANEMIA68. ASKEP ANEMIA SEL SABIT69. PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI70. MANUVER LEOPOLD (PEMERIKSAAN LEOPOLD)71. RUMUS TAKSIRAN PERSALINAN72. ASKEP IBU BERSALIN KALA III73. ASKEP SECTIO CAESARIA DENGAN PANGGUL SEMPIT74. ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM75. ASKEP MOLA HIDATIDOSA (HAMIL ANGGUR)76. ASKEP IBU HAMIL DENGAN DM77. MODEL - MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS78. FORMAT TABULASI DATA AKPER79. TEORI KEPERAWATAN ROGER'S80. STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN81. ASKEP JIWA HALUSINASI PENDENGARAN82. PERINSIP DAN TEHNIK PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL SPIRITUAL PADA KLIEN PENYAKIT TERMINAL DAN PENYAKIT KERITIS83. ASKEP JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN (PK)84. TERAPI PSIKORELIGIUS85. TANDA GEJALA GANGGUAN JIWA86. RISET KEPERAWATAN87. PRINSIP KOMUNIKASI88. ASKEP JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)89. ASKEP PADA KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL SPIRITUAL : KRISIS90. ASKEP KONJUNGTIVITIS91. ASKEP GLUKOMA92. ASKEP CANCER COLON 93. ASKEP INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)94. KTI ASFIKSIA NEONATORUM95. ASKEP FRAKTUR96. KUMPULAN SAP DAN LEAFLET97. ASKEP TRAUMA TUMPUL ABDOMEN98. ASKEP TRAUMA MEDULA SPINALIS99. ASKEP KOLIK ABDOMEN100. ASKEP DIABETES MELITUS101. Askep Anemia Pada Anak102. ASKEP NEUROBLASTOMA103. ASKEP TETANUS104. Askep Appendiksitis105. ASKEP ABORTUS106. Askep Pneumonia107. Askep Ikterus (Hiperbilirubin) Pada Anak108. Askep Anak Dengan Kejang Demam Semenara109. Askep GE Pada Anak110. Askep Sindroma Hiperaktivitas111. Komunikasi Terapeutik112. Anatomi, Fisiologi Dan Reproduksi Sel113. HERNIA DIAFRAGMATIKA114. STERILISASI115. Anatomi Sistem Pernafasan116. ASKEP GADAR DENGAN CIDERA KEPALA117. Pathways typoid118. Tanda dan Gejala Klinis Infeksi119. Askep thypoid120. HALUSINASI PERSEPTUAL121. KELAINAN HEMATOLOGI122. PROPOSAL DIARE123. TEORI KEPERAWATAN CALISTA ROY124. PROPOSAL TYPOID125. PEMERIKSAAN GANGGUAN FUNGSI MOTORIK126. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT GAWAT DARURAT127. ASKEP GADAR HENTI JANTUNG128. ASKEP GADAR VENTILASI MEKANIK129. pathway tonsilitis130. pathway tonsilitis131. KEBUTUHAN NUTRISI UNTUK DEWASA132. FAKTOR ELIMINASI URINE133. KEBUTUHAN ELIMINASI URINE134. SISTEM PERKEMIHAN135. ANFIS SISTEM PERKEMIHAN136. PROSES SISTEM RESPIRASI137. MAKALAH MEMELIHARA RAMBUT138. MACAM DAN JENIS GARAM MINERAL YANG DUBUTUHKAN TUBUH MANUSIA139. PENGERTIAN DAN JENIS VITAMIN140. HORMON PADA MANUSIA141. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)142. SATUAN ACARA PENYULUHAN143. ASKEP OTITIS MEDIA144. ASKEP PERFORASI MEMBRAN THYMPANI145. ASKEP TONSILITIS146. ASKEP EMPIEMA147. ASKEP LIMFOMA HODGKINArsip Blog

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/search?updated-min=2012-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2013-01-01T00:00:00-08:00&max-results=50" 2012 (120)

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/2012_10_01_archive.html" Oktober (89)

Pathway Hipertensi Pathway GGK (Gagal Ginjak Kronik) Pathway Hilangnya Fungsi Nofron Pathway Hematemesis Melena Pathway Flu Burung Pathway Emfisema Pathway Decompensasi Cordis Pathway BPH Pathway Atresia Biliaris Pathway Tetralogi Fallot Pathway Combustio Pathway Bronkopneumonia Pathway Appendicitis Pathway Kejang Demam PATHWAY ASFIKSIA NEONATORUM ASKEP ULKUS DEKUBITUS ASKEP VARICELLA ASKEP SINDROM STEVENS JOHNSON ASKEP PIELONEFRITIS ASKEP STRUMA ASKEP HEMOROID ASKEP GAGAL GINJAL KRONIS (GGK) ASKEP THALASEMIA ASKEP URETRO CISTITIS ASKEP ULKUS KORNEA ASKEP TUMOR OTAK ASKEP SH ASKEP PARKINSON ASKEP OSTEOMIELITIS ASKEP FIBROSIS KISTIK ASKEP EFUSI PLEURA ASKEP OSTEOPOROSIS ASKEP MULTIPEL SKLEROSIS ASKEP TRAKSI ASKEP LIMFOMA NON HODGKIN (LNH) ASKEP JIWA ADHD ASKEP HIV / AIDS ASKEP HERNIA ASKEP GOUT ASKEP ATRESIA ESOFAGUS ASKEP ULKUS PEPTIKUM TRAUMA MEDULA SPINALIS TRAUMA KEPALA ASKEP TETANUS ASKEP STRAUMA ASKEP STROKE ASKEP KOARKTASIO AORTA ASKEP STENOSIS PULMONAL ASKEP SIROSIS HEPATIS ASKEP SINDROM NEFROTIK ASKEP SCABIES ASKEP POST OP KOLOSTOMI ASKEP POLIOMILITIS ASKEP PREOPERATIF ASKEP LABIOPALATOSKIZIS ASKEP AMI / IMA ASKEP DERMATITIS ASKEP IDIOPATIK TROMBOSITOPENIA PURPURA (ITP) ASKEP HISPRUNG ASKEP HIPERTIROIDISME ASKEP HEMOFILIA ASKEP GLOMERULONEFRITIS ASKEP DECOMPENSASI CORDIS ASKEP CA MAMAE ASKEP ATRESIA BILIARIS ASKEP ANGINA PECTORIS ASKEP ANEMIA ASKEP ANEMIA SEL SABIT PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI MANUVER LEOPOLD (PEMERIKSAAN LEOPOLD) RUMUS TAKSIRAN PERSALINAN ASKEP IBU BERSALIN KALA III ASKEP SECTIO CAESARIA DENGAN PANGGUL SEMPIT ASKEP NIFAS DENGAN PERDARAHAN POST PARTUM ASKEP MOLA HIDATIDOSA (HAMIL ANGGUR) ASKEP IBU HAMIL DENGAN DM MODEL - MODEL KONSEPTUAL DALAM KEPERAWATAN KOMUNIT... FORMAT TABULASI DATA AKPER TEORI KEPERAWATAN ROGER'S STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN ASKEP JIWA HALUSINASI PENDENGARAN PERINSIP DAN TEHNIK PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN ... ASKEP JIWA DENGAN PERILAKU KEKERASAN (PK) TERAPI PSIKORELIGIUS TANDA GEJALA GANGGUAN JIWA RISET KEPERAWATAN PRINSIP KOMUNIKASI ASKEP JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR) ASKEP PADA KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL SPIRIT...

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/2012_09_01_archive.html" September (4)

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/2012_05_01_archive.html" Mei (2)

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/2012_04_01_archive.html" April (5)

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/2012_03_01_archive.html" Maret (20)

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/search?updated-min=2011-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2012-01-01T00:00:00-08:00&max-results=11" 2011 (11)

HYPERLINK "http://sixxmee.blogspot.com/search?updated-min=2010-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2011-01-01T00:00:00-08:00&max-results=19" 2010 (19)

iklan gratis

.:[Close][Klik 2x]:. XxX

Pengikut

_1473003867.unknown