ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
-
Upload
kadek-dea-w -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
1/48
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
sampai alat-alatkandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8
minggu. Di Indonesia, adakebiasaan atau kepercayaan bahwa wanita bersalin
baru boleh keluar rumah setelah habisnifas yaitu 40 hari. Menurut Abdul Bari
(2002), asuhan masa nifas sangat diperlukan dalamperiode tersebut, karena masa
ini adalah masa kritis baik untuk ibu maupun bayinya.Angka Kematian Ibu (AKI)
di Indonesia tergolong masih tinggi dibandingkan dengannegara-negara ASEAN
yaitu sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut 3-6 kalidari AKI
negara-negara ASEAN dan 50 kali AKI negara-negara maju, dan salah
satunyadisebabkan karena infeksi dengan proporsi 20-30% (Hanifa,2005). Dari
kasus infeksi ini, 25-55% disebabkan oleh infeksi jalan lahir (Rustam M,
1998).Infeksi ini terjadi karena beberapa faktor di antaranya mobilisasidini, vulva
hygiene, luas luka, umur, vaskularisasi, stressor dan juga nutrisi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang perawat untuk mengetahui
tentang infeksi yang mengkin saja dapat timbul pada masa nifas sehingga
nantinya dapat membantu dalam menentukan tindakan yang dapat dilakukan
untuk mecegah ataupun menangani kejadian infeksi tersebut pada ibu nifas. Oleh
karena itulah dalam makalah ini, kami akan membahas beberapa hal tentang
infeksi tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan infeksi puerpuralis ?
2. Apa saja etiologi dari infeksi puerpuralis ?
3. Apa saja klasifikasi dari infeksi puerpuralis ?
4. Apa saja penyebab infeksi puerpuralis ?
5. Bagaimana patofisiologi terjadinya infeksi puerpuralis ?
6. Bagaimana penatalaksanaan Infeksi Kala Nifas ?
7.
Apa saja jenis-jenis infeksi puerpuralis ?
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
2/48
2
8.
Apa saja komplikasi infeksi puerpuralis ?
9. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada infeksi pureperalis ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian infeksi puerpuralis.
2. Mengetahui etiologi infeksi puerpuralis.
3. Mengetahui klasifikasi infeksi puerpuralis.
4. Mengetahui cara terjadinya infeksi puerpuralis.
5.
Mengetahui patofisiologi terjadinya infeksi puerpuralis.
6. Mengetahui Penatalaksanaan Infeksi Kala Nifas
7. Mengetahui Jenis-jenis infeksi puerpuralis
8.
Mengetahui komplikasi infeksi puerpuralis
9. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada infeksi pureperalis.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
3/48
3
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP MEDIS
A. Pengertian Infeksi Puerpuralis
Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu
persalinan dan nifas (Sarwono Prawirohardjo, 2005 : 689 ).
Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar Rustam, 1998 :
413).
Jadi, yang dimaksud dengan infeksi puerperalisa adalah infeksi
bakteri pada traktus genetalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai
dengan kenaikan suhu hingga 38 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari
pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24 jam pertama.
B. Etiologi
Penyebab dari infeksi puerperalis ini melibatkan mikroorganisme
anaerob dan aerob patogen yang merupakan flora normal serviks dan jalan
lahir atau mungkin juga dari luar.Penyebab yang terbanyak dan lebih dari
50 % adalah streptococcus dan anaerob yang sebenarnya tidak patogen
sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering
menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :
Streptococcus haematilicus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang
ditularkan dari penderita lain , alat alat yang tidak steril , tangan
penolong , dan sebagainya.
Staphylococcus aurelis
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
4/48
4
Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum , menyebabkan
infeksi terbatas
Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya , sering
ditemukan pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun
dari luar rumah sakit.
Infeksi puerperalis dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :
C. Klasifikasi
1). Infeksi yang terbatas pada perineum , vulva , vagina , serviks , dan
endometrium.
a. Infeksi perineum, vulva, dan serviks
Tanda dan gejalanya :
Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, disuria, dengan atau
tanpa distensi urine.
Jahitan luka mudah lepas, merah, dan bengkak.
Bila getah radang bisa keluar, biasanya keadaan tidak berat, suhu
sekitar 38C, dan nadi kurang dari 100x/menit.
Bila luka terinfeksi tertutup jahitan dan getah radang tidak dapat
keluar, demam bisa meningkat hingga 39-40C, kadang-kadang
disertai menggigil.
b. Endometritis
Kadang kadang lokhea tertahan dalam uterus oleh darah sisa
plasenta dan selaput ketuban yang disebut lokiametra.
Pengeluaran lokia bisa banyak atau sedikit, kadang-kadang
berbau/tidak, lokhea berwarna merah atau coklat.
Suhu badan meningkat mulai 48 jam postpartum, menggigil, nadi
biasanya sesuai dengan kurva suhu tubuh.
Sakit kepala, sulit tidur, dan anoreksia.
Nyeri tekan pada uterus, uterus agak membesar dan lembek, his
susulan biasanya sangat mengganggu.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
5/48
5
Leukositosis dapat berkisar antara 10.000-13.000/mm.
2). Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena , jalan limfe dan
permukaan dan endometrium.
a. Septikemia dan piemia
Pada septikemia, sejak permulaan klien sudah sakit dan lemah
sampai 3 hari postpartum suhu meningkat dengan cepat.
Biasanya disertai menggigil dengan suhu 39-40C. Keadaan
umum cepat memburuk, nadi sekitar 140-160x/menit atau lebih.
Klien juga dapat meninggal dalam 6-7 hari post partum.
Pada piemia, suhu tubuh klien tinggi disertai dengan menggigil
yang terjadi berulang-ulang. Suhu meningkat dengan cepat
kemudian suhu turun dan lambat laun timbul gejala abses paru,
pneumonia, dan pleuritis.
b. Peritonotis
Pada umumnya terjadi peningkatan suhu, nadi cepat dan kecil,
perut kembung dan nyeri,serta ada defensif muskuler. Wajah
klien mula-mula kemrahan, kemudian menjadi pucat, mata
cekung, kulit wajah dingin, serta terdapat facishipocratica.
Pada peritonitis yang terdapat di daerah pelvis, gejala tidak
seberat peritonis umum klien demam, perut bawah nyeri,tetapi
keadaan umum tetap baik.
c. Selulitis pelvis
Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa
nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, patut
dicurigai adanya selulitis pelvis.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri di
sebelah uterus.
Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses dimana
suhu yang mula mula tinggi menetap , menjadi naik turun
disertai menggigil.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
6/48
6
Klien tampak sakit, nadi cepat, dan nyeri perut.
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala umum dari infeksi puerperalis ini yaitu :
a. Peningkatan suhu
b. Takikardie.
c. Nyeri pada pelvis
d.
Demam tinggi
e. Nyeri tekan pada uterus
f. Lokhea berbau busuk/ menyengat
g.
Penurunan uterus yang lambat
h. Nyeri dan bengkak pada luka episiotomi
E. Cara terjadinya infeksi pasca partum
Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
1. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada
pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada
dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa
sarung tangan atau alat-alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir
tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
2.
Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi
bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau
petugas kesehatan lainnya. Oleh karena itu, hidung dan mulut
petugas yang bekerja di kamar bersalin harus ditutup dengan
masker dan penderita infeksi saluran pernafasan dilarang
memasuki kamar bersalin.
3. Dalam rumah sakit terlalu banyak kuman-kuman patogen, berasal
dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-
kuman ini bisa dibawa oleh aliran udara kemana-mana termasuk
kain-kain, alat-alat yang suci hama, dan yang digunakan untuk
merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu nifas.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
7/48
7
4.
Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi
penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.
F. Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah
luka dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, berbenjol
benjol karena banyak vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan
tempat yang baik untuk tumbuhnya kuman-uman dan masuknya jenis-jenis
yang patogen dalam tubuh wanita.Serviks sering mengalami perlukaan
pada persalinan, demikian juga vulva, vagina dan perineum yang
semuanya merupakan tempat masuknya kuman-kuman patogen. Proses
radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau menyebar di luar luka
asalnya. Adapun infeksi dapat terjadi sebagai berikut:
a.
Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada
pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada
dalam vagina ke dalam uterus. Kemungkinan lain adalah bahwa sarung
tangan atau alat alat yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak
sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
b. Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi
bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas
lainnya yang berada di ruangan tersebut. Oleh karena itu, hidung dan
mulut petugas yang bertugas harus ditutup dengan masker dan penderita
infeksi saluran nafas dilarang memasuki kamar bersalin.
c. Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari
penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa
oleh aliran udara kemana-mana, antara lain ke handuk, kain-kain yang
tidak steril, dan alat-alat yang digunakan untuk merawat wanita dalam
persalinan atau pada waktu nifas.
d. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting,
kecuali jika menyebabkan pecahnya ketuban.
e. Infeksi Intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada
waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intraparum biasanya terjadi
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
8/48
8
pada waktu partus lama, apalagi jika ketuban sudah lam pecah dan
beberapakali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejal-gejala ialah kenaikan
suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan takikardia; denyut
jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban biasanya menjadi
keruh dan berbau. Pada infeksi intra partum kuman-kuman memasuki
dinding uterus pada waktu persalinan, dan dengan melewati amnion
dapat menimbulkan infeksi pula pada janin.
G. Pathway infeksi puerpuralis.
Trauma persalinan,infeksi nosokomial
Daerah bekas insersio plasenta
Kuman tumbuh dalam tubuh wanita (serviks,vulva,perineum) lokhea
berbau busuk
Infeksi puerpuralis
H. Penatalaksanaan Infeksi Kala Nifas
Pengobataninfeksipada masanifas antara lain:
Demam tinggi
Merangsang sel-
sel disekitar luka
takikardi
Peningkatansuhu tubuh
Merangsangpegeluaran
mediator kimia
anoreksia
Mual muntah
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
Sensasi nyeri
http://www.lusa.web.id/tag/pengobatan/http://www.lusa.web.id/category/askeb-iii-nifas/http://www.lusa.web.id/category/askeb-iii-nifas/http://www.lusa.web.id/tag/pengobatan/http://www.lusa.web.id/tag/pengobatan/ -
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
9/48
9
a. Pencegahan
Selama kehamilan, bila ibu anemia diperbaiki. Berikan diet
yang baik
Koitus pada kehamilan tua sebaiknya dilarang.
Selama persalinan, batasi masuknya kuman di jalan lahir. Jaga
persalinan agar tidak berlarut-larut. Selesai persalinan dengan
trauma sedikit mungkin. Cegah perdarahan banyak dan
penularan penyakit dan petugasdalam kamar bersalin. Alat-alat
persalinan harus steril dan lakukan pemeriksaan hanya bila
perlu dan atas indikasi tepat.
Selama nifas rawat higiene perlukaan jalan lahir. Jangan
merawat ibu dengan tanda-tanda infeksi nifas bersama dengan
wanita dalam nifas yang sehat.
Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan
servik, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan untuk
mendapatkanantibiotika yang tepat.
Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil
laboratorium.
Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus,
transfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat yang
diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi
yang dijumpai.
b. Penanganan medis
Suhu diukur dari mulut sedikitnya empat kali sehari.
http://www.lusa.web.id/tag/vagina/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/pengobatan/http://www.lusa.web.id/tag/tubuh/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/tubuh/http://www.lusa.web.id/tag/komplikasi/http://www.lusa.web.id/tag/komplikasi/http://www.lusa.web.id/tag/tubuh/http://www.lusa.web.id/tag/makanan/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/tubuh/http://www.lusa.web.id/tag/pengobatan/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/darah/http://www.lusa.web.id/tag/vagina/ -
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
10/48
10
Berikan terapi antibiotik prokain penisilil 1,2-2,4 juta unit 1M
penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metisilin 1 gr setiap 6
jam 1 M ditambah dengan ampisilin kapsul 4 x 250 mg per oral.
Perhatikan diet ibu : diet tinggi kalori tinggi protein(TKTP).
Lakukan transfusi darah bila perlu.
Hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam
rongga peritoneum.
Pengobatan Kemoterapi dan Antibiotika Infeksi Nifas
Infeksinifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut:
1. Pemberian SulfonamidTrisulfa merupakan kombinasi dari sulfadizin
185 gr, sulfamerazin 130 gr, dan sulfatiozol 185 gr. Dosis 2 gr diikuti 1
gr 4-6 jam kemudian peroral.
2. Pemberian PenisilinPenisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan IM,
penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam atau metsilin 1 gr setiap 6 jam
IM ditambah ampisilin kapsul 4250 gr peroral.
3.
Tetrasiklin, eritromisin dan kloramfenikol.4. Hindari pemberian politerapiantibiotikaberlebihan.
5. Lakukan evaluasipenyakit danpemeriksaan laboratorium.
I. Jenis-jenis infeksi puerpuralis
Infeksi uterus
1. Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari
rahim).infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau
infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim (Anonym, 2008).
Endometritis adalah infeksi yang berhubungan dengan kelahiran
anak, jarang terjadi pada wanita yang mendapatkan perawatan medis yang
baik dan telah mengalami persalinan melalui vagina yang tidak
berkomplikasi. Infeksi pasca lahir yang paling sering terjadi adalah
endometritis yaitu infeksi pada endometrium atau pelapis rahim yang
menjadi peka setelah lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses
http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/pemeriksaan/http://www.lusa.web.id/tag/penyakit/http://www.lusa.web.id/tag/antibiotika/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/http://www.lusa.web.id/tag/infeksi/ -
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
11/48
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
12/48
12
nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal
kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang
berbau.Hal ini tidak boleh dianggap infeksinya berat.Malahan infeksi berat
kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
Untuk mengatasinya biasanya dilakukan pemberian antibiotik,
tetapi harus segera diberikan sesegera mungkin agar hasilnya efektif.Dapat
pula dilakukan biakkan untuk menentukan jenis bakteri, sehingga dapat
diberikan antibiotik yang tepat.
2.
Miometritis (infeksi otot rahim)
Miometritis adalah radang miometrium.Sedangkan miometrium
adalah tunika muskularis uterus.Gejalanya berupa demam, uterus nyeri
tekan, perdarahan vaginal dan nyeri perut bawah, lokhea berbau, purulen.
Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septik atau infeksi
postpartum. Penyakit ini tidak brerdiri sendiri akan tetapi merupakan
bagian dari infeksi yang lebih luas yaitu merupakan lanjutan dari
endometritis. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang
dapat menimbulkan metritis akut.Pada penyakit ini miometrium
menunjukkan reaksi radang berupa pembengkakan dan infiltarsi sel-sel
radang.Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat tromboflebitis
dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
Metritis kronik adalah diagnosa yang dahulu banyak dibuat atas
dasar menometroragia dengan uterus lebih besar dari bisa, sakit pnggang,
dan leukore.Akan tetapi pembesaran uterus pada multipara umumnya
disebabkan oleh pemanbahan jaringan ikat akibat kehamilan.Terapi dapat
berupa antibiotik spektrum luas seperti amfisilin 2gr IV per 6 jam,
gentamisin 5 mg kg/BB, metronidasol mg IV per 8 jam, profilaksi anti
tetanus, efakuasi hasil konsepsi.
3. Parametritis (infeksi daerah di sekitar rahim).
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam lig
latum.Radang ini biasanya unilatelar.Tanda dan gejala suhu tinggi dengan
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
13/48
13
demam tinggi, Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum,
seperti muntah. Penyebab Parametritis yaitu :
a) Endometritis dengan 3 cara yaitu :
1)
Per continuitatum : endometritis metritis parametitis
2) Lymphogen
3) Haematogen : phlebitis periphlebitis parametritis
b) Dari robekan serviks
c) Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD )
4. Syok bakteremia
Infeksi kritis, terutama yuang disebabkan oleh bakteri yang
melepaskan endotoksin, bisa mempresipitasi syok bakteremia (septic).Ibu
hamil, terutama mereka yang menderita diabetes mellitus atau ibu yang
memakai obat imunosupresan, berada pada tingkat resiko tinggi, demikian
juga mereka yang menderita endometritis selama periode pascapartum.
Demam yang tinggi dan mengigil adalh bukti patofisiologi sepsis
yang serius.Ibu yang cemas dapat bersikap apatis.Suhu tubuh sering kali
sedikit turun menjadi subnormal.Kulit menjadi dingin dan lembab.Warna
kulit menjadi pucat dan denyut nadi menjadi cepat.Hipotensi berat dan
sianosis peripheral bisa terjadi.Begitu juga oliguria.
Temuan laboratorium menunjukkan bukti-bukti infeksi.Biakan darah
menunjukian bakteremia, biasanya konsisten dengan hasil enteric gram
negative.Pemeriksaan tambahan bisa menunjukkan hemokonsentrasi,
asidosis, dan koagulopati.Perubahan EKG menunjukkan adanya perubahan
yang mengindikasikan insufisiensi miokard.Bukti-bukti hipoksia jantung,
paru-paru, ginjal, dan neurologis bisa ditemukan.
Penatalaksanaan terpusat pada antimicrobial, demikian juga
dukungan oksigen untuk menghilangkan hipoksia jaringan dan dukungan
sirkulasi untuk mencegah kolaps vascular.Fungsi jantung, usaha
pernafasan, dan fungsi ginjal dipantau dengan ketat.Pengobatan yang cepat
terhadap syok bakteremia membuat prognosis menjadi baik. Dan
morbiditas dan mortilitas maternal diturunkan dengan mengendalikan
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
14/48
14
distrees pernafasan, hipotensi dan DIC (Bobak, Lowdermilk & Jensen,
2004).
5. Peritonitis
peritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi
dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan
sellulitis pelvika. Selanjutnya, ada kemungkinan bahwa abses pada
sellulitis pelvika mengeluarkan nanahnya ke rongga peritoneum dan
menyebabkan peritonitis.
Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah
pelvis.Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti pada peritonitis
umum.Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap
baik.Pada pelvioperitonitis bisa terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang
biasanya terkumpul dalam kavum douglas harus dikeluarkan dengan
kolpotomia posterior untuk mencegah keluarnya melalui rektum atau
kandung kencing.
Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat patogen dan
merupakan penyakit berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan
kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita,
yang mula-mula kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit
muka dingin; terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas
peritonitis umum tinggi.
6.
Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih (ISK) terjadi pada sekitar 10% wanita hamil,
kebanyakan terjadi pada masa prenatal.Mereka yang sebelumnya
mengalami ISK memiliki kecenderungan mengidap ISK lagi sewaktu
hamil.Servisitis, vaginitis, obstruksi ureter yang flaksid, refluks
vesikoureteral, dan trauma lahir mempredisposisi wanita hamil untuk
menderita ISK, biasanya dari escherichia coli.Wanita dengan PMS kronis,
trutama gonore dan klamidia, juga memiliki resiko.Bakteriuria
asimptomatik terjadi pada sekitas 5% nsampai 15% wanita hamil. Jika
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
15/48
15
tidak diobati akan terjadi pielonefritis pada kira-kira 30% pada wanita
hamil. Kelahiran dan persalinan premature juga dapat lebih sering terjadi.
Biakan dan tes sensitivitas urin harus dilakukan di awal kehamilan,
lebih disukai pada kunjungan pertama, specimen diambil dari urin yang
diperoleh dengan cara bersih. Jika didiagnosis ada infeksi, pengobatan
dengan antibiotic yang sesuai selama dua sampai tiga minggu, disertai
peningkatan asupan air dan obat antispasmodic traktus urinarius.
7. Septicemia dan piemia
Pada septicemia kuman-kuman yang ada di uterus, langsung masuk
ke peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum.Adanya
septicemia dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari
darah.Pada piemia terdapat dahulu tromboflebitis pada vena-vena diuterus
serta sinus-sinus pada bekas tempat plasenta.Tromboflebitis ini menjalar
ke vena uterine, vena hipogastrika, dan/atau vena ovarii (tromboflebitis
pelvika).Dari tempat-tempat thrombus itu embolus kecil yang
mengandung kuman-kuman dilepaskan.Tiap kali dilepaskan, embolus
masuk keperedaran darah umum dan dibawa oleh aliran darah ketempat-
tempat lain, antaranya ke paru-paru, ginjal, otak, jantung, dan sebagainya,
dan mengakibatkan terjadinya abses-abses ditempat-tempat
tersebut.Keadaan ini dinamakan piemia.
Kedua-duanya merupakan infeksi berat namun gejala-gejala
septicemia lebih mendadak dari piemia.Pada septicemia, dari permulaan
penderita sudah sakit dan lemah.Sampai tiga hari postpartum suhu
meningkat dengan cepat, biasanya disertai menggigil.Selanjutnya, suhu
berkisar antara 39 - 40C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi
cepat (140 - 160 kali/menit atau lebih).Penderita meninggal dalam enam
sampai tujuh hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi
seperti piemia.
Pada piemia, penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit,
perut nyeri, dan suhu agak meningkat.Akan tetapi gejala-gejala infeksi
umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
16/48
16
dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Suatu ciri khusus pada
piemia ialah berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai
menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu. Ini terjadi pada saat
dilepaskannya embolus dari tromboflebitis pelvika.Lambat laun timbul
gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan pleuritis. Embolus dapat pula
menyebabkan abses-abses di beberapa tempat lain.
J. Komplikasi
1. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)
2. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul), dengan
resiko terjadinya emboli pulmoner.
3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri
di dalam darah. Syok toksik bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang
berat dan bahkan kematian.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
17/48
17
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI PUERPERALIS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama Ibu :
Usia :
Suku/ Bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
b.
Keluhan Utama : alasan pasien dibawa kerumah
sakit.
c. Riwayat Kesehatan dahulu : penyakit yang pernah di derita oleh
pasien.
d. Riwayat Menstruasi : riwayat menstruasi terakhir HPHT.
e. Menarche : umur menstruasi ibu pertamakali.
f.
Siklus : jarak menstruasi tiap bulannya
g.
Lama : lamanya menstruasi setiap siklus 1
bulan
h.
Dismenorhea : ada atau tidak riwayat sakit saat
menstruasi.
i. Riwayat Obstetri : riwayat kehamilan,abortus dan
persalinan ibu.
j. Riwayat Kesehatan :
1.
Aktivitas / istirahat
Malaise, letargi.Kelelahan dan/ atau keletihan yang terus menerus
(persalinan lama, stresor pascapartum multipel).
2. Sirkulasi
Takikardia dari dengan berat bervariasi.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
18/48
18
3.
Eliminasi
Diare mungkin ada. Bising usus mungkin tidak ada jika terjadi
paralitik ileus.
4.
Integritas ego
Ansietas jelas (peritonitis).
5. Makanan/ cairan
Anoreksia, mual, muntah.Haus, membran mukosa kering.Distensi
abdomen kekauan, nyeri lepas (peritonitis).
6. Neurosensori
Sakit kepala.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
Nyeri lokal, disuria, ketidaknyamanan abdomen.Afterpain berat
atau lama, nyeri abdomen bawah atau uterus serta nyeri tekan
guarding (endometritis).Nyeri/kekakuan abdomen unilateral/
bilateral (salpingitis/ooferitis, parametritis).
Pernafasan
Pernafasan cepat/dangkal (berat/proses sistemik).
8. Keamanan
Suhu: 100,4 F (38,0 C) atau terjadi lebih tinggi pada dua hari
terus menerus, diluar 24 jam pasca partum adalah tanda infeksi.
Namun suhu lebih tinggi dari 101F (38,9C) pada24jam pertama
menandakan berlanjutnya infeksi. Demam ringan kurang dari 101
F menunjukkan infeksi insisi, demam lebih tinggi dari 102 F
(38,9 C) adalah petunjuk atau infeksi lebih berat (misalnya
salpingitis, parametritis, peritonitis). Dapat terjadi menggigil,
menggigil berat atau berulang(seringberakhir 30-40 menit), dengan
suhu memuncak sampai 104F, menunjukkan infeksi pelvis,
tromboflebitis atau peritonitis. Melaporkan pemantauan internal,
pemeriksaan vagina intra partum sering, kecerobohan pada teknik
aseptik.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
19/48
19
9.
Seksualitas
Pecah ketuban dini atau lama, persalinan lama (24 jam / lebih).
Retensi produk konsepsi, eksplorasi uterus atau pengangkatan
plasenta secara manual, atau hemoragi pasca partum. Tepi insisi
mungkin kemerahan, edema, keras, nyeri tekan, atau memisah
dengan drainase purulen atau cairan sanguinosa. Lokea mungkin
bau busuk, tidak ada bau (bila infeksi oleh streptokokal
betahemolitik), banyak atau berlebihan.
10.Interaksi sosial
Status sosio ekonomi rendah dengan stresor bersamaan.
2. Diagnosa Keperawatan
a.
Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi
nosokomial.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, anoreksia, mual, muntah, dan pembatasan
medis.
c. Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi.
d.
Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan
dengan infeksi pada proses persalinan, penyakit fisik, ancaman yang
dirasakan pada kehidupan sendiri.
e.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilitas,
kelemahan umum, ketidakseimbangan antara persendian/kebutuhan
oksigen dan gayahidup yang sedentary.
f.
Ketakutan berhubungan dengan ancaman terhadap kesejahteraan ibu
dan bayi sekunder akibat adanya infeksi.
3. Intervensi keperawatan
1. Diagnose I
Infeksi berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan infeksi
nosokomial.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
20/48
20
Tujuan dan kriteria hasil
Bebas dari infeksi
Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kerentanan
seseorang terhadap infeksi.
Mematuhi prosedur deteksi, yang dibuktikan dengan mengkaji
drainase vagina dan atau luka abdomen, jika diperlukan.
Mendemonstrasikan teknik mencuci tangan yang benar.
Melakukan tindakan untuk mengurangi risiko infeksi personal.
Tindakan keperawatan Rasional
Kaji adanya masa yang dapat
diraba pada lokasi yang dicurigai
abses(dapat ditegaskan dengan
ultrasonografi)
Pantau manifestasi yang
mengindikasikan syok yang akan
terjadi.
Untuk mengkaji adanya abses ,yang
mungkin memerlukan drainase
bedah.
Demam diatas 38,90C ,peningkatan
letargi ,peningkatan denyut jantung
dan frekuensi nafas ,perubahan pola
TD atau hipotensi atau perubahan
proses berfikir adalah manifestasi
syok septic .Sepsis dan syok
septic,yang merupakan komplikasi
potensial infeksi adalah situasi
kedaruratan yang membutuhkan
identifikasi dan pemberian bantuan
volume cairan serta terapi antibiotic
dengan cepat untuk mencegah
kematian.
Preventif
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
21/48
21
Tindakan nutrisi yang baik setelah
pelahiran melalui makanan darisemua kelompok makanan
Ajarkan dan lakukan hygiene
perineum secepatnyha padsa
periode postpartum
Dorong penggunaan peribottle
untuk membersihkan perineum
setiap selese eliminasi .Peragakan
cara mengganti pembalut dari
depan ke belakang setiap
selese eliminasi.
Anjurkan untuk menggunakan sitz
bath jika di programkan .
Asupan protein dan kalori yang
adekuat penting untuk pemulihanddan perbaikan jaringan .
Untuk mengurangi resiko masuknya
organisme pathogen melalui insisi
,episiotomy,laserasi,atau abrasi.
Untuk mengurangi resiko
kontaminasi fekal pada episiotomy
atau laserasi.
Kompres panas local meningkatkan
aliran darah ke area tersebut,yang
membantu pemulihan dan
meningkatkan kenyamanan .
2.
Diagnose IIPerubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat, anoreksia, mual, muntah, dan pembatasan
medis.
Tujuan dan kriteria evaluasi
Menoleransi diet yangh di programkan
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
22/48
22
Memiliki membrane mukosa oral yang lembab ,turgor kulit
elastic,dan massa tubuh serta berat badan dalam batas normal.
Nilai pemeriksaan laboratorium dalam batas normal (missal :
transferin,albumin,elektrolit)
Melaporkan tingkat energy yang adekuat.
Terdapat tanda penyembuhan ( mis, suhu normal,kemerahan
pada insisi berkurang)
Menyangkal anoreksia atau mual
Tindakan keperawatan rasional
PENGKAJIAN
Pantau perasaan ibu sebelum nampan
makanan dibawa masuk
Pantau nillai laboratorium
(mis,transferin,albumin,elektrolit)
Pantau turgor kulit ,kelembaban dan
warna membrane mukosa oral dan
haluaran serta konsentrasi urin.
Pantau asupan diet semua makanan
dan catat sebagai persentase yang
dimakan, atau dalam milliliter cairan
jika klien hanya mengonsumsi cairan.
Jika ibu mual,jauhkan nampan
hingga mual hilang atau obat
antiemetic diberikan untuk
mengurangi mual yang dapat
mencegah muntah.
Untuk mendeteksi keseimbangan
negative nitrogen ,keseimbangan
elektrolit,yang mencerminkan
status nutrisi.
Untuk mendeteksi keadekuatan
hidrasi .Penurunan asupan
sekunder akibat mual ,yang
disertai dengan kenaikan suhu
,mengakibatkan kekurangan
cairan.
Untuk menentukan keadekuatan
kandungan nutrisi dan kalori.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
23/48
23
Kaji bagaimana kemajuan menyusui
dan apakah ibu memiliki suplai ASIyang adekuat.
Nutrisi ibu yang tidak adekuat
dapat memepengaruhi suplai ASIdan mengakibatkan nutrisi buruk
pada bayi.
PENYULUHAN KLIEN/KELUARGA
Jelaskan pada ibu dan keluarga
hubungan antara nutrisi yang baik
,penyembuhan luka ,penanganan
infeksi,energy,dan kesejahtraan
secara keseluruhan.
Partisipasi aktif oleh keluarga
sangat penting karena pada
awalnya ibu akan sedikit
bergantung pada
mereka.Keterlibatan dan
informasi juga membantu
menjamin kepatuhan terhadap
tindakan penanganan.
TINDAKAN KOLABORASI
Berkonsultasi dengan ahli gizi untuk
menentukan kebutuhan protein
LAIN LAIN
Dorong keluarga untuk membawakan
makanan yang diminta ibu,jika
memungkinkan.
Untuk membantu merencanakan
penggantian protein .Defisiensi
protein dapat disebabkan oleh
infeksi ; asupan protein mungkin
tidak adekuat akibat malaise dan
anoreksia;protein dibutuhkan
untuk penyembuhan.
Untuk meningkatkan asupan zat
gizi. Ibu yang menjalani diet
regular mungkin menikmati
makanan rumah atau restoran
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
24/48
24
favoritnya. Makanan memiliki
nilai budaya bagi keluarga, dan
mampu memberikan makanan
bergizi setelah ibu melahirkan
mungkin sangat penting bagi
keluarga
3. Diagnose III
Nyeri berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi.
Tujuan dan kriteria evaluasi
Menggunakan tindakan pereda nyeri non-analgesik untuk
mengurangi nyeri (mis. Teknik bernafas)
Mendemonstrasikan teknik relaksasi yang efektif untuk
mencapai tingkat kenyamanan yang diungkapkan oleh individu
Mendiskusikan keuntungan dan kerugian analgesik atauanastesi altermatif yang tersedia
Mempertahankan tingkat nyeri pada (sebutkan) atau kurang
dengan sekala 0-10
Menggunakan analgesik yang tepat untuk mengendalikan nyeri
tindakan keperawatan rasional
pengkajian
Kaji sifat nyeri
(lokasi,frekuensi,keparahan,durasi,fakto
r pencetus, faktor yang meredakan);
gunakan skalanomor untuk menilai
keparahan.
Nyeri adalah pengalaman
subjektif; pengalaman klien
harus di fahami untuk
merencanakan tindakan pereda
nyeri yang paling efektif,
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
25/48
25
Tentukan analgesik dan/atau anestetik
yang dipilih (mis. Epidural), rute
pemberian, dan dosisi untuk
menghasilakan pereda nyeri yang
optimal.
Kaji tanda-tanda vital dan tingkat
kesadaran pada interval yang tepat dan
catat.
namun paling sedikit
mengganggu.
Metode pereda nyeri
farmakologi yang digunakan
bergantung pada keinginan
umum dan khusus ibu, serta
keuntungan versus kerugian
pada ibu dan bayi ( mis.
Melambatkan atau
menghentikan kontraksi uterus
). Pemberian analgesik secara
sistemik melewati sawar darah-
otak ibu dan plasenta, yang
menimbulkan efek hipnosis
pada ibu dan janin ( mis.
Depresi pernafasan neonatus).
Perawat dapat membantu
keluarga dalam pengambilan
keputusan berbasis informasi
dengan menjelaskan agens yang
dipilih, mengevaluasi kesedihan
ibu untuk berpartisipasi dalam
tindakan pereda nyeri, dan
mengkaji kemampuan individu
terdeket untuk memberikan
dukungan.
Tekanan darah, nadi,
pernapasan, dan keterjagaan
adalah indikator penting derajat
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
26/48
26
Tentukan kemiskinan pengaruh budaya
dan agama ibu pada persepsi dan respon
ibu terhadap nyeri.
nyeri (mis. Peningkatan tekanan
darah, takikardia, peningkatan
pernapasan, gelisah) dan
analgesia yang terlalu banyak
(mis. Bradikardia, hipotensi,
depresi, pernapasan). Tanda-
tanda vital kelima adalah
nyeri, dan nyeri sering harus
dikaji untuk menentukan
kenyamanan klien dan
kebutuhan analgesia lanjutan,
serta menyesuaikan intervensi
keperawatan untuk kenyamanan
yang terus menerus.
Respon nyeri ( seperti menangis
keras) mungkin diterima dalam
beberapa budaya , namun tidak
pada budaya lain; perawat tidak
boleh keliru antara tidak
menunjukkan emosi dan tidak
ada nyeri. Beberapa agama
mungkin memandang nyeri
sebagai anugrah; lainnya,
sebagai hukuman. Anggapan ini
dapat memengaruhi persepsi ibu
mengenai nyeri dan ansietas
akibat nyeri.
penyuluhan kelien/keluarga
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
27/48
27
Jelaskan dan bimbing klien melalui
tindakan non farmakologi (mis. Terapi
reksasi sederhana, imajinasi terbimbing)
untuk meningktatkan kendali terhadap
nyeri.
Jelaskan semua penanganan dan
prosedur, meliputi sensasi yang
mungkin dirasakan.
Anjurkan ibu untuk memberi tahu
penyedia layanan kesehatan bila nyeri
tidak berkurang.
Berdasarka teori gate-control,
teknikpereda nyeri non-invasifmembantu mengurangi persepsi
nyeri dengan menstimulasi
serabut saraf berdiameter-besar
yang membawa informasi
seperti sentuhan untuk
menghalangi pengiriman nyeri
(menutup gerbang)
Kadar endorfin dalam tubuh
dapat mengubah persepsi nyeri
individu. Protein menyerupai-
morfin tersebut mengurangi
ansietas, ketegangan dan
stimulus negatif yang luas.
Mengajarkan klien tentang
semua prosedur , yang meliputi
pilihan pereda-nyeri, membantu
mengurangi nyeri dan, dengan
demikian, nyeri yang
berhubungan dengan ansietas.
Pereda nyeri yang maksimal
adalah hak setiap klien.
Berbagai macam tindakan
pereda nyeri dapat dicoba
sebelum menemukan yang
paling efektif.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
28/48
28
Berikan tindakan kenyamanan dasar,
seperti mengatur posisi, menjaga linendan gaun tetap bersih dan kering, kain
dingin pada dahi, krim atau salep bibir
untuk bibir kering, dan menyikat gigi
atau berkumur. Berikan kepingan es dan
kompres es jika diintruksikan.
tindakan kenyamanan dasar
sering kali mengurangi nyeritanpa menggunakan obat. Jika
kebutuhan dasar terpenuhi, ibu
dapat berfokus pada
penggunanaan teknik relaksasi,
imajinasi terbimbing,
visualisasi, dan teknik
nonfarmakologi lain yang juga
dapat membantu memberi
kenyamanan.
Lain-lain
Dorong untuk mengungkapkan rasa
takut dan cemas
Gunakan strategi komunikasi terrapiutik
untuk mengalami pengalaman nyeri
individu dan penerimaan terhadap
respon klien.
Bila kebutuhan dasar terpenuhi
,(fisik dan psikologi), nyeri
dapat berkurang. Endofrin
internal memengaruhi persepsi
nyeri, yang juga dipengaruhi
oleh faktor psikososial, seperti
harapan ibu, edukasi melahirkan
dan interpretasi ibu tentang apa
yang terjadi selama persalinan.
Ibu mengalami derajat nyeri
yang berbeda sebagai respons
terhadap situasi yang sama atau
serupandan mengaitkan
pemahaman personal yang
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
29/48
29
Kontrol faktor lingkungan yang dapat
memengaruhi respon klien terhadap
nyeri (mis. Bunyi, pencahayaan, suhu
ruangan).
Berikan tindakan pereda nyeri sebelum
nyeri bertambah parah.
Gunakan pendekatan yang positif saat
memberikan analgesik (mis. obat ini
akan membantu mengendalikan nyeri).
Evaluasi pengaruh intervensi dan cacat.
berbeda terhadap peristiwa yang
menimbulkan nyeri. Proses
mengalami dan mendukung
pengalaman nyeri ibu dapat
memberikan pengaruh analgesik
dengan mengurangi persepsi
nyeri.
Stimulus negatif yang luas atau
setiap faktor dilingkungan yang
mungkin menyebabkan ansietas
dapat menurun endorfin internal
. penurunan hormon
menyerupaimorfin tersebut
mengurangi ambang nyeri.
Meningkatkan ke efektifitasan
analgesik.
Menurunkan ansietas; ansietas
meningkatkan nyeri.
Perawat tidak boleh
menganggap bahwa intervensi
yang meredakan nyeri telah
berhasil. Perawat dapat
merencanakan tindakan
keperawatan selanjutnya
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
30/48
30
berdasarkan evaluasi rencana
saat ini dengan mengkaji status
nyeri klien pada interval yang
tepat ( mis. Skala nyeri, isyarat
non verbal). Riset menunjukan
bahwa alasan paling sering
kenapa nyeri tidak reda adalah
kegagalan untuk mengkaji nyeri
dan peredaan nyeri secara rutin.
4. Diagnose IV
Resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan
dengan infeksi pada proses persalinan, penyakit fisik, ancaman yang
dirasakan pada kehidupan sendiri.
Tujuan dan kriteria evaluasi
Orang tua mengungkapkan perasaan positif tentang bayi/anak.
Orang tua menunjukan perilaku sayang (misalnya,kontak mata
dan posisi en face dengan bayi baru lahir ;memilih nama
selama kehamilan;berperilaku sehat selama kehamilan
;memberi respon terhadap isyarat
bayi;menggendong,menyentuh,mengayun,menepuk,mencium
dan tersenyum pada bayi baru lahir)
Tindakan keperawatan Rasional
Pengkajian
Kaji catatan prenatal untuk melihat
apakah ibu mencari asuhan di awal
kehamilan ,mengikuti kunjungan
terjadwal,menghadiri setiap sesi
Untuk menentukan adanya factor
resiko apa pun yang mungkin
mengubah pengalaman ikatan orang
tua/bayi.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
31/48
31
penyuluhan dan meengalami
kenaikan berat badan sesuai dengan
pola penambahan berat badan yang
diharapkan .
Kaji reaksi ibu dan keluarga
terhadap bayi baru lahir saat
kelahiran .
Kaji apakah ibu memanggil bayi
baru lahir dengan nama dan
mengajukan pertanyaan
menyangkut kondisi dan tempat
bayi baru lahir.
Kaji ikatan ibu dengan bayi baru
lahir berulang kali saat mereka
disatukan kembali ,dengan
mengingat factor keletihan bila
infeksi muncul
Mengindikasikan ikatan atau
ketiadaan ikatan. Tidak ada kontak
mata atau kurang minat pada bayi
dapat mengindikasikan perubahan
ikatan orang tua-bayi.
Mengindikasikan minat dan ikatan
ibu dengan bayi.
Untuk menentukan apakah
intervensi diperlukan guna
membantu pelekatan ibu dengan
bayi.
Kaji riwayat penyalahgunaan zat
pada ibu.
Mengidentifikasi individu atau
keluarga yang berisiko tinggi
mengalami perubahan
parenting.penyalahgunaan zat
mengganggu kemampuan fisik dan
emosi ibu untuk mengasung atau
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
32/48
32
Kaji harapan orang tua tentang bayi
baru lahir selama kehamilan.
Kaji adanya persalinan lama ,ibu
merasa lelah,pengaruh obat
nyeri,dan masalah menyusui.
Kaji perilaku orang tua yang
mencerminkan kurang nya
pelekatan
melekat pada bayi nya.
Orang tua membentuk gambaran
idealtentang anak nya selama
kehamilan.kesesuaiyan perwujudan
anak yang lahir dengan gambaran
tersebut akan memengaruhi proses
ikatan.jika ketidak sesuaiyan
pandangan ideal orang tua versus
anak yang lahir di identifikasi
dini,tindakan korektif dapat di
lakukan untuk memperbaiki ikatan.
Faktor tersebut dapat menghambat
perkembangan perasaan positif awal
terhadap bayi baru lahir dan
kemampuan ibu untuk memberikan
perawatan fisik.jika kondisi ini di
identifikasi sejak dini,tindakan
korektif dapat di lakukan untuk
memperbaiki ikatan orang tua bayi
dan memberi dukungan pada ibu
untuk memperbaiki ikatan orang tua
bayi dan memberi dukungan pada
ibu untuk mengasuh bayi.
Tidak memperhatikan bayi menolak
untuk menggendong , gagal
menempatkan bayi dalam kontek
keluarga,menangani bayi dengan
kasar ,mengabaikan kebutuhan
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
33/48
33
Kaji perilaku bayi yang
berpengaruh negatif pada ikatan
orang tua-bayi
Kaji keadekuatan sistem dukungan.
keamanan bayi, dan memandang
bayi sebagai sesuatu yang
memuakan atau buruk adalah
perilaku yang mempengaruhi
negatif pada pelekatan bayi.
Pengenalan perilaku tersebut sejak
dini membantu perawat
merencanakan strategi korektif atau
merujuk orang tua untuk konseling
atau terapi.
Faktor tersebut dapat menghambat
perkembangan perasaan positif awal
terhadap bayi baru lahir dan
kemampuan ibu untuk memberikan
perawatan fisik.jika kondisi ini di
identifikasi sejak dini,tindakan
korektif dapat di lakukan untuk
memperbaiki ikatan orang tua bayi
dan memberi dukungan pada ibu
untuk memperbaiki ikatan orang tua
bayi dan memberi dukungan pada
ibu untuk mengasuh bayi.
Orang tua mungkin membutuhkan
bantuan dalam perawatan bayi
.sistem dukungan yang kuat, seperti
kakek dan nenek,bibi, atau paman ,
dapat memberikan kesempatan
istirahat pada orang tua saat
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
34/48
34
dibutuhkan atau membantu adaptasi
parenting.
PENYULUHAN KLIEN
/KELUARGA
Berikan informasi pada orang tua
tentang sumber yang tersedia di
masyarakat
Orang tua mungkin tidak menyadari
sumber yang tersedia dan
bagaimana mendapatkan sumber
tersebut saat dibutuhan.
PENYULUHAN KOLABORASI
Rujuk untuk konseling jika terdapat
faktor risiko.
LAIN-LAIN
Selama kehamilan, berikan
informasi tentang perubahan
fisiologis dan psikologis normal ibu
serta perkembangan janin .gunakan
gambar atau sonogram untuk
menjelaskan penampilan janin.
Anak yang memiliki orang tua yang
tidak mampu atau tidak mau
mengasuh akibat masalah atau
ketunadayaan fisik atau psikologis
mengalami peningkatan risiko
untuk untuk di abaikan atau
dianiyaya. Kondisi tersebut harus
diidentifikasi dan orang tua di rujuk
untuk konseling atau terafi guna
melindungi keamanan anak
tersebut.
Memudahkan pemahaman ;
membantu ibu dan pasangan untuk
memandang kehamilan sebagai
kondisi yang normal dan sehat ,
buakn sakit; memberi motivasi
untuk perilaku yang sehat. Juga
mendukung pelekatan orang tua-
bayi dengan membantu membuat
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
35/48
35
Sediakan waktu untuk beristirahat
atu tidur untuk ibu setelah
pelahiran.
Berikan kesempatan pada orang tua
untuk menggendong bayi segera
setelah lahir.
Tunda pemebrian salep oftalmik
antibiotik profilaksis selama 1 jam
setelah kelahiran , berikan
kesempatan pada orang tua dan bayi
untuk bersama tanpa
ganguan.
Observasi rutinitas perawatan bayi
(berkaitan dengan menyusui,
memandikan , mengganti popok,
dan lain-lain).
janin sebagai realitas bagi orang
tua.
Ibu mungkin terlalu lelah untuk
memberi respons kepada bayi selain
respons superfisial.
Interaksi dini dan keterlibatan aktif
dengan bayi membantu
perkembangan pelekatan dan
meningkatkan ikatan emosi yang
lebih kuat. Terdapat periode sensitif
yang penting selama kemampuan
interaksi bertambah .periode
tersebut adalah waktu paling baik
untuk menjalin hubungan.
Memebrikan kesempatan pada bayi
untuk membuka mata dan membuat
kontak mata .
Mengevaluasi kesenangan saat
orang tua berinterasi dan mengasuh
bayi untuk mengidentifikasi
masalah pada teknik atau hubungan
bayi-orang tua yang dapat
mengidikasikan kebutuhan
intervensi.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
36/48
36
Dorong dan tingkatkan
kesempatan ibu untukmenggendong bayi baru lahir,
jika memungkinkan di dada ibu
(kulit ke kulit diantara
payudara), yang memungkinkan
bayi bayi baru lahir menyentuh
payudara ibu dengan tangannya.
Dorong menyusui pada ibu yang
ingin menyusui
Satukan ibu bayi, dan keluarga
segera setelah ibu stabil jika
infeksi tidak membutuhkan
isolasi.
Sentuhan membantu membentuk
ikatan antara ibu dan bayi.
Membantu membentuk ikatan
antara ibu dan bayi.
Kontak dini meningkatkan ikatan
ibu dan bayi.
5. Diagnose V
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilitas,
kelemahan umum, ketidakseimbangan antara persendian/kebutuhan
oksigen dan gayahidup yang sedentary.
Tujuan dan kriteria hasil Mempertahankan tingkat aktivitas sesuai dengan kemampuan
yang bisa, dibuktikan dengan denyut jantung dan tekanan darah
yang normal selama beraktivitas dan tidak ada keletihan,
kelemahan, serta sesak nafas.
Menggunakan teknik konsevarsi energy
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
37/48
37
Tindakan keperawatan rasional
Pengkajian kaji kemampuan ibu untuk
melakukan ambulasi dan aktivitas
perawatan mandiri.
Kaji perubahan denyutnadi setelah
beraktivitas.
Kaji adanya perubahan ortostatik
pada tekanan darah.
Kajiperubahan frekuensi pernapasan
Membantu menentukan tingkat
intoleran aktivitas ibu untuk
menetapkan tujuan realistis.
Denyut jantung dapat
meningkat 20 hingga 30
denyut/menit setelah
beraktivitas, yang bergantung
pada jumlah dan jenis aktivitas.
Peningkatan melebihi 20
hingga 30 kali adalah abnormal
dan dapat mengindikasikan
gangguan jantung serta
membutuhkan evaluasi lebih
lanjut.
Penurunan tekanan ortostatik
dapat disebabkan oleh
penurunan volume cairan,
infeksi, atau nyeri. Peningkatan
atau penurunan tekanan darah
yang signifikan saat
beraktivitas memrlukan
evaluasi lebih lanjut.
Aktivitas meningkatkan
kecepatan metabolism dan
konsumsi oksigen yang dapat
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
38/48
38
Kaji adanya infeksi
Kaji adanya data laboratorium
abnormal.
Kaji kebutuhan nutrisi ibu.
Kaji persepsi ibu tentang intoleran
aktivitas yang dialami.
meningkatkan frekuensi
pernapasan dan menyebabkan
dispneu.
Adanya demam, peningkatan
hitung sel darah putih, atau
drainase purulent merupakan
indikasi infeksi. Infeksi adalah
penyebab signifikan kelemahan
dan keletihan karena
peningkatan kebutuhan
metabolism.
Data laboratorium abnormal
dapat mengindikasikan
penyakit utama atau
komplikasi.
Ibu yang tidak mendapat
asupan nutrisi yang adekuat
akan memiliki cadangan energy
yang dibutuhkan untuk
persalinan, pelahiran atau
perawatan diri dan bayinya
setelah pelahiran atau
penyembuhan.
Mengidentifikasi deficit nutrisi
membantu perencanaan
intervensi yang tepat.
Memberikan informasi dasar
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
39/48
39
Kaji status emosi.
Kaji pola dan keadekuatan tidur
tentang pemahaman ibu mengenai
keletihan dan penyebabnya serta
untuk memandu penanganan.
Stress psikologis dapat
menyebabkan depresi, yang
mengakibatkan intoleran
aktivitas yang sama
beratnya dengan stress
fisiologis. Mengidentifikasi
stressor psikologis
membantu merencanakan
intervensi korektif yang
tepat.
Periode terjaga yang lama atau
gangguan tidur yang sering
mengacaukan siklus tidur
normal dan menyebabkan
keletihan serta
ketidakmampuan untuk
menoleransi aktivitas normal.
Perubahan hormonal dapat
mengubah kemampuan ibu
untuk tertidur atau tetap tidur,
yang menyebabkan ibu hamil
berisiko tinggi mengalami
keletihan. Ibu hamil
membutuhkan tidur dan
istirahat lebih banyak
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
40/48
40
dibandingkan ibu tidak hamil
karena peningkatan kebutuhan
metabolism dan kadar
progesterone yang lebih tinggi.
Penyuluhan klien/keluarga
Ajarkan ibu dan keluarga mengenai
tanda keletihan.
Ajarkan tentang perlunya menentukan
prioritas aktivitas.
Jelaskan pada ibu untuk menghindari
aktivitas berat hingga tingkat energy
kembali normal.
Meningkatkan pemahaman ibu
tentang kapan ia mulai letih
sehingga ibu dapat mengurangi
aktivitas atau beristirahat.
Ibu dapat merencanakan untuk
melakukan aktivitas yang
membutuhkan enrgi paling
besar dipagi hari atau setelah
beristirahat. Aktivitas prioritas
rendah dapat ditunda atau
diabaikan saat tingkat energy
terlalu rendah untuk melakukan
aktivitas tersebut dengan aman.
Aktivitas sebelum hamil
mungkin tidak dapat ditileransi
dengan baik selama kehamilan
atau setelah melahirkan, oleh
sebab itu, timgkat aktivitas
membutuhkan modifikasi.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
41/48
41
Ajarkan teknik perawatan diri yang
menghemat energy.
Membantu ibu dalam
menghemat energy denganmeminimalkan knsumsi
oksigen.
Lain-lain
Pertahankan asupan makanan dan
cairan yang adekuat.
Kelompokan tindakan perawatan agar
dapat menyediakan waktu tidur yang
tenang bagi klien.
Anjurkan periode istirahat setelah
beraktivitas, seperti makan, mandi,
merawat bayi, atau ambulasi
Atur lingkungan dengan meletakan
barang yang sering digunakan dalam
jangkauan ibu.
Anjurkan ibu untuk berpartisipasi
dalam perencanaan asuhan penetapan
tujuan.
Bantu perawatan sesuai kebutuhan,
tanpa meningkatkan ketergantungan.
Mencegah kekurangan nutrisi,
kehilangan protein, dan
dehidrasi sel dan atau
hipovolemia.
Membantu ibu mengembalikan
pola tidur normal dan
mengurangi keletihan.
Mencegahaktivitas berlebihan
dan meminimalkan konsumsi
oksigen.
Menghemat energy dan
mencegah keletihan.
Memberi rasa kendali pada ibu
atas perawatannya dan
meningkatkan motivasi ibu
untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Menghemat energy sekaligus
memungkinkan ibu tetap
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
42/48
42
Anjurkan latihan rentang pergerakan
sendi (RPS) aktif dan latihan fisik.
Anjurkan untuk kembali melakukan
aktivitas normal secara bertahap.
Anjurkan untuk mengungkapkan
perasaan tentang keterbatasan
aktivitas.
mengendalikan situaso dan
perawatannya.
Mencegah bahaya terkait
imobilitas ( misalnya
pneumonia, kelemahan otot
atau atrofi, konstipasi,
thrombosis vena provunda,
kekakuan sendi )
Mencegah keletihan sekaligus
membangun ketahanan tubuh.
Membantu mengurangi ansietas
dan meningkatkan koping
terhadap situasi.
6. Diagnosa VI
Ketakutan berhubungan dengan ancaman terhadap kesejahteraan ibu
dan bayi sekunder akibat adanya infeksi.
Tujuan dan kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman tentang risiko pada bayi
Mencari informasi untuk mengurangi ketakutan.
Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi ketakutan
Mengungkapkan kepuasan dengan pengendalian gejala.
Mengungkapkan rasa kendali.
Membedakan antara ancaman nyata dan imajinasi.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
43/48
43
Tindakan keperawatan Rasional
Pengkajian Kaji reaksi terhadap adanya infeksi
dan perbaiki salah konsepsi.
Kaji pengetahuan pasien tentang
penanganan/prosedur, persalinan,
proses melahirkan, asuhan bayi, dan
lain-lain.
Kaji adanya menifestasi fisik dan
rasa takut.
Kaji adanya keletihan dan intoleran
aktivitas.
Untuk menetapkan dasar dalam
perencanaan asuhan. Mengoreksi
konsepsi yang salah dan memberi
informasi actual dapat mengurangi
ketakutan dan ansietas.
Pengkajian berfungsi sebagai dasar
dalam rencana peyuluhan, jika
diperlukan. Ketakutan dapat
disebabkan oleh kesalah pahaman
atau kurang pengetahuan
Ibu mungkin enggan
mengungkapkan rasa takut atau
tidak menyadarinya. Identifikaso
membantu perawat menentukan
tingkat ketakutan dan
merencanakan intervensi yang
tepat.
Keletihan dapat memperbesar rasa
takut.
Penyuluhan klien/keluarga
Jelaskan prosedur dan sensasi yang
mungkin dirasakan (mis, selama
persalinan dan kelahiran, selama
amniosentris )
Ketakutan adalah salah satu faktor
penyebab ansietas paling penting.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
44/48
44
Ajarkan pasangan tentang tindakan
untuk menenangakan pasien selamamengalami situasi yang menakutkan
( missal, gosokan dan tekanan pada
punggung, pengaturan posisi)
Ajarkan teknik perawatan diri guna
meningkatkan kesempataan untuk
mendapatkan hasil yang sehat
(missal, hidrasi, nutrisi, modifikasi
aktivitas, pemeriksaan prenatal)
Aktivitas pengalihan dapat
membantu menyalurkan kembalienergy emosi ibu dan meningkatkan
kenyamanan sehingga mengurangi
rasa takut terhadap episodenyeri
selanjutnya.
Besarnyabahaya pada ibu dan bayi
risiko tinggi dapat diminimalkan
dengan kepatuhan klien.
Menghadapi bahaya dengan
perawatan diri dapat mengurangi
ketakutan.
Lain-lain
Temani pasien untuk meningkatkan
rasa aman dan mengurangi rasa
takut.
Ciptakan suasana yang
menumbuhkan rasa percaya.
Kehadiran dan jaminan dari asuhan
keperawatan yang terampil dapat
mengurangi rasa takut.
Kepercayaan penting untuk
membentuk hubungan. Tanpa rasa
percaya, ketakutan atau ansietas
pendekatan perawat. Dengan
menunjukan sikap yang baik
perhatian yang tulus pada ibu, dan
kompetensi, perawat dapat
menumbuhkan rasa percaya,
yangmembantu klien
mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara terbuka.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
45/48
45
Dorongan klien untuk
mengungkapkan rasa takut dancemas.
Dorong untuk mengungkapkan
faktor yang dapat memperbesar rasa
takut ( missal, perubahan gaya
hidup, kesehatan janin, perubahan
finansial, fungsi keluarga,
keamanan personal )
Berikan aktivitas pengalihan untuk
mengurangi ketegangan.
Dorong klien untuk
mengidentifikasi dan menggunakan
teknik koping yang berhasil
sebelumnya
Mengungkapkan ras takut seseorang
sering kali mengurangi ketakutantersebut.
Rasa kendali diri yang besar dan
keadekuatan dalam menghadapi
bahaya mengurangi rasa takut.
Kewaspadaan meningkatkan
kendali dan mengurangi ketakutan
saat dihadapkan dengan situasi
nyata.
Aktivitas menguras energy dan
menghilangkan reaksi fisik terhadap
rasa takut.
Teknik yang pernah berhasil
sebelumnya kemungkinan akan
berhasil pada setiap situasi
prnyebab stress. Klien cenderung
menggunakan teknik yang
sebelumnya terbukti berhasil.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
46/48
46
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi
sesudah melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau
lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan
mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebakan oleh kuman aerob juga kuman
anaerob.Infeksi bisa terjadi melalui tangan penderita, droplet infeksion, infeksi
rumah sakit (hospital infection), dalam rumah sakit, dan Koitus karena
ketuban pecah.Manifestasi yang muncul bergantung pada tempat-tempat
infeksi, ada infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan
endometrium kemudian bisa menyebar dari tempat-tempat tersebut melalui
vena-vena, jalan limfe dan permukaan endometrium.Bila menyebar maka
manifestasi yang muncul juga dapat memperburuk keadaan penderita.
Peristiwa terjadinya infeksi setelah persalinan yaitu dimana sewaktu
persalinan, bakteri yang mengkoloni servik dan vagina memperoleh akses ke
cairan amnion, dan post partum bakteri-bakteri ini akan menginvasi jaringan
mati di tempat histerektomi. Kemudian terjadi seluletis para metrium dengan
infeksi jaringan ikat fibroareolar retroperitonium panggul.Hal ini dapat
disbabkan oleh penyebaran limfogen ogranisme dari tempat laserasi servik
atau insisi/ laserasi uterus yang terinfeksi. Dengan ini dapat mengakibatkan
berbagai masalah keperawatan seperti hipertemi dan nyeri, dan untuk
intervensi keperawatannya merujuk pada diagnose nanda, nic dan noc. .
B. SARAN
Dengan makalah ini penulis berharap, mahasiswa dapat memahami
konsep teori beserta asuhan keperawatan pada infeksi post partum, karena
infeksi post partum rentan ditemui terutama pada wanita yang mengalami
gangguan pada sistem imun, sebagai tim medis harus berusaha semaksimal
mungkin untuk mencegah terjadinya infeksi pada post partum, sehingga
secara tidak langsung dapat mengurangi morbiditas dan mortalitas.
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
47/48
47
-
8/10/2019 ASKEP INFEKSI PUERPURALIS
48/48
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien Edisi 2.Jakarta : EGC.
Sastrawinata, Sulaiman, et. al. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri
Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC.
Mansjoer, arif, et.al. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga, Cetakan
Kedua.Jakarta : Media Aesculapius.
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Varney, Helen, et.al. 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.
Green carol. J. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi Baru
Lahir.Jakarta : EGC.